You are on page 1of 66

Strategi Pengembangan Ilmu Pembelajaran

2011-02-05 22:55:41 STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU PEMBELAJARAN

LANDASAN DAN ASUMSI


Pikiran ilmuwan pembelajaran sepenuhnya dicurahkan guna mempreskripsikan teori dan/atau model-model untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Perhatian ke arah ini telah berkembang semakin kuat pada dasa-warsa terakhir ini. Begitu banyak teori dan model telah diciptakan untuk memperbaiki metode pembelajaran. Disiplin baru yang lebih spesifik: teknologi pembelajaran, desain pembelajaran, dan ilmu pembelajaran, juga telah dimunculkan untuk menampung teori-teori dan modelmodel yang telah dikembangkan. Akhirnya, pembagian peran dalam bidang pembelajaran juga menjadi lebih khusus: ilmuwan, yang menciptakan dan memvalidasi teori-teori dan konsep-konsep pembelajaran; teknolog, yang mengembangkan prosedur-prosedur pembelajaran; dan teknisi, sebagai pelaksana pembuat produk-produk pembelajaran. Sayang sekali, pengembangan konsep-konsep, teori-teori, dan model-model pembelajaran yang berjalan sejauh ini masih terpisah-pisah satu dengan lainnya. Reigeluth (1983:xi ) mengemukakan: During the past twenty-five years, a young disciplin has developed to so improve instruction. This disciplin about instruction has produce a growing knowledge base about methods of instruction and their effects for defferent kinds of goals, content, and learners. Because it is a very new disciplin, the knowledge that has been generated so far has tended to be piecemeal, and instructional researchers have tended to develop independent "knowledge bases". Moreever, different researchers often use different terms to refer to the same phenemenon, and they often use the same term to refer to different phenomena. The result has been somewhat chaotic. Yang dibutuhkan sekarang adalah "landasan pengetahuan", Reigeluth dan Merrill (1978) menyebutnya dengan knowledge base yang umum untuk memperbaiki metode pembelajaran yang telah ada sekarang ini. Pengetahuan apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki metode pembelajaran? Saat ini, diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis metode yang dapat membuat belajar menjadi lebih mudah, dan lebih menyenangkan bagi

siswa; metode yang lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik tinggi. Metode pembelajaran yang diacu di sini bisa strategi pengorganisasian pembelajaran, mikro dan makro; strategi penyampaian pembelajaran; dan strategi pengelolaan pembelajaran. Yang ketiganya akan menjadi penentu kualitas pembelajaran di bawah kondisi yang ada: karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala, dan karakteristik siswa. Asumsi yang paling dasar, yang harus diletakkan pertama kali, dalam kajian mengenai landasan pengetahuan untuk memperbaiki metode pembelajaran adalah bahwa komponen strategi pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran. Ini tidak berarti bahwa semua komponen strategi memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten terhadap hasil pembelajaran. Yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi dan mendefinisikan secara jelas komponen strategi mana yang memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pembelajaran, dan mana yang tidak. Komponen strategi yang tidak memiliki pengaruh yang konsisten tidak bermanfaat untuk mempreskripsikan landasan pengetahuan yang diinginkan. Konsekuensi dari asumsi dasar ini, bahwa komponen strategi pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil belajar, adalah bahwa kondisi pembelajaran yang berbeda (umpamanya, karakteristik isi bidang studi dan karakteristik siswa) bisa juga memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pembelajaran. Oleh karena itu, landasan pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran harus mencakup pengembangan komponen-komponen strategi baru, yang memiliki pengaruh konsisten, dan identifikasi perbedaan pengaruh yang diakibatkannya yang mungkin disebabkan oleh kondisi yang berbeda. Kegiatan-kegiatan ini dapat dipandang sebagai bidang garapan utama ilmu pembelajaran sebab mencakup pengungkapan hubungan sebab-akibat yang mengaitkan variabel kondisi, metode, dan hasil pembelajaran. Hasil dari kegiatan ini akan berupa teori-teori atau prinsip-prinsip pembelajaran yang sahih. Akhirnya, dalam konteks adanya kebutuhan mengembangkan landasan pengetahuan, prinsip-prinsip dan teori-teori sahih inilah yang menjadi landasan ilmiah upaya untuk memperbaiki metode pembelajaran, yang merupakan sasaran utama ilmu pembelajaran. Aspek lain dari adanya kebutuhan akan landasan pengetahuan adalah pengembangan prosedur-prosedur dalam menerapkan teori-teori serta prinsip-prinsip pembelajaran ini untuk memperbaiki pembelajaran. Kegiatan ini merupakan bidang kajian teknologi pembelajaran sebab mencakup pengembangan cara-cara dalam menerapkan teori dan prinsip pembelajaran untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Reigeluth dan Merrill (1978) mengidentifikasi lima prosedur pokok yang selayaknya menjadi perhatian teknolog pembelajaran: 1. 2. 3. 4. 5. Prosedur mengajar dan/atau merancang pembelajaran yang efektif. Prosedur mendiagnosis kelemahan pembelajaran. Prosedur menilai program pembelajaran. Prosedur memperbaiki pembelajaran. Prosedur mengajar strategi belajar yang efektif untuk siswa.

Prosedur-prosedur sahih yang dikembangkan oleh teknolog pembelajaran ini akan menjadi landasan teknologis dari upaya memperbaiki metode pembelajaran. Setiap teknologi (umpamanya: kedokteran, rekayasa) selalu dikaitkan dengan suatu ilmu (umpamanya: biologi, fisika), dan setiap ilmu berpijak pada konsep-konsep yang didefinisikan secara jelas dan prinsip-prinsip yang telah divalidasi secara empirik. Demikian pula halnya dengan teknologi pembelajaran dan ilmu pembelajaran. Namun harus diakui bahwa usaha mendefinisikan konsep-konsep pembelajaran dan usaha memvalidasi prinsip-prinsip pembelajaran baru mencapai tahap awal. Berdasarkan keterkaitan yang begitu erat antara ilmu dan teknologi pembelajaran, maka perlu ada tahapan prosedural yang dapat diikuti dalam mengembangkan landasan ilmiah dan teknologis upaya perbaikan metode pembelajaran. Empat tahapan yang perlu dilewati dalam pengembangan prinsip-prinsip dan teori-teori pembelajaran: (1) pengembangan hipotesis, (2) klasifikasi variabel, (3) pengembangan prinsip, dan (4) pengembangan teori. Empat tahapan ini hanya diacukan pada kegiatan ilmuwan pembelajaran, sesuai dengan peranannya sebagai pencipta prinsip dan teori pembelajaran. Dengan demikian, hasil kegiatan ini akan memberi landasan ilmiah (teoritik dan konseptual) perbaikan metode pembelajaran. Untuk keperluan pengembangan landasan teknologis, empat tahap itu perlu ditambah dua tahap lagi yang mencakup kegiatan teknolog pembelajaran, yaitu: (5) pengembangan prosedur, dan (6) pengujian prosedur. Pengembangan prosedur dalam menerapkan teori-teori dan model-model pembelajaran untuk memecahkan masalah pembelajaran perlu dilakukan setelah teori dan model divalidasi. Ini berarti ada pengalihan kegiatan dari ilmu ke teknologi, atau dari ilmuwan ke teknolog. Orangnya bisa sama tetapi perannya telah berubah. Prosedur-prosedur pokok yang menjadi perhatian teknolog pembelajaran, seperti telah dikemukakan sebelumnya, dikembangkan menjadi prosedur konkrit, serupa dengan penciptaan "resep memasak". Prosedur ini berupa langkah yang dapat diikuti oleh seseorang untuk memecahkan masalah. Pengujian prosedur dilakukan pada tahap berikutnya. Prosedur-prosedur, yang berupa langkah-langkah konkrit, perlu dievaluasi dan direvisi sesuai masukan hasil evaluasi. Ini dilakukan dengan melakukan uji-coba pada situasi yang sebenarnya dan membandingkan hasilnya dengan hasil program lain, yang mencakup keefektifan, efisiensi, dan daya tarik. Dengan empat tahap kegiatan keilmuan dan dilanjutnya dengan dua tahap teknologis, akan dapat diciptakan landasan ilmiah dan teknologis yang sahih untuk keperluan memperbaiki metode pembelajaran. Usaha ini akan membawa pengaruh langsung pada perbaikan kualitas pembelajaran, yang semuanya merupakan sasaran pokok dari ilmu pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Kooperatif


2011-02-17 11:03:48 Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman temannya di Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dan laki dan perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap 2 minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan flap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor siswa yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu. Prosedur ini akan dijelaskan lebih rinci kemudian. Jigsaw Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan itu. Sebagai contoh, jika materi yang diajarkan itu adalah alat ekskresi, seorang siswa mempelajari tentang ginjal, siswa lain mempelajari tentang hati, siswa yang lain lagi belajar tentang paru-paru, dan yang terakhir belajar tentang kulit. Anggota dan kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi

tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Dengan demikian terdapat kelompok ahli kulit, ahli ginjal, ahli paru-paru, dan ahli hati. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri. Gambar 2 menunjukkan hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli. Menyusul pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa itu dikenai kuis secara individual tentang materi belajar. Dalam Jigsaw versi Slavin, skor tim menggunakan prosedur skoring yang sama dengan STAD. Tim dan individu dengan skortinggi mendapat pengakuan dalam lembar pengakuan mingguan atau dengan cara lain. Investigasi Kelompok (IK) Investigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangan selanjutnya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dan kawan-kawan dan Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik. Dalam penerapan IK ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, bagaimanapun juga, kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam tahap IK seperti berikut ini. 1. Pemilihan topik. Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota flap kelompok menjadi kelompokkelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis. 2. Perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. 3. Implementasi. Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru skara ketat mengikuti kemajuan hap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. 4. Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana inform asi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.

5. Presentasi hasil final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. 6. Evaluasi. Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dan topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Pendekatan Struktural Pendekatan terakhir dalam pembelajaran kooperatif telah dikembangkan oleh Spencer Kagen dkk (Kagen, 1993). Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual. Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam struktur yang terkenal, adalah think-pair-share dan numberedhead-together, yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan dua contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial. Berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu think-pair-share.

Think-pair-share

Strategi think-pair-share tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktutunggu. Pendekatan khusus yang diuraikan di sini mula-mula dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dan Universitas Maryland pada tahun 1985. Ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus di dalam kelas. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di dalam seting seluruh kelompok. Thinkpair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Andaikan guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah dikemukakan. Sekarang guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Ia memilih untuk menggunakan strategi think-pair-share sebagai gantinya tanya jawab seluruh kelas. Ia menerapkan langkah langkah seperti berikut ini. Tahap -1: Thinking (berfikir) Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian

siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap-2: Pairing. Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi wakth 4-5 menit untuk perpasangan. Tahap-3: pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Numberel heads together

Numberel heads together adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dlam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah seperti berikut ini. Langkah-1: Penomoran. Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggota 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Langkah-2: Mengajukan Pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesffik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya Berapakah jumlah propinsi di Indonesia? Atau berbentuk arahan misalnya: Pastikanlah tiap orang mengetahui 5 buah ibu kota propinsi yang terletak di Pulau Sumatera. Langkah-3: Berpikir Bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan flap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Langkah-4: Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. DAFTAR PUSTAKA1997 Classroom Instruction and Management Chapter 3 Cooperative Learning, McGraw-Hill dalam Mohammad Nur 2005 Pembelajaran Kooperatif PSMS Unesa

Keefektifan Pembelajaran Berdasarkan Perolehan Isi Bidang Studi


2011-02-05 22:45:03 Keefektifan pembelajaran berdasarkan perolehan isi bidang studi Bagian ini akan menguraikan dimensi lain untuk mengukur keefektifan pembelajaran yaitu dengan mengaitkannya pada tipe isi apa yang dipelajari dan pada tingkat (unjuk-kerja) apa? Bagaimanapun juga, seperti telah banyak diuraikan sebelumnya, suatu metode pembelajaran seringkali hanya cocok untuk belajar tipe isi tertentu dan di bawah kondisi tertentu. Atau, dengan ungkapan lain, pengaruh optimal suatu metode hanya nampak bila digunakan untuk mempelajari tipe isi tertentu di bawha kondisi tertentu. Ini berarti bahwa utuk belajar tipe isi yang lain dan di bawah kondisi yang lain pula, diperlukan metode pembelajaran yang berbeda. Sebagai contoh, strategi pengorganisasian model elaborasi hanya cocok untuk menata ranah kognitif. Lebih khusus lagi, model Taba (1980), sebagai strategi pengorganisasian tingkat mikro, hanya dimaksudkan untuk belajar konsep dan, karena itu, hanya cocok untuk pembentukan konsep. Model Gagne dan Briggs (1979) lebih jelas lagi mempreskripsikan bahwa suatu hasil belajar memerlukan kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal yang berbeda. Ini selanjutnya tercermin dalam perbedaan tahapan peristiwa pembelajaran untuk tiaptiap hasil belajar. Reigeluth dan Stein (1983) secara tegas mempreskripsikan penggunaan struktur isi (epitome) yang berbeda untuk tipe isi yang berbeda. Struktur konseptual hanya dipakai untuk tipe isi konseptual, struktur prosedural untuk tipe isi prosedur, dan struktur teoritik untuk tipe isi prinsip. Jadi, keefektifan suatu pembelajaran selalu dapat dikaitkan dengan tipe isi bidang studi yang dipelajari. Suatu pembelajaran mungkin tidak efektif untuk belajar tipe isi tertentu, tetapi untuk isi lain, ia bisa amat efektif. Penelitian Degeng (1988) menunjukkan bahwa teori elaborasi lebih efektif untuk belajar konsep daripada untuk belajar informasi verbal. Atas dasar ini, keputusan untuk menetapkan bahwa suatu pembelajaran efektif harus disertai dengan priskripsi efektif untuk tipe isi apa.

Tingkat unjuk-kerja merupakan sisi lain dari pengukuran keefektifan pembelajaran berdasarkan tipe isi yang dipelajari. Bila tipe isi yang dipelajari termasuk ranah kognitif, hirarkhi unjuk-kerja, kalau memakai klasifikasi Bloom (1956), bermula dari pengetahuan, ke pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan akhirnya evaluasi. Pengetahuan adalah tingkat yang paling rendah dalam ranah kognitif menurut klasifikasi Bloom, maju ke tingkat berikutnya menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Keefektifan pembelajaran dalam kaitannya dengan tingkat unjuk-kerja akan menanyakan pada tingkat mana siswa menampilkan unjuk-kerja? Pada tingkat Pengetahuankah? Pemahaman? Atau, tingkat evaluasi? Suatu pembelajaran mungkin akan efektif bila digunakan untuk tingkat unjuk-kerja tertentu, tetapi tidak untuk tingkat unjuk-kerja lainnya. Informasi mengenai ini juga amat penting untuk mempreskripsikan keefektifan sebagai hasil pembelajaran. Selain klasifikasi Bloom, Gagne dan Briggs (1979) juga mempreskripsikan hirarkhi hasil belajar, khusus untuk ketrampilan intelektual. Mulai dari diskriminasi, konsep konkrit, konsep abstrak, kaidah, dan kaidah tingkat yang lebih tinggi (pemecahan masalah). Tingkat unjuk-kerja terendah, diskriminasi, memerlukan kondisi belajar internal dan eksternal yang berbeda dari tingkat unjuk-kerja berikutnya. Keefektifan pembelajaran juga bisa dilihat dari hirarkhi hasil belajar ini. Matriks dua dimensi Merrill (1983): unjuk-kerja dan tipe isi, jelas sekali peranannya untuk pengukuran keefektifan pembelajaran. Selain dapat dilihat dari sisi tipe isi bidang studi yang dipelajari, juga sekaligus dapat menunjukkan pada tingkat mana unjuk-kerja yang diperlihatkan siswa. Apakah pada tingkat mengingat? Menggunakan? Atau, Menemukan? Kalau mengingat, apakah mengingat fakta, konsep, prosedur, atau prinsip? Kalau sampai pada tingkat menggunakan, apakah menggunakan konsep, prosedur, atau prinsip? Akhirnya, apabila mencapai tingkat menemukan, tipe isinya juga dapat dirinci. Apakah menemukan konsep? Prosedur? Ataukah menemukan prinsip? Pengukuran keefektifan pembelajaran yang menekankan ranah sikap juga menggunakan indikator yang serupa. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, bahwa hirarkhi belajar sikap dimulai dari menerima suatu nilai, maju ke tahap merespon nilai itu, terus muncul rasa penghargaan, selanjutnya adanya keinginan untuk mengorganisasi nilai itu ke dalam suatu sistem nilai, dan akhirnya bertindak secara konsisten sesuai dengan nilai yang telah diorganisasinya dan menjadi milikinya. Tingkatan unjuk-kerja ranah sikap ini juga dapat dijadikan indikator pengukuran keefektifan pembelajaran. Pertanyaan yang serupa kembali dapat dimunculkan di sini: "Pembelajaran ini efektif untuk belajar ranah sikap pada tingkat yang mana?" Tingkat menerima suatu nilai? Tingkat merespon? Atau, sampai tingkat terakhir, tindakan yang konsisten? Cara yang sama juga dapat dipakai untuk mempreskripsikan pembelajaran ranah ketrampilan motorik. Dari lima tingkatan ketrampilan motorik yang dikemukakan Simpson (1966), persepsi adalah tingkat yang terendah. Proses ini harus dilalui lebih dulu sebelum maju ke tingkatan berikutnya, yaitu kesiapan.

Adanya kesiapan mental, fisik, dan emosional akan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan. Pada tingkat ini masih merupakan tindakan meniru suatu model (model mengenai ketrampilan yang diajarkan). Tindakan coba-gagal juga sering dilakukan pada tingkat ini, untuk mencapai penguasaan tingkat minimal ketrampilan itu. Penguasaan dengan tingkat kepercayaan minimal ini memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan secara otomatis, yang selanjutnya akan menuju ketingkat penampilan tindakan secara terpola. Pada tingkat kelima ini, seseorang sudah mampu menampilkan suatu tindakan dengan tingkat kecermatan yang amat tinggi. Tingkat keenam, lebih merupakan tindakan alih ketrampilan. Tingkat ini menuntut seseorang untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian tindakan sesuai dengan tuntutan atau persyaratan situasi di mana tindakan itu akan ditampilkan. Pada tingkat ini juga dimungkinkan munculnya pola tindakan baru yang khusus diperlukan untuk memecahkan masalah baru yang dihadapi. Seperti halnya, ranah kognitif dan sikap, tingkatan penguasaan ketrampilan seperti yang diklasifikasi oleh Simpson (1966) ini, juga dapat digunakan sebagai indikator tingkat keefektifan pembelajaran. Tentu saja, hanya pembelajaran yang menekankan pada penguasaan suatu ketrampilan motorik. Pada tingkat manakah siswa menguasai suatu ketrampilan? Pada akhir suatu pembelajaran, apakah siswa berhasil mencapai tingkat keenam, yaitu penyesuaian dan/atau keaslian? Atau, apakah hanya mencapai tingkat sebelumnya, yaitu tindakan terpola? Atau, bahkan mungkin tingkat yang lebih rendah lagi? Dengan melakukan pembandingan tingkat pencapaian ketrampilan dari beberapa metode pembelajaran yang digunakan, akan dapat ditetapkan mana dari metode pembelajaran itu yang paling efektif

Daya Tarik Pembelajaran


2011-02-05 22:26:23 Daya Tarik Pembelajaran Daya tarik, sebagai hasil pembelajaran, erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi. Namun demikian, daya tarik bidang studi, dalam penyampaiannya, akan banyak tergantung pada kualitas pembelajarannya. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengukuran daya tarik pembelajaran dapat dilakukan dengan mengamati apakah siswa ingin terus belajar atau tidak. Jadi, kecenderungan siswa untuk tetap terus belajar bisa terjadi karena daya tarik bidang studi itu sendiri, atau bisa juga karena kualitas pembelajarannya, atau keduanya. Untuk mempreskripsikan daya tarik sebagai hasil pembelajaran, maka tekanan diletakkan pada kualitas pembelajaran, bukan pada daya tarik yang berasal dari bidang studi. Daya Tarik Bidang Studi Pada dasarnya, setiap bidang studi memiliki daya tarik tersendiri, meskipun daya tarik ini amat tergantung pada karakteristik siswa, seperti: bakat, kebutuhan, minat, serta kecenderungan-kecenderungan atau pilihan-pilihan per-seorangan lainnya. Suatu bidang studi memiliki daya tarik tinggi bisa karena sesuai dengan bakat siswa, atau dibutuhkan secara pribadi oleh siswa, atau karena sekedar minat. Daya tarik inilah yang menyebabkan siswa ingin mempelajari bidang studi itu. Namun kecenderungan ini, bagaimanapun juga, dipengaruhi oleh bagaimana bidang studi itu diorganisasi dan disampaikan kepada siswa. Jadi, strategi pengorganisasian pembelajaran dan penyampaian pembelajaran memegang peranan yang amat peting untuk mempertahankan dan sekaligus menunjukkan daya tarik bidang studi. Meskipun demikian, strategi pengelolaan, yang berfungsi untuk menata penggunaan kedua strategi pembelajaran itu, peranannya tak dapat diabaikan. Kualitas Pembelajaran Adalah tugas pembelajaran untuk menunjukkan daya tarik suatu bidang studi kepada siswa. Pembelajaran dapat mengubah semuanya. Suatu bidang studi bisa kehilangan daya tariknya karena kualitas pembelajaran yang rendah. Kualitas pembelajaran selalu terkait dengan penggunaan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan

pembelajaran, di bawah kondisi pembelajaran tertentu. Ini berarti, bahwa untuk mencapai kualitas pembelajaran yang tinggi, bidang studi harus diorganisasi dengan strategi pengorganisasian yang tepat, dan selanjutnya disampaikan kepada siswa dengan strategi penyampaian yang tepat pula. Sebagai hasil pembelajaran, kecenderungan siswa untuk tetap belajar, adalah tanggungjawab pembelajaran, bukan tanggungjawab bidang studi. Pembelajaran lah yang harus mampu membuat bidang studi itu menarik, dan tidak sebaliknya. Bukan karena daya tarik bidang studi, kemudian pembelajaran menjadi menarik. Agar dapat mempreskripsikan strategi pembelajaran yang optimal, maka hubungan antara bidang studi dan pembelajaran, lebih tepat diungkapkan dengan hubungan sebab-akibat. Di sini, pembelajaran sebagai sebab dan daya tarik bidang studi sebagai akibat.

Indikator Daya Tarik


Variabel penting yang dapat digunakan sebagai indikator daya tarik pembelajaran adalah penghargaan dan keinginan lebih (lebih banyak atau lebih lama) yang diperlihatkan oleh siswa. Kedua indikator ini dapat dikaitkan, baik pada bidang studi, maupun pada pembelajaran. Penghargaan dan keinginan untuk lebih banyak mempelajari isi bidang studi, merupakan hasil pembelajaran yang bukan hanya disebabkan oleh daya tarik bidang studi, tetapi terutama disebabkan oleh kualitas pembelajaran yang mampu memciptakan penghargaan dan keinginan itu. Oleh karena itu, maka titik awal pengukuran daya tarik, sebagai hasil pembelajaran, haruslah diletakkan pada variabel metode pembelajaran: strategi pengorganisasian, penyampaian, dan pengelolaan pembelajaran. Variabel inilah yang paling menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

URAIAN TUGAS GURU, WAKASEK, KOORDINATOR LITBANG DAN KARYAWAN SEKOLAH INDONESIA JEDDAH A. Uraian Tugas Guru
1. Hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai 2. Menandatangani daftar hadir 3. Hadir dan meninggalkan kelas tepat waktu 4. Melaksanakan semua tugasnya secara tertib dan teratur 5. Menguasai kurikulum dan materi pelajaran 6. Membuat program tahunan pada setiap awal tahun pelajaran 7. Membuat program semester pada awal semester 8. Membuat persiapan mengajar 9. Melaksanakan praktik untuk mata pelajaran yang memerlukan praktik 10. Melaksanakan ulangan harian dan atau ulangan blok 11. Melaksanakan remedial 12. Memeriksa setiap pekerjaan atau latihan siswa serta mengembalikan secepatnya 13. Membantu pelaksanakan kegiatan ekstra kurikuler 14. Melaksanakan Bimbingan dan Konseling kepada siswa siswinya 15. Mengelola administrasi kelas secara baik dan teratur ( membuat daftar hadir, jurnal kelas, daftar nilai dan leger) 16. Mengisi dan menandatangani jurnal kelas 17. Mengisi rapor setiap akhir semester 18. Mengawasi siswa selama jam istirahat dan waktu sholat dhuhur 19. Berpakaian rapi sesuai ketentuan yang berlaku 20. Mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa setiap kelas 21. Melaksanakan 5 K 22. Memeriksa kebersihan, kerapian dan kelakuan anak setiap saat 23. Mengikuti upacara setiap hari sabtu dan hari besar nasional 24. Mengikuti rapat dinas 25. Tidak meninggalkan kelas/sekolah sebelum seleseai tugasnya 26. Menciptakan suasana yang kondusif dan harmonis dalam mendukung proses belajar mengajar. B. URAIAN TUGAS WK KURIKULUM DAN STAF 1. Memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan dokumen dokumen kurikulum 2. Memfasilitasi guru untuk mengembangkan standar kompetensi setiap mata pelajaran. 3. Memfasilitasi guru untuk menyusun silabus setiap mata pelajaran

4. Memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran. 5. Mengarahkan tenaga kependidikan untuk menyusun rencana dan program pelaksanaan kurikulum 6. Membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses pembelajaran 7. Menggali dan memobilisasi sumber daya pendidikan 8. Mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal 9. Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum 10. Membantu Kepala Sekolah dalam pembagian tugas mengajar guru 11. Menyusun kalender pendidikan 12. Membuat jadwal pembelajaran C. URAIAN TUGAS WK KESISWAAN DAN STAF 1. Mngelola penerimaan siswa baru 2. Mengelola pengembangan bakat, minat, kreatifitas dan kemampuan siswa 3. Mengelola sistem bimbingan dan konseling secara sistematis 4. Memelihara disiplin siswa 5. Menyusun tata tertib siswa 6. Mengupayakan kesiapan belajar siswa ( fisik, mental ) 7. Mengelola sistem pelaporan perkembangan siswa dan mengkoordinasikan studi lanjut 8. Membina kegiatan kesiswaan 9. Mengelola kegiatan ekstra kurikuler 10. Bersama pembina OSIS dan OSIS menyusun program kegiatan kesiswaan D. URAIAN TUGAS WK SARANA PRASARANA DAN STAF 1. Mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah 2. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana sekolah 3. Mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah 4. Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana 5. Mengelola pembelian/pengadaan sarana prasarana sekolah 6. Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah 7. Memonitor dan mengevaluasi pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah 8. Mengkoordinir pembuatan daftar penambahan/pengurangan Sarana dan Prasarana Sekolah. E. URAIAN TUGAS WK HUMAS DAN STAF

Memfasilitasi dan memberdayakan Komite Sekolah sebagai perwujudan pelibatan masyarakat terhadap perkembangan sekolah 2. Mencarai dan mengelola dukungan masyarakat ( dana, pemikiran, moral, dan tenaga ) 3. Menyusun rencana dan program pelibatan orang tua siswa dan masyarakat dalam kegiatan pengembangan sekolah 4. Mempromosikan sekolah kepada masyarakat 5. Membina kerjasama dengan pemerintah setempat dan lembaga terkait. 6. Membina hubungan yang harmonis dengan orang tua siswa 7. Menyelesaikan masalah-maslah administrasi sekolah yang ada hubungannya dengan pemerintah setempat F. URAIAN TUGAS KOORDINATOR LITBANG DAN STAF 1. Pengemdangan Sumber Daya Manusia ( Human resources Development) a. Memfasilitasi In House Training (Penyusunan Program Kerja Kepala Sekolah, Program Kerja Wakasek, RAPBS, b. Pelatihan dan Lokakarya c. Seminar Pendidikan 2. Penelitian a. Meneliti aktifitas sekolah (analisis SWOT) b. Mencari alternatif pemecahan masalah 3. Publikasi dan Dokumentasi a. Melaporkan hasil penelitian b. Mendokumentasikan hasil penelitian dan segala kegiatan litbang c. Mengelola Web Site sekolah bekerjasama dengan OSIS G. URAIAN TUGAS BENDAHARA SEKOLAH 1. Menyiapkan, mengelola dan mempertanggungjawabkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program pengembangan sekolah secara transparan 2. Menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan sumbangan lain yang sah 3. Mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income generating activities 4. Mengelola akuntasi keuangan sekolah 5. Membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari penyandang dana 6. Melaksanakan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan keuangan sekolah secara akuntabel H. URAIAN TUGAS TATA USAHA

1.

1. Melaksanakan administrasi sekolah secara terartur dan tertib 2. Mencatat surat masuk dan keluar secara teratur 3. Membuat surat surat yang diperlukan sekolah 4. Menyimpan arsip surat surat dan dokumen sekolah 5. Memngerjakan buku induk siswa maupun pegawai sekolah 6. Membantu WK Sarana prasarana dalam pembelian peralatan dan perlengkapan sekolah 7. Membantu WK Sarana Prasarana dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

I. URAIAN TUGAS PETUGAS KEBERSIHAN 1. Menyusun rencana kebutuhan peralatan kebersihan sekolah 2. Menyusun pembagian tugas kebersihan 3. Membersihkan tempat/kelas sesuai dengan tugasnya 4. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungannya 5. Membantu Wk Sarana prasarana dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah J. URAIAN TUGAS PENJAGA KEAMANAN SEKOLAH 1. Berada di sekolah sesuai dengan gilirannya 2. Mengamankan sekolah dari gangguan pencurian / kebakaran 3. Berkomunikasi dengan polisi atau lembaga yang terkait dengan keamanan K. URAIAN TUGAS PETUGAS PERPUSTAKAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menata ruangan perpustakaan dengan rapi dan teratur Mendata jumlah buku perpustakaan Merencanakan program kegiatan perpustakaan Mendistribusikan buku buku perpustakaan kepada para siswa Membukukan keluar masuknya buku perpustakaan Memlihara keutuhan dan kelengkapan buku perpustakaan

L. URAIAN TUGAS SOPIR SEKOLAH 1. 2. Mengantar jemput siswa setiap hari secara rutin Mengantar guru/karyawan/siswa pada acara acara tertentu

3.

Menjaga keutuhan kondisi Bis/ Mobil inventaris sekolah

Kepala Sekolah

Dra. Arip Santosa, M.Pd NIP. 131466268

Program Kerja

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga penyusunan Program Pengelolaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Singaraja dapat diselelsaikan, yang berisi Program Pengelolaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Singaraja selaku unit pelaksanaan teknis Pendidikan formal yang mutlak diperlukan sebagai landasan titik tolak segala kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Didalam memuat Program Umum, Program Khusus, Kalender Pendidikan / Program Kerja, Pembagian Tugas Guru / Pegawai, lampiran. Kami sadar bahwa program ini masih jauh dari sempurna sangat mengingat perlukan. keterbatasan Kami kami, baik pengalaman program ini, pengetahuan. Untuk kesempurnaan program ini, kritik dan saran-saran kami berharap semoga Pengelolaan Pendidikan di SMP Negeri 4 Singaraja dapat lebih terarah, guna lebih cepatnya pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian / Latar Belakang Merupakan suatu keharusan dan kewajiban bagi Kepala Sekolah untuk membuat program kerja sekolah guna mencapai sasaran Pendidikan SMP. Berdasarkan tujuan Pendidikan Nasional dan latar belakang yang membuat pokok-pokok osinsial bagi dunia pendidikan pada umumnya di SMP pada khususnya, maka disusun program sebagai landasan secara operasional. Adapun sebagai latar belakang dan motivasi atau dorongan sekaligus kewajiban bagi Kepala Sekolah adalah sbb : 1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tentang tujuan Nasional yakni melindungi segenap Bangsa Indoneisa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2. Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional. 4. Peraturan Menteri Pendidikan No.22 tahun 2006, tentang Standarisasi untuk Sekolah Menengah Pertama. 5. Peraturan Menteri Pendidikan No.23 tahun 2006, tentang standar kompetensi Kelulusan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. 6. Peraturan Menteri Pendidikan No.24 tahun 2006, tentang pelaksanaan peraturan Menteri pendidikan No.22 tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan No.23 tahun 2006.

7. Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2010/2011 8. Rapat Dewan Guru 9. Rapat Komite Sekolah B. 1. Maksud dan Tujuan Dalam pelaksanaannya program sekolah diharapkan dapat dipakai sebagai bahan acuan sehingga pada akhirnya semua kegiatan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya dan mencapai hasil maksimal. 2. Tercapainya sumber daya sekolah seoptimal melalui koordinasi terpadu. C. I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. Bidang Garapan Bidang Umum Bidang Kurikulum Bidang Kesiswaan Bidang Ketenagaan Bidang Sarana/ Prasarana Bidang Keuangan Bidang Ketatausahaan Bidang Supervisi

BIDANG

KEGIATAN 1. Pembuatan Program Kerja Tahunan

BIDANG UMUM

Fungsionalisasi / Ruang lingkup Fungsionalisasi Ketenagaan Rapat - rapat Pembagian tugas mengajar Penyusunan jadwal Penyusunan Perangkat Program Belajar Pelaksanaan PBM

BIDANG KURIKULUM

Evaluasi Ulangan Umum Ujan Akhir Rapat Dewan Guru Kenaikan Kelas Pengayaan Kelas III Penyerahan STTB Penerimaan Peserta Didik Baru Masa Orientasi Siswa III. BIDANG KESISWAAN Bimbingan dan Konseling Pembinaan Siswa Kegiatan Ekstrakurikuler Pembentukan Kegiatan OSIS 1. Pembagian Tugas Peningkatan profesi Guru / Pegawai Pembinaan mental Guru / Pegawai IV. BIDANG KETENAGAAN Pembinaan tugas Guru / Pegawai Pengisian DP-3 Pengisian angka Kredit Laporan Ketenagaan 1. Inventarisasi Sarana / Prasarana BIDANG SARANA / PRASARANA - Sarana kantor - Alat/bahan Laboratorium - Perpustakaan

BAB II TUGAS PENGELOLA SEKOLAH

a.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH Secara garis besar tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah mencakup hal hal sebagai berikut :

a.

Kegiatan sekolah, semua kegiatan yang berkaitan langsung dengan pendidikan sekolah.

b. Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Sekolah dapat menunjuk seorang guru atau beberapa guru yang diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu kegiatan sekolah. c. Kepala Sekolah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah yang dipimpinnya. d. Terhadap kegiatan sekolah yang belum diatur oleh pihak yang berwenang yang sifatnya insidentil dan tidak berpengaruh secara luas, Kepala Sekolah dapat mengambil itu. Kegiatan prakarsa dimaksud sementara dengan bagi segera pelaksanaan kegiatan

dilaporkan kepada Kepala kantor Dinas. e. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya yang intra sekolah f. dan bertugas mengkoordinasi dan melakukan kegiatan ekstrakurikuler dengan bimbingan Kepala Sekolah. Semua kegiatan sekolah pelaksanaan harus berpedoman pada peraturan yang berlaku. g. Kurikulum secara menyeluruh merupakan pedoman dan sumber bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah. h. i. 1. 2. Pengelola sekolah mengadakan pencatatan yang lengkap terhadap semua kegiatan belajar mengajar di sekolah. Setiap awal tahun Kepala Sekolah menyampaikan laporan pertanggung jawaban secara tertulis tentang : Pelaksanaan kegiatan sekolah pada tahun pelajaran baru. Rencana kalender pendidikan untuk tahun pelajaran sedang berjalan Laporan itu disampaikan kepada atasan langsung sesuai dengan prosedur yang berlaku.

b.

TUGAS KEPALA SEKOLAH Kepala Sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisir, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan sekolah dengan perincian sebagai berikut :

1.

Mengatur Proses Belajar Mengajar Program tahunan dan semesteran berdasarkan kalender Jadwal pelajaran pertahun, persemester termasuk penetapan jenis mata pelajaran / bidang pengembangan / bidang pengajaran / bidang keterampilan dan bagian tugas guru Program satuan pelajaran (teori dan praktek) menurut alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan Pelaksanaan ulangan / tes / hasil / evaluasi belajar untuk kenaikan dan ujan akhir Penyusunan kelompok murid / siswa berdasarkan norma penyusunan Penyusunan norma penilaian Pendapatan kenaikan kelas Laporan kemajuan hasil belajar / mengajar Pemantapan peningkatan proses belajar / mengajar Mengatur administrasi kantor Mengatur administrasi murid / siswa Mengatur administrasi pegawai Mengatur administrasi perlengkapan Mengatur administrasi keuangan Mengatur administrasi perpustakaan Mengatur administrasi kesiswaan Mengatur administrasi laboratorium

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Tugas Pokok Komite Sekolah

Bersama pihak sekolah merumuskan dan menetapkan visi dan misi sekolah 1. 2. 3. 4. Menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai dengan program yang ditetapkan Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan standar pelayanan pembelajaran di sekolah Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana strategik pengembangan sekolah Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana kerja tahunan sekolah yang dirumuskan dalam Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS) 5. Membahasdan menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan bagi Kepala Sekolah, guru dan tenaga administrasi sekolah yang berasal dari masyarakat / orangtua 6. Bersama pihak sekolah mengembangkan prestasi unggulan, baik yang bersifat akademis (nilai tes harian, semesteran, dan ujian sekolah / ujian nasional), maupun yang bersifat non-akademis (keagamaan, olahraga, seni dan atau keterampilan) 7. 8. 9. Menghimpun dan menggali sumber dana dari masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas pelayanan di sekolah Mengelola dana yang bersumber dana dari masyarakat luas untuk kepentingan peningkatan layanan pendidikan yang bermutu Menampung dan menyalurkan kontribusi masyarakat yang berupa material dan non material (tenaga, pikiran) yang diberikan kepada sekolah 10. Mengevaluasi kesepakatan pelaksanaan pihak program sekolah, sekolah meliputi sesuai : dengan dengan pengawasan

penggunaan sarana dan prasarana sekolah, pengawasan keuangan secara berkala dan berkesinambungan

11. 12.

Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah dan mencari solusinya bersama pihak sekolah Bersama pihak sekolah mengembangkan kurikulum yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan potensi sekolah untuk menjadi program unggulan

13.

Memberikan motivasi dan penghargaan (baik berupa materi maupun non materi kepada tenaga kependidikan atau pihak lain yang berjasa kepada sekolah sesuai dengan peraturan yang berlaku)

14.

Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan sekolah untuk meningkatkan kualitas pelayanan proses dan hasil pendidikan

15. 16. 17.

Memantau pelaksanaan proses pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah Mengkaji laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Menyampaikan usulan atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah

18.

Bersama pihak sekolah memantau dan mendata anak yang tidak mampu untuk mendapat bantuan keringanan dan / atau pembebasan biaya pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku

19.

Bersama pihak sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi, baik itu yang bersifat akademis ataupun non-akademis

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

1.

RINCIAN TUGAS : WAKASEK MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN Nama NIP TUGAS Dewa Gede Eka Putra, BA 19540128 198303 1 011 Wakasek Manajemen Mutu

Wakasek Manajemen Mutu Pendidikan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun program kerja kegiatan SMP Negeri 4 Singaraja b. Merencanakan dan memantau program audit c. d. Mengidentifikasi dan mengelola program-program untuk perbaikan sistem mutu Menentukan apakah kebijakan dan aktifitas yang diajukan telah memenuhi persyaratan ISO 9001:2000, apakah sesuai dengan produk yang ditawarkan, apakah diterapkan dengan benar, apakah ketidaksesuaian telah diperbaiki e. Melaporkan kepada Kepala Sekolah kondisi dan status dari penerapan sistem manajemen mutu f. Menyusun prosedur Mutu yang diketahui oleh Kepala Sekolah 1 tahun dua kali g. Mengadakan penelitian, Pengembangan tentang mutu secara periodik

Wakasek Manajemen Mutu

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dewa Gede Eka Putra, BA NIP. 19540128 198303 1 011

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

2.

RINCIAN TUGAS : WAKASEK KURIKULUM Nama NIP TUGAS Putu Narayasa, S.Pd 19570615 197903 1 014 Wakasek Kurikulum

Wakasek Kurikulum mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan b. Menyusun pembagian tugas guru c. Menyusun jadwal pelajaran d. Menyusun jadwal evaluasi belajar e. Menyusun pelaksanaan ekstra / UAN / UAS f. Menyusun kriteria dan persyaratan naik / tidak naik kelas, serta lulus / tidak lulus g. Mengkoordinasikan dan mengarahkan menyusun program suatu mata pelajaran h. Menyediakan daftar buku bacaan guru dan siswa i. j. l. Menyusun jadwal penerimaan STTB / NEM beserta bukti tanda terimanya Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan Mengatur pengembangan MGMP dan korrdinator mata pelajaran k. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar m. Melakukan supervisi administrasi dan akademis

n. Mengatasi hambatan hambatan yang dapat mengganggu kelancaran KBM o. Menbuat / menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala / insidentil kepada Kepala Sekolah Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Wakasek Kurikulum

Putu Narayasa, S.Pd NIP. 19570615 197903 1 014

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

3.

RINCIAN TUGAS : WAKASEK KESISWAAN Nama NIP TUGAS Putu Juliani, S.Pd.Ina 19681231 199412 2 035 Wakasek Kesiswaan

Wakasek Kesiswaan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun program pembinaan kesiswaan / OSIS b. c. Melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan siswa / OSIS dalam rangka penegakan disiplin dan tata tertib Membina dan mengadakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan dan kesehatan d. Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS e. Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam keorganisasian f. Menyusun program jadwal dan pembinaan siswa secara berkala dan isidental g. Melakukan pemilihan calon siswa, pemilihan siswa penerima beasiswa

h. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili kegiatan di luar sekolah i. j. Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala dan isidental kepada Kepala Sekolah Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Wakasek Kesiswaan

Putu Juliani, S.Pd.Ina NIP. 19681231 199412 2 035

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

4.

RINCIAN TUGAS : WAKASEK SARANA PRASARANA Nama NIP TUGAS Drs. I Wayan Sudana 19511208 198303 1 009 Wakasek Sarana Prasarana

Wakasek Sarana Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Mendata sarana dan prasarana b. Memelihara dan mengawasi sarana dan prasarana sekolah c. Merencanakan pengadaan dan perawatan sarana prasarana d. e. Membuat dan mengisi buku yang diperlukan untuk inventaris / perlengkapan Mengawasi dan mengecek sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan dan segera mengadakan perbaikan / koordinasi sebagaimana mestinya

f.

Menyediakan / menyimpan alat-alat / bahan untuk meengganti / memperbaiki saran dan prasarana yang rusak / memerlukan perbaikan

g. Membuat dan menyusun laporan keadaan sarana prasarana sekolah setiap semester / tahunan kepada Kepala Sekolah h. Tidak diperkenankan meminjamkan sarana dan prasarana sekolah tanpa seijin dari Kepala Sekolah / ketua Komite

Wakasek Sarana Prasarana

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Drs. I Wayan Sudana NIP. 19511208 198303 1 009

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 1620502 199512 2 002

5.

RINCIAN TUGAS : Kepala Tata Usaha Nama NIP TUGAS Gede Hermawan 19610117 198303 1 019 Kepala Tata Usaha

Kepala Tata USaha mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun Program Kerja Tata Usaha b. Pengurus dan Administrasi ketenagaan dan kesiswaan c. Pembinaan demi pengembangan karier pegawai tata usaha d. Penyusunan dan penyajian data / statistik sekolah e. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K f. Mengkoordinasikan semua kegiatan administrasi sekolah

g.

Melaksanakan pengawasan dan penelitian terhadap semua surat sebelum mendapat pengesahan dari Kepala Sekolah

h. Menyiapkan, menyimpan, menelusuri, menindak lajuti surat yang telah didisposisi oleh Kepala Sekolah i. Melaporkan atas pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan kepada Kepala Sekolah secara berkala / isidental

Kepala Tata USaha

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Gede Hermawan NIP. 19610117 198303 1 019

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

6.

RINCIAN TUGAS : WALI KELAS Wali kelas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan kelas b. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : Denah temoat duduk siswa Papan Absensi siswa Daftar pelajaran Siswa Daftar piket kelas Buku absensi siswa Buku kegiatan belajar mengajar

c. Pengisian dafta bulanan siswa d. Pembuatan catatan khusus tentang siswa e. Pencatatan mutasi siswa

f.

Pengisian buku laporan pendidikan (raport)

g. Pembagian buku pendidikan (raport) h. Mengadakan pengawasan dan pembinaan siswa i. j. Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan 7K di kelas dan di lingkungannya Membuat laporan secara berkala tentang perkembangan kelasnya (jurnal kelas dan daftar hadir siswa) kepada Kepala Urusan Kurikulum / kesiswaan k. Melakukan kunjungan rumah atau mengadakan pemanggilan orang tua / wali terhadap siswa yang mengalami masalah

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

7.

RINCIAN TUGAS : GURU Selaku guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan tanggung jawab guru meliputi :

a.

Membuat program pengajaran / rencana kegiatan belajar mengajar semester / tahunan

b. Membuat suatu pelajaran (persiapan mengajar) c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar d. Melaksanakan kegiatan penilaian belajar (semester / tahunan)

e. Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya f. g. Meneliti daftar hadir siswa sebelum mulai pelajaran Membuat dan menyusun lembar kerja siswa (LKS) untuk mata pelajaran yang memerlukan lembar kerja h. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing masing siswa i. j. Mengatur / merawat kebersihan kelas, ruang praktek, mengembalikan alat / barang pinjaman, pemeliharaan dan perawatan sarana praktek Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan dan pengawasan kebersihan ruangan dan alat-alat praktek lainnya pada setiap akhir pelajaran k. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian dan ulangan umum l. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan m. Membuat alat pelajaran / alat peraga n. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya sendiri o. Mengikuti kegiatan perkembangan kurikulum p. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah q. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

8.

RINCIAN TUGAS : KOORDINATOR LITBANG Nama NIP TUGAS Drs. I Ketut Winawan 19631231 198703 1 265 Koordinator Litbang

Koordinator Litbang mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. b. c. d. e. Meneliti kebijakan kepala sekolah yang telah lewat Mendata dan mendokumentasikan potensi sekolah menyangkut fisik dan non fisik Memberikan masukan kepada kepala sekolah dalam pengambilan keputusan Menyiapkan proposal-proposal program pengembangan sekolah Ikut memonitor pelaksanaan program pengembangan sekolah

Koordinator LITBANG

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Drs. I Ketut Winawan NIP. 19631231 198703 1 265

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

9.

RINCIAN TUGAS : KOORDINATOR BK Nama NIP TUGAS Dewa Made Satriayasa, S.Pd 19651213 198901 1 004 Koordinator BK

Koordinator BK mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun program dan pelaksanaan BK b. c. d. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalahmasalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai e. Melaksanakan penilaian pelaksanaan BK f. Menyusun statistik hasil penilaian BK g. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK i. Menyusun laporan pelaksanaan BK

Koordinator BK

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dewa Made Satriayasa, S.Pd NIP. 19651213 198901 1 004

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

10.

RINCIAN TUGAS : KOORDINATOR PERPUSTAKAAN Nama NIP TUGAS Koordinator Drs. I Ketut Winawan 196311231 198703 1 265 Koordinator Perpustakaan Perpustakaan mempunyai tugas membantu Kepala

Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Membuat program pengelolaan perpustakaan b. Merencanakan pengadaan buku / bahan pustaka c. Selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang perpustakaan d. Membuat perencanaan pengembangan perpustakaan e. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka f. Menginvestasi dan mengadministrasikan buku-buku / bahan pustaka serta masyarakat h. Menyimpan buku-buku perpustakaan secara rapi sesuai dengan aturan i. j. Menyusun tata tertib perpustakaan Memberikan motivasi khususnya kepada siswa dalam upaya meningkatkan minat baca k. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala kepada Kepala Sekolah g. Melakukan ;ayanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya,

Koordinator Perpustakaan

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Drs. I Ketut Winawan NIP. 196311231 198703 1 265

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

11.

RINCIAN TUGAS : KOORDINATOR LAB KOMPUTER Nama NIP TUGAS Nyoman Sedana, A.Ma.Pd 19610319 198403 1 008 Koordinator Lab Komputer

Koordinator Lab Komputer mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. Melaksanakan pengadaan bahan dan alat dalam pengelolaan lab komputer b. Merencanakan penggunaan lab komputer c. Menyiapkan alat menjelang siswa melaksanakan kegiatan praktikum d. Membenahi bahan dan alat selesai kegiatan praktikum e. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan lab komputer f. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat lab komputer g. Memelihara dan memperbaiki alat-alat lab komputer h. Inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat lab komputer i. Menyusun laporan pelaksanan kegiatan lab komputer secara berkala kepada Kepala Sekolah

Koordinator Singaraja

Lab

Komputer

Singaraja, Kepala

SMP

Negeri

Nyoman Sedana, A.Ma.Pd NIP. 19610319 198403 1 008

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

12. a.

RINCIAN TUGAS : GURU PIKET Guru piket membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sbb : Guru piket harus datang lebih awal sebelum proses pembelajaran dimulai

b. Ikut mengontrol kebersihan ruang guru, pegawai dan lingkungan c. Ikut mengontrol kamar mandi, WC Guru dan pegawai d. Mengkondisikan kelas apabila ada guru yang tidak masuk / terlambat e. f. g. Mengantarkan tugas / catatan kepada siswa apabila gurunya berhalangan hadir Boleh masuk ke kelas apabila ingin mengisi jam kelas karena guru bersangkutan tidak mengajar Mengkondisikan siswa untuk belajar sendiri atau baca-baca di perpustakaan, apabila gurunya berhalangan hadir / bahkan tidak ada guru sejenis untuk menggantikan kegiatan pembelajaran h. Mengontrol alokasi waktu proses pembelajaran supaya tidak ada yang dirugikan i. j. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung Berusaha mengatasi hambatan yang dapat mengganggu kelancaran proses pembelajaran k. Mengecek / mencatat absen siswa dan guru dalam buku piket l. Menunggu dengan sabar samapai berakhirnya proses pembelajaran berakhir / selesai m. Mengontrol keadaan sekolah menjelang proses pembelajaran setelah

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

13.

RINCIAN TUGAS : SATPAM SATPAM membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sbb :

a. Menjaga keamanan siswa ketika baru masuk lingkungan sekolah b. Mengawasi / mengatur kendaraan siswa, guru, pegawai secara rapi di tempat parkir c. Mengendalikan lalu lintas di sekitar sekolah d. e. f. Berjaga-jaga selanjutnya Melaporkan jika ada tamu datang kepada guru piket dan kepala sekolah / wakil kepala sekolah Mengantarkan keperluannya g. Menunggui sampai tamu bersangkutan diterima oleh yang diperlukan h. i. j. Meninggalkan ruang tamu, setelah mohon diri kepada guru atau kepala sekolah Berhak mengusir orang luar apabila kehadirannya dapat mengganggu kelancaran proses pembelajaran Mencegah dan melerai siswa apabila ada yang berselisih atau berkelahi dan melaporkan kepada guru piket k. Melarang setiap siswa keluar dari halaman sekolah tanpa ijin dari guru piket l. Menjemput siswa ke kelasnya bila ada yang kena bimbingan atau kena panggilan khusus tamu ke ruang kepala sekolah sesuai dengan di depan kantor untuk melihat perkembangan

m. Mengantar siswa ke orang tuanya apabila ada siswa yang sakit n. Selalu mengisi buku laporan harian satpam

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

14.

RINCIAN TUGAS : WAKASEK HUMAS Nama NIP TUGAS Drs. A.A.Gede Agung Suparta 19660113 199002 1 004 Wakasek Humas

Wakasek Humas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan kegiatan sebagai berikut : a. b. c. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua / wali siswa Membina hubungan yang harmonis antara sekolah dengan komite sekolah Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga sosial lainnya d. Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan instansi pemerintah, baik instansi vertikal maupun horisontal e. Membina pengembangan hubungan dalam rangka menjalani kerjasama dengan alumni

f. g.

Membuat catatan tenatng pengaduan, keluhan, masukkan, kritik dan saran dari orang tua / wali siswa dan masyarakat Menyusun program dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala maupun insidentil kepada kepala sekolah

h. Mengadakan dan menyelenggarakan pameran hasil pendidikan, Bakti Sosial, karya wisata i. j. Mengadakan hubungan dengan dunia usaha dan dunia industri Mensosialisasikan visi, misi, tujuan dan program sekolah kepada masyarakat atau kepala sekolah Kelengkapan administrasi Wakasek Humas 1. SK Mendiknas RI No.004/U/tanggal 2-04-2002 tentang komite sekolah 2. UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional 3. SK Susunan pengurus dan anggota komite sekolah 4. Notulen rapat, daftar hadir pembentukan komite sekolah 5. Anggaran dasara dan Anggaran rumah tangga komite sekolah 6. Struktur organisasi komite sekolah 7. Membuat data sekolah, data orang tua / wali siswa, data dunia usaha dan dunia industri, data hasil belajar siswa 8. Daftar hadir rapat pengurus dan rapat anggota 9. Membuat catatan hubungan masyarakat, agenda dan file surat masuk dan surat keluar

Wakasek Humas

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

Drs. A.A.Gede Agung Suparta NIP. 19660113 199002 1 004

Dra. Ni Putu Karnadhi, M.Si NIP. 19620502 199512 2 002

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 SINGARAJA
Alamat : Jl. Srikandi Babakan, Sambangan. Singaraja Bali 81161 Telp / Fax : (0362)26018 / (0362)32824 E-mail : Smpn4_Singaraja@yahoo.co.id

Deskripsi petugas dan penanggung jawab laboratorium Tenaga yang bertanggung jawab secara langsung dalam hal pengelolaan laboratorium adalah : a. Kepala Sekolah b. Penanggung Jawab c. Penanggugn jawab teknis laboratorium IPA d. Penanggung Jawab laboratorium studi e. Laboran A. Deskripsi tugas Kepala Sekolah 1. Memberikan tugas kepada penanggung jawab laboratorium IPA, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium 2. Memberi tugas kepada penanggung jawab teknis dan laboratorium untuk bertugas di laboratorium 3. Menyediakan dana untuk keperluan operasional laboratorium 4. Memberi bimbingan, pengarahan, monitoring laboratorium dna evaluasi kepada tenaga-tenaga yang bertugas di laboratorium 5. Memberi motivasi pada guru-guru IPA untuk memanfaatkan sarana laboratorium dalam kegiatan belajar mengajar IPA B. Deskripsi tugas penanggung jawab laboratorium IPA

1. Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium 2. Bertanggung jawab atas kelancaran penggunaan laboratorium 3. Mengusulkan kepada Kepala Sekolah tentang pengadaan alat bahan laboratorium C. Deskripsi tugas penanggung jawab teknis Laboratorium IPA 1. Membantu tugas-tugas penanggung jawab laboratorium 2. Dengan atau 3. sepengetahuan laboratorium jawab atas penanggung IPA serta jawab laboratorium IPA, penanggung jawab teknis dan mengecek kelengkapan dan fungsi alat bahan mengawasi yang pengelolaan diketahui laboratorium Bertanggung alat-alat belum penggunaannya oleh guru-guru tersebut D. Deskripsi tugas penanggugn jawab laboratorium bidang studi 1. Melaksanakan kelengkapan administrasi laboratorium masing-masing 2. Bertanggung jawab atas penyimpangan perawatan alat atau bahan laboratorium 3. Mengawasi kebersihan laboratorium 4. Mengusulkan kepada penanggung jawab laboratorium IPA atas pengadaan alat atau bahan IPA yang diperlukan di laboratorium masing-masing E. Deskripsi tugas laboran 1. Mengerjakan administrasi laboratorium 2. Mempersiapkan dan menyiapkan kembali alat atu bahan yang digunakan dalam KBM IPA (Fisika, Biologi) 3. Bertanggung jawab atas kebersihan ruangan dan alat laboratorium 4. Bersama penanggung jawab tekni memperbaiki alat-alat yang rusak atau tidak dapat dipergunakan

Singaraja, Kepala SMP Negeri 4 Singaraja

TIM KURIKULUM

Tim Kurikulum terdiri dari Wakasek Bid. Kurikulum Agustinus Untung P. Tugas Tim antara lain Menyusun program pembelajaran, Menyusun jadwal pelaksanaan ulangan harian bersama dan ujian akhir, Menyusun jadwal pelajaran, ...

Rincian Tugas:

Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Menyusun program pembelajaran Menyusun jadwal pelaksanaan ulangan harian bersama dan ujian akhir Menyusun jadwal pelajaran Menyusun pembagian tugas guru pengajar Menetapkan kriteria penilaian siswa, kenaikan kelas dan penjurusan Menyusun jadwal penerimaan laporan hasil belajar siswa (rapor) dan STTB Mengkoordinir dan mengarahkan penyusunan KTSP Menyusun rekapitulasi daya serap dan target kurikulum Mengadakan pelatihan penilaian berbasis web (SAS Online) Mengawasi proses penilaian (entri skor) oleh guru bidang studi (koordinasi dengan Tim SAS) Melakukan koordinasi dengan Tim kesiswaan, Sarpras, Humas dan TU Membuat laporan kepada Kepala Sekolah

13.
Staf Kurikulum: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Membantu pelaksanaan kegiatan kurikulum Membantu pelaksanaan ulangan harian, ujian akhir dan ujian nasional Membantu penyusunan jadwal pelajaran dan pembagian tugas guru pengajar Membantu kegiatan pemilihan program studi dan kelulusan Membantu penyusunan rekapitulasi daya serap dan target kurikulum Bekerjasama denganTim SAS dalam proses pengolahan nilai dan pencetakan rapor Membuat laporan kepada Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum

7.

Pentingnya Perubahan Kurikulum Pada Tingkat Sekolah


Tag: KTSP kurikulum 1994 Kurikulum Berbasis Kompetensi kurikulum KBK Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pentingnya perubahan Kurikulum perubahan kurikulum strategi sekolah

ilustrasi YOGYAKARTA(Diksia.com)- Perubahan kurikulum pada dasarnya memang dibutuhkan manakala kurikulum yang berlaku (current curriculum) dipandang sudah tidak efektif dan tidak relevan lagi dengan tuntutan dan perkembangan jaman dan setiap perubahan akan mengandung resiko dan konsekuensi tertentu. Perubahan kurikulum yang berskala nasional memang kerapkali mengundang sejumlah pertanyaan dan perdebatan, mengingat dampaknya yang sangat luas serta mengandung resiko yang sangat besar, apalagi kalau perubahan itu dilakukan secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat serta tanpa dasar yang jelas. Namun dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kurikulum pada tingkat sekolah justru perlu dilakukan secara terus ini, perubahan tentunya tidak harus dilakukan secara radikal dan bergantung kepada data hasil evaluasi. Mungkin cukup hanya satu saja yang perlu dirubah. (KTSP), perubahan menerus. Dalam hal menyeluruh, namun atau beberapa aspek

Di Indonesia ada beberapa kurikulum pemerintah yang sudah diterapkan dan sering berubah, antara lain Kurikulum 1994, KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi), KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan berbagai variasi minor di antara ketiganya. Dapat dimaklumi bahwa semenjak pertama kali diberlakukan KTSP yang terkesan mendadak, kegiatan pengembangan kurikulum di sekolah sangat mungkin diawali dengan keterpaksaan demi mematuhi ketentuan yang berlaku, sehingga model yang dikembangkan mungkin saja belum sepenuhnya menggambarkan kebutuhan dan kondisi nyata sekolah. Oleh karena itu, untuk memperoleh model kurikulum yang sesuai, tentunya dibutuhkan perbaikan perbaikan yang secara terus-menerus berdasarkan data

evaluasi, hingga pada akhirnya dapat ditemukan model kurikulum yang lebih sesuai dengan karakteristik dan kondisi nyata sekolah. Justru akan menjadi sesuatu yang aneh dan janggal, kalau saja suatu sekolah semenjak awal memberlakukan KTSP hingga ke depannya tidak pernah melakukan perubahanperubahan apapun. Hampir bisa dipastikan sekolah yang demikian, sama sekali tidak menunjukkan perkembangan alias stagnan. Oleh karena itu, dalam rangka menemukan model kurikulum yang sesuai di sekolah, seyogyanya di sekolah dibentuk tim pengembang kurikulum tingkat sekolah yang bertugas untuk memanage kurikulum di sekolah. Memang saat ini, di sekolah-sekolah sudah ditunjuk petugas khusus yang menangani kurikulum (biasanya dipegang oleh wakasek kurikulum). Namun pada umumnya mereka cenderung disibukkan dengan tugas -tugas yang hanya bersifat rutin dan teknis saja, seperti membuat jadwal pelajaran, melaksanakan ulangan umum atau kegiatan yang bersifat rutin lainnya. Usaha untuk mendesain, mengimplementasikan, dan mengevaluasi serta mengembangan kurikulum yang lebih inovatif tampaknya kurang begitu diperhatikan. Dengan adanya Tim Pengembang Kurikulum di sekolah maka kegiatan manajemen kurikulum mungkin akan jauh lebih terarah, sehingga pada gilirannya pendidikan di sekolah pun akan jauh lebih efektif dan efisien

Kurikulum
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU Kl. VII Kl. VIII Kl. IX 2 2 2 2 2 2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 43 10* 53 2 2 43 10* 53 2 2 43 10* 53

Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Pengetahuan Sosial Seni Budaya Penjas, Olahraga, dan Kesehatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Muatan Lokal 1 Bahasa Jawa 2 Batik (kelas IX), Elektronika (VII), Jumlah Pengembangan Diri JUMLAH

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pendidikan Nasional yang dituangkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara sistem yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk dalam mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu pendidikan nasional sebagaimana tercantum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan

dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan pengelolaan manajemen pendidikan berbasis secara sekolah dan pembaharuan terarah, dan terencana,

berkesinambungan. Pengelolaan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tersebut perlu dilaksanakan dengan rencana yang matang, terukur, dan terfokus sehingga pada pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Rencana kegiatan yang dimaksud diuraikan secara rinci dalam bentuk program kerja yang meliputi tahap-tahap pelaksanaan sesuai dengan kalender pendidikan SMP Negeri 2 Bayongbong dan berpedoman kepada Kurikulum SMP Negeri 2 Bayongbong yang telah disahkan pada tanggal 9 Juli 2009. 1.2 Landasan 1.2.1 Kalender Pendidikan SMP Negeri 2 Bayongbong Tahun Pelajaran 2009/2010. 1.2.2 Permen Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi (SI), Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan pelaksanaan Permen 22, dan 23. 1.2.3 PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

1.3 Tujuan Program Kerja Secara umum tujuan dibuatkan program kerja ini adalah sebagai pedoman atau acuan dalam penyelenggaraan program pendidikan di tingkat di satuan pendidikan dengan agar yang dalam sudah pelaksanaannya diprogramkan. Adapun seacara khusus tujuan dibuatkan program kerja bagi kami PKS urusan kurikulum adalah : Untuk mengukur tingkat pencapaian target kurikulum pada tahun tersebut sesuai dengan yang telah digariskan pada Kalender Pendidikan SMP Negeri 2 Bayongbong tahun pelajaran 2009/2010, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 2 Bayongbong dari tahun ke tahun . Sebagai alat atau bahan untuk mempertanggungjawabkan penyelenggaraan masyarakat. Sebagai dokumen resmi SMP Negeri 2 Bayongbong. pendidikan kepada kepala sekolah dan lapangan sesuai

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN SMP NEGERI 2 BAYONGBONG

2.1 Visi Harapan dari semua komponen satuan pendidikan SMP Negeri 2 Bayongbong adalah menjadikan SMP Negeri 2 Bayongbong sebagai sekolah yang kental dengan sikap Religius, Edukatif Aktif, Lancar dan Inovatif, serta memiliki Siswa yang berprilaku Tertib dan Santun. Dari harapan tersebut kiranya tidaklah terlalu berlebihan, karena hal itu sesuai dengan situasi dan kondisi keseharian warga sekolah. Dengan demikian Visi SMP Negeri 2 Bayongbong adalah menjadi sekolah yang REALISTIS, yaitu akronim dari Religius, Edukatif, Aktif, Lancar, Inovatif, Siswa Tertib, dan Santun. Selain itu, realistis mengandung arti apa adanya, sesuai dengan kenyataan, bisa diterima secara rasional, dan tidak mengada-ada. Visi tersebut diharapkan menjadi citra moral yang

menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang. Selain itu, dapat menjiwai semua warga sekolah dalam melaksanakan proses pendidikan di sekolah. Agar visi yang ditetapkan dapat tercapai, kami rumuskan indikatornya sebagai berikut : 1. Keimanan dan ketakwaan siswa semakin meningkat. 2. Proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan program yang telah ditentukan. 3. Proses pembelajaran bergairah dan menyenangkan. 4. Prestasi akademik siswa semakin meningkat. 5. Disiplin siswa dan warga sekolah lainnya meningkat.

6. Tatakrama siswa semakin baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. 2.2 Misi Misi adalah kiat atau upaya yang dilaksanakan untuk

mewujudkan visi. Adapun misi untuk mewujudkan SMP Negeri 2 Bayongbong sebagai sekolah yang realistis adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. 2. Meningkatkan dengan program. 3. Meningkatkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dengan berlandaskan kepada model-model pembelajaran modern seperti pembelajaran aktif, quantum teaching, dan revolusi cara belajar. 4. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui pembelajaran MGMP rumpun yang ada di sekolah. 5. Meningkatkan disiplin siswa dan warga sekolah lainnya melalui penerapan peraturan sekolah secara konsekwen. 6. Meningkatkan dan menumbuhkan sikap silih asih, silih asuh, silih asah di antara warga sekolah melalui penghayatan pada nilainilai tradisional serta menata etika sopan santun sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. 2.3 Tujuan profesional personal sehingga dapat

melaksanakan KBM yang lancar, bermakna, dan tuntas sesuai

Berdasarkan visi dan misi yang telah dikemukakan di atas, Tujuan SMP Negeri 2 Bayongbong adalah sebagai beikut: 1. Menghasilkan siswa yang berakhlakul kharimah, dengan strategi: a. Membaca ayat suci Al-Quran selama 10 menit di awal jam pelajaran pertama b. Mengucapkan salam setiap bertemu guru, teman dan setiap masuk ruang kantor c. Sun tangan kepada guru d. Selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar 2. Menciptakan pembelajaran yang lancar, tuntas dan bermakna, dengan strategi: a. Menyiapkan rencana pembelajaran, b. Melaksanakan KBM sesuai jadwal dan tepat waktu, c. Mengembangkan pendekatan dalam pembelajaran, d. Memilih metode pembelajaran yang aktif, e. Melaksanakan evaluasi/penilaian kegiatan pembelajaran 3. Menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan, dengan strategi: a. Memilih dan menerapkan model-model pembelajaran modern seperti pembelajaran aktif, quantum teaching, dan revolusi cara belajar.

b. Menerapkan proses belajar yang santai, bergairah, bebas dan menyenangkan. 4. Menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan strategi: a. Melaksanakan pembelajaran dengan pola integral, b. Melaksanakan pembelajaran dengan pemodelan (modeling). 5. Meningkatkan disiplin siswa dan warga sekolah lainnya, dengan strategi: a. Mengikuti upacara bendera setiap hari Senin mulai pukul 07.00, b. Melaksanakan dan mengikuti proses pembelajaran tepat waktu, c. Mentaati tata tertib yang telah ditetapkan oleh sekolah. 6. Menghasilkan lulusan yang memiliki tatakrama, berkepribadian, berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyaraka, dengan strategi: a. Mampu menghargai orag lain, b. Sopan dalam berbicara, santun dalam bertindak, c. Selalu berpakaian rapi, d. Mencintai keindahan lingkungan, e. Toleransi dan sayang kepada orang lain,

f.

Mahir

dalam

keterampilan

rajutan

dan

mampu

mengembangkannya di masyarakat. Tujuan SMP Negeri 2 Bayongbong yang merupakan penjabaran dari visi dan misi tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan ditindaklanjuti setiap kurun waktu tertentu. Hal ini untuk melihat pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sekolah yang dibakukan secara nasional.

BAB III PENGORGANISASIAN PERSONAL 3.1 Organisasi Personal

3.2 Pembagian Tugas Kerja 3.2.1 Kepala Sekolah : Jajang Supriatna, S.Pd., M. Pd. 3.2.2 Wakil Kepala Sekolah : Sudayat Ramli, S. Pd. 3.2.3 Wakasek / PKS a. Wakasek Urusan Kurikulum : Neneng Suangsih, S.Pd. Iin Fitriani, S.Pd., M.Pd b. Wakasek Urusan Kesiswaan : Tati Yeni Handayani, S. Pd.

c. Wakasek Urusan Sarana Prasarana : Cucu Juarsih, S.Pd. d. Wakasek Urusan Humas : Drs. Edi Destari 3.2.4 Seksie / Pengelola a. Perpustakaan : Dra. Ai Julaeha b. Laboratorium : Aminih, S.Pd. c. Pramuka : Dudung M Isnaeni, S.Pd d. Bimbingan Penyuluhan (BP) : Ida Nurfarida, S. Pd. e. Lingkungan (Kebersihan) : Suryaningsih, S.Pd Enok Srikurniawati, S.Pd 3.2.5 Wali Kelas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Wali Kelas Dra. Ai Julaeha Cucu Juarsih, S.Pd Gugun Gunawan Dewi Winayati Entat, S.Pd Ade Hermawan, S.Pd Cepi Ayi Kusyantono, S.Pd Yani Wandiyani, S.Pd Dedeh Lisyanti, S.Pd Tati Yeni H, S.Pd Sudayat Ramly, S.Pd Aminih, A.Md Juju Juariah, S.Pd Garli Gustiani, S.Pd Kelas VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H VII I VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E

15 Euis Lutfiatin, S.Pd 16 Dudung M Isnaeni, S.Pd 17 Asep Hermana, S.Pd 18 19 20 21 22 23 24 Iin Fitriani, S.Pd Ida Nurfarida, S.Pd Enok Srikurniawati, S.Pd Neneng Suangsih, S.Pd Suryaningsih, S.Pd Nana, S.Pd Drs. Edi Destari

VIII F VIII G VIII H IX A IX B IX C IX D IX E IX F IX G

3.3 Guru Mata Pelajaran (Berdasarkan Jurusan) N o 1. Nama Guru Jurusan / Program Studi

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. N Nama Guru o 14. Juju Juariah, S. Pd.. 15. Suryaningsih, S.Pd. 16. Miftah, S. Pd. 17. 18. 19. 20. 21.

Jajang Supriatna, Matematika S.Pd.,M.Pd Sudayat Ramly, S.Pd IPS Sejarah Neneng Suangsih, S.Pd. IPS Ekonomi Tati Yeni H., S. Pd. Bahasa Indonesia Cepi Ayi Kusyantono, S.Pd PKn Sumara Keterampilan Ukir Kayu Cucu Juarsih, S.Pd Elektronika Drs. Edi Destari Pendidikan Agama Islam (PAI) Nana, S.Pd Bahasa Indonesia Dian Suhendar, S.Pd IPA Biologi Ida Nurfarida, S. Pd. Bimbingan Penyuluhan (BP) Iin Fitriani, S. Pd.M.Pd Bahasa Inggris Dra. Ai Julaeha Bahasa Indonesia Jurusan / Program Studi Matematika Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Bahasa Indonesia IPA Biologi Penjaskes Bahasa Inggris Pendidikan Agama Islam (PAI)

Enok Srikurniawati, S.Pd Aminih, S.Pd Ade Hermawan, S.Pd Garli Gustiani, S.Pd Agus Ruhyat, S. Ag.

22. Gugun Gunawan 23. Yani Mulyani, S. Pd.

Karawitan Bahasa Inggris Pendidikan Jasmani dan 24. Anang Safari, S. Pd, M.Pd Kesehatan (Penjaskes) 25. Yani Wandiyani, S. Pd. Bahasa Inggris 26. Dewi Winayati Keterampilan Rajutan 27. Dedeh Listiani, S. Pd. Bahasa Inggris 28. Ade Akhsan, S. Pd. Bahasa Inggris 29. Euis Lutfiatin, S. Pd. Matematika 30. Entat, S. Pd. Matematika 31. Dudung, S. Pd. IPA Biologi 32. Anita Permatasari, S. Pd. IPA 33. Asep Hermana, S.Pd Bahasa Indonesia 34. Wila Nurhalimah, S.Pd Bahasa Indonesia Pendidikan Jasmani dan 35. Cecep Sudarmin, S. Pd. Kesehatan (Penjaskes) 36. Rusli Rusdiana Rajutan Ning Linggar Paramita, 37. IPA Biologi S.Pd 38. Ridwanulloh, S.Pdi Pendidikan Agama Islam (PAI) 39. Ida Farida, S.Pdi Pendidikan Agama Islam (PAI) 40. Fauji Rizal, S.Pd IPS 3.4 Rincian Tugas 3.4.1 Tugas Wakasek Urusan Kurikulum a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. b. Menyusun tugas guru dan jadwal pelajaran. c. Menyusun program pengajaran. d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan

ekstrakurikuler. e. Mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas, kelulusan, laporan kemajuan belajar siswa, serta

pembagian DANUN/US.

laporan

hasil

belajar

siswa

(LHBS),

dan

f. Mengatur program pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. h. Menyusun laporan kegiatan akademik. 3.4.2 Tugas Wali Kelas a. Menyelenggarakan pengelolaan kelas. b. Menyusun administrasi kelas yang meliputi : Denah tempat duduk. Papan absensi siswa. Daftar pelajaran. Daftar piket kelas. Buku absensi kelas. Buku agenda kelas. Tata tertib kelas. c. Menyusun statistik siswa. d. Mengisi daftar kumpulan nilai siswa. e. Membuat catatan khusus tentang siswa. f. Mengisi buku laporan penilaian hasil belajar siswa.

g. Membagikan buku laporan penilaian hasil belajar siswa. 3.4.3 Tugas Guru a. Menyusun perangkat program pengajaran. b. Melaksanakan proses belajar mengajar c. Melaksanakan program penilaian proses belajar, ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian blok (ujian akhir semester). d. Melaksanakan analisis hasil belajar. e. Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. f. Membuat alat bantu pelajaran / alat peraga. g. Mengikuti pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum. h. Melaksanakan tugas tertentu dari sekolah. i. Membuat catatan tentang kemajuan proses belajar siswa. j. Membuat administrasi guru. k. Berpartisipasi dalam usaha kebersihan lingkungan sekolah

kerangka dasar kurikulum dan standar kelulusan dibawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab terhadap pendidikan untuk SD , SMP , SMA , dan SMK serta adepartemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK ( Pasal 17 Ayat 2 ) b. Perencanaan proses Pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembalajaran, Materi agar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau Sekolah memiliki ruang gerak yang luas untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan Variasivariasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, Potensi, dan kebutuhan daerah, serta kondisi siswa. Untuk keperluan di atas, perlu adanya panduan pengembangan silabus untuk setiap mata pelajaran, agar daerah atau sekolah tidak mengalami kesulitan.
D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2. Beragam dan terpadu. Beragam artinya KTSP disusun sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenbis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agam, suku, budaya, adat istiadat, status soial ekonomi dan jender. Terpadu artinya ada keterkaitan antara muatan wajib, muatan lokaldan pengembangan diridalam KTSP.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmi pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan hidup

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake holders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup, termasuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, kalangan dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan keterampilan vokasional adalah kebutuhan yang penting atau suatu keharusan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum ini mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang sejalan dengan arah pengembangan manusia seutuhnya
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional, daerah, untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Antara kedua kepentingan tersebut harus saling mengisi, memberdayakan budaya dan
karakter bangsa sejalan dengan falsafah negara kita Bhinneka Tunggal Ika dalam

kerangka NKRI BAB II TUJUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan : 1. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan Pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
B. Visi dan Misi 1. Visi Sekolah:

Terwujudnya peserta didik yang Beriman, Taqwa, Santun, Unggul dalam Prestasi dan terampil dalam iptek. 2. Misi Sekolah: a.Menumbuhkan semangat untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masingmasing, khusus yang beragama Islam melaksanakan ibadah Sholat dzuhur berjamaah yang terjadwal dan melaksanakan PHBI. b. Menumbuhkan semangat siswa untuk memenuhi ketertiban dan kedisiplinan dalam sekolah secara optimal. c.Melaksanakan Pembelajaran dan bimbingan dengan intensif untuk mencapai ketuntasan belajar dan daya serap yang tinggi. d. Menumbuhkan semangat gemar berolah raga dengan berlatih secara intensif kepada semua warga sekolah. e.Menumbuhkan cinta seni sekaligus mampu berkarya dan berkreasi serta berprestasi dibidang seni dan budaya. f. Meningkatkan keterampilan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. C. Tujuan Sekolah a. Pada akhir tahun pelajaran 2011 / 2012 : a. 95% peserta didik beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. b. 98 % peserta didik menanamkan nilai kesopanan dan kedisiplinan. c. Peningkatan Skor rata-rata semua mata pelajaran dari 0,1 menjadi 0,5. d. Seni Juara 1 Tk. Kabupaten e. Tim Bola Volly menjadi juara tingkat Kabupaten. b. Pada akhir Tahun Pelajaran 2010 / 2011 : a. 82% peserta didik beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa b. 85% peserta didik menanamkan nilai kesopanan dan kedisiplinan

c. Peningkatan skor rata-rata semua mata pelajaran + 0,2 d. Seni juara 2 Tk. Kabupaten e. Tim Bola Voli menjadi juara tingkat Kabupaten f. Tim OSN Masuk sepuluh besar Kabupaten g. Siswa teladan masuk sepuluh besar tingkat Kabupaten
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL). Struktur kurikulum terdiri atas tiga komponen, yakni komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen mata pelajaran dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. Kelompok mata pelajaran estetika; dan 5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Komponen muatan lokal dan pengemabangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum. Struktur kurikulum ini meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, yakni mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan SKL dan SK dan KD mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut. a. Kurikulum ini memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel Struktur Kurikulum.

b. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal telah ditentukan oleh sekolah. c. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

You might also like