You are on page 1of 7

JENIS ZAKAT HARTA YANG DISEBUTKAN DALAM TEKS SYARI'AT Mukoddimah Allah swt.

Telah memberikan tuntunan kepada kita dalam semua urusan agama, ada yang diterangkan secara terperinci, ada juga yang berupa kaidah- kaidah umum, yang penjabarannya diserahkan kepada umat islam dari masa ke masa sesuai dengan kondisi masing- masing. Dengan demikian agama ini akan senantiasa eksis dan memberikan solusi riil terhadap problematika umat yang selalu muncul. Dengan demikian juga halnya zakat, islam telah memberikan kaidah- kaidah umum yang berlaku disepanjang masa dalam kondisi apapun. Al quran dan sunnah telah menyebutkan beberapa harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Namun demikian bukan berarti harta yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya harta yang disebutkan saja, karena dalam ushul figh kita mengenal yang namanya qiyas, dari harta yang tercantum dalam teks itu dapat kita qiyaskan untuk harta2 yang lain. Bahkan para ulama mengambil suatu kongklusi bahwa harta yang diwajibkan zakat adalah harta yang berkembang ( ada unsure nama') Dari sini, untuk mengetahui harta2 yang wajib dikeluarkan zakatnya, terlebih dahulu kita harus mengetahui harta yang telah disebutkan dalam alqur'an dan as sunnah. Selanjutnya kita akan bisa menganologikan harta- lain yang semisalnya. Harta- harta tersebut adalah: Emas dan Perak (naqdain), barang komoditi ( tijarah), hasil- hasil pertanian dan buah- buahan ( zira'ah wa tsimar), binatang ternak (an'am), hasil tambang dan harta karun temuan ( al ma'adin wa al rikaz). A.ZAKAT NAGDAIN ( EMAS DAN PERAK). Diantara harta yang wajib dizakati yang disebutkan dalam teks syari'ah adalah emas dan perak. Termasuk dalam kategori zakat ini juga uang, kertas- kertas berharga dan yang semisalnya. Penghitungan zalat emas dan perak atau sejenisnya dilakukan pada akhir tahun , harganya disesuaikan dengan harga pasar pada saat itu. Batas Nishab EMAS adalah 20 dinar (seharga 85 gram emas murni). Sedang batas nishab Perak adalah 200 dirham( setara 672 gram perak). Jika seseorang memiliki emas dan perak atau uang senilai harga emas 85 gram ini, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Kalau misalnya 1 gram emas seharga LE 100,-, berarti batas minimal wajib zakat senilai LE 8500,-,. Dan kadar yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 2,5% berdasarkan penghitungan tahun hijriyah, dan 2,575% berdasarkan hitungan tahun masehi. Sebelum menghitung harta ini sebagai obyek wajib zakat, dikeluarkan dulu harta yang dipergunakan untuk melunasi hutang yang harus dibayar saat itu kalau ada. Contoh penghitungan : Ahmad pada akhir tahun 1420 H. memiliki uang LE 30.000,- tapi dia mempunyai tanggungan hutang yang harus dibayarsaat itu LE 10.000,Maka cara menghitung zakatnya adalah sebagai berikut: OBYEK ZAKAT ( uang sebesar le 30.000) - ( hutang yang harus dibayar sebesar le 10.000)= le 20.000,-

Jadi kadar zakat yang harus dikeluarkan :le 20.000 x 2,5% =le 500,B. ZAKAT HASIL- HASIL PERTANIAN DAN BUAH- BUAHAN Nishab hasil pertanian dan buah- buahan adalah 5 aushuq (atau dalam ukuran sekarang sebanyak 653 kg hasil pertanian masyarakat setempat, sekitar le. 2.500,-. Maka seseorang yang memetik hasil pertanian mencapai batas ini, diwajibkan mengeluarkan zakat. Sedang kadar wajib zakat yang harus dikeluarkan adalah 10% bagi tanaman yang di airi dengan air hujan atau pengairannya tidak membutuhkan biaya, dan 5%bagi tanaman yang di airi dengan alat atau yang memakan biaya dalam pengairannya. Cara mengeluarkan zakat hasil pertanian dan buah- buahan adalah ketika panen, tidak disyaratkan mencapai satu tahun seperti zakat emas dan barang- barang komoditi di atas. Pada dasarnya, yang dikeluarkan dari zakat tanaman adalah jenis hasil panen dari tanaman maupun buah- buahan tersebut, namun boleh juga dikeluarkan seharga hasil tanaman atau buah tersebut jika lebih bermanfaat bagi para fakir miskin ( menurut madzhab yang membolehkan). Kemudian ada perbedaan pendapat dalam masalah boleh tidaknya memotong biaya penanaman dari hasil panen atau tanaman atau buah- buahan tersebut. 1.pendapat pertama : tidak boleh dipotong dengan biaya penanaman. 2.kedua : boleh dipotong dengan biaya penanaman, sehingga zakat diambil dari hasil- hasil bersih. 3.ketiga : boleh dipotong dengan syarat tidak lebih dari sepertiga hasil panen. Dan pendapat ketiga ini yang diambil oleh lembaga zakat internasional. Demikian juga ada perbedaan pendapat dalam maslah boleh tidaknya memotong hasil panen untuk melunasi hutang yang harus dibayar saat itu, namun pendapat yang kuat seperti yang di rajihkan oleh Dr, Yusuf Qardhawi adalah yang mengatakan boleh memotong hasil panen untuk membayar hutang, kemudian baru dihitung untuk dibayarkan zakatnya. Jadi kadar zakat yang harus dikeluarkan berdasarkan pendapat yang rajah adalah sebagai berikut: harga hasil panen- (biaya operasional + hutang yang harus dilunasi saat itu). Contoh penghitungan: Seorang petani mendapatkan hasil panen gandum seharga le; 50.000. biaya pembelian biji dan operasional menghabiskan ; le 12.000. mempunyai hutang yang harus dibayar saat panen ; le 8.000. maka obyek zakatnya adalah : 50.000 (12.000 +8.000)= 30.000. kadar zakat yang wajib dikeluarkan ; 30.000x 5%= le 1.500,-. C. ZAKAT BARANG KOMODITI ('URUDH TIJARAH)

Yang dimaksud barang komoditi ( urudh tijarah) adalah semua barang yang diniatkan untuk diperdagangkan. Nishab barang komoditi adalah senilai harga 85 gram emas, dan zakat yang wajib dikeluarkan adalah 2,5%. Dalam zakat barang komoditi ini, yang dihitung adalah barangbarang yang diputar dalam berdagang, sedang barang- barang pendukung yang tidak diperdagangkan seperti bangunan, peralatan kantor ( computer, meja, kursi dll) tidak dihitung sebagai obyek zakat. Demikian juga tidak termasuk dalam hitungan zakat biaya awal pendirian kegiatan bisnis, juga pemasukan bertempo jangka panjang yang sulit untuk dicairkan. Penghitungan zakat barang komoditi dilakukan setelah memcapai masa satu tahun (haul) tanpa memperhatikan fluktuasi yang terjadi sepanjang tahun, dari awal tahun sampai penghitungan zakat. Jika seseorang memiliki beberapa jenis barang dagangan bisa digabung penghitungannya untuk mempermudah dalam mengeluarkan zakatnya, misalnya penjual computer pada saat yang sama menjual barang- barang tekstil, maka dalam penghitungannya bisa digabung, namun bisa juga dikeluarkan sendiri- sendiri. Contoh Penghitungan: Seorang pedagang sepatu memilikisejumlah sepatu seharga le 70.000,- laba yang diperoleh le. 40.000,- dia mempunyai tanggungan (hutang dan bayar pajak); le 60.000. Maka cara menghitungnya; Obyek zakat ; le 110.000- 60.000= 50.000 Kadar wajib zakat ; le le 50.000 x 2,5,%= le 1.250. D.ZAKAT BINATANG TERNAK (AL AN'AM). Yang dimasksud binatang ternak adalah: Onta, sapi, kambing, dan sejenisnya dengan ketiga binantang ini. Binatang- binatang jenis ini yang dimaksudkan untuk ternak, semua wajib dizakati jika mencapai nishab dan telah mencapai satu tahun, kecuali yang dipekerjakan, seperti di pergunakan untuk mengangkut barang, membajak sawah dan semisalnya. Menurut pendapat ulama kontemporer tidak dibedakan antara binatang ternak yang digembalakan dipadang rumput dan yang diberi makanan dengan biaya, semua wajib dizakati, hal ini seperti yang difatwakan oleh lembaga- lembaga syari'iat zakat. Penghitungan zakat ternak ini dilakukan pada akhir tahun, jika binatang- binatang ternak dewasa telah mencapai nishab, maka yang kecil- kecilpun ikut dihitung. Nishab2 binatang ternak ini adalah sebagai berikut: -nishab Onta; 5 ekor -Nishab sapi; 30 ekor

- nishab kambing; 40 ekor Binatang ternak yang dikeluarkan diambil dari yang sedang, bukan yang jelek- jelek, namun tidak disyari'iatkan dari yang terbaik. Kadar yang dikeluarkan diambil dari jenis binatang yang wajib dizakati, sebagaimana boleh dibayar dengan harga menurut sebagian fuqaha jika hal tersebut lebih bermanfaat bagi orang- orang fakir. Dalam penghitungan dibolehkan menggabungkan binatang- binatang ternak yang yang satu jenis agar totalnya mencapai nishab, seperti sapi digabung dengan kerbau, kambing kacang digabung dengan jenis kambing lain. Dan penggabungan tidak boleh dilakukan antara jenis yang berbeda, seperti onta dengan kambing, atau sapi dengan onta. Penghitungan kadar zakat binatang ternak; a. Onta 1-4 tidak wajib zakat 5-9 zakatnya 1 kambing (sya) 10- 14 15- 19 20- 24 25- 24 36- 45 46- 60 61- 75 76- 90 2 kambing 3 kambing 4 kambing 1 bintu makhadh 1 bintu labun 1 hiqah 1 jadza'ah 2 bintu labun

91- 120 2 hiqah 121- 129 3 bintu labun 140- 149 2 hiqah & 1 bintu labun 150- 159 3 hiqah 160- 169 4 bintu labun

170- 179 3 bintu labun& 1 hiqah 180- 189 2 bintu labun& 2 hiqah 190- 199 3 hiqah & 1 bintu 200- 209 5 bintu labun& 4 hiqah Dan seterusnya. b.SAPI 1- 29 30-39 40-59 60- 69 70- 79 80-89 90-99 100-109 120-129 tidak wajib zakat 1 tabi' 1 musinnah 2 tabi' 1 musinnah & 1 tabi' 2 musinnah 3 tabi' 1 musinnah& 2 tabi' 3 musinnah /4 tabi'

Dan seterusnya Dalam setiap kelipatan 30 zakatnya 1 tabi' dan setiap kelipatan 40 zakatnya 1 musinnah. c. KAMBING 1- 39 40-120 tidak wajib zakat 1 kambing

121-200 2 kambing 201- 299 3 kambing 300-399 4 kambing

Dan seterusnya. Setiap 100 ekor zakatnya 1 kambing. E. ZAKATNYA HARTA KARUN (RIKAZ) DAN BARANG TAMBANG Rikaz adalah harta mewah yang ditemukan tertimbun diperut bumi, baik berupa barang tambang seperti emas, perak, timah, dan yang semisalnya maupun barang lain yang mempunyai nilai dan manfaat dimata syari'ah. Dengan demikian masuk kedalam rikaz ; harta- harta karun, kekayaan yang diambil dari laut dan sungai, seperti ikan, batu- batuan dan barang- barang tambang. Zakat rikaz wajib dikeluarkan saat didapatkan jika sudah mencapai kriteria sebagai barang berkembang secara sempurna dan bisa digunakan dengan kondisinya sebagai bahan mentah. Jika barang tersebut masih membutuhkan proses yang panjang untuk dapat ditashorufkan, maka masuk kedalam kategori zakat industry, bukan zakat rikaz. Penghitungan zakat rikaz dilakukan setelah dipotong dengan biaya operasional diqiyaskan dengan zakat tanaman menurut pendapat sebagian fuqaha'. Menurut pendapat yang rajah, nishab rikaz adalah senilai 85 gram emas. Kadar zakat yang wajib dikeluarkan dari rikaz adalah 20%, sebagaimana dituturkan dalam sebuah hadist; " wafi ar rikazi al khumus" (HR. jama'ah). Hanya saja dalam masalah boleh tidaknya memotong biaya operasional penggalian, transportasi dan distrubusi, para fuqaha' berbeda pendapat. Sebagian mengatakan kadar yang wajib dikeluarkan adalah 20% dari hasil yang dicapai secara global, ada yang mengatakan 10% dari hasil bersih. Dr. Husein Syahatah merajihkan pendapat yang membolehkan penurangan atas biaya operasional dll. Karena barangkali dahulu ketika para fuqaha mengharuskan dikeluarkannya 20% barang yang ditemukan tidak memakan biaya seperti harta karun misalnya, sedang sekarang semua barang tambang dalam proses untuk mendapatkannya memakan biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian, harta rikaz yang tidak memakan biaya dalam mendapatkannya seperti penemuan harta karun, kadar wajib zakatnya; 20% sedang yang memakan biaya besar seperti barang tambang mentah, maka kadar zakat yang wajib dikeluarkan adalah; 10%. Contoh penghitungan zakat rikaz; Ahmad menemukan harta karun seharga; le 50.000 Mengeluarkan biaya untuk pembersihan le 10.000 Maka obyek yang wajib dizakatkan; 50.000- 10.000= 40.000 Kadar yang wajib dikeluarkan ; 40.000x 20%= le 8.000

IKhtitam Penunaian zakat merupakan salah satu manifestasi dari ketaqwaan kita terhadap Allah Swt. Berbahagialah orang- orang yang dikaruniai Allah keimanan, dan mau melaksanakan perintahperintah allah serta menjauhi laranganNYA. Inilah yang dinamakan taqwa, karena orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Semoga kita termasuk orang- orang yang bertaqwa.Aamien

Referensi; -Dr. Qardhawi, Figh Zakat -Dr. Husein Syahatah, Al Tathbiiq al mu'ashir li az zakah -Dr. Husen Syahatah, kaifa tahsibu zakata malika -Dr. Rafiq Yunus Al Misri, lughzu al nama' fi az zakah -Markas Shalih al Kamil li al iqtishad al Islam, Abhats daurah"daur az zakah wa al waqf fi al takhfif min hiddati al faqr - FOZ, Undang- Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.

You might also like