You are on page 1of 4

Jakarta, wahidinstitute.org Pemikir muda Nahdhatul Ulama dan peneliti the WAHID Institute Abd.

Moqsith Ghazali berhasil meraih gelar Doktor Bidang Tafsir dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (13/12/2007) malam, dengan predikat memuaskan (cumlaude). Di hadapan para penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Azyumardi Azra (Penguji dan Ketua Sidang), Prof. Dr. Salman Harun, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, Prof. Dr. Suwito, Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara dan DR. Zainun Kamal, ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Pluralitas Umat Beragama dalam alQuran: Kajian terhadap Ayat Pluralis dan Tidak Pluralis. Ruang sidang, Aula Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sesak dipadati peserta. Dalam disertarinya, ayah dua putera ini menunjukkan, bahwa di dalam al-Quran ada kontradiksi (taarudl) antara ayat yang mendukung pluralisme dan yang menolaknya. Misalnya, ada ayat berbunyi la ikraha fi al-din (tidak ada paksaan dalam beragama), di samping ada juga ayat faqtulu al-musyrikin (bunuhlah orang-orang musyrik). Menurut Moqsith, kelompok pendukung pluralisme biasanya gemar mengutip ayat pertama dengan mengabaikan ayat kedua. Sementara kelompok penentang pluralisme gemar mengutip ayat kedua dengan mengabaikan ayat pertama. Inilah yang saya tulis secara berimbang dalam disertasi itu, ujarnya. Tujuh dari delapan pengujinya menyatakan puas dengan disertasi Moqsith. Seperti disampaikan Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIN Jakarta Azyumardi Azra. Ini hasil penelitian. Promovendus (pihak teruji) bisa mempertahankan argumennya, kata Moqsith menirukan Azyumardi. Sebaliknya Prof. Dr. Salman Harun tidak puas dengan disertasi itu. Diceritakan Moqsith, anggota Tim Pentafsir al-Qur'an Departemen Agama itu bahkan mencapnya telah melakukan pemurtadan dan menyembunyikan tafsir-tafsir ulama klasik yang menolak pluralisme. Dia bilang, disertasi seperti ini kok bisa lulus, ungkap Moqsith. Menanggapi Harun, Moqsith beralasan, dirinya mengungkapkan semua fakta di disertasinya secara berimbang. Kalau saya cenderung pada salah satu pendapat, itu kan soal pilihan, katanya berargumen. Yang jelas, kata Moqsith, dirinya akan menghormati respon apapun yang muncul dari masyarakat, termasuk yang menentangnya. Itu konsekuensi, katanya kalem. Menanggapi capaian rekannya ini, mantan Koordinator JIL Ulil Abshar-Abdalla mengungkapkan kebahagiaannya. Saya ingin menyampaikan selamat kepada teman saya, Abdul Moqsith Ghazali, aktivis JIL, kader NU dan santri Situbondo yang sangat cerdas dan saleh, karena telah berhasil mempertahankan disertasinya di UIN Jakarta secara memuaskan,

tulis mahasiswa program doktoral Department of Near Eastern Languages and Civilizations Harvard University dalam surat elektroniknya. Ada juga yang menganjurkan disertasinya segera dicetak menjadi buku dan diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. Segera terjemahkan ke dalam Bahasa Arab, tulis cendikiawan Muslim Djohan Effendi. Walau menyandang gelar doktor, Moqsith tetaplah seorang yang rendah hati. Perbedaan doktor dan bukan doktor hanya terletak pada selembar ijazah. Orang bisa memiliki karya brilian, tapi dia tidak bisa disebut doktor kalau tidak sekolah S3, katanya merendah. Doktor itu nama belaka, imbuh Moqsith.

Ujian Penilaian Naskah Disertasi/Kelayakan


Posted Mon, 23/11/2009 - 11:23am by Admin Berdasarkan Peraturan Rektor Nomor 9112/JO3/PP/2008 tentang Pendidikan Program Doktor Program Pascasarjana Universitas Airlangga : 1. Naskah disertasi disusun menurut format penulisan yang ditetapkan oleh Program Pascasarjana, ditulis sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak mengandung unsur plagiat dan atau replikasi. 2. Sebelum diajukan pada ujian akhir tahap I, naskah disertasi wajib dipresentasikan oleh calon doktor pada ujian penilaian naskah disertasi. 3. Ujian penilaian naskah disertasi dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan setelah ujian penilaian usulan penelitian untuk naskah disertasi 4. Ujian penilaian naskah disertasi selambat-lambatnya pada akhir semester VIII. Apabila ujian belum dilaksanakan, maka Program Pascasarjana akan membuat surat peringatan/teguran. 5. Peserta program yang tidak menyerahkan laporan perkembangan studi/progress report, dengan mengetahui Ketua Program Studi, setelah 2 minggu diterimanya surat teguran akan diusulkan oleh Program Pascasarana kepada Rektor sebagai peserta program gagal studi. 6. Ujian penilaian naskah disertasi dilaksanakan oleh panitia penilai naskah disertasi yang terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga akademik, termasuk Promotor dan Ko-promotor yang diusulkan oleh Promotor dan ditetapkan oleh Direktur dengan pertimbangan Ketua Minat Studi dan Ketua Program Studi (KPS). 7. Ujian penilaian naskah disertasi hanya dapat dilaksanakan dan memberi keputusan, apabila dihadiri sekurang-kurangnya 5 (lima) orang panitia penilai naskah disertasi, termasuk Promotor dan Ko-promotor. 8. Panitia penilai naskah disertasi sedapat mungkin sama dengan panitia penilai usulan penelitian untuk disertasi.

9. Panitia penilai naskah disertasi bertugas memberikan koreksi, masukan dan penyempurnaan terhadap naskah disertasi yang akan diajukan sebagai materi ujian akhir tahap pertama (tertutup). Terhadap naskah disertasi, Panitia Penilai memutuskan: a. Dapat/tidak dapat diajukan untuk ujian tahap I. b. Diseminarkan kembali untuk ujian perbaikan, yang wajib dilaksanakan selambatlambatnya 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal ujian pertama. 10. Materi ujian penilaian naskah disertasi mencakup substansi dan metodologi keilmuan. 11. Perbaikan yang dituangkan dalam naskah disertasi wajib mendapat persetujuan dari semua anggota penilai naskah disertasi yang dibuktikan dengan mengisi lembar persetujuan perbaikan yang disediakan oleh Program Pascasarjana. Promotor menandatangani lembar persetujuan sebagai hasil proses evaluasi seminar, setelah panitia penguji yang lain. 12. Ujian akhir tahap I (tertutup) dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah ujian. Berita Acara perbaikan ujian penilaian naskah disertasi wajib dilampirkan pada permohonan ujian akhir tahap pertama (tertutup). 13. Apabila batas waktu yang ditetapkan dilampaui, maka calon doktor dikenakan sanksi akademik. Prosedur yang dilakukan untuk mengajukan permohonan ujian penilaian naskah disertasi adalah sebagai berikut : 1. Calon doktor mengajukan permohonan penilaian naskah disertasi dengan mengambil dan mengisi form permohonan penilaian naskah disertasi di bagian akademik (pelayanan ujian). 2. Form permohonan penilaian naskah disertasi berisi data calon doktor (Nama, NIM, Program Studi), rencana pelaksanaan penilaian naskah disertasi (hari/tgl, waktu) dan susunan tim penilai yang diusulkan oleh Promotor. 3. Form yang sudah diisi dan ditandatangani oleh Promotor dan Ketua Program KPS diserahkan ke bagian umum (pelayanan surat menyurat) untuk dicatat dalam agenda surat masuk (dicatat no.urut, nama pengirim, tanggal, no. surat, dan perihal surat), dicatat pada Lembar Disposisi Surat Masuk (sicatat tanggal, nomor dan tujuan surat) dan dicopy untuk arsip. 4. Dari bagian umum, form permohonan ujian di-acc oleh Kasubag TU dan diteruskan ke Sekretaris Direktur. Sebelum dimintakan disposisi Direktur, surat dicatat di agenda masuk Sekretaris Direktur. 5. Setelah Direktur memberikan disposisi, form diserahkan kembali ke Sekretaris (dicatat dulu di agenda surat keluar) untuk diteruskan ke Kasubag Tata Usaha dan selanjutnya ke Kaur Akademik. 6. Petugas pelayanan ujian di bagian akademik selanjutnya menyiapkan Surat Mohon Kesediaan menjadi panitia penilaian naskah disertasi (dengan dilampiri pernyataan kesediaan sebagai panitia penilaian naskah disertasi) 7. Surat beserta lampirannya dimintakan persetujuan kepada Kaur Akademik dan Kasubag Tata Usaha; setelah itu diteruskan ke Sekretaris Direktur. Di sekretaris, surat ini dicatat dalam agenda surat masuk, kemudian dimintakan tanda tangan dari Direktur. 8. Setelah surat ditandatangani Direktur, Sekretaris mengembalikan ke Kasubag Tata Usaha untuk diteruskan kepada panitia penilaian naskah disertasi melalui bagian umum.

9. Sebelum diserahkan ke bagian ekspedisi untuk dikirim, bagian pelayanan surat menyurat mencatat dalam agenda surat keluar dan meng-copy untuk asrsip serta memperbanyak sejumlah panitia ujian. 10. Surat pernyataan kesediaan yang diterima panitia penilaian naskah disertasi harus segera diisi dan dikembalikan ke bagian pelayanan ujian di bagian akademik sebagai dasar pembuatan berita acara penilaian naskah disertasi. 11. Pada saat ujian, berita acara ini diserahkan kepada panitia sebagai bentuk evaluasi apakah naskah disertasi calon doktor dapat diajukan ke ujian tahap I atau harus diuji kembali. 12. Naskah Disertasi diberikan ke bagian akademik (pelayanan ujian) selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum ujian penilaian naskah disertasi sebanyak 8 eksemplar, yaitu 7 untuk panitia penguji dan 1 untuk arsip

You might also like