You are on page 1of 6

BERFIKIR KREATIF

Bambang S. Wibowo, Dipl. Rad

Gedung Ash Shoffaniyyah, Jl. Raya Hankam No. 82 Pondok Gede Jatiwarna BEKASI 17415 8454071

BERFIKIR KREATIF

Bambang S. Wibowo, Dipl. Rad I. PENDAHULUAN

enguin raksasa, burung gajah, dll, adalah bagian dari binatang yang tidak akan pernah lagi dilihat didunia, saat ini ada 400 species dalam daftar tunggu yang akan segera punah. Bagaimana dengan manusia ?? yaitu secara species tidak punah, tetapi --institusi mereka yang punah dan tersingkir !! Beberapa tahun terakhir ini ada beberapa institusi besar yang menghilang dari peredaran, perusahaan pesawat Fokker telah bangkrut dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini disebabkan tingginya kompetisi, meningkatnya permintaan pelanggan, kontrol lingkungan semakin ketat, permintaan SDM unggul dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Kesemua faktor tersebut bergabung bersama untuk mengancam dan menantang. Yang punah adalah mereka yang gagal mengatasi, gagal beradaptasi atau gagal berubah sesuai dengan zamannya. Globalisasi yang dipicu oleh empat hal (Yudo S, 1996) yaitu : pecahnya soviet dan negara Balkan yang turut menambah dalam daftar negara mandiri yang mempunyai competitive advantage, integrasi internasional dan regional seperti APEC, MEE, WTO yang mengupayakan free trade and investment, kematangan negara maju yang menyebabkan banyak negara lain mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi serta perubahan teknologi dan teknologi informasi. Keempat faktor tersebut berdampak pada perubahan dalam banyak hal. Di Indonesia data jumlah pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 3,17 % pada tahun 1990 menjadi 7,24 % pada tahun 1995. Angka pengangguran belum pernah mencapai setinggi ini. Kini yang pasti adalah ketidak-pastian, semuanya akan berubah, yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Setiap saat yang dihadapi oleh ummat manusia adalah perubahan. Dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan kemampuan berfikir kreatif untuk dapat mempertahankan hidup, dan bagi mereka yang bergerak serta hidup dalam gelombang perubahan yang sangat cepat ini. II. KEGIATAN BERFIKIR KREATIF

pakah sebenarnya kegiatan berfikir kreatif itu, menurut versi yang berbedabeda adalah sebagai berikut :

Having power to create, requiring intellegence and imagination (Oxford Dict) Having the ability to create, by originality of thought, showing imagination (The Newcollins International Dict)

BERFIKIR KREATIF

Kemampuan mental dan berbagai jenis khas manusia yang dapat melahirkan yang unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Kelincahan mental dan berfikir dari dan ke segala arah, fleksibilitas konseptual. Dari beberapa definisi berfiir kreatif tersebut ternyata saling melengkapi dan mempunyai fokus yang sama, yaitu bertemunya antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional. Adapun istilah yang berdekatan adalah inovasi, improvisasi, discovery, dll III. SEGI MENTAL ORANG KREATIF reatifitas bukanlah monopoli hak orang genius saja. Ternyata IQ tidak menjadikan jaminan terhadap orang yang mempunyai kemampuan berfikir secara praktis, cekatan, orisinil dan kreatif. Sikap kreatif harus didukung oleh kecerdasan emosional EQ. Adapun segi-segi mental orang kreatif adalah (J Chandra, 1994) : HASRAT, untuk mengubah hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik. KEPEKAAN, bersikap terbuka dan tanggap terhadap segala sesuatu. MINAT, untuk menggali lebih dalam dari yang tampak dipermukaan. RASA INGIN TAHU, semangat yang tak pernah mandeg untuk mempertanyakan. MENDALAM dalam BERFIKIR, sekap yang mengarahkan untuk pemahaman yang dalam pula. KONSENTRASI, mampu menekuni suatu permasalahan hingga menguasai seluruh bagiannya. SIAP MENCOBA dan MELAKSANAKAN, bersedia mencurahkan waktu dan tenaga untuk mencari dan mengembangkan. KESABARAN, untuk memecahkan permasalahan dalam detailnya. OPTIMISME, memadukan antusiasme (kegairahan). MAMPU BEKERJA SAMA, sanggup berfikir secara produktif bersama orang lain. IV. RUANG LINGKUP BERFIKIR KREATIF

endaknya kreatifitas ditinjau dari perspektif yang luas, bukan sekedar menghasilkan ide-ide baru, yang dapat diterjemahkan dalam (Umi Pujihastuti, 1996) : Kemampuan memenuhi tuntutan profesi. Menciptakan kemungkinan dan terobosan-terobosan baru. Menyelesaikan masalah atau problem Sedangkan menurut D. H. Weiss, 1990, ruang lingkup berfikir secara artistik yang banyak memanfaatkan otak kiri adalah dengan memulai asumsi dengan : Dapatkah kita mengerjakan segala sesuatu dengan cara baru . Menggantikan apa yang kita lakukan dengan sesuatu yang lain . Meminjam atau mengadaptasi apa yang dilakukan orang lain Memberikan sentuhan baru dengan cara lama . Melakukannya dengan cara terbaik .. Dst.

BERFIKIR KREATIF

Semua akhirnya kembali kepada naluri kita, jika ide itu dapat menghasilkan manfaat dan kita merasakan adanya sentuhan kreatif. Karena tidak jarang atau seringkali sikap kreatif tidak bisa dinikmati orang lain. V. PROSES BERFIKIR KREATIF

etika anda mendapatkan sebuah masalah atau memang anda ingin membuat ide baru, maka kemampuan anda untuk memunculkan ide kreatif sangat diperlukan. Dalam proses kreatif biasanya kita akan melewati 5 fase utama, yaitu : persiapan, konsentrasi kreatif, bermain dengan gagasan, menyilangkan dua konsep dan mengukur kelaikan ide. Adapun proses tersebut secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut : A. PERSIAPAN Pada fase ini perilaku pemikiran kita sangat divergen, yaitu menyebar ke segala arah. Yang anda perlukan adalah kemampuan memiliki konsep, informasi yang banyak, mempunyai fakta yang cukup dan anda telah mempunyai pengalaman atau lebih jauh anda perlu meneliti ulang. B. KONSENTRASI KREATIF Pada fase ini perilaku pemikiran anda bergerak dari divergen ke konvergen, sehingga masalahnya menjadi fokus dan memerlukan konsentrasi tinggi. Pada fase ini anda merumuskan masalah berdasarkan segala sesuatu yang anda miliki pada fase persiapan. Perlu adanya segmentasi permasalahan, definisikan tentang apa yang anda butuhkan single need. Yang lebih penting lagi adalah kemampuan mengaitkan seluruh fakta dan data menjadi satu kesatuan sehingga menimbulkan persepsi kreatif (Gestalt psychology). C. BERMAIN DENGAN GAGASAN Pada fase ini perilaku pemikiran anda sangat divergen. Anda perlu membuka seluruh memori di otak anda, tidak cukup STM tapi LTM. Cobalah cari kaitan dari luar fakta dari apa yang telah anda peroleh. Cobalah anda meninggalkan cara berfikir rutinitas anda. Anda juga perlu sesekali meninggalkan fokus fikiran, sehingga perlu menggunakan konsep seandainya. Gunakan pula konsep berfikir lateral, jangan khawatir dengan kesalahan karena pada fase akhir anda harus menguji kelaikan pilihan anda. Perilaku yang sering digunakan yaitu dengan cara mengecilkan, membesarkan, memadukan, membalikkan, gunakan secara baru atau sesuaikan dengan kondisi yang ada untuk membuat trigger session D. MENYILANGKAN DUA KONSEP Pada fase ini perilaku pemikiran anda berubah-ubah dari divergen dan konvergen. Pada fase ini anda perlu membuat sintesa dan rekaan baru, maka cobalah ide-ide lateral anda yang liar untuk difokuskan. E. MENGUKUR KELAIKAN IDE Pada fase ini perilaku pemikiran anda sangat konvergen. Disini anda perlu memfokuskan ide, anda harus obyektif dan cermat. Gunakan analisa matriks untuk menghindari alternatif yang tercecer. Kalau anda cukup waktu, gunakan instrumen untuk mengukur kelaikan ide.

BERFIKIR KREATIF

VI. PENUTUP ada bagian ini akan saya berikan tips untuk sikap kreatif sehingga bermanfaat untuk anda kembangkan dengan belajar sendiri. Sikap kreatif jangan terbatas pada membaca dan seminar, ikutilah workshop atau lakukan modeling kreatifitas. Kita perlu memiliki pengetahuan umum seluas mungkin, bacalah bidang apa saja. Belajar apapun tidak ada ruginya, jika anda mampu menggunakan asas manfaat. Mulailah dengan rajin mencatat, membuat dokumentasi dan jagalah kerapian arsip anda. Milikilah konsep-konsep pemandu atau pisau-pisau tajam untuk membedah permasalahan. Camkan konsep ilmu, perubahan dan amal. Selamat mencoba.

Lihatlah perilaku kreatif ini !!

BERFIKIR KREATIF

You might also like