You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KDM OKSIGENASI

DEFINISI

Oksigen (O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel hidup. ( Tarwoto & Wartonah : 2003)

Oksigenasi adalah menghirup udara atau gas yang mengandung oksigen dan dikeluarkan tubuh dalam bentuk karbon dioksida (CO2) sebagai hasil dari proses oksidasi yang terjadi di dalam tubuh (A. Aziz Alimul : 2006)

Resiko terhadap fungsi pernafasan : keadaan dimana seseorang beresiko mengalami suatuancaman pada jalannya udara yang melalui saluran pernafasan dan pertukaran gas (O2 dan sistem vaskuler (Diagnosa Keperawatan, Lynda Juall hal :314) ETIOLOGI Faktor Fisioligi 1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia 2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran pernafasan bagian atas 3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya oksigen(O2) 4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll CO2) antara alveoli paru-paru

5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.
Faktor Perilaku 1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang. 2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen. 3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner 4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan. 5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat. FISIOLOGI PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Patologi 1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis) 2. Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa 3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel miastania

gravis) 4. Depresi SSP / Trauma kepala 5. Cedera serebrovaskuler (stroke)


Maturasional

1. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan 2. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasa dan merokok 3. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok 4. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas stress

yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru 5. Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun. Situasional (Personal, Lingkungan) 1. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat : pembedahan atau trauma nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan. 2. Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban rendah

3. Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar, respons inflamasi, dan peningkatan pembentukan lendir sekunder akibat rokok, pernafasan mulut. BATASAN KARAKTERISTIK MAYOR

Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya)

Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas)

Dispnea pada usahan napas

Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas

Peningkatan laju metabolik

Batuk tak efektif atau tidak ada batuk MINOR

Ortopnea

Takipnea, Hiperpnea, Hiperventilasi

Pernafasan sukar / berhati-hati

Bunyi nafas abnormal

Frekuensi, irama, kedalaman. Pernafasan abnormal

Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada lutut, condong kedepan)

Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang lama

Penurunan isi oksigen

Peningkatan kegelisahan

Ketakutan

Penurunan volume tidal

Peningkatan frekuensi jantung (Diagnosa keperawatan, Lynda Tuall Carpennito, hal 383 387) MANIFESTASI KLINIS

Keadaan lemas

Sesak nafas

Sianosis

Batuk

Pernafasan cuping hidung

Nyeri PATOFISIOLOGI Pernafasan Mekanisme proses pernafasan Batuk, sesak CO2 Sekret, batuk CO2 Gangguan Pola nafas Gangguan pertukaran gas gangguan bersihan jalan nafas Terganggunya sistem pernafasan Gangguan pola nafas ASUHAN KEPERAWATAN TEORI Analisis Simptom P( Poliatif)

: - Adanya penigkatan produksi mukus, kekentalan sekresi - Perubahan suplai O2 - Adanya aedema Q( Quality) : - Bagaimana gejala dirasakan nampak atau terdengar ? - Sejauh mana gejala dirasakan seseorang R( Regional ) : - Dimana gejala terasa? S( Saverity) : - Seberapakah keparahan yang dirasakan? T( Timing)

: - (mulai) tanggal dan jam berapa dimulai atau terjadi? - (jenis) tiba-tiba atau bertahap - (frekuensi) setiap jam, hari, minggu, sepanjang hari mengganggu tidur? - (durasi) berapa lama gejala dirasakan? PERUBAHAN POLA PERNAFASAN 1. Pernafasan Chyene Stokes Dimulai dari pernafasan lambat, nafas dangkal yang meningkat secara perlahan sampai frekuensi dan kedalaman pernafasan tidak teratur. 2. Pernafasan Brot

Pernafasan dengan irama yang mirip dengan cheyene stokes akan tetapi amplitudonya tidak teratur. 3. Kusmaul Pola pernafasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan osidosis metabolik. 4. Takipnea Pernafasan yang memiliki frekuensi melebihi 24 x 1 menit 5. Brodipnea Pola pernafasan yang ditandai dengan pola lambat, kurang lebih 10 x permenit 6. Hiperventilasi

Frekuensi dan kedalaman pernafasan meningkat, dapat terjadi hipotapnea yaitu berkurangnya CO2 tubuh dibawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap pernafasan menurun. 7. Dispnea Merupakan pernafsan sesak berat saat bernafas 8. Apnea Pernafasan berhenti untuk beberapa detik, penghentian persisian mengakibatkan henti nafas 9. Hipoventilasi Frekuensi pernafasan abnormal dalam dan kedalaman ventilasi mengalami depresi 10. Orthopnea Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Tes umum menentukan sistem konduksi jantung - EKG - Exercise stress test b. Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah

- Echucardography - Kateterisasi jantung - Angiografi c. Tes untuk mengukur Ventilasi dan oksigenasi - Tes fungsi paru paru dengan spirometri - Tes astrud - Oksimetri - Pemeriksaan darah lengkap d. Mekhat struktur sistem pernafasan - X-Ray thoraks - Oksimetri - Rt scan paru e. Menentukan sel abdomen infeksi saluran pernafasan - Kultur apus tenggorok - Citologi - Spesimen sputum (BTA)

(Tarwoto, Wartonah : 2003) PEMERIKSAAN FISIK

Kepala - kulit kepala normal, tidak ada nyeri tekan - Rambut, penyebaran merata

Mata - Konjungtiva pucat (karena anemia) - Konjungtiva sianosis (karena hipoksia) - Konjungtiva terdapat pethechie (karena emboli lemak/endokaroditis)

Telinga - Mastoid nyeri - Dinding saluran telinga normal - Gendang telinga normal

Hidung - Pernafasan dengar cuping hidung

Mulut dan bibir - membran mukosa sianosis - bernafas dengan mengerutkan mulut

Leher - Adanya distensi / bendungan

Payudara - Simetrisan - Tidak ada jaringan parut

Dada dan paru - Refraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernafasan) - Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan kanan - Tactil prematus, thrill (getaran pada dada karena udara / suara

melewati saluran rongga pernafasan) - Suara nafas normal(vasikuler, brancho vasilkuler, bronkat)

- Suara nafas tidak normal (trekter rates, renchi viheezing) - Bunyi perkusi (resonan, hyperesonan)

Jantung - Tidak ada jaringan parut - Peristaltik norma

Abdomen - Tidak ada jaringan parut - Peristaltik normal

Kulit - Sianosis perifer (vasokomtritis, dan menurunnya aliran darah perifer) - Sianosis secara umum - Penurunan Fungor (dehidrasi) - Odema

DAFTAR PUSTAKA 1. Wartonah, Tarwoto, 2003. Konsep Dasar Keperawatan dan Proses Keperawatan, Salemba Medika: Jakarta 2. Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: Jakarta 3. Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: Jakarta 4. Ti. Kim. MT dkk. 1995. Diagnosa keperawatan. EGC. Jakarta.

You might also like