You are on page 1of 3

METROLOGI JADI ISU PENTING DALAM PERDAGANGAN

08 Dec 2010

Business News

Opini

Jakarta, 6 Desember 2010 (Business News)

Metrologi sebagai bagian dari komponen pendukung standardisasi dan kesesuaian masih belum banyak memberikan dukungan secara penuh. Hal ini selain disebabkan oleh minimnya informasi mengenai peran metrologi dalam proses standardisasi dan penilaian kesesuaian di lingkungan para pemangku kepentingan (stakeholders), juga disebabkan karena belum terpadunya metrologi itu sendiri. Charles Sagala, Direktur Metrologi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan, Menyampaikan Pernyataannya kepada Business Neivs (Senin, 06/12) di Jakarta.

Metrologi dibagi menjadi tiga bagian yaitu (1) metrologi legal, (2) metrologi sains, dan (3) metrologi industri. Di beberapa negara anggota ASEAN, metrologi legal dan metrologi sains/industn masih berjalan sendiri-sendiri sehingga manfaat yang diberikan dalam penyelenggaraan kemetrologian dirasakan belum signifikan. Ketelusuran dan jaminan kebenaran hasil pengukuran masih menjadi dua hal yang berbeda.

Hal ini menjadi kendala yang perlu segera dibenahi agar metrologi sebagai salah satu pilar standardisasi dan penilaian kesesuaian dapat mendukung secara nyata khususnya untuk fasilitasi perdagangan. Harus diakui, masalah metrologi telah menjadi isu penting dalam perdagangan baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Mengingat pentingnya peran metrologi tersebut, para pelaku industri sudah selayaknya menjadikan metrologi sebagai sarana untuk meningkatkan nilai tambah produk di pasaran. "Mestinya metrologi jadipengetahuan praktis bagi pelaku usaha ketika dalam kehidupan sehari-hari berhubungan dengan alat ukur dan alat timbang."

Isu tentang standardisasi dan metrologi menjadi bagian penting untuk mendukung produk nasional dalam menghadapi cra perdagangan bebas, guna menjamin terciptanya perdagangan yang adil dan jujur serta menunjang daya saing produk nasional dan perlindungan masyarakat khususnya dalam hal keselamatan, keamanan, kesehatan, dan fungsi lingkungan hidup.

Selain itu, dalam peningkatan keunggulan daya saing produk nasional, diperlukan pengembangan prasarana teknis standardisasi yang meliputi standar, pengujian, penilaian mutu dalam rangka meningkatkan dan menjamin mutu barang dan jasa. Intinya kemetrologian merupakan hal yang sangat penting dalam perlindungan konsumen terutama dalam kenyamanan bertransaksi."

Pentingnya metrologi dalam mendukung kegiatan standardisasi yang berdampak pada pengembangan mutu nasional. Selain itu penting pula untuk meningkatkan kerjasama secara lintas instansi diantaranya dengan BSN, Kementerian Perindustrian, LIPI dan instansi-instansi lain yang selama ini sudah menjalin hubungan secara baik untuk menuntaskan pekerjaan rumah bersama, yakni membenahi sistem metrologi nasional sehingga mampu memberikan dukungan pada pengembangan mutu produk nasional. "Di era perdagangan bebas, kita tidak bisa lepas dari masalah standar produk, karena ini bisa juga menjadi trade barrier kita untuk membendung produk yang tidak sesuai standar." (ST)

Pendahuluan Dalam perdagangan bebas dewasa ini, pelaku bisnis dituntut untuk menjaga mutu produknya karena ketatnya persaingan. Faktor yang sangat penting dalam rantai produksi untuk menjaga mutu tersebut satu diantaranya adalah kebenaran pengukuran setiap komponen yang membentuk produk tersebut. Kebenaran pengukuran ini dinyatakan oleh laboratorium penguji dan laboratorium kalibrasi yang kompeten. Suatu laboratorium dinyatakan sebagai laboratorium yang kompeten apabila laboratorium tersebut telah diakui atau diakreditasi oleh badan akreditasi nasional. Badan Akreditasi yang diakui secara International di Indonesia adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN). Untuk dapat diakreditasi sebagai laboratorium yang kompeten laboratorium tersebut harus menerapkan standar ISO/IEC 17025 : 2005. Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Kalibrasi. Dengan adanya pengakuan atau akreditasi dari KAN, maka hasil hasil kalibrasi dari laboratorium tersebut akan dapat diterima di seluruh dunia / APLAC MRA. Dengan demikian hasil kalibrasinya akan dapat mendukung atau mempermudah suatu industri untuk memperoleh sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 atau sertifikat sistem manajemen

lingkungan ISO 14001:1996, karena sertifikat baik ISO 9001:2000 maupun ISO 14001:1996 mensyaratkan bahwa produk yang dihasilkan industri yang bersangkutan harus di uji dan alat ukurnya dikalibrasi. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif. Kalibrasi diperlukan untuk:

y y y y y

Perangkat baru Suatu perangkat setiap waktu tertentu Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi) Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi Ketika hasil observasi dipertanyakan

Apa itu kalibrasi??

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan traceable uncertainity untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian.

Apa itu Metrologi?

Metrologi secara sederhana disebut sebagai suatu ilmu pengukuran, dan dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada suatu kegiatan pengukuran serta bagaimana pentingnya kebenaran dalam mengukur. Misalnya saja, keinginan untuk memiliki sebidang tanah ataupun rumah dihadapkan pada perlunya pengukuran. Melakukan aktivitas perjalanan ke suatu tempat pun kita memerlukan ukuran tentang waktu maupun jarak. Di dunia kedokteran, demi kesehatan dan keselamatan pasien dibutuhkan alat-alat ukur yang terjamin kebenarannya dalam mengukur. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa hampir tidak mungkin bagi kita berhadapan dengan sesuatu tanpa menggunakan suatu ukuran. Namun disayangkan informasi mengenai metrologi secara umum yang benar masih tergolong sangat langka. Padahal pemahaman metrologi di Indonesia harus sudah mulai menjadi milik masyarakat luas yang terdiri dari berbagai lapisan dan tidak hanya terbatas bagi para ilmuwan atau akademisi saja.

Selasa, 02 Februari 2010 Pemerintah Kab. Bandung sampai saat ini belum memiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Metrologi Legal yang berada di bawah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bandung. Akibatnya jumlah alat ukur, timbang, takar, dan perlengkapannya (UTTP) yang ditera (diperiksa) masih minim. Kalau melihat potensi alat UTTP di pasar-pasar yang dimiliki para pedagang saat ini sebanyak 5.604 unit, Kab. Bandung sudah layak untuk mendirikan UPTD Metrologi Legal. Batas minimun pendirian UPTD adalah 1.500 unit alat UTTP, kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kab. Bandung, H. Bambang Budi Raharjo, ketika dihubungi, Sabtu (30/1). Berdasarkan hasil pendataan di delapan belas kecamatan pada awal 2008, jumlah alat UTTP di Kab. Bandung sebanyak 5.270 unit. Jumah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, 5.004 unit. Sementara hasil pendataan tahun 2009, jumlah UTTP naik lagi menjadi 5.604 unit. Pada 2008 dilakukan tera ulang untuk 786 UTTP, katanya. Sementara sampai Juni 2009, proses tera baru dilaksanakan untuk 835 UTTP dari jumlah UTTP 5.270 unit. Proses tera ulang dilakukan pihak Metrologi Jawa Barat, katanya. Apabila Pemkab Bandung mendirikan UPTD Metrologi Legal, kata Bambang, setidaknya akan mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp 240 juta setahun. Namun, banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum mendirikan UPTD Metrologi Legal. Kesulitan utama adalah penyediaan SDM karena membutuhkan keahlian khusus, kata Bambang. UPTD Metrologi Legal membutuhkan penera ahli, pengamat tera, dan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) metrologi, masing-masing satu orang. Sementara untuk penera terampil sebanyak tiga orang dan seorang untuk tenaga administrasi dan tenaga pelaksana, ujarnya.

Cegah kecurangan Ketua Komisi B DPRD Kab. Bandung, H. Saiful Bahri mengatakan, tera ulang terhadap UTTP amat penting untuk menjamin perdagangan yang bebas dari kecurangan. Termasuk untuk tera alat-alat ukur di sentra pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau pompa bensin. Jumlah SPBU yang terus bertambah di Kab. Bandung bisa menjadi potensi PAD apabila tera ulangnya dilakukan Pemkab Bandung, ucap Saiful. Di pasar-pasar tradisional, kata Saiful, ditemukan penggunaan alat timbang yang tidak sesuai dengan aturan. Kadang-kadang satu kilogram barang kalau ditimbang ulang ternyata timbangannya kurang. Padahal, ajaran Islam menekankan kejujuran para pedagang, terutama dalam hal timbangan, katanya.

( Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi 2 Pebruari 2010)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo melalui Dinas Keperasi, Perindustrian dan dan Perdagangan ( Diskepperindag) terus menyamakan persepsi kebijakan penerapan undang-undang nomor 2 tahun 1981 tentang metrology Legal dalam rangka peningkatan pelayanan dan perlindungan terhadap konsumen. Oleh karena itu Diskopperindag Provinsi Gorontalo menekankan kepada para pelaku usaha didaerah ini agar berprilaku jujur, tidak merugikan konsumen serta mematuhi UU Metrologi legal. Setiap Alat ukur, takar dan timbang yang digunakan dalam perdagangan harus mempunyai tanda tera sebagaimana ketentuan UU metrology Legal. Hal ini penting agar masyarakat/konsumen tidak merasa dirugikan yang [ada giliranya dapat mendukung keberlangsungan usaha para pelaku usaha itu sendiri, ujar kepla Diskepperindag Provinsi gorontalo Sukri J. Botutihe,MS,i didampingi kepala UPTD Balai Metrologi provinsi gorontalo Husni Raahim, ME pada pertemuan Teknis Kemetrologian tingkat provinsi Gorontalo, Kamis (30/9) di New Rahmat Hotel Kota Gorontalo. Rapat teknis yang diikuti Instansi terkait Kabupaten/Kota se Provinsi gorontalo itu bertujuan untuk memantapkan penyelenggaraan fungsi kometrologian sekaligus membangun persamaan persepsi yang bermuara pada keterpaduan langkah antara Provinsi dan kabupaten kota. Sehingga tercapai tertib ukur disegala bidang. Lebih lanjut Syukri Botutihe menjelaskan, untuk pemantauan penggunaan alat ukur,takat/ timbang bertanda tera pemprov gorontalo telah membentuk tim terpadu operasi pasar.Tim tersebut secara kontinyu turun melakukan pengawasan dan monitoring baik di pasar Tradisional, SPBU, maupun pasar Swalayan. Oleh karena itu kami berharap masyarakat maupun pelaku usaha tak perlu sungkan-sungkan untuk berinisiatif dating ke Balai metrology untuk melakukan tera ulang , imbau Sukri J Botutihe sembari menambahkan, dengan begitu masyarakat tidak dirugikan, penyedia jasa atau pelaku usaha juga tak mersa bersalah. Sementara itu kepala UPTD Balai Metrologi provinsi gorontalo Husni Rahim mengatakan, biaya untuk tera ulang alat ukur, takar/ timbang sangat murah. Terkecuali bila ada kerusakan maka diserahkan kepada pihak ketiga dalam hal ini disebut reparatir. Biaya perbaikan itu menjadi kerusakan ditetapkan sendiri oleh pihak reparatir, bukan oleh balai Metrologi. Sementara biaya tera ulang disetor langsung ke kas daerah, tutur Husni Rahim.

Sumber : gorontalo Post

You might also like