You are on page 1of 27

Proposal Karya Bidang FILM DOKUMENTER : UNDIP RUMAH KITA 1.1.

Latar Belakang

Isu global warming yang melanda dunia akhir akhir ini mendapat perhatian serius dari banyak kalangan. Pemanasan global atau global warming dapat didefinisikan sebagai peningkatan temperatur, rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Penyebab pemanasan global tersebut salah satunya adalah meningkatnya gas-gas emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas manusia sehingga pemanasan global tersebut memberi dampak yang luas terhadap kualitas kehidupan makhluk hidup. Gas-gas emisi karbon tersebut dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan oleh kendaraan bermotor dan industri. Gunung es yang mencair, anomali cuaca yang sering terjadi akhir akhir ini menunjukkan isu global warming semakin dekat. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Fenomena pemanasan global pada umumnya adalah penipisan lapisan ozon yang melindungi makhluk di bumi dari sinar ultraviolet B dan C yang berbahaya. Rusaknya lapisan ozon tersebut akibat dari gas chlorofluoromethane (atau dikenal dengan nama chorofluorocarbon/ CFC). Pada umumnya CFC digunakan pada alat pendingin atau refrigerasi, busa, pelarut/ pembersih (solfent) dan zat pendorong (propellant) seperti pada parfum. Pemanasan global memberi dampak yang nyata terhadap dunia,

hal ini juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagai bukti nyata, hampir setiap tahun kota-kota wisata di tanah air tiba-tiba saja digenangi banjir dan menimbulkan kerugian materi yang cukup besar, sehingga mengakibatkan lalu lintas ekonomi sering terganggu Salah satu penyebab banjir di daerah perkotaan besar adalah tidak adanya lahan serapan air karena hampir seluruh lahan tertutup oleh bangunan dan aspal serta tidak adanya lahan kosong. Pada intinya adalah tata kelola bangunan yang salah dan kurang ramah lingkungan oleh karena itu tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan konsep Green Building sebagai upaya mengurangi pemanasan global. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Pada dasarnya efek rumah kaca menyebabkan atmosfer bumi menjadi hangat sehingga bumi dapat menjadi tempat tinggal makhluk hidup, tanpa efek rumah kaca bumi menjadi planet yang amat dingin tetapi yang menjadi masalah apabila efek rumah kaca mengalami peningkatan. Adapun contoh gas-gas yang dapat

menyebabkan efek rumah kaca yaitu CO2, CH4, NOx, SOx, SF6, H2O dan CFC (www. wikipedia.org). Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik. (http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-itu-pemanasanglobal.htm) Berbagai gerakan penyelamatan lingkungan terus dilakukan, baik oleh aktifis pecinta lingkungan, kantor kantor pemerintahan, instansi/ perusahaan swasta, maupun institusi pendidikan turut serta dalam program penyelamatan lingkungan ini. Di tengah marak-maraknya penerapan social campaign khususnya mengenai lingkungan hidup sebagai salah satu strategi komunikasi banyak perusahaan. Semua perusahaan bergerak di dalam satu jalur yang sama untuk menuju kehidupan green tersebut tanpa menyadari ada hal aneh yang terjadi di sini. Semakin gencar kata-kata Go Green disebutkan melalui iklan, seharusnya semakin banyak pula masyarakat yang memiliki kesadaran akan lingkungannya. Kesadaran masyarakat memang tumbuh, tapi dengan komunikasi yang sedemikian banyaknya mengenai isu lingkungan, pertumbuhan kepedulian terhadap lingkungan tidak bisa dikatakan sebanding. Universitas Diponegoro sebagai institusi pendidikan tingkat dunia memahami betul pentingnya penghijauan lingkungan dan manfaatnya, oleh karena itu, sesuai dengan program Rektor Universitas Diponegoro Prof. Sudharto UNDIP Rumah Kita. Prof. Sudharto mencanangkan konsep go green di lingkungan Universitas Diponegoro yang terdiri dari penataan sampah

terpadu, drainase, penghijauan, dan transportasi terpadu di kawasan Universitas Diponegoro. Penataan sampah terpadu dilakukan dengan membuat sistem pengolahan sampah yang terintegrasi satu dengan yang lainya di kawasan Universitas Diponegoro. Sampah dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah lebih lanjut menjadi kompos, yang akan digunakan untuk pupuk. Pupuk ini nantinya akan digunakan untuk penghijauan. Sampah anorganik akan didaur ulang sesuai dengan jenis sampahnya. Drainase adalah penataan saluran pembuangan yang dilakukan dengan membuat saluran pembuangan yang berakhir didanau buatan diarea undip. Danau buatan ini nantinya akan digunakan sebagai pusat pemanfaatan dan pengolahan energi air di kawasan Universitas Diponegoro. Penghijauan dilakukan dengan penanaman tanaman dan pembuatan kawasan hijau di lingkungan Universitas Diponegoro untuk memberikan ruang terbuka hijau yang mampu menyediakan oksigen yang cukup untuk kawasan Undip dan sekitarnya. Tanaman yang digunakan merupakan tanaman tahunan yang memiliki pokok batang yang kuat, berdaun lebat, dan memiliki akar pohon yang kuat. Selain itu ditanam juga tanaman yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Seperti pohon trembesi, pohon flamboyant, akasia. Penghijauan tidak hanya dilakukan dengan penanaman Diponegoro. Transportasi terpadu merupakan program pengadaan alat transportasi untuk mahasiswa yang beroperasi di kawasan Universitas Diponegoro. Alat transportasi ini akan terintegrasi dan saling terhubung antara fakultas satu dengan fakultas yang lain di kawasan Undip. Sehingga mobilitas mahasiswa tidak akan pohon saja, tetapi juga memperhatikan segi keindahan. Dibuatlah taman-taman disekitar kawasan Universitas

terganggu dengan ketiaadan alat transportasi pribadi. Jumlah kendaraan yang masuk di kawasan Undip juga dapat berkurang yang dapat berdampak bagi berkurangnya pula polusi udara yang dikeluarkan dari asap kendaraan bermotor yang berlalu-lalang, ditambah lagi dengan pelarangan angkutan kota untuk masuk lingkungan Universitas Diponegoro. Selain itu, salah satu upaya untuk mengurangi emisi karbon dalam pemanasan global adalah dengan menerapkan konsep bangunan yang peduli dengan lingkungan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan konsep green building. Head of Research Jones Lang LaSalle (Indonesia), Anton Sitorus menambahkan bahwa Green building adalah gedung yang dibangun dan dioperasikan dengan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang rendah. (http://yuniaryuniar.blogspot.com /2008/05/aku.html) Green Building adalah sebuah konsep yang menyediakan lahan kosong dan lahan serapan air. Hal ini sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di kota-kota besar yaitu dibutuhkannya suatu konsep pembangunan yang ramah dengan lingkungan. Selain itu penerapan konsep green building dapat mempengaruhi jumlah energi yang dikeluarkan oleh sumbersumber proses pembakaran energi fosil yang dimanfaatkan oleh manusia. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal. (Slameto, 2003: 72). Bersamaan dengan hari lingkungan yang jatuh pada tanggal 4 juni 2011. Undip akan melakukan social campaign

dengan mengadakan acara bertemakan lingkungan hidup pada tanggal 10 Juni mendatang , acara ini akan diisi dengan berbagai kegiatan yang bertemakan go green diantaranya Car free day, senam bersama, jalan sehat, bersepeda santai, dan sebagainya. 1.2. Judul UNDIP RUMAH KITA 1.3. Tujuan Film Dokumenter ini bertujuan untuk mengangkat dan memberikan informasi kepada khalayak, bahwa Universitas Diponegoro sebagai universitas riset juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan. 1.4. Target Audience Masyarakat luas umumnya, masyarakat Semarang dan civitas akademika Universitas Diponegoro pada khususnya. 1.5. Durasi Fim dokumenter UNDIP Rumah Kita berdurasi selama 45 menit. 1.6. Signifikansi ; Akademik : Film ini dibuat dalam bentuk dokumenter, dan merupakan salah satu bagian dari aplikasi mata kuliah konsentrasi Teknik Penyajian Berita Penyiaran. Praktik : Film Dokumenter ini merupakan bentuk aplikasi riil mahasiswa dari berbagai mata kuliah produksi media audio visual yang sudah diajarkan.

1.7. No 1

Pendelegasian Kerja Aktivitas Pra Produksi Penanggung Jawab Saori Romadona Keterangan Riset lapangan, riset dokumen, dan riset internet Pengambilan gambar Evaluasi, narasi, editing, preview hasil

Produser : Sigit Purnomosidi

2 3

Produksi Paska Produksi

Yuwisa Eka Octaditya Anggie Herdian

1.8.

Format Film Karya bidang akan diproduksi dengan format video dengan durasi 45 menit. Film ini akan dikemas dengan gaya dokumenter. Dengan menampilkan gambar gambar tentang pelaksanaan dan penggambaran konsep UNDIP Rumah Kita yang dicanangkan oleh Undip. Penghijauan dikawasan Undip, pengelolaan sampah, penataan saluran drainase dan penataan transportasi terpadu. Selain itu akan juga ditampilkan pendapat dan wawancara kepada masyarakat, civitas akademika, instansi pemerintah yang terkait, yang disertai dengan narasi.

1.9.

Konsep Produksi Proses produksi film dokumenter merupakan produksi yang diawali dengan konsep dan perencanaan yang matang. Dengan melalui proses pencarian data, pengumpulan data dan pengolahan data.

Kami mengambil sudut pandang, dengan menyajikan konsep UNDIP Rumah Kita, dan program apa saja yang telah dan akan dilaksanakan untuk mewujudkan konsep tersebut. Untuk latar suara atau audio, akan kami gunakan suara alami yang kami dapat di lokasi dengan penambahan audio efect dan musik yang relevan. Kegiatan pada saat produksi antara lain : pengambilan gambar, wawancara dengan Rektor Universitas Diponegoro Prof. Soedharto, wawancara dengan masyarakat, mahasiswa dan dosen. evaluasi dan dilanjutkan mentransfer gambar ke komputer. Yang berperan dalam proses ini adalah camera person, produser, sutradara dan reporter. 1.10. Mekanisme Produksi Pra Produksi Merupakan persiapan yang dilakukan selama 2 (dua) minggu secara manajemen dan memastikan seluruh konsep dan teknis yang akan diterapkan, sehingga persiapan dengan seluruh kru dan peralatan dapat dipastikan. Salah satu aktivitas yang penting dari pra produksi film dokumenter adalah riset. Proses ini dilakukan selama 2 minggu dengan mengambil gambar secara langsung di kawasan Universitas Diponegoro, mewawancarai masyarakat dan instansi terkait. Proses ini meliputi riset lapangan, dokumentasi, literatur dan internet. Setelah bahan terkumpul reporter bersama sutradara menyiapkan interview guide untuk memperlancar proses produksi. Produksi Masa dimana sudah tidak ada lagi perencanaan yang mentah sehingga pengambilan gambar dan suara selama produksi dapat berjalan lancar, kalaupun ada perubahan merupakan perkembangan di lapangan yang tidak ditemukan selama riset. Proses ini

berlangsung selama 1 bulan. Kegiatan saat produksi antara lain; pengambilan gambar, wawancara dengan narasumber dan instansi terkait, evaluasi dan dilanjutkan menstransfer video ke komputer. Kru yang berperan dalam proses ini yaitu camera person, produser, sutradara dan reporter. Paska Produksi Proses pemilihan gambar dan suara hasil dari produksi dan persediaan gambar dari sumber lain, sehingga dapat mendukung alur cerita yang diinginkan dan konsep saat pra produksi, kurang lebih editing berlangsung 1 bulan. Proses yang dilewati yaitu narasi dan editing. Kru yang berperan di proses ini adalah editor dan sutradara serta narator. 1.11 Tim Produksi dan Job Desk 1. Produser : Sigit Purnomosidi Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh pelaksanaan produksi film. Sebenarnya fungsi produser dan sutradara hampir sama. Hanya saja yang membedakan ialah seorang produser lebih terlibat saat praproduksi dan sutradara itu pada saat pelaksanaan produksi. Tugas seorang produser dinyatakan selesai setelah film release/dinyatakan selesai. Tugas dan Tanggung jawab Produser: 1. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi. 2. Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film. 3. Menyusun rancangan produksi. 4. Menyusun rencana pemasaran. 5. Mengupayakan anggaran-dana untuk produksi. 6. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua departemen.

7. Bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan berbagai pihak dalam produksi yang dikelola. 8. Bertanggung jawab atas seluruh produksi. Hak-hak Produser: 1. Memilih dan menetapkan penulis skenario dan sutradara. 2. Menetapkan pemain dan kru produksi utama berdasarkan calon yang telah ditetapkan dalam rancangan produksi dan juga berdasarkan usulan sutradara dan manajer produksi. 3. Mengarahkan dan memberikan panduan (guide) kepada manajer produksi serta meletakkan dasar-dasar strategi bagi pelaksanaan produksi dan pengelolaan produksi (administratif). 4. Mendapatkan laporan dari semua departemen (progress report). 5. Berhak memberikan keputusan bila terjadi konflik di lapangan, terutama bila kegiatan produksi terganggu. 6. Memberhentikan/mengganti pemain/kru produksi apabila terbukti terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan produksi tersebut yang merugikan produksi. 7. Memberikan keputusan atas konsep kreatif sutradara yang menyimpang dari rancangan produksi. 8. Menghentikan produksi apabila dalam pelaksanaan produksi terjadi penyimpangan dari yang telah disepakati. Diambil dari: Job Description Pekerja Film (versi 01) Terbitan FFTV IKJ dan KFT Cetakan Pertama, maret 2008. ISBN 979-979-99351-1-3 2. Sutradara : Sigit Purnomosidi

Sutradara menduduki posisi tertinggi dari segi artistik. Ia memimpin pembuatan film tentang bagaimana yang harus tampak oleh penonton. Sutradara harus mampu membuat film dengan wawasan, sense of art, serta pengetahuan

tentang medium film, untuk mengontrol film dari awal produksi sampai dengan tahap penyelesaian. 1. Interpretasi Skenario (script conference) a. Analisa skenario yang menyangkut isi cerita, struktur dramatik, penyajian informasi, dan semua hal yang berhubungan dengan estetika dan tujuan artistik film. b. Hasil analisa didiskusikan dengan semua Kepala Departemen (sinematografi, artistik, suara, editing) dan Produser untuk merumuskan konsep penyutradaraan film 2. Pemilihan Kru Sutradara dan Produser memilih dan menentukan Kru yang akan terlibat di dalam produksi. 3. Casting Sutradara menentukan dan melakukan casting terhadap para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh Asisten Sutradara dan Casting Director. 4. Latihan/rehearsal a. Kepada pemain utama, sutradara menyampaikan visi dan misinya terhadap penokohan yang ada di dalam skenario, lalu mendiskusikannya dengan tujuan untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antara sutradara dan pemain utama. b. Sutradara melakukan pembacaan skenario (reading) bersama seluruh pemain untuk membaca bagian dari dialog dan action pemain masing-masing. c. Sutradara melakukan latihan pemeranan dengan pemain utama. d. Sutradara melakukan evaluasi terhadap hasil latihan pemeranan yang telah direkam sebelumnya. 5. Hunting a. Hunting lokasi bersama Penata Fotografi, Penata Artistik, Asisten Sutradara, dan Manajer Produksi b. Menentukan lokasi yang akan digunakan shooting berdasarkan diskusi dengan Penata Fotografi, Penata Artistik, dan Penata Suara. c. Sutradara memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknis.

6. Perencanaan shot dan blocking/planning coverage dan staging a. Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap scene yang ada di skenario. b. Sutradara membuat ilustrasi staging pemain dan peletakan kamera ke dalam bentuk floorplan. c. Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artist. 7. Praproduksi Final (Final Preproduction) Sutradara melakukan diskusi/evaluasi bersama-sama dengan crew dan pemain utama untuk persiapan shooting yang terkait dengan teknis penyutradaraan dan artistik. Tahap Produksi Berdasarkan breakdown shooting, sutradara menjelaskan adegannya kepada Astradara (Asisten Sutradara) dan Kru utama lainnya tentang urutan shot yang akan diambil (take). Mengkoordinasikan kepada Astrada untuk melakukan latihan blocking pemain yang disesuaikan dengan blocking kamera. Sutradara memberikan pengarahan terhadap pemain apabila dirasa kurang dalam akting. Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam hal kreatif apabila ada persoalan di lapangan. Melihat hasil shooting. Tahap Pascaproduksi Bila ada catatan khusus dari laboratorium (untuk produksi film) atau Editor, Sutradara melihat dan mengevaluasi hasil shooting/materi editing. Melihat dan mendiskusikan dengan Editor hasil rought cut dan fine cut. Melakukan evaluasi tahap akhir dan diskusi dengan penata musik tentang ilustrasi musik yang telah dikonsepkan terlebih dulu pada saat praproduksi. Melakukan evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konsep suara yang telah ditentukan pada saat praproduksi.

Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat praproduksi, Sutradara melakukan koreksi warna di laboratorium/studio, setelah berdiskusi dengan Produser dan Penata Fotografi. 3. Script writer : Saori Romadona Penulis Skenario adalah sineas profesional yang menciptakan dan meletakkan dasar acuan bagi pembuatan film dalam bentuk (format) naskah (skenario). Tugas dan Kewajiban Penulis Skenario: 1. Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah/skenario atas dasar ide cerita sendiri atau dari pihak lain. 2. Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide cerita, sinopsis (basic story), treatment dan skenario, atau bisa langsung menjadi skenario. 3. Bekerja dari tahap pengembangan ide (development) sampai jangka waktu terakhir (praproduksi). 4. Membuat skenario dengan format yang telah ditentukan. 5. Menjadi narasumber bagi pelaksana produksi bila diperlukan. 6. Penulis Skenario adalah orang yang mempunyai keahlian membuat transkripsi sebuah film. Membuat film dalam bentuk tertulis. Hak-hak Penulis Skenario: Mendapatkan bahan acuan yang memadai sesuai dengan yang telah disepakati untuk menunjang penulisan scenario. Mendapatkan kelengkapan bahan acuan penulisan scenario dalam bentuk; melakukan riset literature dan/atau riset lapangan. Apabila bahan acuan penulisan scenario dilakukan secara tim, maka nama anggota tim yang terlibat berhak untuk dicantumkan dalam credit title. Mendapatkan waktu yang memadai untuk melaksanakan proses riset dan penulisan scenario. Menerima pertimbangan dari pihak lain apabila ada pengurangan, perubahan dan penambahan materi dasar dalam scenario (antara lain; ide dasar, plot, dialog, karakter tokoh-tokoh dan lain sebagainya).

Namanya tercantum dalam credit title dan bahan publikasi lainnya (publicity material). Apabila scenario ditulis oleh sebuah tim, maka nama anggota tim yang terlibat dicantumkan dalam credit title. 4. Camera person : Yuwisa Eka Octaditya

Juru kamera secara teknis melakukan perekaman visual dengan kamera mekanik ataupun elektronik dalam produksi film di bawah arahan pengarah fotografi dan bertanggungjawab kepadanya. Sutradara juga bekerja sama dekat dengan operator kamera untuk memastikan bahwa pandangan sutradara ditangkap oleh film sebagaimana yang diinginkan. Operator kamera adalah kru dari yang terpilih dalam produksi film yang secara langsung bertanggungjawab dari apa yang terlihat di layar. Tanggungjawab pribadi adalah menjalankan kamera dan menghentikannya sesuai petunjuk/isyarat dari sutradara. Mengoperasikan kamera sesuai mood cerita dan efisien selama produksi dan menjaga komposisi frame yang pantas. Dalam produksi menggunakan video, juru kamera menggunakan headset yang dihubungkan dengan sutradara. Juru kamera bertanggungjawab kepada pengarah fotografi atas panning dan tilting dari kamera dan menjaga shot frame serta komposisi yang sudah diisyaratkan oleh pengarah forografi dan mempunyai kekuasaan untuk membatalkan shot karena kesalahan gerak kamera, fokus, komposisi, atau berbagai gangguan yang tidak diinginkan dalam frame oleh orang, benda dan lainnya. Pada proyek film dengan bujet kecil, peran operator kamera biasa dipegang langsung oleh pengarah fotografi. Ia berkonsentrasi pada semua hal yang berhubungan dengan sinematografi dengan bantuan beberapa orang asisten. Sistem Inggris (English System), biasanya memerlukan seorang operator kamera untuk melakukan pembngkaian gambar, karena pengarah fotografi berkonsentrasi penuh terhadap penataan cahaya. Ia menginstruksikan operator kamera tentang

penggunaan lensa dan filter yang dibutuhkan, serta gerak kamera yang berhubungan dengan penggunaan alat bantu lainnya, seperti dolly atau crane.

Tugas dan Kewajiban Juru kamera (Operator Kamera): Tahap Persiapan produksi: Menganalisa mood dari skenario dan konsep sutradara. Dengan melakukan pengarahan, melakukan persiapan dan pemeliharaan peralatan kamera serta sarana penunjangnya. Melakukan uji coba secara teknis atas peralatan dan bahan baku yang akan dipergunakan dalam produksi. Melakukan koordinasi dengan key grip sehingga secara teknis dan efisien mampu melaksanakan konsep visual dan gerakannya.

Tahap Produksi: Melakukan perekaman visual secara teknis sesuai arahan pengarah fotografi, baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera dengan segala perubahannya. Mengkoordinasikan awak/kru kamera dalam melaksanakan tugasnya. Menjaga dan memelihara peralatan kamera dalam kondisi baik dan siap pakai.

Hak-hak Juru Kamera (Operator Kamera):

Memberikan usulan yang bersifat teknis agar tercapai hasil rekaman yang baik. Meminta pengambilan ulang bila secara teknis hasil rekaman sebelumnya kurang baik. Operator kamera berhak untuk mengingatkan setelah pengambilan gambar, seperti menegur pengatur boom atau microphone apabila masuk ke dalam shot, refleksi equipment atau kru pada kaca, fokus yang tidak tajam atau kesalahan fokus lainnya, flare pada lensa, gerak kamera yang kurang halus atau kurang baik, dan hal-hal lain yang dapat mengurangi keindahan shot yang diinginkan. Pada produksi film yang memiliki bujet besar, operator kamera dapat melaporkan segala hal yang menjadi kekurangan setelah selesai melakukan pengambilan gambar. Departemen Kamera Pengertian Sinematografi :Secara sederhana, Sinematografi dapat diartikan sebagai seni dan teknologi dari fotografi gambar bergerak (motion picture photography). Seni Sinematografi : 1. Memvisualisasikan sesuai skenario dan konsep penyutradaraan. 2. Mengkomposisikan sebuah adegan. 3. Menciptakan look dan mood. 4. Melukis adegan dan aktor dengan pencahayaan. 5. Penggambaran setiap shot untuk melebur ke dalam cerita. Teknologi Sinematografi : 1. Pemilihan kamera, lensa, dan filter. 2. Pemilihan bahan baku untuk dapat menetapkan look dari filmnya. 3. Pemilihan peralatan lampu dan menguasai kondisi lokasi. 4. Koordinasi dengan personil film dan lighting. 5. Integrasi dengan spesial efek. Seorang sinematografer diharapkan menterjemahkan naskah cerita dan konsep sutradara ke dalam imaji visual. Kolaborasi mereka sudah dimulai jauh sebelum shooting dimulai.

Bidang Kerja - Departemen Sinematografi Praproduksi : 1. Pemilihan dan tes bahan baku/format digital. 2. Pemilihan dan tes filter. 3. Merencanakan pencahayaan. 4. Identifikasi kebutuhan peralatan. Produksi : 1. Jadwal pembagian shot. 2. Penempatan kamera. 3. Komposisi shot-shot. 4. Menjaga kontinuiti visual. Pascaproduksi : 1. Penggunaan spesial proses. 2. Komunikasi dengan laboratorium. 3. Komunikasi dengan editor. 4. Komunikasi dengan colorist. Tim Kerja Departemen Kamera : 1. Sinematografer/Pengarah Fotografi/Director of Photography 2. Operator Kamera 3. Asisten Kamera 1 / focus puller 4. Asisten Kamera 2 / clapper loader / DV Engineer 5. Kontinuiti Cahaya / still foto 6. Gaffer 7. Best Boy 8. Electrician 9. Grip 10. Best Boy

5. Reporter 6. Departemen Suara Departemen Suara

: Saori Romadona Yuwisa Eka Octaditya : Anggie Herdian

Pengertian Desain Suara: Desain Suara adalah seni penciptaan dan penempatan suara yang tepat pada tempat dan saat yang tepat.

Termasuk di dalam Desain Suara:


Menggabungkan semua unsur suara menjadi satu kesatuan Menciptakan efek-efek suara baru untuk kebutuhan film Termasuk di dalam Teknologi Desain Suara Pemilihan format akhir suara film Pemilihan peralatan dan perangkat kerja Departemen Suara

Pada kelompok kerja Departemen Suara, terdapat beberapa profesi. Diantaranya adalah; 1. Sound Designer (Desainer Suara) 2. Production Mixer (Sound Recordist) 3. Boom Operator 4. Sound Assistant 5. Supervising Sound Editor 6. Dialogue Editor 7. ADR Mixer 8. ADR Editor 9. Assistant Editor 10. Effect Editor 11. Foley Mixer 12. Foley Editor 13. Foley Artist 14. Re-recording Mixer Sound Designer (Desainer Suara) Ditulis oleh admin - Ditayangkan pada 27 Agustus 2009 Pengertian: Orang yang bertanggung jawab atas segala aspek suara yang terdapat dalam sebuah film. Bertanggung jawab terhadap hasil akhir dari desain suara dan tiap track suara berdasarkan fungsinya. Bekerja sama dengan Sutradara dari tahap

praproduksi, berdiskusi untuk membuat konsep dan desain suara dari skenario dan visi Sutradara. Seorang Sound Designer harus menguasai teori-teori dasar suara dan pengetahuan teknis. Ia dituntut tidak hanya mendesain suara dari suara yang sudah ada, tetapi juga harus bisa menciptakan suara-suara baru yang dapat mendukung skenario dan dapat menjadi karakter sebuah film. Sound Designer harus dapat menciptakan mood dan suasana yang akan dirasakan oleh penonton seperti ketegangan, ketakutan, kegelisahan berdasarkan gagasan yang dituangkan melalui suara dari hasil ide dan imajinasi kreatifnya berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Sound Designer terkadang turun langsung dalam penciptaan suara-suara baru untuk kebutuhan sebuah film. Sound Designer juga harus mempunyai pengetahuan tentang musik, karena musik merupakan bagian dari desain suara. Sound Designer dalam pekerjaannya dibantu supervising sound editor, sound editor, dan re-recording mixer, tetapi dia juga bisa turun langsung untuk melakukan pekerjaan seperti melakukan editing suara dan mixing akhir. Tugas dan Kewajiban Sound Designer; Tahap Praproduksi; 1. Menganalisa skenario dan membahasnya bersama sutradara dan rerecording mixer untuk mendesain konsep suara apa saja yang akan dibuat berdasarkan skenario dan visi sutradara. 2. Membahas kembali konsep suara yang telah dibuat bersama dengan supervising sound editor dan production mixer. 3. Melakukan perekrutan tim yang dapat bekerja sama dengan baik. Tahap Produksi;

1. Mengawasi, menganalisa serta memberikan production mixer mengenai hasil perekaman suara.

saran-saran kepada

2. Meminta kepada production mixer untuk merekam suara-suara selain dari dialog yang bisa digunakan dan dibutuhkan pada saat pascaproduksi/mixing. Tahap Pascaproduksi; 1. Menuangkan konsep suara yang telah dibuat ke dalam cue sheet untuk kebutuhan atau acuan bagi sound editor dan re-recording mixer. 2. Ikut terlibat secara langsung dalam pembuatan suara-suara efek baru. 3. Memimpin dan mengarahkan semua bagian di sound-post departement. 4. Hadir dan memberikan masukan pada saat melakukan musik spotting. 5. Bertanggungjawab terhadap hasil desain suara. 6. Bersama re-recording mixer mengawasi pelaksanaan pemindahan suara (sound transfering) hasil final mix dari jalur suara magnetic ataupun media digital ke jalur suara optik analog maupun digital hingga ke married print. Hak Sound Designer: Berhak menentukan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan suara film yang sedang dikerjakan. Production Mixer (Sound Recordist) Pengertian: Orang yang bertanggungjawab terhadap perekaman suara langsung di lapangan dan hasil rekamannya. Tugas dan Kewajiban Production Mixer (Sound Recordist); Tahap Praproduksi; 1. Wajib ikut hunting lokasi 2. Menentukan teknik perekaman suara di lapangan.

3. Menentukan kebutuhan peralatan (jenis mikrofon, alat perekaman dan aksesorisnya). 4. Mengikuti script conference. 5. Wajib melakukan meeting dengan sound designer. Tahap Produksi; 1. Bertanggungjawab untuk melakukan perekaman stok suara (misalnya ambience) di lapangan dan melakukan wild track recording untuk kebutuhan di studio. 2. Menyediakan administrasi sound report dari keterangan hasil rekaman dan jenis mikrofon yang digunakan untuk kebutuhan sound post. 3. Wajib mengarahkan boom operator untuk mengoperasikan mikrofon berdasarkan type of shot. Hak-hak Production Mixer (Sound Recordist): 1. Ikut menentukan kelayakan lokasi untuk melakukan perekaman langsung. 2. Berhak untuk ikut menentukan apakah sebuah take bisa diambil atau tidak. 3. Berhak meminta kru lain untuk tenang sebelum sebuah take dimulai. 4. Memiliki hak untuk take ulang apabila take sebelumnya hasilnya tidak bagus dari segi suara. 5. Berhak meminta waktu untuk melakukan perekaman room tone pada saat shooting berlangsung. 6. Berhak meminta waktu untuk melakukan perekaman stok suara, baik pada saat shooting berlangsung maupun di luar shooting. Supervising Sound Editor Pengertian; Orang yang bertanggungjawab pada tahap editing suara dalam film, termasuk dialog dan efek. Supervising sound editor menyediakan semua elemen

suara yang nantinya akan diproses lebih lanjut oleh re-recording mixer. Dalam pekerjaannya supervising sound editor dibantu oleh dialogue dan effect editor. Tugas dan Kewajiban Supervising Sound Editor; 1. Membahas konsep suara dengan sound designer, lalu menjabarkannya kepada dialogue dan effect editor (praproduksi). 2. Mengawasi hasil suara yang telah direkam production mixer (produksi). 3. Mengawasi pekerjaan dialogue dan effect editor (pascaproduksi). Hak-hak Supervising Sound Editor: 1. Memberikan masukan kepada production mixer apabila ada kekurangan pada hasil perekaman suara sebelumnya. 2. Meminta suara-suara yang mungkin dibutuhkannya kepada production mixer. 3. Meminta revisi suara yang menurutnya masih kurang kepada dialogue dan effect editor. Pengertian; Orang yang bertanggungjawab untuk mengoperasikan dan mengarahkan mikrofon. Tugas dan Kewajiban Boom Operator; Tahap Produksi; 1. Melakukan set up mikrofon. 2. Mengikuti instruksi dari production mixer. 3. Menggantikan posisi production mixer apabila yang bersangkutan berhalangan untuk menjalani tugasnya. 4. Wajib membaca script dan menghafal dialog untuk mengetahui perpindahan mikrofon (dari pemain A ke B, dst). 5. Wajib mengetahui ukuran lensa. 6. Wajib bekerja sama dengan camera operator dan kru lighting. Hak-hak Boom Operator:

1. Berhak untuk menentukan posisi mikrofon yang menurutnya ideal. 2. Berhak untuk melihat video assist untuk menentukan posisi mikrofon. Foley Artist Pengertian; Orang yang membuat/menciptakan efek-efek suara berdasarkan apa yang dilihatnya di gambar. Tugas dan Kewajiban Foley Artist; Tahap Pascaproduksi; 1. Bekerja sama dengan foley editor untuk membuat cue sheet. 2. Melakukan spotting berdasarkan gambar untuk menentukan jenis-jenis suara efek yang akan dibuat. 3. Menyiapkan propeerti untuk kebutuhan foley. Hak Foley Artist: Meminta foley mixer untuk melakukan take ulang apabila take sebelumnya tidak bagus secara teknis. Re-Recording Mixer Pengertian; Orang yang melakukan mixing akhir semua elemen suara yang telah disesiakan oleh supervising sound editor. Tugas dan Kewajiban Re-Recording Mixer; Tahap Praproduksi; Menganalisa skenario dan membahasnya bersama sutradara dan sound designer untuk mendesain konsep suara apa saja yang akan dibuat berdasarkan skenario dan visi sutradara.

Tahap Pascaproduksi; 1. Melakukan mixing suara dalam format mono, stereo ataupun multichannel untuk kebutuhan bioskop dan juga media lainnya. 2. Mempersiapkan final mix untuk kebutuhan mastering ke dalam berbagai macam media. 3. Bersama sound designer mengawasi pelaksanaan pemindahan suara (sound transfering) hasil final mix dari jalur suara magnetic ataupun media digital ke jalur suara optik analog maupun digital hingga married print. Hak Re-Recording Mixer: Berhak meminta revisi suara yang menurutnya masih kurang kepada supervising sound editor. 7. Editor Pengertian Editing : Editing (penyuntingan gambar) dalam produksi film cerita untuk bioskop dan televisi adalah proses penyusunan atau perekonstruksian gambar dan dialog berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan untuk membentuk rangkaian penuturan cerita sinematik yang memenuhi standar dramatik, artistik, dan teknis. Pengertian: Adalah sineas profesional yang bertanggung jawab mengkonstruksi cerita secara estetis dari shot-shot yang dibuat berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan sehingga menjadi sebuah film cerita yang utuh. Seorang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa/indra penceritaan) yang kuat, sehingga sudah pasti dituntut sikap kreatif dalam menyusun shot-shotnya. Maksud sense of story telling yang kuat adalah editor harus sangat mengerti akan konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu mengesinambungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film. Tugas dan Kewajiban EDITOR; : Anggie Herdian

Tahap Praproduksi; 1. Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan mengungkapkan penilaiannya pada sutradara. 2. Berdiskusi dengan departemen yang lain dalam script conference untuk menganalisa skenario, baik secara teknis, artistik dan dramatik. 3. Dalam produksi film ceriita untuk bioskop, editor bersama produser dan sutradara menentukan proses pascaproduksi yang akan digunakan seperti kinetransfer, digital intermediate atau negative cutting. Tahap Produksi; Dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus. Namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium sampai materi tersebut berada di meja editing. Pihak yang dibantu oleh editor adalah individu profesional yang ditunju kkan oleh rumah produksi yang bersangkutan dalam melaksanakan pendistribusian materi tersebut. Hal ini biasanya dilakukan oleh manajer unit, koordinator pascaproduksi (post production supervisor) ataupun seorang runner. Tahap Pascaproduksi; 1. Membuat struktur awal shot-shot sesuai dengan struktur skenario (rough cut 1). 2. Mempresentasikan hasil susunan rought cut 1 kepada sutradara dan produser. 3. Setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil diskusi dengan sutradara dan produser, maka dengan kreativitas dan imajinasi editor, ia membentuk struktur baru yang lebih baik. Dalam struktur baru ini editor harus bisa membangun emosi, irama dan alur yang menarik. 4. Mempresentasikan dan mendiskusikan struktur baru yang dihasilkannya bersama sutradara dan produser hingga struktur yang paling diharapkan (final edit). 5. Menghaluskan hasil final edit (trimming) hingga film selesai dalam proses kerja editing (picture lock).

6. Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian (reeling) untuk kebutuhan laboratorium, pengolahan suara dan musik. Sementara untuk film for television, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian untuk pertimbangan kebutuhan jeda iklan (commercial break). 7. Editor dapat menjadi rekanan diskusi untuk pengolahan suara dan musik. Diskusi ini berupa penentuan suara efek dan musik sebagai pembentuk kesatuan gambar dan suara yang saling mendukung. 8. Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor dapat juga menjadi pengawas pada proses laboratorium hingga pada proses cetak hasil pertama film (copy A). Sementara dalam produksi film for television, editor dapat menjadi pengawas proses transfer hasil editing yang siap untuk ditayangkan (master edit) ke dalam pita video. Hak-hak Editor: 1. Mengajukan usul kepada sutradara untuk mengubah urutan penuturan sinematik guna mendapatkan konstruksi dramatik yang lebih baik. 2. Mengajukan usul kepada sutradara untuk menambah, mengurangi atau mengganti materi gambar dan suara yang kurang atau tidak sempurna secara teknis maupun efek dramatisnya. 3. Mendapatkan ruang editing serta sarana kerja yang layak/standar. 4. Mendapatkan honorarium yang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dan disetujui oleh produser. 5. Berhak meminta kontrak baru jika ada permintaan tambahan (misalnya pembuatan trailer) untuk bahan promosi film. 6. Berhak untuk menolak permintaan yang sifatnya pribadi dan menyimpang dari ketentuan yang sudah ada dalam skenario. Asisten Editor

Di dalam mengedit film (untuk film cerita bioskop maupun televisi), editor selalu dibantu oleh asisten editor. Asisten editor ini bisa lebih dari satu orang. Ada yang disebut dengan asisten editor 1, 2 dan magang. Tugas dan Kewajiban Asisten Editor 1: 1. Bertanggungjawab untuk menyusun materi sesuai dengan urutan yang ada pada skenario (assembling). 2. Dituntut agar menghafal semua materi (shot). Hal ini berguna apabila editor mencari shot yang dibutuhkan, sehingga asisten editor 1 dapat membantu mencari shot yang dimaksud. 3. Mengawasi distribusi materi dari lapangan (produksi) ke laboratorium, sampai akhirnya di meja editing. 4. Membuat catatan editing atau EDL (Edit Decision List) setelah film dinyatakan picture lock. 5. Dalam produksi film cerita untuk televisi, asisten editor 1 dapat membantu editor mengawasi proses transfer hasil editing yang siap ditayangkan (master edit) ke dalam pita video. 6. Menguasai peralatan yang digunakan untuk proses editing. Tugas dan Kewajiban Asisten Editor 2: 1. Menyusun dan merapikan catatan yang dibuat oleh pencatat skrip. 2. Memasukkan materi ke dalam komputer (digitize) sesuai dengan catatan dari lapangan. 3. Memastikan alat yang digunakan untuk proses editing dalam keadaan baik. 4. Menguasai alat yang digunakan dalam proses editing. Tugas dan Kewajiban Asisten Editor Magang: 1. Membuat catatan harian (daily report) selama proses editing. 2. Membantu asisten editor 2 untuk merapikan catatan yang dibuat oleh pencatat skrip untuk kebutuhan digitalisasi (digitize)

You might also like