You are on page 1of 11

Foto Jurnalistik

Fotografi kewartawanan mempunyai daya jangkau yang sangat luas. Dia menyusupi seluruh fase intelektual hidup kita, membawa pengaruh besar atas pemikiran dan pembentukan pendapat publik. Kerja seorang wartawan foto adalah titipan mata dari masyarakat di mana fot yang tersaji adalah benar-benar bersifat jujur dan adil. Fotografi kewartawanan atau jurnalis adalah profesi pekerjaan untuk memperoleh bahan gambar bagi pemakaian editorial dalam surat kabar, majalah serta penerbitan lain. Sedangkan pekerjaannya sendiri memperoleh gambar-gambar yang akan melukiskan berita, memperkuat berita yang ditulis oleh reporter dan menyajikan berita secara visual. Photo-Journalism menurut Norman, dipahami sebagai mencakup kombinasi gambargambar(ilustrasi) dan cerita (story). (1981; 183) fotografi pers merupakan pekerjaan memperoleh bahan gambar-gambar bagi pemakai editorial dalam surat kabar, majalah dan penerbitan lainnya, sudah ada pada pers Indonesia. Pekerjaan press fotographer adalah memperoleh gambar-gambar yang akan melukiskan berita, memperkuat cerita yang ditulis oleh reporter dan menyajikan berita secara visual. Sesuai dengan sasaran yang esensial dari pekerjaan jurnalistik atau kewartawanan, yaitu membantu khalayak ramai mengembangkan sikap untuk menghargai apa yang dianggap baik, di samping merangsang kemauan untuk merubah apa yang dianggap kurang baik. Salah satu ciri yang dimiliki para juru foto koran adalah secepatnya disampaikan kehadapan sidang pembaca. Secepatnya berarti sesuai dengan sajian kehangatan peristiwa itu sendiri, sehingga betapa baiknya sebuah photo belumlah punya arti sebagai berita jika hanya disimpan dalam laci atau album. Pendahuluan Fotografi jurnalistik muncul dan berkembang di dunia sudah lama sekali, tetapi lain halnya dengan di Indonesia, foto pertama yang di buat oleh seorang warga negara Indonesia terjadi pada detik-detik ketika bangsa ini berhasil melepaskan diri dari belenggu rantai penjajahan. Alex Mendur (1907-1984) yang bekerja sebagai kepala foto kantor berita Jepang Domei, dan adiknya sendiri Frans Soemarto Mendur (1913-1971), mengabadikan peristiwa pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan republik Indonesia dengan kamera Leica, dan pada saat itulah pada pukul 10 pagi tanggal 17 Agustus 1945 foto jurnalis Indonesia lahir. Fotografi Jurnalistik Definisi fotografi dapat diketahui dengan menyimpulkan ciri-ciri yang melekat pada foto yang dihasilkan. Ciri-ciri foto jurnalis:

1.Memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri. 2.Melengkapi suatu berita/artikel. 3.Dimuat dalam suatu media. Sebuah foto dapat berdiri sendiri, tapi jurnalistik tanpa foto rasanya kurang lengkap, mengapa foto begitu penting ?, karena foto merupakan salah satu media visual untuk merekam/mengabadikan atau menceritakan suatu peristiwa. Semua foto pada dasarnya adalah dokumentasi dan foto jurnalistik adalah bagian dari foto dokumentasi (Kartono Ryadi, Editor foto harian Kompas). Perbedaan foto jurnalis adalah terletak pada pilihan, membuat foto jurnalis berarti memilih foto mana yang cocok. ( ex: di dalam peristiwa pernikahan, dokumentasi berarti mengambil/memfoto seluruh peristiwa dari mulai penerimaan tamu sampai selesai, tapi seorang wartawan foto hanya mengambil yang menarik, apakah public figure atau saat pemotongan tumpeng saat tumpengnya jatuh, khan menarik) hal lain yang membedakan antara foto dokumentasi dengan foto jurnalis hanya terbatas pada apakah foto itu dipublikasikan (media massa) atau tidak. Nilai suatu foto ditentukan oleh beberapa unsur: 1. Aktualitas. 2. Berhubungan dengan berita. 3. Kejadian luar biasa. 4. Promosi. 5. Kepentingan. 6. Human Interest. 7. Universal. Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian: 1. Spot news : Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan. (ex: foto bencana, kerusuhan, dll). 2.General news : Foto yang terencana (ex : foto SU MPR, foto olahraga). 3.Foto Feature : Foto untuk mendukung suatu artikel. 4.Esai Foto : Kumpulan beberapa foto yang dapat bercerita. Foto yang sukses Batasan sukses atau tidaknya sebuah foto jurnalistik tergantung pada persiapan yang matang dan kerja keras bukan pada keberuntungan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada foto yang merupakan hasil dari being in the right place at the right time . Tetapi seorang jurnalis profesional adalah seorang jurnalis yang melakukan riset

terhadap subjek,mampu menetukan peristiwa potensial dan foto seperti apa yang akan mendukungnya (antisipasi). Itu semua sangat penting mengingat suatu moment yang baik hanya berlangsung sekian detik dan mustahil untuk diulang kembali. Etika, empati, nurani merupakan hal yang amat penting dan sebuah nilai lebih yang ada dalam diri jurnalis foto. Seorang jurnalis foto harus bisa menggambarkan kejadian sesungguhnya lewat karya fotonya, intinya foto yang dihasilkan harus bisa bercerita sehingga tanpa harus menjelaskan orang sudah mengerti isi dari foto tersebut dan tanpa memanipulasi foto tersebut.

Gusdur menguap Banyak pendapat tentang pengertian fotojurnalistik, dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Namun dari berbagai pendapat itu, apabila kita tarik benang merahnya sebenarnya mengandung tujuan yang sama. Karena fototojurnalistik memiliki cakupan yang luas terhadap kehidupan berkomunikasi manusia dibumi ini. Wilson Hick redaktur senior majalah Life (1937-1950) dalam buku World and Pictures (new York, Harper and Brothers, Arno Press 1952, 1972), foto jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan. Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka di dunia Magnum yuang terkenal dengan teori Decisive Moment menjabarkan, foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembut mengungkap sebuah cerita. Oscar Motuloh dalam sebuah pelatihan fotografi berpendapat fotojurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam bukti visual atas berbagai peristiwa kepada masyarakat seluas-luasnnya secara cepat. Sementara menurut tokoh fotojurnalistik asal Surabaya Zainuddin Nasution berpendapat, foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan foto yang bertujuan dalam pemotretannya karena keinginan bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto di jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan (massage) kepada orang lain dengan maksut agar orang lain melakukan sesuatu tindakan psikologis.

Dan banyak pula, yang beranggapan bahwa yang dimaksut dengan fotojurnalistik itu, hanyalah foto-foto yang dihasilkan para wartawan foto saja. Padahal fotojurnalistik, sebenarnya mencakup suatu hal yang sangat luas. Foto-foto advetorial, kalender, postcard, brosur, dsb, bisa juga dikatakan sebagai jenis fotojurnalistik. Dalam buku serial Photojournalistic yang diterbitkan oleh Time Life diungkapkan bahwa; Sementara foto-foto yang dihasilkan oleh para wartawan foto seperti yang kita lihat di media massa adalah pers foto (foto berita) yang penekanannya pada perekaman fakta otentik. Misalnya foto yang menggambarkan kebakaran, kecelakaan, pengusuran dsb. Foto-foto itu, ingin menceritakan sesuatu yang pada gilirannya akan membuat orang tersebut bertindak (feedback). Foto jurnalistik ini disiplinnya lebih banyak membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh imaji tersebut bagi pemerhatinya. Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa foto jurnalistik atau khususnya persfoto yang baik adalah foto yang memiliki pesan yang jelas dari sebuah peristiwa, tetapi dibuat dengan kemampuan teknologi secara otentik. Dari uraian di atas dapat disumpulkan bahwa, fotojurnalisik adalah suatu media sajian informasi berupa bukti visual (gambar) atas berbagai peristiwa yang disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan waktu yang cepat. Jadi intinya bahwa semua gambar yang disajikan dalam bentuk foto dan berita yang dimuat dalam dimedia baik cetak maupun online itu dinamakan fotojurnalistik. Tentu saja setiap foto yang disiarkan harus dilengkapi dengan teks foto, yang melekat dan menjadi informasi pelengkap terhadap foto-foto itu sendiri. Jadi teks foto (keterangan foto) di dalam sebuah fotojurnalistik adalah mutlak lihat pembahasan berikutnya tentang teks foto. Bahkan semua foto, baik foto dokumentasi maupun foto apa saja, apabila telah dimuat dalam sebuah media, boleh dikatakan sebagai fotojurnalistik. Media penyampai fotojurnalistik biasanya melalui media massa, surat kabar (koran), majalah, tabloid maupun media online (internet), brosur, poster dsb. Kebanyakan orang beranggapan bahwa fotojurnalistik adalah foto-foto yang dimuat dalam media cetak saja. Bahkan ada yang beranggapan, bahwa fotojurnalistik merupakan sebuah aliran dalam fotografi. Karena memang kita sering mendengar istilah salon foto, foto art, foto arsitektur, foto model, foto masakan, foto fasyen dsb. Sejumlah penggemar fotografi sendiri memposisikan bahwa fotojuralistik adalah sebuah aliran foto yang ada di dalam dunia fotografi. Padahal pemahaman seperti itu sebenarnya kurang tepat, karena foto-foto yang tersebut di atas sebenarnya telah masuk di dalam lingkup fotojurnalistik. Tentu saja, apabila dilengkapi dengan sebuah informasi berupa teks atau berita yang melengkapinya

Contoh Foto Jurnalistik

Memegang Rambut Wapres

Pegang Rambut - Ibu-ibu berlarian untuk berebut bersalaman dengan Wapres Jusuf Kalla. Namun salah satu dari mereka justru memegang rambut Wapres. Foto Erfan Hazransyah, foto diambil pada 7 April 2008 | REFLEKS FOTO JURNALIS | Foto hasil bidikan fotografer Erfan Hazransyah ini, cukup menggelitik dan merupakan foto langka yang jarang terjadi. Foto dimuat di Harian Surya Surabaya pada 7 April 2008 lalu, ketika Wapres Jusuf Kalla berkunjung di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Foto menggambarkan ibu-ibu yang saling berebut untuk bisa mendekat ke mobil Wapres yang sedang melaju. Ada seorang ibu-ibu yang mencoba memotret menggunakan ponselnya, dan seorang ibu berhasil memasukan tangannya ke dalam mobil melalui cendela yang terbuka. Sambil berlari mengejar mobil, ibu-ibu itu terus berupaya menyentuh RI2 yang sedang duduk di dalam mobilnya. Rupanya mujur, nasip ibu-ibu berbaju warna krem, terlihat tangannya berhasil merogoh dan memegang rambut sang Wapres. Kecepatan tangan ibu-ibu ini, berhasil menerobos pengamanan presiden, yang masuk pada pengamanan ring satu. Pada situasi seperti itu, seorang fotografer memang dituntut memiliki kejelian dan kecepatan dalam membidik sebuah moment yang dalam sekejap cepat berlalu.

Kejujuran dalam Foto Jurnalistik

Anak waduk - Keceriaan anak-anak Waduk Dawuhan Kabupaten Madiun. Foto diambil Juni 2004. foto: dodo hawe | KEJUJURAN | Foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan sebagai foto yang bertujuan dalam permotretannya karena keinginan bercerita kepada orang lain, memberikan informasi tentang suatu peristiwa dalam bentuk visual gambar (berupa hasil karya foto). Jadi foto jenis ini kepentingan utamanya adalah keinginan dalam menyampaikan pesan (massage) visual pada orang lain dengan maksut agar orang yang melihat melakukan sesuatu tindakan psikis maupun psikologis atas karya yang disajikan. Tak hanya berita. Tidak sedikit, sajinan fotojurnalistik yang dimuat di sebuah media cetak misalnya, langsung mendapat respon dari sebuah isntitusi, lembaga pemerintahan. Misalnya foto jalan rusak, kubangan berbahaya, langsung mendapat respon dari Pemerintah Kota setelah foto-foto itu dimuat di media cetak. Memang selain sebagai alat komunikasi, fotojurnalistik juga dapat dijadikan sebagai alat kritik sosial. Namun demikian dalam perkembangannya, fotojurnalistik saat tidak hanya dibuat oleh wartawan media cetak saja. Munculnya media online, blog, citizen jurnalist, juga mampu memberikan wacana baru, paradikma baru, terhadap masyarakat luas dalam berkomunikasi.

Menjadi Citizen Photojournalist


Ngebut - Seorang pembalap jalanan saat melintas di kawasan Jl Kertajaya Surabaya. Ngebut di jalanan seperti ini menjadi trend kalangan anak-anak muda di era tahun 1990an. Foto diambil tahun 1994. | CITIZEN JOURNALIST | Di dunia jurnalistik, perkembangan citizen journalism ini mungkin merupakan fenomena baru. Informasi yang dikembangkan oleh komunitas ini, juga memiliki kekuatan yang tidak kalah dahsyatnya

dengan media cetak. Mungkin saja ini juga merupakan pasar potensial untuk mengembangkan sebuah bisnis portal. Seperti yang dilakukan oleh situs www.kompasimages.com, belakangan sedang mengembangkan dan membangun situs komunitas, khusus photojournalist warganegara atau citizen photojournalist. Tentu saja situs www.citizenimages.kompas.com ini merupakan situs yang memberikan wadah kepada komunitas photojournalist dunia maya untuk berkreasi dalam membangun dan mencari bentuk aktualitas diri. Dalam setiap penyajian, foto-foto para bloger itu diharapkan memiliki kaidah-kaidah sesuai kode etik dan aturan main dari fotojurnalistik. Apa itu fotojurnalistik? seperti yang telah dijelaskan di dalam tulisan sebelumnya, bahwa fotojurnalistik sebuah sajian informasi dalam bentuk visual yang disiarkan di media baik itu media cetak maupun online.

Pemahaman Tentang Metode Fotojurnalistik

SEMANGGI - Bentrok mahasiswa di depan Tamanria, Jl Gatot Subroto Jakarta pada peristiwa Semanggi I 1997 yang berakir rusuh di kawasan Sudirman. | METODE | Masih terkait pembahasan visual bagi seorang foto jurnalis, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuat karya-karya fotonya. Walter Cronkite Schol of Jurnalism Telecommunication Arizona State University memperkenalkan metode untuk mendapatkan variasi visual angle dan pilihan dalam melakukan pengambilan sebuah obyek gambar dalam peliputan. Yang disebut dengan metode EDFAT. Metode ini adalah suatu metode pemotretan untuk melatih kepekaan dalam melihat sesuatu secara detail yang runtut dan tajam. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode itu adalah suatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita. Berikut ke lima tahapan metode dalam pemotretan itu: Metode E (Entire) adalah tahapan yang dikenal juga sebagai Establised Shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain, untuk mengintai bagian-bagian lain untuk dipilih sebagai obyek pemotretan.

Sejarah dan Pemahaman Fotojurnalistik

RUSUH - Kerusuhan, pembakaran mobil milik ABRI di Perempatan Salemba kawasan Kampus UI Jakarta pada reformasi Indonesia 1998. | SEJARAH | Secara singkat dapat dijelaskan bahwa pada awalnya fotojurnalistik hanyalah sebagai foto pendukung sebuah penerbitan saja. Namun dalam perkembangannya fotojurnalistik tak lagi sebagai foto pelengkap. Tetapi fotojurnalistik berkembang pesat dan mampu menjadi sebuah foto berita secara mandiri tersendiri, yang mampu menghebohkan dunia. Dan kini fotojurnalistik tidak lagi hanya sebagai islustrasi (penglengkap) sebuah naskah berita di dalam sebuah penerbitan saja. Penggunaan teknik fotografi dalam media cetak baru terjadi pada akhir abad 19. Pada edisi tanggal 4 Maret 1877, surat kabar New York Daily Graphic yang terbit di Amerika Serikat memunculkan foto buah karya Henry J. Newton. Foto hitam putih yang menggambarkan pesona tambang pengeboran itu adalah foto perdana di dunia yang diterbitkan pada suatu media cetak. Sejak itu penggunaan foto sering kali menjadi pelengkap berita di dalam koran.

Visual dan Pesan dalam Fotojurnalistik


red snapper | PEMAHAMAN | Selain menguasai peralatan, seorang fotojurnalis juga dituntut mampu menghasilkan karya foto secara baik, dengan sudut pengambilan yang berbeda, baru dan menarik. Tentu saja, untuk mencapai pada tahapan itu membutuhkan proses pembelajaran dan pemahaman secara mendalam tentang konsep visual fotojurnalistik. Mengutip bahasa Oscar Mutuloh dari Brian Lanker, seperti yang dikutip Frank P Hoy

dalam bukunya Photojurnalism, Visual Aprroach mengungkapkan ada tiga jenjang yang baik sebagai basis seorang untuk memilih berkecimpung dalam fotojurnalistik. PERTAMA adalah Snapshots (pemotretan sekejab, cepat, seketika, spontan. Adalah suatu gaya pemotretan yang dilakukan secara cepat dan spontan karena menyaksikan momen atau aspek menarik dalam keseharian. Dilakukan dengan spontanitas dan diikuti refleks yang kuat. Jenjang pertama ini, masih menyangkut pendekatan yang sifatnya lebih personal.

Antara Hidup dan Mati


Badai Siklon | PENGALAMAN HIDUP | Pagi itu Rabu 3 Januari 2007 pukul 06.00 WITA cuaca di Bandara Hasanuddin, Makassar terlihat cerah. Tidak ada tanda-tanda turun hujan ataupun badai seperti yang terjadi pada hari sebelumnya. Sejumlah kru pesawat Cassa dan Nomad Skuadron Udara 800 Wing Udara Koarmatim TNI AL telah siap untuk melakukan pencarian pesawat Adam Air yang jatuh di perairan Pulau Sulawesi. Kebetulan pesawat Nomad yang diperintahkan untuk segera terbang melakukan tugas pencarian di perairan Selat Makasar. Pesawat dibawah kendali Kapten Laut (P) Gering Sapto dan Letda I Made N berangkat melakukan tugas SAR pukul 07.30 WIT dan akan melakukan penerbangan selama 2 3 jam.

Kategori Fotojurnalistik
Menurut World Press Photo Foundation, penyelenggara lomba foto tahunan tentang fotojurnalistik tingkat dunia mengelompokkan fotojurnalistik menjadi beberapa kategori di antaranya adalah : Spot News Foto insidential, yang terjadi tanpa perencanaan sebelumnya, Contoh: foto bencana, kerusuhuan, teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta api, perkelaian dst. General news Foto yang telah terjadwal sebelumnya (contoh: Sidang Umum MPR, Piala dunia, PON, Presiden meremikan bendungan, pembukaan pameran perumahan dll. Dalam penyajiannya lebih luas mencakup Politik, ekonomi, pertahanan, humor dsb.

Menjadi Foto Jurnalis


| PEWARTA FOTO | Fotojurnalistik belakangan menjadi trend di kalangan sejumlah fotografer. Meski sebagian fotografer menganggap bahwa kerja foto jurnalis adalah kerja gila. Namun sebenarnya menjadi foto jurnalis (wartawan foto) sangatlah

mengasyikan. Pekerjaan ini sangat cocok bagi seseorang yang memiliki jiwa petualang. Kerja seorang wartawan foto secara umum tidak monoton, setiap hari selalu memiliki pengalaman baru. Selalu bertemu dengan orang yang berbeda. Bahkan peristiwa yang dihadapipun selalu tidak sama. Dan setiap hari selalu menghadapi masalah yang berbeda pula. Bagi seorang pemula fotografi, rasanya disarankan untuk mencoba, menimba pengalaman sebagai foto jurnalis.

Fotojurnalistik

Gus Dur Menguap |WACANA | DODO HAWE | Banyak pendapat tentang pengertian fotojurnalistik, dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Namun dari berbagai pendapat itu, apabila kita tarik benang merahnya sebenarnya mengandung tujuan yang sama. Karena fototojurnalistik memiliki cakupan yang luas terhadap kehidupan berkomunikasi manusia dibumi ini. Wilson Hick redaktur senior majalah Life (1937-1950) dalam buku World and Pictures (new York, Harper and Brothers, Arno Press 1952, 1972), foto jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan

OLEH
Nama : Muhammad Fadhillah Kelas : X MM2

You might also like