You are on page 1of 18

IMAN KEPADA HARI AKHIR MAKALAH AQIDAH

Kelas 4A

Disusun oleh: Agung Purwanto (0901065008) Evi Oktaviani (0901065085) Lincah Indah Prasepta (0901065156) Mirna Mega Sari (0901065178) Mirza Ahmad Firdaus (0901065179) Nurul Fadhillah (0901065218) Rudy Fahrudin (0901065260) Windari Nur Tunggadewi (0901065318) Yulianah (0901065335)

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur, semoga selalu kita panjatkan kepada Allah Taala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Sholawat serta salam marilah kita hanturkan kepada Nabi Muhammad Shallallahualaihi wa Sallam yang telah membawa agama Rahmatan Lilalamin, dan yang telah mengeluarkan kita dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh dengan keilmuan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aqidah dan Penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Kesempurnaan adalah sifat wajib bagi Allah. Kekurangan dan kesalahan adalah sifat bagi makhluk. Dan ampunan adalah pengharapan bagi setiap manusia. Penulis sebagai manusia yang menyusun makalah ini, meminta maaf apabila dalam makalah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Harapan besar Penulis gantungkan kepada dosen ataupun teman-teman agar bersedia untuk memberikan kritik dan saran, agar Penulis dapat menjadi lebih baik dikemudian hari.

Jakarta, Mei 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN


1. 2. 3. 4.

i ii

Latar Belakang Rumusan Masalah Metode Penulisan Sistematika Penulisan

1 1 1 1

BAB II

PEMBAHASAN
A. B. C. D. E. F.

Iman Kepada Hari Akhir Nama-nama Hari Akhir Rahasia di Balik Banyaknya Nama Tanda-tanda Hari Akhir Hikmah-hikmah Beriman Kepada Hari Akhir Surga, Neraka dan Syafaat

3 4 5 6 8 9

BAB III

PENUTUP Kesimpulan 12 15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Sebagai umat muslim, kita memiliki rukun iman yang harus kita yakini dengan benar di dalam hati. Rukun iman tersebut ada 6. Dalam kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang iman kepada hari akhir. Karena kita harus tahu dengan baik dan benar bagaimana mengimani hari akhir agar keimanan kita sempurna. 2. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang Penulis uraikan, maka Penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian beriman kepada hari akhir? 2. Apa tanda-tanda dan nama-nama lain dari hari akhir? 3. Apa hikmah dari beriman kepada hari akhir dan hubungannya dengan surga, neraka dan syafaat? 1. Metode Penulisan Metode Penulisan yang Penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan, yaitu bahan-bahan yang Penulis ambil untuk membuat makalah berasal dari sumber buku-buku linguistik dan internet yang Penulis telah baca dan pahami sebelumnya yang berkaitan dengan tema makalah ini dan diuraikan sedemikan rupa agar mudah dipahami. 2. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang Penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Metode Penulisan 4. Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. Iman Kepada Hari Akhir Nama-nama Hari Akhir Rahasia di Balik Banyaknya Nama Tanda-tanda Hari Akhir
1

E. Hikmah-hikmah Beriman Kepada Hari Akhir F. Surga, Neraka dan Syafaat BAB III PENUTUP Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN ISI


A. Iman kepada Hari Akhir Iman kepada hari akhir adalah salah satu rukun iman yang utama selain iman kepada Allah swt. Menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab, dalam bukunya Wawasan Al-Quran, dua rukun iman inilah yang paling banyak disebutkan dalam Al-Quran. Terbukti al-Quran selalu menyebutkan Iman kepada Hari Akhir dan Iman kepada Allah selalu bersamaan dan berurutan. Diantaranya adalah ayat-ayat berikut, 1. Surat Al-Baqarah ayat 8: Artinya: Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Q.S. al Baqarah ayat 8) 2. Surat At-Taubah ayat 18:

Artinya: Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orangorang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. al Taubah ayat 8) 3. Surat al-Maidah ayat 69:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orangorang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah,

hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Q.S. al Maidah ayat 69) 4. Surat al-Baqarah ayat 177: Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al Baqarah ayat 177) Dengan demikian terlihat bahwa keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan iman kepada hari akhir. Menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab keimanan kepada Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir. Keimanan kepada Allah menuntut adanya amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan adanya keimanan tentang adanya hari akhir. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di akhirat nanti.
A. Nama-nama Hari Akhir

Allah menamai hari saat terjadinya kehancuran alam yang disusul dengan kebangkitan untuk menerima balasan dan hisab itu dengan banyak nama. Ibnu Hajar al-Asqalani menyebutkan di dalam Kitab Fathul Baari bahwa al-Ghazali dan al-Qurthubi telah berusaha mencatat nama-nama hari Kiamat dan menghitungnya sampai dengan lima puluh nama. 1. Yaumul qiyaamah (Hari Kiamat). Dalil: QS. 4:87 / 17:97 / 42:45 2. Yaumul aakhiir (Hari Akhir). Dalil: QS. 2:177 / 2:232 / 9:18. Terkadang juga disebut akhirat (2:130 / 4:74) atau negeri akhirat (28:83 / 29:64) 3. As-Saaah (Sesuatu yang dekat). Dalil: QS. 15:85 / 20:15 / 22:1 4. Yaumul bats (Hari Kebangkitan). Dalil: QS. 22:5 / 30:56 5. Yaumul khuruuj (Hari Keluar). Dalil: QS. 50:42 / 70:43 / 30:25 6. Al-Qaariah (Bencana yang Memukul). Dalil: QS. 101: 1-3, 69:4 7. Yaumul fashl (Hari Keputusan). Dalil: QS. 37:21 / 77:38 / 78:17 / 32:25 8. Yaumud diin (Hari Pembalasan). Dalil: QS. 82:14-19 / 37:20 9. Ash-Shaakhkhah (Suara yang Menggelegar). Dalil: QS. 80:33 10. Ath-Thaammatul kubraa (Malapetaka yang Amat Besar). Dalil: QS. 79:34 11. Yaumul hasarah (Hari Penyesalan). Dalil: QS. 19:39 / 6:31 12. Al-Ghaasyiyah (Bencana yang Melanda). Dalil: QS. 88:1 13. Yaumul khuluud (Hari Keabadian). Dalil: QS. 50:34 14. Yaumul hisaab (Hari Penghisaban). Dalil: QS. 38:26 / 40:27 15. Al-Waaqiah (Kejadian Besar). Dalil: QS. 56:1 16. Al-Haaqqah (Yang Pasti Terjadi). Dalil: QS. 69:1-2 17. Yaumul waiid (Hari Pengancaman). Dalil: QS. 50:20 18. Yaumul aazifah (Hari yang Dekat). Dalil: QS. 40:18 / 53:57-58 19. Yaumul jami (Hari Pengumpulan). Dalil: QS. 42:7 / 11:103
2

20. Yaumut talaaq (Hari Pertemuan). Dalil: QS. 40:15 21. Yaumut tanaad (Hari Pemanggilan). Dalil: QS. 40:32 22. Yaumuth thaghaabun (Hari Pengambilan). Dalil: QS. 64:9 23. Yaumush shadr (hari keluar/99:6) 24. Yaumul jidaal (hari perdebatan/16:111) 25. Yaumun asiir (hari yang sulit) 26. Yaumun azhiim (hari yang agung) 27. Yaumun masyhuud (hari yang disaksikan) 28. Yaumun abuusa qamthariira (hari yang suram dan genting) 29. Yaumun aqiim (hari kesia-siaan) 30. Yaumul ma-aab (hari kembali) 31. Yaumul ardh (hari pembeberan) 32. Yaumul khaafidhatur raafiah (hari orang hina dan orang mulia) 33. Yaumul qishaash (hari penghukuman) 34. Yaumul jazaa (hari pembalasan) 35. Yaumun nafakhah (hari peniupan sangkakala) 36. Yaumul zalzalah (hari kegoncangan) 37. Yaumurraajifah (hari gempa) 38. Yaumun naaquur (hari sangkakala) 39. Yaumut tafarruq (hari perpisahan) 40. Yaumush shadi (hari pembalasan) 41. Yaumul butsarah (hari pembongkaran kuburan) 42. Yaumun nadaamah (hari penyesalan) 43. Yaumul firaaar (hari berlarian) 44. Yauma tublas saraa-ir (hari dibukanya rahasia-rahasia) 45. Yauma laa tamliku nafsun li nafsin syai-a (hari seseorang tidak berdaya sama sekali untuk menolong orang lain) 46. Yauma yudauuna ilaa naari jahannaama daaa (hari orang-orang digiring ke dalam neraka jahannam) 47. Yauma tasykhashu fiihil abshaar (hari di mana pandangan mata akan terpana) 48. Yauma laa yanfauzh zhaalimiina madziratuhum (hari yang tidak berguna lagi permohonan maaf orang-orang yang zhalim) 49. Yauma laa yanthiquun (hari orang-orang tidak dapat berbicara) 50. Yauma laa yanfau maalu wa laa banuun (hari tidak bergunanya lagi harta dan anakanak), yauma laa yaktumuunallaah hadiitsaa (hari yang tidak dapat menyembunyikan sesuatu di hadapan Allah), yauma laa maraddalahu minallaahi (hari yang kedatangannya dari Allah tidak dapat ditolak) 51. Yauma laa bayun fiihi walaa khilaal (hari yang tidak ada lagi jual-beli dan pertolongan para shahabat), dan 52. Yauma laa rayba fiihi (hari yang tidak ada keraguan di dalamnya). Al-Qurthubi di dalam Kitab at-Tadzkirah mengatakan bahwa menamainya dengan namanama selain yang telah disebutkan dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan pada hari itu tidaklah dilarang, seperti al-izdihaam (penuh sesak), at-tadhaayuq (sempit), ikhtilaaful aqdaam (perbedaan nasib), al-khizii (ketercelaan), al-hawaan (kehinaan), adz-dzull (kenistaan), al-iftiqaar (kefakiran), ash-shigaar (kerendahan), al-inkisar (keterpecahan),
1

yaumul miiqaat (hari yang telah ditentukan waktunya), al-mirshaad (serangan yang tiba-tiba), dan lain-lain. A. Rahasia di Balik Banyaknya Nama Al-Qurthubi juga mengatakan bahwa segala sesuatu yang besar dan penting kedudukannya akan memiliki sifat yang beragam dan nama yang banyak. Ini adalah hal yang umum di dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, sebagai peristiwa yang besar dan banyak kejadian mengerikan di dalamnya, Allah SWT menamakan kiamat di dalam Kitab-Nya dengan banyak nama dan sifat.

B. Tanda-tanda Hari Akhir 1. Tanda-tanda kecil a. Diutusnya Rasulullah saw Jabir r.a. berkata, Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, (Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian. Beliau melanjutkan, Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini. Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim). b. Disia-siakannya amanat Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, Kapan terjadi Kiamat? Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya. Berkata sebagian yang lain, Rasul saw. tidak mendengar. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, Mana yang bertanya tentang Kiamat? Berkata lelaki Badui itu, Saya, wahai Rasulullah saw. Rasulullah saw. Berkata, Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat. Bertanya, Bagaimana menyia-nyiakannya? Rasulullah saw. Menjawab, Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat. (HR Bukhari). c. Penggembala menjadi kaya Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orangorang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan. (HR Muslim). d. Sungai Efrat berubah menjadi emas Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, Barangkali akulah yang selamat. (Muttafaqun alaihi). e. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia
2

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l. m.

n.

o.

seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000. (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz). Banyak terjadi pembunuhan Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah? Rasulullah saw. Menjawab, Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan. (HR Muslim). Munculnya kaum Khawarij Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat. (HR Bukhari). Banyak polisi dan pembela kezhaliman Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka. (HR At-Tabrani). Perang antara Yahudi dan Umat Islam Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batubatuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia. Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi. (HR Muslim). Dominannya Fitnah Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar. (HR Ahmad). Sedikitnya ilmu. Merebaknya perzinahan Banyaknya kaum wanita Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki. (HR Bukhari). Bermewah-mewah dalam membangun masjid Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid. (HR Ahmad, An-Nasai dan Ibnu Hibban). Menyebarnya riba dan harta haram Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang

tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya. (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi) Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram. (HR Ahmad dan Bukhari). 1. Tanda-tanda besar Sepuluh tanda-tanda kiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda kiamat yang besar, yang akan terjadi di saat hampir tibanya hari kiamat. Sepuluh tanda itu ialah: a. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir. b. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya. c. Dabbah - Binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt. d. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa. e. Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal. f. Keluarnya bangsa Yajuj dan Majuj yang akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu. Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya. Kemudian beliau menyebutkannya: Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Yajuj dan Majuj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka( H.R Muslim). Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah : 1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar. 2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi. 3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa. 4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat. 5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.
2

A. Hikmah-hikmah Beriman kepada Hari Akhir 1. Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat. 2. Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan balasan kepada hambanya sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. 3. Dengan meyakini adanya hari akhir, maka seseorang akan memiliki sifat optimis dalam menjalani kehidupan di dunia ini untuk menyongsong kehidupan yang hakiki dan abadi kelak di akhirat. 4. Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal, istiqomah dalam pendirian dan khusyuk dalam beribadah. 5. Senantiasa melaksanakan amar maruf dan nahi munkar untuk mencapai ridha Allah swt. 6. Meyakini bahwa segala perbuatan selama hidup di dunia ini yang baik maupun yang buruk harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt kelak di akhirat. A. Surga, Neraka dan Syafaat 1. Surga Surga itu adalah tempat kehidupan di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang hakiki dan abadi sebagai balasan bagi orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh, yang telah dijanjikan oleh Allah swt. Surga itu sesuatu yang belum pernah dialami selama di dunia oleh siapapun dan tidak dibayangkan keadaannya oleh pikiran dan gambaran dalam hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi yang artinya sebagai berikut : Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda: Allah Taala berfirman Aku telah menyediakan untuk hambaku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat mata dan belum pernah didengar telinga serta belum pernah tergoreskan dalam hati manusia. (HR. Bukhari Muslim). Surga itu tempat yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang bertakwa, sebagaimana firmannya dalam surat ali Imrn ayat 133: Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. ali Imran :133). Surga dijanjikan Allah untuk orang-orang beriman dan beramal saleh, sebagaimana firmannya dalam surat al-Baqarah ayat 25: Artinya: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buahbuahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al Baqarah :25) Adapun nama-nama surga disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut: a. Surga Adn (lihat Q.S. ar-Rad (13) : 22-24) b. Surga Naiim (lihat Q.S.al-Waqiah (56) : 12) c. Surga Mawa (lihat Q.S.as-Sajdah (32) : 19 )
2

d. e. f. g.

Surga Firdaus (lihat Q.S.al-Kahfi (18) : 107) Surga Darus-Salam (lihat Q.S.al-Anam (6) : 127) Surga Darul Khulud (lihat Q.S.al-Qaf (50) : 34) Surga Darul Muqoomah (lihat Q.S.al-Fatir (35) : 35)

1. Neraka Neraka adalah sesuatu tempat kehidupan di akhirat yang merupakan tempat penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat, yang dijanjikan Allah bagi orang-orang kafir (ingkar kepada Allah swt), orang-orang musyrik dan orang-orang munafik. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 24:

Artinya: Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Q.S. al Baqarah: 24). Firman Allah surat al-Baqarah ayat 39:

Artinya: Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al Baqarah: 39). Firman Allah surat al Bayyinah ayat 6:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Q.S. al Bayyinah: 6). Firman Allah surat an-Nisa ayat 145:


Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S. an-Nisa: 145). Adapun nama-nama neraka disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut: a. Neraka Jahim (lihat Q.S. At Takathur ayat 6) b. Neraka Wail (lihat Q.S. Ibrahim ayat 2) c. Neraka Hawiyah (lihat Q.S. al-Qariah ayat 8-10) d. Neraka Saqar (lihat Q.S. al- Muddathir ayat 26-54) e. Neraka Sair (lihat Q.S. al-Mulk ayat 7-11) f. Neraka Ladha (lihat Q.S. Al-Maarij ayat 15-16 g. Neraka Khutomah (lihat Q.S. Al-Humazah ayat 5-6) 1. Syafaat Syafa'at adalah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at orang-orang kafir. Syafaat disebutkan pertama kali dalam Al-Qur'an adalah pada QS.Al-Baqarah ayat 48. Dalam ayat tersebut terdapat perintah Allah kepada Bani Israil untuk bertakwa dengan alasan di akhirat nanti tidak akan ada syafaat (pertolongan) dari siapapun kecuali amal manusia masing-masing. Syafaat hakikatnya adalah doa, atau memerantarai orang lain untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan. Atau dengan kata lain syafaat adalah memintakan kepada Allah di akhirat untuk kepentingan orang lain. Dengan demikian meminta syafaat berarti meminta doa, sehingga permasalahan syafaat ialah sama dengan doa. Syafaat ada bermacam-macam, diantaranya ada yang khusus dilakukan oleh Nabi Muhammad, yaitu syafaat bagi manusia ketika di padang Mahsyar dengan memohon kepada Allah agar segera memberikan keputusan hukum bagi mereka, syafaat bagi calon penduduk surga untuk bisa masuk surga, syafaat bagi pamannya yaitu Abu Thalib untuk mendapat keringanan adzab. Ada pula syafaat yang dilakukan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam maupun para pemberi syafaat lainnya, yaitu: Syafaat bagi penduduk surga untuk mendapatkan tingkatan surga yang lebih tinggi dari sebelumnya, syafaat bagi mereka yang seimbang antara amal sholihnya dengan amal buruknya untuk masuk surga, syafaat bagi mereka
1

yang amal buruknya lebih berat dibanding amal sholihnya untuk masuk surga, syafaat bagi pelaku dosa besar yang telah masuk neraka untuk berpindah ke surga, syafaat untuk masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Hukum Meminta Syafaat Telah kita ketahui bersama bahwa syafaat adalah milik Allah, maka meminta kepada Allah hukumnya disyariatkan, yaitu meminta kepada Allah agar para pemberi syafaat diizinkan untuk mensyafaati di akhirat nanti. Seperti, Ya Allah, jadikanlah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pemberi syafaat bagiku. Dan janganlah engkau haramkan atasku syafaatnya. Adapun meminta kepada orang yang masih hidup, maka jika ia meminta agar orang tersebut berdoa kepada Allah agar ia termasuk orang yang mendapatkan syafaat di akhirat maka hukumnya boleh, karena meminta kepada yang mampu untuk melakukanya. Namun, jika ia meminta kepada orang tersebut syafaat di akhirat maka hukumnya syirik, karena ia telah meminta kepada seseorang suatu hal yang tidak mampu dilakukan selain Allah. Adapun meminta kepada orang yang sudah mati maka hukumnya syirik akbar baik dia minta agar didoakan atau meminta untuk diberi syafaat dari orang tersebut.

BAB III KESIMPULAN

Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman yang harus diyakini. keimanan kepada Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir. Keimanan kepada Allah menuntut adanya amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan adanya keimanan tentang adanya hari akhir. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di akhirat nanti. Hari akhir memiliki banyak nama. Hal tersebut karena hari akhir adalah suatu peristiwa yang besar dan banyak kejadian mengerikan di dalamnya. Sebelum terjadinya hari akhir, ada beberapa tanda-tanda yang muncul di muka bumi ini, diantaranya adalah: 1. Diutusnya Rasulullah saw 2. Disia-siakannya amanat 3. Banyak terjadi pembunuhan Ada beberapa hikmah dalam beriman kepada hari akir, diantaranya adalah: 1. Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat. 2. Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan balasan kepada hambanya sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. 3. Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal, istiqomah dalam pendirian dan khusyuk dalam beribadah. Setelah terjadi hari akhir, manusia akan dibangkitkan dan dihisab. Setelah itu, manusia akan ditempatkan pada salah satu tempat, yaitu surga atau neraka. Orang-orang kafir akan di tempatkan di neraka. Dan orang muslim di tempatkan berdasarkan amal perbuatannya di dunia, dan akan mendapat pertolongan (syafaat) dari amal perbuatannya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Munawwir, Ahmad Warson, 2002. Kamus Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif Sulaiman, Umar. 2005. Ensiklopedia Kiamat. Jakarta: Serambi Yahya, Zakaria. 2001. Riyadush shalihin. Ihya Al-kitab Al-arabi: Indonesia

You might also like