You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sejarah perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini, monorehkan luka yang amat dalam. Banyak fenomena sejarah masa lalu bangsa yang suram, hitam dan bahkan diwarnai aksi berdarah. Sejarah masa lalu yang kelam dan berdarah itu, melukiskan suatu tindakan yan tak g berprikemanusiaan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada tahun 1997, Indonesia mengalami kejatuhan perekonomian. Bersamaan dengan dipilihnya kembali Soeharto pada tahun 1998 menjadi presiden, bangsa Indonesia dilanda krisis ekonomi. Dipilihnya kembali Soeharto menjadi presiden dengan harapan agar dapat menyelamatkan bangsa dan negara serta agar dapat keluar dari krisis ekonomi. Akan tetapi, banyak rakyat Indonesia yang menolak Soeharto menjadi presiden. Bentuk penolakan rakyat terhadap Soeharto, seakan terwakili oleh gerakan demonstrasi mahasiswa-mahasiswi diberbagai perguruan tinggi. Mereka menentang Soeharto menjadi Presiden dan menuntut perbaikan ekonomi yang berada diambang kehancuran. Pertanyaannya ada apa dengan masa lalu bangsa Indonesia? Kasus Trisakti menjadi jawabannya. Tragedi Trisakti menjadi salah satu ikon yang melukiskan sebagian dari sejarah masa lalu bangsa Indonesia yang kelam. Pada tanggal 12 Mei 1998, aksi demonstrasi yang dilakukan oleh civitas akademika Trisakti, menuai malapetaka. Aksi perlawanan yang terjadi antara mahasiswa dengan pihak aparat keamanan menewaskan empat mahasiswa Trisakti dan puluhan lainnya luka-luka.

1|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

Kematian keempat mahasiswa Trisakti jelas merupakan bentuk pelanggaran HAM. Pantas jika masalah ini diajukan ke meja pengadilan untuk ditindaklanjuti. Akan tetapi, persoalan yang sekian lama ini belum mencapai titik akhir penyelesaian. Persoalan ini seakan terkubur bersama dengan waktu dan para penegak hukum belum menunjukkan jalan kelur yang pasti dan jelas. Sejauh ini, proses penyelesaian kasus ini masih jauh dari rasa keadilan, mengingat hasil rapat Komisi III DPR RI periode 1999-2004 lalu hanya menelurkan keputusan bahwa kasus Trisakti bukan sebuah pelanggaran HAM berat, dan tidak perlu diselesaikan di pengad ilan HAM Ad Hoc. Berdasarkan persoalan diatas, maka penulis mengambil judul Tragedi Trisakti, Persoalan HAM yang Tak Terselesaikan

1.2. Pengertian-pengertian 1.2.1. Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM). 1.2.2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi

2|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau

dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).

1.3. Ruang Lingkup 1.3.1. Kronologi tragedi Trisakti 1.3.2. Undang-undang mengenai HAM yang terkait dengan tragedi Trisakti

1.4.Metode Pendekatan Penulisan makalah ini dilakukan secara studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan referensi yang relevan dengan tema yang penyusun ambil. Sumber-sumber yang penyusun adalah dari beberapa informasi yang diambil dari internet.

1.5.Tujuan Penulisan 1. Memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Kewarganegaraan 2. Untuk menambah pengetahuan 3. Sebagai sarana bertukar informasi

3|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

BAB II PERMASALAHAN

Masalah yang diangkat dalam makalah yang berjudul Tragedi Trisakti, Persoalan HAM yang Tak Terselesaikan adalah : 1. Bagaimana kronologi peristiwa tersebut? 2. Undang-undang apa saja mengenai HAM yang terkait dengan tragedi Trisakti?

4|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

BAB III PEMBAHASAN 2.1. Kronologi Tragedi Trisakti Kejatuhan perekonomian Indonesia sejak tahun 1997 membuat pemilihan pemerintahan Indonesia saat itu sangat menentukan bagi pertumbuhan ekonomi bangsa ini supaya dapat keluar dari krisis ekonomi. Pada bulan Maret 1998 MPR saat itu walaupun ditentang oleh mahasiswa dan sebagian masyarakat tetap menetapkan Soeharto sebagai Presiden. Tentu saja ini membuat mahasiswa terpanggil untuk menyelamatkan bangsa ini dari krisis dengan menolak terpilihnya kembali Soeharto sebagai Presiden. Hanya jalan demonstrasi agar suara mereka didengar. Demonstrasi digulirkan sejak sebelum Sidang Umum (SU) MPR 1998 diadakan oleh mahasiswa Yogyakarta dan menjelang serta saat diselenggarakan SU MPR 1998 demonstrasi makin menjadi-jadi di banyak kota di Indonesia termasuk Jakarta, sampai akhirnya berlanjut terus hingga bulan Mei 1998. Setelah keadaan semakin panas dan hampir setiap hari ada demonstrasi tampaknya sikap Brimob dan militer semakin keras terhadap mahasiswa apalagi sejak mereka berani turun ke jalan. Pada tanggal 12 Mei 1998 ribuan mahasiswa Trisakti melakukan demonstrasi menolak pemilihan kembali Soeharto sebagai Presiden Indonesia saat itu yang telah terpilih berulang kalo sejak awal orde baru. Mereka juga menuntut pemulihab keadaan ekonomi Indonesia yang dilanda krisis sejak tahun 1997. Mahasiswa bergerak dari kampus Trisakti di Grogol menuju ke Gedung DPR/MPR di Slipi. Dihadang oleh aparat kepolisian yang mengharuskan mereka kembali ke kampus dan sore harinya terjadilah penembakan terhadap mahasiswa Trisakti. Penembakan itu berlangsung sepanjang sore hari dan

5|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

mengakibatkan 4 mahasiswa meninggal dunia dan puluhan orang lainnya baik mahasiswa dan masyarakat masuk Rumah Sakit karena terluka. Sepanjang malam tanggal 12 Mei 1998 hingga pagi hari, masyarakat mengamuk dan melakukan perusakan di daerah Grogol dan terus menyebar hingga ke seluruh kota Jakarta. Mereka kecewa dengan tindakan aparat yang menembak mati mahasiswa.

Rentang Waktu  10.30 10.45 Aksi damai civitas akademika Universitas Trisakti yang bertempat di pelataran parkir depan gedung M (Gedung Syarif Thayeb) dimulai dengan pengumpulan segenap civitas Trisakti yang terdiri dari mahasiswa, dosen, pejabat fakultas serta karyawan. Berjumlah sekitar 6000 orang di depan mimbar.  10.45 11.00 Aksi mimbar bebas dimulai dengan acara penurunan bendera setengah tiang yang diiringi lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan bersama oleh peserta mimbar bebas, kemudian dilanjutkan dengan mengheningkan cipta sejenak sebagai tanda keprihatinan terhadap kondisi bangsa dan rakyat Indonesia.  11.00 12.25 Aksi orasi serta mimbar bebas dilaksanakan dengan para pembicara baik dari dosen, karyawan maupun mahasiswa. Aksi tersebut terus berjalan dengan baik dan lancar.  12.25 12.30

6|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

Massa mulai memanas yang dipicu oleh kehadiran beberapa anggota aparat keamanan tepat diatas lokasi mimbar bebas dan menuntut untuk turun (long march) ke jalan dengan tujuan menyampaikan aspirasinya ke anggota MPR/DPR. Kemudian massa menuju ke pintu gerbang arah Jl. Jend. S. Parman.  12.30 12.40 Satgas mulai siaga penuh (berkonsentrasi dan melapis barisan depan pinti gerbang) dan mengatur massa untuk tertib dan berbaris serta memberikan himbauan untuk tetap tertib pada saat turun ke jalan.  12.40 12.50 Pintu gerbang dibuka dan massa mulai berjalan keluar secara perlahan menuju Gedung MPR/DPR

melewati kampus Untar.  12.50 13.00 Long march mahasiswa terhadang tepat di depan pintu masuk kantor Walikota Jakarta Barat oleh barikade aparat dari kepolisian dengan tameng dan pentungan yang terdiri dari dua lapis barisan  13.00 13.20 Barisan satgas terdepan menahan massa, sementara beberapa wakil mahasiswa (Senat Mahasiswa Universitas Trisakti) melakukannegoisasi dengan pimpinan komando aparat (Dandim Jakarta Barat, Letkol (Inf) A. Amril dan Wakapolres Jakarta Barat). Sementara megoisasi

berlangsung, massa yang terus tertahan tak dapat dihadang oleh barisan satgas samping bergerak maju dari jalur sebelah kanan. Selain itu, masyarakat mulai bergabung di samping long march.  13.20 13.30

7|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

Tim negoisasi kembali dan menjelaskan hasil negoisasi di mana long march tidak diperbolehkan dengan alasan oleh kemungkinan terjadinya kemacetan lalu lintas dan dapat menimbulkan kerusakan. Mahasiswa kecewa karena mereka merasa aksinya tersebut merupakan aksi damai. Massa terus mendesak untuk maju. Dilain pihak pada saat yang hampir bersamaan datang tambahan aparat Pengendalian Massa (Dal-Mas) sejumlah 4 truk.

 13.30 14.00 Massa duduk. Lalu dilakukan aksi mimbar bebas spontan di jalan. Aksi damai mahasiswa berlangsung di depan bekas kantor Wali Kota Jakbar. Situasi tenang tanpa ketegangan antara aparat dan mahasiswa. Sementara rek an mahasiswi membagikan bunga mawar kepada barisan aparat. Sementara itu pula datang tambahan aparat dari Kodam Jaya dan satuan kepolisian lainnya.

 14.00-16.45 Negoisasi terus dilanjutkan dengan komandan (Dandim dan Kapolres) dengan pula dicari terobosan untuk menghubungi MPR/DPR. Sementara mimbar terus berjalan dengan diselingi pula teriakan yel-yel maupun nyanyiannyanyian. Walaupun hujan turun massa tetap tak

bergeming. Yang terjadi akhirnya hanya saling diam dan saling tunggu. Sedikit demi sedikit massa mulai berkurang dan menuju ke kampus. Polisi memasang police line. Mahasiswa berjarak sekitar 15 meter dari garis tersebut.  16.45-16.55
8|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

Wakil mahasiswa mengumumkan hasil negoisasi di mana hasil kesepakatan adalah baik aparat dan mahasiswa sama-sama mundur. Awalnya massa menolak tapi setelah dibujuk oleh Bapak Dekan FE dan Dekan FH Usakti, Adi Andojo SH, serta ketua SMUT massa mau bergerak mundur.  16.55-17.00 Diadakan pembicaraan dengan aparat yang mengusulkan mahasiswa agar kembali ke dalam kampus. Mahasiswa bergerak masuk kampus dengan tenang. Mahasiswa menuntut agar pasukan yang berdiri berjajar mundur terlebih dahulu. Kapolres dan Dandim Jakbar memenuhi keinginan mahasiswa. Kapolres menyatakan rasa terima kasih karena mahasiswa sudah tertib.

Mahasiswa kemudian membubarkan diri secara perlahanlahan dan tertib ke kampus. Saat itu hujan turun dengan deras. Mahasiswa bergerak mundur secara perlahan

demikian pula aparat. Namun tiba-tiba seorang oknum yang bernama Mashud yang mengaku sebagai alumni

(sebenarnya tidak tamat) berteriak dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor ke arah massa. Hal ini memancing massa untuk bergerak karena oknum tersebut dikira salah seorang anggota aparat yang menyamar.  17.00-17.05 Oknum tersebut dikejar massa dan lari menuju barisan aparat sehingga massa mengejar ke barisan aparat tersebut. Hal ini menimbulkan ketegangan antara aparat dan massa mahasiswa. Pada saat petugas satgas, ketua SMUT

9|Tra gedi Tri sa k ti , Persoal a n HAM ya n g Tak Tersel esai ka n

serta Kepala kamtibpus Trisakti menahan massa dan meminta massa untuk mundur dan massa dapat

dikendalikan untuk tenang. Kemudian Kepala Kamtibpus mengadakan negoisasi kembali dengan Dandim serta Kapolres agar masing-masing baik massa mahasiswa maupun aparat untuk sama-sama mundur.  17.05-18.30 Ketika massa bergerak untuk mundur kembali ke dalam kampus, di antara barisan aparat ada yang meledek dan mentertawakan serta mengucapkan kata-kata kotor pada mahasiswa sehingga sebagian massa mahasiswa kembali berbalik arah. Tiga orang mahasiswa sempat terpancing dan bermaksud menyerang aparat keamanan tetapi dapat diredam oleh satgas mahasiswa Usakti. Pada saat yang bersamaan barisan dari aparat langsung menyerang massa mahasiswa dengan tembakan dan pelemparan gas air mata sehingga massa mahasiswa panik dan berlarian menuju kampus. Pada saat kepanikan tersebut terjadi, aparat melakukan penembakan yang membabi buta, pelemparan gas air mata dihampir setiap sisi jalan, pemukulan dengan pentungan dan popor,

penendangan dan penginjakkan, serta pelecehan seksual terhadap para mahasiswi. Termasuk Ketua SMUT yang berada di antara aparat dan massa mahasiswa tertembak oleh dua peluru karet dipinggang sebelah kanan. Kemudian datang pasukan bermotor dengan

memakai perlengkapan rompi yang bertuliskan URC mengejar mahasiswa sampai ke pintu gerbang kampus dan sebagian naik ke jembatan layang Grogol. Sementara aparat yang lainnya sambil lari mengejar massa mahasiswa, juga
10 | T r a g e d i T r i s a k t i , P e r s o a l a n H A M y a n g T a k T e r s e l e s a i k a n

menangkap dan menganiaya beberapa mahasiswa dan mahasiswi lalu membiarkan begitu saja mahasiswa dan mahasiswi tergeletak di tengah jalan. Aksi penyerbuan aparat terus dilakukan dengan melepaskan tembakkan yang terarah ke depan gerbang Trisakti. Sementara aparat yang berada di atas jembatan layang mengarahkan tembakannya ke arah mahasiswa yang berlarian di dalam kampus. Lalu sebagian aparat yang ada di bawah menyerbu dan merapat ke pintu gerbang dan membuat formasi siap menembak dua baris (jongkok dan berdiri) lalu menembak ke arah mahasiswa yang ada di dalam kampus. Dengan tembakan yang terarah tersebut mengakibatkan jatuhnya korban baik luka maupun meninggal dunia. Yang

meninggal dunia seketika di dalam kampus tiga orang dan satu orang lainnya di rumah sakit beberapa orang dalam kondisi kritis. Sementara korban luka-luka dan jatuh akibat tembakan ada lima belas orang. Yang luka tersebut memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Aparat terus menembaki dari luar. Puluhan gas air mata juga dilemparkan ke dalam kampus.  18.30-19.00 Tembakan dari aparat mulai mereda, rekan-rekan mahasiswa mulai membantu mengevakuasi korban yang ditempatkan di beberapa tempat yang berbeda-beda menuju RS.  19.00-19.30 Rekan mahasiswa kembali panik karena terlihat ada beberapa aparat berpakaian gelap di sekitar hutan (parkir

11 | T r a g e d i T r i s a k t i , P e r s o a l a n H A M y a n g T a k T e r s e l e s a i k a n

utama) dan sniper (penembak jitu) di atas gedung yang masih dibangun. Mahasiswa berlarian kembali ke dalam ruang kuliah maupun ruang ormawa ataupun tempat-tempat yang dirasa aman seperti musholla dan dengan segera memadamkan lampu untuk sembunyi.  19.30-20.00 Setelah melihat keadaan sedikit aman, mahasiswa mulai berani untuk keluar adari ruangan. Lalu terjadi dialog dengan Dekan FE untuk diminta kepastian pemulangan mereka ke rumah masing- masing. Terjadi negoisasi antara Dekan FE dengan Kol.Pol.Arthur Damanik, yang hasilnya bahwa mahasiswa dapat pulang dengan syarat pulang dengan cara keluar secara sedikit demi sedikit (per 5 orang). Mahasiswa dijamin akan pulang dengan aman.  20.00-23.25 Walau masih dalam keadaan ketakutan dan trauma melihat rekannya yang jatuh korban, mahasiswa berangsurangsur pulang. Yang luka-luka berat segera dilarikan ke RS Sumber Waras. Jumpa pers oleh pimpinan universitas. Anggota Komnas HAM datang ke lokasi. 2.2. Undang-undang mengenai HAM yang terkait tragedi Trisakti Tragedi Trisakti merupakan suatu catatan sejarah berdarah bagi Indonesia. Pembunuhan terhadap 4 mahasiswa Trisakti di saat demonstrasi telah berakhir adalah satu bentuk pelanggaran HAM. Hak Asasi Manusia sebagaimana telah disebutkan, merupakan hak yang melekat pada diri manusia sejak lahir. Adapun Undang -undang

12 | T r a g e d i T r i s a k t i , P e r s o a l a n H A M y a n g T a k T e r s e l e s a i k a n

mengenai Hak Asasi Manusia yang terkait dengan tragedi Trisakti adalah sebagai berikut : UU No. 39 Tahun 1999 :  Pasal 1 Ayat (6) Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang/ kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi,

mambatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak memperoleh

penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.  Pasal 4 Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah Hak Asasi Manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.  Pasal 23 Ayat (2) Setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama,

kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa. Dari UU No. 39 Tahun 1999 tersebut kita dapat melihat bagaimana Hak Asasi Manusia para mahasiswa Ttisakti dirampas.

13 | T r a g e d i T r i s a k t i , P e r s o a l a n H A M y a n g T a k T e r s e l e s a i k a n

Semestinya mereka bebas menyampaikan pendapat kepada publik secara lisan maupun tulisan, yang pada saat itu mereka lakukan tidak melanggar ketertiban dan justru melakukan negoisasi secara baik-baik. Selain itu, dikaitkan dengan UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat (6) yang telah disebutkan diatas, jelas sekali ini merupakan pelanggaran mengingat peristiwa penembakan pada 12 Mei 1998 lalu merupakan perbuatan para aparat militer, hal ini dibuktikan dengan keberadaan para penembak jitu (sniper) yang berada di area sekitar kampus yang dilihat oleh beberapa mahasiswa. Maka jelas, seharusnya masalah ini segera di bawa ke meja hijau untuk diselesaikan.

14 | T r a g e d i T r i s a k t i , P e r s o a l a n H A M y a n g T a k T e r s e l e s a i k a n

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan 4.1.1. Aksi yang dilakukan oleh para civitas akademika Universitas Trisakti ternyata dilakukan secara damai dan tertib, namun provokasi dari pihak luar akhirnya memicu kemarahan mahasiswa yang kemudian kembali surut namun ternyata aparat tidak kembali mundur ketika para mahasiswa sudah kembali masuk ke area kampus sehingga terjadi keributan hebat dan terjadilah peristiwa penembakan terhadap mahasiswa Universitas Trisakti tersebut. 4.1.2. Undang-undang yang berkaitan dengan peristiwa tersebut adalah UU No. 39 Tahun 1999 pasal 1 ayat (6), pasal 4, dan pasal 23 yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak menyampaikan dan menyebarluaskan pendapatnya secara lisan maupun tulisan, juga mengenai hak hidup setiap orang dan tentang aparat baik disengaja ataupun tidak yang mencabut Hak Asasi Manusia dan tidak memperoleh penyelesaian sesuai hukum merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia.

4.2. Saran 4.2.1. Pemerintah perlu melakukan penyelidikan lanjutan terhadap sebab-sebab pokok dan pelaku utama peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan menyelesaikannya. 4.2.2. Pemerintah perlu menegaskan dan mensosialisasikan kembali hukum atau aturan-aturan yang terkait dengan Hak Asasi Manusia.

15 | T r a g e d i T r i s a k t i , P e r s o a l a n H A M y a n g T a k T e r s e l e s a i k a n

DAFTAR PUSTAKA http://www.scribd.com/doc/15256173/Konflik-Trisakti http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_uu/UU%20No.%2039%20Th% 201999%20ttg%20%20Hak%20Asasi%20Manusia.pdf http://www.fauzibowo.com/dipo63.php?id=31&mode=view&page=4 file:///D:/PKn/elaborasi-etika-kritik-atas-penegakan.html

16 | T r a g e d i T r i s a k t i , P e r s o a l a n H A M y a n g T a k T e r s e l e s a i k a n

You might also like