Setelah mempelajari berbagai aspek manajemen, dan meneilti serta mencatat prinsip-prinsip manajemen menurut ajaran islam, akan kita temukan beberapa prinsip yang menonj yang secara teags tidak terdapat di dalam prinsip manajemen yang kita kenal selama ini. Prinsip-prinsip yang menonjol itu merupakan ciri khas manajemen islam yang patut diangkat ke sidang ilmiah dan seharusnya dijadikan pedoman praktek oleh para pemimpin dan para manajer muslim pada perusahaan ataupun lembaga milik kaum muslim. Ciri-ciri manajemen islam adalah sebagai berikut: 1. Manajemen berdasarkan akhlak yang kuhur (akhlakul karimah). 2. Manajemen terbuka. 3. Manajemen yang demokratis. 4. Manajemen berdasarkan ilmiah. 5. Manajemen berdasarkan tolong menolong (taawun). 6. Manjemen berdasarkan perdamaian. Demikianlah ada enam prinsip manajemen yang menonjol yang seharusnya kita praktekkan. Berikut akan dijelaskan satu persatu secara ringkas.
1. Manajemen berdasarkan akhlak yang kuhur (akhlakul karimah). Setiap muslim di mana pun dia berada harus mempunyai akhlaj yang luhur (akhlakul karimah). Al-Quran dan Hadis menjadi dasar dan sumber akhlak yang mulia. Oleh karena akhlakyang mulia membedakan antara rang Islam dan bukan Islam, maka tidak ada pilihan lain bagi setiap pemimpin atau seorang manajer Islam wajib mempunyai, menghargai, mempraktekkan akhlak ini. Perusahaan atau lembaga masyarakat milik muslim harus dikelola berdasarkan prinsip akhlak yang luhur. 2
Degan demikian, agama islam adalah akhlakul karimah, dan benar-benar autoritatif, karena agama ini adalah agama akhir zaman untuk seluruh umat manusia berdasarkan fitrah. Universal berarti sesuai dengan kebutuhan umat manusia dalam semua keadaan dan sepanjang zaman. Oleh karena itu para calon pemimpin dan manajer harus diambil dari orang yang mempunyai akhlak luhur dan juga harus berpedoman kepada akhlakul karimah.
2. Manajemen terbuka. Fungsi dan tugas pemimpin atau manajer adalah memegang amanat karena dia bukan mengurus atau mengelola harta benda miliknya sendiri, akan tetapi harta benda milik orang lain yaitu harta pemegang saham atau rakyat. Oleh karena itu, ia harus mengelolanya dengan baik, secara sehat, dan jujur. Dengan kata lain, ia harusmengelolanya menurut sistem manajemen terbuka. Jika seoran pemimpin atau manajer menerapkan sistem manajemen terbuka maka trpenuhilah tugasnya kepada Allah terutama mengenai zakat kepada pemerintah, mengenai pajak dan kepada pemegang modal mengenai rugi laba yang sebernya. Sehubungan dengan hal ini apabila dia sebagai pejabat pemerintah yang memikul amanat Allah dan rakyat harus bertanggung jawab kepada Allah dan rakyat. Dengan demikan, manajemen terbuka seharusnya diterapkan oleh pemimpin atau manajer dan bersedia untuk diminta keterangan mengenai pengelolaanya. Jika perlu setiap waktu ia bersedia untuk diperiksa baik pembukuan, kas asset yang ada dan kebijakan (policy) yang diambilnya. Firman Allah,
3
f Bb HMv0 0 FbTAV 6.1vJ.Bb b`Lf B10 Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. (Surah (4) An-Nisaa:58) Karena itu, kewajiban untuk menunaikan amanat memerlukan manajemen terbuka karena manajemen terbuka itu wajib dilakukan.
3. Manajemen yang demokratis. Sebagai akibat dari penerapan manajemen terbuka, pegelolaan sesuatu badan harus pula di jalankan secara demokratis. Manajemen demokratis artinya semua harus dimusyawarahkan bersama semua peserta, partisipan dan pemegang saham. Mereka harus dapat diberi hak untuk menyampaikan pendapatnya. Ini adalah ciri khas Islam berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Firman Allah,
Mv0. N.: .1) Artinya: Urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka. (Surah (42) Asy-Syuura:38)
Firman Allah,
:BA. UJ.Bb Artinya: Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan. (Surah (3) Ali-Imran:159)
4
Akibat dari penerpan sistem manajemen secara demokratis menimbulkan suatu pengawasan sosial (social control), yang harus disalurkan dan diberi hak untuk menggunakannya. Islam sangat menghargai pengawasan sosial ini.
4. Manajemen berdasarkan ilmiah. Seorang pemimpin atau manaker wajib mempunyai ilmu menurut bidang tempatnya bertugas karena tanpa ilmu dia tidak akan berhasil dengan baik. Didalam Al-Quran ada contohnya yaitu kasus Nabi Yusuf yang melamar untuk menjadi Menteri Perbendaharaan Kerajaan Mesir, seperti dalam ayat berikut,
XBC 1Bb P`V b. :J.Bb F f T= T1 Artinya: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (Surah (12) Yusuf:55)
Seorang pemimpin atau manajer haruslah pengurus yang berpengatahuan seperti yang dimaksud ayat di atas. Kemudian Allah dengan tegas memerintahkan,
= X1) f Bb v. Bb .1Bb N VC J1m CM+ Artinya: Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar. (Surah (6) Al-Anam:143)
Jadi semua pemimpin atau manajer haruslah orang yang berilmu pengetahuan karena dia yang merencanakan atau menurus dan mengelola setiap fungsi manajemen. Menurut ajaran Islam kepengurusan haruslah diselenggarakan secara ilmiah. 5
Masyarakat yang dikelola dengan sistem demokratis dan dengan keterbukaan harus disertai pula dengan manajemen yang ilmiah. Makin banyak ilmuwan yang berakhlak dan berbobot makin baik pengawasan karena mereka akan membeerikan masukan yang berbobot ilmiah pula, sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan bersih. Inilah inti masyarakat baik dan diridhai Allah (baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).
5. Manajemen berdasarkan tolong menolong (taawun). Masyarakat Islam berdasarkan tolong-menolong (taawun), seperti tersebut di dalam firman Allah yang berikut,
Fb.BV. `V MBb N.fJBb. F N. Fb.BV `V 6Bb .MBb. P Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (surah (5) Al- Maaidah:2)
Dengan firman ini Allah menunjukkan konsepsi masyarakat menurut Islam, yaitu suatu masyarakat yang bertolong-tolongan dalam semua perbuatan baik bersifat ekonomis, politis, sosial budaya serta pertahanan. Jadi konsep ini mendekati jonsepsi koperasi yang kita kenal sekarang yang muncul di Eropa abad ke-18. Bedanya jika konsepsi koperasi keluar dari dapur individualisme sebagai salah satu produk revolusi industrimaka konsepsi tolong-menolong (taawun) adalah konsepsi Illahi yang bernafaskan kemanusiaan sesuai dengan fitrah manusia dan berlandaskan kasih sayang antar manusia. Konsepsi tolong-menolong (taawun) ini menunjukkan bahwa manusia dijadikan sebagai makhluk sosial karena mereka ditakdirkan Allah menjadi khalif- Nya di muka bumi. Dilihat dari proses ini maka taawun adalah suatu sunnatullah 6
yang diberikan oleh Allah sebagai fitrah manusia. Dengan demikian, konsepsi taawun lebih tinggi nilainya dari pada konssepsi koperasi dan lebih luas pula jangkauannya. Oleh karena itu, pelaksanaan konsepsi ini adalah untuk mendapatkan ridha Allah karena taawun bukan saja faedah bagi diri sendiri tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah, seperti di dalam firman Allah berikut,
Bv A AA 1.1+= BN 0 1T B8.v F Bv. A 1AA 1T BN 0 VH Bo.v N CAH. Bb P`V VH 0A B4JHfv Artinya: Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. (surah (4) An-Nisaa:85)
Firman Allah,
Bv b CBb Mf Bb BMC Bo1+= =AT 0 B8B0 1.MMdm P Bb. Pf CP. =Tf. .MV 7
Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Surah (2) Al-Baqarah:245)
Semua yang telah dicapai dalam bidang ekonomi tersebut adalah berka konsepsi taawun memberikan sumbangan yang besar dan berharga di dalam penyelenggaraan manajemen. Manajemen menurut visi Islam haruslah ditegakkan atas dasar bertolong-tolongan dengan ikhlas.
6. Manjemen berdasarkan perdamaian. Sebagai konsepsi yang menjadi ciri khas Islam dlam penyelenggaraan manajemen adalah berdasarkan perdamaian. Firman Allah,
B0 CBb Fb1vb. Fb1.TBb 1Bb 1Bm Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam perdamian. (Surah (2) Al-Baqarah:208)
Allah memerintahkan umat Islam melalui firman tersebut untuk senantiasa beusaha menciptakan perdamaian dalam hubungan manusia. Jadi perdamaian di dalam badan usaha maupun perdamaian di masyarakat. Oleh karena itu pengaturan hubungan antar manusia di dalam proses manajemen haruslah berdasarkan perdamaian. Perbedaan fungsi dan kedudukan sosial tidak boleh menimbulkan antagonistis dan kontradiktif, tetapi hal itu adalah akibat pembagian kerja yang 8
merupakan rahmat Tuhan, sehingga fungsi pemimpin adalah pemersatu. Persatun diperlukan agar dapat bekerja sama dan tolong-menolong antara komponen tenaga kerja, modal dan manajemen. Adanya golongan pemilik modal di satu pihak dan golongan pekerja di pihak lain, serta diikat oleh golongan yang mempunyai kemampuan manajemen akan menjadi sesuatu kekuatan produktif bagi kelangsungan hidup manusia. Firman Allah,
A1UBb. MM. N Artinya: Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka). (Surah (4) An-Nisaa:128)
Setiap pertentangan atau permusuhan harus diselesaikan dengan damai. Semua usaha untuk mencapai perdamaian itu harus ditempuh sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan akhlak.