You are on page 1of 4

Proses Persalinan

Selama kehamilan, janin tinggal dengan aman pada rahim calon ibu. Di tempat yang terlindung ini, janin mendapat makanan yang bergizi, terlindung dan terus berkembang sampai akhirnya janin lengkap membentuk organ-organ tubuh dan siap dilahirkan. Proses ini dapat terus berlangsung karena leher rahim tertutup rapat sehingga janin dapat terus tinggal aman di dalam rahim selama kurang lebih 9 bulan. Setelah masa kehamilan selesai, kini janin siap untuk keluar dari rahim dalam proses persalinan. Seorang calon ibu yang akan bersalin, biasanya akan dimulai dengan rasa mulas pada perut yang diakibatkan gerakan kontraksi pada otot-otot uterus. Rasa yang tidak menyenangkan dan membuat sakit seorang calon ibu. Kemudian, untuk mempersiapkan jalan keluar bagi bayi, leher rahim mulai menipis, melunak dan merenggang juga ditambah dengan membesarnya vagina. Bersamaan dengan membesarnya leher rahim dan vagina, selaput ketuban pecah dan menjadi penanda, bayi harus segera keluar. Sebagai tenaga untuk mendorong bayi, rahim mulai menciut dan berkontraksi yang akan membantu bayi keluar. Calon ibu juga harus membantu besarnya tenaga dorongan agar bayi dapat segera keluar. Pada persalinan normal, seorang calon ibu mengejan agar kelahiran bayi yang ditunggu-tunggu dapat terjadi. Penyebab rahim yang menciut dan perenggangan leher rahim dipicu oleh 2 hal. Pertama, dihasilkannya hormon oksitosin yang diproduksi otak dalam jumlah yang besar. Faktor kedua adalah berhentinya hormon progesteron dari plasenta sehingga rahim mulai berkontraksi dan akan mendorong bayi keluar. Setelah bayi keluar, bayi harus mengalami perubahan lingkungan yang sangat berbeda dari tempat tinggal sebelumnya di dalam rahim. Jika sebelumnya paru-paru janin pada rahim berisi air ketuban, kini setelah lahir, paru-paru bayi harus diisi dengan udara agar dapat bernapas. Untuk mengisi paru-parunya dengan udara, bayi harus menangis dan ini menjadi tangisan pertama yang menentukan. Menjalani proses persalinan, walaupun dalam waktu yang relatif singkat akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, mendebarkan sekaligus membahagiakan karena inilah proses untuk kehadiran sang buah hati. Agar dapat menjalankan proses persalinan dengan lancar, kesehatan ibu dan beberapa prosedur perlu diketahui calon ibu. Maka, sangatlah penting untuk tetap menjaga kesehatan dan menyantap makanan yang bergizi untuk menyambut kehadiran bayi Anda.

Kadang sebagian wanita mengalami traumatis terhadap rasa sakit yang ditimbulkan akibat proses dari Melahirkan, sebenarnya hal ini wajar terjadi, sebenarnya ada alternatif lain yang mampu mengurangi rasa sakit yang dialami oleh ibu melahirkan. Metode ini sebenarnya sudah lama ada akan tetapi baru terbukti melalui penelitian secara ilmiah. selain mengurangi rasa sakit birth water juga sangat aman di lakukan Salah satu artis kita yang pernah merasakan adalah penyanyi Andai Aku Jadi Orang Kaya . Oppie Andaresta, penyanyi, memilih melahirkan normal di dalam air awal Juli lalu. Pilihannya didasari oleh keinginannya melahirkan serba alamiah dan jauh dari stres. Oppie melahirkan di Klinik Bumi Sehat, di Mas Ubud, Nyuh Kuning, Ubud, Bali. Sebelum persalinan, hari-hari Oppie diisi dengan yoga, meditasi, latihan nafas dan berjalan-jalan di pantai Kuta. Saat bukaan sudah sepuluh, kata Oppie, bidan memberi aba-aba Ok, satu kali lagi push, baby akan keluar. Saat itu, ia merasakan buah hatinya lolos begitu saja tanpa merasakan sakit. Selanjutnya, bayi di tempelkan ke dadanya dan langsung memberi ASI. Sama seperti Oppie, pesinetron, Natalie Margaretha mengaku proses persalinan awal November lalu sangatlah berbeda, dibandingkan ketika dia melahirkan anaknya terdahulu, dengan operasi cesar. Meski tak bisa membandingan rasa sakitnya, namun, Natalie mengaku merasa lebih rileks dan tak merasakan sakit pascapersalinan. Hari-hari sebelum persalinan, Natalie mengisinya dengan latihan terapi hipnobirthing yang diajarkan Lanny Kuswandi. Secara umum ada dua pilihan melahirkan, yakni normal (pervaginam) dan cesar (perabdominam). Water birth adalah pilihan lain melahirkan secara normal. Di negara Eropa Timur, Amerika, Australia, dan beberapa negara Asia, cara ini menjadi pilihan ibuibu untuk melahirkan. Di Indonesia, water birth tergolong sangat baru. Di Jakarta, baru beberapa rumah sakit yang menyediakannya, Menurut Dr. Ivan R. Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, Vice President Director Bundamedik, kelahiran dengan water birth sebenarnya bukanlah metode baru di dunia kebidanan dan kandungan. Metode ini muncul di Rusia tahun 1960-an, yang diperkenalkan olehy Igor Tjarkovsky. Selanjutnya berkembang di Perancis akhir tahun 60-an, dan Amerika tahun 1961. Melahirkan di air tidak jauh berbeda dengan melahirkan normal pada tempat tidur. Hanya saja, proses kelahiran dibuat sefisiologis mungkin. Dalam hal ini, si ibu biasanya tidak begitu merasakan rasa sakit seperti ketika persalinan normal di atas tempat tidur. Pada dasarnya, proses dan prosedur persalinan dalam air sama saja dengan proses normal lainnya. Hanya saja tempatnya berbeda, yakni dalam kolam yang di dalamnya berisi air. Proses kelahiran di air tergolong sangat simpel. Pada pembukaan keenam, pasien dimasukkan kedalam kolam khusus, yang berisi airnya hangat. Air hangat ini membuat kulit vagina menjadi elastis sehingga proses kelahiran lebih mudah dan cepat,

Kolam berisi air hangat itu, tambah Lanny Kuswandi, praktisi relaksasi dan mantan bidan RS. Carolus, yang kerap mendampingi ibu-ibu melahirkan di dalam air, memberikan rasa nyaman, tenang, dan rileks. Sehingga membuat proses mengejan tidak terlalu berat. Air hangat juga mampu menghambat implus-implus saraf yang mengantarkan rasa sakit. Selain itu, vagina akan menjadi lebih elastis, dan lunak. Sehingga proses mengejan tidak perlu terlalu keras. Cukup pelan-pelan, bahkan bila lancar kemaluan tidak perlu dijahit, kata Lanny. Dr. Ivan menambahkan, saat proses persalinan, suami bisa membantu memberikan pijatan-pijatan di punggung istri, tujuannya agar merasa lebih rileks dan nyaman.Biasanya, proses persalinannya sendiri memakan waktu 1-2 jam. Selanjutnya, setelah bayi keluar, dokter atau bidan akan mengangkat bayi ke permukan dan langsung memberikan pada sang ibu untuk diberikan ASI. Bayi yang dilahirkan melalui persalinan water birth dipastikan tidak akan mengisap air yang membuatnya sulit bernapas. Karena ketika bayi akan lahir, ia masih bernapas dengan ari-ari (tali pusar) yang masih tersambung ke perut ibu. Jadi, tidak ada masalah saat bayi dilahirkan dalam air, jelas Dr. Ivan. Syarat Water Birth Tidak semua rumah sakit melengkapi fasilitas persalinannya dengan metode water birth. Selain dibutuhkan tenaga medis yang terlatih, rumah sakit juga harus memilliki kolam bersalin berdesain khusus (birth pool). Beberapa persyaratannya, selain kolam bersalin khusus, yang biasanya berukuran antara 1,6 x 1,2 atau 2 m. Volume air di dalam kolam berada di bawah pusar ibu, baik ketika proses melahirkan dengan duduk, berdiri atau sambil tiduran. Airnya juga harus steril. Menurut Dr. Ivan, kolam yang sudah disterilisasi, diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 37 derajat Celcius. Besarnya angka derajat itu memiliki kesamaan dengan air ketuban. Hal ini agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan di luar. Selain itu, agar bayi tidak mengalami hipotermia (suhu tubuh terlalu rendah) atau hipertermia (suhu tubuh terlalu tinggi). Kata Dr. Ivan lagi, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur, agar air tetap bersirkulasi. Di RS Bunda, tempat ia berpraktik, airnya menggunakan air suling, sehingga pasien tidak perlu takut jika terminum. Selain itu, RS Bunda juga menyajikan bebauan aromaterapi serta musik rileksasi. Ada beberapa syarat untuk melakukan proses melahirkan melalui media air ini ada syaratnya. Pertama, proses kelahiran dikehendaki melalui jalan lahir normal. Kedua, tidak ada infeksi. Ketiga, posisi bayi dalam rahim pada kondisi normal, tidak terbalik

(sungsang). Keempat, ibu tidak memiliki penyakit menular, Dan kelima, ketuban belum pecah sebelum masuk ke dalam kolam air. Keuntungan Melahirkan di Air 1. Rileks dan nyaman. Rasanya seperti sehabis berenang saja, segar dan tidak berkeringat, kata ibu Liz Adiyanti. 2. Si jabang bayi bersih karena tidak banyak darah yang keluar. 3. Mengurangi rasa stress dan sakit. Tips Melahirkan di Air 1. Pertama-tama yang penting kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di air. 2. Mengikuti senam hamil saat kehamilan, untuk pernafasan dan kelenturan lubang vagina sehingga memudahkan kelahiran si bayi. 3. Untuk media kolamnya Anda tidak perlu khawatir, karena biasanya rumah sakit yang melayani melahirkan di air menyediakan fasilitas untuk itu. Dan untuk menjaga kesterilan, setiap ibu mendapat 1 kolam. 4. Menyiapkan data lengkap, seperti cek laboratorium. Mau nyoba??? tapi ingat Hanya Untuk kaum Ibu yang telah Mengandung dan akan melahirkan, Tidak diperkenankan bagi remaja yang belum nikahLah ndalah!!!!!! Popularity: 177 views oleh: pandji | 29 January, 2009[ Kesehatan ] Tanggapi Tulisan ini? Kata Kunci : [ birth water, persalinan ]

You might also like