You are on page 1of 14

KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN Oleh Mohamad Ali Mudini

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam semua kelompok dalam masyarakat, baik itu keluarga, perkumpulan olah raga, unit kerja, maupun organisasi lainnya, terdapat seseorang yang paling berpengaruh dan dapat dikatakan sebagai pemimpin. Organisasi akan kurang efisien tanpa pemimpin, bahkan tidak mampu mencapai tujuan yang ditentukan. Kepemipinan menghadapi berbagai faktor dalam organisasi seperti struktur, tatanan, koalisi, kekuasaan dan kondisi lingkungan, disamping itu, kepemimpinan dapat menjadi alat pemecahan terhadap beberapa persoalan dalam organisasi. Karena pentingnya kepemimpinan inilah, maka kepemimpinan menjadi perhatian para ahli. Dalam sejarah pertumbuhan peradaban manusia, banyak ditunjukkan bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh sosok pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali penentu arah yang hendak ditempuh oleh suatu organisasi menuju tujuan yang hendak dicapai. Konsep kepemimpinan masih menjadi suatu misteri dan belum ada kesepakatan diantara para ahli tentang apa sebenarnya kepemimpinan dan bagaimana cara menganalisa kepemimpinan. Kepemimpinan perlu memadukan beberapa konsep agar kepemimpinan yang ideal dapat tercapai. Perilaku pemimpin yang positif dan cukup ideal dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerjasama dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Karena sentralnya peran kepemimpinan tersebut maka dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dikaji dan dipahami lebih mendalam lagi.

B. Topik Pembahasan Adapun permasalaha yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimanakah definisi dan hakikat kepemimpinan? 2. Apa saja Teori Kepemimpinan yang perlu diketahui? 1

3. Dimensi-dimensi Kepemimpinan apa sajakah yang ada dalam teori kepemipinan? 4. Hal apa sajakah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pemimpin? 5. Bagaimana Cara Mengembangkan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah ? BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi dan Hakikat Kepemimpinan Menurut Purwanto (2004:24), dapat dikemukakan bahwa terdapat tiga teori

kepemimpinan ditinjau dari sejarah perkembangannya, yaitu; a. Konsep yang menganggap bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada dalam diri seorang pemimpin b. Konsep yang lebih modern, yaitu konsep yang memandang kepemimpinan sebagai fungsi kelompok, yang sukses tidaknya suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, namun lebih mengutamakan sifat-sifat maupun cirri-ciri kelompok yang dipengaruhinya. c. Konsep yang lebih maju lagi, yaitu konsep yang tidak hanya didasari oleh pandangan psikologis dan sosiologis, tetapi juga atas konsep ekonomis dan politis. Para peneliti biasanya mendefinisikan kepemimpinan menurut pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang paling baik bagi para pakar yang bersangkutan. Adapun tujuan dari para peneliti diantaranya: a. Mengadakan identifikasi para pemimpin b. Melatih para pemimpin c. Menemukan apa yang dikerjakan para pemimpin d. Menentukan bagaimana pemimpin diseleksi e. Untuk membandingkan efektifitas pemimpin (Wahyosumidjo, 2002:18 ) Oleh karena itu, menemui adanya definisi kepemimpinan yang tunggal sangatlah sulit. Kepemimpinan menurut Tannenbaum, Wesler dan Massarik dalam Wahjosumidjo (2002: 17) adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dengan sengaja, dalam suatu situasi melalui proses komunikasi, untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Adapun menurut Ivanchevich (1995: 334 ), kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu. Sutisna (1993), dalam Mulyasa (2004:107) merumuskan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Mulyasa juga menyebutkan bahwa menurut Supardi (1988) 2

mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbin, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum bila perlu, serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut Atmosudirdjo dalam Fattah (2004:25) menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu bentuk persuasi seni (art) pembinaan kelompokkelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan motivasi yang tepat. Definisi-definisi yang bermacam-macam ini menunjukkan bahwa kepemimpinan melibatkan pengaruh dan pentingnya proses komunikasi. Selain itu, unsur lain dalam definisi tersebut adalah terfokus pada pencapaian tujuan. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang dengan ukuran tingkat pencapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut. Definisi-definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang bersifat umum ,seperti: a. Di dalam satu kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih (pemimpin dan pengikutnya) b. dalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja digunakan oleh pemimpin terhadap bawahan. (Wahjosumidjo, 2002: 17) Selain kesamaan asumsi tersebut, terdapat perbedaan pula, yaitu: a. siapa yang menggunakan pengaruh b. tujuan dari usaha untuk mempengaruhi c. cara pengaruh itu digunakan Adapun menurut Fattah (2004:88), pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan, dan kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Pemimpin memiliki peranan yang sangat pentiong. Purwanto (2004:65) menyatakan bahwa menurut ahli ilmu jiwa, pemimpin yang baik memiliki peran: 1. Sebagai pelaksana (executive) 2. Perencana (planner) 3. Seorang ahli (expert) 4. Mewakili kelompoknya 5. Mengawasi hubungan antar anggota kelompok 6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran dan hukuman 7. Bertindak sebagai wasit dan pengarah 3

8.

Merupakan bagian dari kelompok

9. Lambang kelompok 10. Pemegang tanggung jawab 11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita 12. Bertindak sebagai ayah 13. Sebagai kambing hitam

2. Teori Kepemimpinan Fattah (2004:88-98) menguraikan teori-teori kepemimpinan sebagai berikut: 1. Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan Mengenali karakteristik pemimpin yang berhasil merupakan upaya yang pertama kali dilakukan oleh para peneliti dalam memahami kepemimpinan. Sifat-sifat pemimpin yang mencakup intelekualitas, hubungan social, kemampuan emosional, keadaan fisik, imajinasi, kekuatan jasmani, kesabaran, kemauan berkorban dan kemauan bekerja keras harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Para ahli menyebutkan ciri-ciri lain yang harus dimiliki oleh pemimpin. Abdulgani (1958) menyebutkan bahwa pemimpin harus memiliki kelebihan dalam menggunakan pikiran, rohani dan jasmani. Menurut Gerungan, pemimpin sekurang-kurangnya memiliki tga ciri, yaitu penglihatan social, kecakapan berpikir abstrak, dan keseimangan emosi. Henry Fayol berpendapat bahwa pemimpin haruslah setia, cerdas, jujur, sehat, berpendidikan, dan berpengalaman. Sedangkan GR Terry menyebutkan sifat yang harus dimiliki pemimpin yaitu kekuatan, kestabilan emosi, kemampuan hubungan manusiawi, dorongan pribadi, keterampilan berkomunikasi, kecakapan mengajar, kecakapan bergaul, dan kemampuan teknis. 2. Pendekatan Perilaku Pendekatan perilaku memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, bukan dari sifat-sifat pemimpin. Dan bagaimana pemimpin berperilaku akan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman mereka. Disamping itu, pimpinan harus memperhitungkan kekuatan situasional seperti iklim organisasi, sifat tugas, tekanan waktu, sika anggota terhadap kekuasaan, bahkan faktor lingkungan organisasi. Para pendukung teori perilaku mengungkapkan bahwa cara seorang bertindak akan menentukan keefektifan kepemimpinan yang bersangkutan.

3. Pendekatan Situasional Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada kecocokan antara pribadi, tugas, kekuasaan, sikap dan persepsi. Pendukung pendekatan ini diantaranya: a. Model Kontingensi (Fiedler dan Chemer, 1974) Pendekatan kepemimpinan ini berusaha mengenali faktor-faktor terpenting dalam seperangkat situasi tertentu, dan meramalkan gaya kepemimpinan paling efektif dalam situasi seperti itu. Fiedler mengidentifikasi tiga aspek dalam situasi pekerjaan yang membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan efektif. Aspek pertama yaitu variable hubungan antara pemimpin dan anggota, kedua variabel struktur tugas dalam situasi kerja, dan ketiga adalah variable kekuasaan karena posisi pimpinan. b. Model Kepemimpinan Vroom Teton Model ini menjelaskan bagaimana pemimpin harus memimpin dalam situasi yang bermacam-macam. Model ini menyatakan bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang efektif diterapkan dalam semua situasi. c. Model Jalur Tujuan Model ini dikembangkan oleh Martin G Evans (1970) dan Robert J House (1974) serta Stoner (1986). Model ini didasarkan atas model pengharapan, menyatakan bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapannya akan imbalan dan nilai, dan memusatkan pemimpin sebagai sumber imbalan. Teori ini disebut jalur tujuan karena memfokuskan pada cara pemimpin mempengaruhi persepsi bawahan tentang tujuan kerja. Pemimpin yang berorientasi pada bawahan akan menyediakan berbagai macam imbalan, bukan hanya sekedar uang dan promosi, namun juga dukungan, rasa aman, dan rasa hormat.

3. Dimensi-dimensi Kepemimpinan David G Bowers dan Stanley E Seashore dalam Purwanto (2004:29) menyebutkan empat dimensi pokok dari struktur fundamental kepemimpinan, yaitu: 1. Bantuan (support), yaitu tingkah laku yang memperbesar perasaan berharga seseorang dan dianggap penting

2. Kemudahan interaksi, yaitu tingkah laku yang memberanikan anggota-anggota kelompok untuk mengembangkan hubungan yang saling menyenangkan 3. Pengutamaan tujuan, yaitu tingkah laku yang merangsang antusiasme bagi penemuan tujuan kelompok mengenai penccapaian prestasi yang baik 4. Kemudahan bekerja, yaitu tingkah laku yang membantu pencapaian tujuan dengan kegiatan-kegiatan seperti penetapan waktu, pengkoordinasian, penyediaan sumbersumber dan bantuan teknis. Adapun menurut Purwanto, dimensi kepemimpinan didasarkan pada dua orientasi, yaitu orientasi system dan persona (2004: 28)

Orientasi Sistem Mengutamakan produksi- melakukan desakan untuk hasil yang produktif Pemberitahuan struktur- secara jelas menetapkan peranannya sendiri dan mengajak pengikut untuk mengetahui apa yang diharapkan Perwakilan- membicarakan dan bertindak sebagai wakil kelompok

Orientasi Personal Toleransi kebebasan- mengijinkan anggota mengambil inisiatif, keputusan, dan tindakan Toleransi ketidakpastian- dapat mentoleransi ketidakpastian dan penangguhan tanpa merasa cemas atau bimbang

Konsiderasi/perhatian- memperhatikan kesenangan, kesehatan, kedudukan, dan kontribusi pengikut Tuntutan ketentraman- mendamaikan pertentangan-pertenangan dan mengurangi kekacauan atau kebingungan terhadap system Ketepaan prakiraan- memperlihatkan pengertian dan kemampuan memperkirakan hasil-hasil secara cepat Integrasi- memelihara kekompakan organisasi dan menyelesaikan pertentanganpertentangan antar anggota

Asumsi peranan- secara aktif melatih peranan kepemimpinan daripada menyerahkan kepemimpinan kepada yang lain Persuasi- menggunakan keyakinan dan bukti secara efektif, menunjukkan keyakinan yang kuat Orientasi ke atas- memelihara hubungan dengan yang lebih tinggi, mempunyai pengaruh terhadap mereka, dan memperjuangkan status yang lebih tinggi

4. Pengembangan Kemampuan Pemimpin Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga yang dipimpinnya, sifatsifat dan kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian pengikutnya, serta kekuatan-kekuatan yang dimilikinya (Purwanto, 2004: 61). Faktor-faktor ini tentunya juga memiliki pengaruh dalam pengembangan kemampuannya. Secara internal, seorang pemimpin dapat melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuannya, diantaranya: 1. Selalu belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja anggotanya 2. Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana 3. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan 4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain 5. Berfikir untuk masa yang akan datang 6. Merumuskan ide-ide yang dapat diuji cobakan (Mulyasa, 2004: 127) Fiedler, dalam Ivancevich (1995:352) menyebutkan bahwa program pelatihan dan pengalaman dapat meningkatkan kekuasaan dan pengaruh seorang pemimpin jika situasinya sangat menguntungkan, yaitu untuk kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan, dan cukup sulit untuk yang berorientasi tugas. Adapun menurut Wahjosumidjo (2002:54), terdapat tiga macam cara untuk memperbaiki kepemimpinan, yaitu: a. Seleksi (selection) b. Pelatihan (Training) c. Rekayasa situasi (situational engineering)

5. Pengembangan Kemampuanan Kepala Sekolah Pengembangan kemampuan professional Secara umum,pemimpin pendidikan harus menguasai 5 keterampilan pokok (Kimball Wiles) 1. Keterampilan dalam kepemimpinan. 2. Keterampilan dalam hubungan kemanusiaan. 3. Keterampilan dalam proses kelompok. 4. Keterampilan dalam administrasi personalia. 5. Keterampilan dalam penilaian. Di samping itu, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus menguasai bagaimana mengambil keputuskan secara professional dan mengatasi konflik yang terjadi dalam sekolah.Dua kemampuan ini sangat penting, mengingat kepala sekolah mempunyai fungsi kepemimpinan menjabarkan kebijakan pemerintah dan menciptakaan iklim sekolah yang memungkinkan agar tidak terjadi konflik. Dalam mengembangkan kemampuan professional, ada beberapa ketrampilan dan kemampuan yang harus dikuasi oleh kepala sekolah, yaitu : 1. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang kurikulum,ia harus: Mendayagunakan sumber-sumber material untuk pengembangan kurikulum Menjabarkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan anak didik. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kurikulum dan kepemimpinan yang diterapkan. 2. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang personalia, ia harus: Menerima dan menghargai individu guru sebagai staf atas dasar karakter pribadi dan latar belakangnya. Mengadakan kerjasama dan perencanaan,hubungan individu dan kelompok, dan pembuatan program sekolah 3. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang hubungan masyarakat ia harus: Meningkatkan partisipasi orang tua dalam menyelesaikan problema sekolah dan masyarakat. Meningkatkan saling kunjungan antara sekolah dan masyarakat. 4. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang hubungan guru dan murid, ia harus dapat: Memberikan contoh dan membina hubungan baik dengan guru dan murid 8

Mendorong guru agar professional dalam menyampaikan mater 5. Kepala Sekolah sebagai pemimpin dalam pengorganisasian sekolah ia harus dapat: Membimbing guru dan staf sekolah untuk memahami tugas dan peranannya. Bekerjasama dengan guru dan staf dalam perencanaan dan pengorganisasian program sekolah. Pengembangan Kemampuan Personal. Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan perlu mengembangkan kemampuan dirinya, agar selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu,kepala sekolah perlu memahami kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri sendiri dan mau mengembangkan kemampuannya secara continue. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kemampuan pribadi antara lain: o Watak (Psikolofis-internal) o Tempramen (Tingkah Laku) o Minat o Kecerdasan o Fisik o Sifat-sifat pribadi dan tipe kepemimpinan yang dimiliki. Seorang pemimpin pendidikan harus dapat menempatkan dirinya dalam kedirian orang lain dengan kemampuan personel yang dimilikinya. Jika berada didepan memberikan contoh tauladan, ditengah bisa berpatisipasi meningkatkan kemauan dan kreativitas bahan, dan jika dibelakan membangun dan mendorong semangat bawahan. Pemimpin harus dapat membenahi dirinya sebelum dapat membenahi orang lain.Sebagai mana dikemukakan Robert J.Mc Cracken, Bahwa; We must have good domestic relation with others Dari Dr. Sosrokartono kita mendapat gambaran dari Mangkunegoro IV, bahwa seorang pemimpin hendaknya mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1. Sugih tanpo bondo (kaya tanpa harta) 2. Digdya tanpa aji (sakti tanpa memakai jimat) 3. Mabur tanpa elar (terbang tanpa sayap) 4. Nglurug tanpo bolo (melawat tanpa bala tentara) 5. Menang tanpo ngasorake (menang tanpa mengalahkan)

Pengembangan Kemampuan Sosial Kemampuan social yang dimaksudkan adalah kemampuan dalam antar-hubungan dengan orang lain baik antar individu,dalam kelompok,antar kelompok, atau dalam lingkungan organisasi yang lebih besar.Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan di bidang ini untuk menopang kepemimpinannya. Prof. J. F. Tahalele memberikan beberapa saran untuk mengembangkan kemampuan social kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan: 1. Usahakan agar tetap gembira. 2. Lihatlah, Pikirlah, dan bicarakan yang baik. 3. Jangan mengharap terlalu banyak kepada orang lain,tetapi apa yang dapat kita sumbangkan kepada mereka. 4. Jangan mencampuri urusan pribadi orang lain kecuali dilapori. 5. Jauhkan sifat sombong dan kembangkan sifat murah hati 6. Tekun beragama dan jangan sekali-kali putus asa 7. Kembangkan sifat lagniappe (pemberian kecil kepada orang lain yang berdampak positif yang besar) Disamping kemampuan yang ada pada diri sendiri harus dikembangkan, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mampu menempatkan diri dalam kedirian orang lain. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain: 1. Selalu menghargai pendapat orang lain meskipun bertentangan. 2. Jangan memaksakan pendapat kepada orang lain walaupun merasa benar. 3. Menegur orang lain secara halus, misalnya bgaimana menurut pendapat saudara jika .. 4. Berbicara dengan jelas dan berlahan. 5. Ketika berbicara, pandanglah lawan bicara kita (tidak menengok ke kiri dan ke kanan. 6. Memberikan perintah dengan bahasa meminta dapatkah anda menolong saya untuk 7. Hindari kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain. 8. Sewaktu orang lain berbicara, hendaklah mendengarkan dengan penuh perhatian. 9. Ketika orang lain berbicara, janganlah menyela atau mengalihka pembicaraan. 10. Jika orang lain menusuk hati kita, hendaklah kita tetap tenang dan sabar. 11. Sebaik jangan berbisik-bisik di depan orang lain. 12. Jika Mengkritik disampaikan dengan tenang, ramah dan bijaksana. Semua pernyataan tersebut diataskiranya dapat dijadikan acuan dalam menilai diri sendiri agar pemimpin tidak menempatkan dirinya kurang atau lebih dari kemampuan yang sebenarnya. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu instrument untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama dan berdaya upaya menaati segala aturan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepemimpinan merupakan sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian termasuk di dalamnya kewibawaan. Sedangkan pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan, dan kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kualitas pemimpin dapat ditingkatkan melalui bebagai cara, diantaranya melalui pelatihan atau training,

B. Saran Sebagai seorang pemimpin atau calon pemimpin, hendaknya kita senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ilmu kepemimpinan maupun bidang keilmuan lainnya. agar nantinya dapat menjalankan roda organisasi secara professional. Sebagai anggota suatu organisasi, hendaknya selalu bekerjasama dan bahu membahu melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, bekerjasama secara sinergis dengan atasan maupun rekan. dengan demikian, tujuan organisasi yang diinginkan dapat tercapai.

11

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ivanchevich, John. M; Donely Jr., James H; Gibson, James L. 1995. Organisasi jilid I. Jakarta:Erlangga Purwanto, Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tunggal, Amin Widjaja. 1993. Manajemen, Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Mulyasa.2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Adi Soenarno, 2006. Leadership Games Untuk Pelatihan Manajemen,Yogyakarta: Penerbit Andi. Mohamad Karim, 2010. Pemimpin Transformasional di Lembaga Pendidikan Islam. Malang: UIN-Maliki Pres. Babun Suharto, Titiek Rohana Hidayati. 2010. Spiritual Qoutient (SQ) dan Educational Leadership Meretas Keberhasilan Pendidikan Indonesia. Jember: Penerbit Pena Salsabila. Marno,Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung. PT. Refika Aditama. Hendyat Soetopo.2010. Perilaku Organisasi Teori dan Praktek Di Bidang Pendidikan. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

12

KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMIMPIN

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Yang dibina oleh: Prof. Dr. Babun Suharto, SE, MM Dr. Bagus P Yudhia Kurniawan, MP

Oleh :
KHOLIFAH NURISA ARIYANTO NIM : 084911029 MOHAMAD ALI MUDINI NIM : 0849110017 SITI AFIFAH NIM : 0849110057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JEMBER

MEI, 2011

13

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B. Topik Pembahasan... 1 1

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi dan Hakikat Kepemimpinan. B. Teori-teori Kepemimpinan. C. Dimensi-dimensi Kepemimpinan .. D. Pegembangan Kemampuan Pemimpin BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran.. 8 8 2 4 5 6

DAFTAR PUSTAKA.

14

You might also like