You are on page 1of 4

Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle pada Materi Operasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VII SMP Negeri

1 Makmur Tahun Ajaran 2010/2011


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling besar peranannya dalam kelangsungan hidup manusia dan perkembangan suatu bangsa. Menyadari akan pentingnya pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Guru merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab langsung terhadap mutu pendidikan sekolah, harus didukung dengan kemampuan, keterampilan dan keahlian yang memadai. Matematika adalah salah satu bidang studi yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan dengan harapan mampu melatih peserta didik untuk belajar berfikir secara praktis, realistis, kreatif dan sistematis dalam mengambil setiap tindakan. Matematika lebih banyak memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Hal ini membuktikan bahwa matematika sangat erat kaitannya dengan kehidupan. Konsepkonsep matematika yang erat sekali kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tentang kesamaan, lebih dari, kurang dari, penjumlahan, pengurangan dan sebagainya. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan bilangan dan menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari. Dengan kata lain belajar matematika yaitu mempelajari obyek kajian yang abstrak dengan pola pendekatan deduktif dan kebenaran absolut. Namun pada kenyataannya pembelajaran di sekolah seringkali mengalami kesulitan dan banyak dari peserta didik tidak menyukai pelajaran matematika. Berbicara tentang pembelajaran matematika di sekolah tidak akan terlepas dari masalah yang terdapat di dalamnya. Pengalaman penulis pada saat melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) menunjukkankan bahwa minat peserta didik terhadap bidang studi matematika sangatlah minim. Sebahagian peserta didik beranggapan bahwa matematika merupakan sederetan rumus-rumus yang sangat rumit dan membingungkan. Banyak peserta didik yang merasa bosan, sama sekali tidak tertarik, bahkan merasa tidak senang terhadap pelajaran matematika, karena matematika sering diperkenalkan sebagai kumpulan angka dan rumus serta cara-cara atau langkah-langkah yang harus dihafalkan dan siap dipakai untuk menyelesaikan soal-soal. Fenomena ini merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika. Hal ini senada dengan pendapat Natawidjaja mengatakan: Bahwa dalam kegiatan belajar banyak peserta didik yang menunjukkan gejala tidak dapat belajar sebagaimana yang diharapkan. Beberapa peserta didik menunjukkan nilai rendah meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru. Penyebab lain kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika adalah proses belajar yang masih berpusat pada guru, peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru tanpa mengetahui makna dari apa yang telah dipelajari. Dalam proses pembelajaran matematika masih sering dijumpai adanya kecenderungan peserta

didik yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali peserta didik hanya diam, dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang belum dimengerti peserta didik. Berdasarkan hasil observasi awal dari penuturan guru matematika SMP Negeri 1 Makmur yang sudah mengajar selama 6 tahun, proses pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru sehingga keaktifan peserta didik dalam kelas masih kurang. Dalam proses belajar di kelas tidak banyak peserta didik yang mengajukan pertanyaan. Dari data yang diperoleh pada sekolah tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada materi operasi bentuk aljabar masih rendah, hasil tersebut masih kurang dari standar ketuntasan belajar yang pada umumnya mencapai 65%. Disamping itu pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik lebih cepat terlupakan dan juga tidak mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena belajar secara hafalan. Dembo mengungkapkan bahwa: Rote and learning entails isolated bits of information that learner cannot relate to her cognitive structure it is quickly forgotten. Artinya belajar secara hafalan memberikan penggalan informasi yang terpisah sehingga peserta didik tidak dapat menghubungkan dengan struktur kognitif serta cepat terlupakan. Berdasarkan ungkapan di atas dapat diartikan bahwa secara umum peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Untuk mengatasi hal yang demikian, sangat dibutuhkan proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baik. Pakar pendidikan melakukan berbagai langkah dalam menyusun strategi dan model pembelajaran untuk meningkatkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Model pembelajaran yang aktif adalah pendekatan yang menitikberatkan pada pengembangan afeksi dan perilaku peserta didik dengan didasarkan pada kebutuhan peserta didik itu sendiri, karena belajar aktif (Active Learning) berpusat pada peserta didik sendiri. Salah satu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah pembelajaran dengan siklus belajar (Learning Cycle). Konsep implementasi pembelajaran dengan Model Learning Cycle adalah mengajar suatu konsep/materi pokok dijabarkan dalam fase-fase yaitu eksplorasi, pengenalan konsep, dan penerapan konsep (LC tiga fase) atau engagement, exploration, explaination, elaboration, dan evaluation (Learning Cycle lima fase). Berdasarkan kesulitan peserta didik dalam memahami materi Operasi Bentuk Aljabar dan menerapkan konsep maka model Learning Cycle sangat tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Kesulitan memahami konsep Operasi Bentuk Aljabar dapat diatasi dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksplorasi sesuai dengan perkembangan. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan penelitian tentang: "Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle pada Materi Operasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Makmur Tahun Ajaran 2010/2011" B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar peserta didik pada materi operasi bentuk aljabar kelas VII SMP Negeri 1 Makmur tahun ajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle pada materi operasi bentuk aljabar kelas VII SMP Negeri 1 Makmur tahun ajaran 2010/2011. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa: 1. Untuk Sekolah a. Tersedianya perangkat pembelajaran Matematika kelas VII yang meliputi: 1) satuan acara pembelajaran (SAP), 2) rencana pembelajaran (RP), 3) lembar observasi proses belajar mengajar, dan 4) alat evaluasi yang beroriantasi pada pembelajaran Learning Cycle. b. Melakukan suatu rintisan dalam rangka mengubah paradigma pembelajaran dari teacher centered (behaviorisme) ke students centered (kontruktivisme) di MTs/SMP, dan mengoptimalkan peran guru matematika dalam mengimplementasikan pembelajaran berorientasi konstruktivistik. 2. Untuk Guru a. Guru dapat mengetahui cara belajar yang efektif dalam pelajaran matematika khususnya pada materi operasi bentuk aljabar. b. Guru dapat mengetahui hasil ketuntasan belajar matematika peserta didik pada materi operasi bentuk aljabar. 3. Untuk Peserta didik a. Peserta didik dapat lebih termotivasi untuk mempelajari matematika dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. b. Meningkatkan interaksi belajar antar peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika dengan Model Pembelajaran Learning Cycle. E. Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dalam karya tulis ini. Oleh karena itu penulis mendefinisikan istilah-istilah penting yang menjadi kajian utama dalam karya tulis ini, yaitu: 1. Penggunaan Learning Cycle Penggunaan adalah pemasangan, pengenaan dan perihal mempraktekkan. Jadi penerapan yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah perihal mempraktekkan atau menggunakan model pembelajaran Learning Cycle untuk melihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada materi operasi bentuk aljabar kelas VII SMP Negeri 1 Makmur. Konsep implementasi pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle adalah mengajar suatu konsep atau materi pokok yang dijabarkan dalam fase-fase eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep. Tiga siklus (fase) tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima siklus yang terdiri dari enggagement, exploration, explanation, elaboration/extentin, dan evaluation. 2. Ketuntasan Belajar Operasi Bentuk Aljabar Ketuntasan suatu proses belajar mengajar ialah suatu bahan pengajaran yang dinyatakan berhasil apabila kompetensi dasarnya dapat tercapai. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari efektivitas dan ketuntasannya. Suatu proses belajar dapat dilihat keberhasilan atau ketuntasannya dari jumlah peserta

didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal nilai 65%, sekurangkurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Operasi bentuk Aljabar adalah salah satu pokok bahasan yang dipelajari di kelas VII. Alajabar adalah salah satu cabang yang penting dalam matematika. Kata aljabar berasal dari kata Al-Jabr yang di ambil dari buku karangan Muhammad Ibn Musa AlKhawarizmi (780-850 M), yaitu kitab Al-Jabr wa al-muqabalah yang membahas tentang cara menyelesaikan persamaan-persamaan dalam bentuk aljabar.

You might also like