Professional Documents
Culture Documents
SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KANTOR CABANG : JL. TEUKU UMAR KOMPLEK PERUM. BUKIT INDAH PERMAI BLOK K.NO 6 SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR INDONESIA. Phone: 0541-271733 ; Fax : 0541-272443
MUTU
U N
RAAN UR
K K.NO 6 SAMARINDA
DAFTAR ISI
I. UMUM
1.1 1.2
DATA TEKNIK JADWAL 1 Jadwal pelaksanaan Pekerjaan 2 Jadwal kebutuhan bahan 3. Jadwal kebutuhan Tenaga 4. Jadwal kebutuhan alat Struktur Organisasi
1.3
II.
RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLAN, PQP ) II.1. Quality Policy ( Kebijakan Mutu ) II.2. Quality System ( sistem mutu ) II.3. Ringkasan spesifikasi A. stndartd / peraturan yang di pakai B. Proses Produksi dan uraian Pekerjaan C. Bahan / Matrial II.4. Daftar Peraturan / Standard Internal dan External II.5. Daftar Barang Langsung II.6. Prosedur Koordinasi II.7. Identifikasi Produk Proyek
III.
IV.
JOB DESCRIPTION
AN, PQP )
I.
5.
* * * * * * *
Drainase berupa pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air, Pasangan Batu dengan Mortar, Gorong-gorong pipa beton bertulang . 70 - 100 cm Pekerjaan Tanah berupa pekerjaan Galian Biasa dan Timbunan Biasa dari selain galian Sumbrr Bahan. Perbaikan Tepi Perkerasan dan Bahu Jalan dengan Lapis Pondasi Klas B. Perkerasan Berbutir Lapis Pondasi Klas A. Perkerasan aspal berupa Lataston Lapis Aus HRS - WC, Laston Lapis Pondasi HRS- Base dan Lataston Lapis Pondasi HRS - Base Leveling. Pekejaan Struktur berupa Beton K - 125 dan Pasangan batu Pekerjaan Minor lainya.
6. 7.
Lokasi Proyek/Pekerjaan Nomor Kontrak Tanggal Kontrak Waktu Pelaksanaan Waktu Pemeliharaan 8 . Nomor SPMK Tanggal SPMK 9 . Penguna Jasa Alamat Penguna Jasa Telp./Fax./Email Nama Penguna Jasa Jabatan 10 . Konsultan Pengawas Alamat Konsultan Kontrak Personal
haraan Jalan
I.2. JADWAL 1 . Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ( Master Time Schedule ) Dapat di lihat pada lampiran
SCHEDULE PENGUNAAN MATRIAL DAN BAHAN BAGIAN PELAKSANAAN KET : : KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14
URAIAN LPB utk Bahu Jalan LPB LPA Timbunan Biasa Timbunan Pilihan Semen Pasir Aspal Agregat Kasar utk HRS Base Agregat halus utk HRS Base Gorong-gorong Batu Kali Patok Pengarah Cat Marka
TAHUN 1 2 3
. . . . .
TAHUN 2011 4 5
KETERANGAN
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
URAIAN General superintendent Site Manager Quality Engineer Quantity Engineer Adminitrasi teknik Pelaksana Pembantu Pelaksana 1 pembantu Pelaksana 2 Surveyor Draft man Keuangan Proyek dan HRD Logistik Proyek Ass.logistik Cheker 1 cheker 2 Mekanik 1 Mekanik 2 Mekanik 3 Operator AMP Operator Stone Crusher Operator Excavator 1 (wedining) Operator Excavator 2 Operator Excavator 3 Operator Motor Grader Operator Vibrator Roller Operator Baby Roller Operator W. Loader Operator Aspal Sprayer Operator Aspal Finisher Operator Tandem Roller Operator Pheu. T. Roller Supir Dump Truck Supir ligh Truck Supir Pick up Juru Masak
36
Keamanan
MBATAN KALIMANTAN
TAHUN 2011 4 5
KETERANGAN 6 7 8
SCHEDULE PERALATAN PRROYEK BAGIAN PELAKSANA PAKET : KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN JUMLAH Unit Bulan TAHUN 1 2 3
NO
URAIAN Asphal Mixxing Plant (AMP) Stone Crusing Plant Exavator 1 (Widening) Exavator 2 Exavator 3 Motor Grader Vibrator Roller Baby Roller Wheel Loader Asphal Sprayer Asphal Finisher Tandem Roller Pheu. T. Roller Dump truck Light Truck Pick Up Survey Equipment
TAHUN 2011 4 5
KETERANGAN
I.3.
STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA PT. BUDI BAKTI PRIMA PAKET : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
QUANTITY ENGINEER
SURVEYOR
QUALITY ENGINEER
OPERATOR / MANDOR
PEKERJA HARIAN
RY / HANDAK
KA. PERALATAN
QUALITY ENGINEER
MEKANIK
LAB. TENHNICIAN
II . RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLA, PQP ) Rencana Mutu Proyek ini disusun untuk di gunakan sebagai pedoman pelaksanaan paket Pemeliharaan jalan, Bagian Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan jalan pada satuan kerja non vertikal tertentu Pemeliharaan jalan dan jembatan kalimantan Tahun angaran, dengan maksud agar dalam pelaksanaanya dapat dihindari terjadinya ketidak sesuaian, sehingga dapat dihasilkan produk yang dapat terjamin mutunya. Rencana mutu proyek ini akan merupakan bagian yang saling melengkapi dari berbagai dokumen yang di siapkan dalam pelaksaan suatu proyek, khususnya dengan dokumen yang dikenal sebagai buku biru. Rencana mutu proyek ini, akan dimutahirkan setiap saat bila dirasa perlu adanya perubahan. Dalam rencana mutu proyek ini, Hanya tercantum daftar gambar sebagai mana diterima pada saat penanda tanganan kontrak atau surat perintah mulai kerja, tambahan atau pengurangan gambar yang terjadi selama berlangsunya suatu proyek akan di catat dalam daftar agenda gambar ( dalam berbagai jenisnya ) yang dikendalikan. Perubahan dalam lingkup pekerjaan, khususnya yang menyangkut item pekerjaan baru akan sesegera mungkin ditambahkan pada rencana mutu proyek, termasuk pada uraian-uraian yang terkait seperti : Ringkasan spesifikasi Flowchart Kegiatan Daftar prosedur Rencana inspeksi dan Uji Dan lain lain.
pelaksanaan paket n kerja non vertikal ngan maksud agar a dapat dihasilkan
perubahan.
KEBIJAKAN MUTU Segenap manajemen PT. BUDI BAKTI PRIMA Bertekad untuk memberikan pelayanan yang bermutu, Berkesinambungan serta berupaya terus menerus untuk meningkatkan kepuasan pelangan dengan meningkatkan kemampuan sumberdaya. Dengan dukungan dan komitmen penuh dari seluruh jajaran manajemen, maka kami berupaya terus untuk menempatkan PT. BUDI BAKTI PRIMA sebagai perusahaan jasa konstruksi yang terkemuka yang memiliki reputasi dan daya saing global di kawasan asean.
Dengan motto " alon alon asal kelakon " segenap jajaran manajemen dan karyawan PT. BUDI BAKTI PRIMA akan mewujudkan kebijakan mutu di atas dengan strategi : 1. Menghasilkan produk sektor jasa konstruksi terutama infrastruktur yang berkualitas tinggi sebagai prioritas untuk mencapai kepuasan penguna jasa/pelanggan dengan menerapkan SMM ISO 9001:2000. Melakukan pengembangan perusahaan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu produk dan daya saing. Melakukan pelatihan pada seluruh karyawan secara intensif dan terus menerus sehingga mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi akan mutu dan meningkatkan kemampuan dan produktivitas.
2.
3.
KACAB
meningkatkan mutu
II.2.
QUALITY SYSTEM ( SISTEM MUTU ) Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan, maka pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan dengan berpedoman pada : 1. 2. 3. 4. 5. Kebijakan mutu PT. BUDI BAKTI PRIMA Corporate Quality Manual Manual mutu jasa konstruksi prosedur dan petunjuk kerja berbagai ketentuan atau standar ekternal yang diberlakukan di proyek ini.
Prosedur atau petunjuk kerja bersifat umum, sedangkan prosedur atau petunjuk kerja akan diterbitkan bila mana diperlukan, adapun prosedur dan persaratan-persaratan guna memenuni kebutuhan dan harapan pelangan. Dalam penerbitan prosedur atau petunjuk kerja harus mengacu pada prosedur atau petunjuk kerja dari tingkat perusahaan, unit atau cabang yang bersangkutan. Acuan dalam penerbitan prosedur atau petunjuk kerja dapat diambil dari standar-standar internal maupun ekxternal. Di dalam rencana mutu proyek ini hanya prosedur / petunjuk kerja yang berkenaan dengan pelaksanaan produksi ( yang dibuat di proyek ) dalam prosedur / petunjuk kerja pelaksanaan proyek, sedangkan untuk prosedur korporat yang tidak mengatur kegiatan produksi tidak akan ditampilkan atau disebutkan, walaupun digunakan / ditetapkan di proyek ini. Daftar prosedur / petunjuk kerja secara lengkap dapat dilihat pada daftar penerimaan dokumen dan daftar induk dokumen tersedia dan dipelihara Secretariat ISO. II.3. RINGKASAN SPESIFIKASI A. STANDAR / PERATURAN YANG DIPAKAI 1. Spesifikasi teknik ( dokumen kontrak ) 2. Gambar rencana 3. Ketentuan- ketentuan umum Departemen Pekerjaan Umum 4. Peraturan Presiden RI. No. 70 Tahun 2005 5. UU No. 18 Th. 1999 Tentang Jasa kontruksi B. PROSES PRODUKSI DAN URAIAN PEKERJAAN 1. Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar kerja dengan elevasi sesuai disain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual.
akan dilaksanakan
nsi sesuai gambar an galian ini dapat saluran drainase ini air dapat mengalir
2. Pasanagan batu dengan mortar Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Setelah itu di persiapkan matrial yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus di perhitungkandengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi batu yang di gunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 3. Galian tanah biasa dan galian stuktur
Pekejaan galian dilakukan sesuai gambar kerja. Pengalian dapat dilaksanakan setelah blowplank dengan penandaan sumbu ke sumbu setelah diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang mungkin menganggu,pekerjaan galian tanah. Cara pengalian debngan mengunakan exavator atau dengan mengunakan tenaga manusia dengan mengunakan alat berupa linggis atau blencong untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau dengan excavato. Tanah hasil galian dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan 4. timbunan biasa / pilihan Persiapan Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari kotoran dan mendapat persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Pengankutan
Matrial timbunan pilihan yang telah disetujui direksi atau pengawas lapangan ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang telah ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan matrial diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam pelaksanaan penghamparan. Penghamparan Matrial timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia dengan mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang disaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terjadi pemisahan partikel-partikel agregat halus dan agregat kasar. Pemadatan Segerah setelah dilakukan penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan harus dimulai dari tepi jalan dan dilakukan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. pada bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana.
berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. pada bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana. Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, maka dipadatkan dengan mengunakan pemadat tanggan ( stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan maksimum 8-10 cm. dan secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerk lagi. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan bahwa tiap matrial harus diperiksa dan memenuhi persaratan yang ditentuka ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk mengetahui CBR yang dipakai setelah pemadatan.Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, Pekerjaan ini meliputi penghamparan dan pemadatan, sedangkan peralatan yang di gunakan antara lain Dump truk, motor grader dan Vibro roller. 5. Penyiapan badan jalan Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah hasil galian. Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan jalan sesuai kemiringan yang telah ditentukan. Kemudian vibro roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut membantu untuk perapian. 6. lapis Bawa pondasi Aggregat Kelas A / B Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas B siap dilaksanakan. Persiapan. Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B, permukaan jalan yang akan di gelar harus di bersikan dari debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. Pada pekerjaan pelebaran jalan / widening harus di gali sesuai dengan lebar dan kedalaman rencana, baik pada salah satu sisi ataupun pada sisi kiri/ kanan. Untuk sisi yang relatif sangat sempit ( 0.75 meter ) maka pemadatan tanah dasar harus dilakukan sebelum lapis pondasi Aggregat kelas B digelar. Pengangkutan
Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk ) dibawah ke lapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan dilapangan. Penumpukan matrial diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermuda dalam penghamparan nanti. Penghamparan
Aggregat kelas B dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia dengan pengki dan cangkul sesuai dengan ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga mempermuda dalam penghamparan nanti. Pemadatan
Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan pemadatan bisa maksimal.
Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan pemadatan bisa maksimal. Setelah subbase B selesai dilanjutkan penhamparan lapis pondasi Aggregat kelas A (base A) diatasanya harus dipadatkan memakai Vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Secara umum pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tampa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagianbagian yang diberi super elevasi,pengilasan dimulai dari bagian yang paling rendah dandilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segerah ditambah matrial dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan hasil rencana. Pada daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan tire roller, maka di padatkan dengan alat pemadat tangan (sstmper) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan lapisan maksimum 8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila Aggregat base B sudah tidak bergerak lagi dan apabila diberikan butir aggregat base baru diatasnya butiran tersebut menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilas. Pengendalian mutu Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebutkan di depan, bahwa tiap matrial harus diperiksa dan memenuni persaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk mengetahui CBR yang dicapai setelah pemadatan. 7. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack Coat)
Pekerjaan lapis perekat/tack coat dihampar diatas permukaan yang ber aspal dan prime coat diaplikasikan untuk permukaan yang belum ber aspal seperti lapis pondasi aggregat Atas (base course) soil cement. Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran mengunakan alat berupa compresor. Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan tack coat/ prime coat sesuai dengan spesifikasi dengan asphalt Sprayer sampai rata. Dalam penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti : Suhu penyemprotan, kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, Ketinggian batang penyemprot dan penempatan Nozel harus dipasang sesuai ketentuan, sebelu dan selama penyemprotan. Lebar penyemprotan Tack Coat / Prime Coat harus menutup batas pelaksanaan Hot Mix yang akan digelar. 8. HRS WC / HRS Base
Secara umum metode untuk pekerjaan hot mix adalah serupa, adapun metode pelaksanaan dari pekerjaan ini sebagai berikut : 1 . Persiapan Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersikan terlebih dahulu dengan compresor agar bersih dari debu dan kotoran / benda - benda asing. Kotoran yang belum terangkat dapat dibersikan dengan alat bantu atau dgn manual. Kesiapan alat-alat Paving ( alat dalam pengaspalan ) dan alat bantu diperiksa kembali. Lokasi penghamparan di Marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat. Sebelunya diukur dan diketahui seta disetujui oleh direksi.
Hot mix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari Aggregat kasar, Aggregat halus, dan filler serta aspal. Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang diisaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai campuran ini terdapat dalam spesifikasi. 2. Pengangkutan Hot mix diangkut dengan dump truck kelapangan.
Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, dan terbuat dari metal yang telah disemprotkan dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegahharus dilengkapi dengan tutup bak. untuk melindungi campuran Tiap dump truck melekatnya aspal dengan alas terpal dari pengaruh cuaca, karena temperatur hot mix (HRS-WC/HRS-Base) ini harus tetap dijaga. 3. Penghamparan Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar antara 120c - 135c.
Hot mix dituang kedalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara: dump truck dalam posisi mundur berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher, kemudian Aspahlt Finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hoper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang melintang sesuai dengan gambar. 4. Pemadatan Setelah campuran Hot mix digelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan harus segerah diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya. Apabila tidak sesuai maka segerah diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apbila hamparan benar-benar dalam kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh direksi. Pemadatan awal dengan tendem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat penghampar sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara (intermedieate rolling) dengan mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller) Pemadatan akhir (Finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas Tandem roller 8-10 ton, dengan kecepatan antara 5-8 km/jam.
Pemadatan finishing ini berakhir sampai alu-alur roda bekas tire roller rata/hilang. Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ketengah dengan sejajar asjalan yang di jejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut selalu dibasahi dengan air. Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisaratkan oleh spesifika Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisaratkan. Apabilah jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaanya dipindah kejalur yang bersisian 9. Pekerjaan Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudah selesai. Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuat stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar ataupun terlalu kecil agar mempermuda dalam pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. BAHAN MATERIAL Batu pecah/split berbagai ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Pasir Semen Aspal Besi beton Minyak tanah Solar Dll. DAFTAR PERATURAN / STANDARD INTERNASIONAL DAN EXTERNAL NO 1 2 3 NAMA DOKUMEN Manual mutu Prosedur mutu Instruksi kerja NO. DOK KETERANGAN
II.4.
II.5.
erjaan galian tanah dimensi pekerjaan tuhkan. Kebutuhan dengan efekti dan u besar dan jangan Campuran adukan
aksanakan setelah dan disetujui oleh au halangan yang ngan mengunakan nakan alat berupa dengan excavato. h ditentukan
lapangan ( sesuai ngan mengunakan esuai rencana dan dak terlalu banyak mpermudah dalam
etiap lapisan harus i dan kemiringan n dilakukan secara diusahakan terus gilas. pada bagian aliang rendah dan at , karena sesuatu tebar saja dengan
ksa dan memenuhi menurut spesifikasi g dipakai setelah t persetujuan dari adatan, sedangkan bro roller.
hasil pengetesan p truk dan ditimbun utuhan dilapangan. tidak terlalu sedikit n nanti.
dasi Aggregat kelas lapis per lapis agar harus dijaga kadar
an dan dilanjutkan diusahakan terus gilas. Pada bagianang paling rendah karena sesuatu hal aja dengan pengki
ton dan tire roller, rating roller secara visual pemadatan n apabila diberikan tau tidak terbenam
as pelaksanaan Hot
, adapun metode
dibersikan terlebih a - benda asing. atau dgn manual. u diperiksa kembali. ali tambang dan cat.
c - 135c.
dump truck dalam an Aspahlt Finisher lah itu dump truck a sambil menuang nampang melintang
ja dibelakang alat
tara (intermedieate
e roller rata/hilang. gah dengan sejajar yang cukup. Untuk oda tersebut selalu
n kemiringan yang
h pekerjaan galian
N EXTERNAL
TERANGAN
II.6.
PROSEDUR KOORDINASI PEMBERI TUGAS SATKER KORLAP KONSULTAN KONTRAKTOR GS SM/SV SOE
II.7.
IDENTIFIKASI PRODUK PROYEK Identifikasi terhadap barang akan dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahap, yaitu : 1. Identifikasi in coming inspection 2. Identifikasi in process inspection 3. Identifikasi in final inspection
1. Identifikasi barang dan produk saat datang ( In coming inspection ) Identifikasi ini dilakukan dengan melakukan penandaan terhadap barang/matrial yang datang oleh logistik. Adapun penandaan itu dengan cara memasang patok/papan bertuliskan memakai format sebagai berikut : kop BBP Spesifikasi Asal Vendor Inspeksi Rekomendasi Paraf QA : : : : : : IDENTIFIKASI BARANG
Langkah-langkah inspeksi yang dilakukan pada matrial yang datang. Apabila material datang tidak sesuai dengan spesifikasi/pesanan yang diminta, maka dilakukan identifikasi dengan melakukan penandaan dengan pemasangan patok bertuliskan : TELAH DITERIMA / TIDAK BISA 2. Identifikasi Barang dan Produk saat dalam proses ( in process inpection )
Semua jenis produk saat dalam proses setelah dilakukan inspeksi diberi identifikasi dengan melakukan penandaan sebagai berikut : kop BBP NO JENIS PEKERJAAN INSPEKSI PELAKSANA IDENTIFIKASI PROSES PEKERJAAN INSPEKSI PENGAWAS KET. MUTU
Keterangan : Pemberi status untuk identifikasi produk saat dalam proses (in process inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana tampa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang telah dilakukan oleh pelaksa atau dengan kata lain proses produk/pekerjaan berikutnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah diinspeksi ditrima dan diberi status oleh pelaksana. Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya padakolom status, lalu memberi warna padakolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : . Pekerjaan ditolak/diterima = Warna Merah . Pekerjaan ditunda/dihentikan = Wana Kuning . Pekerjaan diterima = Warna Biru Dan pada kolom keterangan dituliskan kriteria inspeksi yang dilakukan (baik inspeksi yang diterima, ditunda maupun yang ditolak) 3. Identifikasi barang dan produk telah selesai (In Final inspection) Untuk identifikasi produk yang telah selesai cara penandaanya sama dengan identifikasi produk pada saat dalam proses. kop BBP NO JENIS PEKERJAAN INSPEKSI PELAKSANA IDENTIFIKASI PROSES PEKERJAAN INSPEKSI PENGAWAS KET. MUTU
Pemberian status untuk identifikasi produk telah selesai (in final inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana tanpa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini, pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang diberikan oleh pelaksana saja atau dengan kata lain hasil produk/yang berhubungan dengan pekerjaan yang diinpeksi dapat
Pemberian status untuk identifikasi produk telah selesai (in final inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana tanpa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini, pengawas mutu hanya memverifikasi atas inspeksi yang diberikan oleh pelaksana saja atau dengan kata lain hasil produk/yang berhubungan dengan pekerjaan yang diinpeksi dapat diterima dan diberi status oleh pelaksana. Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya pada kolom status, lalu memberi warna pada kolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : Hasil produk rusak/cacat total/diluar ketentuan Warna merah hasil produk rusak/cacat ringan/masih dalam toleransi Warna kuning Hasil produk dapat diterima Warna biru
inpection )
i diberi identifikasi
ss inspection) bisa mutu. Dalam hal ini oleh pelaksa atau dengan pekerjaan
dengan identifikasi
inspection) bisa utu. Dalam hal ini, elaksana saja atau ng diinpeksi dapat
Rencana mutu kontrak Paket : II.9. II.9. RENCANA INSPECTION & TEST ( PENCANA INPEKSI DAN TEST ) Rencana Inspecksi terhadap Kedatangan Material ( In Coming Inspection ) Cara pemeriksaan Visual Volumme jum.sak Kriteria penerimaan Toleransi
3 Besi beton
Semen type 1 Kemasan tdk rusak dan semen tdk mengeras Jumlah zak sesuai Vol(jml sak) dengan kedatangan rusak max 5% Bukan pasir dari laut tidak ada Sesuai sampel matrial Volume sesuai kedatangan sesuai permintaan polo/ulir Dia. 1mm Diameter sesuai ukuran pjg 50 cm Panjang sesuai pemesanan Sertifikat pabrik
4 Aspal
5 Solar
Visual Sesuai permintaan/pesananTidak ada Pemeriksaan Ukuran Warna Bau 6 Minyak tanah Visual Sesuai permintaan/pesananTidak ada Pemeriksaan Ukuran Warna Bau 7 Paku Visual Berat Sesuai Pesanan Berat 5% Pemeriksaan Ukuran Bersih, Tidak cacat & lurus 8 Batu Pecah Visual Bersi dari bahan organi/ uk.butiran Dibandingkan dengan Sampah >5mm sampel Butiran tidak berpori sesuai sampel
9 Lapis Pondasi Visual Aggregat Klas Diukur sampel batu A ukuran panjang dan lebar
Bersi dari bahan organi/ uk.0,5cm Sampah Butiran tidak berpori sesuai sampel
10 Lapis Pondasi Visual Bersi dari bahan organi/ uk.0,5cm Aggregat Klas Diukur sampel batu Sampah B ukuran panjang dan Butiran tidak berpori sesuai lebar sampel
rak
Inspection ) Referensi Frekuensi Alat yang digunakan Penanggung jawab Logistik PMU
k max 5% Pbi 1997 pasal 3.3 Setiap kedatangan Meteran sampel Logistik PMU
ACI 3.1.5 Setiap kedatangan jangka sorong Logistik PBI 1997 pasal 3.7 meteran Laborat sertifikat PMU
Logistik Laborat PMU Logistik Laborat PMU Logistik Laborat PMU Logistik Laborat Pengawas Mutu Logistik Laborat
Spesifikasi Teknis etiap kedatangan Timbangan S PU Paasal I.II.1Pasal I.II.3 PBI 1997 Pasal 3.4 Setiap kedatangan Meteran Sampel material janka sorong
SKSNI S-04-1989-F Setiap kedatangan Meteran Pengawas Sampel Mutu material Logistik janka sorong Laborat
SKSNI S-04-1989-F Setiap kedatangan Meteran Pengawas Sampel Mutu material Logistik janka sorong Laborat
II.92 NO 1
Rencana Ins
II.92
Rencana Inspeksi Terhadap Pekerjaan ( In Process Inspection ) Cara pemeriksaan Kriteria penerimaan Toleransi
Jenis bahan
Tebal lapisan tanah / layer 10 cm terhadap 30 cm elevasi Panjang lintasan50 cm Tebal lapisan tanah / layer 10 cm terhadap 30 cm elevasi Panjang lintasan50 cm
PEMBESIAAN Visual Beton decking pd balok 1 beton decking 1.Tul. Pokok dan Diukur bh tiap 1m' pd plat 2 bh m21 bh besi pembagi Volume dan dihitung Diameter,panjang dan pot 1cm bengkokan 2. Beton decking 1 panjang bengkok sesuai rencana 3. Penyetelan sambungan mim.40 D dan sambungan 2 dililit bendrat Posisi dan jumlah tulangan harus sesuai rencana BETON Visual Diameter dan jumlah besi Slump test 7-9 1.baja tulangan U32 Dimensi Diukur cm beton yang digunakan 2.Bekisting Dimensi 5 mm sesuai dgn rencana 3.Dimensi/sparing Panjang potongan & beng Penyiraman 2 4.Level hari kokan sesuai rencana 5.Keropos Sambungan mimn. 40D dan 6.Mutu beton dililit bendrat 7.Perawatan Beton Multiplek dan kayu dalam keadaan baik,tdk bengkok dan melengkung Ukuran penampang beton sesuai dgn gambar Campuran sesuai dengan mix design Tidak boleh terlihat Agr. kasar saat dibuka bekisting Harus disiram air/curing compound selama 14 hari
Dokumen standart Frekuensi Alat yang Penanggung acuan digunakan jawab SNI -1991 Pada lokasi tiap Alat ukur Logistik pelaksanaan Meteran PMU Surveyor SNI -1991 Pada lokasi tiap Alat ukur pelaksanaan Meteran Logistik PMU Surveyor
Beton decking pasalPada lokasi tiap Alat ukur PMU 5.5(3) PBI 1997 pelaksanaan Meteran Pelaksana Sambungan tulangan Jangka sorong pasal 8.11,8.12 & 8.13
Slum tabel 4.4.1 pasal pengecoran Merteran Tiap 4.4 PBI 1971 P dan pembukaan Waterpas Perawatan beton pabekistin sal 6.6 PBI 1997
II.9.3
NOJenis bahan
Cara pemeriksaan
Kriteria penerimaan
Toleransi
Elevasi sesuai dgn gambar Tinggi elevasi ; 5 cm rencana Lebar sesuai dgn gambar rencana
Sesuai dgn gambar rencana 1 c PEK. BETON Diukur panjang leb m ar dan tinggi kuat tekan beton memenuhi Cek kuat tekan beton sarat LAPISAN PONDASI Visual Mutu bahan sesuai dgn AGGREGAT KLAS A Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya Tebal = ; lebar = LAPISAN PONDASI Visual Mutu bahan sesuai dgn AGGREGAT KLAS B Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya Tebal = ; lebar = PRIME COAT Visual Mutu bahan sesuai dgn Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya Tebal = ; lebar = TACK COAT Visual Mutu bahan sesuai dgn Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya Tebal = ; lebar = HRS-BASE Visual Mutu bahan sesuai dgn Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya Tebal = ; lebar = HRS-WC Visual Mutu bahan sesuai dgn Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya ASPAL PANAS Visual Mutu bahan sesuai dgn Diukur tebal dan spesifikasi lebarnya
nal Inspection )
Alat yang Penanggung digunakan jawab Tinggi elevasi ; 5 cm Pada tiap tahapan Waterpas Pelaksana (tim.tanah biasa Meteran PMU tim.tanah pilihan) Surveyor
Toleransi
Frekuensi
1 cm
emenuhi Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal 3 cm Lebar 50 cm Tebal Lebar Tebal Lebar
Pada tiap tahapan Alat ukur sesuai rencana Meteran Hammer test Pada tiap tahapan Waterpas Meteran Pada tiap tahapan Waterpas Meteran Pada tiap tahapan Timbangan Meteran Pada tiap tahapan Timbangan Meteran Pada tiap tahapan Timbangan Meteran Pada tiap tahapan Timbangan Meteran Pada tiap tahapan Timbangan Meteran
Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor Pelaksana PMU Surveyor
INSPEKSI DAN TES BAHAN / MATRIAL Jenis bahan Kwantitas Pemasok lokasi ; ;; ; ; KRITERIA Nomor ; Tgl. Inspeksi ;
TOLERANSI
HASIL INSPEKSI
INSPEKSI DAN TES PROSES PEKERJAAN Jenis bahan Kwantitas Pemasok lokasi ; ;; ; ; KRITERIA PENERIMAAN Nomor Tgl. Inspeksi Acuan Gbr. No ; ; ;
TOLERANSI
HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI TAHAP I DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP II DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP III DITERMA
FINAL INSPEKSI DAN TES PEKERJAAN Jenis bahan Kwantitas Pemasok lokasi ; ;; ; ; KRITERIA PENERIMAAN Nomor Tgl. Inspeksi Acuan Gbr. No ; ; ;
TOLERANSI
HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI TAHAP I DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP II DITERMA DITOLAK TARGET PENYELESAIAN TAHAP III DITERMA
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN CONS TRUCTION DRAWING ( SHOP DRAWAING General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor Draftman
Keterangan
Pembuatan shop drawing juga memperhatikan spesifikasi cara pengukuran pembayaran dan bersifat
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN VOLUME PEKERJAAN General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor Draftman Quantity
Quantity
Pengawas
Konsultan
Project
Keterangan
Keterangan
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PROGREES MINGGUAN General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor Draftman Quantity
Quantity
Pengawas
Konsultan
Project
Keterangan
Keterangan
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN MONTHLYCERTIFICATE & BACK UP DATA General superintenden Site Office Engineer ( SOE ) Surveyor QUANTITY Quantity
Keterangan
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PEMBUATAN TAGIHAN TERMIJ General DIREKTUR UTAMA superintenden Site Office Engineer ( SOE ) QUANTITY
Konsultan
Keterangan KPPN ; BANK Kelengkapan Administrasi 1. 2. 3. 4. 5. Surat permohonan Pembayaran Berita Acara Pembayaran Faktur Pajak & SPP Kwitansi Monthly Certificate
Setelah pengajuan masuk diloket Masuk KPPN,maka monitor posisi Tagihan(SP2D 1. Pelaksana SP2D 2. Draft SP2D (no,tgl,Sp2d) 3. Bank tunggal KPPN 4. Bank penyalur
II. LINGKUP PEKERJAAN A. 1. 2. 3. 4. Pekerjaan Persiapan meliputi Pengukuran dan Pematokan ( stake out ) Dokumentasi Proyek 0 % Pembuatan papan nama proyek Pembuatan shop Drawing dll.
B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pelaksanaan Pekerjaan Utama antara lain meliputi : 4.2(2) Lapisan Pondasi Aggregat Klas B 6.1(2) Lapis perekat 6.3(3) Lataston Lapis Aus ( HRS WC ) 6.3(4) Lataston ( HRS BASE ) 6.3(4a) Lataston Lapis Pondasi ( HRS BASE ) Levelling 7.1(8) Beton K 125 - K 250 8.1(5) Campuran Aspalt Panas Untuk Pekerjaan Minor 10.1(2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
III.
MANAJEMEN PROYEK
Pada pelaksaan Pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga - tenaga yang berkompeten dari PT> Budi Bakti Prima yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek - proyek sejenis, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait. 1. Struktur Organisasi
Pelaksanaanproyek dilapangan dikelola oleh suatu tim manajemenyang dipimpin Generl Superintendent yang dalam pelaksanaanya sehari hari dibantu tenaga ahli antara lain Quality Engineer, Quantity Engineer, Site Manager dan beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana lapangan yang mempunyai kompetensi dibidangnya masing - masing. General superintendent memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik dibidang adminitrasi kontrak, teknik, keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Untuk masalah teknik / enginering dan Quality control, General superintendent dibantu oleh quality engineer dan Quantity engineer beserta stafnya. Urusan keuangan, Administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh bagian Personalia dan keuangan beserta stafnya. Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh bagian logistik dan peralatan.
2.
Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub kontraktor yang akan ditentukan kemudian, Umumnya item pekerjaan minor. IV. METODE PENCAPAIAN SASARAN PROYEK
Agar sistem manajemen dapat berjalan dengan baik,P.T BUDI BAKTI PRIMA telah mengeluarkan kebijakan mutu untuk memberikan jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem manajemen tersebut diatas dalam pelaksanaanya ditunjang sarana sarana lain, berupa perangkat lunak ( softwer ) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras ( hard wer ) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan. V. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ; >. General Superintendent sebagai kepala proyek >. Quality engineer, Quantity engineer dan site manager serta staf inti proyek. >. Tenaga operasional lapangan, meliputi : Pelaksana Lapangan ( supervisor ), Surveyor, Mekanik, Operator dan Supir ( Driver ) >. Pekerja ( mandor,tukang, kenek, Operator ) Personil yang akan ditugaskan sebagai opersional inti dalam organisasi proyek, dipilih yang telah berpengalaman dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat atau dari luar daerah.
Metode Pengendalian Proyek Metode pengendaliaan di proyek dapat dijelaskan pada skema dibawah ini : PROYEK Rencana mutu terdiri dari : >. Metode konstruksi >. Instruksi kerja >. Jadwal waktu pelaksanaan PERUSAHAAN >. Manual/prosedur >. Adminitrasi >. Prosedur >. Organisasi >. Personal >. Keuangan SUPERVISI EKSTERNAL >. Standart peraturan Keppres, Keppem, Perda DLL.
CONSTRUKTION PROCES
SUPERVISI
KRITERIA SERAH TERIMA >. Gambar >. Spesifikasi >. Back Up Data
Pemilihan Alat Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat, baik dari segi jenis, Jumlah maupun kapasitasnya, disesuaikan dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yaknni tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu. Pengadaan Bahan Pendatangan bahan bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti pada jadwal kebutuhan material dan spesifikasi teknik. Pengamanan ( Security ) Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
>. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya. >. Pengamanan terhadap bahan bahan dan peralatan untuk mencegah dari pencurian.
Program K3 Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan dibentuk unit K3 yang membuat program seperti tersebut diatas dan melakukan pengawasan. Untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, maka unit K3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit terdekat maupun instansi instansi lain yang terkait. Untuk tugas tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut : Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran diproyek, dengan menyediakan tabung pemadam kebakaran dan melatih pemakaianya. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya. V. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN
Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan areal yang ada dapat saling mempengaruhi kelancaran pelaksanaan masing masing pekerja, misal perbaikan lantai jembatan beton dan kelancaran lalulintas disekitarnya. Disamping itu keterlibatan beberapa sub kontraktor, para mandor, sampai dengan tenaga harian lepas,karena itu meramaikan areal kerja. Oleh juga turut sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan tepadu, untuk menhindari terjadinya hambatan pada pelaksanaan salah satu jenis pekerjaan yang akan mempenggaruhi pekerjaan lainya. Untuk mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan dilaksanakan : Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil inti terkait, pelaksana lapangan, para sub kontraktor, sampai dengan para mandor, yang berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, yang menyangkut evaluasi realisasi terhadap rencana, program pelaksanaan pekerjaan yang akan datang, dan hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Program dan Scheduling Jadwal pelaksanaan yanga akan dijabarkan secara lebih mendetail secara bulanan ataupun mingguan, yang realisasinya dilapangan akan di monitor secara cermat untuk mengantisipasi keterlambatan yang mungkin timbul. Pengontrolan secara menyeluruh dituangkan dalam master schedule / bar chart yang dijadikan acuan kontrak.
VI.
Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang diisaratkan, perlu disusun program pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain melakukan pengontrol terhada : Material yang akan digunakan, dengan cara pengetesan sesuai syarat. Kualifikasi tenaga kerja yang akan di gunakan Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standart instruksi kerja untuk mencapai maksimal sesuai syarat. Prosedur inspeksi dan test sebagai persaratan mutu.
Meskipun untuk hal hasl tersebut diatas sudah ada personil yang bertanggung jawab secara langsung, namun tetap ada petugas khusus quality control yang mengkoordinasi proses Quality control sesuai standart sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 yang prosedurnya telah diberlakukan untuk diimplementasikan diseluruh proyek yang dilaksanakan oleh PT. Budi Bakti Prima . Dengan manajemen mutu, team proyek akan melaksanakan semua kegiata sitematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek dilakukan secara terkendali dan konsisten untuk mencapai semua rencana sasaran dan persyaratan mutu yang diminta pada spesifikasi pekerjaan. Pengendalian mutu akan dapt dijalankan dengan baik karena adanyasasaran mutu yang jelas, sumberdaya manusia yang profesional dengan tanggung jawab yang jelas, Organisasi proyek yang handal, sisten dan prosedur mutu yang baku, penerapan manajemen mutu secara konsisten. VII. A. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Langkah pertam dalam pelaksanaan adalah mobilisasi peralatan berat, personil, Penyiapan fisilitas kontraktor, fasilitas direksi, dan fasilitas laboratorium dilapangan serta komunikasi elektronik. peralatan berat yang akan dimobilisasi sesuai yang telah ditentukan dalam daftar mobilisaasi. Untuk base camp/kontor lapangan dll, ditempatkan pada daerah strategis yaitu daerah yang ada aliran airnya cukup lancar dan mudah dijangkau untuk memperlancar suplai logistik dan bahan bakar, serta dapat melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan dengan leluasa. A.1. 1 PERSIAPAN PEKERJAAN Pengukuran dan Pematokan ( stake out )
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, bersama direksi tentukan titik BM. Denagan patok BM tersebut yang mempunyai koordinat X,Y dan elevasiatau ketinggian , ini menjadi referensi atau acuan pekerjaan selanjutnya. Dengan bantuan Theodolit, Waterpass, Meteran dan Patok dipasang stake out atau pematokan semua titik titik pada gambar rencana atau peta lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan direksi.
Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan patok papan nama, maka dilaksanakan foto visual 0% pertama dengan kamera ataupun handy camp. Pengambilan foto diharuskan pada titik yang ditentukan oleh direksi, minimal dari satu tititk pengambilan dan tidak berubah ubah. dan untuk selanjutnya pada pengambilan foto 50 % dan 100 % pun dilakukan pada titik yang sama. B KEGIATAN UMUM
Selain kegiatan mobilisasi peralatan, personil dan penyiapan fasilitas fasilitas, pada tahapan awal juga dilakukan kegiatan survey lapangan ( Rekayasa Lapangan ). Yang disurvey melipiti kondisi Drainase, Daerah yang akan dilebarkan, bahu jalan, badan jalan, perkerasan, stuktu dan hal hal yang terkait dengan ruas jalan yang akan ditangani. Kemudian pihak direksi melakukan peninjauan kembali rancangan berdasarkan data rekayasa lapangan untuk pelaksanaan. kemudian diterbitkan detail pelaksanaan dan perkiraan kuantitas untuk
VIII.
METODE KONSTRUKSI
Dalam melaksanakan konstruksi untuk paket tersebut diatas disusun metode konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan yang secara garis besar akan menguraikan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan, sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan tersebut antalain sebagai berikut : PEKERJAAN DRAINASE 1.1 Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai dengan gambar kerja dengan elevasi sesuai dengan design, atas persetujuan direksi, pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual dengan mengunakan cangkul.
1.2
Pasangan Batu dengan Mortar ( jika ada ) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Setelah itu dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien, Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu kecil dan jangan terlalu besar agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
PEKERJAAN TANAH 2.1 Galian tanah biasa dan Galilian struktur Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar, Pengalian dapat dilaksanakan setelah bouplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang akan menggangu, pekerjaan galian tanah. Cara pengalian dengan mengunakan exavator atau mengunakan tenega manusia dengan linggis dan blencong untuk daerah daerah yang tidak dapat dijangkau atau digali exavator. Tanah hasil galian dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan .
2.2
Timbunan Biasa / Pilihan 2.2.1 Persiapan Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. 2.2.2 Pengangkutan
Material timbunan pilihan yang telah disetujui direksi ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga mempermudah dalam penghamparan nanti. 2.2.3 Penghamparan
Material timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau menggunakan tenaga manusia dengan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang diisyaratkan dalam spesifikasi sambil di jaga agar tidak terjadi pemisahan antara partikel partikel aggregat halus dan kasar. 2.2.4 Pemadatan
segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan, pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian bagian yang diberi super elevasi, Pengilasan dimulai pada bagian yang paling renda dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu yang belum rata maka segerah ditambah material dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana. Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, dapat dipadatkan dengan alat pemadat tanggan ( Stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan lapisan maksimum 8 - 10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerak lagi. 2.2.5. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan material harus diperiksa dan memenuhi persaratan yang ditentukan ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis test untuk mengetahui CBR yang dicapai. Bahan timbunan yang akan digunakanharus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penhamparan dan pemadatan sedangkan peralatan yang diperlukan antara lain dump truk, motor grader dan vibro roller.
2.2.6.
Tidak
Ya
Tidak
Ya
dminitrasi kontrak,
ervisor ), Surveyor,
t peraturan
a keamanan sesuai
iatan proyek akan ukan pengawasan. kan bekerja sama ang terkait.
h para personil inti para mandor, yang n dilapangan, yang an pekerjaan yang aan dilapangan.
mencapai maksimal
gung jawab secara nasi proses Quality prosedurnya telah leh PT. Budi Bakti giata sitematik dan k menjamin bahwa k mencapai semua
Denagan patok BM jadi referensi atau dan Patok dipasang apangan kemudian
a dilaksanakan foto haruskan pada titik berubah ubah. dan tik yang sama.
pada tahapan awal vey melipiti kondisi stuktu dan hal hal
erjaan galian tanah dimensi pekerjaan tuhkan. Kebutuhan dengan efekti dan lu kecil dan jangan Campuran adukan
laksanakan setelah isetujui oleh direksi angan yang akan akan exavator atau aerah daerah yang uang mengunakan
hasil pengetesan truk dan ditimbun butuhan lapangan. n juga tidak terlalu am penghamparan
harus dipadatkan ingan perkerasan, kan secara lambat berlangsung tanpa n yang diberi super ilanjutkan kearah rata maka segerah ai permukaan rata
2.2.7.
Cari gambar
2.3
Penyiapan Badan Jalan Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah hasil galian. Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan jalan sesuai dengan kemiringan yang telah ditentukan, Kemudian vibro roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut membantu untuk perapian.
Pekerjaan Perkerasan Berbuti dan Bahu Jalan 3.1. Lapis Bawah Pondasi Aggregat Kelas A / B Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas B siap dilaksanakan 3.1.1. Persiapan sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B , Permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi. 3.1.2. Pengangkutan Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan Laboratorium yang ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material di atur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermuda dalam penghamparan nanti. 3.1.3. Penghamparan Aggregat kelas B dihampar dengan motor greder atau mengunakan tenaga manusia dengan mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang diisyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terjadi pemisahan antara parikel partikel aggregat halus dan kasar. Pemadatan
3.1.4.
Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tampa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian bagian yang diberi super elevasi, pengilasan dimulai dari bagian yang paling rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segera ditambah matrial dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana. Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan tire roller, dipadatkan dengan alat pemadat tangan ( stamper ) / Baby vibroting roller secara bertahap dengan ketebalan lapis maksimum 8-10 cm. secara visual pemadatan diangap cukup apabila aggregat base B sudah tidak begerak lagi dan apabila diberi butir aggregat base baru diatasnya, butiran tersebut menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilaas.
3.1.5.
Pengendalian mutu Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebut di depan, bahwa tiap material harus diperiksa dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk mengetahhui CBR yang dicapai setelah pemadatan.
3.1.6.
Tidak
ya
3.1.7.
PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL 4.1 Lapis resap Pengikat ( prime Coat ) atau Lapis Perekat ( Tack Coat ) Pekerjaan lapis perkat / tack coat dihampar diatas permukaan yang beraspal dan Prime coat diaplikasikan untuk permukaan yang belum beraspal seperti lapis pondasi Aggregat atas ( base course ), Soil cement Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran menggunakan compressor Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapis tack coat / prime coat sesuai spesifikasi dengan asphalt sprayer sampai rata. Dalam penyemprota perlu diperhatikan beberapa hal seperti : suhu penyemprotan, Kecepatan pompa, Kecepatan kendaraan, Ketinggian batang semprot dan penempatan nozel harus dipasang sesuai ketentuan, sebelum dan sesudah selama penyemprotan. Lebar penyemprotan tack coat / prime coat harus menutup batas pelaksanaan hot mix yang akan digelar. Flow chart Proses pekerjaan Lapis resap Pengikat (prime coat) atau Lapis Perekat (take coat) :
4.1.1.
Tidak
Ya
4.2.1.
Gambar Proses Pekerjaan Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) atau Lapis Pereka
4.2.
HRS WC / HRS Base Secara umum metode untuk pekerjaan hotmix adalah serupa, adapun metode pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
4.2.1.
Persiapan Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan dilayer harus dibersihkan dulu dengan compressor agar bersih dari debu dan kotoran / benda benda asing. Kotoran yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan aalat bantu. Kesiapan alat alat paving dan alat bantu diperiksa kembali. Lokasi penghamparan di marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat . Sebelum diukur dan diketahui disetujui oleh direksi Hotmix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari aggregat kasa, aggregat halus dan filler serta aspal. Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang diisyaratkan dalam spesifikasi / dokumen. Mengenai syarat syarat campuran ini terdapat dalam spesifikasi. Pengangkutan Hotmix diangkut dengan dump truck kelapangan. Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, danterbuat dari metal yang telah disemprot dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal dengan alas bak. Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari pengaruh cuaca, karena tempertur hot mix ( HRS WC / HRS Base ) ini harus tetap terjaga. Penghamparan Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar antara 120 c - 135c. Hot mix dituang kedalam hoper asphalt finisher dengan cara : dump truck dalam posisi mundur berhenti + 15 cm didepan asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hopper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang melintang sesuai gambar. Pemadatan Setelah campuran hot mix degelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya. Apabila tidak sesuai maka segera diperbaiki. Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar benar dalam kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh direksi. Pemadatan awal dengan tanden roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alt penghampar sebanyak 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara ( intermediate rolling ) dengan mesin gilas roda karet ( pneumatic tire roller )
4.2.2.
4.2.3.
4.2.4.
4.2.4.
Pemadatan akhir ( finishing rolling ) dikerjakan dengan mesin gilas tandem roller 8-10 ton, dengan kecepatan 5-8 km/jam. Pemadatan finishing ini berakhir sapai alur alur roda bekas tire roller rata / hilang. Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur angsur bergeser ketengah dengan sejajar as jalan yang dijejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butiran butiran campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut harus selalu dibasahi dengan air. Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisyaratkan oleh spesifikasi. Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisyratkan Apabila jalur sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah ke jalur yang bersisian. Flow Chart Proses Pekerjaan Asphalt Hot Mix ( HRS WC / HRS Base )
TIDAK
YA
4.2.7.
4.3. 4.3.1.
Pekerjaan Struktur Pekerjaan Pasangan Batu Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan batu itu sudak selesai. Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuay stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanaka. Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil agar mempermuda dalam proses pengerjaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Demikian uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang pekerjaan pekerjaan yang terlingkup dalam paket ini. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat setelah kami ditujuk sebagai pelaksana pekerjaan ini, yang akan kami sajikan sebelum pelaksanaan dilapangan. Tentu saja didalam pelaksanaanya nanti dapat timbul ide ide baru, yang sesuai dengan dokumen dan gambar gambar dalam tender. Semoga uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup tentang langkah langkah dalam pelaksanaan proyek ini.
i hasil pengetesan p truk dan ditimbun butuhan lapangan. k dan tidak terlalu amparan nanti.
harus dipadatkan oring elevasi dan ang tepi jalan dan ng dan diusahakan lesai digilas. Pada bagian yang paling atu tempat, karena itebar saja dengan
r 8-10 ton dan tire roting roller secara emadatan diangap iberi butir aggregat terbenam sewaktu
oran menggunakan
t sesuai spesifikasi
adapun metode
truck dalam posisi alt finisher menuju dump truck mulai sambil menuang ingan penampang
ng alt penghampar
ara ( intermediate
ata / hilang.
n kemiringan yang
tentang pekerjaan
ah langkah dalam
JOB DESCRIPTION
GENERAL SUPERINTENDENT OPERASIONAL DIREKTUR DIREKTUR 1. Site Manager 1. Memberikan pengarahan dan penjelasan tentang alur kerja proyek sesuai dengan RKS / kontrak dan tanggung jawab kepada site manager. 2. Membuat Estimasi dan target target pencapaian proyek yang harus dilakukan, serta disesuaikan dengan kondisi cuaca,lapangan dan peralatan 3. Melakukan evaluasi setiap minggu terhadap target target pencapaian yang sudah ditetapkan. 4. Memonitor progres pelaksanaan proyek termasuk kemajuan fisik mingguan/bulanan. 5. Merancang sistem pengerahan/manuver alat alat berat dan dump truck yang evisien untuk mendukung program kerja yang sudah dibuat. 6. Memberikan masukan kepada site manager srategi pendekatan kepada penduduk setempat dengan didampingi pemuka masyarakat setempat/melakukan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan. dan eksternal Berkoordinasi dengan pihak internal
RINCIAN TUGAS (Rincian tugas atau Inventori tugas tidak lebih dari 15 butir) 7. termasuk konsultan sesuai dengan perkembangan tahapan pekerjaan. 8. Berkomunikasi dan koordinasi dengan site manager via SSB/telpon dan sarana komunikasi lainya sesuai jadwal yang ditetapkan setiap hari guna memonitor serta menerima laporan kegiatan operasional dilapangan. 9. Menyampaikan laporan kemajuan fisik mingguan, Back up Data Quality, Quality, Reques, Buku Harian Standart, Data data informasi lain yang terkait kepada pihak proyek dan direktur utama dalam rangka proses Monthly Certificate setiap akhir bulan. 10. Mencocokan data data logistik lapangan dengan data logistik dikantor cabang sehingga dihasilkan data stok opname lapangan yang akurat, untuk itu perlu koordinasi dengan kepala logistik dikantor cabang. 11. Memverifikasi, memvalidasi serta meneruskan laporan keuangan lapangan bulanan kepada manager finance untuk diperiksa dan dikoreksi. 12. Meneruskan laporan data data personil yang direkrut dilapangan kepada kepala personalia / HRD cabang untuk di proses lebih lanjut.
Meneruskan laporan data data personil yang direkrut dilapangan kepada kepala personalia / HRD cabang untuk di proses lebih lanjut. 13. Hal hal lain yang tidak termasuk dalam job diskription ini namun menjadi kewajiban tersirat harus dilaksanakan oleh seorang general superintendent dilapangan dengan penuh tanggung jawab.
Bidang operasional unit kerja dan koordinasi antar bagian serta direksi Melayani / mewakili managemen PT. Budi Bakti Prima bila diperlukan untuk berhubungan dengan pemberi pekerjaan. 1. Memerintahkan kepada site manager (SM) untuk selalu mengontrol/berkeliling terhadap jalanya pelaksanaan pekerjaan setiap hari dan segera berkoordinasi dengan general superintendent (GS) jika terdapat hal hal penting dan mendesak. 2. Site manager (SM) diminta untuk koordinasi juga dengan unit unit lainya yang terkait dengan pekerjaan yang sudah dilaksanakan. 3. 4. Menyeleksi dan mengusulkan sub kontraktor yang dipilih untuk disetujui oleh direktur. Memberikan masukan dan gambaran kepada direktur utama terhadap hambatan hambatan yang ditemui dilapangan untuk ditindak lanjuti segera. PENDIDIKAN S-1 Sipil D-3 Sipil SKILL SKA SKA PENGALAMAN Min 3 Tahun Min 5 Tahun
PERSYARATAN
proyek
embangan tahapan
mingguan, Back up rian Standart, Data pihak proyek dan Monthly Certificate
m job diskription ini dilaksanakan oleh gan dengan penuh antar bagian serta
(SM) untuk selalu nya pelaksanaan koordinasi dengan pat hal hal penting
an