You are on page 1of 2

Gambar 5.

Pembuatan Bokhasi Jerami

Gambar 6. Bokhasi Jerami Matang

Jerami yang mengandung sekitar 40% C dan mudah dirombak secara biologis merupakan substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme tanah. Ketika jerami dibenamkan ke tanah, maka dalam tanah segera terjadi berbagai reaksi biokimia seperti reduksi tanah yang berkaitan dengan perubahan kimia listrik, imobilisasi dan fiksasi N, produksi asam-asam organik, dan pelepasan gas CO2, CH4, C2H4, dan H2S (Yoshida, 1978). Proses tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi ketersediaan dan penyerapan hara oleh tanaman.
Jerami padi merupakan salah satu sisa panen yang paling banyak diha-silkan di tanah sawah. Peranan jerami terhadap sifat kimia tanah menurut Takabashi (1985) dalam Santosa dkk., (1998) adalah dapat memperlambat pe-miskinan unsur hara K dan Si serta mengurangi serangan penyakit. Sedangkan menurut Adiningsih (1984) dan Nursyamsi (1997) dapat meningkatkan kandung-an C-organik tanah, K, Mg, serapan K, KTK serta hasil padi sawah. Hasil penelitian Roechan dkk., (1995) menunjukkan bahwa pemberian jerami kering pada lahan sawah di tanah Alluvial Tangerang dapat meningkatkan C-organik, N-total, Kdd, Cadd, dan KTK tanah meskipun keberadaannya pada musim pertama belum meningkatkan hasil secara nyata. Berdasarkan penelitian Syaukat dan Mitrosuhardjo (1990) dalam Roechan dkk., (1995), pemberian jera-mi kering pada padi sawah baru tampak meningkatkan produksi pada musim kedua.

You might also like