You are on page 1of 33

ISSN 0853 - 8204

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TERBIT TIGA KALI SETAHUN Volume 15, Nomor 1 April 2009

W
T

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN INDUSTRI

ARTA

KONSENTRAT PROTEIN KELAPA UNTUK PRODUK PANGAN


Sampai saat ini minyak kelapa merupakan produk utama yang diolah dari daging buah kelapa. Minyak kelapa merupakan produk yang diperoleh dari pengolahan kopra dengan cara kering (dry process of coconut ) ataupun langsung dari kelapa segar dengan cara basah (wet process of coconut). Proses pengolahan minyak kelapa cara basah dapat menghasilkan produk akhir berupa minyak kelapa yang dikenal dengan sebutan minyak perawan, minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Selain VCO, juga diperoleh hasil ikutan berupa air kelapa, ampas kelapa, skim kelapa dan blondo. eknologi pengolahan untuk menghasilkan berbagai produk bernilai ekonomi dari hasil ikutan VCO telah tersedia seperti pengolahan nata de coco, sirup dan minuman ringan, tepung kelapa, kecap, anggur kelapa dan lain-lain. Skim kelapa dan blondo mengandung protein yang cukup tinggi sehingga merupakan sumber protein yang potensial untuk diproses lanjut menjadi konsentrat protein kelapa. Konsentrat protein kelapa (KPK) dapat digunakan sebagai bahan tambahan sumber protein dalam pengolahan berbagai produk pangan antara lain produk ekstrusi dan makanan bayi serta sebagai stabilizer untuk menstabilkan sistem emulsi. Pengolahan dan Karakteristik Konsentrat Protein Kelapa Pengolahan kelapa konsentrat protein

Gambar 1. Skim kelapa dan blondo sebagai bahan baku untuk pengolahan konsentrat protein kelapa

Konsentrat protein kelapa dapat diproses dari skim kelapa maupun blondo. Skim adalah lapisan bawah yang terbentuk pada saat dilakukan pendiaman santan untuk mendapatkan krim. Blondo adalah lapisan kaya protein yang terbentuk ketika dilakukan proses pendiaman untuk mendapatkan (VCO) Virgin Coconut Oil (Gambar 1). Proses ekstraksi minyak cara basah dapat menghasilkan protein berkualitas lebih baik dibandingkan dengan pengolahan cara kering. Protein kelapa tersebut dapat diolah menjadi konsentrat protein kelapa dengan menggunakan beberapa teknik pemisahan seperti pemanasan, presipitasi sesuai dengan titik isoelektris protein, sentrifugasi dan ultrafiltrasi. Karakteristik konsentrat protein kelapa akan berbeda dengan perbedaan metode preparasi yang dilakukan. Konsentrat protein krim kelapa yang dibuat dengan cara pengasaman santan, lalu disentrifugasi memiliki kadar air 3,58%, protein 88,94%, lemak 1,90%, abu 3,95%

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Dok : Steivie Karouw dan Rindengan Barlina (Balitka)

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri me-

muat pokok-pokok kegiatan serta hasil penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan.
PENANGGUNG JAWAB :
Kapuslitbang Perkebunan

M. SYAKIR A. DEWAN REDAKSI


Ketua Merangkap Anggota

AGUS KARDINAN
Anggota :

dan karbohidrat 1,64%. Sedangkan yang diproses dengan pembekuan kemudian dipanaskan pada suhu 40oC mengandung kadar air 3,37%, protein 75,27%, lemak 2,45%, abu 4,24% dan karbohidrat 14,67%. Konsentrat protein dari skim kelapa mengandung lemak 2,0%, air 8,5% dan abu 9,0% serta protein 33-35%. Kadar protein konsentrat skim dapat meningkat sampai 46,63%. Kandungan asam amino konsentrat protein kelapa Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur. Molekul protein tersusun atas sejumlah asam amino sebagai bahan dasar yang saling berikatan satu sama lain. Asam amino dalam kondisi netral (pH isolelektrik, PI) berada dalam bentuk ion dipolar atau juga disebut ion zwitter. Sampai sekarang ini, dikenal 24 jenis asam amino, yang digolongkan menjadi dua kelompok yaitu asam amino eksogen dan asam amino endogen. Asam amino endogen dapat disintesis dalam tubuh, sehingga dikenal dengan sebutan asam amino non-essensial. Sedangkan asam amino eksogen adalah asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia, karena itu disebut asam amino essensial, artinya harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Asam amino essensial di antaranya adalah lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin dan fenilalanin. Berdasarkan kelarutannya, protein dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu albumin, globulin, glutelin, prolamin, histin dan prolamin. Protein kelapa terdiri atas fraksi globulin 40,1%, albumin 21,0%, prolamin 3,3%, glutelin 19,2% dan senyawa bukan protein 4,8%. Konsentrat protein kelapa mengandung asam amino essensial yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, phenilalanin, treonin dan valin. Kandungan asam amino pada daging buah kelapa akan berbeda pada umur buah yang berbeda. Pada daging buah kelapa hibrida Khina-1 ternyata kadar asam aminonya meningkat sampai umur buah 10 bulan, kemudian menurun saat mencapai umur buah 11 - 12 bulan. Khusus

DONO WAHYUNO ENDANG HADIPOENTYANTI DEDI SOLEH EFFENDI E. RINI PRIBADI M. DJAZULI BAMBANG PRASTOWO B. REDAKSI PELAKSANA YUSNIARTI SUSILOWATI MALA DEWI ELFIANSYAH DAMANIK Alamat Redaksi dan Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111 Telp. (0251) 8313083 Faks. (0251) 8336194

asam amino essensial cenderung turun dari umur buah 10 bulan sampai umur buah 12 bulan. Komposisi asam amino konsentrat protein kelapa dibandingkan dengan konsentrat protein kedelai disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, Asam amino glutamat merupakan asam amino dominan pada konsentrat protein kelapa disusul arginin, asam aspartat dan leusin. Meskipun tidak termasuk dalam asam amino essensial, tetapi asam amino glutamat sangat penting sebagai nutrisi untuk otak. Asam amino histidin dan arginin dikelompokkan dalam asam amino non essensial karena asam amino arginin tidak essensial bagi anak-anak dan orang dewasa, tetapi berguna bagi pertumbuhan bayi, sedangkan histidin essensial bagi anak-anak tetapi tidak essensial bagi orang dewasa. Pemanfaatan Konsentrat Protein Kelapa Makanan bayi Konsentrat protein kelapa (KPK) telah dimanfaatkan dalam pengolahan makanan bayi dan diperoleh 2 formula yang cukup baik, yaitu FORMULA-C (FC) dan FORMULA-F (FF) setelah dibandingkan dengan kasein dengan menggunakan tikus percobaan. FC adalah makanan bayi dari campuran KPK (kadar protein 31,49%) dan Tepung Beras Instan (TBI) = 5,5 : 4,5. Sedangkan FF adalah makanan bayi dari campuran KPK (Kadar protein 46,63%) dan Tepung Beras Instan (TBI) = 3,5 : 6,5. Selanjutnya pengujian mutu protein makanan bayi dilakukan secara in vivo dengan menggunakan tikus percobaan selama 10 hari. Pengujian mutu protein menghasilkan nilai NPR (Net Protein Rasio), NB (Nilai Biologi), DC (Daya Cerna Sejati) dan NPU (Net Protein Utilization). Hasil pengujian mutu protein makanan bayi dari Formula C dan Formula F dibandingkan dengan kasein sebagai kontrol disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil pengujian in vivo tersebut, protein kelapa memiliki mutu cukup baik dibanding kasein.

Sumber Dana :
DIPA 2OO9 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

DAFTAR ISI

Informasi Komoditas
Konsentrat protein kelapa untuk produk pangan............................................... Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat .......................................................... Teknologi pengolahan citra digital untuk identifikasi mutu fisik produk tanaman perkebunan............................................... Sembung (Blumea balsamifera) berkhasiat sebagai obat rematik................................. Nematoda entomopatogen (Steinernema) sebagai agensia pengendali hama secara hayati........................................................ Nilai lebih jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai sumber energi flora...................... Tanaman asam kandis (Garcinia xantho chymus) dan manfaatnya .......................... Tanaman obat berkhasiat antikanker........ Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai pestisida nabati ................... Peluang budidaya dan manfaat jintan hitam (Nigella sativa) .............................. Prospek pengendalian Helopeltis antonii dengan menggunakan beberapa macam insektisida nabati ..................................... Panili budidaya dan kerabat liarnya ......... Ulat bertanduk pada tanaman asam jawa.......................................................... Tanaman inang serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada.......................... Berita The 4th Meetimg of the Asian Cotton Research And Development Network Anyang Cina 23 - 26 September 2008 .... 32 Pedoman bagi penulis .............................. 32 1 3 6 9 11 12 14 17 21 23 25 26 28 29

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Produk ekstrusi Proses ekstrusi merupakan suatu teknik yang telah umum digunakan dalam pengolahan bijibijian seperti gandum, sorgum, jagung dan beras serta bahan lain yang mengandung karbohidrat dengan menggunakan ekstruder. Saat ini hasil teknologi ekstrusi yang ditujukan untuk membuat produk makanan ringan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah produk yang menggunakan satu macam bahan utama, misalnya gandum, beras serta sumber pati lainnya. Kelompok kedua adalah produk yang dibuat dari campuran berbagai sumber pati seperti ubi jalar atau yang dicampur dengan kacangkacangan yang mengandung protein. Dengan mempertimbangkan kandungan protein yang ada pada konsentrat protein kelapa, maka konsentrat protein kelapa telah dimanfaatkan sebagai bahan tambahan sumber protein pada pengolahan produk ekstrusi dari campuran tepung beras dan tepung jagung. Penambahan KPK sebesar 2,5; 5,0 dan 7,5% dapat meningkatkan derajat pengembangan produk ekstrusi yang dihasilkan dibandingkan dengan tanpa penambahan KPK (kontrol). Stabilizer untuk sistem emulsi Konsentrat protein kelapa telah diujikan sebagai stabilizer untuk

Tabel 1. Komposisi asam amino konsentrat protein kelapa dibandingkan dengan konsentrat protein kedelai
Jenis Asam Amino Asam amino essensial : Isoleusin Leusin Lisin Phenilalanin Tirosin Sistin Metionin Treonin Triptofan Valin Asam amino non essensial : Histidin Arginin Asam aspartat Asam glutamat Serin Prolin Alanin Glisin Konsentrat Protein .Kelapa 3,4 6,0 3,8 3,5 1,6 1,4 1,5 3,4 0,7 4,9 1,8 11,7 8,3 19,3 4,7 3,8 4,3 4,1
b)
a

Konsentrat Protein Kedelai 5,2 9,1 7,1 5,7 3,7 1,67 1,54 4,5 5,2 3,1 8,5 13,5 21,0 5,9 5,8 5,1 4,8

Keterangan :

a)

Rindengan (1988);

Jeunink dan Ceftel (1979

Tabel 2. Mutu makanan bayi (formulasi konsentrat protein kelapa dan tepung beras instan) dibanding kasein
Jenis Formula Formula-C Formula-F Kasein NPR 3,41 3,60 4,96 NB 96,47 96,46 98,12 DC 93,79 94,57 94,23 NPU 90,51 91,26 92,47

Sumber : Rindengan (1988) , Keterangan : NPR= Net protein rasio NB = Nilai Biologi DC = Daya curna NPU = Net protein utilization

menstabilkan sistem emulsi minyak dalam air (O/W) dan sebagai pembanding digunakan whey protein isolat. Ternyata KPK dapat menstabilkan sistem emulsi meskipun belum sebaik whey protein isolat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih terdapatnya partikelpartikel non protein seperti mineral, lemak dan karbohidrat. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan teknik ekstraksi dan pemurnian yang tepat untuk menghasilkan konsentrat protein kelapa dengan tingkat kemurnian yang lebih baik. KPK dengan karakteristik tersebut, akan lebih tepat untuk dimanfaatkan sebagai stabili-

zer pada produk pangan seperti yogurt, salad dressing dan sauce. Penutup Konsentrat protein kelapa dapat digunakan untuk keperluan seperti makanan bayi, produk ekstrusi dan stabilizer. Untuk sistem emulsi pengembangan lebih lanjut produk ini, dapat diberikan melalui sosialisasi berupa desiminasi ke pengguna dan dilakukan sebagai bentuk kerjasama.

Steivie Karouw dan Rindengan Barlina, Balitka

BINAHONG (Anredera cordifolia) SEBAGAI OBAT


Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari dataran Cina dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi. Di Indonesia tanaman ini belum banyak dikenal, sedangkan di Vietnam tanaman ini merupakan suatu makanan wajib bagi masyarakat di sana. Binahong tumbuh menjalar dan panjangnya dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak berbentuk silindris dan pada ketiak daun terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar. Daunnya tunggal dan mempunyai tangkai pendek, bersusun berselang-seling dan berbentuk jantung. Panjang daun antara 5 - 10 cm dan mempunyai lebar antara 3 - 7 cm. Seluruh bagian tanaman binahong dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun, umbi dan bunganya. farmaka. Tanaman ini sebenarnya berasal dari Cina dan menyebar ke Asia Tenggara. Di negara Eropa maupun Amerika, tanaman ini cukup dikenal, tetapi para ahli di sana belum tertarik untuk meneliti serius dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah diakui. Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman. Namun tanaman ini belum banyak dikenal dalam masyarakat Indonesia. Tanaman merambat ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih

anaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) termasuk dalam famili Basellaceae merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai potensi besar ke depan untuk diteliti, karena dari tanaman ini masih banyak yang perlu digali sebagai bahan fito

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Perbanyakan tanaman binahong dilakukan secara vegetatif dan generatif dengan menggunakan akar Binahong merupakan tanaman rimpang dan biji. Perbanyakan dari menjalar dan bersifat perennial (berrimpang akar dengan mencabut atau umur lama), panjang dapat mencapai memisahkan rimpang dari pohon 5 m. Batang lunak, berbentuk silininduk, dipilih rimpang dris, saling membelit, yang telah cukup tua. berwarna merah, bagian STOP PRES! Rimpang ditanam pada dalam solid, permukaan media tanah yang telah halus, kadang membenPenggunaan bahan bakar nabati (BBN) telah disadari merupakan dicampur pupuk kandang tuk semacam umbi yang salah satu langkah prespektif untuk mengatasi masalah krisis dengan perbandingan 1 : energi. Untuk mendukung pengembangan BBN tersebut Badan melekat di ketiak daun 1. Rimpang yang telah di Penelitian dan Pengembangan Pertanian, melalui Pusat Penelitian dengan bentuk tak bertanam sebaiknya diberi dan Pengembangan Perkebunan telah menyiapkan beragam aturan dan bertekstur teknologi pendukung, mulai dari penyediaan varietas unggul naungan sampai 50%. kasar. Daun tunggal, bertanaman penghasil BBN, teknologi budidaya, hingga penanganan Untuk perbanyakan metangkai sangat pendek, pascapanen, dan pengolahannya. lalui biji dapat dilakukan tersusun berseling, berCukup banyak tanaman perkebunan yang mampu berperan apabila bijinya telah masebagai penghasil minyak nabati seperti : Jarak pagar, jarak warna hijau, bentuk jantang. Biji yang disemaikepyar, kamalakian, aren sawit, dan sebagainya. tung, panjang 5 - 10 cm, kan pada pembibitan seTerkait dengan potensi yang dimiliki oleh komoditas perkebunan lebar 3 - 7 cm, helaian serta memperhatikan perkembangan inovasi perkebunan yang ada telah memiliki 4 - 6 daun, daun tipis lemas, ujung saat ini, maka Puslitbang Perkebunan akan memperkenalkan umur tanaman kurang runcing, pangkal berleinovasi tersebut dalam kegiatan Pekan Teknologi Perkebunan lebih 1 bulan sudah dapat kuk, tepi rata, permukayang dirancang sebagai forum komunikasi semua stakeholder dipindahkan ke lapangan. an licin, bisa dimakan. perkebunan, terutama untuk penggalangan konsep dan strategi Sampai saat ini perbanyapercepatan implementasi teknologi BBN Tema yang akan Bunga majemuk berbenkan tanaman umumnya diangkat Teknologi Perkebunan Menjawab Krisis Energi tuk tandan, bertangkai yang akan diselenggarakan 11-15 Agustus 2009 di Kampus lebih banyak menggunapanjang, muncul di kePenelitian Pertanian Cimanggu, Bogor kan cara vegetatif dengan tiak daun, mahkota berPekan Teknologi Perkebunan akan mencakup berbagai acara menggunakan rimpang warna krem keputihseperti : karena lebih cepat tumbuh putihan berjumlah lima - Peluncuran (Launching) buku, varietas dan produk dan sifatnya sama dengan - Simposium V Litbang Tanaman Perkebunan helai tidak berlekatan, induknya. Binahong tum- Pameran Teknologi dan Produk panjang helai mahkota buh baik pada tempat - Temu Bisnis/Diskusi panel 0,5 - 1 cm, berbau ha- Bazar dan Lomba teduh dan agak lembab. rum. Akar berbentuk rimAcara ini juga merupakan kegiatan dari rangkaian peringatan 35 pang, berdaging lunak. Manfaat Tanaman tahun Badan Litbang Pertanian yang mengangkat tema Tanaman ini diklasifiAgroinovasi Penggerak Sistem Pertanian Industrial Manfaat tanaman ini kasikan dalam kelas ; Panitia Pelaksana sangat besar dalam dunia Magnoliopsida, Subpengobatan, secara emkelas ; Hamamelidae, Ornyembuhkan berbagai jenis penyakit piris binahong dapat menyembuhdo ; Caryophyllales, Familia; Baseini berkaitan erat dengan senyawa llaceae, Genus; Anredera, Spesies; kan berbagai jenis penyakit. Dalam aktif yang terkandung di dalamnya Anredera cordifolia (Ten.) Steenis pengobatan, bagian tanaman yang seperti flavonoid. Flavonoid dapat (http://www.plantamor. com) digunakan dapat berasal dari akar, berperan langsung sebagai antibiotik batang, daun, dan bunga maupun dengan menggangu fungsi dari miKandungan kimia umbi yang menempel pada ketiak kroorganisme seperti bakteri dan vidaun. Setiap tanaman akan memprorus. Alkaloid adalah bahan organik Tanaman ini dikenal dengan duksi bermacam-macam senyawa yang mengandung nitrogen sebagai sebutan Madeira Vine dipercaya kimia untuk tujuan tertentu. Sebagian dari sistem heterosiklik. Almemiliki kandungan antioksidan nyawa kimia ini lebih banyak kaloid memiliki aktivitas hipoglitinggi dan antivirus. Tanaman ini fungsinya untuk bersaing dengan kemik. Senyawa terpenoid adalah masih diteliti meski dalam lingkup mahluk hidup lainnya. Senyawa ini senyawa hidrokarbon isometrik terbatas. Percobaan pada tikus yang disebut dengan metabolit sekunder. membantu tubuh dalam proses sinDeskripsi dan klasifikasi tanaman

jauh. Terutama untuk mengungkapkan khasiat dari bahan aktif yang dikandungnya. Berbagai pengalaman yang ditemui di masyarakat, binahong dapat dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan penyakit-penyakit berat (http:/portal. cbn. net.it.cbprtl/cybermed/detail).

Untuk mengungkapkan ada apa dibalik khasiat tanaman binahong maka perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai kandungan senyawa aktif. Dari hasil penelitian pendahuluan Universitas Gadjah Mada, dinyatakan bahwa pada kultur in vitro daun binahong terkandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin (http://fbaugm. wordpress.com/tag/binahong). Senyawa-senyawa ini dapat berperan sesuai fungsinya masing-masing. Kemampuan binahong untuk me-

tesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Sedangkan saponin dapat menurunkan kolesterol, mempunyai sifat sebagai antioksidan, antivirus dan anti karsinogenik dan manipulator fermentasi rumen. Perbanyakan

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

disuntik dengan bahan ekstrak dari binahong dapat meningkatkan daya tahan tubuh, peningkatan agresivitas tikus dan tidak mudah sakit Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman ini adalah: kerusakan ginjal, diabetes, pembengkakan jantung, muntah darah, tifus, stroke, wasir, rhematik, pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca melahirkan, menyembuhkan segala lukaluka dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, sembelit, sesak napas, sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut, menurunkan panas tinggi, menyuburkan kandungan, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh. Cara penggunaan Cara paling mudah penggunaan binahong adalah dengan merebusnya atau sebagai campuran pada makanan seperti mi atau dimakan langsung sebagai lalapan. Dari bahan segar dapat digunakan umbi yang baru diambil. Pemakaian secara oral dapat diramu sebagai berikut : umbi binahong sebanyak tiga potong, dengan ukuran kurang lebih 2 - 3 cm, dicuci bersih dengan air, kemudian direbus dengan 5 gelas, setelah dingin disaring dan hasilnya diminum 2 - 3 kali sehari. Cara ini untuk menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, mencegah stroke, asam urat dan sakit pinggang, untuk vitalitas tubuh ditambah telur dan madu. Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit, memar karena terpukul, kena api, rheumatik, pegal linu, nyeri urat, dan menghaluskan kulit. Umbi binahong dapat dicampur bahan lain dengan cara direbus bersama daun sirih, temulawak dengan perbandingan 7 : 9 : 13 untuk penyembuhan pembengkakan jantung, pembengkakan hati, kencing manis, kerusakan ginjal dan radang usus besar. Untuk meningkat vitalitas tubuh, batang binahong dapat dicampur dengan kencur dan direbus dari 3 gelas air menjadi 1 gelas kemudian diminum tiap malam

Gambar : Tanaman binahong dan umbi yang keluar dari ketiak daun selama satu minggu, hasilnya badan akan menjadi segar. Daun binahong dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus kemudian dioleskan atau dibalur pada seluruh tubuh bayi, akan menurunkan panas tinggi. Lebih baik lagi apabila ibunya meminum jus daun binahong, ini akan lebih cepat untuk penyembuhan bayi. Bunga direbus dengan air satu gelas sampai menjadi seperempat gelas diminum bermanfaat untuk menyuburkan kandungan. Selain penggunaan dalam bentuk segar binahong juga dapat digunakan dalam bentuk olahan agar praktis penggunaannya seperti bentuk kering (simplisia), serbuk dan kapsul. Simplisia dihasilkan dari tanaman segar yang dikeringkan baik dengan menggunakan matahari maupun oven sampai kadar airnya menjadi 8 - 10%. Simplisia yang akan dikonsumsi ditimbang terlebih dahulu sebanyak 5 g dan direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai menjadi 1 gelas lalu disaring dan airnya diminum. Serbuk didapat dari simplisia yang digiling dengan menggunakan grinder dengan ukuran 40 - 60 mesh. Penggunaan serbuk yaitu 1 sendok serbuk binahong diseduh dengan 1 gelas air panas mendidih dan setelah dingin baru diminun, ini dilakukan 3 kali sehari. Kapsul dihasilkan dari serbuk binahong yang dimasukkan ke dalam kapsul sebanyak 0,5g. Kapsul dikonsumsi 3 kali sehari sebanyak 2 3 kapsul sekali minum tergantung parahnya penyakit yang diderita. Keuntungan penggunaan simplisia, serbuk dan kapsul adalah dapat disimpan lebih lama dan penggunaannya kapan saja serta praktis (http://prayudi. wordpress.com). Implikasi Penggunaan tanaman obat untuk pengobatan berbagai jenis penyakit saat ini semakin berkembang. Penggunaan tanaman obat disamping harganya murah juga lebih mudah didapat dan tersedia dibanyak tempat, secara komparatif rata-rata lebih murah dan relatif memerlukan teknologi yang lebih sederhana (Ruslan Aspan 2004). Dalam penggunaan dapat dibilang praktis hanya dengan cara dimakan langsung dalam keadaan mentah, direbus, atau dibuat simplisia yang dapat disimpan dan kapan saja dapat digunakan serta dapat dibuat dalam bentuk ekstrak dan kapsul. Perkembangan pemanfaatan tanaman obat mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Ini dapat dilihat dari jumlah produsen jamu, produksi dan nilai jual serta potensi pasar bahan baku yang sangat bagus (Sutjipto, 2004). Penutup Tanaman binahong mempunyai manfaat sangat besar dalam dunia pengobatan, secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat. Dalam pengobatan yang digunakan adalah bagian, akar, batang, daun, bunga serta umbi. Selain penelitian aspek budidaya yang tepat untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman binahong perlu penelitian untuk mengungkapkan secara jelas mengenai khasiat senyawa aktif yang terkandung di dalamnya yang berkaitan dengan penyembuhan berbagai jenis penyakit. Feri Manoi, Balittro

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL UNTUK IDENTIFIKASI MUTU FISIK PRODUK TANAMAN PERKEBUNAN
Dewasa ini sebagai akibat globalisasi persaingan di berbagai bidang semakin tajam. Termasuk pula bisnis bidang pertanian dan perkebunan menjadi bagian yang harus mampu menghadapi persaingan tersebut. Perusahaanperusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat lokal atau regional, kini harus pula bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global. Di dalam negeri, sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan status sosial di masyarakat, maka pemahaman akan pentingnya mutu dan keamanan produk semakin tinggi. Konsumen di masa datang akan menuntut mutu dan kesegaran dari produk olahan hasil dari tanaman pangan maupun perkebunan khususnya produk makanan, minuman dan obat-obatan. Mereka akan semakin khawatir mengenai kesehatan dan gizi, keamanan produk dan berbagai cemaran mikroba dan kimia yang mengganggu kesehatan atau menyebabkan penyakit. Kondisi ini akan mendorong berkembangnya inovasi teknologi yang menghasilkan berbagai jenis dan bentuk produk olahan yang memenuhi selera konsumen. Tercapainya pengembangan berbagai inovasi teknologi ini memerlukan kemampuan rekayasa proses yang sesuai. Maju mundurnya perkembangan industri hasil tanaman perkebunan Indonesia di masa datang akan sangat ditentukan oleh peranan rekayasa proses dalam menciptakan berbagai inovasi teknologi tersebut. Kemampuan rekayasa proses ini akan dipengaruhi oleh keberhasilan penelitian dan pengembangan serta dukungan kualitas sumberdaya manusianya. alah satu mata rantai dalam rangkaian sistem agribisnis adalah identifikasi mutu. Banyak cara dikembangkan untuk mengidentifikasi mutu produk perkebunan baik secara fisik, mekanik maupun elektronik dan menggunakan bahan-bahan kimia di laboratorium. Untuk pengujian mutu fisik, selama ini masih menggunakan caracara visual (kasat mata) atau peralatan sederhana semi mekanis. Cara-cara seperti ini sangat lambat dan menyebabkan bias yang sangat tinggi. Cara baru yang mudah, murah dan cepat dalam pengoperasiannya adalah dengan menggunakan teknologi pengolahan citra digital. Teknologi Pengolahan Citra merupakan bidang yang cukup berkembang saat ini semenjak orang mengerti bahwa komputer tidak hanya dapat menangani teks dan angka-angka, tetapi juga data citra. Dalam perkembangannya pengolahan citra dapat digunakan dalam membedakan jenis produk karena teknologi ini memiliki kemampuan dalam menganalisis produk berdasarkan perbedaan intensitas warna. Meskipun demikian teknologi ini tidak dapat berdiri sendiri, masih membutuhkan perangkat pembantu lainnya sebagai alat pengambilan keputusan seperti jaringan syaraf tiruan atau menggunakan logika fuzzy. Penggunaan teknologi ini memungkinkan produk perkebunan akan terjamin mutunya, serta terhindar dari berbagai bentuk cemaran karena memiliki tingkat konsistensi yang tinggi dalam sistem pengawasannya.

A. Aspek Mutu dan Keamanan Produk Tanaman Perkebunan Mutu Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali membicarakan masalah mutu, misalnya mengenai mutu sebagian besar produk buatan luar

negeri lebih baik daripada mutu produk dalam negeri. Apa sesungguhnya mutu itu ?. Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus. Kramer dan Twigg (1970) mendefinisikan mutu sebagai gabungan sifat-sifat yang membedakan suatu produk dan memiliki arti penting dalam penentuan tingkat penerimaan pembeli. Dengan demikian, mutu sebagai sasaran dirumuskan dari perspektif konsumen, sehingga ekspresi mutu memerlukan perbandingan antara kriteria dan realitas. Hal tersebut berakibat pada perkembangan definisi mutu dan secara ringkas disusun oleh Lidror dan Prussia (1993) adalah sebagai berikut: sejumlah atribut atau sifat-sifat yang menggambarkan produk (McDermont and Count, 1971), penyesuaian terhadap tuntutan (Crosby, 1979), penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen pada harga yang terbatas (Groocock, 1986), kemampuan untuk memberikan manfaat (Juran, 1988), dan penyesuaian terhadap kebutuhan antisipatif konsumen pada harga yang terbatas (Lidror and Prussia, 1990). International Organization for Standardization (ISO) di Eropa mendefinisikan mutu adalah derajat dalam keseluruhan karakteristik produk dalam memenuhi tuntutan-tuntutan yang berasal dari sasaran penggunaan. Mutu hasil tanaman perkebunan khususnya untuk komoditas yang bahan utamanya hortikultura segar merupakan kombinasi dari karakteristik, atribut dan sifat-sifat yang memberikan nilai komoditas sebagai bahan makanan dan kesenangan (Kader, 1992). Tampilan yang baik merupakan atribut penyesuaian dari mutu hasil pertanian antara produsen dan konsumen. Jaminan kea-

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

manan hasil pertanian merupakan atribut mutu yang sangat penting bagi konsumen dan menjadi tanggung jawab moral bagi produsen dan institusi yang terlibat dalam jaringan pemasaran sebelum sampai ke tangan konsumen. Komponen Mutu Komponen mutu digunakan untuk menilai suatu komoditas yang berkaitan dengan pemilahan dan pembakuan, tanggap terhadap berbagai faktor lingkungan dan perlakuan pascapanen serta seleksi dalam program pemuliaan. Peran dari masing-masing atribut mutu bergantung pada komoditas dan dayaguna yang diharapkan. Rincian atribut mutu dimaksud khususnya untuk buah dan sayuran segar seperti pada Tabel 1. Kramer dan Twigg (1983) mengklasifikasikan karakteristik mutu bahan pangan menjadi dua kelompok, yaitu : (1) karakteristik fisik/tampak, meliputi penampilan yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestika yaitu tekstur, kekentalan dan konsistensi; flavor yaitu sensasi dari kombinasi bau dan cicip, dan (2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan keamanan mikrobiologis. Berdasarkan karakteristik tersebut, profil produk pangan umumnya ditentukan oleh ciri organoleptik kritis, misalnya kerenyahan pada keripik. Namun, ciri organoleptik lainnya seperti bau, aroma, rasa dan warna juga ikut menentukan. Pada produk pangan, pemenuhan spesifikasi dan fungsi produk yang bersangkutan dilakukan menurut standar estetika (warna, rasa, bau, dan kejernihan), kimiawi (mineral, logam-logam berat dan bahan kimia yang ada dalam bahan pangan), dan mikrobiologi (tidak mengandung bakteri Eschericia coli dan patogen). Penilaian dan Pemeriksaan Mutu Penilaian mutu dapat bersifat merusak dan tidak merusak bahan hasil pertanian yang dinilai. Penilaian tersebut berdasarkan skala objektif berdasarkan pembacaan peralatan dan bersifat subjektif ber-

Tabel 1. Komponen mutu produk pertanian dan perkebunan


Atribut Utama Tampilan Komponen Ukuran : dimensi, bobot, volume Bentuk dan kondisi : diameter, panjang, lebar, kehalusan, kepadatan, keseragaman Warna : keseragaman, intensitas Kilap : sifat lapisan lilin Cacat : morfologis, fisik dan mekanis, fisiologis, patologis, entomologis Kekokohan, kekerasan, kelembutan, kerenyahan, sifat berair (succulence, juiciness), terasa bertepung, terasa berpasir, keliatan, terasa berserat. Kemanisan, keasaman, kesepetan, kepahitan, aroma, cita rasa asing dan bau asing. Karbohidrat (termasuk serat makanan), protein, lemak, vitamin, dan mineral Adanya toksikan alami, cemaran (residu kimia, logam berat), mikotoksin, kontaminan mikroba.

Tekstur Citarasa Nilai gizi Keamanan

dasarkan pertimbangan manusiawi menggunakan skala hedonik. Pengukuran dimensi, bobot, dan volume suatu hasil pertanian pada umumnya bersifat tidak merusak. Sedangkan untuk penilaian tekstur, cita-rasa dan nilai gizi biasanya bersifat merusak. Penilaian mutu non-destruktif saat ini sudah banyak dikembangkan, salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi pengolahan citra digital. B. Pengendalian Mutu Tanaman Perkebunan dengan Pengolahan Citra Digital Pengolahan citra digital Pengolahan citra (Image Processing) merupakan proses pengolahan dan proses analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Teknik-teknik pengolahan citra umumnya terdiri atas penajaman citra, kompresi citra dan koreksi citra yang tidak fokus. Beberapa penerapan teknik pengolahan citra antara lain Computer graphic, Pattern recognition, Artificial intelligence dan Psychophysics. Dalam hal ini sistem visual adalah sebuah proses untuk memperoleh pengukuran atau abstraksi sifat-sifat geometri dari citra. Komponen yang membentuk sistem visual adalah komponen geometri, pengukuran dan interpretasi. Ada dua bagian pada proses pembentukan citra, yaitu geometri citra yang menentukan suatu titik dalam pemandangan diproyeksikan pada bidang citra dan fisik cahaya yang menentukan kecerahan suatu titik pada bidang citra sebagai fungsi pencahayaan pemandangan serta sifat-sifat permukaan.

Citra masukan diperoleh melalui suatu kamera yang di dalamnya terdapat suatu alat digitasi yang mengubah citra masukan yang berbentuk analog menjadi citra digital. Dalam pengambilan citra, hanya citra yang berbentuk digital yang dapat diproses oleh komputer digital, data citra yang dimasukkan berupa nilai-nilai integer yang menunjukkan nilai intensitas cahaya atau keabuan setiap pixel. Citra digital dapat diperoleh secara otomatis dari sistem penangkap citra membentuk suatu matrik dimana elemenelemennya menyatakan nilai intensitas cahaya pada suatu himpunan diskrit pada titik. Sistem tersebut merupakan bagian terdepan dari suatu sistem pengolahan citra, seperti terlihat pada Gambar 1 dan 2. Komputer digital hanya dapat memproses suatu citra dalam bentuk digital, data citra yang dimasukkan berupa nilai-nilai integer yang menunjukkan nilai intensitas cahaya atau tingkat warna tiap pixel. Citra digital dapat diperoleh secara otomatis dari sistem penangkap citra digital (frame grabber) yang melakukan penjelajahan citra dan membentuk suatu matrik dimana elemen-elemennya menyatakan nilai intensitas cahaya pada suatu himpunan diskrit dari titik. Perangkat pengolahan citra antara lain adalah kamera digital (yang memiliki fasilitas macro), komputer sebagai pemroses data citra dan sample holder sebagai tempat untuk menyimpan sampel yang dilengkapi dengan sistem penerangan dengan sistem cahaya yang cukup dan merata. Keuntungan menggunakan teknolo logi pengolahan citra digital Teknologi Pengolahan Citra Digital mempunyai kemampuan dalam

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Citra Masukan

Sensor

Pengubah Analog Ke Digital

Citra Digital

Komputer Digital

Monitor Peraga

Bingkai Penyimpan Citra

Gambar 1. Elemen-elemen dari sistem pengolahan citra

butuhkan kemampuan prediksi dan pengendalian sistem secara interaktif, layaknya seseorang yang memiliki kecerdasan tertentu. Berbagai kecerdasan buatan dapat dikategorikan dalam beberapa macam dimensi menurut keunggulan spesifik yang dimiliki. Kecerdasan buatan yang dapat dipadukan dengan pengolahan citra digital antara lain Jaringan Syaraf Tiruan (JST), Logika Fuzzy, Genetic Algorithm dan lain sebagainya. Penggunaan kecerdasan buatan ini memungkinkan hasil yang diperoleh memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena kemampuannya dalam mengolah data yang tidak linear. Kategori mutu yang dapat diidenti fikasi dengan teknologi pengolahan citra digital Sistem kerja pengolahan citra digital, hanya akan menangkap citra (Red, Green, Blue, Hue, Saturation dan Intensity) dari permukaan objeknya saja, sehingga kategori mutu yang bisa diidentifikasi dengan cara ini hanya berupa mutu fisik dari komoditas perkebunan yang diuji. Beberapa ketegori mutu fisik yang dapat diidentifikasi antara lain menyangkut ukuran, bentuk, tingkat kematangan, tingkat kerusakan, cemaran (jamur, residu, dll), ataupun tekstur dari komoditi tersebut. C. Aplikasi Teknologi Pengolahan Citra Digital pada Komoditas Tanaman Perkebunan Aplikasi Teknologi Pengolahan Citra pada komoditas tanaman perkebunan belum berkembang. Hal ini menjadi peluang untuk dikembangkan mengingat banyak sekali komponen mutu yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknologi ini. Beberapa komoditas tanaman perkebunan baik yang berbentuk buah, biji, batang, daun, akar ataupun rimpang dapat diidentifikasi mutunya dengan menggunakan teknologi ini. Sebagai contoh pada komoditas tanaman perkebunan yang berbentuk biji, melalui teknologi ini dapat diidentifikasi tingkat ke-

Gambar 2. Teknik pengolahan citra digital segmentasi citra, operasi citra biner, operasi morfologi, pelacakan tepi objek, analisis tekstur dan pengolahan warna. Kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam pemisahan latar belakang dengan objek, penghitungan indeks warna, penghitungan garis tengah, penghitungan keliling, sehingga untuk kepentingan identifikasi mutu hasil pertanian sangat mungkin bisa digunakan mengingat kemampuan seperti ini Tingkat ketepatan yang tinggi Cepat dalam pengerjaannya Relatif murah dalam pembiayaan Tidak merusak bahan yang diuji dalam sistem. Namun perlu diingat bahwa pemecahan suatu masalah harus mengutamakan kesederhanaan dan kemudahan, bila hasilnya ternyata kurang memuaskan, bisa digunakan pengetahuan yang lebih kompleks. Hal ini menjadi penting sebab dalam suatu sistem visual, bukan hanya akurasi yang menjadi bahan pertimbangan, tetapi juga kecepatan suatu proses untuk menjamin kelancaran aliran data dan pengambilan keputusan. Penggunaan pengetahuan yang kompleks akan membawa pada komputasi yang berat, yang pada akhirnya akan memperlambat proses. Dalam perkembangannya, teknologi pengolahan citra digital memerlukan dukungan perangkat lunak yang lain sebagai sistem pengambilan keputusan yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, serta mampu bekerja secara cepat. Salah satu teknologi yang dapat membantu dalam sistem pengambilan keputusan ini adalah dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent). Secara umum dapat dikatakan bahwa kecerdasan buatan adalah suatu ilmu tentang teknik komputasi yang dapat diterapkan pada sistem peralatan (mesin) sehingga bisa bekerja secara cerdas seperti yang dikerjakan oleh manusia. Kecerdasan buatan pada suatu sistem mem-

Hubungan pengolahan citra digital dengan bidang lain Untuk melengkapi teknologi pengolahan citra digital diperlukan pengetahuan tentang aplikasi atau tujuan dari penggunaan teknologi ini. Pengetahuan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan digunakan oleh perancang sistem dalam banyak bentuk, baik secara implisit maupun eksplisit. Kehandalan dan efisiensi dari sesuatu sistem biasanya ditentukan oleh kualitas pengetahuan yang digunakan oleh sistem. Masalah-masalah yang rumit kerap kali hanya dapat dipecahkan dengan mengidentifikasi sumber pengetahuan yang tepat dan mekanisme yang cocok untuk digunakan

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

utuhannya, tingkat kerusakannya dan tingkat kematangannya. Untuk komoditas yang bentuknya selain biji juga dapat dilakukan hal yang sama. Bahkan teknologi ini dapat digunakan untuk menduga adanya cemaran ataupun infeksi dari jamur yang tidak diinginkan. Penerapan teknologi pengolahan citra pada komoditas perkebunan sangat besar manfaatnya, mengingat teknologi ini memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dan harga relatif lebih murah. Selain itu cara kerja teknologi ini sangat cepat dan peralatan yang digunakannya sangat sederhana. Pengembangan dari

penerapan teknologi ini dapat digunakan dalam sistem sortasi nondestruktif atau sortasi tanpa harus merusak atau menyentuh komoditasnya. Penutup Penerapan teknologi pengolahan citra untuk identifikasi mutu produk tanaman perkebunan sangat berpeluang untuk dikembangkan mengingat teknologi ini sangat sederhana tetapi memiliki daya guna yang sangat tinggi. Tingkat kesulitan yang tertinggi pada pengembangan teknologi ini adalah dalam

sistem pemprogramannya, mengingat teknologi ini menggunakan skrip-skrip pemrograman yang melibatkan sistem kecerdasan buatan, namun dalam penerapan dan penggunaannya sangat mudah dan sederhana. Pengembangan teknologi ini dapat digunakan untuk keperluan sortasi non-destruktif menjadi lebih efisien.

Agus Supriatna Somantri, BBPP Pasca Panen Pertanian

SEMBUNG (Blumea balsamifera) BERKHASIAT SEBAGAI OBAT REMATIK


Tanaman sembung (Blumea balsamifera L.DC) adalah tanaman yang berpotensi untuk mengobati penyakit rematik. Penggunaan tanaman sembung untuk keperluan pengobatan di kalangan masyarakat masih dilakukan secara konvensional. Tanaman ini masih diambil dari alam, belum dibudidayakan, namun banyak dicari masyarakat, untuk bahan ramuan obat tradisional. Tanaman sembung dapat digunakan sebagai obat luar, dan dapat direbus untuk diminum airnya. Bagian tanaman obat yang digunakan adalah daun dan akar muda dari tumbuhan yang belum berbunga, baik digunakan dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. Biasanya penggunaan tanaman obat ini sering dilakukan masyarakat secara tunggal karena daun dan akarnya mengandung minyak atsiri terdiri dari borneol, lineol dan kamfer, deuretik glikosido, flavanol, dan tanin yang berfungsi untuk mengobati penyakit rematik, ekspektoran, dan antiseptik. Perbanyakan tanaman sembung dilakukan secara generatif melalui biji dan vegetatif dengan sobekan tanaman yang tumbuh dari akarnya. embung (Blumea balsamifera L. DC (Syn : Conza balsamifera. L)) berasal dari Nepal, menyebar luas dari India sampai ke Cina Selatan. Di Indonesia tanaman sembung biasa ditanam sebagai tanaman obat tradisional. Daun maupun akarnya berkhasiat sebagai obat rematik. Nama lain tanaman ini disebut sembung utan (Sunda), sembung lelet, sembung langu (Jawa), capa (Melayu) dan sembung (Bali). Tanaman ini diklasifikasikan dalam Bangsa: Asterales, Suku: Compositae . Tanaman sembung tumbuh di tempat terbuka maupun di tempat agak teduh, dan tidak tahan terhadap kekeringan. Tanaman banyak ditemukan di daerah tropis sampai sub tropis, tumbuh baik di dataran rendah sampai 2.200 m di atas permukaan laut dan pada tanah berpasir atau tanah yang agak lembab/basah. Tanaman obat ini tersebar di seluruh Indonesia dan belum dibudidayakan secara optimal, di Pulau Jawa tanaman sembung ditemukan tumbuh secara liar di antara pohon jati.

Karakteristik Tanaman Sembung termasuk tanaman semak, tinggi tanaman 1 - 4 m, batangnya berbulu, berwarna abuabu, bau batangnya seperti bau rempah. Daun tunggal, berbentuk oval sampai lanset, bagian bawah daun menyirip, panjang daun 25 40 cm dan lebar 10 - 20 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk bundar, duduk atau bertangkai, terbentuk di ketiak daun dan ujung batang, dan berbentuk sebagai malai, mahkota berwarna putih kekuningan. Buahnya kotak, berbentuk silindris, berambut dan berwarna putih kecokelatan. Bijinya berbentuk pipih berwarna putih dan berukuran 8 - 10 atau kira-kira 1 mm panjangnya dan berbulu. Sembung berakar tunggang, berwarna putih kotor. Tanaman sembung berasa pedas, agak pahit, sifatnya hangat, dan baunya seperti bau rempahrempah. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan menggunakan biji atau sobekan tanaman yang tumbuh dari akarnya. Cara pemeliharaan tidak sulit, perlu dijaga supaya cukup air, dengan penyiraman yang

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Tanaman obat berkhasiat antikanker

teratur yaitu untuk menjaga kelembaban. Pemupukan dasar menggunakan pupuk organik (pupuk kandang dan kompos). Sembung menghendaki cukup matahari atau sedikit terbuka. Untuk pengobatan penyakit rematik, tanaman sembung sebaiknya dipanen saat tanaman pada pertumbuhan vegetatif (daun muda) belum masuk fase pembungaan. Penggunaan tanaman sembung untuk pengobatan rematik. Istilah rematik berasal dari kata rheumaticas (bahasa Yunani) atau rhematismas (bahasa Latin) yang artinya cairan busuk yang berasal dari otak yang menyebar ke sendisendi dan menimbulkan sakit linu. Penyakit rematik dapat menyerang pada segala usia, umumnya pada usia lanjut. Dalam anatomi tubuh manusia persendian mempunyai fungsi sangat penting untuk segala aktivitas gerak yaitu duduk, jongkok, berjalan, dan mengangkut berbagai bahan dan lain sebagainya. Gejala penyakit rematik ditandai dengan keluhan utama rasa sakit, pegal linu dan rasa kaku, biasanya terjadi pada gangguan gerak dan lemah otot, dan kemudian menimbulkan pembengkakan sendi sehingga terjadi gangguan gerak dan lemah otot. Apabila dibiarkan sampai menahun maka penyakit tersebut menjadi kronis. Penyakit rematik disebut juga peradangan sendi (arthritis) yang disebabkan adanya penumpukan asam urat di dalam darah yang lama kelamaan mengkristal yang berbentuk jarum-jarum halus di persendian dan biasanya menimbulkan rasa nyeri rematik yang tak tertahankan. Penyakit ini disebabkan 2 faktor yakni: a. Faktor makanan karena adanya akibat gangguan pencernaan yang mengandung zat purin, sehingga terjadi penumpukan kristal zat asam urat di dalam sendi. Makan-

an yang banyak mengandung zat purin yakni: jerohan ( hati, limpa, ginjal, usus, otak), udang, cumi, kepiting, ikan teri dan kacangkacangan. b. Faktor lain yang berpengaruh yaitu akibat kegemukan dan penyakit ginjal. Sembung adalah salah satu tanaman obat yang secara empiris mampu mengatasi penyakit rematik, selain itu dapat melancarkan sirkulasi, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan. Masyarakat penderita umumnya berusaha mengobati dengan memanfaatkan obat tradisional karena cukup aman dan relatif mudah tersedia. Biasanya penyembuhan penyakit rematik membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai pengobatan penyakit rematik, sembung dapat digunakan herba segar maupun bahan yang dikeringkan (simplisia). Cara penggunaaannya sangat mudah ambil tanaman sembung sebanyak 15 - 30 g herba segar atau 9 - 18 g herba kering (simplisia) atau kemudian dicuci bersih dan direbus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas kemudian disaring, dan air rebusannya diminum sebanyak 2 kali sehari setengah gelas sekali pagi dan sore. Sebaiknya merebus daun sembung dalam panci tertutup agar minyak atsirinya tidak menguap atau dengan cara dilumatkan menggunakan herba tanaman sebanyak 3 - 4 lembar daun segar bisa ditambah secukupnya kapur sirih, setelah itu ditempelkan pada bagian yang terkena penyakit rematik, dilakukan secara teratur sampai penyakit tersebut sembuh. Bagian tanaman yang baik digunakan sebagai obat adalah daun muda atau akar muda dari tanaman yang belum berbunga. Fitokimia Tanaman. Pada daun maupun akar tanaman sembung terkandung senyawasenyawa yang bermanfaat bagi

pengobatan atau kesehatan manusia. Di samping itu, tanaman sembung juga dapat menyembuhkan persendian sakit setelah melahirkan, nyeri haid, influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronhitis, perut kembung, diare, sariawan, nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner dan kencing manis (diabetes melitus). Fungsi lain dapat menambah nafsu makan, dan anti bakteri. Menurut informasi lain, sembung dinamakan folia blumea (daun sembung), karena daunnya mengandung minyak atsiri yang di dalamnya mengandung borneol, sineol, limone, asam palmitin dan myrristin, alkohol sesquiterpen, dimethylether, zat tanin pyrokatechin dan glikogid. Senyawasenyawa tersebut mengandung flavonil yang berkhasiat sebagai anti radang. Menurut Plowman dan Hambury pada daun Blumea balsamifera, terdapat kandungan senyawa minyak atsiri 0,1 - 0,5%, Ngai-kamfer. Senyawa utama yang terdapat dalam minyak atsiri mengandung 1-borneol atau Ngaikamfer atau leuderol 1-borneol berupa hablur yang bentuknya kadang-kadang kecil yaitu dengan titik lebur 203 - 2040C. ()D= 360C - 370C (dalam etanol). Pada senyawa tersebut ditemukan xautuksilin atau brevitolin (C10 H12 O4) berupa hablur dan berupa lembaran (dalam etanol). Menurut catatan (Laporan tahun 1895 Sland Plantentuin), setelah diisolasi dari 139 kg daun sembung diperoleh 122 ml minyak atsiri, dan kemudian diaplikasikan pada mencit untuk melihat perbandingan antara LD50 dan dosis kecil yang menyebabkan hipotermia = 6,268 ( 50 dan 3.000) dan keduanya diamati dengan cara pemberian IP. Dari hasil percobaan tersebut didapat dosis optimum 800 mg/kg bobot badan dan ekstrak etanol dari tanam obat sembung yang berkhasiat sebagai tranquilizer.

Nursalam Sirait, Balittro

10

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

NEMATODA ENTOMOPATOGEN (Steinernema) SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAMA SECARA HAYATI


Anjuran untuk menerapkan program pengendalian hama terpadu (PHT) yang sudah dirakit khususnya untuk tanaman tembakau dan kapas, ternyata masih sulit untuk diadopsi oleh petani. Salah satu penyebabnya adalah masih kompleksnya teknologi PHT yang dianjurkan sehingga perlu disederhanakan. Secara teknis penggunaan insektisida cukup sederhana tetapi memiliki dampak negatif, sehingga perlu dicari alternatif yang lain. Dalam usaha inilah nematoda Steinernema sp. yang dapat menginfeksi serangga hama dari ordo Lepidoptera, Coleoptera, Orthoptera, Hemip-tera, dan beberapa ordo lainnya, terutama yang hidup di dalam tanah, menjadi salah satu kan-didat yang potensial untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida, karena efektivitasnya relatif sama dengan insektisida kimia dan lebih aman. inang. Infectif juvenil (IJ) memiliki beberapa metode altematif untuk masuk, yaitu melalui lubang alami, mulut, spirakel dan anus. Di dalam inang, IJ melepas kedua lapis kutikulanya, secara aktif mempenetrasi melalui dinding usus tengah atau trakea (dinding saluran pernafasan) dan memasuki hemokoel (rongga badan). IJ mengeluarkan bakteri simbion Xenarhabdus nematophilus melalui anus yang dengan cepat berkembang biak dalam inang dan membunuh serangga inangnya secara septisemia dalam waktu 48 jam. IJ mengkonsumsi bakteri dan jaringan serangga inangnya kemudian berkembang menjadi dewasa dan bereproduksi. Nematoda Steinernema sp. merupakan salah satu alternatif agensia hayati untuk mengendalikan hama secara non kimiawi selain parasitoid, predator, cendawan, virus dan bak-teri lainnya. Sebagai bioinsektisida, entomopatogen ini mempunyai be-berapa kelebihan, yaitu efektif, per-sisten di dalam tanah; dapat dipro-duksi secara massal, diformulasi, dan diaplikasikan secara konven-sional; kompatibel dengan kompo-nen lain dalam pengendalian hama terpadu (PHT); serta tidak men-cemari lingkungan. Kemungkinan nematoda ini diproduksi secara murah berpeluang sangat besar secara in vivo dan in vitro. Beberapa kelemahan nematoda Steinernema sp. antara lain persistensinya yang pendek bila diaplikasikan pada kanopi, namun dapat ditanggulangi dengan teknik formulasi. Klasifikasi Steinernema sp. adalah nematoda entomopatogenik obligat yang termasuk dalam kelas Secementea, ordo Rhabditida, famili Steinernematidae. Sampai saat ini genus Steinernema terdiri dari 16 spesies. Spesies yang paling banyak diteliti adalah Steinernema carpocapsae Weiser karena potensinya yang sangat besar dalam pengendalian hama. S. carpocapsae merupakan pemakan bakteri dan sekaligus bersimbiosis secara mutualistik dengan bakteri tersebut yang juga patogenik terhadap serangga inangnya. Bakteri tersebut adalah X. nematophillus yang hidup pada saluran pencernaan nematoda. X. nematophilus merupakan bakteri gram negatif, fakultatif anaerob, termasuk famili Enterobacteriaceae. Siklus Hidup S. carpocapsae mengalami tiga stadia perkembangan, yaitu telur, juvenil (larva) dan dewasa. Dalam perkembangannya juvenil mengalami ekdisis empat kali sehingga terdiri dari empat instar, yaitu instar1 (J1) sampai dengan instar-4 (J4). S. carpocapsae mempunyai stadia resisten yang dalam bahasa Jerman disebut dauer larvae atau dauer yang berarti tahan atau permanen. Sebutan yang lebih umum adalah infektif juvenil atau IJ. J3 yang masih terselubung di dalam kutikula dari J2 adalah juvenil yang berperan sebagai IJ. Jadi J3 atau IJ mempunyai dua lapis kutikula. Kutikula ganda ini mampu melindungi juvenil nematoda terhadap faktor biotik. Fase IJ tersebut adalah satu-satunya instar juvenil yang dapat mempene-

asil penelitian yang telah dilakukan sampai saat ini. telah ditemukan 30 isolat Steinernema sp dari berbagai daerah pengembangan kapas dan tembakau di Jawa dan Sumatera. Isolat Ab05 yang berasal dari Asembagus, Jawa Timur, telah diidentifikasi sebagai Steinernema carpocapsae. Dalam usaha pemanfaatan S. carpocapsae sebagai bioinsektisida, aspek yang paling penting untuk dikuasai adalah perbanyakan secara massal baik secara in vivo maupun in vitro. Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, perbanyakannya secara in vivo Steinernema dilakukan pada ulat Galleria mellonella. Setelah terjadi kontak Seteinernema masuk ke dalam serangga

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

11

Tanaman obat berkhasiat antikanker

trasi dan menginfeksi melalui lubang tubuh inangnya (mulut, anus, spi-rakel) atau penetrasi langsung pada kutikula. Secara detail siklus hidup S. carpocapsae. Pada waktu menginfeksi inangnya, S. carpocapsae hanya membentuk dua sampai tiga generasi, tergantung pada ukuran atau volume inangnya. S. carpocapsae dewasa dari generasi pertama, biasanya dua sampai sembilan ekor dalam satu inang. Betina biasanya jauh lebih panjang dan besar daripada yang jantan. Betina berukuran 10 - 12 mm dan jantan 1,2 - 2,0 mm. S. carpocapsae bersifat amfimiktik, yaitu memerlukan jantan dan betina untuk bereproduksi pada seluruh generasi dan tidak pernah bersifat hermaproditik. Satu ekor betina yang bertemu dengan jantan mampu menghasilkan 2.000 hingga 10.000 telur. Telur menetas dan juvenil berkembang menjadi dewasa di dalam tubuh serangga inang. Bila inangnya cukup besar, generasi kedua ini belum beremigrasi atau keluar dari inangnya. Jaringan serangga inang dipakai oleh bakteri simbion untuk berkembang biak dan nematoda memanfaatkan bakteri serta hasil sampingannya sebagai makanan mereka. Bakteri X. nematophilus juga menghasilkan beberapa antibiotik yang berfungsi sebagai pelindung bagi

nematoda dari kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Ukuran generasi kedua ini hanya 2 - 9 mm dan setiap betina hanya menghasilkan 90 - 100 telur. Telur menetas di dalam serangga inang namun juvenil yang dihasilkan meninggalkan inang sebagai IJ untuk menginfeksi serangga yang baru. Hal ini dilakukan karena persediaan nutrisi pada serangga inangnya sudah habis untuk perkembangan tiga generasi nematoda. Matricidal endotoky dapat terjadi pada kondisi tertentu, yaitu pada betina dewasa yang lebih tua. Peris-tiwa yang terjadi adalah telur mene-tas di dalam tubuh betina dan juvenil memakan tubuh induknya. Infektif juvenil kemudian keluar melalui lubang anterior dan posterior dari kutikula yang tersisa dari induknya. Potensi sebagai nematoda entomopatogen Nematoda S. carpocapsae pertama kali diisolasi di Jerman dan dideskripsikan sebagai Aplectana kraussei oleh Steiner pada 1923. Setelah itu sejumlah spesies lain diisolasi dan kelompok nematoda ini kemudian dikenal sebagai salah satu agensia pengendali hayati yang paling berpotensi pada program-program pengendalian hama terpadu (PHT).

S. carpocapsae memiliki kisaran inang yang luas, terutama seranggaserangga Coleoptera yang berhabitat di dalam tanah. Lebih dari 250 spesies serangga inang dari beberapa ordo telah dilaporkan. Lingkungan tanah merupakan tempat yang paling baik untuk terjadinya interaksi antara serangga dengan nematoda, karena lebih dari 90% serangga menghabiskan waktunya atau siklus hidupnya di dalam tanah. Di samping itu tanah merupakan habitat alami bagi nematoda steinernematid. Penutup Efek patologis pada serangga inang dapat terjadi secara eksternal, internal, dan dalam bentuk perubahan prilaku. Efek eksternal dapat berupa perubahan morfologi, sedangkan efek internal berupa kelainan-kelainan fisiologi. Serangga yang terinfeksi oleh nematoda sering memperlihatkan prilaku abnormal atau menjadi steril, berkurangnya daya reproduktivitas dalam jumlah besar dan tertundanya perkembang-an. Secara umum, serangga ter-sebut kehilangan sedikit warnanya, lemah, dan menjadi tidak efektif. Serangga yang sudah mati biasanya basah, karena seluruh jaringannya hancur, kecuali kutikulanya yang masih utuh. Andi Muhammad Amir, Balittas

NILAI LEBIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas) SEBAGAI SUMBER ENERGI FLORA
Pemerintah sudah mengambil kebijaksanaan untuk mengatasi krisis energi fosil dengan meningkatkan kapasitas sumber energi flora, sebagai sumber energi terbarukan yang berasal dari tanaman. Jarak pagar dinilai potensial karena memiliki nilai lebih dibanding dengan sumber penghasil bahan bakar flora lainnya. Sumber energi flora jarak pagar terutama difokuskan untuk menggantikan minyak tanah. Secara teoritis dengan asumsi rata-rata produktivitas tanaman jarak pagar 5 ton biji/hektar, dapat menghasilkan JCO sebanyak 1.500 liter. Maka setiap hektar jarak pagar dapat menggantikan konsumsi 2.499 liter minyak tanah (0,6 liter JCO = 1,0 liter minyak tanah). Untuk menggantikan konsumsi minyak tanah yang saat ini sekitar 10 juta kilo liter/tahun, dibutuhkan sekitar 4 juta hektar luas areal tanaman jarak pagar. Hal ini memungkinkan karena ada sembilan nilai lebih jarak pagar yang akan diuraikan, termasuk salah satunya potensi kesesuaian

12

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

lahan untuk ekstensifikasi bisa mencapai 49,5 juta hektar. ntuk menjamin pasokan energi dalam negeri guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, di antaranya menyebutkan kontribusi sumber energi flora (bahan bakar nabati) dalam konsumsi energi nasional ditargetkan lebih dari 5% pada tahun 2025. Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan energi flora, telah keluar pula instruksi Presiden No.1 tahun 2006. Dalam Inpres tersebut, Menteri Pertanian ditugaskan untuk; a). Mendorong penyediaan bahan baku, b). Melakukan penyuluhan dan pengembangan, c). Memfasilitasi penyediaan benih dan bibit tanaman dan d). Mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan pasca panen bahan bakar nabati. Dewasa ini masalah krisis energi sudah mengglobal, Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam pertemuan KTT G.8 Out Reach Countries pada 9 Juli 2008 sudah meminta perhatian yang serius untuk mengatasi masalah krisis energi kepada para negara anggota. Cukup banyak jenis komoditas budidaya dan non budidaya yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar energi flora. Sebagai sumber energi terbarukan, jarak pagar (Jatropha curcas L.) dinilai potensial karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sumber energi flora lainnya.

setua umur peradaban manusia. Kelapa sawit, nipah, alang-alang dan sumber energi flora lainnya relatif lebih baru ditemukan, setelah peradaban manusia semakin berkembang. Sudah memasyarakat Khusus bagi penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang, minyak jarak dimanfaatkan sebagai bahan bakar pesawat terbang milik pemerintah kolonial. Jarak pagar tidak asing bagi masyarakat Indonesia, terdapat hampir di seluruh pelosok nusantara. Masing-masing daerah mengenal jarak pagar dengan nama daerah sendiri seperti; nawaih nawas (Nangroe Aceh Darussalam), jirak (Sumatera Barat), jarak kosta (Jawa Barat), jarak cina (Jawa Tengah), kalele (Madura), jarak pager (Bali), kuman terna (Nusa Tenggara), lulunan (Pulau Alor), paku kase (Pulau Roti), bintalo (Gorontalo), wolando (Sulawesi Utara), tanggang-tanggang kali (Sulawesi Selatan), malate (Seram Timur), balacai (Halmahera Utara) dan bolacai hid (Ternate dan Tidore). Budidaya relatif mudah Tanaman ini relatif lebih mudah ditanam, baik secara monokultur maupun polikultur. Umur tanaman cukup panjang yaitu bisa mencapai 50 tahun. Dapat beradaptasi pada lahan beriklim kering maupun lahan marginal, dan juga dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi lahan. Jarak pagar merupakan tanaman yang paling sedikit membutuhkan curah hujan, dibandingkan dengan tanaman lainnya yang juga potensial menghasilkan energi flora. Jarak pagar masih dapat tumbuh dengan baik pada kisaran curah hujan 480 mm - 2.380 mm/tahun. Di daerah yang mengalami musim kemarau panjang jarak pagar beradaptasi dengan cara meranggaskan daundaunnya. Kesesuaian lahan luas

Berdasarkan peta Sumber Daya Lahan dan Arah Tata Ruang Pertanian serta peta Sumber Daya Iklim Skala 1 : 1.000.000, terdapat 49,5 juta hektar lahan yang sesuai untuk pengembangan jarak pagar di Indonesia. Kesesuaian lahan tersebut di kelompokkan menjadi; sangat sesuai (S1) ; cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Masing-masing luasnya adalah 14,3 juta ha, 5,5 juta hektar dan 29,7 juta hektar. Suatu potensi yang sangat besar bagi ekstensifikasi areal tanam jarak pagar. Apalagi sejauh ini berapa luas areal tanaman jarak pagar secara tepat belum diketahui, karena sesuai dengan namanya jarak pagar, maka benar-benar hanya berfungsi sebagai tanaman pagar. Sumber energi non pangan Seperti halnya sumber energi non budidaya (nipah, alang-alang dsb) penggunaan yang cukup banyak tidak akan menimbulkan masalah pada ketahanan pangan. Jarak pagar juga bukan merupakan sumber bahan pangan, tidak seperti kelapa sawit, ubi kayu, tebu, sorghum, jagung, sagu dan aren yang juga bisa diolah menjadi bahan bakar energi flora, sehingga tidak akan menganggu persediaan kebutuhan pangan. Contoh dilema antara kebutuhan energi dan pangan ada pada tanaman tebu (gula). Tanaman tebu akan sulit berperan sebagai sumber energi flora, karena produksi gula nasional hanya 2,8 juta ton jauh lebih kecil dari konsumsinya sebagai salah satu dari sembilan kebutuhan pokok yang mencapai 3,7 juta ton. Teknologi pengolahan sederhana Proses pengolahan jarak pagar menjadi minyak kasar (Jatropha Crude Oil/JCO) pengganti minyak tanah atau untuk bahan bakar bagi peralatan memasak sangat sederhana. Alat pres mini Tipe Balittri II merupakan salah satu pengupas biji jarak kering untuk menghasilkan Jatropha Crude Oil (JCO) dengan rendemen di atas 30%. Pengolahan jarak pagar untuk bahan bakar mesin diesel pengganti solar juga tidak

Nilai Lebih Jarak Pagar Nilai plus dari tanaman jarak pagar (J. curcas) tersebut adalah sebagai berikut; Energi purba Dari segi sejarah, eksistensi tanaman jarak pagar sebagai sumber energi flora sudah diketahui. Pada zaman dahulu, manusia purba membakar biji jarak kering pada sumbu obor untuk penerangan di malam hari. Jadi boleh dikatakan umur energi minyak jarak ini sudah

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

13

Tanaman obat berkhasiat antikanker

memerlukan teknologi tinggi sehingga biaya investasinya relatif lebih murah. Apalagi pada daerah terpencil akan sangat membantu para nelayan, seperti di kepulauan SangiheTalaud, dimana harga solar bisa mencapai Rp 10.000/liter dan bisa mencapai Rp 20.000/liter di Wamena. Panen lebih cepat Prioritas utama penghasil biodiesel adalah kelapa sawit, setelah itu jarak pagar. Keunggulan jarak pagar disamping tidak sebagai komoditas pangan adalah bisa berproduksi lebih cepat. Umumnya jarak pagar berbunga pada umur 6 8 bulan, dengan produktivitas optimum dan stabil sejak tanaman berumur 5 tahun, yakni bisa mencapai 0,4 - 12 ton/ha/tahun. Kandungan minyak dari biji jarak pagar rata-rata 1.500 liter/ha/tahun, lebih kecil dari kandungan minyak kelapa sawit sebesar 5.950 liter/ha/tahun. Kadar atau rendemen minyak (trigliserida) dalam inti biji sekitar 55 atau 33% dari total berat biji, lebih besar dari kelapa sawit yang hanya 20% dari total berat biji. Hanya saja kelapa sawit baru bisa berproduksi dan dipanen pada umur 4 - 5 tahun. Puslitbangbun sudah menghasilkan benih jarak pagar jenis IP.1P; IP.1A: dan IP.1M. Benih jenis IP.1P direkomendasikan untuk daerah beriklim basah, IP.1A untuk daerah beriklim kering dan IP.1M untuk daerah beriklim sedang dan kering. Serangan OPT minimal

Jarak pagar dipilih sebagai tanaman pagar, tanaman pinggiran jalan di desa, tanaman pembatas kebun karena sifatnya yang tahan gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik karena hewan ternak peliharaan seperti kambing, domba, sapi dan lain sebagainya tidak suka makan daun tanaman jarak. Dalam media Info-Tek Jarak Pagar terbitan Puslitbangbun sedikit persentase informasi mengenai serangan OPT terhadap jarak pagar. Kalaupun ada serangan, karena adanya perubahan ekosistim dari semula areal tanaman ubi kayu, areal tanaman tebu, areal tanaman kelapa dikonversikan menjadi areal tanaman jarak pagar, akibatnya beberapa OPT yang bersifat pholiphage beralih menyerang tanaman jarak pagar (bukan inang utama). Hama tungau spesies Acrocercops. sp dan Selenothrips rubrocornis pada musim kemarau dapat menimbulkan kerusakan daun mencapai 90%, tetapi hal ini perlu dicermati lebih lanjut apakah kerusakan itu 100% dipengaruhi serangan hama tungau, atau memang karena sifat fisiologis jarak pagar, yang pada musim kemarau menggugurkan daun-daunnya untuk bisa tahan terhadap kekeringan. Temuan kompor protos Hasil kerjasama Puslitbangbun dengan Hohenheim University, Stuttgart Jerman, sudah dicoba kompor minyak nabati Protos

yang dapat menggunakan minyak jarak kasar (JCO) sebagai bahan bakarnya. Hasil uji di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan (Puslitbangbun) Bogor menunjukkan volume pemakaian minyak JCO dengan kompor ini lebih hemat dibandingkan volume pemakaian minyak tanah dengan kompor minyak tanah konvensional. Untuk jangka waktu pembakaran yang sama, pemakaian 0,6 liter minyak JCO dengan kompor minyak nabati Protos, setara dengan pemakaian satu liter minyak tanah dengan kompor minyak tanah biasa. Dengan demikian konsumsi rumah tangga yang rata-rata memakai 6 - 7 liter minyak tanah/minggu dapat ditekan menjadi 3,6 - 4,2 liter JCO/ minggu. Penutup Jarak pagar mempunyai nilai lebih, yaitu sebagai obat-obatan (herbal medicine), tanaman hias (beberapa spesies), pestisida nabati, arang briket, sabun, pupuk kompos dan lain sebagainya. Namun manfaat utama dan terpenting dari jarak pagar hendaknya lebih difokuskan untuk menggantikan peran minyak tanah, meskipun peluangnya masih perlu ditingkatkan lagi. Pengembangan jarak pagar dalam prakteknya masih banyak menghadapi kendala, di antaranya yaitu kelembagaan, sinergisme antar institusi yang terkait dan lain sebagainya. Sebagai saran dalam teknologi budidaya perlu terus dilakukan pencarian jenis-jenis unggul. Michellia Darwis, Balittro

TANAMAN ASAM KANDIS (Garcinia xanthochymus) DAN MANFAATNYA


Tanaman asam kandis (Garcinia xanthochymus) banyak terdapat di negara-negara tropis, merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Hingga saat ini tanaman asam kandis belum dibudidayakan secara intensif maupun ektensif, akan tetapi pemanfaatan buah dan kayunya terus berlangsung sehingga keberadaan asam kandis mulai berkurang bahkan langka. Tanaman asam kandis tumbuh alami di hutan primer, buah rasanya asam, banyak mengandung vitamin C, dapat dimakan dalam keadaan segar atau dalam bentuk olahan. Buah dapat dimanfaatkan sebagai rempah pada masakan yang berasal dari Sumatera seperti rendang, sate padang, gulai ikan, asam padeh

14

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

dan dapat dijadikan selai, campuran kari, cuka, acar serta berkhasiat sebagai antikolesterol dan pelangsing. Buah keringnya digunakan untuk mengobati gangguan empedu. Pemanfaatan lain adalah getahnya sebagai bahan pewarna. Batang tanaman asam kandis dapat dijadikan material bahan bangunan bahkan kulit batang dilaporkan bermanfaat sebagai anti kanker dan tidak mengganggu pertumbuhan sel. Tanaman ini mempunyai potensi ekonomi yang dapat meningkatkan ekonomi rakyat dan potensi ekologi yang sangat besar dalam konservasi lahan anyak sekali jenis asam yang ada di nusantara, seperti asam gelugur yang diperoleh dari sejenis jeruk keprok yang diiris tipis kemudian dijemur sampai kering, asam jawa, asam sunti yang diperoleh dari belimbing wuluh, dan asam kandis yang diperoleh dari kulit buah yang dikeringkan. Asam kandis merupakan salah satu tanaman rempah yang potensinya perlu dikembangkan. Secara botani asam kandis masih kurang dikenal dan orang lebih banyak mengetahui asam kandis dari buahnya yang sudah diiris tipis dan sudah dikeringkan yang digunakan untuk bumbu masak.

Deskripsi tanaman Asam kandis (Garcinia xanthochymus Hook. f) merupakan tanaman yang berasal dari India, sekerabat dengan manggis dan asam gelugur. Tinggi tanaman dapat mencapai sekitar 15 m. Di India tanaman ini disebut kokkam, di Malaysia disebut asam kandis, di Thailand disebut mada-luang (Chiang Mai), mada, chakassa, di Kalimantan disebut buran, di Lampung disebut kunyi' talerang dan di Sumatera Barat disebut asam kandih. Asam kandis termasuk famili : Clusiaceae, genus Garcinia, species Garcinia xanthochymus. Sinonim : Garcinia pictoria (Roxb.) DArcy,

Garcinia tinctoria (DC.) W. F. Wight, Xanthochymus tinctorius DC. Batang tanaman asam kandis beralur, terkelupas (sekerabat dengan manggis serta asam gelugur), pendek dan lurus, kayunya berwarna cokelat kelabu, bergetah putih, lengket. Tajuknya berbentuk seperti piramid, lebat dengan batang utama tegak dan cabang-cabang tumbuh mendatar, seperti pohon manggis. Seluruh bagian tanaman tidak berbulu. Daun lanset memanjang, sempit, panjang 12 - 24 cm dan lebar 4 - 7 cm. Daun muda berwarna hijau muda, tulang utama menonjol dengan banyak tulang daun kecilkecil pendek letaknya sejajar, setelah tua daun berwarna hijau tua, lembaran atas berkilap, panjang tangkai daun 1 - 2,5 cm. Bunga berwarna putih, ada di ketiak daun berjumlah 4 - 10 kuntum, berdiameter sekitar 1 cm, bunga betina mempunyai kepala putik bercuping 5, daun mahkota dan daun kelopak masing-masing terdiri dari 5 helai, panjang gagang bunga 2 - 3,5 cm. Pembungaan biasanya setelah masa kering yang cukup panjang (minimal tiga bulan) dan bisa berbunga dua kali setahun, biasanya pembungaan antara bulan Maret dan Mei. Asam kandis merupakan tumbuhan hutan yang kulit buahnya seperti buah rambai tapi lebih tebal, rasanya sangat asam, buahnya bergetah, berbentuk agak membulat, meruncing, dengan diameter mencapai 9 cm. Di dalam buah terdapat biji 1 - 5 butir, dengan panjang sekitar 2,5 cm, berwarna cokelat terbungkus daging buah yang berwarna kuning-jingga dan menghasilkan minyak. Jenis Garcinia yang mirip dengan G. xanthochymus adalah Garcinia dulcis, kedua jenis ini seringkali tertukar satu sama lain, perbedaannya terletak pada daun dan bulu yang tumbuh. Pada G. xanthochymus daunnya lebih kecil dan lebih sempit, dan seluruh

bagian tanamannya tidak berbulu. Sedangkan pada G. dulcis daunnya lebih besar dan lebar, pada ranting dan lembaran bawah daun terdapat bulu. Kegunaan Buah asam kandis rasanya asam, banyak mengandung vitamin C, dapat dimakan dalam keadaan segar atau dalam bentuk olahan. Buah dapat dimanfaatkan sebagai rempah pada masakan yang berasal dari Sumatera seperti rendang, sate padang, gulai ikan, asam padeh dan dapat dijadikan selai, campuran kari, cuka, acar serta berkhasiat sebagai antikolesterol dan pelangsing. Buah. G. xanthochymus mengandung komponen aktif biologi yang diketahui dapat menghambat sintesa lipid dan asam lemak (fatty acids) dan menurunkan formasi LDL dan triglyceride. Buah keringnya digunakan untuk mengobati gangguan empedu. Pemanfaatan lain adalah getahnya sebagai bahan pewarna. Batang tanaman ini lurus, keras, berkualitas baik sehingga dapat dimanfaatkan untuk material bangunan. Di daerah Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat banyak masyarakat memanfaatkan kayu yang berasal dari pohon asam kandis untuk membangun rumah. Asam kandis merupakan salah satu jenis kayu rakyat yang dalam pengangkutannya harus dilengkapi Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) seperti tanaman jati, mahoni, akasia dan beberapa tanaman lainnya. Kulit batang asam kandis jantan dilaporkan mengandung tetrapeniltoluquinol yang bermanfaat sebagai anti kanker dan tidak mengganggu pertumbuhan sel (masih dalam tahap penelitian). Tanaman asam kandis memiliki sistem perakaran tunggang yang kuat sehingga dapat berfungsi sebagai penahan longsor, erosi dan juga sebagai penyimpan air. Selain itu daunnya yang hijau dengan tajuk

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

15

Tanaman obat berkhasiat antikanker

yang bagus cocok digunakan sebagai tanaman peneduh di perkotaan. Budidaya dan Pasca Panen Syarat tumbuh Tanaman asam kandis biasanya tumbuh di daerah tropis basah dan kering. Di daerah-daerah tropis tanaman ini dibudidayakan dan juga ditemukan tumbuh liar. Di Indonesia daerah penyebaran tanaman ini adalah Kalimantan dan Sumatera. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan, umumnya tumbuh pada ketinggian di bawah 1.000 m di atas permukaan laut, menyukai naungan dan suasana lembab. Tanaman yang berada di bawah naungan tumbuh lebih baik dibanding tanaman yang ditanam di tempat terbuka. Naungan dibuat secara sederhana dengan memagari tanaman dengan rantingranting pohon dan di bagian atasnya ditutupi dengan ranting-ranting pohon yang berdaun. Perkembang biakan tanaman asam kandis secara generatif dengan biji. Biji ini berfungsi sebagai cadangan makanan dan sebagai saluran makanan. Pada umumnya dari satu biji tumbuh satu tunas, tetapi dapat pula tumbuh 2 tunas. Panen dan pasca panen Pada umumnya musim berbuah bulan Juli dan panen asam kandis dilakukan pada buah yang sudah masak, jatuh dari batangnya. Cara pengolahan buah diiris-iris lalu dijemur hingga kering sampai berwarna kehitaman kemudian disimpan. Penyimpanan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa berkurang kualitasnya dan dapat dijual. Di pasaran asam kandis dapat diperoleh dalam bentuk kering Potensi untuk dikembangkan Asia Tenggara merupakan pusat gen utama Garcinia spp. Indonesia
c

Sumber: http //tropical.com/catalog/uid/ Garcinia Xanthuchymus.htm dan http : //cookislands. Bishopmuseum.org/species.asp

ada pada asam kandis kurang berkembang. Tanaman asam kandis mempunyai potensi ekonomi yang dapat meningkatkan ekonomi rakyat dan juga mempunyai potensi ekologi yang sangat besar dalam konservasi lahan. Contoh kasus pada daerah Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, dengan memanfaatkan pohon asam kandis yang berasal dari pohon yang dibiarkan tumbuh alami, masyarakat daerah sekitar banyak merasakan manfaatnya dalam membantu perekonomian mereka. Namun, amat disayangkan selama ini tanaman asam kandis tidak pernah dibudidayakan, sementara pemanfaatannya terus berlangsung baik buah maupun kayunya, terutama untuk bumbu masakan. Buah asam kandis sangat berpotensi untuk dikembangkan dan dipasarkan pada pasar internasional, karena jika buah yang sudah diiris dan dikeringkan bersifat tidak volumeneous, tidak mudah busuk dan rusak, tidak sehingga dapat tahan lama. Ketersediaan pasar Perdagangan asam kandis biasanya hanya di sekitar daerah produksi, belum diperdagangkan ke mancanegara. Asam kandis dapat diperoleh dalam bentuk kering. Ketersediaan asam kandis di pasar makin berkurang bahkan bisa dikatakan langka hal ini dikarenakan budidaya tanaman dengan nama spesies G. xanthochymus ini masih sangat kurang. Penutup

Gambar 1. a) Daun dan buah asam kandis yang masih muda, b) Daun, buah dan penampang melintang buah asam kandis, c) Buah asam kandis, d) Kulit buah asam kandis yang telah dikeringkan. yang terletak di Asia Tenggara dan beriklim tropis merupakan salah satu negara sumber plasma nutfah jenis d ini, namun amat disayangkan penelitian mengenai tanaman ini sedikit sekali, budidayanya pun masih sangat jarang, sehingga potensi yang

Asam kandis merupakan tanaman yang belum dibudidayakan secara intensif maupun ekstensif. Pemanfaatan buah dan kayunya terus berlangsung sehingga keberadaan asam kandis mulai berkurang bahkan langka.

16

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Bagian batang dan buah tanaman ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat akan tetapi buah merupakan bagian terbesar. Buah mengandung vitamin C dimanfaatkan sebagai rempah pada beberapa masakan dari Sumatera, selai, campuran kari,

cuka, acar, antikolesterol, mengobati gangguan empedu dan pelangsing. Tanaman asam kandis mempunyai potensi ekonomi yang dapat meningkatkan ekonomi rakyat Penelitian untuk perbanyakan dalam rangka konservasi, dan

pemanfaatan tanaman ini secara optimal perlu segera dilakukan. Gusti Indriati dan Chery Soraya A, Balittri

TANAMAN OBAT BERKHASIAT ANTIKANKER


Penyakit seperti kanker merupakan salah satu konsekuensi yang harus diterima ketika manusia mulai menjalani kehidupan yang tidak sehat dan rendahnya mutu lingkungan memicu gen-gen tertentu untuk berekspresi sehingga menyebabkan pembelahan sel terjadi terus menerus yang tidak terkontrol. Terdapat lebih dari 100 jenis kanker yang dinamai berdasarkan organ atau jenis sel tempat kanker tersebut bermula. Deteksi dini penyakit tersebut disertai dengan langkah-langkah pengobatan dapat membantu menyembuhkan kanker. Berbagai riset dilakukan untuk mencari cara menghentikan pertumbuhan selsel kanker. Ilmuwan berlombalomba menemukan dan mengembangkan obat untuk mengatasi kanker. Di antaranya ialah memanfaatkan bahan-bahan yang terkandung dalam tumbuhan tertentu. Umumnya, bahan alam antikanker memiliki kemampuan menghambat pembelahan sel atau bersifat sitotoksik dengan mengganggu proses-proses yang esensial. Penelitian yang dilakukan oleh Narenda Singh dan Henry Lai dari Universitas Washington, terungkap bahwa artemisinin yang terdapat dalam tumbuhan Artemisia mampu membunuh 75% sel kanker payudara yang memiliki kemampuan mengakumulasi zat besi tinggi dan hampir 100% dalam waktu 24 jam. Keaneka ragaman habitat dan organisme memberi peluang besar akan peran bahan alam dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Beberapa riset, menunjukkan ekstrak tanaman tertentu mampu menghambat pertumbuhan sel kanker pada hewan uji. Tanaman Jombang atau juga dikenal sebagai Dandelion memiliki kemampuan tersebut sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman herbal antikanker. Kandungan bahan kimia berkhasiat dalam tumbuhan mendorong pemanfaatan secara besarbesaran baik oleh masyarakat maupun industri untuk kemudian dijadikan produk kesehatan dan sebagainya. anker ialah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel membelah secara tidak terkontrol dan mampu menyerang jaringan lainnya, baik dengan cara invasi maupun metastasis (migrasi). Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian lain tubuh melalui sistem peredaran darah dan limfa. Sel senantiasa membelah untuk menjaga tubuh tetap sehat. Namun ketika sel telah tua, sel-sel tersebut akan mati. Kerusakan DNA menyebabkan terjadinya mutasi yang berdampak pada pertumbuhan dan pembelahan sel. Ketika seharusnya sel menjadi tua dan mati, sel justru membelah secara tidak terkontrol yang mengakibatkan penumpukan massa sel yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh tubuh an penghubung dan penyokong lainnya - Leukemia, yaitu kanker yang dimulai dalam jaringan pembentuk darah seperti sumsum tulang sehingga menyebabkan diproduksinya sel darah abnormal dalam jumlah besar - Lymphoma dan myeloma, yaitu kanker yang dimulai dari sel dalam sistem imun - Kanker sistem saraf pusat, yaitu kanker yang terjadi pada jaringan otak dan sumsum tulang belakang (NCI 2008). Beberapa tumbuhan lain juga memiliki aktivitas antikanker yang serupa sehingga tumbuhan tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk obat antikanker. Pemanfaatan tumbuhan sebagai sumber obat, harus diimbangi oleh usaha pelestarian karena apabila tidak ada usaha pelestarian maka tumbuhan tersebut akan punah akibat eksploitasi secara berlebihan. Beberapa jenis tanaman obat berkhasiat anti kanker antara lain : Adas (Foeniculum vulgare) Famili : Umbelliferae, Habitus : perdu, Jenis tanaman : tahunan. Batang : permukaan kasar, beruas-ruas; cokelat; bulat. Daun: permukaan licin; kedudukan berselang-seling; majemuk; menyirip berbagi; ujung runcing; pangkal runcing; tepi rata; bentuk jarum; hijau muda. Adas merupakan tanaman dataran tinggi yang berasal dari Eropa Selatan dan Mediterania. Hampir seluruh bagian tanaman adas dapat dimanfaatkan. Bahan aktif yang terdapat dalam Adas ialah anethol,

Berdasarkan asal sel kanker berkembang, kanker dibagi menjadi beberapa tipe yaitu:

- Carcinoma, yaitu kanker yang dimulai dari kulit atau jaringan yang melapisi organ internal - Sarcoma, yaitu kanker yang dimulai di tulang, kartilago, lemak, otot, pembuluh darah, atau jaring-

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

17

Tanaman obat berkhasiat antikanker

fenchone, estragol, pinene, limonene, dipentene, felagren, stigmasterin, anisaldehid dan umbeliferon. Stigmasterin pada adas ditemukan pada bagian akar dan biji. Sebagian besar bahan-bahan tersebut merupakan komponen minyak atsiri. Adas diindikasikan mempunyai aktivitas antikanker terutama kanker payudara, diafragma, gusi, hati, prostat, limpa, perut, tenggorokan, rahim, dan uvula. Umumnya pada tanaman obat jarang memiliki bahan senyawa tunggal sehingga sulit memastikan kandungan aktif mana yang berkhasiat untuk pengobatan penyakit tertentu. Pada tanaman adas juga belum diketahui secara pasti kandungan bahan kimia yang memiliki aktivitas tinggi dalam melawan kanker. Artemisia (Artemisia annua) Famili : Compositae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang : permukaan halus mengkilap; hijau; persegi delapan. Cabang : monopodial; arah cabang bawah berbaring sorong, cabang atas ke atas; kedudukan spiral. Daun : permukaan halus; kedudukan berselang-seling; majemuk rangkap dua sampai tiga; menyirip berbagi; ujung runcing; pangkal runcing; hijau agak muda. Artemisia juga merupakan tanaman dataran tinggi berasal dari

Cina. Tanaman ini menyebar ke Vietnam kemudian Indonesia. Tanaman ini telah lama dimanfaatkan oleh bangsa Cina sebagai obat herbal di antaranya untuk mengobati demam. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa Artemisia memiliki kegunaan lain yaitu sebagai antimalaria dan antikanker. Kandungan bahan aktif yang terdapat dalam Artemisia ialah artemisinin, artemether, dan artesunate. Artemisinin merupakan metabolit sekunder alami tumbuhan yang diidentifikasikan sebagai sesquiterpene lactone endoperoxide. Distribusi artemisinin pada tanaman artemisia paling banyak terdapat pada daun yaitu sebanyak 89%. Bagian tanaman paling atas mengandung artemisinin dua kali lipat dibandingkan dengan bagian bawah. Artemisinin bersifat sitotoksik ketika bereaksi dengan zat besi. Dibandingkan dengan sel normal, sel kanker mengandung lebih banyak zat besi yang digunakan untuk melakukan pembelahan sel. Pemberian artemisinin pada penderita kanker dapat merusak sel kanker, tanpa merusak sel normal di sekitarnya. Bahan aktif lainnya yaitu artesunate yang merupakan turunan artemisinin diketahui memiliki aktivitas tinggi melawan kanker usus besar dan leu-

kemia dengan besar rata-rata penghambatan pertumbuhan sebesar 50% pada konsentrasi masing-masing 2,13 dan 1,11 mikro M. Selain memiliki aktivitas antikanker, artesunate juga memiliki aktivitas antitumor. Chikori (Chicoryum intibus) Famili : Compositae, Habitus : herba, Jenis tanaman: musiman. Umbi : permukaan kasar; cokelat, membulat. Daun: permukaan atas kasar berbulu, bawah halus; kedudukan roset basal; tunggal; menyirip melengkung; ujung membulat; pangkal menyatu dengan tangkai; tepi rata; bulat telur terbalik lanset; warna hijau. Tanaman Chikori diperbanyak dengan umbi. Tanaman ini banyak ditemukan di Inggris dan Irlandia. Chikori memiliki kemampuan melawan kanker payudara, wajah, gusi, hati, mulut, limpa, perut, lidah dan rahim. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat ialah akarnya yang banyak mengandung gula dan inulin. Selain itu juga mengandung bahan lainnya yang tidak diketahui secara pasti dan memberikan rasa pahit. Kandungan inulin tertinggi terdapat pada bagian akar yaitu mencapai 70%. Inulin merupakan senyawa kimia polifruktosa yang terdiri dari 30 fruktosa ditambah satu gugus

Tabel 1. Karakteristik kuantitatif beberapa tanaman obat berkhasiat antikanker


Jenis Tanaman Parameter Adas Artemisia Chikori Evening primrose
Tinggi (cm) Diameter batang utama (cm) Diameter cabang (cm) Panjang cabang (cm) Jumlah cabang Jumlah bunga Jumlah daun tiap cluster Panjang daun (cm) Panjang ruas batang (cm) Lebar daun (cm2) Tebal daun (mm) Panjang petiol (cm) Lebar petiol (cm2) Diameter petiol (cm) Jari-jari petiol (cm)
Keterangan (-) Tida ada atau tidak diamati

Ginseng Korea
46,0 - 52,0 0,34 - 0,53

Jombang

Komprey

Pegagan

Rosmeri

St Jhons wort

49,0 - 65,0 1,65 - 1,85

77,0 - 154,0 1,01 - 2,23

22,3 - 31,5 2,14 - 2,55

12,5 - 14,0 1,8 - 2,9

19,0 - 21,0 -

15,0 - 14,0 -

90,0 - 115,0 2,16 - 3,32

7,8 - 14,5 5,0 - 8,0 0,05 - 0,25 0,5 - 1,0 0,14 - 0,51 1,0 2,7 -

5,1 2,7

17,5 - 25,4 3,05 - 5,7 0,15 - 0,25 3,6 - 7,1 0,8 - 1,0 0,16 - 0,26 -

6,4 - 8,8 2,3 - 3,1 0,2 - 0,25 2,0 - 5,6 0,22 - 0,35 0,13 - 0,18

1-2 3-7 5,20 - 5,62 2,10 - 2,22 0,24 - 0,26 -

13,8 - 19,5 4,2 - 6,1 0,15 5,7 - 11,7 0,11 - 0,22 0,22 - 0,32 13 -

65

5,86 6,58 0,26 28,86 0,21 -

0,56 - 0,71 2,5 - 320 1,5 - 10,0 0,25 - 0,40 0,15 - 0,25 -

14,0 - 15,7 1,18 - 1,26 0,6 - 0,7 0,05 -

16,0 - 21,8 4,5 - 8,1 0,3 - 0,5 3,0 - 10,5 0,24 - 0,51 -

0,10 - 0,15 0,2 0,8

18

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

glukosa. Pada inulin yang terkandung dalam Chikori mengandung 18 fruktosa. Dalam tubuh kita, inulin langsung diubah menjadi molekul prebiotik yang memberi makan bakteri-bakteri dalam saluran pencernaan. Dengan demikian, meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. Sebuah penelitian yang diumumkan tahun 2002 menunjukkan bahwa inulin dapat menurunkan risiko kanker usus besar. Evening Primrose biennis L. ) (Oenothera

Famili : Onagraceae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang: bulat. Daun: permukaan atas berbulu halus, bawah licin sedikit berbulu; kedudukan daun roset basal; tunggal; menyirip; ujung tumpul; pangkal runcing; tepi rata; bulat telur terbalik; warna daun atas hijau, bawah hijau lebih muda. Evening primrose adalah tanaman liar berbunga yang banyak ditemukan di dataran Amerika Utara, Eropa, dan beberapa tempat di Asia. Kata evening diambil dari karakter bunga yang hanya mekar di malam hari. Bunga evening primrose berwarna kuning muda, minyak yang memiliki khasiat pengobatan diekstraksi dari bijinya. Di masa lalu, penduduk di Amerika Utara menggunakan akarnya untuk mengobati wasir perut, radang tenggorokan, memar. Minyak evening primrose di pasarkan dalam bentuk aslinya, dan ada juga dikemas dalam softgel atau kapsul. Unsur penyembuh pada minyak evening primrose terdapat pada kandungan asam lemak esensialnya yaitu omega-6 atau asam gamalinolenat (gamma-linolenic acid, GLA) Minyak evening primrose memiliki konsentrat asam lemak esensial cukup tinggi, sebanyak 7 - 10% tersedia dalam bentuk GLA. Kadar GLA pada makanan umumnya kecil, sementara tubuh kita hanya mampu membuat GLA dari lemak makanan tertentu saja. Di pasaran ada beberapa jenis minyak tumbuhan lain yang kadar GLA-nya lebih tinggi, tetapi efektivitas dan keamanannya

belum diteliti secara intensif seperti halnya minyak evening primrose. Di dalam tubuh, GLA akan diproses menjadi prostaglandin, yaitu komponen mirip hormon yang berperan dalam banyak fungsi pada tubuh termasuk mengatasi peradangan dan efeknya. Manfaat evening primrose: Meredakan nyeri/efek peradangan pada sindrom pramenstruasi (premenstrual syndrome, PMS-kadamr GLA pada penderita PMS umumnya rendah), haid, endometriosis, radang payudara, wasir, rematoid artritis, lupus. Membantu mengatasi ketagihan karbohidrat. Mencegah kerusakan saraf akibat diabetes (penelitian mengindikasikan terjadinya peremajaan syaraf-syaraf yang rusak pada kasus diabetes). Meredakan eksem/psoriasis (mengurangi ketergantungan pada obatobatan steroid) dan mencegah penuaan dini, eksim/psoriasis dan proses penuaan ada hubungannya dengan berkurangnya kemampuan tubuh mengubah lemak makanan menjadi GLA. Mengatasi jerawat dengan cara mengikis timbunan lemak berlebihan dari dalam kulit (sebum). Mengurangi/mencegah rasa kebal dan kesemutan pada tangan/kaki dan mengatasi kepikunan pada Alzheimers dengan membantu melancarkan transmisi simpul-simpul saraf. Memperlancar aliran darah: mencegah impotensi dan intertilitas, mencegah penyumbatan pembuluh darah akibat kelebihan kolesterol, menyehatkan kulit, kuku, rambut. Ginseng Korea (Panax ginseng) Famili: Portulaceae Habitus: herba, Jenis tanaman: musiman. Batang: permukaan licin dan keras; hijau; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah halus; kedudukan melingkar; tunggal; menyirip; ujung runcing; pangkal agak membulat; bagian tepi daun ke ujung bergerigi tajam kecil, bagian ke pangkal daun rata; bulat telur; warna daun atas hijau, bawah hijau agak putih. Bunga: tipe tunggal; kelopak hijau, terpisah; mahkota ungu, menyatu pada pangkalnya; kepala sari terpisah; bakal buah tenggelam. Ginseng Korea (Toraji) memiliki kemampuan melawan kanker payu-

dara, paru-paru, carcinoma dan perut. Aktivitas antikanker ginseng Korea didukung oleh kandungan bahan kimia di dalamnya yaitu saponisida, triterpenat, panaksatriol, dan ginsenosida. Minyak atsiri ginseng Korea mengandung neoclovene, panasinsanol A, panasinsanol B, spathulenol, neointermedeol, dan ginsenol, juga memiliki aktivitas antitumor dan merupakan jenis obat afrodisiaka. Jombang (Taraxacum officinale) Famili : Compositae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang: permukaan halus; hijau kemerahan; setengah lingkaran. Daun: permukaan atas kasar, bawah licin; kedudukan roset basal; tunggal; menyirip; ujung membulat; pangkal meruncing; tepi bergerigi; lonjong; warna daun atas hijau, bawah hijau lebih muda. Bunga: tipe tunggal; mahkota kuning; kelopak hijau; warna tangkai hijau muda, berongga; bakal buah menumpang; bentuk bola. Jombang atau Dandelion merupakan tanaman herba yang tumbuh liar di lereng gunung atau sisi jalan yang berhawa sejuk. Tanaman menyebar melalui biji terbawa angin. Jombang diindikasikan dapat melawan kanker paru-paru, leher rahim, payudara, gusi, dan leukemia granulositik kronik. Herba tanaman ini baik dalam keadaan dikeringkan atau basah digunakan untuk mengobati kanker. Dalam herba Jombang terkandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin, pektin, koumestrol dan asparagin. Bagian lain tumbuhan seperti akar mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, tarxasterol, beta-amyrin, stigmasterol, beta-sitosterol, choline, levuline, pektin, inulin, kalsium, kalium, glukosa dan fluktosa. Daun mengandung lutein, violaxanthine, plastoquinone, tanin, karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur dan vitamin (A, B1, B2, C dan D). Bunga Jombang mengandung arnidiol, asam folat-stig-mast-7-en -sitoserol, 5 flavoxanthin. Sedangkan pollen mengandung vita-

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

19

Tanaman obat berkhasiat antikanker

min C. Ekstrak alkohol Jombang dapat melindungi kerusakan hati tikus yang diberi zat karsinogenik dan menghambat perkembangan sarcoma. Kandungan polisakarida tanaman Jombang dapat menghambat perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus. Komprey (Symphytum officinale) Famili : Boraginaceae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang : permukaan berbulu lebat; hijau; bentuk seperti bulan sabit. Daun: permukaan kasar dan tebal; kedudukan roset basal; tunggal; menjala; ujung runcing; pangkal meruncing; tepi rata; lanset; warna daun tua atas hijau, bawah hijau muda; warna daun muda hijau lebih muda. Komprey merupakan sejenis bayam dan berasal dari Eropa. Bahan aktif yang terdapat dalam Komprey ialah allantoin, steroidal saponin, tanin, alkaloid pirolizidin, dan inulin. Allantoin merupakan bahan yang memiliki kemampuan proliferasi sel yang tinggi sehingga digunakan untuk mempercepat penggantian sel yang rusak. Dalam kedokteran biasa digunakan dalam kesehatan kulit dan kecantikan. Bahan ini aktif dalam konsentrasi rendah yaitu 0,1 - 2%. Komprey dimanfaatkan untuk mengobati kanker paru-paru dan tulang. Pemanfaatan komprey tidak menyertakan bagian akar tanaman dan umumnya hanya digunakan sebagai obat eksternal saja. Dalam percobaan, komprey mengakibatkan peningkatan daya hidup tikus yang menderita tumor, menurunkan pertumbuhan tumor, dan memiliki aktivitas antimutageni. Meskipun demikian, bahan kimia dalam komprey yaitu alkaloid pirolizin dinyatakan berbahaya dan bersifat karsinogen pada manusia. Bila diberikan dalam dosis berlebih, bahan tersebut justru memicu pembentukan tumor spontan pada tikus. Pemerintah Kanada melarang siapapun warganya untuk mengkonsumsi komprey dalam bentuk apapun. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah komprey mencegah kanker, menyembuhkan kan-

ker, atau kanker.

justru

mengakibatkan

Pegagan (Centella asiatica L.) Famili: Umbelliferae, Habitus: herba, Jenis tanaman: musiman. Aksesi 1 (Indonesia) Stolon: permukaan licin; hijau tua; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah licin; tunggal; menjari; ujung bundar; pangkal terbelah lancip; tepi bergigi; bulat; warna daun atas dan bawah hijau. Aksesi 2 (Malaysia) Stolon: permukaan licin; warna batang atas merah, bawah putih dan hijau; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah licin; kedudukan berselang-seling; tunggal; menjari; ujung membulat; pangkal membulat sedikit terbelah; tepi beringgit; bulat; warna daun atas hijau, bawah hijau muda. Pegagan atau antanan merupakan herba yang menyukai tanah yang agak lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup atau teduh dan dapat tumbuh sampai ketinggian 2.500 m dpl. Tanaman ini berasal dari Asia dengan iklim tropis. Pada daerah perkebunan, tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai penutup tanah. Pegagan yang diamati karakter morfologinya berasal dari dua lokasi yang berbeda, yaitu Indonesia dan Malaysia. Panampakan morfologi kedua tanaman dengan aksesi yang berbeda tersebut juga menunjukkan perbedaan yang nyata pada penampakan daunnya. Daun pegagan Malaysia memiliki bentuk yang lebih bundar dan permukaannya halus sedangkan pegagan asal Indonesia memiliki bentuk daun yang tidak bundar penuh. Bagian pangkal daun terbelah membentuk sudut yang lancip. Permukaan daunnya sedikit lebih kasar dengan urat daun yang jelas. Bahan aktif yang terdapat dalam pegagan terdiri dari triterpenoid glikosida, asiatosida, saponin, thankunisida, madecassosida, brahmosida, meso-inositol dan centellose yang dapat digunakan untuk mengobati kanker abdomen, rahim, dan usus besar. Aktivitas antitumor dan karsinogenik juga ditemukan pada tanaman ini. Bahan yang diperkirakan bersifat karsinogen terhadap kulit

yaitu asiatosida. Karena itu, perlu pengelolaan yang tepat apabila ingin menggunakan tanaman obat berkhasiat antikanker yang juga memiliki aktivitas karsinogen. Rosmeri (Rosmarinus officinalis) Famili: Lamiceae, Habitus: perdu, Jenis tanaman: tahunan, Batang: tua kasar dan berkayu, cokelat, bulat; muda halus dan berbulu, hijau kemerahan, bulat. Cabang: monopodial; arah ke atas. Daun: permukaan atas halus, bawah lengket; kedudukan spiral; tunggal; sejajar; ujung tumpul agak membulat; pangkal tumpul; tepi rata; bentuk garis; warna daun atas hijau, bawah hijau putih. Rosmeri merupakan tanaman obat tahunan yang hidup di dataran tinggi. Sejak dahulu, manusia memanfaatkan tanaman ini sebagai bumbu dan pemberi aroma pada masakan. Minyak atsiri pada Rosmeri mengandung bahan aktif karnosol, rosmasol, isorixmasol, epirosmasol, rosmaridifenol, dan rosmariquinon. Rosmeri juga dilaporkan mengandung linalool, burneol dan kamfor. Selain bahan-bahan kimia tersebut, pada Rosmeri juga ditemukan dua bahan kimia lain yang belum diketahui dan memiliki berat molekul 330,2 dan 302,2. Bahan pertama yang memiliki berat molekul 330,2 diduga merupakan hasil pemecahan rantai intramolekular karnosol. Bahan aktif dalam Rosmeri tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengobati kanker payudara, hati, mulut, kulit, dan limpa. St Jhons wort (Hypericum perforatum) Famili: Guttiferae, Habitus: herba, Jenis tanaman : musiman. Batang: permukaan halus; hijau kemerahan; bulat. Daun: permukaan atas kasar; kedudukan berhadapan; tunggal; menyirip; ujung membulat; pangkal tumpul; tepi rata; lonjong; warna daun atas hijau tua, bawah hijau lebih muda. St Jhons wort memiliki kandungan bahan aktif hypericin, hyperforin, tanin dan flavonoid. Flavonoid dalam St Jhons wort berguna dalam meningkatkan sistem imun tubuh.

20

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Hal ini menyebabkan tanaman tersebut juga berpotensi untuk mengobati penderita AIDS. Sementara hypericin dan hyperforin berguna dalam terapi pengobatan penyakit kanker terutama kanker payudara, limfe, indung telur (ovary), perut, dan rahim. Dalam terapi pengobatan kanker, hypericin berperan sebagai agen dalam terapi fotodinamik. Hypericin merupakan turunan senyawa anthraquinone berwarna merah yang dipercaya berfungsi sebagai antibiotik dan inhibitor enzim kinase non-spesifik. Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman Obat Berkhasiat Antikanker Plasma nutfah merupakan sumber genetik yang penting sebagai bahan dasar dalam program pemuliaan serta sumber bahan pangan, obat, dan bahan baku industri. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Indonesia memiliki kekayaan plasma nutfah yang melimpah terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Berbagai potensi yang dimiliki sumber plasma nutfah tersebut membutuhkan usaha pengelolaan plasma nutfah yang tepat agar kelestarian sumber genetik tersebut tetap terjaga yang tujuannya ialah untuk

melestarikan dan mengelolanya secara berkelanjutan serta memanfaatkannya untuk kesejahteraan bangsa (Marum 2006). Pemanfaatan dan Potensi Pengembangan Tanaman Obat Berkhasiat Antikanker di Indonesia Pemanfaatan tanaman obat tidak terlepas dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Melalui kegiatan penelitian diketahui kegunaan tanaman tersebut bagi manusia sehingga dapat dilakukan usaha-usaha pemanfaatan. Kegiatan penelitian tanaman obat berkhasiat kanker yang dilakukan BALITTRO meliputi pengoptimalan kandungan bahan aktif dengan perlakuan tertentu, ketahanan tanaman, uji adaptasi, dan pengujian bahan aktif. Pegagan merupakan salah satu tanaman obat berkhasiat antikanker yang banyak diteliti. Hal ini dipicu oleh potensi tanaman ini yang sangat besar. Di samping sebagai obat alternatif untuk mengobati kanker, pegagan juga berguna untuk meningkatkan daya ingat karena memiliki aktivitas memorigenik, hepatitis, dan wasir. Uji adaptasi pegagan telah dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul. Artemisia juga merupakan tumbuhan obat yang saat ini cukup banyak diteliti. Hasil penelitian yang telah dilakukan selanjutnya

disebarluaskan kepada masyarakat melalui kegiatan seminar atau melalui jurnal ilmiah, buletin, dan majalah populer. Pelaku industri jamu, farmasi, dan kosmetik adalah sebagian sasaran utama penyebarluasan informasi hasil penelitian. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk kembali menggunakan obat-obat berbahan dasar alami, maka potensi pengembangan tanaman obat menjadi semakin besar. Tidak hanya masyarakat Indonesia, masyarakat dunia juga mulai memberi perhatian pada tanaman-tanaman tertentu untuk mengobati sejumlah penyakit. Dengan kekayaan alam yang dimiliki, Indonesia berpeluang besar menjadi negara terbesar dalam industri obat tradisional dari tumbuh-tumbuhan. Penutup Beberapa tumbuhan obat yang memiliki khasiat antikanker, di antaranya Adas, Artemisia, Chikori, Evening primrose, Ginseng Korea (Toraji), Jombang, Komprey, Pegagan, Rosmeri, dan St Jhons wort. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak tumbuhan tersebut diketahui mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Cheppy Syukur, Balittro

POTENSI TANAMAN SAGA (Abrus precatorius) SEBAGAI PESTISIDA NABATI


Pestisida nabati sudah digunakan sejak dulu, namun dengan adanya kehadiran produk kimia di pasaran yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dan efektivitasnya maka penggunaan pestisida nabati dikesampingkan. Sampai saat ini telah terinventarisasi sebanyak 2.400 jenis tumbuhan yang terdiri dari 235 famili berpotensi sebagai bahan pestisida nabati, salah satunya adalah tanaman saga (Abrus precatorius Linn). Tanaman saga merupakan tanaman perdu, merambat, tumbuh liar di hutan, ladang atau pekarangan. Bagian tanaman yang biasa digunakan sebagai pestisida nabati adalah bijinya. Biji terdapat di dalam buah, berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin, bentuknya bulat telur, kecil dan keras. Biji saga mengandung tannin, toksalbumin dan abrin, yang dapat diolah sebagai pestisida nabati dalam bentuk tepung dengan menumbuk atau menggilingnya dan dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang Sitophilus sp., nyamuk Aedes aegypty dan tikus. estisida nabati adalah suatu bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh atau bentuk lainnya. Penggunaan pestisida nabati bukan merupakan suatu konsep baru, tapi hal ini sudah diupayakan sejak dulu oleh nenek moyang untuk menyikapi adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman. Namun dengan adanya kehadiran produk kimia (pestisida sintetis) beredar di pasaran yang memiliki keunggulan

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

21

Tanaman obat berkhasiat antikanker

dalam hal kecepatan dan efektivitasnya, sehingga penggunaan pestisida nabati dikesampingkan. Namun sekarang telah diketahui adanya efek pestisida sintetis yang bisa meracuni lingkungan mengembalikan kesadaran kita untuk memanfaatkan unsur-unsur dari alam dalam membasmi organisme pengganggu tanaman (OPT). Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan, dan biasanya relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami/ nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan. Sampai saat ini telah terinventarisasi sebanyak 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 235 famili berpotensi sebagai bahan pestisida nabati. Sejauh ini pestisida memiliki kelemahan yaitu daya kerjanya relatif lambat sehingga tidak membunuh jasad sasaran secara langsung (instant), tidak tahan disimpan, juga tidak tahan terhadap sinar matahari, dan kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang sehingga kurang praktis Selain kelemahannya, pestisida nabati juga memiliki keunggulan yaitu: murah dan mudah dibuat oleh petani, relatif aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, tidak menimbulkan kekebalan terhadap hama, kompatibel dengan cara pengendalian yang lain dan menghasilkan produk pertanian yang sehat. Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :merusak perkembangan telur, larva dan pupa, dapat menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, me-

nyebabkan serangga menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi nafsu makan sehingga memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga; dan menghambat perkembangan patogen penyakit. Oleh karena itu penggunaan pestisida nabati sangat dianjurkan demi keamanan lingkungan dalam jangka panjang. Saga merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Tanaman saga dikenal ada dua jenis yaitu saga pohon (Adenanthera pavonina) dan saga merambat (Abrus precatorius Linn.). Saga pohon umumnya digunakan sebagai pohon peneduh sedangkan saga merambat banyak digunakan sebagai pengobatan alternatif herbal seperti: amandel, radang mata, sariawan dan beberapa penyakit lainnya. Saga rambat juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Saga rambat disebut saga leutik di Jawa Barat, saga telik di Jawa Tengah dan saga ketek di Minangkabau. Saga rambat mengandung tannin dan toksalbumin sebagai insektisida dan lain-lain. Bervariasinya kandungan bahan aktif dari tanaman yang sama dikarenakan tanaman berasal dari tempat yang berbeda, umur tanaman berbeda, jenis tanah berbeda, iklim yang berbeda, ketinggian yang berbeda, waktu panen berbeda dan lainnya. Hal ini mengakibatkan perlunya dilakukan penelitian khusus lokasi di daerah yang menggunakan pestisida nabati. Deskripsi tanaman saga merambat (Abrus precatorius) Tanaman perdu, merambat, tumbuh liar di hutan, ladang atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah kering dengan ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan laut dan di tempat yang agak terlindung. Tinggi tanaman mencapai 2 - 5 m dan batangnya kecil. Tanaman saga termasuk famili Leguminosae. Daun berukuran kecilkecil berwarna hijau, berbentuk bulat telur menyerupai daun asam jawa

yaitu daun majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus). dengan panjang 6.025 mm, lebar 3 - 8 mm, anak daun 8 - 18 pasang. Bunga saga termasuk bunga majemuk bentuk tandan, kecil-kecil dengan mahkota berbentuk kupukupu berwarna putih dan ungu muda, bagian bawah berkelamin dua, bagian atas hanya terdiri dari bunga jantan, kelopak bergerigi, pendek, berbulu, benang sari menyatu pada tabung, tangkai sari 1 cm, putik kepala sari kuning, tajuk bunga bersayap. Buahnya termasuk buah polong dengan panjang 2 - 5 cm, berwarna hijau setelah tua berwarna cokelat. Di dalam buah terdapat biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin bentuknya bulat telur, kecil dan keras. Kandungan kimia saga: glisirhizin, prekatorina, abrin, trigonelina, kholina, zat beracun toksalbumin glikosida dan hemoglutinin. Daun, batang dan biji A. precatorius mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu batangnya juga mengandung polifenol dan bijinya juga mengandung tanin, sedangkan akarnya mengandung alkaloida, saponin dan polifenol. Manfaat Saga (A. precatorius) Bagian tanaman saga yang dimanfaatkan sebagai insektisida, fungisida adalah biji yang mengandung bahan aktif tanin dan toksalbumin yang daya kerjanya seperti racun ular. Biji dapat diolah sebagai pestisida nabati dalam bentuk tepung dengan menumbuk atau menggilingnya kemudian diaplikasikan pada OPT. Biji saga dengan bobot 0,5 g sudah bersifat racun bila tepungnya bersentuhan dengan luka pada OPT. Biji berbentuk tepung dicampur dengan tepung terigu pada konsentrasi 5% dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang Sitophilus sp. selama 3 bulan. Apabilla biji saga diekstrak dengan menggunakan air dan aseton dapat bersifat racun perut bagi serangga seperti nyamuk Aedes aegypty. Di India biji saga telah digunakan sebagai racun ternak dan manusia (Hart, 1963).

22

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Selain tanin dan toksalbumin, zat racun abrin juga ditemukan pada biji, apabila tertelan akan dengan mudah menyebabkan keracunan dan reaksi racunnya cepat, langsung didistribusikan ke jaringan, seperti sel-sel darah, sel-sel hati dan ginjal. (Hart, 1963). Hal tersebut telah diuji pada beberapa hewan seperti tikus dengan dosis 0,02 mg/kg, kuda 200 g menyebabkan kematian, tetapi pada sapi, kambing dan anjing lebih tahan.

Akar saga oleh sebagian masyarakat di Afrika dan Madagaskar digunakan sebagai racun, sedangkan menurut Riana Savitri (1994) infus daun saga dapat menghambat kuman Staphylacoccus aureus, Streptococcus betahernoliticus, dan Streptococcus pneumoniae pada dosis 250 mg/ml; 125 mg/ml; 125 mg/ml dengan diameter zona hambatan berturut-turut 8,3 ; 9,4 dan 9,4 mm. Penutup

Abrus precatorius (saga rambat) merupakan tanaman perdu, tumbuh baik di daerah kering hingga ketinggian 1.000 m dpl. Biji saga berbentuk bulat telur, kecil, keras berwarna merah dengan titik hitam mengkilat mengandung bahan aktif tannin, toksalbumin dan abrin, Biji saga ini berpotensi sebagai pestisida nabati pada hama gudang Stophilus sp, nyamuk Ades aegipty, tikus dan beberapa hewan lainnya Gusti Indriati dan Khaerati, Balittri

PELUANG BUDIDAYA DAN MANFAAT JINTAN HITAM (Nigella sativa)


Jintan hitam, black seed, black cumin, black caraway, habastussaudah (Nigella sativa L., N. cretica Miller, N. indica Roxb.) merupakan tanaman semusim, famili Ranunculaceae. Tanaman asli dari daerah Asia Barat, dan banyak tumbuh di sekitar Laut Tengah. Secara tradisional, jintan hitam telah lama dikenal sebagai obat berbagai macam penyakit di banyak negara, termasuk Indonesia. Dikalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa jintan hitam adalah obat utama untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Keyakinan ini bersandarkan pada sebuah hadist Rasulullah yang menerangkan tentang manfaat jintan hitam. Berbagai obat tradisional yang berbahan baku jintan hitam di pasaran telah banyak beredar. Bahan biji/bubuk dikemas dalam bentuk kapsul isi 25 - 30 kapsul/ kemasan, minyak jintan dengan kemasan botol. Selain industri jamu/obat tradisional, jintan juga digunakan dalam industri pelumatan buah-buahan, industri kecap dan industri bumbu masak. Total pemakaian jintan dalam industri besar dan menengah setahun adalah 144.817 kg dengan nilai 465 juta rupiah. Jintan banyak diimpor dari India dan Mesir serta negara timur tengah lainnya, total impor sebanyak 510.003 kg/ tahun senilai US$ 364.394. Sebagian jintan di re-ekspor ke USA 259 kg (US$ 725). Sebagian lainnya digunakan oleh industri rumahan atau industri kecil. berseling, warna daun hijau muda dengan panjang 1 - 6 cm. Bunga terbentuk pada ujung cabang (terminal), panjang rangkaian 4 - 11 cm, jumlah mahkota bunga 5 buah. Bunga jintan berwarna hijau muda sampai sedikit kemerahan waktu muda dan kebiruan pada bunga tua, terdapat madu pada bunganya, penyerbukan tanaman dibantu oleh serangga. Buah berbentuk kapsul, terdiri dari beberapa biji. Bentuk biji jintan membulat, berwarna hitam atau abu-abu gelap, berukuran kecil (1 - 5 mg/btr). Jintan dikembangbiakkan dengan biji, tipe pertumbuhan biji epigeal. Benih jintan termasuk benih ortodox, pada kondisi suhu ruang, benih tahan disimpan sampai 2 - 3 tahun. Benih jinten berkecambah 14 - 16 hari setelah semai, tanaman mulai inisiasi bunga 36 - 49 hst (hari setelah tanam). Mulai inisiasi sampai bunga dalam seluruh rangkaian mekar dibutuhkan waktu 7 - 10 hari Biji dapat dipanen 33 - 35 hari setelah pembungaan. Total satu musim tanam jintan adalah 70 - 100 hari. Pada daerah yang lebih panas,

agian tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan adalah biji, rasanya agak sedikit getir dan pedas. Jintan kaya nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat, minyak atsiri dan mineral. Tanaman ini juga kaya anti oksidan yang berguna untuk kesehatan. Kandungan antioksidan pada jintan berbeda-beda, dipengaruhi oleh daerah dimana jintan ditanam (lingkungan). Tanaman jintan berupa herba tegak tinggi 20 - 30 cm (kadang mencapai 70 cm), susunan daun

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

23

Tanaman obat berkhasiat antikanker

pembungaan terjadi lebih cepat (8 10 minggu setelah tanam), pada kondisi lebih kering umur tanaman lebih pendek. Rangkaian bunga jintan berupa malai, jumlah malai/ tanaman berkisar 8 - 22 buah dan jumlah biji/malai 37 - 64 buah. Pada awal pembungaan merupakan stadia yang kritis terhadap kebutuhan air. Pada stadia tersebut bila kekurangan air, dapat menurunkan produksi hingga 50%. Produksi biji/ hektar sekitar 1.000 kg. Pada pertanaman tanpa pemupukan dengan kerapatan tanam 180 tanaman/m2 dapat diperoleh hasil mencapai 786 kg biji, setara dengan minyak yang diperoleh sebanyak 144 kg (rendemen 183,3 g/kg) atau minyak atsiri hasil penyulingan sebanyak 3 kg (rendemen 3,9 g/kg). Minyak jintan merupakan minyak tak jenuh (unsaturated fatty oil), banyak mengandung asam linoleat, sehingga baik untuk pengganti minyak sayur dari tanaman lain seperti minyak bunga matahari. Warna minyaknya lebih kuning, sifat minyak lebih stabil, dan dapat disimpan lebih lama karena adanya kandungan polyphenolic. Selain untuk pengobatan, biji jintan juga banyak dipakai untuk meningkatkan citarasa makanan dan minuman. Budidaya tanaman Tanaman tumbuh pada kisaran suhu 5 - 250C, tumbuh baik pada suhu sekitar 140C, dan pH tanah 5,8. Jarak tanam 15 x (25 - 40) cm. Pupuk yang digunakan adalah 80 kg N + 17,5 kg P + 33 kg K/ha. Kedalaman tanam 5 cm. Setelah penanaman, dilakukan penyiraman agar pertumbuhan bibit seragam. Untuk hasil yang baik, pertanaman di musim kering setidaknya disiram seminggu sekali selama musim tanam, atau setidaknya sampai stadia pengisian benih. Panen Biji jintan dipanen dari tanaman yang sudah mulai mengering, tetapi

belum kering benar. Buah jintan bersifat dehiscent, sehingga bila dipanen terlalu kering biji-biji sudah akan keluar dari buah yang pecah dengan sendirinya. Cara panen dilakukan dengan cara tanaman dicabut dari tanah atau dipotong pada batangnya. Pasca panen Untuk memisahkan biji dari tanaman dapat digunakan alat perontok dan dibersihkan dengan blower agar biji terpisah dari kotoran serasah tanaman. Biji dikeringkan, selanjutnya dapat disimpan berupa biji dan langsung digunakan, atau dipress langsung atau diekstrak menggunakan pelarut untuk mendapatkan minyak. Biji dapat pula disuling untuk mendapatkan minyak atsiri. Rendemen minyak yang diperoleh (34,78%) lebih tinggi bila menggunakan pelarut, sedangkan dengan sistem press hanya diperoleh rendemen 24,76%. Ekstraksi minyak menggunakan pelarut akan diperoleh warna minyak yang lebih terang

(kuning keemasan), sebaliknya dengan sistem press, warna minyak lebih gelap (kuning kecokelatan). Komposisi fraksi sterol dalam minyak yang diperoleh dari ekstraksi dengan pelarut dan sistem press juga berbeda (Tabel 1), penggunaan sistem ekstraksi dengan pelarut diperoleh mutu minyak yang lebih baik. B-sitosterol menghambat absorbsi kolesterol tubuh, sehingga baik untuk kesehatan. Kandungan biji jintan Kandungan biji jintan antara lain adalah karbohidrat, protein, minyak, dan berbagai mineral. Komposisi tersebut bervariasi tergantung tempat tanaman tumbuh. Biji asal Tunisia mempunyai kadar minyak lebih tinggi, sedangkan kandungan mineralnya hampir sama (Tabel 2). Minyak jinten banyak mengandung lemak tak jenuh, dan baik untuk kesehatan. Biji jintan asal pertanaman di Indonesia belum ada hasil analisanya, namun di kalangan

Tabel 1. Fraksi sterol pada 2 metode ekstraksi minyak jintan.


Fraksi sterol (mg/100 g minyak)
Cholesterol Campestrol Stigmasterol -Sitosterol - Sitostanol

Pengepresan langsung dengan alat hidrolik


52 9 28 6 68 11 636 35 44 10

Dok : ( www.ancient healingoil.com/assets/images/black_comin)

Ekstraksi dengan pelarut petroleum ether 40 - 600C


94 17 59 12 124 19 960 60 67 12

Sumber M. Bassim Atta. 2003 Some characteristic Nigella seed cultivated in Egypt and its lipid profile. Food Chemistry 83 - 63 - 68.

Tabel 2. Kandungan biji jinten dan asam lemak biji jintan


Kandungan Biji asal Tunisia Biji asal Iran Macam asam lemak Biji asal Tunisia Biji asal Iran g/100 g asam lemak total Kadar minyak (%) 28,48 40,35 Protein kasar (%) 26,70 22,60 Myristic 0,35 0,41 Total karbohidrat (%) 40,00 32,70 Palmitik 17,20 18,40 Abu (%) 486,00 4,41 Palmitoleik 1,15 0,78 Potassium (mg/kg) 783,00 708,00 Asam stearat 2,84 3,69 Magnesium (mg/kg) 235,00 260,00 Asam oleat 25,00 23,70 Calcium (mg/kg) 572,00 564,00 Asam linoleat 50,31 49,15 Phosphor (mg/kg) 48,90 5,19 Asam lemak jenuh 22,70 25,50 Sodium (mg/kg) 20,80 18,50 Monounsaturated fatty acid 26,60 25,00 Iron (mg/kg) 8,650 9,42 Poly-unsaturated fatty acid 50,70 49,80 Zinc (mg/kg) 8,040 7,03 Mn (mg/kg) 4,430 3,37 Sumber : Salma et. al. 2007. Nigella sativa : Chemical composition and physicochemical characteristic of lipid fraction. Food Chemistry 101 : 673 - 681

Tabel 3. Komposisi kimia minyak atsiri jintan (mg/kg biji)


Daerah asal sampel biji diperoleh Ethiopia India Saudi Arabia Syria Sudan Selenium 0,114 - 0,339 0,13 - 0,30 0,02 - 0,33 0,01 - 0,40 0,10 - 0,16 DL--tocopherol 3,11 - 16,75 6,18 - 18,05 4,01 - 22,4 2,35 - 9,49 6,79 - 7,30 DL--tocopherol 3,22 - 12,38 2,25 - 9,26 1,53 - 22,79 0 - 5,39 2,07 - 2,57 All-trans-retinol 0,16 - 0,26 0,21 - 0,36 0,13 - 0,29 0,16 - 1,57 0,14 - 0,16 Thymoquinone 1.138 - 5.983 900 - 4.256 2.250 - 1.923 0 - 3.916 1.196 1..344 Thymol 76 - 336 66 - 383 28 - 258 52 - 224 104 - 123 Sumber : Al-Saleh et. al. Level of selenium, tocopherol, thymoquinone and thymol of Nigella sativa seed. Journal of food composition and analisis 19 (2006) ; 167-175. Komposisi kimia

24

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

pengobat tradisional diyakini dan terbukti khasiatnya lebih rendah dari biji asal daerah Mediteranean. Minyak atsiri Biji jintan banyak mengandung minyak atsiri, di antaranya adalah trans-anetol, p-cymene, limonene, carvone. Kandungan Thymoquinone dalam minyak atsiri sebesar 18,4 24%. Kandungan selenium dan thymoquinone biji jinten dari berbagai daerah asal tanaman dibudidayakan bervariasi (Tabel 3). thymoquinone merupakan bahan aktif yang mempunyai effefar farmakologi di antaranya sebagai hepatotoxicity, cardiotoksik, anti-diabet, ashma, mengobati kanker usus besar, dan pembengkakan. Kegunaan Secara tradisional, di kawasan Timur Tengah dan Asia Barat, jintan banyak digunakan untuk pengobatan hipertensi, diabetes, mengatasi problem pernafasan, sakit perut dan saluran pencernakan, ginjal, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Minyak jintan hitam dilaporkan mempunyai sifat anti tumor, antioksidan, anti inflamasi, anti bakteri dan menstimulasi sistem imun tubuh. Penggunaan jintan berlebihan bersifat hypoglycaemic effect, merubah metabolisme hemoglobin sehingga menurunkan jumlah sel darah putih (leucocyte). Adanya selenium juga mempunyai efek

farmakologi. Selenoprotein penting dalam fungsi enzym, berperan dalam regulasi reaksi reduksi-oksidasi (redox), berfungsi sebagai antioksidan, menjaga integritas membran, metabolisme energi dan menjaga agar DNA tidak rusak. Pemakaian suplement mengandung selenium 200 ug setiap hari menghindarkan dari resiko terserang kanker prostat, lambung dan usus besar.

besar 50 mg/kg. Tingkat toxicology thymol 1.800 mg/kg (pada tikus). Jintan juga banyak digunakan sebagai bumbu pada masakan untuk meningkatkan citarasa. Penutup Di Indonesia, jintan hitam belum dibudidayakan. Secara komersial, tanaman jintan berasal dari daerah Mediteranean, oleh karena itu

Gambar : Tanaman jintan hitam (Nigella sativa)

Secara umum, konsumsi jintan hitam pada orang dewasa sebanyak 2 g (1 sendok teh) perhari, setara dengan kandungan selenium 0,34 ug, DL -tokoferol 18,04 ug, DL-tocoferol 10,84 ug, all-trans-retinol 0,54 ug, thymoquinone 4449 ug dan thymol 338 ug. Batas thymol pada makanan berdasarkan Comittee of Experts on Flavouring Subtances of the Council of Europa adalah se-

pengembangan tanaman tersebut hanya pada daerah tertentu yaitu di daerah pegunungan dengan ketinggian > 700 m dpl, seperti di daerah Dieng, Lembang dan daerah lainnya. Namun oleh karena minyaknya bernilai ekonomi tinggi, pengembangan tanaman ini patut diperhatikan.

Sri Wahyuni, Balittro

PROSPEK PENGENDALIAN Helopeltis antonii DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MACAM INSEKTISIDA NABATI
Hama pengisap buah Helopeltis antonii (Heminoptera; Miridae) merupakan salah satu kendala utama pada budidaya kakao di Indonesia. Hama ini menimbulkan kerusakan dengan cara menusuk dan menghisap cairan buah maupun tunas-tunas muda. Serangan pada buah muda menyebabkan matinya buah tersebut, sedangkan serangan pada buah berumur sedang mengakibatkan terbentuknya buah abnormal. Akibatnya daya hasil dan mutu kakao menurun. Serangan berat H. antonii dalam satu musim dapat menurunkan daya hasil rata-rata 42 % selama tiga tahun berturut-turut.

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

25

Tanaman obat berkhasiat antikanker

elain menyerang buah H. antonii juga menyerang pucuk. Serangan berat dan berulangulang pada pucuk dapat menekan produksi kakao sekitar 36 - 75%. H. antonii Signoret juga merupakan salah satu hama yang sering menimbulkan kerugian di beberapa kebun teh. Populasi hama lebih dari 8 ekor/m2 (terdiri atas 2 ekor dewasa dan 6 ekor nimfa) atau intensitas serangan 65,5% dapat menurunkan produksi pucuk teh klon Kiara-8 sebesar 87,6% selama 8 minggu (Dharmadi, 1989) Serangan berat H. antonii pada tanaman teh dapat menimbulkan kerugian sekitar 50 - 100%. Untuk menanggulangi serangan H. antonii pada tanaman teh dan menekan populasi dapat dilakukan dengan pemangkasan tanaman, pengaturan daur petik pucuk teh, penggunaan klon unggul dan tanaman inang lain. Selain pada kakao dan teh H. antonii merupakan hama penting pada tanaman jambu mete. Hama ini menyerang pucuk, tangkai bunga, dan buah muda. Daun yang terserang H. antonii terhambat pertumbuhannya dan menjadi kering. Serangan pada bunga menyebabkan kegagalan pembuahan. Buah yang terserang menunjukkan gejala bercak-bercak cokelat atau hitam akhirnya mengering dan gugur. Pada tanaman jambu mete, serangan sudah dianggap membahayakan bila daun-daun muda sudah banyak yang terserang. Penggunaan insektisida nabati terhadap H. antonii Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit Balittro, ekstrak tembakau konsentrasi 10% dengan cara aplikasi disiramkan melalui akar tanaman jambu mete efektif terhadap H. antonii pada hari kelima setelah infestasi, dengan tingkat kematian 100%. Ekstrak mimba dengan cara yang sama efektif terhadap H. antonii pada hari kelima se-

telah investasi konsentrasi 2,5, 5, dan 10% masing-masing dengan tingkat kematian 82,5 dan 87,5% (Mardiningsih et al; 2001). Dari hasil penelitian ekstrak tembakau dan ekstrak mimba dengan cara disiramkan melalui akar bibit tanaman jambu mete dan berdasarkan hasil analisa laboratorium BB Biogen, bahwa insektida nabati tembakau dan mimba bersifat sistemik. Ekstrak CNSL dengan cara aplikasi langsung pada serangga H. antonii dengan konsentrasi 1,25, 2,5 dan 5% efektif terahdap H. antonii pada hari ke lima sampai hari ke tujuh dengan tingkat kematian masing-masing 88, 90 dan 100%. Ekstrak CNSL yang diaplikasi pada inang alternatif (buah mentimun) dengan konsentrasi 20% efektif terhdap H. antonii pada hari kelima setelah aplikasi dengan tingkat kematian 80%. Ekstrak biji mimba dengan cara aplikasi pada bibit tanaman jambu mete konsentrasi 10% effektif terhadap H. antonii pada hari kedua setelah aplikasi dengan tingkat kematian 82,0% (Atmadja, 2005 ) Hasil penelitian selanjutnya yang dilakukan terhadap H. antonii dengan menggunakan minyak daun cengkeh, gagang cengkeh dan bunga cengkeh, konsentrasi minyak tersebut masing-masing 4% dengan cara aplikasi pada serangga efektif terhadap H. antonii hari ke tiga sampai hari ke empat setelah aplikasi dengan tingkat kematian masingmasing 92,5 - 95, 85 - 87,5, dan 82,5%. Penggunaan minyak selasih (Ocimum sp) terhadap H. antonii dilaboratorium, telah diuji beberapa jenis Ocimum yaitu Ocimum gratissimum, O. basilicum, dan O. minimum Ocimum. gratisimum konsentrasi 5% dan 10% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian masing-masing 86 dan 90%, O. basilicum efektif terhadap H. antonii konsentrasi 10% dengan tingkat kematian 83,3%, sedangkan O. minimum konsentrasi 10% hanya menimbulkan kematian 70% (Atmadja dan Suriati, 2007) Penelitian insektisida nabati yang lainnya dilakukan dilabora-

torium Kelti Hama dan Penyakit Balittro terhadap H. antonii adalah jahe merah, pala dan minyak masoyi. Minyak jahe merah dan minyak pala diaplikasikan pada serangga dan pada inang alternatif (buah mentimun) sedangkan minyak masoyi diaplikasikan pada serangga. Hasil penelitian menunjukkan, minyak jahe merah dan minyak pala konsentrasi masing-masing 6% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian 86,7 dan 86,7%; aplikasi pada serangga; 96,7 dan 83,3% aplikasi pada inang alternatif, sedangkan minyak masoyi konsentrasi 1 dan 2% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian masingmasing 87,5 dan 90% (Atmadja, 2008) Di antara insektisida nabati yang diuji, insektisida nabati yang prospektif untuk digunakan adalah dari bahan tanaman cengkeh, selasih dan CNSL yang berasal dari kulit biji mete. Bahan tanaman tersebut banyak ditanam oleh petani perkebunan sehingga mudah didapat dari alam dan dibuat sendiri. Insektisida nabati dari bahan tanaman tersebut bisa dibuat dengan cara sederhana: daun cengkeh di blender ditambah air dengan perbandingan satu bagian bahan tanaman ditambah dua bagian air (pelarut) kemudian disaring maka menjadi insektisida nabati ekstrak sederhana. Selasih banyak ditanam oleh petani, contoh di daerah Sumedang petani sudah bisa membuat minyak selasih dengan cara penyulingan yang sederhana dengan cara dikukus seperti penyulingan biasa, hasilnya bisa digunakan sendiri oleh petani. Kulit biji mete bisa digunakan sebagai insektisida nabati dipres, kulit biji mete dengan cara tersebut mengeluarkan minyak yang hasilnya mirip ekstrak CNSL. Dengan pembuatan insektida nabati seperti tersebut di atas maka petani bisa menyiapkan kebutuhan insektisida nabati untuk mengendalian H. antonii dalam skala luas di lapang. Aplikasi insektida nabati di lapang pada pertanaman jambu mete dilakukan pada pagi hari, karena pada pagi hari sinar matahari belum terlalu panas terik, sehingga hama

26

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

H. antonii masih banyak berada di pertanaman tersebut dan insektisida nabati akan efektif. Aplikasi insektisida nabati pada siang hari kurang baik karena insektisida nabati mudah terdegradasi oleh sinar ultraviolet.

Penutup Dari hasil penelitian beberapa insektisida nabati terhadap H.antonii yang dilakukan di laboratorium, insektisida yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah insektisida dari bahan tanaman ceng-

keh, selasih dan kulit biji mete, karena disamping efektif juga efisien dan bahan tanaman banyak ditanam oleh petani serta ramah lingkungan. Warsi Rahmat Atmadja, Balittro

PANILI BUDIDAYA DAN KERABAT LIARNYA


Panili merupakan komoditas ekspor, 95% diusahakan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat dan sisanya oleh perkebunan swasta yang berpotensi besar untuk tetap dikembangkan. Indonesia memasok 30 - 40% dari impor dunia. Tidak diragunakan lagi bahwa kebutuhan dunia akan panili sangat tinggi, seiring dengan meningkat dan berkembangnya industri berbasis panili. Namun masyarakat awam/petani kadang sulit membedakan tanaman dan buah panili yang komersial budidaya dan liar sehingga sering tercampur. famili dari panili lebih dari 165 jenis. Dari ratusan jenis panili yang ada terdapat beberapa jenis panili liar yang merupakan jenis asli Indonesia. Di Palembang terdapat jenis Vanilla palembanica, sedangkan di Jawa ditemukan V. aphylla BL dan Vanilla albida BL, Di Sumatera dan Kalimantan ditemukan Vanilla albida. Sedangkan panili yang umum dibudidayakan dan komersial hanya satu jenis yaitu Vanilla planifolia dan perbanyakan biasanya dilakukan secara vegetatif dengan setek. Di Indonesia, panili telah menyebar luas hampir di seluruh wilayah dengan daerah sentra produksi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bali dan Sulawesi Utara. Sedang daerah pengembangannya telah menyebar hampir di seluruh di Indonesia. Deskripsi panili budidaya Panili budidaya merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan berbatang basah berbentuk sulur, bulat dan beruas dengan warna daun hijau, bentuk bulat (teres) berukuran panjang ruas 12 - 15 cm, diameter 1,17 - 1,25 cm. Akar serabut dengan perakaran tipis dan pendek, pada ruas ba-tang sering keluar akar gantung. Daun berwarna hijau dengan bentuk memanjang (oblongus) ujung daun meruncing (acumina-tus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata (integer), pertulangan sejajar (rectinervis). Panjang daun 21 - 22 cm, lebar 4 - 7 cm dan tebal 1,77 cm. Bunga berbentuk tandan, berwarna kuning. Jumlah tandan bunga/tanaman 7 - 9. Jumlah bunga/tandan 22 - 24. Buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna hijau tua, dan warna buah olahan berwarna cokelat ke-hitaman dengan panjang polong 18 - 21 cm. Aroma wangi khas panili. Morfologi bunga, buah dan daun panili budidaya (Vanilla planifolia) Panili dapat diperbanyak dengan biji, namun untuk penyerbukannya diperlukan bantuan manusia dan untuk mengecambahkan bijinya harus dilakukan dengan teknik khusus (kultur jaringan) karena tidak mempunyai endosperm. Tanaman panili pada umumnya diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan cara setek batang (sulur), dan untuk dapat tumbuh dengan baik harus ada tanaman untuk melekat dan merambat yaitu berupa pohon/tajar hidup dari Glyricidia maculata (gamal). Deskripsi panili liar V. aphylla (Syn V. griffithii Reichb F) jenis panili liar yang banyak terdapat di Indonesia. Jenis ini terdapat di Malaysia, Indonesia (Jawa, Sumatera, Kalimantan) pada ketinggian 200 - 900 m dpl. Batang agak kurus/kecil, daun mempunyai tangkai daun yang panjangnya 1,2 - 2,5 cm. Daun kecil berbentuk elip, lonjong, bulat telur, membulat dan meruncing pada bagian dasarnya. Panjang daun 7,5 - 17,5 cm dan lebarnya 1,8 - 4 cm, panjang daun seludang 5 - 12 mm. Bunga lebih kecil dari pada V. planifolia berjumlah 6 - 12, panjang kelopak dan mahkota bunga 4 cm, berwarna hijau muda kekuningan,

anili (Vanilla planifolia Andrews) banyak digunakan dalam industri makanan, minuman dan confectionary product yang digunakan dalam bentuk utuh, bentuk, ekstrak atau oleorisin. Untuk keperluan farmasi digunakan dalam bentuk tinture, sedang untuk parfum dalam bentuk tinture dan absolut. Bentuk produk yang dijual petani umumnya berbentuk polong basah, sedang yang dijual oleh eksportir ke pasar internasional berbentuk polong kering. Pada umumnya petani kurang memahami perbedaan antara panili budidaya komersial dengan panili liar sehingga sering tercampur, merusak harga panili di pasaran bahkan tidak diterima di kalangan eksportir. Panili (V. planifolia ) termasuk dalam famili Orchidaceae sama dengan anggrek dan merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Timur Laut Mexico, masuk ke Indonesia pada tahun 1819. Jumlah

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

27

Tanaman obat berkhasiat antikanker

lebih kuning pada ujung-ujungnya. Panjang bibir bunga 4,75 cm, umumnya berwarna putih dan dasar bunga bagian dalam berwarna ungu tua. Bagian ujungnya berumbai berbentuk trompet, lebar mulutnya 3,75 cm. Masa pembungaan dan pembuahan hampir bersamaan waktunya dengan V. planifolia, tetapi hujan yang lebat pada bulan Desember dan Januari tidak mempengaruhi pematangan buah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan jenis unggul baru. Buah panili liar tidak mengeluarkan aroma seperti buah V. planifolia. Menurut Heyne (1972) buah berair manis, enak dimakan dan dapat menyuburkan rambut. Karakteristik pada jenis ini adalah tahan terhadap hujan lebat. V. aphylla BL

Jenis V. aphylla selain di Indonesia terdapat di Malaysia, Myanmar, Thailand, Laos dan Vietnam. Batang agak kurus berbentuk segitiga, tidak berdaun, batang muda berwarna agak merah jambu dan bunga tua berwarna hijau. Daun seludang berwarna hijau pucat dan cepat jatuh. Batang dapat berfotosintesa apabila cukup cahaya. Tandannya mengeluarkan 3 bunga. Mahkota dan kelopak berwarna hijau kekuningan yang panjangnya 3 cm dan lebarnya 4,5 cm yang bergulung mulai dari tengah. Bibir bersatu dengan column, pada dasar bunga membentuk corong 1 cm. Bagian tengahnya berwarna ungu, dengan 34 alur merah pada setiap sisi, warna bibir hijau muda. Buah berbentuk silindris, dengan panjang 15 cm dan lebar 12 mm.

Penutup Standar mutu panili dapat dipertahankan dengan cara memilih benih yang sehat/baik dan benar tidak tercampur panili liar, tepat umur panen (9 bulan), pengolahan cukup baik (dengan cara fermentasi). Dengan mengetahui perbedaan panili budidaya dengan panili liar petani tidak akan dirugikan dalam hal harga. Panili liar buahnya tidak mengeluarkan aroma yang khas, bentuk daun kecil, berbentuk elip, lonjong dan bulat telur selain itu panili liar dapat menurunkan mutu panili Indonesia di pasaran dunia.

Laba Udarno dan Endang Hadipoentyanti, Balittri dan Balittro

ULAT BERTANDUK PADA TANAMAN ASAM JAWA


Hampir seluruh bagian tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, terutama sebagai bahan berbagai obat tradisional. Ulat bertanduk merupakan serangga pemakan daun yang dijumpai menyerang tanaman asam di Cimanggu, Bogor. Ulat ini termasuk spesies Polyura hebe (Lepidoptera: Nymphalidae). Serangannya terjadi secara insidentil. Serangan berat oleh serangga ini menyebabkan tanaman asam yang masih kecil (tinggi 1 - 1,75 m) menjadi gundul. Parasitoid telur dari serangga ini berpotensi untuk mengendalikan P. hebe. Pengendalian dengan menggunakan in sektisida nabati dapat digunakan ekstrak mimba, piretrum, Bacillus thuringiensis dan cendawan Beauveria bassiana. Racun kontak diaplikasikan apabila terjadi ledakan populasi dan serangan yang berat. sam jawa banyak digunakan dalam industri minuman, es krim, selai, manisan atau gula-gula dan obat tradisional. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas ekspor. Di Indonesia, asam tumbuh di dataran rendah pada daerah yang musim kemaraunya panjang dan kering. Tanaman ini bisa berfungsi sebagai tanaman hias dan pelindung. Hampir semua bagian tanamannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bunga asam merupakan sumber madu. Bijinya dapat digiling untuk makanan ternak, biji ini jika diolah dapat digunakan untuk mengentalkan sari buah; kayunya tahan rayap sehingga banyak digunakan untuk kerajinan dan untuk bahan perahu; daun muda yang diseduh dengan rimpang kunyit merupakan obat rematik. Kulit pohon asam yang direbus dengan adas pulawaras digunakan sebagai obat rematik dan asma; polong buah yang direbus dengan daun saga menjadi obat

batuk kering. Buah yang telah masak merupakan obat morbili, sariawan dan jika dioleskan ke kulit kepala dapat mencegah rambut rontok. Buah yang disangrai dengan ketan putih, kemudian ditumbuk halus dan dicampur dengan air sampai menyerupai adonan dapat menghaluskan kulit. Daging buahnya digunakan sebagai bumbu masak, obat sakit kulit dan pencahar lemah (urus-urus). Hama Pada Tanaman Asam Salah satu hama yang menyerang tanaman asam ialah ulat bertanduk Polyura hebe, yang mempunyai metamorfosis holometabola (sempurna) terdiri atas telur, larva, pupa dan imago. Belum diketahui siklus hidup (lama dari telur menjadi imago dan mulai meletakkan telur lagi) karena lama stadia telur belum pernah diamati.

28

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Imago Imago serangga ini berupa kupukupu. Sayap depan berwarna hitam kecokelatan dan hijau kekuningan, ada satu noktah berwarna hijau kekuningan. Sayap belakang juga berwarna sama dan ada sepasang ekor, pada bagian yang berwarna hitam kecokelatan ada strip-strip yang berwarna hijau kekuningan (Gambar 1a). Panjang tubuh 2,1 cm dan rentang sayap 6 cm. Kupu-kupu terbang jauh, terbangnya tidak teratur, sehingga sulit untuk ditangkap. Imago ini mempunyai kebiasaan bertengger pada daun yang tinggi atau cabang, mensurvei tanah di bawah. Kupukupu ini selanjutnya terbang dengan cepat di sekitarnya, sering datang lagi pada tempat bertengger yang sama yang lebih disukai untuk beristirahat. Spesies ini ditemukan pada rembesan air di pinggir jalan, daging bangkai, kotoran dan getah pohon. Telur Telur P. hebe yang baru diletakkan berwarna kuning, mendekati menetas, telur ini berbintik hitam. Bintik hitam ini kelak akan menjadi kepalanya. Telur berbentuk bulat, diameter rata-rata 1,4 mm dan diletakkan satu per satu pada permukaan (Gambar 1b). Larva Larva/ulat yang baru menetas dari telur, memakan kulitnya dahulu sebelum makan daun asam. Larva ini mempunyai panjang 4 mm, kepalanya berwarna hitam dan bertanduk yang bercabang empat. Tubuhnya berwarna kuning, setelah memakan daun berwarna hijau. Sesudah berganti kulit, kepala berwarna hijau dengan tanduk berwarna cokelat. Pada tubuh larva yang sudah besar ada kombinasi warna kuning berbentuk V pada bagian dorsal tubuhnya, yaitu pada ruas abdomen keenam dan kedelapan (Gambar 1c). Sedang pada ruas abomen lainnya, kombinasi

bb

Telur Imago c

Larva e

Prepupa Pupa d

Gambar 1. Siklus hidup P. hebe (a) Imago, (b) Telur, (c) Larva, (d) Prepupa dan (e) Pupa warna kuning juga ada tetapi tidak menyambung sehingga tidak membentuk huruf V. Larva P. hebe selain mempunyai tiga pasang tungkai asli juga mempunyai tungkai palsu yaitu pada ruas abdomen keenam, tujuh, delapan dan ruas terakhir. Panjang tubuh larva ini maksimum 4 cm. Kepala dan tanduk pada larva yang sudah besar berwarna hijau. Prepupa Setelah melewati masa aktif makan, serangga ini memasuki masa prepupa yaitu masa larva tidak lagi aktif makan. Pada masa ini, larva melingkarkan tubuhnya pada ranting (Gambar 1d). Pupa Pupa berwarna hijau dan beralur yang berwarna kuning, menggantung pada ranting. Bentuk pupa seperti buah mangga tetapi ukurannya kecil, panjang 1,7 cm dan lebarnya 0,9 1,0 cm. Pada satu kelompok dapat dijumpai 4 pupa, sehingga sekilas tampak seperti sekumpulan buah (Gambar 1e). Bekas kulit pupa yang telah ditinggalkan oleh serangga dewasa/imago keluar berwarna cokelat. Lama masa pupa adalah 9 11 hari.

Serangan Serangan berat oleh serangga ini dapat membuat tanaman asam yang masih kecil menjadi gundul. Ketika dijumpai adanya dua ekor ulat ini pada satu tanaman yang masih kecil, dapat menyebabkan kehilangan daun sebesar 60%. Belum diketahui penyebab meledaknya serangan ulat ini. Keberadaan ulat ini pada tanaman asam tidak tampak dengan jelas karena warna ulat seperti daun. Orang akan sadar bahwa tanaman asamnya terserang oleh ulat ini setelah melihat daunnya habis. Musuh Alami Dari telur yang dikumpulkan dari daun diketahui adanya musuh alami yaitu parasitoid yang menyerang telur dari ordo Hymenoptera. Telur

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

29

Tanaman obat berkhasiat antikanker

yang terserang parasitoid ini berwarna kusam, tidak menetas menjadi ulat dan keluarnya parasitoid lebih lama dari pada keluarnya ulat kalau telur tidak terparasit. Tanaman inang P. hebe ditemukan pada tanaman leguminosae seperti Albizia falcata, Adenanthera dan Parkia speciosa (pete). Tanaman Albizia bisa hampir gundul. Tanaman Albizia yang terserang bisa tidak berdaun (meranting).

Penyebaran Serangan serangga ini terjadi di Sumatera, Kepulauan Sunda (Jawa Barat) dan Malaysia. Strategi pengendalian Seperti ulat Doleschallia polibete pada tanaman daun ungu (handeuleum) yang juga termasuk famili Nymphalidae, maka P. hebe kemungkinan dapat dikendalikan dengan insektisida nabati berupa ekstrak mimba (75 ppm) dan pire-

trum (89,5 ppm) yang disemprotkan pada daun di laboratorium. Selain itu juga dengan menggunakan larutan Bacillus thuringiensis 1 g/l di lapang. Cendawan Beauveria bassiana dengan konsentrasi spora 108/ml juga dapat digunakan untuk pengendalian di laboratorium. Dalam keadaan eksplosif, insektisida sintetik berbahan aktif monokrotofos, klorpirifos, piretroid, diklorvos, piretroid, diklorvos dan diflubenzuron dapat digunakan. Tri Lestari Mardiningsih, Balittro

TANAMAN INANG SERANGGA VEKTOR PENYAKIT KERDIL PADA TANAMAN LADA


Penyakit kerdil atau penyakit keriting merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman lada. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah sentra produksi lada, yaitu Bangka, Lampung, Kalimantan Barat dan juga banyak ditemukan pada tanaman lada di Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi. Penyebab dari penyakit ini diantaranya adalah Piper Yellow Mottle Virus (PYMV) dan Cucumo Mottle Virus (CMV). Serangan kedua virus ini pada satu tanaman menyebabkan gejala serangan yang berat. Belum ada data yang pasti kerugian yang diakibatkan oleh penyakit ini. Pada tahun 1987 pernah dilaporkan serangannya pada tanaman lada di Lampung mencapai 23,3% dan meningkat menjadi 30 - 40% pada tahun 1990. Virus yang sama sebelumnya telah diketahui menyerang tanaman lada di Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Brazil. yaitu rinu (Piper baccatum) dan Piper colubrinum. Di kebun petak pamer Balittro, terdapat tanaman sirih (Piper betle) yang memperlihatkan gejala penyakit kerdil, walaupun selama ini belum pernah dideteksi adanya virus tersebut pada tanaman sirih di Indonesia. Penyebaran penyakit dapat melalui bahan tanaman maupun serangga vektornya. PYMV hanya dapat ditularkan oleh serangga vektor dan belum berhasil ditularkan secara mekanik, sedangkan CMV dapat ditularkan secara mekanik dan serangga vektor. Dua jenis kutu putih, Planococcus minor dan Ferrisia virgata merupakan serangga vektor PYMV yang sangat efisien dalam menularkan penyakit kerdil di Indonesia ; dan A. gossypii merupakan serangga vektor CMV. Untuk penyakit yang penularannya oleh serangga vektor, terjadinya suatu penyakit tidak terlepas dari adanya interaksi antara serangga, vektor dan tanaman. Kisaran tanaman inang dari suatu serangga hama ataupun vektor perlu diketahui karena tanaman tersebut dapat menjadi sumber infestasi bagi tanaman yang akan dibudidayakan. Dengan adanya serangga vektor yang hidup pada tanaman lain dan adanya sumber tanaman sakit, maka penyebaran penyakit akan dapat mudah terjadi. Tanaman inang Dalam kamus entomologi, tanaman inang diartikan sebagai tanaman yang menjadi tempat yang disukai oleh serangga untuk dikunjungi atau menetap dalam waktu lama, sedangkan dalam kamus umum pertanian tanaman inang adalah tanaman yang diserang oleh organisma (parasit) sebagai tempat hidup atau tempat mencari makan. Seringkali terdapat serangan serangga hama pada tanaman tertentu secara berulang, padahal tanaman tersebut tidak selamanya terdapat di lapang. Dengan demikian terdapat tanaman lain yang dapat menjadi inang (sebagai inang alternatif) dari hama tersebut sebagai tempat berkembang biak atau tempat mencari makan baik berupa tanaman yang dibudidayakan maupun tanaman liar (gulma). Lama dan ketahanan hidup serta keturunan yang dihasilkan dapat berbeda dari satu tanaman ke tanaman lain. Kemampuan yang demikian akan lebih cepat/besar terjadi pada tanaman yang menjadi inang utamanya. Berdasarkan jumlah tanaman yang diserangnya, serangga perusak

i Kebun Percobaan Sukamulya telah dideteksi keberadaan CMV dan PYMV di hampir semua tanaman lada yang dibudidayakan (LDL, Chunuk, Natar-1 dan 2, Petaling 1 dan 2) baik lada perdu maupun lada dengan tiang panjat. Penyakit ini dapat menyerang tanaman Piperaceae lainnya

D
30

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

tanaman digolongkan sebagai monofag, oligofag dan polifag. Monofag diartikan sifat dari serangga yang makan hanya pada satu jenis tanaman atau satu genus tanaman saja, contohnya kupu-kupu dan ngengat yang bersifat monofag. Oligofag adalah sifat serangga yang tanaman inangnya terdiri dari berbagai genus dalam satu famili, misalnya serangga vektor penyakit bakteri pembuluh kayu cengkeh, Hindola spp, hama jahe, seperti Mimegralla coeruleifrons dan Aspidiella hartii mempunyai tanaman inang yang sekeluarga dengan jahe. Polifag adalah sifat serangga yang mempunyai tanaman inang yang banyak dari berbagai famili, misalnya belalang dan aphid. Kutu putih P. minor dan tanaman inangnya P. minor termasuk dalam famili Pseudococcidae (ordo Hemiptera) merupakan kutu putih berukuran panjang 1 - 2 mm. Serangga dapat dengan mudah dikembangbiakkan di laboratorium pada kentang. Pada umbi tersebut, serangga jantan mempunyai 4 instar nimfa. Lama hidup instar pertama, kedua, ketiga dan keempat berturut-turut adalah 7 - 10 hari, 6 - 15 hari, 2 - 3 hari dan 2 - 6 hari. Sedang serangga betina mempunyai 3 instar nimfa, lama hidup instar pertama, kedua dan ketiga berturut 7 - 13 hari, 5 - 12 hari dan 5 - 14 hari. Lama masa imago jantan adalah 2 - 4 hari, sedang imago betina dapat hidup sampai 102 hari. Telur diletakkan dalam kelompok di dalam jalinan benang di bawah tubuh imago betina. Nimfa instar pertama aktif bergerak sebelum menemukan tempat yang cocok untuk menghisap. Serangga ini termasuk dalam kategori polifag. Inangnya antara lain jambu mente, jambu biji, mangga, nenas, karet, alpukat, kapas, lada, padi, stroberi, kapolaga, jahe merah, teh, kakao, tomat, kentang, rambutan, kelapa, melati, nangka, kedelai, kacang tanah, Gliricidia maculata, G. sepium,

Tabel 1. Lama hidup serangga dewasa A. gossypii pada tanaman lada dan tapak dara di laboratorium dan rumah kaca
Hasil Pengamatan Lama hidup (hari) serangga dewasa di laboratorium Lama hidup (hari) serangga dewasa di rumah kaca Banyaknya keturunan (ekor) di laboratorium Banyaknya keturunan (ekor) di rumah kaca Rata-rata Tapak Lada dara 2,6 1,3 6,4 2,8 2,1 0,0 7,7 0,6

semangka, mentimun, kol, ubu jalar, ilang-ilang. Kutu putih F. virgata dan tanaman inangnya F. virgata merupakan serangga yang polifag dan tersebar luas di daerah tropis. Serangga betina ini mempunyai ciri khas bentuk oval, mempunyai sepasang stripes dan benang-benang lilin yang panjang, berukuran panjang 2 - 4 mm. Seekor betina dapat menghasilkan 200 450 telur. Siklus hidup berlangsung selama 1 - 2 bulan. Tanaman inang utamanya di Indonesia adalah lamtoro dan menyebar ke tanaman kopi, kakao, jeruk, dadap, dsb. Tanaman inang lain dilaporkan adalah jute, jambu mente, jambu biji, kapas, tebu, tomat, ubi kayu, ubi jalar, srikaya, mangga. Hasil observasi di pertanaman di KP Cimanggu, selain pada tanaman lada serangga ini ditemukan pada sirih, jarak pagar, pegagan, lada liar (rinu). F. virgata menyerang daun, ranting, buah lada. Pada tanaman muda di persemaian atau rumah kaca, serangga ini dapat menutupi bagian tanaman dan berakibat daun/ ranting menjadi gugur. Dengan demikian, selain berperan sebagai serangga vektor, serangga ini berperan pula sebagai serangga hama. Serangga ini dikenal sebagai serangga vektor Swollen Shoot Disease dan badnavirus (CSSV) pada kakao.

Serangga pengisap A. gossypii dan tanaman inangnya A. gossypii yang dikenal sebagai cotton atau melon aphid, juga merupakan serangga yang polifag dan bersifat kosmopolitan (tersebar di seluruh dunia) dengan warna yang bervariasi dari mulai hijau sampai hitam atau kuning kecokelatan. Jenis yang terdapat pada tanaman lada berwarna hijau gelap, sedangkan jenis serangga yang sama pada tanaman tapak dara berwarna kuning. Serangga tersebut berukuran panjang 1 - 2 mm dan panjang antena setengah dari panjang tubuhnya. Serangga ini berperan sebagai hama tanaman dan serangga vektor. Tanaman yang diserang memperlihatkan gejala daun-daun menggulung dan keriting serta pertumbuhan tanamannya terganggu. A. gossypii dapat menularkan 50 jenis virus pada tanaman. Tanaman inang dari serangga ini antara lain mentimun, kapas, jeruk, kopi, kakao, terong, cabe, kentang. Hibiscus spp., melon, kapas, legum dan tanaman Cucurbitaeae lainnya. Walaupun mempunyai banyak tanaman inangnya, akan tetapi belum tentu serangga ini dapat berkembangbiak pada tanaman inang lain di sekitarnya. Hal ini telah dilaporkan bahwa A. gossypii dapat menyerang tanaman

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

31

Tanaman obat berkhasiat antikanker

pada chrysanthemum dan mentimun di rumah kaca di Inggris, tetapi serangga yang menyerang chrysanthemum tidak dapat mengkolonisasi mentimun demikian pula sebaliknya walaupun keduanya dapat dipelihara pada tanaman kapas. Hal demikian pula terjadi pada A. gossypii asal tanaman tapak dara mudah berkembangbiak dengan baik pada tanaman tapak dara di laboratorium maupun rumah kaca Balittro, tetapi tidak dapat bertahan dengan baik pada tanaman lada dan sulit berkembangbiak (Tabel 1). A. gossypii yang ditemukan pada lada dan sampai saat ini masih sulit dikembangbiakkan walaupun diletakan pada bibit lada sendiri di rumah kaca. Walaupun ketahanan hidup A. gossypii tanaman tapak dara ini pendek, namun mampu berperan sebagai vektor CMV pada tanaman lada, sehingga dalam penularan CMV dapat digunakan A. gossypii asal tapak dara walaupun keberhasilan penularannya masih rendah.

BERITA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

The 4TH MEETING OF THE ASIAN COTTON RESEARCH AND DEVELOPMENT NETWORK, ANYANG, CINA 23 - 26 September 2008
perkebunan lainnya. Beberapa jenis gulma mungkin juga dapat menjadi inang serangga tersebut, hanya saja saat ini belum diketahui, sehingga perlu dilakukan observasi lebih lanjut. Di antara tanaman inang dari F. virgata; adalah G. septium dan G. maculata yang digunakan sebagai pohon panjat pada tanaman lada, perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap penyebaran penyakit kerdil. Diketahuinya keragaman tanaman inang dari serangga vektor penyakit kerdil, maka sebelum penanaman lada seyogyanya diperhatikan keragaman tanaman yang ada dan sedapat mungkin menghindari penanaman di dekat tanaman yang menjadi inang serangga vektor atau memusnahkan tanaman inang tersebut sebelum penanaman tanaman lada. Rodiah Balfas, Balittro nasional di Indonesia. Intisari dari pertemuan tersebut antara lain : Program pertukaran plasma nutfah di antara negara-negara yang tergabung dalam Asia Cotton Research and Development Network akan menjadi agenda organisasi dalam waktu dekat setelah formulanya disusun. Untuk itu diperlukan persiapan administrasi berkaitan dengan peraturan-pemasukan dan pengeluaran benih. Beberapa teknik pemuliaan yang dilakukan oleh pemulia-pemulia kapas dari negara lain dapat diadopsi untuk memperbaiki kinerja perbaikan varietas kapas nasional Indonesia dengan demikian upaya penyedian varietas unggul kapas baru beserta teknologi-teknologi pendukungnya dapat diupayakan dengan baik. Pengembangan kapas transgenik secara meluas di Cina dan India perlu mendapatkan perhatian lebih. Teknologi transgenik tersebut mampu meningkatkan produksi kapas nasional di kedua negara tersebut. Apabila Indonesia berkeinginan untuk kembali menggunakan kapas transgenik, maka perlu dilakukan peninjauan kembali tentang penggunaan teknologi ini dengan melalukan analisa kebutuhan akan alternatif varietas transgenik untuk mengatasi masalah pengembangan kapas yang ada. Alternatif pilihan kapas transgenik cukup banyak, sehingga harus dilakukan pengkajian yang mendalam untuk menentukan transgene yang sesuai dengan masalah yang ada di masing-masing daerah pengembangan; apakah transgenik BT yang memberikan ketahanan terhadap hama penggerek buah kapas atau transgenik tahan herbisida

Penutup Pengetahuan kisaran tanaman inang dari serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada, berguna untuk tujuan penelitian maupun pembudidayaan tanaman lada. Saat pelaksanaan penelitian seringkali sulit untuk memelihara suatu serangga hama/vektor pada inang utamanya, sehingga perlu mencari tanaman inang alternatif yang mudah diperbanyak. Sebagai contoh P. minor sulit dikembangbiakkan pada tanaman lada, tetapi dengan diketahuinya umbi kentang dapat sebagai inang serangga tersebut, maka perbanyakan dapat dilakukan di laboratorium. Ketiga serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada, P. minor, F. virgata dan A. gossypii termasuk serangga yang polifag, dapat menyerang berbagai jenis tanaman

alah seorang peneliti kapas yaitu Dr. Ir. Emy Sulistyowati, M.Ag dari Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat di Malang telah mengikuti 4TH MEETING OF THE ASIAN COTTON RESEARCH AND DEVELOPMENT NETWORK yang dilaksanakan di Anyang, Cina pertemuan tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi dan kerjasama yang konstruktif mendukung program pengembangan kapas

32

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

untuk mengatasi kekurangan tenaga untuk persiapan lahan dan penyiangan gulma ataukah transgene lainnya. Pengembangan kapas organik di Indonesia membutuhkan persiapan yang cukup serius mengingat pembatasan-pembatasan dalam penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Untuk itu diperlukan penelitian yang mendukung program tersebut antara

lain untuk agensia pengendalian hayati yang efektif dan budidaya yang paling sesuai. Di Indonesia sudah ada, instansi yang ditunjuk untuk melalukan sertifikasi produk organik yaitu INOFICE (Indonesian TIM Certification), Organik Farming Puslitbangbun yang berkedudukan di Jln Tentara Pelajar No, 3. Bogor (Balittro). Indonesia telah diusulkan sebagai salah satu alternatif negara penye-

lenggara rencana pertemuan selanjutnya, yaitu the 5th- Asia Cotton Research and Development Network pada tahun 2010 atau 2011.

TIM Puslitbangbun

PEDOMAN BAGI PENULIS


Pengertian : Warta merupakan informasi teknologi, prospek komoditas yang dirangkum dari sejumlah hasil penelitian yang telah diterbitkan. Bahasa : Warta memuat tulisan dalam Bahasa Indonesia. Struktur : Naskah disusun dalam urutan sebagai berikut : judul tulisan dalam Bahasa Indonesia (20 - 30 kata), pendahuluan, topik-topik yang dibahas, penutup dan saran, serta daftar pustaka Bentuk Naskah : Naskah diketik di atas kertas A4 putih pada satu permukaan saja, dan bentuk huruf time new romance ukuran 12 pt dengan jarak 1,5 spasi. Pinggir kiri kanan tulisan disediakan ruang kosong minimal 3,5 cm dari pinggir kertas. Panjang naskah sebaiknya tidak melebihi 15 halaman termasuk tabel dan gambar. Judul Naskah : Judul tulisan merupakan suatu ungkapan yang dapat menggambarkan fokus masalah yang dibahas dalam tulisan tersebut. Pendahuluan : Berisi suatu pengantar atau paparan tentang latar belakang topik, ruang lingkup bahasan dan tujuan tulisan. Jika diperlukan disajikan pengertian-pengertian dan cakupan bahasan. Topik bahasan : Informasi tentang topik yang dibahas dan disusun dengan urutan logika secara sistematis. Penutup dan Saran : Merupakan inti sari pembahasan dan dapat berisi himbauan tergantung dari materi bahasan.

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009

33

You might also like