You are on page 1of 104

NETWORK FILES SYSTEM (STUDI KASUS ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP)

Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana (Strata 1) Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Disusun oleh : Ajie Prasetyo L2F 005 506

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Nama NIM Disetujui/disahkan di Tanggal : : : : : NETWORK FILE SYSTEM (STUDI KASUS ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP) AJIE PRASETYO L2F005506 Semarang 18 Juni 2010

Pembimbing I

Pembimbing II

Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T. NIP. 197302261988021001

Ir. Kodrat I. Satoto, M.T. NIP. 196310281993031002

Telah diuji dan dinyatakan: LULUS

Di Semarang Tanggal : 18 Juni 2010


Ketua Penguji Sekretaris Penguji Anggota Penguji

Dr. Ir. Hermawan, DEA. NIP. 196002231986021001

Eko Handoyo, S.T., M.T.


NIP. 197506082005011001

R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. NIP. 197007272000121 001

Mengetahui,
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Undip

Ir. Bambang Pudjianto, M.T. NIP. 195212051985031001

ii

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, April 2010

Ajie Prasetyo L2F005506

iii

ABSTRAK
Perkembangan teknologi komputer dan jaringan menyebabkan banyak organisasi yang membutuhkan tempat penyimpanan data yang besar. Universitas Diponegoro merupakan organisasi yang mempunyai kebutuhan tempat penyimpanan yang cukup besar . Banyaknya layanan yang tersedia sebagai tempat penyimpanan yang dimiliki beberapa fakultas teknik seperti Industri, Elektro, Sistem Komputer. Letak geografis tempat penyimpanan yang berbeda ini juga yang mendasarkan pembuatan tempat penyimpanan yang terpusat , akan tetapi menghadapi kendala pemindahan perangkat server yang telah berada dimasing masing fakultas. NFS (Network File System) merupakan suatu sistem file network dan resource sharing protocol yang memungkinkan tempat penyimpanan data terpusat. Metodologi penelitian tugas akhir ini antara lain dengan studi pustaka, Perancangan sistem, dan pengujian terhadap sistem tersebut. Perancangan tugas akhir ini menggunakan sistem NFS yang membuat pusat data menggunakan beberapa mesin. Terakhir adalah pengujian sistem ini tentang kinerjanya pada pendistribusian tempat penyimpanan dari sisi server yang digunakan oleh pusat data yang cukup handal dengan biaya terjangkau pada aktif repository opensource undip menggunakan aplikasi tambahan seperti MRTG, phpsysinfo dan Sedot sampai tua . Hasil pengujian mendapatkan tempat penyimpanan yang terpusat dan memiliki kinerja seperti sebuah pusat data yang mengumpulkan semua data yang berasal dari beberapa server NFS. Tempat penyimpanan terpusat ini memiliki kapasitas data yang besar yang berasal dari beberapa server NFS yang menjadi satu kesatuan seperti direktori lokal mereka sendiri. Sistem ini membantu permasalahan yang muncul akibat mahalnya perangkat penyimpanan dan letak geografis perangkat server yang berbeda. Kata kunci : Tempat Penyimpanan, network file system, pusat data

iv

ABSTRACT
The development of computer and network technology led to many organizations that require large data storage. UNDIP an organization whose storage requirements are considerable. Number of services available as a storage repository owned by some faculties, such as industrial engineering, Electrical engineering, Computer Systems .The geographical position of different storage place is also the base making the centralized storage, but encounter obstacles removal device server that has been in each faculty. NFS (Network File System) is a network file system and resource sharing protocol that allows centralized data repository. This thesis research methodologies including literature study, system design, and testing of the system. The design of this thesis uses the NFS system make the data center use multiple machines. Last step is to test this system on their performance on the distribution of server-side storage that is used by a fairly reliable data center in the active repository opensource Undip use additional application such as MRTG, phpsysinfo, Sedot sampai tua. The test results have a centralized storage and performance as a data center that collects all the data coming from multiple NFS servers. This centralized storage area has a large data capacity and comes from multiple NFS servers into a single entity such as a local directory on their own. This system helps the problems that arise due to the expensive storage devices and servers geographically different devices. Keyword : data storage, network file system,data center

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini mengambil judul NETWORK FILES SYSTEM (STUDI KASUS ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP). Penulis menyadari bahwa pelaksanaan maupun pembuatan Laporan Tugas Akhir dapat berjalan berkat dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, memberikan kekuatan dan kemudahan. 2. Bapak, ibu, adik-adik, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, dan doanya kepada penulis. 3. Bapak Ir. Sudjadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 4. Bapak Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T., selaku Pembimbing I, atas segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan. 5. Bapak Ir. Kodrat Iman Satoto M.T., selaku Pembimbing II, atas segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan. 6. Ibu Ajub Ajulian, ST, MT., selaku Dosen Wali, atas segala tuntunan dan bimbingan yang diberikan. 7. Segenap Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 8. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro konsentrasi Komputer dan Informatika yang telah bersedia membagikan pengalaman serta bantuan kepada Penulis. 9. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro angkatan 2003, 2004, 2005, dan 2006 yang selalu membantu dan memberikan dukungan.

vi

10. Mas Setyo, Dadang Budi Setiawan, Hendra Rizki , HarindraWisnu , Mahyudin Susanto yang telah bersedia membagikan pengalaman serta bantuan kepada Penulis. 11. Pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan laporan ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun rekan-rekan mahasiswa. Wassalamualaikum wr wb Semarang, April 2010

Ajie Prasetyo L2F 005 506

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ........................................................... iiii ABSTRAK ........................................................................................................... iiv ABSTRACT ............................................................................................................ v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar Belakang .......................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 2 Pembatasan Masalah ................................................................................. 2 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 4 2.1 Network File dan Resource Sharing Protocols ........................................ 4

2.1.1 Konsep dan Operasi Network File dan Resource Sharing Protocols .. 4 2.2 Network File System (NFS) ...................................................................... 6

2.2.1 Sejarah Network File System (NFS) ..................................................... 6 2.2.2 Arsitektur dan Operasi NFS ............................................................... 10 2.2.3 Standar dan Versi NFS ....................................................................... 11 2.3 2.4 Arsitektur dan Komponen NFS .............................................................. 12 Standar External Data Representation (XDR) ....................................... 14

2.4.1 Menciptakan Metode Universal Data Exchange: XDR .................... 14 2.4.2 Tipe Data XDR................................................................................... 16 2.5 Remote Procedure Call (RPC) ............................................................... 18

2.5.1 Penggunaan Operasi RPC pada Protokol Transport .......................... 20 2.5.2 Fungsi Kerja Klien dan Server NFS ................................................... 20 2.5.3 Klien dan Server Cache...................................................................... 21 2.6 NFS Server Procedures and Operations ............................................... 21

viii

2.6.1 NFS Version 2 and Version 3 Server Procedures....22 2.6.2 Server NFS Versi 4 Prosedur dan Operasional .................................. 24 2.7 Model NFS File System dan mount Protokol ........................................ 25

2.7.1 NFS File System Model...................................................................... 26 2.7.2 Mount Protokol................................................................................... 26 2.7.3 Mount Protocol Server Procedures.................................................... 26 BAB III PERANCANGAN SISTEM ................................................................ 28 3.1 3.2 3.3 3.4 Perancangan Sistem Secara Umum ........................................................ 28 Perancangan Sistem web server.............................................................. 30 Perancangan FTP server ......................................................................... 32 Perancangan Sistem NFS ........................................................................ 34

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN .............................................. 36 4.1 4.2 Persiapan Sistem Operasi Server ............................................................ 36 Server LAMP .......................................................................................... 40

4.2.1 Instalasi dan Konfigurasi LAMP........................................................ 40 4.2.2 Pengujian Server MySQL .................................................................. 46 4.2.3 Pengujian Apache .............................................................................. 46 4.2.4 Pengujian Php ..................................................................................... 47 4.3 NFS Server .............................................................................................. 48

4.3.1 Instalasi NFS Server ........................................................................... 48 4.3.1.a Mesin Ubuntu server .......................................................................... 48 4.3.1.b Mesin FreeBsd.................................................................................... 49 4.3.2 Konfigurasi Exports ........................................................................... 49 4.3.3 Pengujian NFS Server ........................................................................ 51 4.3.4 NFS Troubleshooting ......................................................................... 52 4.4 NFS Klien ............................................................................................... 55

4.4.1 Instalasi NFS Klien ............................................................................ 55 4.4.1.a Manual Mount .................................................................................... 56 4.4.1.b Automount .......................................................................................... 56

ix

4.4.2 Pengujian NFS Klien .......................................................................... 57 4.5 Implementasi Open source Undip .......................................................... 60

4.5.1 Instalasi Wordpress ............................................................................ 60 4.5.2 Instalasi Vsftpd ................................................................................... 63 4.5.3 Instalasi Aplikasi Pendukung ............................................................. 65 4.5.3.a Instalasi phpsysinfo ............................................................................ 65 4.5.3.b Instalasi MRTG .................................................................................. 67 4.5.3.c Instalasi Sedot sampai tua .................................................................. 70 4.6 Pengujian sistem ..................................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 78 5.1 5.2 Kesimpulan ............................................................................................. 78 Saran ....................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80 BIODATA MAHASISWA ................................................................................. 82 LAMPIRAN ......................................................................................................... 83

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arsitektur dan Komponen NFS ......................................................... 14 Gambar 3.1Perancangan sistem secara umu ......................................................... 29 Gambar 3.2 Flowchart perancangan sistem NFS .................................................. 30 Gambar 3.3 Perancangan web server .................................................................... 31 Gambar 3.4 Skema wordpress pada web server ................................................... 31 Gambar 3.5 Perancangan ftp server ...................................................................... 33 Gambar 3.6 Skema perancangan pada ftp server .................................................. 33 Gambar 3.7 Perancangan sistem NFS ................................................................... 34 Gambar 4.1 Booting instalasi Ubuntu Server ........................................................ 36 Gambar 4.2 Software selection dalam instalasi Ubuntu Server ............................ 37 Gambar 4.3 Layar Login Ubuntu Server ............................................................... 37 Gambar 4.4 Login Ubuntu Server ......................................................................... 38 Gambar 4.5 Pengaturan alamat IP ......................................................................... 39 Gambar 4.6 Konfigurasi berkas /etc/apt/source.list .............................................. 40 Gambar 4.7 Menu Pemilihan Software pada tasksel............................................. 42 Gambar 4.8 Persiapan penginstalan lamp-server .................................................. 43 Gambar 4.9 Penginstalan package yang akan diinstal lamp-server ...................... 43 Gambar 4.10 Pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server ............ 43 Gambar 4.11 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server ................................................................................. 43 Gambar 4.12 Package lamp-server yang telah diinstal pada proses tasksel ......... 44 Gambar 4.13 Pemilihan web server pada instalasi phpmyadmin ......................... 45 Gambar 4.14 Pengaturan konfigurasi database pada instalasi phpmyadmin ....... 45 Gambar 4.15 Pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin .......... 45 Gambar 4.16 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin ................................................................................ 46 Gambar 4.17 Hasil kode PHP pada phpmyadmin oleh Apache ........................... 47 Gambar 4.18 Uji coba php .................................................................................... 47 Gambar 4.19 Konfigurasi /etc/exports .................................................................. 51 Gambar 4.20 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p ........................................... 52

xi

Gambar 4.21 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p ........................................... 54 Gambar 4.22 Konfigurasi /etc/fstab pada proses mounting .................................. 56 Gambar 4.23 isi direktori pada mesin 192.168.1.45 sebagai klien NFS ............... 59 Gambar 4.24 isi direktori pada mesin 192.168.1.52 sebagai server NFS ............. 59 Gambar 4.25 Skema wordpress pada mesin 192.168.1.45 ................................... 62 Gambar 4.26 Konfigurasi /etc/vsftpd.conf pada proses ftp anonymous ............... 63 Gambar 4.27 Tampilan pada 192.168.1.45/phpsysinfo ........................................ 66 Gambar 4.28 Pilihan permission pada berkas konfigurasi default pada instalasi MRTG............................................................................................ 67 Gambar 4.29 Tampilan MRTG pada mesin server ............................................... 69 Gambar 4.30 Tampilan aplikasi Sedot sampai tua ................................................ 72 Gambar 4.31 Monitoring klien NFS dengan MRTG ............................................ 73 Gambar 4.32 Monitoring server NFS dengan MRTG .......................................... 73 Gambar 4.33 Informasi kapasitas tempat penyimpanan klien NFS dengan phpsysinfo.......................................................................................74 Gambar 4.34 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol HTTP .. 75 Gambar 4.35 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol FTP ...... 75 Gambar 4.36 Monitoring repository dengan Sedot sampai tua ............................ 76 Gambar 4.32 pengujian repository pada sistem operasi ubuntu karmic server .... 77

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 NFS External Data Representation (XDR) Data Types ...................... 16 Tabel 2.2 NFS Prosedur yang berada pana NFS versi 2 dan versi 3 ................... 22 Tabel 2.3 Prosedur yang berada pada NFS versi 4 .............................................. 25 Tabel 2.4 Prosedur yang berada pada protokol mount ......................................... 27 Tabel 3.1 Sumber daya yang tersedia pada web server ....................................... 32 Tabel 3.2 Sumber daya yang tersedia pada ftp server ......................................... 34 Tabel 3.3 Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien .................. 35 Tabel 4.1 Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien .................. 58

xiii

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan mengakibatkan badan teknologi usaha komputer maupun yang semakin pesat

lembaga

akademik

mengiplementasikan teknologi ini untuk banyak keperluan. Sebanding dengan bertambahnya fungsi teknologi komputer, bertambah pula keperluan akan luas jaringan komputer dan kebutuhan tempat penyimpanan yang diperlukan oleh badan tersebut, agar setiap anggota dari badan tersebut dapat menggunakan layanan-layanan teknologi yang disediakan. Permasalahan yang muncul adalah ketersediaan suatu perangkat pendukung seperti tempat penyimpanan data yang menjadi suatu kebutuhan mutlak pada saat penerapan fungsi teknologi Internet. Aplikasi ataupun sumber data yang berkembang mendorong suatu lembaga ataupun perorangan memiliki tempat penyimpanan yang cukup besar hal ini dikarenakan adanya parameter ataupun penambahan data tiap harinya. Pada sisi server terdapat masalah penyediaan tempat penyimpanan yang cukup besar untuk memenuhu permintaan dari layanan yang telah diberikannya. Pemenuhan kebutuhan tempat penyimpanan ini juga melihat beberapa faktor seperti tingginya harga, keamanan ataupun letak geografis dari server tersebut. Semua Organisasi badan usaha ataupun lembaga akademis seperti UNDIP juga menghadapi permasalahan yang hampir sama. Masalah utamanya adalah keterbatasan kapasitas yang diberikan oleh server. Selain itu mahalnya tempat penyimpanan yang digunakan khusus untuk server juga menjadi suatu masalah yang cukup besar. Pemecahan dari permasalahan tersebut maka dibangun sebuah sistem yang disebut Network File system (NFS) dimana tempat penyimpanan data pada server tidak hanya berasal dari perangkat lokal mesin tersebut saja. Sistem NFS bekerja disemua jenis dari sistem operasi.

Hal tersebut mengakibatkan perangkat keras tempat penyimpanan yang digunakan tidak hanya jenis SAS (tempat penyimpanan khusus untuk server) yang harganya sangat mahal, akan tetapi dapat juga menggunakan tipe tempat penyimpanan SATA atau ATA yang mempunyai harga yang lebih murah. Dalam hal kecepatan SAS dan SATA/ATA mempunyai perbedaan yang cukup jauh, SAS mempunyai kecepatan yang lebih besar dibandingkan SATA/ATA. Hal ini dapat dipecahkan dengan kinerja sistem NFS yang menformat semua tempat penyimpanan yang berada didalam sistem tersebut mempunyai peforma yang sama karena kinerja direktori yang dipakai akan sama seperti direktori lokal mesin tersebut. Hal ini sangat menguntungkan untuk penggunanan suatu server database yang

mengiginkan tempat penyimpanan yang besar dan cepat dengan biaya lebih murah. 1.2 Tujuan Dalam Tugas Akhir ini penulis memiliki tujuan yang akan dicapai : a. Merancang dan mengiplementasikan Sistem kerja Network File Sistem (NFS) pada dua sistem operasi yaitu Linux dan FreeBsd. b. Membandingkan pengaruh trafik yang diberikan pada Network File Sistem (NFS) kepada mesin yang telibat didalamnya . c. Merancang dan mengimplementasikan aplikasi jaringan untuk keperluan opensource pada UNDIP.

1.3

Pembatasan Masalah Agar tidak menyimpang dari pokok pembahasan, pada tugas akhir ini

Penulis membuat batasan masalah pada hal-hal sebagai berikut : a. Menggunakan Linux sebagai sistem operasi. b. Server NFS yang menggunakan perangkat lunak Open Source nfsd. c. NFS pada sisi server dan klien. d. Tidak membahas sisi pemrograman dan konfigurasi pada MRTG, Sedot, Phpsysinfo. e. Impementasi untuk web open source di Universitas Diponegoro. f. Tidak membahas faktor keamanan sistem NFS.

1.4

Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir dengan judul Network Files System (Studi kasus

Active Repository Opensource Undip) ini menggunakan sistematika penulisan : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menerangkan tentang latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir yang akan dibuat. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan teori dasar mengenai Network File System (NFS) pada sisi server dan Klien. BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menerangkan tentang perancangan sistem dari server Network File System (NFS) diimplementasikan dalam jaringan. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan menerangkan bagaimana cara

pengimplementasian sistem Network File System (NFS) yang menjadi sistem pendukung pada sistem open source Undip agar dapat digunakan dalam jaringan dengan pengujiannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan menerangkan kesimpulan dari seluruh penulisan laporan Tugas Akhir.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Network File dan Resource Sharing Protocols Jaringan komputer dibuat untuk satu tujuan yaitu mengizinkan sesama pengguna untuk saling bertukar informasi. Kebanyakan informasi yang berada pada komputer berbentuk berkas yang disimpan disebuah perangkat tempat penyimpanan yang biasa dikenal hard disks. Dengan demikian satu tujuan jaringan komputer adalah mengizinkan penggunanya berbagi informasi. File Transfer dan message transfer protocols telah ada yang mempunyai sistem dengan mengizinkan pengguna secara manual memindahkan datanya dari suatu tempat ke tempat lain. Protokol internetworking mendukung kemampuan dalam pelaksanaan dari network file dan resource sharing protocols.

2.1.1 Konsep dan Operasi Network File dan Resource Sharing Protocols Alasan utama kenapa jaringan komputer dibuat adalah mengizinkan berkas ataupun sumber lain saling berbagi antara komputer. Proses protokol TCP/IP membutuhkan suatu mekanisme yang mengizinkan pengguna dengan mudah dapat memindahkan berkasnya melalui jaringan komputer dengan cara yang cukup sederhana. Lapisan Aplikasi seperti File Transfer Protocols (FTP) dan HTTP telah dibuat untuk tujuan ini yaitu mengizinkan pengguna menggunakan sumber daya melalui jaringan komputer dengan menyembunyikan informasi lengkap tentang operasi jaringan yang bekerja pada layer dibawah mereka.[5]

Layanan

pemindahan

data

menggunakan

protokol

yang

menyembunyikan informasi lengkap mengenai lapisan yang bekerja dibawahnya maka hal ini disebut manual sharing. Proses sharing membutuhkan pengguna untuk terlibat pada sistem aplikasi dan menggunakan perintah khusus untuk menggunakan sumber daya yang disediakan oleh jaringan. Pada kenyataannya beberapa protokol mempunyai masalah yaitu pada proses file sharing yang tidak melibatkan proses manual ini, akan tetapi membuat suatu cara yang lebih rumit misalnya tidak mengijinkan suatu sumber daya yang hanya disediakan untuk

pengguna tertentu. File Transfer Protocols (FTP) adalah suatu contoh untuk melihat permasalahan ini dimana FTP mengijinkan resource sharing antar mesin secara bebas dengan mode transparan. Permasalahannya pada sistem FTP ini adalah bila ingin menggunakan sumber daya yang tersedia pada jaringan dimana sumber daya tersebut merupakan berkas administrator yang tidak mengijinkan siapapun untuk menggunakannya kecuali pemilik dari berkas tersebut.

Network File System (NFS) tidak membuat suatu perbedaan antara berkas yang tesimpan secara lokal atau tidak. Hal ini menyebabkan penggunaan berkas tersebut sama dengan berkas yang berada pada direktori lokal. Ketika suatu sistem diatur dengan konfigurasi ini pengguna dapat melakukan file sharing antara pengguna yang menggunakan berkas ini layaknya berkas lokalnya. Penggunaan sistem seperti ini mengarah ke era client server computing artinya pengguna bebas menggunakan sumber daya dimana saja dengan waktu yang sama. Sebagai contoh sebuah perusahaan memiliki tempat penyimpanan yang terpusat jadi semua karyawanya dapat menggunakan berkas ataupun sumber daya lain yang terdapat didalamnya secara bersamaan.[5]

Network file dan resource sharing protocol mengijinkan semua pengguna saling berbagi sumber daya dengan mudahnya, akan tetapi terdapat skema sistem yang dikerjakan pada proses ini. Pada saat sharing sumber daya, skema tersebut berkerja satu sama lain untuk menentukan siapa protokol yang menulis dan siapa administrator yang mengerjakan operasi. Di bawah adalah semua komponen yang bekerja pada sistem ini : a. File System Model dan Architecture : suatu mekanisme yang mendefinisikan sumber daya dan berkas yang akan digunakan secara bersama-sama dalam jaringan. b. Resource Acces Method : tahapan-tahapan yang mengambarkan

bagaimana pengguna melampirkan ataupun melepaskan sumber daya yang berasal dari tempat penyimpanan lokal mereka.

c. Operation Set : suatu bagian untuk mengatur operasi apa yang akan digunakan dan diperlukan pada saat pengguna menggunakan sumber daya yang digunakan bersama pada tempat penyimpanan lokal pengguna lain. d. Messaging Protocols : format pesan yang berisi operasi yang akan digunakan seperti informasi status dan protokol yang digunakan untuk bertukar pesan ini antar mesin pengguna. e. Administrative tool : kumpulan fungsi yang dibutuhkan untuk mendukung operasi protokol dan penggunaan komponen lain yang mendukung.

2.2 Network File System (NFS) Network File and resource sharing protocols sangat penting karena mengizinkan penggunanya saling berbagi sumber daya dengan begitu mudahnya. Kebanyakan sistem operasi yang digunakan oleh pengguna komputer adalah Microsoft. Jauh sebelum adanya sistem operasi Microsoft sesama pengguna jaringan komputer dapat saling berbagi sumber daya dengan menggunakan Network File System (NFS) yang lama telah disediakan oleh sistem operasi UNIX.

2.2.1 Sejarah Network File System (NFS) Network File System (NFS) adalah sebuah kumpulan protokol yang digunakan untuk mengakses beberapa sistem berkas melalui jaringan. Spesifikasi NFS didefinisikan dalam RFC 1094, dan saat ini telah mencapai versi 3 yang didefinisikan dalam RFC 1813.[6]

Network File System (NFS) merupakan sebuah sistem berkas terdistribusi yang dikembangkan oleh Sun Microsystems Inc. Pada awal dekade 1980-an yang menjadi standar de facto dalam urusan sistem berkas terdistribusi. Network File System (NFS) dirancang sedemikian rupa untuk mengizinkan pengeksporan

sistem berkas terhadap jaringan yang heterogen (yang terdiri dari sistem-sistem operasi yang berbeda dan platform yang juga berbeda). Teknologi Network File System (NFS) ini dilisensikan kepada lebih dari 200 vendor komputer dan

jaringan dan telah dibuat implementasinya pada banyak jenis sistem operasi,

termasuk di antaranya adalah UNIX, GNU/Linux, Microsoft Windows, dan sistem operasi server lainnya.[6]

Network File System (NFS)

dapat mengizinkan klien-klien untuk

menemukan dan mengakses berkas yang disimpan di dalam server jaringan yang berbeda tempat. Rancangan awal spesifikasi Network File System (NFS) dikhususkan untuk penggunaan dalam jaringan lokal (LAN) dan tidak dioptimalkan untuk penggunaan dalam WAN. Network File System (NFS) versi 3 yang digunakan saat ini dapat digunakan dalam jaringan WAN dengan kinerja yang sama ketika Network File System (NFS) bekerja di dalam LAN. Fitur-fitur yang dimiliki oleh NFS versi 3 adalah sebagai berikut:
a.

Mendukung ukuran berkas hingga satuan Terabyte, dengan menggunakan indikator ukuran berkas hingga 64-bit. Pada versi sebelumnya, hanya mengimplementasikan indikator ukuran berkas hingga 32-bit saja, sehingga total ukuran berkas maksimum adalah empat gigabyte.

b.

Mengirimkan paket dengan Ukuran maksimum paket data yang didukung adalah 64 kilobyte. Versi sebelumnya hanya mencapai delapan KB untuk tiap paketnya, sehingga lebih lama dalam melakukan transfer data dari satu host ke host lainnya yang menjalankan Network File System (NFS).

c.

Penggunaan layanan transport dapat memilih menggunakan TCP atau UDP. Pada versi sebelumnya hanya dapat menggunakan transport dengan UDP

d.

Server dapat melakukan caching terhadap permintaan yang dilakukan oleh klien.

Network File System (NFS) diimplementasikan sebagai sebuah sistem klien/server yang menggunakan perangkat lunak server NFS dan klien NFS. Server NFS akan menggunakan protokol NFS untuk mengekspor berkas yang dimilikinya kepada klien NFS. Berkas tersebut akan dibaca oleh klien NFS sebagai berkas lokal klien tersebut .

Network File System (NFS) umumnya menggunakan protokol Remote Procedure Call (RPC) yang berjalan di atas UDP dan membuka port UDP dengan nomor port 2049 untuk komunikasi antara klien dan server di dalam jaringan. Klien NFS selanjutnya akan mengimpor berkas dari server NFS, sementara server NFS mengekspor berkas lokal kepada klien. Mesin-mesin yang menjalankan perangkat server NFS dapat saling berhubungan dengan perangkat lunak klien NFS untuk membaca, menulis, memodifikasi, menghapus berkas dan direktori yang berada di dalam server dengan menggunakan permintaan RPC seperti

halnya READ, WRITE, CREATE, dan MKDIR. Sebelum dapat mengakses berkas yang berada di dalam server NFS, administrator harus melakukan proses mounting (proses mengakses berkas atau sumber daya yang telah diijinkan) terlebih dahulu berkas pada server yang dapat diakses oleh klien dan menetapkan izin akses terhadap berkas atau direktori tersebut.

Network File System (NFS) umumnya digunakan dalam sistem operasi UNIX, sementara Windows menggunakan protokol file resource yang disebut sebagai Server Message Block (SMB), sehingga dua sistem tersebut tidak kompatibel satu sama lainnya. Kedua sistem dapat saling mendukung apabila dalam sistem UNIX diinstalasikan klien protokol SMB semacam SAMBA atau menginstalasikan klien protokol NFS dalam sistem operasi UNIX, yang dapat diperoleh dari beberapa vendor. Microsoft menyediakan Windows Services for Unix (SFU) yang dapat digunakan dalam sistem operasi Windows 2000 Server dan Windows Server 2003 sebagai perangkat lunak klien protokol NFS, sehingga menjadikan sistem Windows dapat berinteroperasi dengan sistem NFS dalam sistem operasi UNIX. Selain SFU, beberapa vendor lainnya juga membuat implementasi NFS pada sistem operasi Windows, seperti halnya NetManage dengan ChameleonNFS, Hummingbird International dengan NFS Maestro, dan masih banyak lainnya.[6]

Network File system (NFS) adalah suatu sistem berkas yang menyediakan akses transparan untuk mengontrol tempat penyimpanan data. Sama seperti Network Information Service (NIS) memungkinkan mensentralisasi administrasi

penguna dan informasi pengguna. Network File System (NFS) memungkinkan untuk mensentralisasi administrasi dari sebuah tempat penyimpanan. Network File System (NFS) mengandakan direktori common seperti /usr/local pada seluruh sistem berkas, NFS menyediakan satu salinan direktori yang dibagikan oleh semua sistem dalam jaringan. Pengguna tidak perlu melakukan log ke sistem lain untuk mengakses berkas yang telah diekpor. Setelah NFS dikonfigurasi dengan benar, seharusnya pengguna dapat mengerjakan pekerjaan pada sistem lokal mereka sendiri dan mengkontrol berkas tersebut seperti berkas yang berada dalam sistem penyimpanan data lokal mereka sendiri.

Network File sistem (NFS) dibangun di protokol RPC dan membebankan hubungan antara klien dan server kepada penggunanya. Sebuah server NFS adalah sebuah host yang memiliki satu atau atau lebih sistem berkas yang yang diexpor untuk digunakan oleh klien. Klien NFS menggunakan berkas tersebut dengan melakukan sebuah proses yang disebut mounting. Sistem berkas yang melakukan proses mounting dari server NFS mempunyai pemetaan sistem berkas yang sama dengan sistem berkas pada klien NFS dan data tersebut dapat

digunakan secara bersama-sama dalam jaringan.

Terdapat beberapa tahapan suatu sistem administrasi menggunakan NFS yaitu memilih penamaan sistem berkas, melakukan proses mounting pada klien, selanjutnya mengkonfigurasikan server dan klien untuk memakai skema yang sama. Tujuan dari penamaan skema berguna pada saat pemakaian NFS dengan fungsi transparan.

Network File sistem (NFS) dikonfigurasi secara benar, ini berarti penggunaannya bersifat transparan untuk pengguna lain. Sebagai contoh jika seorang pengguna membangun sebuah aplikasi yang berada pada /usr/local/bin pada saat NFS diaplikasikan, seharusnya berkas yang berada di server juga terdapat pada klien tersebut dan dapat melanjutkan membangun aplikasi tersebut. Sebenarnya sistem berkas /usr/local/bin tersebut ada pada server NFS akan tetapi

10

karena sistem NFS telah dijalankan jadi /usr/local/bin juga terdapat pada klien NFS tampa harus log ke dalam mesin server NFS.

Jaringan dengan banyak server NFS dan ratusan klien akan meningkatkan tingkat kerumitan pada saat pengaturan. Fungsi administrasi NFS pada jaringan yang besar menyebabkan penambahan prosedur yang khusus pada saat konfigurasi. Kehandalan dan kinerja jaringan yang sangat stabil harus menjadi bagian yang mutlak untuk pengaplikasian server NFS yang luas. Automounter adalah salah satu aplikasi yang membantu penggunaan NFS pada jaringan dengan melakukan proses NFS secara otomatis.

2.2.2 Arsitektur dan Operasi NFS Kerangka penggunaan sistem NFS mengikuti model operasi TCP/IP pada klien/server yang telah digunakan waktu lama. Berkas ataupun direktori pada perangkat tempat penyimpanan komputer sebenarnya dikonfigurasi terlebih dahulu oleh administrator untuk membagikan sumber daya apa saja yang dapat digunakan secara bersama-sama. Sumber daya ini dapat digunakan oleh klien, yang melakukan proses mounting direktori atau berkas yang telah

dididstribusikan oleh administrator sebelumnya. Hal ini menyebabkan berkas atau direktori yang telah melakukan proses mounting tadi menjadi bagian lokal dari klien.

Network File sistem (NFS) menggunakan kerangka komponen utama yang didalamnya menerangkan operasi apa saja yang terjadi didalamnya. Standar External Data Resprentation (XDR) yang mendefinisikan bagaimana data terlibat dalam pertukaran antara server dan klien. Protokol Remote Procedure Call (RPC) adalah suatu mekanisme penggunaan ataupun pemanggilan prosedur yang berada pada komputer lain dalam jaringan komputer. Terakhir adalah mengatur operasi dan prosedur NFS yang bekerja menggunakan protokol RPC terhadap setiap permintaan, dan satu elemen tambahan yaitu protokol mounting yang digunakan untuk melakukan proses mounting perangkat atau direktori yang telah dijelaskan diatas.[9]

11

Salah satu bagian penting tujuan dari pembuatan kerangka NFS adalah kinerja sistem, sebenarnya yang dilakukan adalah mengkofigurasikan sebuah mesin komputer yang sifatnya bukan komputer lokal menjadi sebuah komputer yang dapat diakses layaknya seperti komputer lokal. Peranan NFS adalah suatu sistem yang digunakan untuk hal tersebut akan tetapi protokol digunakan juga menjadi suatu faktor yang menentukan dalam masalah kecepatan perpidahan data. Protokol yang digunakan dalam menghantar sistem NFS adalah User Datagram Protocol (UDP) yang mempunyai sifat conectionless akan tetapi memiliki fitur kecepatan yang lebih baik dibandingkan protokol hantaran lainnya seperti TCP yang mempunyai sifat conection oriented. Saat pembuatan jalur antara dua komputer pengguna TCP harus melakukan suatu perjanjian yang harus dibuat untuk mengirimkan data. Hal lain yang perlu kita pikirkan adalah bila suatu jalur pengiriman data putus maka UDP lebih cepat melakukan perbaikan jalur dibandingkan TCP.

Kata kunci lain pada saat pembuatan kerangka NFS adalah sederhana (yang berhubungan juga dengan kinerja sistem). Protokol NFS adalah jenis protokol yang conectionless, ini artinya NFS tidak memerlukan pengelolahan informasi tentang protokol apa yang bekerja pada server. Klien tetap mengirimkan semua informasi kebutuhan untuk mengirimkan permintaan kepada server, tapi server tidak mempunyai informasi tentang permintaan klien NFS sebelumnya atau sistematika hubungan permintaan NFS satu sama lain. Hal ini yang menyebut bahwa NFS merupakan sistem yang stateless.

2.2.3 Standar dan Versi NFS Awalnya Network File System (NFS) dirancang dan dipasarkan oleh Sun, NFS mulai menjadi standar de facto. NFS versi 2 resmi ditetapkan sebagai standar TCP / IP dengan RFC 1094, NFS: Network File System Protokol Specification, yang diterbitkan pada tahun 1989.[6]

12

NFS Versi 3 kemudian dikembangkan, dan dikeluarkan pada tahun 1995 dengan standar RFC 1813, NFS Version 3 Protokol Specification. Hal ini mirip dengan versi 2, namun terdapat beberapa perubahan dengan menambahkan beberapa kemampuan baru. NFS versi 3 mendukung perpindahan data yang lebih besar, dukungan lebih baik untuk menetapkan atribut berkas, dan beberapa akses berkas baru dan manipulasi prosedur. NFS versi 3 menyediakan perpindahan data yang lebih besar daripada versi 2 .[6]

NFS Versi 4 dikeluarkan pada tahun 2000 dengan standar RFC 3010, NFS Protocol version 4. Dimana perubahan pada NFS versi 3 tidak berjauh beda dengan versi 2. NFS versi 4 mempunyai perbedaan yang besar dengan versi-versi NFS sebelumnya, hampir semua format dalam NFS versi 4 mengubah sistem dasar yang mencakup yang diantaranya sebagai berikut:
a.

Mencerminkan kebutuhan internetworking modern, NFS versi 4 menempatkan penekanan lebih besar pada keamanan.

b.

NFS

versi

memperkenalkan

konsep

prosedur Compound, yang

memungkinkan beberapa prosedur sederhana yang akan dikirim dari klien ke server sebagai sebuah kelompok perintah.
c.

NFS versi 4 menambahkan prosedur akses yang dapat dilakukan klien pada saat mengakses berkas pada server NFS.

d.

NFS Versi 4 juga membuat perubahan signifikan dalam pesan, dengan spesifikasi TCP sebagai protokol transport untuk NFS.

e.

NFS versi 4 mengintegrasikan fungsi protokol mounting ke protokol NFS dasar, yang merupakan protokol terpisah pada NFS versi 2 dan 3.

2.3 Arsitektur dan Komponen NFS Network File System (NFS) adalah sebuah protokol yang berada pada layer aplikasi dari model TCP / IP. Sistem NFS bekerja meliputi lapisan sesi, presentasi dan aplikasi lapisan OSI. Dalam beberapa kasus, lapisan-lapisan ini dapat membantu dalam memahami arsitektur dari sebuah protokol, dan itu yang terjadi pada NFS.[6]

13

Arsitektur dan komponen utama pengoperasian NFS didefinisikan dalam bentuk tiga komponen utama yang dapat dipandang sebagai layanan yang berada di masing-masing dari tiga lapisan model OSI yang sesuai dengan lapisan aplikasi TCP / IP (lihat Gambar 2.1). Komponen-komponen ini adalah: a. Remote Procedure Call (RPC): RPC adalah lapisan sesi pada lapisan OSI layanan ini umumnya digunakan untuk mengimplementasikan klien/server fungsi internetworking. RPC adalah sebuah program memanggil prosedur lokal pada komputer pengguna tertentu, untuk pemanggilan prosedur pada perangkat remote melalui jaringan. b. External Data Representation (XDR): XDR adalah bahasa deskriptif yang memungkinkan tipe data didefinisikan secara konsisten. XDR secara konseptual berada pada layer presentasi memungkinkan representasi data yang akan dipertukarkan menggunakan sistem NFS antara komputer. c. Prosedur dan Operasional NFS: Fungsi sebenarnya dari NFS adalah diimplementasikan dalam bentuk prosedur dan fungsi operasi yang konseptual pada tujuh lapisan model OSI. Prosedur ini menentukan tugas-tugas tertentu yang akan dilaksanakan pada berkas melalui jaringan, menggunakan XDR untuk mewakili data dan RPC untuk menjalankan perintah di sebuah internetwork.

14

Gambar 2.1 : Arsitektur dan Komponen NFS

2.4 Standar External Data Representation (XDR) Standar External Data Representation (XDR) adalah untuk

memungkinkan seseorang di satu komputer untuk membaca dari atau menulis ke berkas pada komputer lain semudah seperti yang mereka lakukan di mesin lokal. Tentu saja, berkas pada komputer lokal semua disimpan dalam sistem berkas yang yang sama, menggunakan struktur berkas yang sama dan sarana yang sama mewakili berbagai jenis data. [7]

2.4.1 Menciptakan Metode External Data Representation (XDR) Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk merepresentasikan secara konsistensi untuk membatasi akses pada berkas remote pada komputer yang menggunakan sistem operasi yang sama. Hal ini akan membuang banyak efektivitas NFS. Ini juga akan sangat tidak praktis untuk mewajibkan setiap komputer untuk memahami representasi internal satu sama lain. Metode yang lebih umum yang diperlukan untuk memungkinkan antar mesin yang berbeda sistem operasi untuk berbagi data. Untuk tujuan ini, para pencipta NFS mendefinisikannya sebuah resprentasi sehingga data menggunakan

pendeskripsian data dengan bahasa yang universal. Bahasa ini disebut External Data Representation (XDR) , dan pada awalnya digambarkan dalam RFC 1014

15

akan

tetapi telah diperbaharui dalam RFC 1832, XDR: External Data

Representation, pada tahun 1995. [7]

Ide dibalik XDR sangat sederhana dan dapat dengan mudah dipahami dalam bentuk suatu analogi. Jika Anda telah delegasi berbicara 50 bahasa yang berbeda di sebuah konverensi, mereka akan mengalami kesulitan

berkomunikasi. Anda dapat menyewa penerjemah untuk memfasilitasi, tetapi Anda tidak akan pernah menemukan penerjemah untuk menangani semua kemungkinan kombinasi yang berbeda bahasa. Sebuah solusi yang lebih praktis adalah untuk menyatakan satu bahasa contohnya bahasa Inggris, untuk menjadi bahasa yang umum. Anda kemudian hanya perlu 49 Penerjemah: satu untuk menerjemahkan dari bahasa Inggris ke masing-masing bahasa non-Inggris dan kebalikannya. Untuk menerjemahkan dari Swedia ke Bahasa Portugis, Anda menerjemahkan dari Swedia ke Bahasa Inggris dan kemudian dari bahasa Inggris ke Bahasa Portugis. Bahasa umum dapat perancis, atau Spanyol, atau sesuatu yang lain, selama sebagai penerjemah bisa ditemukan dari semua bahasa-bahasa lain ke bahasa umum.

XDR bekerja dengan cara yang sama. Ketika informasi tentang cara mengakses sebuah berkas yang akan ditransfer dari perangkat A ke perangkat B, perangkat mengkonversikannya pertama dari A direpresentasi ke tipe data XDR tersebut. Informasi yang ditransmisikan melalui jaringan menggunakan enkoding XDR. Kemudian, perangkat B menerjemahkan dari XDR kembali ke representasi internal sendiri, sehingga dapat digunakan oleh pengguna seolah-olah pada sistem berkas lokal. Setiap perangkat hanya perlu tahu bagaimana mengkonversi dari bahasa mereka sendiri ke XDR dan kebalikannya. Perangkat A tidak perlu tahu pengkonversian ke bahasa B dan sebaliknya. Terjemahan semacam ini tentu saja merupakan pekerjaan klasik lapisan presentasi, dimana XDR ini berada. XDR itu sendiri didasarkan pada sebuah standar ISO yang disebut Abstract Syntax Notation.

16

Ide yang dijelaskan di sini adalah juga digunakan dalam protokol lain untuk memungkinkan pertukaran data yang independen. Sebagai contoh sebuah ide yang mirip yang ada di balik cara informasi manajemen komputer dipertukarkan menggunakan Simple Network Management Protocol (SNMP). Ide dasar yang sama mendasari penting Virtual Network Terminal (VNT) paradigma yang digunakan dalam protokol Telnet.[7] suatu

2.4.2 Tipe Data XDR. XDR akan menjadi bahasa universal dengan meresprentasikan berbagi tipe data. Tipe data tersebut harus memungkinkan penjelasan dari semua jenis data umum yang digunakan dalam komputer. Sebagai contoh, XDR harus membiarkan bilangan bulat, bilangan floating point, string dan konstruksi data lain untuk dipertukarkan. Standar XDR yang menggambarkan banyak struktur tipe data dengan menggunakan notasi agak mirip dengan bahasa "C". Seperti yang diketahui, ini adalah salah satu bahasa yang paling populer dalam sejarah komputasi, dan sangat erat terkait dengan UNIX.[7]

Tabel 2.1 menunjukkan tipe data yang didefinisikan oleh XDR. Tipe data yang dapat digunakan oleh NFS dalam pertukaran data antara klien dan server. Untuk setiap jenis data telah menyertakan kode tipe data, ukuran dalam bytes, nama tipe data, dan deskripsi singkat.
[a]

Tabel 2.1 : NFS External Data Representation (XDR) Data Types Tipe Data Size (bytes) 4

Penjelasan Signed Integer: A 32-bit integer ditandai dalam dua notasi, mampu memegang nilai dari -2147483648 ke 2147483647. Unsigned integer: A 32-bit unsigned integer, dari 0 sampai 4294967295. Enumerasi: Sebuah cara alternatif untuk mengekspresikan bilangan bulat yang ditandai di mana beberapa dari nilai-nilai

Int

Unsigned ind Enum

integer digunakan untuk mewakili nilai-nilai konstan tertentu.Sebagai contoh, Anda bisa mewakili warna pelangi, dengan mendefinisikan nilai 1 untuk berdiri untuk "Purple", 2

[a] tabel 182 pada daftar pustaka nomor 1

17

untuk berdiri untuk "BLUE" dan seterusnya. Boolean: Sebuah representasi logis integer, analog dengan Bool 4 tingkat dua pencacahan di mana nilai 0 didefinisikan sebagai "SALAH" dan 1 adalah "TRUE". Hyper 8 Signed Hyper Integer: sama dengan integer biasa, tapi 8 bytes lebar untuk memungkinkan nomor jauh lebih besar. Hyper unsigned integer: Sama seperti biasa tapi unsigned Unsigned hyper 8 integer 8 byte lebar untuk memungkinkan nomor jauh lebih besar. Floating-Point Number: A 32-bit floating-point ditandi Float 4 nomor. 1 bit memegang tanda (positif atau negatif), 8 bit eksponen hold (power), dalam basis 2, dan 23 bit terus mantissa (pecahan bagian dari angka). Double-Precision Floating-Point Number: Sama seperti float Double 8 tetapi dengan banyak bit untuk memungkinkan lebih presisi. 1 bit adalah untuk tanda, 11 bit untuk pangkat dan 52 bit untuk mantissa. Quadruple-Precision Floating-Point Number: sama seperti Quardruple 16 float dan double tetapi dengan masih lebih bit untuk memungkinkan lebih presisi. 1 bit adalah untuk tanda, 15 bit untuk eksponen dan 112 bit untuk mantissa. Opaque Data: Data yang harus disahkan antar perangkat tanpa diberi representasi tertentu menggunakan XDR. Istilah buram Opaque Variable berarti bahwa data diperlakukan sebagai suatu "black box" yang bagian dalam tidak dapat dilihat. Jelas, semua mesin menggunakan tipe data ini harus sendiri tahu cara mengolahnya. String variable String: Variabel string panjang dari karakter ASCII. Array: Sekelompok tunggal apapun jenis unsur-unsur di atas, seperti bilangan bulat, bilangan floating point dan sebagainya, (array) Variable dapat diperinci dalam array untuk memungkinkan banyak orang yang direferensikan sebagai satu unit. Mereka tidak diindikasikan menggunakan kode tipe data terpisah. Struktur: Sebuah struktur yang sewenang-wenang yang berisi Struct Variable elemen data lain dari tabel ini. Hal ini memungkinkan definisi dari tipe data yang kompleks. Union Void variable 0 Tipe data campuran Void: Sebuah "null" tipe data yang tidak berisi apa-apa.

18

const

Konstan: tidak menyatakan data, hanya mendefinisikan nilai konstan yang digunakan dalam representasi lain.

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.1, XDR menyediakan kemampuan pedeskripsian data yang cukup besar.

Selain Tabel 2.1 diatas, XDR juga menyediakan sarana untuk mendefinisikan tipe data baru dan metode untuk menentukan data opsional. Proses ini menyediakan fleksibilitas yang lebih tinggi melampaui jumlah tipe tertentu telah secara khusus dijelaskan. Setiap versi NFS memiliki daftar yang sedikit berbeda pada saat mendukung tipe data.

2.5 Remote Procedure Call (RPC) Hampir semua aplikasi yang berkaitan dengan berkas dan sumber daya lain menggunakan operasi RPC. Ketika sebuah program perangkat lunak pada komputer tertentu yang ingin membaca sebuah berkas, menulis sebuah berkas atau melakukan tugas-tugas yang terkait, memerlukan penggunaan instruksi perangkat lunak yang benar untuk tujuan ini. Untuk melakukan tindakan tersebut sebuah aplikasi melakukan panggilan prosedur tertentu. Prosedur yang menjalankan pengambil-alihan semantara untuk program utama dan melakukan tugas seperti membaca atau menulis data. Prosedur ini kemudian kembali mengontrol program dan kembali ke perangkat lunak yang memanggilnya, dan secara opsional mengembalikan data dalam keadaan baik.

Konsep utama NFS adalah untuk membuat akses berkas jarak jauh terlihat seperti akses berkas lokal. Sebuah aplikasi perangkat lunak yang ingin melakukan sesuatu dengan berkas pada komputer lain akan tapi sebelum mengambil berkas tersebut terdapat proses yang harus dilakuakn yaitu membuat panggilan

prosedur di komputer yang berbeda bukan lokalnya. Sebuah rutinitas set khusus digunakan untuk menangani transmisi panggilan di jaringan untuk melakukan tugas tersebut.

19

Fungsi ini telah dapat dilaksanakan langsung di NFS, tapi Sun membuat sesi terpisah pada komponen protokol yang disebut Remote Procedure Call (RPC) . Spesifikasi yang mendefinisikan bagaimana proses ini bekerja. RPC awalnya diciptakan sebagai subkomponen dari NFS

RPC adalah proses sebenarnya dalam berkomunikasi NFS. NFS sebenarnya didefinisikan dalam istilah satu set prosedur dan operasi RPC yang tersedia pada server NFS yang digunakan oleh klien NFS. Prosedur dan operasi memungkinkan suatu jenis tindakan yang harus diambil pada sebuah berkas, seperti membaca dari itu, menulis untuk itu atau menghapusnya pada komputer lain.

RPC adalah layanan (service) yang dikendalikan oleh suatu program yang disebut portmap. Untuk melakukan proses sharing dan mount pada NFS, terdapat beberapa layanan yang bekerja secara bersama-sama yaitu : a. nfs : layanan yang menjalankan proses RPC untuk melayani permintaan sistem berkas NFS. b. Nfslock : layanan tambahan yang menjalankan proses RPC untuk mengijinkan klien NFS untuk mengunci berkas pada server. c. Portmap : layanan RPC pada Linux yang merespon semua permintaan layanan RPC dan melakukan koneksi ke layanan RPC yang diminta.[7]

Berikut ini adalah

proses-proses RPC yang bekerja bersama-sama di

belakang layar untuk memfasilitasi terjadinya layanan NFS a. rpc.mountd : proses ini menerima permintaan melakukan proses mounting (pengaktifan device/direktori) dan melakukan proses verifikasi sistem berkas yang diekspor. Proses ini dijalankan secara otomatis oleh layanan NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user. b. rpc.nfsd : ini adalah proses utama server NFS yang bekerja pada kernel Linux untuk memenuhi kebutuhan klien NFS . c. rpc.lockd : merupakan proses tambahan yang mengijinkan klien NFS untuk mengunci berkas pada server.

20

d. rpc.statd : Proses ini menjalankan Network Status Monitor (NSM) yaitu protokol RPC yang memberikan pesan kepada klien NFS pada saat server NFS dijalankan ulang (restart). Proses ini dijalankan secara otomatis oleh layanan NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user. e. rpc.rquotad : Proses ini menyediakan informasi kuota pemakai (user

quota) untuk pengguna jarak jauh. Proses ini dijalankan secara otomatis oleh layanan NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user.

2.5.1 Penggunaan Operasi RPC pada Protokol Transport Ketika klien ingin melakukan beberapa jenis tindakan pada berkas di mesin tertentu maka klien menggunakan RPC untuk membuat panggilan ke mesin server. Server menerima permintaan dan melakukan tindakan yang diperlukan, kemudian mengembalikan kode hasil dan data ke klien. Kode hasil menunjukkan permintaan tersebut telah berhasil atau sudah dilakukan. Sebagai contoh, dalam kasus penulisan data, klien dapat mengasumsikan data telah berhasil ditulis untuk disimpan dalam waktu jangka panjang.

NFS

dapat

melakukan

mekanisme

perrmintaan

dari

kliennya

menggunakan RPC yang berada di lapisan sesion .TCP / IP

memiliki dua

protokol transport yaitu UDP dan TCP. Hal ini menarik untuk melihat bahwa NFS telah melakukan suatu evolusi dalam menggunakan protokol

transport. Standar yang mengatakan bahwa NFSv2 beroperasi menggunakan UDP, dan ini masih merupakan cara yang umum dilakukan oleh sistem NFS. NFS versi 3 mengatakan bahwa baik UDP atau TCP dapat digunakan, akan tetapi pada NFS versi 4 menentukan penggunaan TCP untuk membawa data. Nomor port yang digunakan oleh NFS adalah 2049, tetapi kenyataannya nomor port lain kadang-kadang digunakan untuk NFS, melalui penggunaan RPC "port mapper".[8]

2.5.2 Fungsi Kerja Klien dan Server NFS Server NFS dirancang untuk menjadi "stateless". Dalam istilah sederhana, ini berarti bahwa server NFS tidak melacak keadaan klien pada saat menggunakan suatu permintaan. Setiap permintaan bersifat independen dari permintaan

21

sebelumnya, dan server pada dasarnya tidak

menyimpan transaksi apa yang

dilakukan sebelumnya, ketika mendapat perintah baru dari klien. Proses stateless ini menguntungkan klien apabila server terjadi suatu kerusakan dari operasi NFS ataupun kerusakan pada hardware. Hal ini meringankan proses yang terjadi pada klien tampa harus menanggung kerusakan yang terjadi pada server.

2.5.3 Klien dan Server Cache Baik klien dan server NFS dapat menggunakan caching untuk memperbaiki kinerja. Server dapat menggunakan cache untuk menyimpan informasi yang diminta pada saat terjadi permintaan tujuannya agar server mengetahui jalur yang akan dilaluinya apabila terjadi permintaan yang sama hal ini disebut prefetching. Klien dan server NFS menggunakan teknik ini untuk memudahkan beban dari server yang akan melayani permintaan klien pada permintaan yang sama.[8]

2.6 Prosedur and Operasi pada Server NFS Pertukaran informasi antara klien dan server NFS dilakukan dibawah protokol Remote Procedure Call (RPC) . Oleh karena itu, fungsi NFS tidak dijelaskan dalam operasi protokol tertentu, akan tetapi menjelaskan proses apa saja yang dilakukan oleh klien ketika mengabil berkas dari server.[8] Setiap prosedur mewakili tindakan tertentu bahwa klien dapat melakukan operasi, seperti membaca dari sebuah berkas, menulis ke sebuah berkas, atau membuat atau menghapus direktori. Operasi yang dilakukan pada berkas harus menggunakan struktur data yang disebut file handle. Protokol mounting yang digunakan untuk melakukan proses mounting sistem berkas, digunakan untuk mengaktifkan penanganan berkas yang akan diakses untuk digunakan oleh prosedur NFS.

NFS versi 3 menggunakan model dasar yang sama untuk langkah-langkah yang akan dikerjakan pada server, tetapi membuat perubahan tertentu dibeberapa bagian. Dua dari prosedur NFSv2 dihilangkan, dan beberapa yang baru

22

ditambahkan untuk mendukung fungsi baru. Identitas yang diberikan untuk mengidentifikasi setiap prosedur itu juga berubah.

2.6.1 Prosedur server NFS Versi 2 and 3 Tabel 2.2 menunjukkan prosedur server yang didefinisikan dalam versi 2 dan 3 dari NFS.[8]
[b]

Tabel 2.2 : Prosedur yang berada pana NFS versi 2 dan versi 3 Prosedur #(v2) 0 Prosedur #(v3) 0 Nama prosedur null Ringkasan Prosedur

Penjelasan prosedur yang disediakan untuk tujuan pengujian. Mengambil atribut dari sebuah berkas di server jauh. Set (perubahan) atribut dari sebuah berkas di server jauh. Prosedur ini awalnya

Tidak melakukan apapun

getattr

Menangani berkas atribut fungsi get

setattr

Menangani berkas atribut fungsi set

---

root

Menangani filesytem root (lama)

didefinisikan untuk mengizinkan klien untuk mencari root sistem berkas jarak Mengembalikan berkas

lookup

Mencari nama berkas

berkas handle bagi klien untuk digunakan.

readlink

Membaca dari link sombolic

Membaca nama berkas yang ditentukan menggunakan symlink. Membaca data dari sebuah berkas. pengembangan untuk penggunaan di masa depan

read

Membaca dari berkas

---

writecache

Menulis di cache

di versi 2, namun ditinggalkan dan dihapus dari versi 3.

write

Menulis berkas

Menulis data ke berkas.

[b] tabel 183 pada daftar pustaka nomor 1

23

create

Membuat berkas

Membuat sebuah berkas di server. Menghapus berkas dari server. Merubah nana berkas Menciptakan sebuah "hard

10 11

12 14

remove rename

Menghapus berkas Mengubah nama berkas

12

15

link

Membuat link ke berkas

'(non-simbolis) link ke sebuah berkas.

13

10

symlink

Membuat link simbolik

Menciptakan symlink ke berkas. Menciptakan direktori pada server. Menghapus direktori. Membaca isi dari direktori. Memberikan kepada klien informasi umum tentang

14 15 16

9 13 16

mkdir rmdir readdir

Membuat direktori Menghapus direktori Membaca dari direktori

17

---

statfs

Mengambil atribut file system

sistem berkas jarak jauh, termasuk ukuran dari sistem berkas dan jumlah ruang bebas yang tersisa. (Baru di NFSv3.) Menentukan hak akses

---

access

Mengawasi akses masuk

bahwa seorang pengguna telah diperbolehkan untuk menggunakan sistem berkas tertentu. (Baru di NFSv3.)

---

11

mknod

Membuat perangkat khusus

Membuat berkas khusus seperti pipa atau perangkat bernama berkas. (Baru di NFSv3.)

---

17

readdirplus

Membaca dari direktori tingkat lanjut

Mengambil informasi tambahan dari sebuah direktori. (Baru di NFSv3.)

---

18

fsstat

Menngambil informasi dimamic dari file system

Pengembalian volatile (dinamis) sistem berkas informasi status seperti

24

jumlah data yang free di server dan slot yang dapat digunakan. (Baru di NFSv3.) Pengembalian statis informasi tentang sistem Menngambil informasi static dari file system berkas, seperti data umum tentang bagaimana sistem berkas yang digunakan, dan parameter untuk bagaimana permintaan ke server harus terstruktur. (Baru di NFSv3.) --20 pathconf Mendapatkan informasi POSIX Mengambil informasi tambahan untuk sebuah berkas atau direktori. (Baru di NFSv3.) Flushes setiap data yang memegang server dalam menulis cache untuk penyimpanan. Ini digunakan untuk --21 commit Cache data pada server memastikan bahwa data apapun bahwa klien telah dikirim ke server, tetapi server yang telah diadakan untuk penyimpanan tertunda menulis sesungguhnya adalah tertulis.

---

19

fsinfo

2.6.2 Server NFS Versi 4 Prosedur dan Operasional Pada kenyataannya klien NFS mungkin menggunakan banyak aksi berkas secara bersamaan, dan melakukanya secara berurutan untuk membaca suatu sumber daya. Satu masalah prosedur sistem server dalam NFS v2 dan NFS v3 adalah membagi prosedur dalam beberapa prosedur pemanggilan dengan cara ini

25

mengakibatkan suatu yang tidak efesien khususnya pada saat NFS digunakan melalui jaringan yang mempunyai waktu tundanya tinggi.

Untuk meningkatkan efesiensi prosedur server, NFS versi 4 menggunakan perubahan yang cukup besar tentang bagaimana prosedur pada server bekerja. Penambahan tersebut mengakibatkan setiap aksi yang dijalankan pada klien

dijadikan satu prosedur yang disebut compound. Di dalam prosedur compound, kapasitas operasi yang besar berjalan pada server dienkapsulasi terlebih dahulu sebelum dikirimkan. Ini artinya semua prosedur dikirimkan satu kesatuan perintah dan server membacanya sebagai suatu operasi yang dijalankan secara berurutan. Tabel 2.3 dibawah menjelaskan operasi dan prosedur yang berjalan pada NFS versi 4 :[1]
[c]

Tabel 2.3 : Prosedur yang berada pada NFS versi 4 Procedur Nama Procedur Null

Ringkasan Prosedur Tidak melakukan apapun Operasi Compound

Penjelasan prosedur yang disediakan untuk tujuan pengujian. Menggabungkan beberapa operasi pada NFS menjadi stu permintaan

Compound

Semua tindakan klien didefinisikan sebagai operasi dalam prosedur kompleks, seperti terlihat pada Tabel 2.3. Dari Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa jumlah operasi NFS versi 4 jauh lebih besar daripada jumlah prosedur dalam NFS versi 2 dan NFS versi 3. Hal ini disebabkan karena fitur yang ditambahkan di versi 4 dan fakta bahwa menggabungkan prosedur mounting pada prosedur NFS versi 4.

2.7 Model NFS File System dan mount Protokol NFS digunakan oleh klien untuk mensimulasikan akses ke direktori berkas remote seolah-olah berkas lokal, protokol merupakan hal yang harus ada pada saat menjalankan berkas dari sistem remote untuk pengguna lokal. Sama seperti berkas pada perangkat penyimpanan lokal disusun menggunakan sistem berkas tertentu,

[c] tabel 184 pada daftar pustaka nomor 1

26

NFS juga menggunakan model sistem berkas untuk mewakili bagaimana berkas akan ditampilkan ke pengguna.[1]

2.7.1Model sistem berkas NFS Model sistem berkas yang digunakan oleh NFS adalah salah satu model sama yang banyak digunakan yaitu susunan hirarki direktori yang berisi berkas dan subdirektori. Bagian atas hierarki direktori adalah root, yang berisi sejumlah berkas dan direktori tingkat pertama.

2.7.2 Mount Protokol NFS Sebelum dapat digunakan klien untuk mengakses berkas di server pada jaringan komputer, klien harus diberi cara untuk mengakses berkas. Ini berarti bahwa sebagian dari sistem berkas remote pada server harus tersedia untuk digunakan klien, dan berkas dibuka untuk diakses. Sebuah keputusan dibuat khusus ketika NFS diciptakan untuk menempatkan jenis akses berkas, membuka dan menutup fungsi ke dalam NFS . Protokol mounting digunakan untuk bekerja sama dengan NFS untuk menyediakan pengambilan suatu berkas yang berada pada server. [1]

Ketika direvisi untuk NFS versi 3, Protokol mounting ini juga diubah. NFS versi 3 Protokol mounting didefinisikan dalam lampiran I dari RFC 1813 (NFSv3). Ini berisi beberapa perubahan untuk bagaimana protokol mounting bekerja, tapi operasi keseluruhan dari dua versi protokol mounting kurang lebih sama.

Istilah "mounting" sebenarnya adalah istilah analog yang mengacu pada perangkat keras untuk membuat volume penyimpanan fisik yang tersedia. Dalam perangkat penyimpanan biasanya removable disk pack.

2.7.3 Mount Protocol Server Procedures Implementasi aktual dari protokol mounting ini sangat mirip dengan NFS itu sendiri. Seperti NFS, protokol mounting menggunakan protokol XDR untuk

27

menentukan tipe data yang akan dipertukarkan antara klien, server, dan RPC untuk menetapkan satu set prosedur yang klien dan server dapat digunakan untuk melakukan operasi yang berbeda. Perbedaan utama antara protokol mounting dan NFS adalah bahwa protokol mounting mendefinisikan prosedurprosedur yang berkaitan dengan pembukaan dan penutupan sistem berkas dari operasi akses berkas. Tabel 2.4 menunjukkan prosedur server yang digunakan dalam protokol mounting.[1]
[d]

Tabel 2.4 : Prosedur yang berada pada protokol mount Prosedur 0 Nama Prosedur Null Ringkasan

Penjelasan prosedur yang disediakan untuk tujuan pengujian. Melakukan suatu operasi mounting

Tidak melakukan apapun

Mnt

Menambahakan masukan mounting

oleh pemetaan jalan pada server ke sebuah berkas untuk menangani klien untuk digunakan.

Dump

Mengembalikan masukan mounting Menghapus masukan entry

Pengembalian daftar mounting sistem remote. Melakukan suatu "unmounting" dengan menghapus entri mounting Menghapus semua entri

Umnt

Umntall

Menghapus semua masukan mounting

mounting, sehingga menghilangkan semua berkas-mounting sistem antara server dan client. Pengembalian daftar berkas yang diekspor sistem dan menunjukkan

export

Mengembalukan list expotrt

klien yang diperbolehkan untuk melakukan proses mounting nya. Ini digunakan untuk membiarkan klien melihat apa yang dilayani sistem berkas tersedia untuk digunakan.

[d] tabel 186 pada daftar pustaka nomor 1

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN ASTERISK SEBAGAI SIP SERVER 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Perancangan sistem ini menggunakan minimal satu server yang berperan menjadi NFS server dan penambahan server dapat dilakukan dengan pengaturan secara khusus dibagian server dan klien. Pada sistem ini klien meminta sumber daya yang disediakan oleh server. Lokasi server harus berada dalam satu jaringan komputer yang terhubung satu sama lain, baik secara privat (jaringan yang alamat IP nya tidak perlu diketahui oleh jaringan internasional) ataupun publik.

Perancangan yang dilakukan terdiri atas satu klien yang meminta sumber daya dengan dua server NFS. Penggunaan layanan-layanan pendukung dari sistem ini terdapat beberapa yang diantaranya server NFS, server Web dan server FTP yang masing-masing server tersebut melayani permintaan klien.

Tahap pertama

perancangan adalah pembuatan

server NFS yang

menangani permintaan sharing sumber daya kepada klien NFS. Pada tahapan pembuatan sistem NFS dibagi dua bagian utama yaitu server dan klien. Server NFS terdiri dua buah mesin dengan server NFS I yang mempunyai alamat IP 192.168.1.52 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server dan server NFS II yang mempunyai alamat IP 192.168.1.31 yang mempunyai sistem operasi FreeBSD server. Server Web dan FTP terdapat dalam satu mesin yang juga merupakan klien NFS yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server.

Klien disini menggunakan sumber daya yang didistribusikan oleh server, klien pada perancangan sistem ini merupakan sebuah portal opensource yang digunakan secara aktif yaitu jaran.undip.ac.id yang menggunakan beberapa

server. NFS yang menjadi bagian dari sistem ini, pada portal ini jenis data dibedakan menjadi beberapa golongan khusus yang telah ditetapkan oleh pembuat sebelumnya yaitu ISO (image cd), Aplikasi open source, Buku Sekolah Elektronik

28

29

dan mirror (aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan oleh sistem Operasi open source dalam hal ini adalah linux dengan distro ubuntu dan debian).

Pengambaran sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah :

Jaringan WAN (Internet)

Jaringan lokal UNDIP

NFS Klien, Web Server, FTP Server dalam 1 mesin 192.168.1.45 / 222.124.207.181

NFS Server I 192.168.1.52

NFS Server II 192.168.1.31

Gambar 3.1 Perancangan sistem secara umum

30

Perancangan Server Web & wordpress

Perancangan Server FTP

Perancangan Sistem NFS

Server NFS

Klien NFS

Mesin Ubuntu Instalasi Pengujian NFS Konfigurasi Exports Restart NFS Showmount

Mesin FreeBsd Instalasi Pengujian NFS Konfigurasi Exports Restart NFS Showmount

Instalasi Mounting Pengujian NFS

Aplikasi Tambahan Phpsysinfo MRTG Sedot sampai tua

Gambar 3.2 Flowchart perancangan sistem NFS

3.2 Perancangan web server Perancangan pada server web sama secara umum yang dilakukan pada perancangan sistem NFS dimana server webterdiri server dan klien. Perbedaan dengan sistem NFS dalam pengerjaan tugas dan jenis permintaan. Server web bekerja untuk melayani permintaan klien tentang layanan HTTP / ataupun HTTPS yang biasa disebut layanan web. Server web mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server. Server web ini dapat melayani permintaan yang sifatnya lokal ataupun tidak lokal (jaringan publik diluar jaringan lokal UNDIP). Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada mesin dengan alamat

192.168.1.45 ini memiliki dua buah interface dan memiliki dua alamat IP yang berbeda juga. Alamat privat pada eth0 adalah 192.168.1.45 yang digunakan untuk melayani permintaan yang berasal dari jaringan lokal UNDIP dan Alamat publik pada eth1 adalah 222.124.207.181 yang digunakan untuk melayani permintaan yang berasal dari jaringan bukan lokal UNDIP.

31

Jaringan WAN (Internet)

Jaringan lokal UNDIP

Web Server 192.168.1.45 / 222.124.207.181

Gambar 3.3 Perancangan web server

Server web ini melayani permintaan layanan dengan menggunakan web dinamis wordpress sebagai fungsi tampilan. Perancangan web dinamis ini mengunakan hierarki yang memetakan setiap sumber daya. Gambar 3.4 Melihatkan hierarki wordpress yang digunanakan pada server web.

192.168.1.45/jaran/mesin

192.168.1.45/jaran/lokal

192.168.1.45/jaran/mrtg

192.168.1.45/jaran

192.168.1.45/jaran/statistik

192.168.1.45/jaran/mirror

192.168.1.45/jaran/public

192.168.1.45/jaran/public/ISO

192.168.1.45/jaran/public/bse

192.168.1.45/jaran/public/ opensource

Gambar 3.4 Skema wordpress pada web server

32

Penggunaan wordpress yang hirarki dimaksudkan pemetaan sumber daya pada masa mendatang lebih teratur. Semua sumber daya yang terdapat pada server web dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1 Sumber daya yang tersedia pada web server. Nama Sumber daya ISO Penjelasan Image cd atau pun dvd sistem Operasi opensource Aplikasi aplikasi opensource Buku Sekolah Elektronik untuk SD, SMP, SMA dan SMK Repository sistem Operasi Debian Repository sistem Operasi Ubuntu Alamat web server http://192.168.1.45/jaran/public/IS O/ http://192.168.1.45/jaran/public/ope nsource/ http://192.168.1.45/jaran/public/bse / http://192.168.1.45/jaran/debian/ http://192.168.1.45/jaran/ubuntu/

aplikasi-opensource buku-sekolahelektronik debian ubuntu

3.3 Perancangan FTP server Perancangan pada FTP mempunyai skema yang sama dengan server web. Perbedaan hanya terdapat pada pemetaan sumber daya yang diberikan. Hal ini dikarenakan penggunaan sistem NFS yang tidak memetakan secara langsung ke server FTP. Pemetaan sumber daya dipetakan pada setiap direktori yang akan berada pada server NFS yang akan dimasukan kedalam server FTP. Server FTP yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server. Server FTP dan web mempunyai kinerja yg sama dalam memenuhi permintaan pemindahan data. Server FTP ini dapat melayani permintaan yang sifatnya lokal ataupun tidak lokal ( jaringan publik diluar jaringan lokal UNDIP). Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada mesin dengan alamat 192.168.1.45 ini memiliki dua buah interface dan memiliki dua alamat IP yang berbeda juga. Alamat privat pada eth0 adalah 192.168.1.45 yang digunakan untuk melayani permintaan yang berasal dari jaringan lokal UNDIP dan Alamat publik pada eth1 adalah 222.124.207.181 yang digunakan untuk melayani permintaan yang berasal dari jaringan bukan lokal UNDIP.

33

Jaringan WAN (Internet)

Jaringan lokal UNDIP

FTP Server 192.168.1.45 / 222.124.207.181

Gambar 3.5 Perancangan ftp server.

Perancangan Server FTP yang mengambil sumber daya dari sistem NFS mempunyai sebuah proses yang harus dilakukan. Direktori berasal dari sistem NFS tidak dapat langsung dapat dipetakan dalam direktori FTP sedangkan pengaturan pada server FTP dan proses mounting telah dilakukan. Proses yang harus dilakukan adalah dengan melakukan sebuah proses yang dinamakan protokol mounting dengan tipe bind yang memetakan satu persatu direktori tersebut. Hal ini menjadi suatu permasalahan apabila sumber daya yang ada memiliki hierarki yang banyak dan bersifat dinamis. Permasalahan tersebut mengakibatkan sumber daya repository sistem operasi ubuntu dan debian tidak dapat dipetakan. Sumber daya yang dibagikan pada server FTP sama dengan server web kecuali repository sistem operasi ubuntu dan debian.

192.168.1.45/buku-sekolah-elektronik

192.168.1.45

192.168.1.45/ISO

192.168.1.45/aplikasi-opensource

Gambar 3.6 Skema perancangan pada ftp server

34

Sumber daya yang dibagikan pada server FTP dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah.

Tabel 3.2 Sumber daya yang tersedia pada ftp server Nama Sumber daya ISO aplikasi-opensource buku-sekolahelektronik Penjelasan Image cd atau pun dvd sistem Operasi open source Aplikasi aplikasi open source Buku Sekolah Elektronik untuk SD, SMP, SMA dan SMK Alamat web server ftp://192.168.1.45//ISO/ ftp://192.168.1.45/opensource/ ftp://192.168.1.45/bse/

3.4 Perancangan Sistem NFS Perancangan sistem NFS terdiri dari server dan klien yang menjadi kesatuan sistem. Server NFS mempunyai tugas sebagai penyedia sumber daya dan klien yang meminta sumber daya yang telah dibagikan tersebut. Server NFS terdiri dua buah mesin dengan server NFS I yang mempunyai alamat IP 192.168.1.52 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server dan server NFS I yang mempunyai alamat IP 192.168.1.31 yang mempunyai sistem operasi FreeBSD server. Klien NFS mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server. Klien NFS melakukan protokol mounting untuk memasukan sumber daya kedalam sistem lokal mereka untuk melihat pemetaan protokol mounting yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan skema perancangan sistem NFS dapat dilihat pada Gambar 3.7 dibawah ini.

NFS Klien 192.168.1.45 / 222.124.207.181

NFS Server I 192.168.1.52

NFS Server II 192.168.1.31

Gambar 3.7 Perancangan sistem NFS

35

Tabel 3.3 : Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien Alamat IP Nama Berkas Sumber /home/ftp 192.168.1.52 /var/www/jaran/iso /iso/data1 /home/data1 192.168.1.31 /home/data2 /home/data3 Tujuan /mnt/nfs/jaran/nfs1 /mnt/nfs/jaran/nfs2 /mnt/nfs/jaran/nfs3 /mnt/nfs/jaran/nfs4 /mnt/nfs/jaran/nfs5 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Tabel 3.1 melihatkan dikrektori yang berada pada server NFS dan selanjutnya dilakukan proses mounting yang dilakukan pada klien NFS.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IM Perancangan sistem NFS, dibutuhkan penanaman beberapa aplikasi pada server yang berfungsi sebagai pusat dari kegiatan yang diperlukan antara pengguna dari jaringan publik dan layanan-layanan pada jaringan lokal untuk bisa saling berhubungan. Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari penanaman sistem NFS serta pengujian sistem dalam lingkup jaringan yang ada. Server yang memiliki layanan server web dan server ftp yang saling bekerja sama membentuk active repository opensource UNDIP. Aplikasi tersebut antara lain Sistem NFS, server web, server FTP dan aplikasi tambahan lainnya.

4.1

Persiapan Sistem Operasi Server Penanaman sistem ini, mengunakan mesin server IBM series dengan

spesifikasi prossesor Intel(R) Xeon(R) CPU E5405 @ 2.00GHz, memory 1 GB, dan Hardisk 70 GB tipe SAS. Mesin server menggunakan sistem operasi Linux dan menggunakan turunan dari Debian, yaitu Ubuntu Server 9.10. Alasan digunakan turunan dari debian yaitu Ubuntu versi ini adalah karena server repository untuk server Ubuntu 9.10 mudah dijangkau sehingga diharapkan memudahkan proses konfigurasi. Sama dengan instalasi kebanyakan sistem operasi, instalasi Ubuntu menggunakan paket instalasi yang berupa CD. Tampilan booting awal sebelum memulai instalasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Booting instalasi Ubuntu Server.

36

Dipilih menu Install Ubuntu Server untuk menginstalkan sistem operasi ini pada server. Tahapan berikutnya akan diperlihatkan pilihan language, setelah itu ada pemilihan di daerah mana pengguna berada (country), pendeteksian dari layout keyboard, serta configure network. Dalam proses instalasi akan ditawarkan software selection seperti Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Software selection dalam instalasi Ubuntu Server.

Dalam software selection dipilih OpenSSH Server saja agar server tersebut dapat dioperasikan dari jarak jauh, hal itu bisa dilakukan setelah server sudah memiliki alamat IP. Saat proses instalasi selesai, komputer akan melakukan restart pada tahap ini CD dikeluarkan sehingga komputer akan membaca data dari harddisk untuk memulai kerjanya. Booting tampilan awal pada server tersebut setelah proses instalasi selesai seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Layar Login Ubuntu Server.

37

38

Proses instalasi server telah selesai dan siap untuk digunakan, kemudian login dengan user dan password yang telah diisi pada waktu proses instalasi. Perlu di ingat bahwa untuk melakukan perubahan, penambahan, maupun pengurangan konfigurasi pada sistem. User yang dipakai harus bisa menjadi super user agar dapat melakukan kegiatan tersebut. Untuk menjadi super user diketik perintah sudo i seperti terlihat pada Gambar 4.4 dan untuk password merupakan kata sandi dari user yang telah dibuat.

Gambar 4.4 Login Ubuntu Server.

Setelah server berjalan perlu diberikan alamat IP pada server tersebut. Dengan perintah berikut akan dilakukan pengisian alamat tersebut menjadi konfigurasi permanen.
#vim /etc/network/interfaces

Perintah vim merupakan perintah untuk menjalankan program vim yang berfungsi seperti aplikasi Notepad tetapi berjalan pada area terminal. Penambahan alamat tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.5. Cara menulis dalam vim hampir sama dengan pada aplikasi seperti Notepad yang berbeda hanyalah perintah-perintah seperti menyimpan, mencari dan semacamnya.

39

Gambar 4.5 Pengaturan alamat IP

Perintah-perintah

tersebut

sebelumnya

harus

diketahui

dalam

penggunaannya untuk menyimpan hasil konfigurasi menekan :wq dan kalo ingin keluar cukup menekan :q proses untuk memasukan isi dari berkas terlebih dahulu menekan insert dan menekan esc untuk mengakhirinya. Perlu ditambahkan juga Domain Name Sistem (DNS) untuk memetakan host-host yang ada dalam jaringan Internet. Penambahan DNS tersebut sebagai berikut.
#vim /etc/resolv.conf

Pada pengaturan ini DNS server diarahkan ke DNS server yang sudah ada, karena dalam kasus ini digunakan jaringan UNDIP maka DNS yang digunakan adalah.
nameserver 192.168.1.95 nameserver 192.168.1.47

Perlu disiapkan alamat repository untuk melakukan instalasi agar dapat menambah pustaka serta komponen tambahan untuk mendukung aplikasi yang akan ditanamkan di sistem operasi server tersebut.
#vim /etc/apt/sources.list

Di dalam berkas tersebut terdapat alamat-alamat tujuan yang telah ada sebelumnya. Agar tidak menuju ke alamat yang telah ada, dapat dilakukan dengan menambahkan # diawal alamat-alamat yang telah ada tersebut atau dapat

40

dilakukan dengan cara menghapus isi dari berkas tersebut. Tambahkan dengan alamat-alamat berikut yang merupakan repository lokal yang berada di jaringan lokal UNDIP. Daftar tersebut harus dikenalkan ke sistem operasi dengan perintah.
#apt-get update

Perintah tersebut untuk melakukan update dengan server yang telah dituliskan pada berkas sources.list, Setelah langkah diatas dijalankan, maka sistem operasi server telah dapat digunakan untuk penanaman sistem NFS. Proses instalasi paket-paket yang diperlukan untuk membangun sistem NFS dapat dilakukan.
deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic karmic main main restricted restricted

universe multiverse deb-src universe multiverse deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-updates main restricted universe multiverse deb-src deb deb-src deb deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu http://jaran.undip.ac.id/ubuntu http://jaran.undip.ac.id/ubuntu http://jaran.undip.ac.id/ubuntu http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-updates karmic-backports karmic-backports karmic-security karmic-security main main main main main restricted universe multiverse restricted universe multiverse restricted universe multiverse restricted universe multiverse restricted universe multiverse Gambar 4.6 Konfigurasi berkas /etc/apt/source.list

4.2

Server LAMP

4.2.1 Instalasi dan Konfigurasi LAMP LAMP adalah istilah yang merupakan singkatan dari Linux, Apache, MySQL dan PHP. LAMP merupakan sebuah paket perangkat lunak (software) bebas yang digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi secara lengkap. Sebagian besar aplikasi alamat web atau blog di internet menggunakan LAMP. Komponen-komponen dari LAMP:

41

1. 2. 3. 4.

Linux sebagai sistem operasi. Apache HTTP Server sebagai server web. MySQL sebagai sistem basis data (database). PHP sebagai bahasa pemrograman yang dipakai.

Server

HTTP

Apache atau Server

web/www

Apache adalah server

web yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi (Unix, BSD,Linux, Microsoft Windows dan Novell Netware serta platform lainnya) yang berguna untuk melayani dan memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas web/www ini menggunakan HTTP. Apache memiliki fitur-fitur canggih seperti pesan kesalahan yang dapat dikonfigurasi, autentikasi berbasis basis data dan lain-lain. Apache juga didukung oleh sejumlah antarmuka pengguna berbasis grafik (GUI) yang memungkinkan penanganan server menjadi mudah. Apache merupakan perangkat lunak sumber terbuka dikembangkan oleh

komunitas terbuka

yang terdiri

dari pengembang-pengembang dibawah

naungan Apache Software Foundation. MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi

GPL(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada

sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.

42

Semua paket LAMP (Linux Apache Mysql PHP) dapat didownload di Internet secara gratis (free software), fungsi LAMP disini sebagai multi server yang menangani Apache, MySql dan Php. Pada saat pengistalan LAMP di sistem NFS menggunakan suatu metode yang telah ada akan tetapi jarang digunakan dalam instalasi disistem Linux Ubuntu yaitu tasksel.

Tasksel merupakan metode yang membantu para pengguna sistem operasi Linux Ubuntu server dalam proses pengisntalan. Bagian akan menggunakan tasksel dalam mengistall LAMP server.
root@jaran-nfs:~# tasksel

Maka yang muncul adalah layar berbasiskan ncurses, yang menampilkan daftar task. Seperti Gambar 4.7.

Gambar.4.7 Menu Pemilihan Software pada tasksel

Pada tasksel install lamp-server yang maka tasksel akan menyiapkan berkasberkas yang akan diinstal.

43

Gambar.4.8 Persiapan penginstalan lamp-server

Setelah itu tasksel mulai menginstall package apa saja yang akan diinstall

Gambar.4.9 Penginstalan package yang akan diinstal lamp-server

Dalam proses instalasi pada lamp-server, mysql merupakan bagian dari lampserver pada sistem mysql membutuhkan password dari root yang merupakan fungsi yang wajib untuk jaminan keamanaan. Pada proses instalasi akan diminta untuk memasukan password untuk pengguna administrator (root).

Gambar.4.10 Pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server

Untuk memastikan bahwa password yang dimasukan sudah benar maka akan diminta untuk memasukan password untuk administrator tersebut.

Gambar.4.11 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server

44

Setelah proses pemasukan password root mysql maka instalasi lampserver telah dilakukan Untuk melihat paket apa saja yang diintall ketika menggunakan tasksel, dalam bagian ini list yang akan dilihat yaitu lamp-server dengan perintah
root@jaran-nfs:~# tasksel --task-packages lamp-server

maka akan terlihat paket yang akan di install seperti Gambar 4.12

Gambar.4.12 Package lamp-server yang telah diinstal pada proses tasksel

Untuk memudahkan dalam pengaturan lamp-server dalam hal ini akan digunakan pengaturan lamp-server dalam bentuk GUI (Grafik User Interface) maka diperlukannya intalasi phpmyadmin seperti proses dibawah
root@jaran-nfs:~# apt-get install phpmyadmin

Proses instalasi akan berjalan dalam instalasi phpmyadmin, dalam instalasi phpmyadmin maka package akan bertumpuk akan tetapi hal tersebut tidak perlu ditakutkan package yang ada tidak hilang hanya diperbaharui ini dikarenakan sourcelist yang kita gunakan sama.

45

Pada saat proses instalasi phpmyadmin akan bertanya server web apa yang anda pakai, dalam sistem ini memakai server web Apache.

Gambar.4.13 Pemilihan web server pada instalasi phpmyadmin

Setelah memilih server web yang dipakai maka hal yang perlu diperhatikan adalah basis data phpmyadmin memrlukan adanya basis data

dalam penggunaannya, maka pada instalasi anda ditanya apakah akan menkonfigurasi basis data anda bila anda instalasi baru maka anda memilih yes bila anda sudah memiliki basis data sebelumnya maka hal ini telah dilakukan sebelumnya dan anda bisa memilih no.

Gambar.4.14 Pengaturan konfigurasi database pada instalasi phpmyadmin

Sama halnya anda menginstal lamp-server maka pada instalasi ini anda akan disuruh untuk memasukan password root pada basis data anda.

Gambar.4.15 Pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin

46

Dan anda akan diminta untuk memastikan password yang anda isiskan sudah sama dan benar.

Gambar.4.16 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin.

4.2.2 Pengujian Server MySQL Pemeriksaan apakah server basis data MySQL sudah berjalan yaitu dengan melihat port 3306 (port standard server MySQL) terbuka atau tidak menggunakan perintah:
# netstat -tan|grep 3306|grep LISTEN tcp 0 0 127.0.0.1:3306 0.0.0.0:* LISTEN

Untuk memastikan, kita buka koneksi ke MySQL melalui terminal:


root@jaran-nfs:~# mysql -u root -p Enter password: Welcome to the MySQL monitor. Your MySQL connection id is 170 Server version: 5.1.37-1ubuntu5 (Ubuntu) Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the current input statement. mysql> Commands end with ; or \g.

4.2.3 Pengujian Apache Periksa dulu apakah Apache sudah mendengarkan port 80 (permintaan HTTP) dengan menggunakan perintah:
#nmap -A localhost|grep Apache 80/tcp open http Apache httpd 2.2.12 ((Ubuntu))

Untuk menguji apakah modul PHP sudah berjalan dengan baik, bisa diperiksanya dengan mengakses http://<alamat-server>/phpmyadmin. Jika PHP bekerja, akan tampil halaman web seperti pada Gambar 4.17

47

Gambar 4.17 Hasil kode PHP pada phpmyadmin oleh Apache.

4.2.4 Pengujian Php Kemudian untuk mengecek Php, buatlah berkas semisal berkas coba.php yang isinya seperti ini:
<? phpinfo(); ?>

Simpan berkas tersebut ke direktori /var/www/ atau ke direktori lain apa bila anda menggunakan module alias. kemudian ketikan http://192.168.1.45/coba.php pada address bar di browser anda.

Gambar.4.18 Uji coba php

48

4.3 NFS Server 4.3.1 Instalasi NFS Server a. Mesin Ubuntu server. Pada saat merancang sistem distribusi data dengan NFS pengaturan yang dilkukan pada server adalah suatu kebutuhan utama. NFS server disini berguna menyediakan data yang akan digunakan oleh klien NFS. Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan mengistal paket-paket dari server NFS dengan perintah sebagai berikut :[11]
root@jaran:~# apt-get install nfs-kernel-server nfs-common portmap

Setelah perintah diatas dikerjakan maka server NFS telah terinstal, pada proses NFS ada beberapa berkas yang harus dikonfigurasi untuk menjalankan sistem NFS yang diantaranya yaitu : a. Exports : berkas ini berada pada /etc/exports, berkas ini berguna untuk memberikan suatu pengaturan kemana berkas akan distribusikan dan pengaturan apa saja yang diperbolehkan dalam penggunaan sumber daya tersebut. b. Hosts.allow : berkas ini berada pada /etc/hosts.allow, konfigurasi berkas ini tidak dijelaskan dilaporan ini, isi berkas ini berguna untuk menyaring IP (alamat komputer) mana saja yang diperbolehkan mengakses suatu sumber daya. c. Hosts.deny : berkas ini berada pada /etc/hosts.deny, konfiguras berkas ini tidak dijelaskan dilaporan ini, isi berkas ini berguna untuk menyaring IP (alamat komputer) mana saja yang tidak diperbolehkan mengakses suatu sumber daya. Untuk hosts.allow dan hosts.deny digunakan untuk faktor keamanan, yang berkerja dengan skema, jika ada suatu alamat IP yang akan mengakses maka mesin akan melihat ke hosts.allow jika ada maka dibiarkan lewat, jika tidak maka mesin akan melihat ke hosts.deny bila ada maka tidak dibiarkan lewat tetapi bila tidak ada maka akan dibiarkan mengakses sumber daya.

49

b. Mesin FreeBsd. Perancangan sistem NFS pada penelitian ini terdapat dua buah server NFS yaitu mesin ubuntu (192.168.1.52) dan mesin freebsd (192.168.1.31). Tahapan instalasi pada freebsd dilakukan dengan pengaturan pada berkas /etc/rc.conf dengan pengaturan sebagai berikut :
rpcbind_enable="YES" NFS_server_enable="YES" mountd_flags="-r" rpc_lockd_enable="YES" rpc_statd_enable="YES"

Pengaturan diatas telah dibuat maka diperlukan untuk merestart server freebsd agar perubahan yang terjadi dapat dijalankan. Indikator pada ubuntu dan freeBsd adalah sama dengan melihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah berjalan dengan perintah rpcinfo p bila semua telah ada maka sistem NFS telah berjalan dengan baik.

Tahapan selanjutnya adalah dengan membuat suatu pengaturan berkas apa saja yang akan diekpor. Berkas ini berada pada /etc/exports dengan format yang sama dengan ubuntu. Pengaturan mengenai berkas expor akan dibahas pada bab selanjutnya. Setelah melakukan pengaturan di berkas /etc/export agar perubahan tersebut teregistrasi pada sistem NFS maka perlu mengetikan perintah killall TERM mountd dan killall -hup mountd, perintah perintah tersebut berguna untuk merestart mesin NFS. Tahapan sebelumnya telah mengijinkan berkas untuk diexpor agar dapat diakses oleh klien maka perlu dilakukan proses restart server NFS dengan perintah rpcbind, nfsd u t n -4, dan mountd r. Proses restart telah berhasil untuk memastikan apakah server NFS sudah berjalan maka ketikan perintah rpcinfo p dan lihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah terdaftar.

4.3.2 Konfigurasi Exports Seperti yang telah dijelaskan diatas,berkas exports berisi tentang daftar sumber daya yang akan dibagikan secara merata dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan. Format konfigurasi yang berada pada /etc/exports biasanya berbentuk seperti : [11]

50

directory machine1(option11,option12) machine2(option21,option22)

dimana a. directory Direktori yang Anda inginkan untuk bagikan secara merata. Mungkin seluruh volume meskipun tidak perlu. Jika Anda berbagi direktori, maka semua direktori yang berada dibawah direktori yang diekspor akan dibagi juga.

b. machine1 dan machine2 Mesin klien yang akan memiliki akses ke direktori. Mesin bisa didaftarkan oleh Alamat DNS atau alamat IP (misalnya, machine.company.com atau 192.168.0.8). Menggunakan alamat IP lebih dapat diandalkan dan lebih aman.

c. optionxx Daftar pilihan opsi yang diberikan server kepada klien tentang bagaimana sumber daya tersebut digunakan.Opsi yang diberikan sebenarnya sudah ada dan dapat digunakan, opsi dibawah merupakan opsi yang biasanya dipakai pada kebanyakan pengaplikasian: a. ro : Direktori digunakan bersama-sama bersifat read only, mesin klien tidak akan bisa menulis untuk sumber daya tersebut. b. rw : Mesin klien akan memiliki akses membaca dan menulis ke direktori. c. no_root_squash : merupakan pengaturan default, berkas permintaan apa saja yang dibuat oleh user root pada mesin klien diperlakukan seolah-olah merupakan direktori lokal mereka sendiri. Jika no_root_squash dipilih, maka root di mesin klien akan memiliki tingkat yang sama akses ke berkas di sistem sebagai root pada server. Ini dapat memiliki implikasi keamanan serius, meskipun mungkin diperlukan, jika Anda ingin melakukan apapun pekerjaan administratif pada mesin klien yang melibatkan direktori yang diekspor. Anda tidak boleh menentukan pilihan ini tanpa alasan yang baik. d. no_subtree_check : Jika hanya bagian dari volume ekspor, disebut subtree rutin memeriksa memverifikasi bahwa berkas yang diminta dari klien di bagian yang sesuai volume. Jika seluruh volume ekspor, nonaktifkan cek ini akan mempercepat transfer.

51

e. Sync : merupakan pengaturan default, semua tetapi versi terbaru (versi 1.11) dari perintah exportfs akan menggunakan perilaku async, mengatakan mesin klien yang menulis sebuah berkas selesai yaitu telah ditulis untuk penyimpanan stabil ketika NFS telah selesai menyerahkan menulis ke berkas sistem. Perilaku ini dapat menyebabkan data rusak jika server reboot, dan pilihan sync mencegah hal ini.

Pada implementasi aplikasi pada sistem ini kita menggunakan sebuah server jaran.undip.ac.id yang akan menjadi klien NFS dan mesin yang meminta sumber daya adalah mesin dengan IP 192.168.1.45 maka

pengaturannnya seperti :
# exports pada mesin Ubuntu /home/ftp 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash) /var/www/jaran/iso 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash) /iso/data1 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash) #/etc/exports di freebsd /home/data1 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45 /home/data2 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45 /home/data3 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

Gambar.4.19 Konfigurasi /etc/exports

4.3.3 Pengujian NFS Server Untuk memastikan apakah server NFS telah jalan maka kita mengetikan perintah:
root@jaran:~# rpcinfo p

Setelah perintah tersebut diketikan maka akan keluar status dan port yang digunakan NFS, bila port yang diinginkan tidak ada maka restart server NFS, hasilnya akan seperti Gambar 4.20 dibawah .

52

root@jaran:~# rpcinfo p program vers proto port 100000 2 tcp 111 portmapper 100000 2 udp 111 portmapper 100024 1 udp 52741 status 100024 1 tcp 50436 status 100021 1 udp 42517 nlockmgr 100021 3 udp 42517 nlockmgr 100021 4 udp 42517 nlockmgr 100021 1 tcp 41774 nlockmgr 100021 3 tcp 41774 nlockmgr 100021 4 tcp 41774 nlockmgr 100003 2 udp 2049 nfs 100003 3 udp 2049 nfs 100003 4 udp 2049 nfs 100003 2 tcp 2049 nfs 100003 3 tcp 2049 nfs 100003 4 tcp 2049 nfs 100005 1 udp 39364 mountd 100005 1 tcp 41610 mountd 100005 2 udp 39364 mountd 100005 2 tcp 41610 mountd 100005 3 udp 39364 mountd 100005 3 tcp 41610 mountd Gambar 4.20 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p

Seperti yang kita lihat NFS telah berjalan, setelah itu kita memeriksa direktori apa saja yang yang dibagikan merata pada proses NFS maka kita mengetikan :
root@jaran:~# showmount -a All mount points on jaran: 192.168.1.45:/home/ftp 192.168.1.45:/iso/data1 192.168.1.45:/var/www/jaran/iso

Dari hasil yang keluar kita dapat lihat direktori /home/ftp, /iso/data1, /var/www/jaran/iso dibagikan secara merata dari server jaran ke server 192.168.1.45.

4.3.4 NFS Troubleshooting Penggunaan sistem NFS mungkin terdapat kesalahan pada sistem yang telah dikonfigurasi. Faktor yang menyebabkan hal tersebut terdapat dua kemungkinan yaitu berasal dari pengaturan admin ataupun sistem mesin yang belum mengeksekusi secara baik atau penuh konfigurasi yang telah dilakukan oleh admin. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan sistem NFS tidak berjalan

53

yang dapat kita lihat pesan-pesan kesalahan yang ada. Kemungkinan tesebut diantaranya : 1. Kesalahan tidak bisa melihat sumber daya yang telah melakukan proses mounting. Semua sumber daya yang telah melakukan proses mounting dapat kita lihat dengan perintah df h atau mount f . Perintah untuk melihat format lengkap mengenai opsi apa saja yang dipakai pada saat proses mounting dapat dilihat dalam berkas /proc/mounts. Jika pada saat melakukan pemeriksaan diatas berkas yang diiginkan tidak ada, ini berarti berkas tersebut belum melakukan proses mounting. 2. Permasalahan tidak bisa untuk melakukan proses mounting sumber daya. Untuk permasalahan ini pesan kesalahan yang akan ada yaitu : a. Tidak bisa dengan pesan kesalahan Permission denied Ini artinya server tidak dapat mengenal permintaan akses untuk sumber daya. Beberapa tahapan dalam pemeriksaaan yang diantaranya : 1. Melihat pengaturan pada /etc/exports dan pastikan sumber daya telah diekspor apakah klien telah diberi ijin untuk mengakses. Sebagai contoh jika hak klien hanya untuk membaca dengan opsi melakukan proses mounting ro maka ubah menjadi rw. 2. Pastikan berkas /etc/exports telah diregistrasi dengan mengetikan perintah exportfs ra. 3. Melihat berkas /proc/fs/nfs/exports dan pastikan bahwa klien sudah terdaftar secara benar. Jika tidak maka lakukan pengekporan ulang. 4. Pastikan proses mounting tidak menyalahi 4 aturan mounting yang berisi sebagai berikut : a. filesystem dapat diexpor dari server. b. direktori induk tidak dapat melakukan proses mounting apabila direktori bawah induk telah melakukan proses mounting.

54

c. direktori bawah induk tidak dapat melakukan proses mounting apabila direktori induk telah melakukan proses mounting. d. hanya dapat mengekpor berkas lokal saja. b. Tidak bisa dengan pesan kesalahan RPC:
Registered: Program Not

ini artinya klien mengetahui bahwa server NFS tidak

berjalan. Hal ini terdapat beberapa kemungkinan yang diantaranya :


1. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa apakah

server NFS telah berjalan di server dengan perintah rpcinfo p. maka akan menghasilkan informasi seperti :
root@jaran:~# rpcinfo p program vers proto port 100000 2 tcp 111 portmapper 100000 2 udp 111 portmapper 100024 1 udp 52741 status 100024 1 tcp 50436 status 100003 2 udp 2049 nfs 100003 3 udp 2049 nfs 100003 4 udp 2049 nfs 100003 2 tcp 2049 nfs 100003 3 tcp 2049 nfs 100003 4 tcp 2049 nfs 100005 1 udp 39364 mountd 100005 1 tcp 41610 mountd 100005 2 udp 39364 mountd 100005 2 tcp 41610 mountd 100005 3 udp 39364 mountd 100005 3 tcp 41610 mountd Gambar 4.21 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p

Informasi yang membangun sistem NFS adalah portmapper, nfs dan mountd apabila ketiga elemen tersebut tidak ada pada saat melihat informasi rpcinfo p maka restart server NFS.

2. Tahap pertama memeriksa apakah server NFS telah berjalan

pada mesin server. Tahap selanjutnya memeriksa apakah server NFS telah berjalan yang dilakukan pada mesin klien dengan perintah rpcinfo p [alamat server]. Hal yang harus diperiksa sama dengan tahap 1.

55

3. Jika mendapatkan pesan kesalahan No Remote Programs


Registered

maka ini

berarti

bahwa klien tidak

diperbolehkan untuk mengakses server. Hal ini dapat diperbaiki dengan melihat apakah klien sudah diijinkan untuk mengakses server pada berkas /etc/hosts.allow dan /etc/hosts.deny.
4. Jika mendapatkan pesan kesalahan Remote system error
- No route to host

maka ini berarti bahwa server dan

klien tidak berada dalam satu jaringan dan tidak adanya routing yang berjalan diantara mereka. 4.4 NFS Klien 4.4.1 Instalasi NFS Klien Setelah membuat NFS server maka tahap selanjutnya adalah melakukan proses instalasi NFS klien dengan perintah seperti :
root@jaran:~# apt-get install nfs-common portmap

Setelah proses instalasi sudah terpenuhi maka kita siap untuk melakukan proses NFS seperti yang telah dijelaskan pada server NFS akses hanya diberikan pada mesin yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 maka bila pengaturan telah benar maka proses selanjutnya yang akan dilakukan adalah melakukan proses mounting berkas yang telah disediakan oleh server. Mounting adalah proses untuk menambahkan atau memanggil direktori kedalam direktori lokal. Terdapat 2 jenis mounting yaitu: a. Automount : proses mounting dimana perintah mounting akan terusmenerus ada walaupun mesin dimatikan contoh perintahnya ada pada fstab dan autofs. b. Manual mount : proses mounting dimana perintah mounting akan hilang jika mesin dimatikan.

56

a.

Manual Mount Dalam manual mounting konfigurasi akan dilakukan berulang-ulang

apabila server atau pun klien NFS mati, contoh konfigurasi pada aplikasi ini adalah
root@jaran-nfs:~# mount 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 root@jaran-nfs:~# mount192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 root@jaran-nfs:~# mount 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3

Pada konfigurasi di atas mempunyai arti bahwa direktori /home/ftp yang berasal dari 192.168.1.52 dijadikan direktori lokal /mnt/nfs/jaran/nfs1 pada mesin 192.168.1.45.

b.

Automount Pada proses mounting menggunakan automount pengaturan untuk proses

ini dilakukan hanya sekali saja, mesin akan menjalan konfigurasi ini secara otomatis pada proses booting pertamanya, pegaturan tentang hal ini tersimpan di /etc/fstab pegaturan yang ada di linux untuk konfigurasinya seperti Gambar 4.22.
#NFS dari jaran.undip.ac.id --> lihat rc.local 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6 nfs rw,sync,hard,intr 0 0

Gambar.4.22 Konfigurasi /etc/fstab pada proses mounting

Opsi pada pengaturan berkas fstab sama halnya yang dilakukan pada saat melakukan proses mounting manual /var/www/jaran/iso yang berada pada 192.168.1.52 yang akan dijadikan direktori lokal /mnt/nfs/jaran/nfs2 pada

192.168.1.45, sedikit mengulas tentang opsi yang diberikan. a. hard : proses mounting kan bersifat hard mounting yang akan mengikatnya tidak secara simbolik.

57

b. intr : suatu tahap interupsi, opsi ini sangat diperlukan pada saat terjadi kerusakan pada server atupun klien. c. rsize : besaran sumber daya yang diberikan yang berati besar maksimum suatu mesin dalam mounting pada proses membaca. d. wsize : besaran sumber daya yang diberikan yang berati besar maksimum suatu mesin dalam mounting pada proses menulis.

Pada saat pengaturan secara otomatis akan berjalan bila server atupun klien telah direstart. Masalah akan ada pada saat berkas fstab tidak berjalan dengan baik yang akan berakibat gagalnya proses mounting dari server ke klien. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan manual mounting akan tetapi tidak terpengaruh masalah mengenai mesin yang direstart, pemecahan masalah tersebut dengan mengetikan perintah mount manual pada berkas /etc/rc.local yang akan menjalankan perintah didalamnya secara rutin bila mesin direstart. Konfigurasi dari berkas /etc/rc.local sebagai berikut.
mount 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 mount 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 mount 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 mount 192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4 mount 192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5 mount 192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Perintah diatas akan mengakibatkan perintah manual mounting akan dieksekusi pada saat mesin baru memulai proses dari keadaan mati.

4.4.2 Pengujian NFS Klien Sama hal nya yang dilakukan pada server maka pengujian juga dilakukan pada sisi klien untuk memastikan apakah sistem telah berjalan dengan baik, untuk memeriksanya kita dapat melakuknya beberapa cara diantaranya : Mengetikan perintah :
root@jaran-nfs:~# df h

58

maka akan terlihat hasil sebagai berikut :


Berkassystem /dev/sda2 udev none none none none 192.168.1.52:/home/ftp 932G 77G 192.168.1.52:/iso/data1 296G 296G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs3 932G 67G 6.8M 100% /mnt/nfs/jaran/nfs1 9.7G 88% /mnt/nfs/jaran/nfs2 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso Size 67G 501M 501M 501M 501M 501M Used Avail Use% Mounted on 1.7G 196K 0 80K 0 0 62G 501M 501M 501M 501M 501M 3% / 1% /dev 0% /dev/shm 1% /var/run 0% /var/lock 0% /lib/init/rw

Dari hasil perintah tersebut maka dapat dilihat sistem NFS telah berjalan dengan baik dapat dilihat dengan memeriksa berkas /etc/exports yang berada pada server dan perintah mounting yang telah diketikan, untuk melihat hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 : Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien Alamat IP Nama Berkas Sumber /home/ftp 192.168.1.52 /var/www/jaran/iso /iso/data1 /home/data1 192.168.1.31 /home/data2 /home/data3 Tujuan /mnt/nfs/jaran/nfs1 /mnt/nfs/jaran/nfs2 /mnt/nfs/jaran/nfs3 /mnt/nfs/jaran/nfs4 /mnt/nfs/jaran/nfs5 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Untuk memastikan bahwa berkas yang melakukan proses mounting sama dengan server maka akan membandingkan isi direktori dua mesin server yang menjadi sumber daya dan mesin klien yang meminta sumber daya tersebut, bila NFS telah berjalan maka isi kedua direktori tersebut akan sama.

59

Gambar.4.23 isi direktori pada mesin 192.168.1.45 sebagai klien NFS

Gambar.4.24 isi direktori pada mesin 192.168.1.52 sebagai server NFS

Pada hasil pengamatan isi direktori dari dua mesin sama, maka NFS berjalan dengan baik. Proses NFS juga mengekpor direktori anak dari direktori yang diekspor. Direktori anak juga terdapat pada klien NFS.

60

4.5 Implementasi Active Repository Opensource Undip Pembuatan repository opensource Undip sebenarnya aplikasi ini telah berjalan akan tetapi belum menerapkan fungsi NFS dengan banyak sumber pada kesempatan kali ini sistem NFS akan digunakan pada saat penggunaannya pada aplikasi repository tersebut. terdapat beberapa tahap pengimplementasian pada saat menerapkan sistem NFS ini yang akan terbagi beberapa bagian.

Active Repository opensource undip merupakan suatu portal yang telah ada dan menjadi suatu bagian penyedia layanan open source yang berada di Indonesia. Alamat portal tersebut adalah jaran.undip.ac.id, kata jaran digunakan sebagai simbol sebuah open source yang digunakan secara bebas pada Universitas Diponegoro Semarang, seperti yang telah diketahui banyak repository yang berada di Indonesia menggunakan nama hewan untuk alamat repository nya sebagai contoh Universitas Indonesia dengan kambing.ui.ac.id, Intitut Teknologi Surabaya dengan kebo.vlsm.org.

Kata Jaran digunakan mengandung arti agar Active Repository Opensource UNDIP tetap kokoh memperjuangkan open source yang berada di Indonesia seperti kuda yang digunakan oleh pangeran Dipenegoro yang menemani beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kuda tersebut menjadi kesatuan dengan sosok Pengeran Diponegoro yang juga merupakan lambang dari Universitas Diponegoro Semarang. Kuda dalam bahasa jawa merupakan jaran, kata jaran yang diambil mempunyai tujuan untuk menekankan kita juga tidak boleh lupa mengenai kecintaan terhadap daerah asal dari Active Repository Open source UNDIP yaitu kota Semarang Jawa Tengah.

4.5.1 Instalasi Wordpress Fungsi wordpress disini merupakan suatu aplikasi pembantu yang digunakan pada saat perancangan repository undip.untuk langkah langkah pengistalan seperti berikut a. Unduh dan unzip (ekstrak) paket WordPress di direktori web (/var/www), jika Anda belum melakukannya.

61

b. Ciptakan basis data untuk WordPress di server web Anda berikut pengguna MySQL yang memiliki hak mengakses dan melakukan perubahan ke basis data tersebut. c. Ubah nama berkas wp-config-sample.php menjadi wp-config.php. terdapat beberapa pengaturan dalam berkas ini akan tetapi sebagian besar yang peting adalah mengisi 4 elemen penting dibawah ini :
// ** MySQL settings - You can get this info from your web host ** // /** The name of the database for WordPress */ define('DB_NAME', 'jaran'); /** MySQL database username */ define('DB_USER', 'ajie');

nama database anda

user root database anda

/** MySQL database password */ define('DB_PASSWORD', 'rahasiadong');

password database

anda
/** MySQL hostname */ define('DB_HOST', 'localhost');

d. Buka wp-config.php menggunakan penyunting teks kesukaan Anda dan isi rincian basis data Anda. e. Letakkan berkas WordPress dalam lokasi yang diinginkan di server web Anda: Jika Anda ingin mengintegrasikan WordPress ke dalam akar ranah (domain) Anda (contoh: http://example.com/), pindahkan atau unggahlah seluruh konten direktori WordPress (tidak termasuk direktori itu sendiri) ke dalam direktori server web Anda. Jika Anda ingin memiliki instalasi WordPress dalam subdirektori dalam situs web Anda (contoh: http://example.com/blog/), ubah nama direktori wordpress menjadi nama yang ingin Anda berikan ke subdirektori tersebut dan pindahkan atau unggah ke server web

62

Anda. Sebagai contoh, jika Anda ingin instalasi WordPress di dalam subdirektori bernama blog, Anda harus menamai direktori bernama wordpress menjadi blog dan mengunggahnya ke direktori akar server web Anda. f. Jalankan skrip instalasi dengan mengakses wp-admin/install.php menggunakan perambah kesukaan Anda. Jika Anda menginstal WordPress di direktori akar, Anda harus mengunjungi: http://example.com/wp-admin/install.php Jika Anda menginstal WordPress di dalam subdirektori bernama blog misalnya, Anda harus mengunjungi:

http://example.com/blog/wp-admin/install.php

Pada pangaplikasian ini penginstalan dilakukan pada 192.168.1.45/jaran, penggunaan wordpress pada implementasi ini dilakukan secara sistematis karena banyaknya link yang digunakan pada penggunaan ini untuk hierarki wordpress yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.25

192.168.1.45/jaran/mesin

192.168.1.45/jaran/lokal

192.168.1.45/jaran/mrtg

192.168.1.45/jaran

192.168.1.45/jaran/statistik

192.168.1.45/jaran/mirror

192.168.1.45/jaran/public

192.168.1.45/jaran/public/ISO

192.168.1.45/jaran/public/bse

192.168.1.45/jaran/public/ opensource

Gambar 4.25 Skema wordpress pada mesin 192.168.1.45

63

4.5.2 Instalasi Vsftpd Pemakaian Vsftpd disini digunakan untuk pemakaian ataupun

pengambilan repository Undip selain dapat diakses menggunakan http yang telah diwakili penggunaan wordpress akan tetapi juga penggunaan ftp suatu protokol yang digunakan untuk pemindahan data dengan proses instalasi sebagai berikut :
root@jaran-nfs:~# apt-get install vsftpd

Proses instalasi telah dilakukan maka pengaturan tentang vsftpd terdapat di /etc/vsftpd.conf, dalam pengaturan ini akan dibuat server ftp yang bersifat anonymous yang dapat digunakan bebas oleh siapa pun tampa menggunakan password dan mempunyai direktori sumber pada /var/www/jaran/pub dengan pengaturan sebagai berikut :
# Run standalone? vsftpd can run either from an inetd or as a standalone # daemon started from an initscript. listen=YES # mengaktifkan FTP dengan mode anonymous. anonymous_enable=YES # mengijinkan pengguna lokal untuk menggunakan FTP. local_enable=YES # membolehkan untuk menulis. write_enable=YES local_umask=022 dirmessage_enable=YES # mengaktifkan logging untuk uploaad dan download. xferlog_enable=YES # pastikan bahwa port 20 telah dibuka. connect_from_port_20=YES #direktori FTP anon_root=/var/www/jaran/pub Gambar 4.26 Konfigurasi /etc/vsftpd.conf pada proses ftp anonymous

64

Sedikit menjelaskan tentang konfigurasi tersebut : a. Anonymous_enable=YES yang mempunyai arti bahwa pengguna anonymous dapat menggunakan ftp tersebut b. Local_enable-YES yang artinya pengguna lokal mesin ersebut dapat pula menggunakan ftp c. Write_enable=YES yang artinya dapat menambahkan berkas pada ftp server d. Anon_root=/var/www/jaran/pub menjadikan /var/www/jaran/pub menjadi direktori sumber dari ftp

Terdapat sedikit peringatan pada saat menggunakan server ftp anonymous pada ubuntu yang dikonfigurasi untuk faktor keamanan. Ubuntu tidak mengijinkan membagikan sumber dayanya secara bebas tampa ada skema pengamanan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka direktori yang akan digunakan untuk sumber ftp anonymous harus mempunyai format 755 yang artinya hanya readonly kecuali administrator yang dapat mengubahnya.

Perancangan server FTP menggunakan sumber daya yang berasal dari sistem NFS terdapat permasalahan pada saat pemetaan direktori. Direktori yang telah melakukan proses mounting ke klien tidak bisa secara langsung berada pada server FTP. Hal yang harus dilakukan adalah dengan membuat direktori pada mesin server FTP untuk memetakan setiap direktori sumber daya NFS. Tahapan selanjutnya melakukan proses mounting dengan tipe bind untuk setiap direktori yang ingin melakukan proses mounting dari sumber daya NFS kedalam server FTP. Perintah mounting tipe bind sama halnya dengan perintah mounting pada umumnya. Bind pada opsi mounting ini berguna sebagai pengikat bahwa sumber daya yang digunakan adalah kepemilikan dari mesin server FTP tersebut. Sistem NFS memang menganggap bahwa sumber daya yang diberikan dilihat selayaknya sumber daya lokal mesin tersebut akan tetapi kepemilikan dari sumber daya tersebut tetap milik mesin server NFS. Skema yang dipakai dengan melakukan proses mounting sumber daya NFS tersebut seolah-olah merupakan milik mesin server FTP.

65

4.5.3

Instalasi Aplikasi pendukung Proses instalasi layanan Utama active repository opensource UNDIP telah

selesai dilakukan. Tahap selanjutnya adalah melakukan instalasi pada aplikasi pendukung yang berguna untuk memberikan informasi yang terkait mengenai kegiatan yang berjalan pada active repository opensource UNDIP. Aplikasi tambahan yang diinstal pada sistem ada tiga yaitu phpsysinfo, MRTG, dan Sedot sampai tua. Phpsysinfo adalah suatu aplikasi yang memberikan tampilan informasi yang berasal mesin sumber, informasi yang termasuk didalamnya yaitu spesifikasi perangkat mesin sumber, sistem berkas, trafik jaringan. MRTG adalah aplikasi tambahan yang memberikan informasi trafik jaringan yang berjalan pada mesin sumber.MRTG memberikan informasi data berupa grafik yang diberikan secara periode, informasi yang didapatkan oleh MRTG berasal dari informasi yang diberikan oleh SNMP. Sedot sampai tua adalah aplikasi yang membantu dalam pembuatan suatu aplikasi repository yang bersifat aktif. Hal ini dikarenakan pada aplikasi Sedot sampai tua terdapat skema konfigurasi yang dijalankan secara otomatis memperbaharui data yang berada didalamnya pada periode yang telah ditentukan.Aplikasi-aplikasi tambahan ini sangat berguna pada saat pengujian sistem active repository yang menggunakan sistem NFS.

a. Instalasi phpsysinfo

Phpsysinfo adalah sebuah aplikasi php yang digunakan untuk memonitor status server. Di dalamnya terdapat informasi mengenai status pemakaian memory, quota hardisk dan fisik yang terdapat pada server atau komputer tersebut. untuk memlakukan instalasi phpsysinfo syaratnya cukup mudah yaitu sudah adanya web server pada server kita untuk proses instalasi seperti berikut : Pertama proses instalasi
root@jaran-nfs:~# apt-get install phpsysinfo

Setelah melakukan instalasi maka proses selanjutnya adalah merestart server web.
root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/apache2 restart

66

Proses tersebut maka akan meletakan direktori phpsysinfo pada direktori default server web yang digunakan pada mesin server , setelah itu untuk memastikan apakah phpsysinfo maka kita melakukan pengujian dengan mengetikan http://IP-domain/phpsysinfo dalam implementasi

http://192.168.1.45/phpsysinfo maka tampilannya akan seperti Gambar 4.27.

Gambar 4.27 Tampilan pada 192.168.1.45/phpsysinfo

Untuk mengambungkan fungsi ini maka fungsi server web maka memasukan fungsi phpsysinfo kedalam layanan web dengan alamat

192.168.1.45/jaran/mesin yang akan menjadikan phpsysinfo menjadi salah satu layanan yang berada pada server web.

67

b. Instalasi MRTG MRTG (Multi Router Traffic Grapher) merupakan sebuah perangkat untuk memonitor trafik yang terjadi di dalam sebuah jaringan. Walaupun saat ini sudah banyak perangkat monitoring yang baru seperti cacti, nagios, ntop, dan sebagainya, MRTG masih tetap menjadi pilihan seorang administrator jaringan untuk melihat aktivitas yang bedara pada jaringannya. MRTG yang dibuat oleh Tobi Oetiker ditulis dengan menggunakan bahasa Perl dan menggunakan SNMP untuk membaca traffic counters dan bahasa C yang cepat untuk membuat log trafik data dan membuat grafik yang indah yang mewakili trafik jaringan. Tidak saja memonitor trafik jaringan, MRTG mampu memonitor hal-hal lain di dalam sebuah server seperti Memory, System Load, dan lain sebagainya. Di dalam konfigurasi ini akan dijelaskan tentang bagaimana cara menginstal MRTG di Ubuntu server 9.10. Hal pertama yang dilakukan adalah mendowload mrtg dengan apt-get.
root@jaran-nfs:~# apt-get install mrtg snmp snmpd

Proses instalasi MRTG akan menampilkan pilihan apakah mrtg bersifat readable. Pilihan ini akan ada bila melakukan instalasi untuk pertama kali. Pilihan Yes akan mengakibatkan bahwa konfigurasi default akan mempunyai permission 640 dan bila tidak maka bernilai 600.

Gambar 4.28 Pilihan permission pada berkas konfigurasi default pada instalasi MRTG

68

Setelah proses intalasi telah selesai maka tahapan selanjutnya adalah mengedit /etc/snmp/snmp.
root@jaran-nfs:~# vim /etc/snmp/snmpd.conf

ubah setingan :
com2sec paranoid default public #com2sec readonly default public #com2sec readwrite default private

Menjadi
com2sec local localhost public public com2sec mynetwork 192.168.1.0/24

Perubahan konnfigurasi pada /etc/snmp/snmpd.conf akan diaplikasikan dengan merestart snmpd dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/snmpd restart

Perubahan

yang

dilakukan

pada

berkas

/etc/snmp/snmpd

telah

diaplikasikan untuk memeriksa apakah snmp telah berjalan maka ketikan perintah berikut :
root@jaran-nfs:~# snmpwalk -v 2c -c public 192.168.1.45

Setelah melakukan perintah diatas maka akan keluar informasi mengenai aktivitas yang berjalan pada mesin server. Berkas yang mengatur tentang konfigurasi mrtg secara default teletak di /etc/mrtg.cfg.

Proses instalasi MRTG secara default, mrtg memberikan konfigurasi trafik yang ada pada mesin anda pada pengaturan di /etc/mrtg.cfg. Tampilan MRTG berjalan di server web maka perlunya untuk membuat suatu index.html yang berada pada direktori web. Terdapat dua perintah yang memberikan pengaturan tersebut yaitu :
root@jaran-nfs:~# cfgmaker global WorkDir: /var/www/mrtg output /etc/mrtg.cfg public@192.168.1.45 root@jaran-nfs:~# indexmaker /etc/mrtg.cfg columns=1 output /var/www/mrtg/index.html

69

Setelah mengetikan perintah tersebut maka index mrtg telah dibuat. Proses pemeriksaan apakah ada kesalahan pada pengaturan pada konfigurasi di mrtg. maka ketikan perintah :
root@jaran-nfs:~# mrtg /etc/mrtg.cfg

perintah yang diketikan akan menghasilkan


-----------------------------------------------------------------ERROR: Mrtg will most likely not work properly when the environment variable LANG is set to UTF-8. Please run mrtg in an environment where this is not the case. Try the following command to start: env LANG=C /usr/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg ------------------------------------------------------------------

Pengaturan konfigurasi yang benar menyebabkan tidak ada pesan kesalahan yang terjadi. Tahapan terakhir yang dilakukan adalah menjalankan mrtg dilingkungan mesin dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# env LANG=C /usr/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg

Tahapan terakhir untuk pengistalan MRTG telah dilakukan .Proses intalasi telah selesai untuk melihat hasil tampilan lihat di http://192.168.1.45/mrtg/ maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.29 :

Gambar 4.29 Tampilan MRTG pada mesin server

70

c. Instalasi Sedot sampai tua Sedot sampai tua adalah suatu aplikasi untuk monitoring dan memperbaharui paket repository yang ada di sistem dan menjalankan pembaharuan paket yang disebut mirroring. Aplikasi ini dekembangkan oleh fajran seorang yang menangani opensource Universitas Indonesia. Proses instalasi aplikasi ini cukup mudah pertama install paket bzr apt-get install bzr. Aplikasi ini terdapat di launcpad membutuhkan bzr untuk mengintallnya. Proses instalasi dan konfigurasi sebagai berikut : Instal Sedot sampai tua:
root@jaran-nfs:~# bzr branch lp:sedot

Setelah itu sedot akan terinstal pada direktori /root pindahkan isi direktori sedot ke /srv/sedot maka sedot telah terinstal dimesin.Proses mirroring akan menggunakan metode rsync untuk konfigurasinya sebagai berikut : a. Pindah ditrektori ke /srv/sedot dengan perintah cd /srv/sedot b. Masuk direktori pkgs. Disana tersedia berbagai macam direktori contoh. Untuk contoh penggunaan rsync dapat menggunakan direktori apache. c. Masuk ke direktori apache. Disana akan ditemukan banyak berkas yang punya fungsi berbeda-beda. 1. cron : deklarasikan waktu untuk melakukan mirroring untuk paket. Format penulisan waktu sama seperti format crontab. 2. method : metode sedot yang akan dipakai. Sebagai contoh : rsync. Untuk metode lainnya tersedia di bin/get.namametode. 3. name : nama repository yang akan ditampilkan di log/status. 4. rsync.exclude : berisi keterangan berkas/direktori apa saja yang tidak akan dilakukan rsync. 5. source : sumber repository. Contoh : repo.undip.ac.id. 6. target : target direktori untuk menaruh hasil mirroring. 7. url : berisi daftar url untuk menuju langsung ke repository yang sudah dibuat.

71

d. Setelah selesai, kemudian lanjut ke direktori nodes/. Salin direktori yang tersedia disana kemudian ganti namanya menjadi nama baru untuk repo anda. Nama direktori harus sesuai dengan hostname f. e. Isi berkas pkgs di dalam direktori nodes/ dengan paket yang ingin dilakukan mirroring, nama didalam berkas ini harus sesuai dengan nama direktori di folder pkgs. Contoh diatas adalah ubuntu-debmirror. f. Kemudian lanjutkan dengan memanggil ./bin/update-crontab untuk memperbarui crontab. g. Agar report/laporan/status/log dapat terbuat maka tambahkan

$SEDOT_BASE/bin/make-report dan waktu eksekusinya dalam format crontab di nodes/[hostname]/cron. Contoh penambahannya : 0 */4 * * * $SEDOT_BASE/bin/make-report (yang artinya lakukan pembuatan report setiap 4 jam). Setelah memasukkan tambahan tadi ada baiknya lakukan update-crontab lagi. h. Agar dapat terbuat juga laporannya masukan nama paket yang di mirror ke etc/report.pkgs. i. Lakukan percobaan dengan menjalankan perintah bin/sedot dry-run nama-paket. Sebagai contoh bin/sedot dry-run ubuntu. j. Setelah konfigurasi tersebut maka sedot akan memberikan informasi mengenai paket yang berada pada mirroring nya informasi tersebut berada di /srv/sedot/data/report. Buat link yang berada pada direktori /var/www/jaran/ dengan nama direktori status_repo dengan perintah ln s /srv/sedot/data/report/* /var/www/jaran/status_repo/. k. Untuk melakukan apakah aplikasi ini telah berjalan maka ketikan perintah http://192.168.1.45/jaran/status_repo maka tampilannya seperti Gambar 4.30.

72

Gambar 4.30 Tampilan aplikasi Sedot sampai tua.

Aplikasi ini membuat data repository yang dimasukannya seperti aplikasi opensource, Blankon (image), blankon (repository), Buku Sekolah Elektronik, Debian (image), debian (repository), Ubuntu (image), ubuntu (repository). Paketpaket ini dibuat satu-persatu sesuai dengan tahapan yang telah diberikan di atas.

4.6 Pengujian sistem Pengujian sistem pada sistem NFS yang berjalan pada web active repository opensource UNDIP. Terdapat lima tahapan pengujian yang diantaranya adalah : 1. Pengujian terhadap trafik yang diberikan pada tahapan ini menggunakan MRTG. 2. Pengujian mengenai kinerja sistem NFS yang berjalan pada 1 klien dan 2 server. Tahapan ini menggunakan informasi yang diberikan oleh phpsysinfo. 3. Pengujian terhadap pembagian sumber daya open source. Pada tahapan ini menggunakan dua protokol yang biasa digunakan untuk tujuan tersebut yaitu HHTP dan FTP. 4. Pengujian terhadap repository open source yang diperbaharui dan di monitoring. Tahapan ini menggunakan aplikasi Sedot sampai tua.

73

5. Pengujian terakhir melakukan permintaan layanan repository sistem operasi yang disediakan yaitu debian, ubuntu dan blankOn.

Proses intalasi pada sistem NFS telah dilakukan dan tahap selanjutnya tentu saja memonitor apakah sistem tersebut telah berjalan dan menjadi sumber data bagi web open source UNDIP. Tahap pertama yang dilakukan adalah memeriksa apakah sistem NFS akan membebani klien ataupun server pada pegujian ini menggunakan MRTG.

Gambar 4.31 Monitoring klien NFS dengan MRTG

Gambar 4.32 Monitoring server NFS dengan MRTG

74

Gambar 4.31 dan Gambar 4.32 menjelaskan bahwa penggunaan sistem NFS pada kedua mesin tersebut hanya menghabiskan trafik yang kecil.Trafik yang diberikan tidak membebani sisi server.

Tahapan berikutnya dengan melakukan pemeriksaan proses mounting yang terjadi pada sisi klien NFS. Pada tahap ini akan menjelaskan berapa besar perangkat penyimpanan klien dan berapa besar perangkat penyimpanan yang melakukan proses mounting dengan sistem NFS. Informasi ini dapat diperoleh dengan menggunakan aplikasi phpsysinfo. Informasi yang diberikan oleh phpsysinfo mengenai kapasitas dari perangkat penyimpanan terlihat pada Gambar 4.33.

Gambar 4.33 Informasi kapasitas tempat penyimpanan klien NFS dengan phpsysinfo

Gambar

4.33

selain

menggambarkan

tentang

kapasitas

tempat

penyimpanan phpsysinfo juga memberikan semua informasi mengenai spesifikasi dari mesin tersebut.kapasitas klien NFS 66,78 GB sedangkan total kapasitas dari klien adalah 1589,20 GB. Kapasitas tempat penyimpanan yang berasal dari server NFS adalah 1589.20 66.78 = 1522.5. hasil tersebut mengambarkan bahwa sistem NFS telah berjalan dengan baik.

75

Tahap berikutnya adalah memeriksa apakah layanan sharing sumber daya berjalan dengan baik atau tidak. Proses ini menggunakan dua protokol yang telah banyak dipakai yaitu HTTP yang menggunakan port 80 dan FTP yang menggunakan port 21. Perbedaan antara dua protokol ini sebenarnnya tidaklah terlalu banyak dari sisi pemindahan data relatif sama. Perbedaannya adalah HHTP dapat menjalankan bahasa HMTL sedangkan FTP tidak. Percobaan dilakukan dengan mengunduh image iso karmic 9.10 untuk percobaan HTTP yang dapat dilihat pada Gambar 4.34 dan image alixe pada percobaan FTP yang ditunjukan pada Gambar 4.35.

Gambar 4.34 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol HTTP

Gambar 4.35 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol FTP

Dari percobaan pada kedua protokol dinyatakan berhasil karena perpindahan sumber daya antara klien yang meminta layanan ke server telah berhasil. Tahap berikutnya adalah memeriksa jenis repository apa saja yang diperbaharui dan melihat proses pembaharuannya. Informasi tersebut dapat diberikan oleh aplikasi monitoring repository Sedot sampai tua. Aplikasi ini

76

merupakan suatu paket kesatuan yaitu update paket, monitoring dan link layanan terkait. Aplikasi ini dapat dikonfigurasikan terlebih dahulu untuk menjalankan perintah pembaharuan repository secara otomatis. Jenis-jenis repository yang dimasukan pada aplikasi ini telihat pada Gambar 4.36.

Gambar 4.36 Monitoring repository dengan Sedot sampai tua

Repository yang dimasukan seperti yang tertera pada Gambar 4.36. Akan melakukan pembaharuan paket setiap 4 jam sekali. Pengujian layanan repository sistem operasi dilakukan menggunakan sistem operasi ubuntu server 9.10. Proses pengujian akan melakukan permintaan sumber repository atau yang biasa disebut source list . Repository yang yang dimaksud disini merupakan kumpulan program yang disimpan dalam sebuah arsip perangkat lunak. Pengaturan untuk pengambilan repository ini berada pada berkas /etc/apt/source.list dan edit seperti pengaturan dibawah ini.
deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic main restricted universe multiverse deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic main restricted universe multiverse deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-updates main restricted universe multiverse deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-updates main restricted universe multiverse deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-backports main restricted universe multiverse

77

deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-backports main restricted universe multiverse deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-security main restricted universe multiverse deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-security main restricted universe multiverse

Perubahan pengaturan pada pada /etc/apt/source.list telah dilakukan. Tahapan selanjutnya menguji apakah alamat repository berjalan atau tidak. Pengujian repository dilakukan dengan mengetikan perintah apt-get updata maka mesin akan mencari mesin repository apabila salah ataupun tidak ada maka mesin akan menampilkan pesan kesalahan. Pengujian dengan pengaturan yang benar maka akan seperti Gambar 4.37.

Gambar 4.37 pengujian repository pada sistem operasi ubuntu karmic server

78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggabungan kerja antara NFS server , Web server, FTP server dan aplikasi monitoring pada Ubuntu server 9.10 dapat berjalan dengan baik, ditandai dengan berjalannya sistem NFS yang dibangun dengan sistem operasi dan aplikasi-aplikasi tersebut. 2. Sistem NFS membantu mengatasi masalah tentang kebutuhan akan tempat penyimpanan yang terbatas dan terpisah secara geografis. 3. Instalasi lamp-server dapat dilakukan dengan mudah dengan sustu metode penginstalan tasksel. 4. Sistem NFS dapat bejalan di dua sistem operasi berbeda yaitu ubuntu server 9.10 dan FreeBsd. 5. Portmapper, Mountd dan NFS adalah tiga jenis RPC yang membangun sistem NFS. 6. Pemetaan direktori yang berasal dari sistem NFS tidak dapat langsung dipetakan kedalam server FTP. Perlu suatu proses mount dengan opsi bind. 7. 8. Sistem NFS dapat mempunyai lebih dari satu server dengan satu klien. Proses mounting pada sistem NFS ada dua cara yaitu manual dan otomatis. 9. Proses restart server NFS perlu dilakukan pada saat melakukan

perubahan pada berkas /etc/exports dengan tujuan meregistrasikan perubahan tersebut kedalam server NFS. 10. Penggunaan aplikasi wordpress dapat dilkukan secara hierarki. 11. SNMP adalah protokol utama yang digunakan pada saat melakukan monitoring pada server. 12. Server NFS dengan tipe anonymous tidak dapat diakses bila permission pada direktori ftp bukan 755.

78

79

5.2

Saran Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pelaksanaan

penelitian ini adalah : 1. Sistem NFS tidak hanya bisa berjalan pada jaringan lokal saja. Pengembangan sistem NFS ini dapat berjalan antar jaringan public yang berbeda. 2. Sistem operasi yang digunakan pada penelitian tidak hanya berbasis sistem operasi opensource saja. Penggabungan sistem NFS dapat pula digabungkan dengan sistem operasi yang bukan opersource contohnya windows, SUN, dan sistem mainframe lainnya. 3. Pengaturan direktori sumber daya pada server sesuai dengan jenis dari sumber daya perlu dilakukan bertujuan memudahkan pengaturan direktorsi pada saat pengekporan. 4. Perancangan sistem NFS dengan lingkup yang lebih luas dengan jenis data yang dikhusukan kepada klien tertentu membutuhkan arsitekturs NFS yang baik serta perlunya membahas tentang factor keamanan.

80

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Charles, M.Kozierok, 2003. The TCP/IP Guide. US : aquarelle. [2]. Hal, Stren.2001. Managing NIS and NFS second edition. US : ORelly and Associates inc [3]. Athicha, Muthitacharoen, Benjie Chen, and David Mazieres. A Lowbandwidth Network File System. MIT Laboratory for Computer Science and NYU Department of Computer Science, April 2005 [4]. Wang, Cheng-Chia and Yarsun Hsu. Wofs: A Distributed Network File System Supporting Fast Data Insertion andTruncation. National Tsing Hua University Hsinchu, Taiwan, March 2010 [5]. --, TCP/IP Network File System (NFS),

http://www.tcpipguide.com/free/t_TCPIPNetworkFileSystemNFS.htm, Maret 2010 [6]. --, NFS Overview, History, Versions and Standards,

http://www.tcpipguide.com/free/t_OverviewofFileandResourceSharingProto colConceptsan.htm, Maret 2010 [7]. --, NFS Data Storage and Data Types, and the External Data Representation (XDR) Standard,

http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSDataStorageandDataTypesandtheExt ernalDataRepres.htm, Maret 2010 [8]. --, NFS Client/Server Operation Using Remote Procedure Calls (RPCs), http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSClientServerOperationUsingRemote ProcedureCallsR.htm, Maret 2010 [9]. --, NFS Server Procedures and Operations,

http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSServerProceduresandOperations.htm, Maret 2010 [10]. --, Troubleshooting, http://tldp.org/HOWTO/NFS-HOWTO/troubleshooting.html. Maret 2010 [11]. --, NFS sharing file systems across a network,

http://www.freebsddiary.org/nfs.php, Maret 2010

80

81

[12]. --, MRTG, Monitoring Network Yang Tidak Pernah Usang http://www.catatanlepas.com/component/content/article/108.html, Maret 2010 [13]. --, Panduan Penggunaan Sedot http://ugos.ugm.ac.id/wiki/panduan:panduan_penggunaan_sedot#pandua n_penggunaan_sedot, Maret 2010

BIODATA MAHASISWA
Nama Mahasiswa NIM Konsentrasi : Ajie Prasetyo : L2F005506 : Informatika Komputer

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 5 Mei 1987 Alamat Rw.004 Jakarta Utara No. HP Nama orang tua Alamat orang tua : +6285640269887 : Alm Syafik Abdullah : Jln Lagoa Terusan V no.7 Rt.010 Rw.004 Jakarta Utara : Jln Lagoa Terusan V no.7 Rt.010

No. Telp

: (021)4369509

IP Kumulatif : 3,34 E-mail : ninku_ajie @yahoo.com

Riwayat Pendidikan 1. TK Dian Kusuma Pertiwi 2. SDN Koja 01 Pagi Jakarta 3. SMPN 30 Jakarta 4. SMAN 13 Jakarta 5. Teknik Elektro Universitas Diponegoro

Semarang, Januari 2010

Ajie Prasetyo

82

Proses Instalasi Active Repository Opensource UNDIP

NFS Server I IP : 192.168.1.52 OS : Ubuntu Server 9.10 NFS Server II IP : 192.168.1.31 OS : FreeBsd 6.1 NFS Klien, server web, Server FTP IP : 192.168.1.45 OS : Ubuntu Server 9.10

Topologi Umum sistem NFS

Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien


Alamat IP Nama Berkas Sumber /home/ftp 192.168.1.52 /var/www/jaran/iso /iso/data1 /home/data1 192.168.1.31 /home/data2 /home/data3 Tujuan /mnt/nfs/jaran/nfs1 /mnt/nfs/jaran/nfs2 /mnt/nfs/jaran/nfs3 /mnt/nfs/jaran/nfs4 /mnt/nfs/jaran/nfs5 /mnt/nfs/jaran/nfs6

83

84

Proses pembuatan Sistem terdapat beberapa tahap instalasi yang diantaranya : 1. Web Server. 2. FTP Server. 3. Server NFS 4. Klien NFS

1. Web Server Instalasi pada server web dilakukan dengan menggunakan sebuah aplikasi tasksel untuk penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada bahasan insralasi Lamp Server pada bab 4.2. konfigurasi pada sistem ini menngnakan direktori root yang berada pada direktori /var/www/jaran. 2. FTP server Proses instalasi :
root@jaran-nfs:~# apt-get install vsftpd

setelah proses instalasi selesai maka konfigurasi berkas /etc/vsftpd.conf seperti konfigurasi dibawah ini.
# Run standalone? vsftpd can run either from an inetd or as a standalone # daemon started from an initscript. listen=YES # mengaktifkan FTP dengan mode anonymous. anonymous_enable=YES # mengijinkan pengguna lokal untuk menggunakan FTP. local_enable=YES # membolehkan untuk menulis. write_enable=YES local_umask=022 dirmessage_enable=YES # mengaktifkan logging untuk uploaad dan download. xferlog_enable=YES # pastikan bahwa port 20 telah dibuka. connect_from_port_20=YES #direktori FTP anon_root=/var/www/jaran/pub

84

Setelah melakukan konfigurasi maka perubahan akan teregistrasi dengan merestart sistem FTP dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/vsftpd restart

85

konfigurasikan pada berkas /etc/vsftpd.conf akan membuat Server FTP yang dibuat bersifat anonymous. Direktori sumber server FTP berada pada /var/www/jaran/pub. Server FTP bersifat anonymous tidak dapat diakses apabila direktori sumber tidak mempunyai hak akses 755 untuk mengubahnya maka lakukan perintah :
root@jaran-nfs:~# chmod 755 /var/www/jaran/pub/*

proses instalasi Server FTP telah selesai. 3. Server NFS A. Mesin Ubuntu Instalasi NFS dilakukan dengan mengetikan perintah :
root@jaran:~# apt-get install nfs-kernel-server nfs-common portmap

setelah proses instalasi selesai, periksa apakah NFS telah terinstalasi dengan baik dengan perintah :
root@jaran:~# rpcinfo p

Periksa apakah 3 komponen utama yang terlibat dalam sistem NFS yaitu : nfs, portmap dan mountd. Ketiga komponen merupakan komponen utama apabila semua ada maka NFS telah terinstal dengan baik. Proses selanjutnya adalah mengkonfigurasi berkas /etc/exports, berkas konfigurasi yang berisi pengaturan sumber daya apa yang dibesikan , kepada siapa dan opsi apa yang diberikan pada sumber daya tersebut.
/home/ftp 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash) /var/www/jaran/iso 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash) /iso/data1 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)

proses instalasi pada mesin ubuntu telah selesai.

85

86

B. Mesin Ubuntu Perancangan sistem NFS pada penelitian ini terdapat dua buah server NFS yaitu mesin ubuntu (192.168.1.52) dan mesin freebsd (192.168.1.31). Tahapan instalasi pada freebsd dilakukan dengan pengaturan pada berkas /etc/rc.conf dengan pengaturan sebagai berikut :
rpcbind_enable="YES" NFS_server_enable="YES" mountd_flags="-r" rpc_lockd_enable="YES" rpc_statd_enable="YES"

Pengaturan diatas telah dibuat maka restart server freebsd agar sistem NFS berjalan. Indikator pada ubuntu dan Linux adalah sama dengan melihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah berjalan dengan perintah rpcinfo p bila semua telah ada maka sistem NFS telah berjalan.

Tahapan selanjutnya adalah dengan membuat suatu pengaturan berkas apa saja yang akan di ekpor berkas ini berada pada /etc/exports dengan format yangsama dengan ubuntu. Pengaturan mengenai berkas expor akan dibahas pada bab selanjutnya. Setelah melakukan pengaturan di berkas /etc/export agar perubahan tersebut teregistrasi pada sistem NFS maka perlu mengetikan perintah killall -TERM mountd dan killall -hup mountd. Tahapan sebelumnya telah mengijinkan berkas untuk diexpor agar dapat diakses oleh klien maka perlu dilakukan proses restart server NFS dengan perintah rpcbind, nfsd u t n 4, dan mountd r. proses restart telah berhasil untuk memestikan apakah sudah berjalan maka ketikan perintah rpcinfo p dan lihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah terdaftar. Konfigurasi /etc/export pada mesin freeBsd sebagai berikut :
/home/data1 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45 /home/data2 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45 /home/data3 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

proses instalasi pada mesin freeBsd telah selesai.

86

87

4. Klien NFS Instalasi Klen NFS dengan perintah sebagai berikut :


root@jaran:~# apt-get install nfs-common portmap

Setelah proses instalasi selesai hal yang dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan skema mounting terhadap sumber daya yang telah diberikan dengan perintah dan ketikan pada sistem konsol :
mount mount mount mount mount mount 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4 192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5 192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Perintah diatas akan mengambil sumber daya yang diberikan secra manual. Konfigurasi tersebut akan hilang bila mesin tersebut direstart. Agar konfigurasi tersebut terus ada apabila sistem restart maka konfigurasi tersebut diletakan pada berkas /etc/rc.local. setelah melakukan konfigurasi periksa apakah sumber daya telah melakukan mounting dengan baik dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# df -h Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on /dev/sda2 67G 16G 49G 24% / udev 501M 196K 501M 1% /dev none 501M 0 501M 0% /dev/shm none 501M 80K 501M 1% /var/run none 501M 0 501M 0% /var/lock none 501M 0 501M 0% /lib/init/rw 192.168.1.52:/home/ftp 932G 740G 192G 80% /mnt/nfs/jaran/nfs1 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso 77G 46G 31G 60% /mnt/nfs/jaran/nfs2 192.168.1.52:/iso/data1 296G 296G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs3 192.168.1.31:/home/data1 73G 69G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs4 192.168.1.31:/home/data2 145G 126G 7.4G 95% /mnt/nfs/jaran/nfs5 192.168.1.31:/home/data3 145G 32K 133G 1% /mnt/nfs/jaran/nfs6 root@jaran-nfs:~#

Informasi keluaran yang diberikan pada sistem NFS diatas maka NFS telah berjalan dengan baik.

87

88

Pada saat menggunakan NFS sebagai sumber pada server FTP diperlukan skema mounting yang bersifat bind dengan tujuan agar sumber tersebut berada pada direktori NFS. Konfigusi otomatis mengenai mounting tipe bind berada

berkast /etc/fstab yang berada pada lampiran berikutnya.

88

Berkas /etc/fstab
# /etc/fstab: static file system information. # # <file system> <mount point> <type> <options> <dump> <pass> proc /proc proc defaults 0 0 # /dev/sda2 UUID=631da8b8-26a9-484d-a46f-a2104233ede5 / ext3 relatime,errors=remount-ro 0 1 # /dev/sda1 UUID=6b52fbfe-ad82-4ae9-af2b-8f2fa20c207f none swap sw 0 0 /dev/scd0 /media/cdrom0 udf,iso9660 user,noauto,exec,utf8 0 0 /dev/sdb /media/floppy0 auto rw,user,noauto,exec,utf8 0 0 /dev/sdc /media/floppy1 auto rw,user,noauto,exec,utf8 0 0 #NFS dari jaran.undip.ac.id --> lihat rc.local #192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 #192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 #192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 nfs rw,sync,hard,intr 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs1/ubuntu /var/www/jaran/ubuntu none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Alixe /var/www/jaran/pub/ISO/Alixe none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/blankon /var/www/jaran/blankon none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/BlankOn /var/www/jaran/pub/ISO/BlankOn none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/debian_netinstall /var/www/jaran/pub/ISO/debian_netinstall none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Fedora /var/www/jaran/pub/ISO/Fedora none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/FreeBSD /var/www/jaran/pub/ISO/FreeBSD none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/FreeNAS /var/www/jaran/pub/ISO/FreeNAS none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Kuliax /var/www/jaran/pub/ISO/Kuliax none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/LinuxMint /var/www/jaran/pub/ISO/LinuxMint none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Mandriva /var/www/jaran/pub/ISO/Mandriva none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/mepis /var/www/jaran/pub/ISO/mepis none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/nexenta /var/www/jaran/pub/ISO/nexenta none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/opensolaris /var/www/jaran/pub/ISO/opensolaris none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/OpenSUSE /var/www/jaran/pub/ISO/OpenSUSE none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/pclinuxos /var/www/jaran/pub/ISO/pclinuxos none bind 0 0

89

89

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Sidux /var/www/jaran/pub/ISO/Sidux none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Slackware /var/www/jaran/pub/ISO/Slackware none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/SmoothWall /var/www/jaran/pub/ISO/SmoothWall none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Solaris /var/www/jaran/pub/ISO/Solaris none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/TrixBox /var/www/jaran/pub/ISO/TrixBox none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/UbuntuME /var/www/jaran/pub/ISO/UbuntuME none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Untangle /var/www/jaran/pub/ISO/Untangle none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Vector /var/www/jaran/pub/ISO/Vector none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/XandrOS /var/www/jaran/pub/ISO/XandrOS none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Zencafe /var/www/jaran/pub/ISO/Zencafe none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs2/Zenwalk /var/www/jaran/pub/ISO/Zenwalk none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs3/Mirror/debian /var/www/jaran/debian none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/files /var/www/jaran/pub/bukusekolah-elektronik/files none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/iso /var/www/jaran/pub/bukusekolah-elektronik/iso none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/1-sd /var/www/jaran/pub/bukusekolah-elektronik/pdf/1-sd none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/2-smp /var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/2-smp none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/3-sma /var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/3-sma none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/4-smk /var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/4-smk none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/backtrack /var/www/jaran/pub/ISO/backtrack none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/BackTrack /var/www/jaran/pub/ISO/BackTrack none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/iso/bandit /var/www/jaran/pub/ISO/bandit none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/bsdanywhere /var/www/jaran/pub/ISO/bsdanywhere none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/CentOS /var/www/jaran/pub/ISO/CentOS none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/clonezilla /var/www/jaran/pub/ISO/clonezilla none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/Darwin /var/www/jaran/pub/ISO/Darwin none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/dewalinux /var/www/jaran/pub/ISO/dewalinux none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/earos /var/www/jaran/pub/ISO/earos none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/easyhotspot /var/www/jaran/pub/ISO/easyhotspot none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/EasyHotspot /var/www/jaran/pub/ISO/EasyHotspot none bind 0 0

90

90

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/elive /var/www/jaran/pub/ISO/elive none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/etoile-livecd /var/www/jaran/pub/ISO/etoile-livecd none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/Fedora /var/www/jaran/pub/ISO/Fedora none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/gparted /var/www/jaran/pub/ISO/gparted none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/igos /var/www/jaran/pub/ISO/igos none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/opensuse_11.1 /var/www/jaran/pub/ISO/opensuse_11.1 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/4.0.0 /var/www/jaran/pub/ISO/Debian/4.0.0 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/5.0.0/iso-cd /var/www/jaran/pub/ISO/Debian/5.0.0/iso-cd none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/5.0.0/iso-dvd /var/www/jaran/pub/ISO/Debian/5.0.0/iso-dvd none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/alpha-3 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/alpha-3 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/beta-2 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/beta-2 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/release /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/release none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/6.06 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/6.06 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/8.04 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/8.04 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/8.10 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/8.10 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/9.04 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/9.04 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/9.10 /var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/9.10 none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp /var/www/jaran/pub/aplikasiopensource none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/ClamWin /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/ClamWIN none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/FileZilla /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/FileZilla none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/PortableApps /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/PortableApps none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/VLC /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/VLC none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/Xming /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/Xming none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/chat /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/chat none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/lyx /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/lyx none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/mozilla /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/mozilla none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/putty /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/putty none bind 0 0 /mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/voip /var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/voip none bind 0 0

91

You might also like