You are on page 1of 13

PENILAIAN AFEKTIF

Kebanyakan kita guru penilaian afektif diartikan sebagai sikap siswa , apakah siswa itu baik atau tidak. Ternyata pandangan ini sedikit agak keliru sebab penilaian afektif ini jauh melebihi baik atau tidaknya sikap siswa.

Ada 11 langkah dalam mengembangkan instrumen penilaian afektif, yaitu:

1. menentukan spesifikasi instrumen

2. menulis instrumen 3. menentukan skala instrumen 4. menentukan pedoman penskoran 5. menelaah instrumen 6. merakit instrumen 7. melakukan ujicoba 8. menganalisis hasil ujicoba 9. memperbaiki instrumen 10. melaksanakan pengukuran 11. menafsirkan hasil pengukuran

Ditinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran ranah afektif, yaitu (Depdiknas 2008)
1. sikap, 2. minat, 3.konsep diri 4.nilai 5. moral.

a. Instrumen sikap
Yaitu berhubungan dengan suka atau tidak sukanya terhadap pelajaran yang kita berikan. b. Instrumen minat.
Berhubungan dengan keinginan atau kecenderungan hati siswa terhadap pelajaran yang kita berikan

c. Instrumen konsep diri


Berhubungan dengan pengenalan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri.

d. Instrumen nilai
Berhubungan dengan pandangan dan perilaku siswa tentang mana yang baik dan mana yang buruk. e. Instrumen moral Berhubungan dengan perasaan salah atau benar siswa terhadap orang lain maupun diri sendiri.

Cara Menilai ranah Afektif


Ada beberapa cara yang dipakai untuk menilai ranah afektif peserta didik, yaitu : 1. Pengamatan langsung di lapangan (di dalam kelas) oleh guru. 2. Melalui angket atau kuesioner yang dibagikan kepada peserta didik. 3. Melakukan wawancara langsung dengan peserta didik. 4. Melalui informasi dari rekan guru atau dari BK (Bimbingan Konseling) di Sekolah 5. Melalui kunjungan ke rumah peserta didik

Tentu saja sebagai guru kita harus mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Peralatan ini disebut instrumen penilaian Afektif. Instrumen Afektif bukanlah berupa soal, tetapi berupa tabel-tabel yang berisi pernyataan-pernyataan terhadap kelima aspek afektif di atas . Penilaiannya dapat menggunakan skala-skala yang sudah dikenal dalam penilaian kuesioner/angket, misalnya : 1. Penilaian skala Thurstone 2. Penilaian skala Likert 3. Penilaian skala Beda Semantik,

Contoh pernyataan untuk kuesioner sikap:


 Saya senang membaca buku Ekonomi  Tidak semua orang harus belajar ekonomi  Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran ekonomi  Saya tidak senang pada tugas pelajaran ekonomi  Saya berusaha mengerjakan soal-soal ekonomi sebaikbaiknya  Memiliki buku Ekonomi penting untuk semua peserta didik

Contoh pernyataan untuk kuesioner minat:


 Catatan pelajaran ekonomi saya lengkap Catatan pelajaran ekonomi saya terdapat coretancoretan tentang hal-hal yang penting Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran ekonomi.  Saya berusaha memahami mata pelajaran ekonomi Saya senang mengerjakan soal ekonomi Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran Ekonomi

Contoh pernyataan untuk instrumen konsep diri:


 Saya sulit mengikuti pelajaran ekonomi  Saya mudah memahami pelajaran ekonomi  Saya mudah menghapal suatu ekonomi  Saya lebih mudah menghafal daripada menghitung  Saya mampu membuat karangan yang baik  Saya merasa sulit mengikuti pelajaran fisika  Saya bisa bermain sepak bola dengan baik  Saya mampu membuat karya seni yang baik  Saya perlu waktu yang lama untuk memahami pelajaran ekonomi

Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik:


 Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit untuk ditingkatkan.  Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal.  Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes cenderung akan diterima di perguruan tinggi.  Saya berkeyakinan sekolah tidak akan mampu mengubah tingkat kesejahteraan masyarakat.  Saya berkeyakinan bahwa perubahan selalu membawa masalah.  Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik adalah atas usahanya.

Contoh pernyataan untuk instrumen moral


 Bila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati.  Bila berjanji kepada orang yang lebih tua, saya berusaha menepatinya.  Bila berjanji pada anak kecil, saya tidak harus menepatinya.  Bila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta bantuan orang lain.  Bila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya berusaha membantu.  Kesulitan orang lain merupakan tanggung jawabnya sendiri.  Bila bertemu teman, saya selalu menyapanya walau ia tidak melihat saya.  Bila bertemu guru, saya selalu memberikan salam, walau ia tidak melihat saya.  Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan teman, walau tidak seluruhnya benar.  Bila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu mempercayainya.

Kisi-kisi penulisan Instrumen

No Indikator 1 2 3 Membaca buku Ekonmi .Mempelajari Ekonomi Melakukan interaksi dengan guru Ekonomi Mengerjakan tugas Ekonomi Melakukan diskusi tentang Ekonomi

Butir 1 1 1

Pertanyaan Saya senang membaca buku ekonomi Tidak semua orang harus belajar ekonomi Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran ekonomi Saya tidak senang pada tugas pelajaran ekonomi Saya berusaha mengerjakan soal-soal ekonomi sebaik-

Skala 1-4 1-4 1-4

4 5

1 1

1-4 1-4

You might also like