You are on page 1of 12

MEMILIKI gigi yang sedikit atau bahkan tidak menyisakan satu pun gigi alami pada usia 70 tahunan

mungkin dapat menjadi indikasi awal bahwa Anda tengah mengalami proses penuaan yang terlalu cepat, demikian dilaporkan hasil penelitian di Denmark. Penting artinya untuk menganggap serius buruknya kesehatan gigi pada masyarakat yang berisiko tinggi mengalami penurunan fisik atau perilaku secara umum, ungkap Dr. Paul Holm-Pedersen, dari Copenhagen Gerotological Oral Health Research Center seperti dikutip Reuters Health, Rabu (2/4). Temuan penting dalam penelitian ini adalah tanggalnya gigi tampaknya berkaitan erat dengan kasus kelumpuhan atau kematian pada usia tersebut serta meningkatkan arti penting isu klinis tentang pencegahan dan perawatan orang usia lanjut (lansia), ungkap Holm-Pedersen dan koleganya yang melaporkan risetnya dalam Journal of the American Geriatrics Society. Dalam penelitiannya, Pedersen melibatkan sekitar 573 pria yang tidak mengalami kelumpuhan serta para wanita yang berusia 70 tahunan yang tinggal di Copenhagen pada 1984. Jumlah gigi yang tersisa pada setiap partisipan dicatat sebagai data penting. Pada awal penelitian, kurang dari 20 persen para lansia ini memiliki sisa sekitar 20 gigi, dan lebih dari 40 persen tidak memiliki sisa gigi sama sekali. Para ahli menentukan kejadian atau kasus kelumpuhan di antara partisipan melalui pemantauan yang bervariasi selama 5, 10, 15 hingga 20 tahun. Kematian para partisipan juga didata setelah pemantauan sekitar 21 tahun. Di bandingkan dengan para lansia yang mampu mempertahankan 20 atau lebih gigi alami, mereka yang tak punya gigi sama sekali pada usia 70 tahun secara signifikan cenderung rentan mengalami gangguan mobilitas seperti berjalan atau naik tangga dalam kurun 5 hingga 10 tahun ke depan. Partisipan yang tak punya gigi pada usia 70-an juga dikaitkan dengan risiko kematian selama periode penelitian. Hubungan ini relatif kuat ketika para ahli memperhitungkannya dengan faktor lainnya yang secara potensial berkaitan dengan kelumpuhan dan kematian seeperti masalah kesehatan dan pendidikan. Tanggalnya gigi mungkin berhubungan dengan faktor sosial ekonomi dan perilaku yang kompleks, ungkap Holm-Pedersen

Lansia umumnya memiliki beberapa karakteristik selain usianya yang l anjut, seperti telah memiliki berbagai macam penyakit kronik degeneratif, fungsi organ sudah menurun, dan kapasitas cadang organ tubuh sudah terbatas. Volume cairan tubuh lansia juga sudah menurun. Nafsu makan lansia seringkali menurun akibat masalah gigi geligi, faktor sosial, psikologis, fisik, maupun faktor lainnya. Selain itu, gerakan lambung dan pengosongan lambung juga menurun seiring meningkatnya usia.

Bila Anda termasuk orang yang gemar mengonsumsi minuman energi atau pun minuman ringan (softdrink)sebaiknya berhati-hati. Minuman tersebut bisa jadi melepaskan dahaga, tetapi juga dapat mengikis lapisan gigi sehingga merusak keindahan mulut Anda. Seperti yang diungkap sebuah riset yang dimuat jurnal General Dentistry, minuman ringan tidak hanya memiliki tingkat keasaman (pH) yang dapat merusak gigi, namun tingkat buffering atau kemampuan minuman dalam menetralisir asam juga dapat menimbulkan efek negatif pada gigi. Peneliti dari Academy of General Dentistry's Amerika Serikat menyimpulkan haal tersebut setelah mereka melakukan uji keasaman pada sedikitnya lima jenis kategori minuman yang paling populer di pasaran. Hasilnya menunjukkan, berbagai jenis minuman olahraga dan minuman energi ternyata memiliki tingkat buffering paling tinggi sehingga berpotensi menmbulkan kerusakan pada enamel gigi. Menurut laporan riset ini, popularitas dua jenis minuman tersebut saat ini sedang menanjak di AS terutama di kalangan remaja dan orang dewasa. Gigi para penggemar minuman ini menjadi sangat rentan terhadap serangan asam yang terdapat dalam minuman. Alhasil, kualitas gigi mereka pun menjadi buruk dan dapat berujung pada tanggalnya gigi. Menurut juru bicara dari AGD (Academy of General Dentistry), Raymond Martin, pihaknya banyak sekali menemukan pasien yang mengalami tanggalnya gigi pada usia 20-an. Mereka banyak sekali menenggak soda, minuman olahraga dan minuman energi. Akibatnya, jika tidak ditangani serius sejak dini, dapat berujung pada problem gigi yang parah dan membutuhkan rehabilitasi mulut untu k memperbaikinya, ungkap Dr Martin. Berikut beberapa tips bagi kesehatan mulut : * Gunakan sedotan yang ditempatkan di bagian belakang atau dalam mulut sehingga mencegah adanya kontak cairan dengan gigi. * Kumurlah mulut dengan air bersih setelah mengonsumsi minumman berasam * Batasilah asupan sejumlah minuman ringan yang mengandugn soda, minuman energi atau minuman olahraga.

Usia lanjut dipandang sebagai masa yang disertai oleh penderitaan dengan berbagai penyakit, serta kesadaran bahwa setiap orang akan mati, maka kecemasan akan kematian menjadi masalah psikologis yang penting pada lansia. Tidak hanya ancaman kematian saja yang menjadi momok menakutkan bagi usia lanjut namun juga termasuk dengan minimnya hubungan sosial dengan lingkungan sekitar. Seiring dengan bertambahnya usia ancaman penyakitpun semakin meningkat. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Secara umum seseorang yang sudah memasuki usia lanjut berkisar pada 60 tahun hingga

meninggal. Seperti apa yang kita ketahui bahwa gejala yang muncul pada saat penuaan mulai terlihat kemunduran fisik seperti kulit yang mulai mengkerut, rambut yang memutih, begitu juga menurunnya daya ingat yang dimiliki oleh lanjut usia. Selain itu juga, di masa dewasa akhir atau lanjut usia pasti terjadinya kemunduran dorongan seksualitas yang dapat mengurangi keharmonisan keluarganya. Dalam menghadapi usia tua, orang-orang tua ataupun siapa saja, hendaknya memiliki pandangan yang positif dan benar tentang masa tua, agar tidak menimbulkan kecemasan atau tingkah laku pesimis yang tidak beralasan, karena: 1. Masa tua dialami oleh semua makhluk ciptaan Tuhan termasuk manusia. Masa tua bukan dialami oleh sekelompok orang, suku atau bangsa tertentu saja. Oleh karena itu mass tua merupakan peristiwa yang universal. 2. Menjadi tua adalah peristiwa yang normal setelah manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang membanggakan, namun peristiwa menjadi tua tidak perlu ditakuti. 3. Sewaktu menghadapi mass tua tingkah laku orang bermacam-macam, karena orang yang telah tua itu mempunyai pribadi yang unik. Keadaan mental dan fisik orang sewaktu mass tua tergantung kepada kesejahteraan yang dirasakannya pada perkembangan sebelumnya dan pola hidup pribadi seperti sikap mental, hubungan sosial, aktivitas fisik dan mental, pola makan atau diet, jumlah waktu dan pengaturan waktu istirahatnya. Disamping itu tingkah laku orang pada masa tua juga dipengaruhi oleh pandangan dan kesan orang itu terhadap kehidupan mass tua orang -orang tua di sekitarnya, tanpa memikirkan kenyataan bahwa tingkah laku orang masa tua itu sangat beragam. 4. Kematian pada masa tua merupakan suatu yang normal dan merupakan suatu peristiwa yang pasti terjadi. Kenyataan dalam masyarakat, kematian sulit diterima sebagai peristiwa yang normal dan sebagai bagian dari proses kehidupan, terutama bagi orang-orang yang terlalu menikmati duniawi sehingga melupakan kehidupan ukhrawi. 5. Menjadi tua dan sakit-sakitan bukanlah suatu yang kebetulan tetapi merupakan peristiwa kehidupan yang ada kaitannya dengan cara hidup sebelumnya. 6. Orang yang berusia lanjut adalah orang yang hidup pada umur 65 105 tahun. Oleh karena itu orang yang sudah tua, paling tidak hidup dalam dua generasi, satu generasi sampai berumur 45 tahun. 7. Orang yang sudah tua dapat belajar, namun pola belajar mereka berbeda dengan anakanak. Kecepatan belajar menurun, namun masih mempunyai kemampuan mempelajari sesuatu yang baru, maupun yang lama. 8. Orang yang sudah tua dapat berubah. Memang banyak orang yang mempercayai steriotipe yang menyatakan bahwa orang tua tidak dapat berubah. Kenyataannya, mereka perlu dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaannya yang tidak bekerja lagi, mengatur hidup dengan cara baru, dan pindah ke rumah anak atau ke panti jompo. Jadi, orang yang sudah tua membutuhkan dan berkemampuan melakukan perubahan. 9. Orang tua ingin selalu mengarahkan diri mereka sendiri, bukan tergantung kepada orang lain. Mereka tetap ingin mempunyai sumber keuangan sendiri dan membelanjakannya untuk kebutuhan sendiri, melakukan sesuatu secara sendiri untuk kepentingan sendiri, mengisi waktu senggang dengan kegiatan yang disenangi bahkan ikut kegiatan sosial yang mereka sukai. Keinginan mengarahkan diri sendiri merupakan cara penting bagi mereka untuk menjaga harga diri.

10. Orang tua merupakan orang yang sangat berguna bagi kita, jika kita menilai mereka secara positif. Keterbatasan fisik orang yang sudah tua, bukan berarti menyebabkan mereka tidak berguna, karena mereka memiliki pengalaman yang sangat banyak dalam berbagai bidang kehidupan. Pengalaman mereka itu dapat kita ambil hikmahnya sebagai pelajaran. Cara-cara mengatasi kehidupan yang sulit dapat kita pelajari dari mereka, apalagi kalau dulunya mereka seorang yang profesional. Mudah lupa merupakan gejala khas pada orang pikun yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak. Namun sebelum gejala itu muncul, proses kerusakan sudah dimulai. Gigi tanggal pada orang dewasa sering menandai dimulainya kemunduran fungsi otak. Tidak seperti gigi susu pada anak-anak, gigi permanen pada orang dewasa tidak akan tanggal dengan sendirinya melainkan dipicu hal lain. Salah satu faktor yang memicu gigi tanggal adalah adanya masalah pada gigi, gusi dan mulut. Ahli saraf dari Jepang, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya menungkap bahwa kondisi kesehatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal berhubungan erat dengan risiko kepikunan. Ia menyimpulkan hal itu setelah meneliti 6.000 lansia berusai 65 tahun ke atas. Menurutnya, infeksi yang terjadi di gusi dapat menyebabkan senyawa tertentu yang memicu radang. Senyawa ini bisa terbawa oleh aliran darah menuju tempat lain termasuk otak, lalu menyebabkan radang di jaringan tersebut. Radang yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerusakan pada saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama terjadinya kepikunan pada orang dewasa maupun lansia. Dr Nozomi mengungkap, lansia yang memiliki gigi yang masih lengkap punya risiko paling rendah untuk mengalami kepikunan. Sebaliknya, lansia yang tidak punya gigi atau sudah kehilangan sebagian giginya punya risiko tinggi untuk menjadi pikun lebih cepat. Hilangnya reseptor-reseptor di sekitar gigi berhubungan erat dengan matinya saraf-saraf tertentu di otak, yang nantinya memicu kemunduran fungsi kognitif, ungkap Dr Nozomi seperti dikutip dari Healthday. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Behavioral and Brain Functions beberapa waktu yang lalu. Sumber : http://www.apakabardunia.com/post/kesehatan/gigi-tanggal-pertanda-orangdewasa-sudah-mau-pikun-

rang berusia lanjut (Orang tua) ternyata seringkali mengalami masalah malnutrisi

walaupun mereka tidak kelihatan kurus. Semakin bertambah umur seseorang, semakin tinggi risiko menderita malnutrisi. Menderita penyakit tertentu, menurunnya fungsi fisiologis, pola makan yang salah, faktor ekonomi, berkurangnya kontak sosial, serta mengkonsumsi banyak obat adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi pada usia lanjut. Bila malnutrisi tidak ditangani dengan baik akan membawa konsekuensi defisiensi energ i, protein

dan nutrisi lainnya yang dapat berakibat pada meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan serta menurunnya kualitas hidup seseorang. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan asupan nutrisi tepat dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Malnutrisi pada usia lanjut merupakan konsekuensi dari berbagai masalah sosial, ekonomi, fisik - somatik, dan lingkungan. Pada pasien usia lanjut yang sedang sakit, malnutrisi meningkatkan komplikasi penyakit, membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama serta menyebabkan biaya pengobatan membengkak. Dengan demikian, nutrisi harus dianggap sebagai bagian dari pengobatan itu sendiri agar penanganan penyakit lebih baik dan efesien demikian dikatakan dr. Nina Kemala Sari, SpPDKGer, FINASIM pada acara Media Edukasi yang diselenggarakan oleh Divisi Geriatri - Departemen Penyakit Dalam FKUI dan Abbott Nutrition dalam rangka menyambut hari Lansia 29 Mei 2011. Adanya gangguan mobilisasi ( artritis dan stroke), gangguan kapasitas aerobik, gangguan indra (mencium, merasakan, dan penglihatan), gangguan gigi geligi/kemampuan mengunyah, malabsorbsi, penyakit kronik (anoreksia, gangguan metabolisme), alkohol, dan obat-obatan menyebabkan usia lanjut mudah mengalami malnutrisi. Faktor psikologis seperti depresi dan dimensia serta f aktor sosial ekonomi (keterbatasan keuangan, pengetahuan gizi yang kurang, fasilitas memasak yang kurang dan ketergantungan dengan orang lain) juga dapat menyebabkan usia lanjut mengalami malnutrisi. Malnutrisi berhubungan dengan gangguan imunitas, mengham bat penyembuhan luka, penurunan kualitas hidup, peningkatan biaya penggunaan fasilitas kesehatan, dan peningkatan mortalitas, tambahnya. Di dunia saat ini terdapat sekitar 737 juta jiwa penduduk usia lanjut, yaitu usia 60 tahun lebih (data UNFPA). Dari j umlah tersebut sekitar duapertiga tinggal di negaranegara berkembang, termasuk di Indonesia. Data BPS tahun 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 dan sekitar 20 juta orang adalah penduduk usia lanjut. Di Indonesia, jumlah popul asi orang berusia lanjut ini akan mengalami peningkatan yang luar biasa; terbesar di dunia (414%) pada tahun 2025. Hal ini mendorong kita semua untuk siap menghadapinya, siap dalam menghadapi konsekuensi logis akan adanya masalah masalah yang muncul seirin g dengan ledakan populasi usia lanjut ini. Karenanya, Divisi Geriatri Departemen Penyakit Dalam FKUI menyelenggarakan Temu Ilmiah Geriatri yang diselenggarakan pada. Keluhan pasien usia lanjut yang datang ke RS seringkali ternyata disebabkan karena mereka tidak mengkonsumsi nutrisi dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan perbaikan asupan nutrisi agar orang tua dapat mengkonsumsi makanan yang berimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh, ujar dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD. Namun demikian, konsum si nutrisi yang baik tidak hanya dilakukan pada saat masa tua. Menabung cadangan nutrisi sejak dini perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif serta menurunnya kualitas hidup. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya menjaga kebu tuhan nutrisi sejak usia tengah baya diharapkan dapat memiliki masa tua yang sehat baik secara fisik dan mental.

Menjadi tua memang tak bisa dicegah. Proses penuaan ini disertai dengan menurunnya kekuatan tubuh dalam berbagai hal. Salah satunya adalah menurunnya sistem metabolisme tubuh, seperti pergerakan berkurang, tergangguanya intelektualitas, mulai suka mengisolasi diri, menurunnya vitalitas, insomnia, kemunduran panca indra, dan kemunduran proses penyembuhan karena berbagai hal terutama penyakit. Bukan hanya ditandai dengan menurunnya metabolisme tubuh, perubahan fisik juga turut menyertai lansia, seperti, gigi ompong, persendian kaku, gampang kesemutan, kulit keriput, perut sering mual, dan susah buang air besar. Susah buang air besar (BAB) adalah hal yang paling sering dikeluhkan para lansia. Ditambah pola makan yang tidak sehat dan hal itu malah akan memperburuk kondisi lansia. Oleh sebab itu, lansia sebaiknya lebih memperhatikan pola hidup sehat dan memahami keadaan tubuhnya. Beberapa jenis makanan sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan tubuh lansia, seperti menghindari gula pasir yang dapat membut asam lambung meningkat, gorengan, buah seperti mangga dan nanas, dan garam. Lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan lunak yang dapat membantu mempermudah sistem pencernaan mengolah makanan. Buah pisang dan umbi-umbian adalah salah satu makanan yang diperbolehkan. Jenis pengolahan makanan juga harus diperhatikan agar lansia tak merasa bosan dengan makanan yang disajikan. Mengolah makanan menjadi bubur atau membuat jenis makanan kukus dan direbus bisa menjadi alternatif. Selain itu konsumsi biji-bijian juga dianjurkan untuk lansia, contonya biji wijen, biji bunga matahari, dan biji semangka yang bisa meningkatkan saraf otak dan kaya akan kalsium. Tak kalah pentingnya adalah mengatur waktu makan untuk lansia. Pengaturan waktu makan ini diperlukan untuk tetap menjaga kondisi tubuh dan sistem pencernaan. Berikut adalah contoh pengaturan waktu makan dan jenis menu yang dapat diberikan untuk lansia : Makan pagi : bubur beras merah, ketela, gembili, kelapa parut bisa di taburkan di bubur merah, atau daging kelapa. Makan siang : tahu, sayur segar, lalapan yang di cincang halus dan susu segar. Makan malam : tanpa nasi, sup sayur, pepes ikan, ayam kampung (diblender), dll. Makanan lain yang bisa dicoba adalah jus buah dan sayur yang sangat diperlukan lansia untuk menjaga kestabilan kebutuhan serat tubuh, sekaligus sebagai terapi kesehatan. Jus buah dan sayur serta manfaatnya untuk lansia seperti wortel dan sledri untuk antioksidan, wortel dan daging kelapa muda untuk asam lambung, delima dan sledri 3 batang untuk menghilangkan capek dan linu, nanas dan yogurt untuk antioksidan dan pencernaan, nanas dan jahe untuk kaku dan bengkak, pepaya dan pisang untuk melapisi lambung.

Masalah Gigi dan Mulut Lansia


Neni RidarineniKesehatan mulut yang buruk bisa membawa aneka penyakit hingga menurunkan kualitas hidup.Akhir-akhir ini mulut Effendi (78 tahun) terasa kering. Giginya mudah tanggal, ia pun kehilangan nafsu untuk makan. ''Dalam sehari saya kadang tidak makan sama sekali. Kalaupun makan, hanya roti tawar dan sejenisnya,'' keluhnya. Tidak makan terkadang kemudian menjadikan Effendi tak bersemangat untuk melakukan kegiatan apa pun. Mungkin ia belum tahu, seiring meningkatnya usia, kelainan dalam rongga mulut juga bertambah. ''Kesehatan oral yang buruk terutama akibat tanggalnya gigi dan kondisi periodontal yang berat, banyak dijumpai pada kelompok lansia,'' kata dokter internist Konsultan Lanjut usia RSUP Dr Sardjito dr Probosuseno, SpPD-KGer kepada Republika.Dampak negatif penyakit dan kondisi oral (kawasan mulut) yang buruk cukup bermakna, karena bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan, kematian, dan penurunan kualitas hidup lansia. Sebagai akibat proses penuaan, pada gigi terjadi perubahan antara lain penyusutan (perubahan atrofik) pada rahang sehingga gigi mudah tanggal.Selain itu, kata dia, perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa (selaput lendir) dan kelenjar serta otot-otot pencernaan. Berbagai perubahan itu akan menyebabkan gangguan mengunyah dan menelan, perubahan nafsu makan, dan bahkan menimbulkan berbagai penyakit.Pengaruh merembetMenurut Probo, panggilan akrab Probosuseno, hubungan antara kesehatan mulut dan kesehatan umum terlihat nyata pada lansia. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa kesehatan mulut merupakan komponen penting dari kesehatan umum. Kesehatan mulut yang buruk dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan secara keseluruhan, yang disertai penurunan kemampuan mengunyah dan makan, sehingga memengaruhi asupan nutrisi.Penyakit sistemik, penyakit yang menyerang ke dalam tubuh, dan atau efek samping pengobatan penyakit juga memberikan dampak ke kawasan mulut. Bisa berupa peningkatan risiko penyakit rongga mulut, penurunan aliran ludah, memengaruhi sensasi rasa dan bau, nyeri orofasial, pertumbuhan berlebihan ginggiva, resorpsi tulang alveolar, dan mobilitas gigi.Pemakaian banyak obat sekaligus pada lansia juga memperburuk dampak terhadap kesehatan...

Usia bertambah, banyak terjadi perubahan di kawasan mulut. Sejumlah perubahan dalam gigi dan mulut pada lansia antara lain: Tulang rahang dan sendi (temporomandibuler). Kepadatan tulang rahang atas dan bawah menurun menurun sekitar 20 persen pada usia 45-90 tahun. Kondisi akan lebih rapuh lagi bila lansia menderita osteoporosis. Gigi dan periodontum Pada lansia jaringan penyangga gigi mengalami kemunduran sehingga gigi goyang dan mudah tanggal. Secara makroskopik, gigi meng-alami perubahan dalam bentuk dan warnanya seiring dengan pertam-bahan usia. Di Indonesia sekitar 24 persen dari jumlah lansia berusia 65 tahun atau lebih mengalami gigi ompong (edentulisme).

Gigi berlubang dan penyakit periodontal berat merupakan alasan utama dilakukan cabut gigi. Lansia tanpa gigi cenderung menghindari makanan berserat dan memilih makanan yang kaya lemak jenuh dan kolesterol, suka makanan yang mudah ditelan dan empuk, seperti kue, mi, sehingga mengakibatkan hiperkolesterolemia/hipertrigllse ridemia, gula darah naik. Akibatnya, mudah kena serangan jantung koroner dan stroke.Probo mengakui pemakaian gigi tiruan dapat memperbaiki defisiensi mengunyah memperbaiki nutrisi, fungsi bicara dan kesehatan penderita. Namun, stomatitis (radang rongga mulut seperti sariawan) dapat terjadi akibat gigi tiruan, prevalensi stomatitis dilaporkan sebesar 11 67 persen pada pemakai gigi tiruan komplet. Kejadian stomatitis akibat gigi tiruan berkorelasi kuat dengan kebersihan gigi atau banyaknya plak. Lebih lanjut Probo mengungkapkan hampir sepertiga lansia berusia 65 tahun atau lebih mempunyai karies dental koronal dan akar (gigi kerowok pada bagian leher gigi dan kerowok gigi sampai bagian akar gigi) yang tidak diterap!. Kerusakan gigi yang tidak ditangani ini akan memburuk dan dapat menimbulkan nyeri yang memengaruhi kesehatan oral dan umum, bahkan mengakibatkan gigi tanggal.Prevalensi penyakit periodontal (radang gusi, radang sekitar gigi meliputi gusi, rahang dan lain-lain) akan semakin meningkat dengan meningkatnya usia yaitu dari sekitar enam persen pada usia 25-34 tahun menjadi sekitar 41 persen pada usia 65 tahun atau lebih. Selain itu, sekitar tujuh persen lansia mengalami nyeri gigi minimal dua kali selama enam bulan. Otot, lapisan mukosa rongga mulut, lidah, dan kelenjar ludah Total massa otot mengalami penurunan sampai kurang lebih 33 persen bila usia seseorang 80 tahun. Secara umum terjadi perubahan pada otot atau hilangnya serabut otot dengan cepat.Penurunan kurang lebih 40 persen dijumpai pada otot rahang, otot pengunyahan. Hal ini menyebabkan penurunan kekuatan dan efisiensi dalam mengunyah makanan, gerakan yang tidak terkontrol dari bibir, lidah, dan rahang. Perawatan gigi lansia pun menjadi lebih sulit. Lapisan mukosa menjadi lebih tipis, halus, dan lebih kering, elastisitasnya. Akibatnya apabila lansia sakit akan memperlambat proses penyembuhannya. Toleransi jaringan terhadap stres atau rangsangan menjadi berkurang. Apabila terjadi trauma kecil saja terjadi kerusakan. Selain itu, lidah sering mengalami atrofi papil lidah dan luka-luka. Akibatnya terjadi perubahan persepsi terhadap pengecapan. Lidah biasanya membesar akibat hilangnya sebagian besar gigi. Karena proses menua, aliran saliva menurun dan dapat menyebabkan kesulitan dalam bicara dan menelan. Mukosa pun rentan terhadap trauma mekanik dan infeksi.Sekitar 30 persen pada lansia berusia 65 tahun lebih mengalami mulut kering [xerostomia). Penyebabnya penyakit, usia atau penggunaan obat-obatan. Obat paling sering adalah antidepre-san trisiklik, antipsikotik, antikolinergik, beta bloker (obat penurun tekanan darah tinggi), anti-histamin (antialergi), antispasmodik saluran kemih, diuretik, bronkodilator. agen gastrointestinal, dan obat anti-Parkinsons disease. Keluhan mulut kering terutama banyak didapatkan pada pasien yang diterapi untuk hipertensi, psikiatrik atau problem saluran kemih dan perokok. "Tidak aneh jika lansia sering saat makan merasa tidak nyaman (seret) dan mudah tersedak," kata Probo, "Untuk itu mereka butuh minum di tengah-tengah makan.
Kesehatan mulut yang buruk dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan secara k eseluruhan, yang disertai penurunan kemampuan mengunyah dan makan, sehingga memengaruhi asupan nutrisi.Penyakit sistemik, penyakit yang menyerang ke dalam tubuh, dan atau efek samping pengobatan penyakit juga memberikan dampak ke kawasan mulut. Hal lain seperti diet tinggi gula,

kebersihan mulut yang tidak memadai karena ketidakmampuan lansia, serta penggunaan alkohol dan tembakau, merupakan faktor risiko yang juga memengaruhi kesehatan mulut.Golongan lansia, menurut Probo, memerlukan pelayanan yang lebih kompleks untuk meningkatkan status kesehatan mulut dan umum serta kualitas hidupnya.

kehilangan gigi pada lansia merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas kesehatan lansia. Kehilangan gigi akan sangat berpengaruh terhadap penyerapan dan metabolismezat gizi yang diserap oleh tubuh sehingga tubuh kekurangan gizi.

Karena faktor usia dan kurangnya pemahaman pola hidup sehat, banyak diantara mereka mengeluhkan gigi yang sakit, goyang bahkan tanggal hingga membutuhkan gigi tiruan (gigi palsu). Untuk menangani para lansia, dibutuhkan keahlian khusus, tidak seperti pemeriksaan biasa pada orang yang lebih muda. Bahkan ada ilmu khusus yang mempelajari penanganan kesehatan gigi dan mulut untuk lansia yang disebut Geriodontologi. Ini tidak seperti pemeriksaan gigi biasa, tapi juga melibatkan aspek psikologis yang lebih dalam, agar para lansia tersebut merasa nyaman untuk diperiksa. Kita harus memperhatikan faktor kenyamanan sarana dan prasarananya serta pelayanan yang ramah dari para petugas medis, khususnya dokter,

Proses menua adalah proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia, dimana pada proses ini terjadi perubahan jaringan tubuh yang sangat kompleks demikian pula halnya pada jaringan rongga mulut. Dengan meningkatnya usia seseorang maka meningkat pula resiko terjadinya penyakit pada usia lanjut. Perubahan-perubahan yang menyertai usia lanjut tidak hanya menyangkut perubahan pada jaringan dan organ tubuh, tetapi juga menyangkut perubahan pada rongga mulut dan perubahan kecakapan gerak dan mental. Karakteristik penyakit yang dapat dijumpai pada lansia memiliki ciri tertentu dan berbeda dengan penyakit yang dapat dijumpai pada usia muda. Perawatan yang dilakukan pada lansia harus dianggap sebagai satu keutuhan, jadi bukan sekedar merawat organ-organ yang sakit saja. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan interdisiplin yang melibatkan berbagai pihak dan dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan prinsip pelayanan pada lansia sehingga pelayanan yang diberikan dapat dilaksanakan secara maksimal dantidak tumpang tindih. Keywords: pelayanan gigi mulut lansia URI: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8559

Penelitian yang dipublikasikan Behavioral and Brain Function melaporkan, partisipan yang mengalami gejala pikun, jarang atau bahkan tidak pernah memeriksakan gigi mereka ke dokter. Dr. Nozomi Okamoto, ketua investigasi dari studi ini, mengatakan ini adalah salah satu penjelasan mengenai kaitan antara penanggalan gigi dan masalah daya ingat.

Infeksi pada gusi bisa memicu terjadinya penanggalan gigi dan memaksa tubuh untuk mengeluarkan zat peradangan yang nantinya akan menyebabkan peradangan pada otak dan mempercepat kepikunan. Matinya koneksi ke otak akan menyebabkan penanggalan gigi, dan ujungnya penanggalan gigi itu sendiri akan berkontribusi pada penurunan kognitif seseorang. Hilangnya sensor penerima di sekitar gigi dihubungkan dengan matinya beberapa sel saraf (neuron), tambah Okamoto.(PreventionIndonesia Penyakit metabolik seperti diabetes melitus, hipertensi, stroke, dan osteoporosis sering sekali dirisaukan oleh orang tua kita yang ada di tahap Lansia. Tentu saja, sebagai putra-putri yang bangga dibilang sayang Bokap Nyokap, kita musti tahu penyakit-penyakit metabolik yang ada serta apa saja yang musti diberikan untuk mereka. Masih ingat slogan Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati kan? Kita sedikitnya musti tahu bahwa penyakit metabolik merupakan momok bagi orangtua Lansia. Usia diatas 50 tahun rentan sekali terhadap penyak it-penyakit, yang diantaranya: kencing manis (diabetes melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, serta pengeroposan tulang (osteoporosis). Selalu ingatkan orang tua untuk menghindari makanan yang keras, padat, dan berasa terlalu asin, asam ataupun manis. Usahakan pula untuk mengurangi porsi makan mereka. Pengurangan porsi makanan dilakukan karena kebutuhan energi pada orang tua turun sangat drastis. Lakukan secara bertahap agar tidak mempengaruhi stamina dan kondisi tubuh mereka. Akan lebih baik jika mulai menyediakan makanan agak lunak sejak dini. Hal lain yang dibutuhkan lansia adalah Zat Kalsium yang ada pada susu. Kalsium ini digunakan untuk memperkuat tulang, mencegah terjadinya osteoporosis, dan mencegah tubuh membungkuk. Bagaimana pun caranya, usahakan minum susu menjadi rutinitas orang tua kita. Hal tak kalah penting untuk orang tua adalah Omega 3.Mengkonsumsi omega 3 yang didapat dari ikan laut dan minyak ikan dapat mencegah terjadinya stroke pada orang tua usia lanjut. Intinya, pastikan kita menjaga kesehatan kedua orang tua kita sejak dini. Periksakan secepatnya ketika mereka mulai mengeluh tentang kondisi tubuhnya. Dan yang pasti, jangan pernah lupa untuk memberikan asupan makanan bergizi bagi mereka. Susu, Omega 3 dan SBI (Sayur, Buah, Ikan Laut) adalah konsumsi wajib orang tua kita. Meski terlihat sepele, ternyata kehilangan gigi karena penuaan dapat memicu kepikunan. Penelitian ini dilakukan oleh Dr Nozomi Okamoto, berikut merupakan penjelasannya. Kemunduran kemampuan kognitif yang ditandai dengan berkurangnya daya ingat itu merupakan salah satu gejala awal penyakit alzheimer. Bila dibandingkan dengan lansia yang masih memiliki gigi, mereka yang mulai ompong ternyata lebih banyak mengalami kepikunan.

Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 4.000 orang Jepang berusia minimal 65 tahun yang memeriksakan gigi dan fisik. Partisipan yang mengalami gejala pikun lebih jarang, bahkan tidak pernah, mengunjungi dokter gigi. Infeksi pada gusi bisa menyebabkan gigi tanggal dan membuat tubuh melepaskan zat kimia penyebab radang. Hal ini bisa memicu inflamasi di bagian otak, yang berakibat pada matinya saraf-saraf dan mempercepat kepikunan, kata Dr Nozomi Okamoto, peneliti. Ia menambahkan, mekanisme tersebut bisa menjadi lingkaran setan. Hilangnya koneksi antarsaraf di otak bisa menyebabkan gigi tanggal dan akhirnya menyebabkan kemunduran kognitif. (kompas.com) Merawat kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan lebih begitu, orang tua. Mereka perlu untuk menerima yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari. Cara terbaik adalah bahwa teknik yang dikuasai oleh para pengasuh mereka. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diikuti. Orang tua adalah sensitif tentang memiliki kepala atau mulut mereka disentuh. Lakukan perlahan-lahan dan menjelaskan apa yang Anda akan lakukan. Berbicara dengan suara lembut dan membuat mereka merasa nyaman ketika menyikat gigi atau membersihkan gigi dengan benang gigi. Gunakan sikat gigi bulu lembut. Sikat gigi dengan gerakan memijat lembut melingkar. Ganti sikat setiap tiga bulan. Hindari menyikat lidah. Menggores itu dengan lidah pengerik untuk menghilangkan kotoran dan bakteri. Sikat gigi juga bisa diikat ke tangan mereka untuk memberi mereka kemerdekaan dan penting. Sikat gigi otomatis juga bisa digunakan. Flossing tips yang cukup penting juga. Jika Anda tidak terbiasa, cobalah flosser otomatis. Awalnya mungkin gusi sakit dan berdarah, tetapi ini akan segera berlalu. Selalu ingat untuk benang belakang gigi terakhir di dalam mulut. Ini dapat menghilangkan partikel-partikel makanan dan kotoran di mana tidak ada sikat dapat mencapai. Sementara tugas ini dilakukan pada mereka, mengalihkan perhatian mereka dengan meletakkan di TV atau radio. Ada tips tentang gigi palsu juga. Sebelum memasang gigi palsu di pagi hari, gusi dan langitlangit mulut harus disikat dengan pasta gigi lembut untuk menghilangkan plak. The gigi palsu harus dibersihkan setiap hari. Setiap geligi palsu sumbing, retak atau rusak harus diperbaiki secara profesional oleh dokter gigi. Pastikan bahwa pas gigi palsu; ketika mereka membawa luka menyakitkan di mulut mereka. Merawat kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan lebih begitu, orang tua. Mereka perlu untuk menerima yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari. Cara terbaik adalah bahwa teknik yang dikuasai oleh para pengasuh mereka. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diikuti. Orang tua adalah sensitif tentang memiliki kepala atau mulut mereka disentuh. Lakukan perlahan-lahan dan menjelaskan apa yang Anda akan lakukan. Berbicara dengan suara lembut dan membuat mereka merasa nyaman ketika menyikat gigi atau membersihkan gigi dengan benang gigi. Gunakan sikat gigi bulu lembut. Sikat gigi dengan gerakan memijat lembut melingkar. Ganti sikat setiap tiga bulan. Hindari menyikat lidah. Menggores itu dengan lidah pengerik untuk menghilangkan kotoran dan bakteri. Sikat gigi juga bisa diikat ke tangan

mereka untuk memberi mereka kemerdekaan dan penting. Sikat gigi otomati juga bi a digunakan. Flossing tips yang cukup penting juga. Jika Anda tidak terbiasa, cobalah flosser otomatis. Awalnya mungkin gusi sakit dan berdarah, tetapi ini akan segera berlalu. Selalu ingat untuk benang belakang gigi terakhir di dalam mulut. Ini dapat menghilangkan partikelpartikel makanan dan kotoran di mana tidak ada sikat dapat mencapai. Sementara tugas ini dilakukan pada mereka, mengalihkan perhatian mereka dengan meletakkan di TV atau radio. Ada tips tentang gigi palsu juga. Sebelum memasang gigi palsu di pagi hari, gusidan langit langit mulut harus disikat dengan pasta gigi lembut untuk menghilangkan plak. The gigi palsu harus dibersihkan setiap hari. Setiap geligi palsu sumbing, retak atau rusak harus diperbaiki secara profesional oleh dokter gigi. Pastikan bahwa pas gigi palsu; ketika mereka membawa luka menyakitkan di mulut mereka.

ya, para lansia perlu mengkonsumsi suplemen makanan. Suplemen makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung vitamin C. Vitamin C akan membantu menyerap vitamin dan mineral lain yang dibutuhkan tubuh, kata Djoko. Untuk lansia, suplemen ini sebaiknya dilengkapi juga dengan mineral lain, seperti vitamin B kompleks, vitamin D,omega 3 atau ginko biloba. Vitamin B kompleks berguna meningkatkan kekebalan tubuh. Sementara vitamin D berfungsi sebaga tambahan kalsium untuk kesehatan i tulang. Ada pun omega 3 untuk kesehatan jantung, dan ginko biloba menutrisi otak dan mencegah kepikunan. Meski begitu, sebaiknya lansia mengonsumsi suplemen yang berdosis rendah sehingga aman dikonsumsi setiap hari. Dosis kecil aman karena fungsi penyerapan orang tua lebih rendah dibandingkan orang muda, ujar Djoko. kompas.com

You might also like