You are on page 1of 15

Percobaan I Multimeter Lab.

Dasar Teknik Elektro STEI-ITB



Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
1
PERCOBAAN I
MULTIMETER

1. Tujuan
a. Mempelajari fungsi dan sifat multimeter
b. Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan
c. Dapat membedakan multimeter elektronis dan non elektronis
d. Dapat membedakan multimeter digital digital dan analog
e. Dapat mengunakan multimeter sebagi pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai
pengukur arus (Amperemeter), sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter)
f. Mempelajari kode warna pada resistor

2. Pendahuluan

2.1. Multimeter non Elektronis
Multimeter jenis bukan elektronik kadang-kadang disebut juga AVO-meter, VOM
(Volt-Ohm-Meter), Multitester, atau Circuit Tester. Pada dasarnya alat ini merupakan
gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, tegangan bolak-balik. Untuk
mengetahui fungsi dan sifat multimeter yang dipergunakan pelajarilah baik-baik
spesifikasi teknik (technical specification) alat tersebut.

Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah:
- batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC volt),
tegangan bolak-balik (AC volt), arus searah (DC amp, mA, A), arus bolak-balik
(AC amp) resistansi (ohm, kilo ohm).
- sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada pengukuran tegangan
searah dan bolak-balik.
- Ketelitian yang dinyatakan dalam %
- Daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan bolak-balik
(misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz).
- Batere yang diperlukan

Sebelum menggunakan alat tersebut, perlu dipelajari
- cara membaca skala
- cara melakukan zero adjustment (membuat jarum pada kedudukan nol)
- cara memilih batas ukur
- cara memilih terminal, yaitu mempergunakan polaritas (tanda + dan -) pada
pengukuran tegangan dan arus searah (perlukah hal ini diperhatikan pada
pengukuran tegangan bolak-balik?)

Dalam memilih batas ukur tegangan atau arus perlu diperhatikan faktor keamanan dan
ketelitian. Mulailah dari skala yang cukup besar untuk keamanan alat, kemudian
turunkanlah batas ukur sedikit demi sedikit. Ketelitian akan paling baik bila jarum
menunjuk pada daerah dekat dengan skala maksimum.

Pada pengukuran tegangan searah maupun bolak-balik, perlu diperhatikan sensitivitas
meter yang dinyatakan dalam ohm per volt. Sensitivitas meter sebagai pengukur
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
2
tegangan bolak-balik lebih rendah daripada sensitivitas sebagai pengukur tegangan
searah.

Resistensi dalam voltmeter (dalam ohm)=batas ukur x sensitivitas

Pada pengukuran tegangan bolak-balik perlu diperhatikan pula spesifikasi daerah
frekuensi (frequency converege/range). Perlu diketahui bahwa multimeter mempunyai
kemampuan yang terbatas, dan bahwa harga efektif (rms = root mean square) tegangan
bolak-balik umumnya dikalibrasi (ditera) dengan gelombang sinusoida murni bila kita
ingin mengukur tegangan tegangan bolak-balik yang mengandung tegangan searah,
misalnya pada anoda suatu penguat tabung trioda atau pada kolektor suatu penguat, suatu
penguat transistor, maka terminal kita hubungkan seri dengan sebuah kapasitor dengan
kapasitas 0,1 mikrofarad.
Kapasitor ini akan mencegah mengalirnya arus searah, tetapi tetap dapat mengalirkan
arus bolak-balik. Pada multimeter tertentu, kadang-kadang kapasitor ini telah terpasang
didalamnya.

2.2. Multimeter Elektronis
Multimeter ini dapat mempunyai nama: Viltohymst, VTM + Vacuum Tube Volt Meter,
Solid State Multimeter = Transistorized Multimeter. Alat ini mempunyai fungsi seperti
multimeter non elektronis. Adanya rangkaian elektronis menyebabkan alat ini
mempunyai beberapa kelebihan. Bacalah spesifikasi alat tersebut. Perhatikan " resistasi
dalam" (input resistance, input impedance) pada pengukuran tegangan DC dan AC.

Pelajarilah: kedudukan On-Off, cara melakukan zero adjusment, cara memilih batas ukur
(range), cara mempergunakan probe dan cara membaca skala. Multimeter/Voltmeter
elektronis dapat dibagi atas dua macam yaitu tipe analog dan tipe digital. Apakah
perbedaan kedua macam alat tersebut?

2.3. Alat Ukur Arus Searah
Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat
ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer?
Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
- Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya
- Ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya
- Polaritas (tanda + dan -)

Bila kita mempunyai milliamperemeter arus searah, hendak digunakan sebagai ammeter
dengan beberapa macam batas ukur, dapat dilakukan sebagai berikut:

Gambar 1 Rangkaian dasar Ammeter searah
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
3

Misalkan M adalah milliamperemeter dengan batas ukur 1 mA dan resistansi dalam =
R
M
(lihat Gambar 1)
Kita pasang suatu resistor R
P
paralel dengan meter M.
Dari rangkaian,dapat dilakukan perhitungan berikut:
P
M M
P M M P P
R
R I
I R I R I = =
Arus yang diukur adalah :

|
|

\
|
+ = + = + =
P
M
M M
P
M M
M P x
R
R
I I
R
R I
I I I 1
Misalkan I
M
adalah batas ukur meter M = 1 mA dan dipilih
M P
R R
9
1
= maka arus yang
diukur adalah :
M
X M M
M
R
I I 1 10 I 10 mA
1
R
9


= + = =




Jadi dengan memilih harga R
P
tertentu, kita dapat mengatur besarnya arus I
X
yang
diukur. Resistor R
P
disebut resistor paralel atau "shunt dari rangkaian ammeter.

2.4. Alat Ukur Tegangan Searah
Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter) dan
rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur
dengan arus searah yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat
yang bekerja (merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas
bergerak dalam medan magnet tetap tersebut.
Rangkaian dasar voltmeter dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian dasar Voltmeter searah

Dari gambar ini dapat diperoleh:
V
X
= I
M
R
S
+ I
M
R
M

Dengan :
V
X
= tegangan yang diukur
R
S
= resistor seri
R
M
= resistansi dalam meter
M = meter dasar (berupa mA-meter)
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
4
Bila I
M
adalah batas ukur meter M atau skala penuh maka R
S
harus dipilih sehingga V
X

merupakan batas ukur dari seluruh rangkaian sebagai voltmeter.


2.5. Alat Ukur Tegangan Bolak-Balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter dasar
(misalnya A-meter searah) dan resistor seri (lihat Gambar 3).
Rangkaian

Gambar 3 Rangkaian Dasar Voltmeter Bolak-Balik

untuk (a):
Arus searah:
) ( 11 , 1 ) arg (
9 , 0
2 2 2 2 2
2
2
M S M X
M S
X
M S
X
M S
X
M S
XM
F M S
XM
M
R R I efektif a h V atau
R R
V
R R
V
R R
V
R R
V
R R R
V
I
+
+

+
=
+
=
+

+ +
=




Untuk (b)
Arus searah
) ( 22 , 2 ) arg (
45 , 0
2 1 1
2
1
M S M X
M S
X
M S
X
M S
XM
F M S
XM
M
R R I efektif a h V atau
R R
V
R R
V
R R
V
R R R
V
I
+
+

+
=
+

+ +
=


Skala multimeter ssebagai voltmeter bolak-balik umumnya ditera (dikalibrasi) untuk
bentuk gelombang sinusoida murni. Dengan demikian meter akan menunjukan harga
yang salah bila kita mengukur tegangan bolak-balik bukan sinus murni

2.6. Alat Ukur Resistansi
Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa
miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer serta
suatu sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua macam ohmmeter, yaitu
ohmmeter seri dan ohmmeter paralel.
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
5

Gambar 4 Rangkaian Dasar Ohmmeter

V adalah sumber tegangan searah/batere dan R
M
adalah resistansi dalam meter dasar M
a. Mula-mula diambil RX = nol atau A-B dihubungkan sehingga diperoleh arus
melalui meter M adalah:

) 1 .........( .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
) 1 .( .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2 1
2 1
a R
I
V
R R
I
R R R
V
I
M
maks
maks
M
M
= + +
=
+ +
=


Pada keadaan tersebut R
2
diatur agar meter M menunjukan harga maksimum. I
maks
= arus
skala penuh (full-scale).

b. Bila diambil R
X
= tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka, maka diperoleh:
0 =
M
I
c. Sekarang dimisalkan suatu resistor R
X
dipasang pada A-B, maka arus melalui M
adalah:]
) 3 .....( .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2 1 X M
M
R R R R
V
I
+ + +
=
Sehingga:
) 4 ......( .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
) (
2 1
maks M
M
M
X
I
V
I
V
R R R
I
V
R
=
+ + =


Dalam persamaan tersebut I
M
= arus yang mengalir melalui meter M dan R
X
= resistansi
yang diukur.

2.6.1.1 Kurva Kalibrasi
Dari persamaan (4) terlihat bahwa R
X
dapat dinyatakan dalam I
M
atau terdapat hubungan
antara resistansi R
X
(yang kita ukur) dengan arus melalui meter I
M
. Perhatikan pula
bahwa grafik hubungan antara R
X
dan I
M
disebut sebagai kurva kalibrasi.
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
6
Gambar 5 menunjukan contoh bentuk kurva kalibrasi untuk suatu ohmmeter seri


Gambar 5 Contoh Bentuk Kurva Kalibrasi Suatu Ohmmeter Seri

Dari kurva kalibrasi, terlihat bahwa skala ohmmeter merupakan skala yang tidak linier.
Pada daerah dekat dengan harga nol terdapat skala yang jarang dan makin dekat dengan
harga tak terhingga diperoleh skala yang makin rapat. Selain itu perlu diperhatikan
bahwa skala ohmmeter seri harga nol ohm terletak di sebelah kanan pada simpangan
maksimum.

2.6.1.2 Resistansi Skala Tengah
Resistamsi skala tengah R
t
( = R
h
= "half scale resistance") adalah harga resistansi R
t
=
R
X
yang menyebabkan jarum meter menunjuk pada pertengahan skala.
Keadaan ini sesuai dengan arus meter
2
maks
M
I
I =
Harga R
t
sangat penting karena menunjukan jarum pada daerah sekitar R
t
, akan
mempunyai ketelitian yang paling baik.
Mengapa?


Untuk menentukan harga R
t
, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Dari persamaan (3), arus melalui meter adalah:
X M
M
R R R R
V
I
+ + +
=
2 1

- Untuk R
X
= nol, maka
) 5 ........( .......... .......... .......... .......... ..........
2 1
penuh skala maks
M
M
I I
R R R
V
I
=
+ +
=

- Untuk R
X
= R
t
= Resistansi skala tengah, maka:
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
7
) 6 .....( .......... .......... .......... .......... .......... ..........
) ( 2
2
2 1
2 1
2 1
X M
maks
t M
X M
M
R R R R
V
I
R R R R
V
R R R R
V
I
+ + +
=
=
+ + +
=
+ + +
=


Jadi: R
1
+R
2
+R
M
+R
t
=2 (R
1
+R
2
+R
M
)
Maka: R
t
= R
1
+R
2
+ R
M
................................................................(7)

2.6.2. Rangkaian dasar ohmmeter paralel

Gambar 6 Rangkaian Dasar Ohmmeter Paralel

V = sumber tegangan searah/batere
R
M
= resistansi dalam meter M

Dalam keadaan tidak dipergunakan, saklar S harus dibuka agar batere V tidak lekas
menjadi lemah. Bila ohmmeter dipergunakan, maka saklar S ditutup.
Mula-mula diambil R
X
= tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka, sehingga
diperoleh arus melalui M + I
M
. Pada keadaan ini pontensiometer R
2
diatur agar arus
melalui M mencapai harga maksimum (skala penuh), sehingga:
) 8 ( .......... .......... .......... .......... .......... ..........
2 1 M
maks
R R R
V
I
+ +
=
Kedudukan R
2
jangan diubah lagi sehingga selalu terpenuhi persamaan (8) dengan
demikian akan diperoleh bahwa skala dengan R
X
= tak terhingga terletak id sebelah
kanan.
Untuk R
X
= nol atau A-B dihubungsingkatkan maka tidak ada arus melalui M atau
nol I
M
=
Jadi skala nol ohm terletak di sebelah kiri
Apakah perbedaan dengan ohmmeter seri ?

2.6.2.1 Kurva Kalibrasi
Bila dipasang resistansi R
X
pada rangkaian pada gambar 1-6 maka dapat dihitung arus
melalui M:
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
8
) 9 ...( .......... .......... .......... .......... .......... ..........
) (
2 1 2 1
R R
R
R
R R R
V
I
X
M
M
M
+ + + +
=
Dari persamaan (9) dapat dibuat kurva kalibrasi yaitu grafik RX sebagai fungsi IM.
Contoh bentuk kurva kalibrasi suatu ohmmeter paralel dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Contoh Bentuk Kurva Suatu Ohmmeter Paralel

2.6.2.2 Resistansi skala tengah
Seperti pada ohmmeter seri, resistansi skala tengah (R
t
) adalah resistansi R
t
= R
X
yang
menyebabkan jarum meter menunjuk pada pertengahan skala.
Untuk R
X
= R
t
maka harus melalui M dapat dihitung dari persamaan (8) sebagai berikut:
) 10 ( .......... .......... .......... .......... .......... ..........
) ( 2 2
2 1 M
maks
M
R R R
V I
I
+ +
= =


Sedangkan dari persamaan (9) untuk R
X
= R
t
diperoleh:
) 11 ( .......... .......... .......... .......... .......... ..........
(
) 2 1 2 1
R R
R
R
R R R
V
I
t
M
M
M
+ + + +
=
Maka dari persamaan (10) dan (11) dapat dihitung resistansi skala penuh:
) 12 ......( .......... .......... .......... .......... ..........
) (
2 1
2 1
R R R
R R R
R
M
M
t
+ +
+
=
Perhatikan bahwa dengan rangkaian seperti pada Gambar 6 kita peroleh Rt selalu lebih
kecil dari RM (lihat persamaan 12). Jadi ohmmeter paralel umumnya digunakan untuk
mengukur resistansi rendah. Bandingkanlah dengan ohmmeter seri 1.

2.7. Contoh Rangkaian Multimeter
Gambar-gambar di bawah ini menunjukan contoh rangkaian multimeter yang
digambarkan secara terpisah, sebagai ammeter searah (Gambar 8), sebagai voltmeter
searah (Gambar 9), sebagai voltmeter bolak-balik (Gambar 10), dan sebagai ohmmeter.
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
9

50
200
3000 225 2 0,475 0,025
100mA
500mA
10mA
+ 10A
- 10A
pos
neg

Gambar 8 Rangkaian Ammeter Searah

Gambar 9 Rangkaian Voltmeter Searah

Gambar 10 Rangkaian Voltmeter Bolak-Balik

2.8. Multimeter sebagai Alat Ukur Besaran lain
Dengan menggunakan prinsip pengukuran yang telah diterangkan di atas (yaitu
pengukuran arus searah, tegangan bolak-balik dan resistansi) multimeter dapat juga
dipergunakan untuk mengukur besaran-besaran (atau sifat-sifat komponen) secara tidak
langsung)
Beberapa contoh diantaranya adalah:
b. mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana
c. mengetahui baik buruknya transistor secara sederhana
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
10
d. mengukur kapasitansi
e. mengukur induktansi
f. bila pada multimeter ditambahkan rangkaian tertentu, multimeter tersebut dapat
berfungsi sebagai:
- Transistor tester
- Wattmeter
- Pengukur suhu

2.9. Beberapa catatan tentang Penggunaan Multimeter
a. Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada
harga skala cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalahan pakai yang membahayakan multimeter.
b. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran
apakah yang hendak diukur dan kira-kira berapakah besaranya, kemudian pilihlah
kedudukan selector dan skala manakah yang akan dipergunakan. Perhatikan pula
polaritas (tanda + dan -) bila perlu.
c. Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dapat
dipastikan besarnya arus/ tegangan tersebut, maka mulailah dari batas ukur yang
paling besar. Setelah itu selector dapat dipindahkan ke batas ukur yang lebih rendah
untuk memperoleh ketelitian yang lebih baik.
d. Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan paling teliti bila
penunjukan jarum terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada pengukuran
resistansi bila penunjukan jarum terletak di daerah pertengahan skala.
e. Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada komponen
atau rangkaian tidak mengandung sumber tegangan.

2.10. Kode Warna Resistor
Salah satu cara mengetahui harga resistansi suatu resistor adalah dengan membaca kode
warna. Ini terdiri dari 4 jalur warna:


Nilai dari warna-warna yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kode Warna Resistor
Warna A
Angka pertama
B
Angka kedua
C
Faktor penggali
D
Toleransi
Hitam
Coklat
Merah
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
10
10
2

10
3

10
4

10
5

10
6





1%
2%

4%





Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
11
Warna emas
Warna perak
Tanpa warna
10
-1

10
-2

5%
10%
20%

Dari kode warna suatu resistor dengan resistansi R ohm dan toleransi 10% akan berarti
bahwa resistor tersebut mempunyai resistansi diantara (R 10%xR) dan (R + 10% x R)
Contoh:
- suatu resistor karbon dengan kode warna :
putih-coklat-jingga-emas mempunyai resistansi sebesar
(91x10
3
5%) atau (91K5%)
Jadi resistansinya terletak di antara 90.545 dan 91.455
- Suatu resistor karbon dengan kode warna:
Kuning-ungu-hijau, mempunyai resistansi sebesar
(47 x 10
5
20 %) atau (4,7 M20%)
Jadi resistansinya terletak diantara 3760 K dan 5640K

Untuk menyatakan nilai resistansi yang lebih rendah (0,1 10 ), digunakan lajur ke
lima yang terletak di antara lajur C dan lajur D. lajur ini berwarna emas (untuk faktor
pengali 0,1) atau perak (untuk faktor pengali 0,01).
Besar kecilnya ukuran resistor, menentukan daya maksimum (Watt) yang dapat
diberikan pada resistor tersebut, sehingga dari sini dapat dihitung arus maksimum atau
tegangan maksimum yang boleh diberikan. Dalam suatau rangkaian kompeks yang
mengandung banyak resistor dan komponen lain, resistansi antara dua titik pada
rangkaian tersebut sukar ditentukan dengan perhitungan. Dalam hal ini ohmmeter dapat
digunakan untuk mengukur resistansi dengan cepat.
Untuk menuliskan besarnya resistansi, biasanya digunakan singkatan K = kilo = 1.000
dan M = mega = 1.000.000.
Sebagai contoh:
4,7K ohm = 4K 7 ohm = 470 ohm
3,3 M ohm = 3 M 3 ohm = 3.000.000 ohm
daftar harga resistansi nominal resistor yang ada di pasaran dapat dilihat pada tabel 2
berdasarkan RMA ( Radio Manufacturer of Amerika ).



Tabel 2. Harga Resistansi Nominal (RMA)

Resistansi Nominal
ohm ohm K ohm K ohm K ohm M ohm M ohm
Toleransi
(%)
10
11
12
13
15
16
18
20
22
100
110
120
130
150
160
180
200
220
1
1,1
1,2
1,3
1,5
1,6
1,8
2
2,2
10
11
12
13
15
16
18
20
22
100
110
120
130
150
160
180
200
220
1
1,1
1,2
1,3
1,5
1,6
1,8
2
2,2
10
11
12
13
15
16
18
20
22
5, 10, 20
5
5, 10
5
5, 10, 20
5
5, 10
5
5, 10, 20
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
12
24
27
30
33
36
39
43
47
51
56
62
68
75
82
91
240
270
300
330
360
390
430
470
510
560
620
680
750
820
910
2,4
2,7
3
3,3
3,6
3,9
4,3
4,7
5,1
5,6
6,2
6,8
7,5
8,2
9,1
24
27
30
33
36
39
43
47
51
56
62
68
75
82
91
240
270
300
330
360
390
430
470
510
560
620
680
750
820
910
2,4
2,7
3
3,3
3,6
3,9
4,3
4,7
5,1
5,6
6,2
6,8
7,5
8,2
9,1
5
5, 10
5
5, 10, 20
5
5, 10
5
5, 10, 20
5
5, 10
5
5, 10, 20
5
5, 10
5

3. Alat dan Komponen yang Dipergunakan
a. Multimeter Analog dan Digital
b. Sumber tegangan secara searah 6 volt; 0,5 Ampere
c. Sumber tegangan bolak-balik (generator sinyal)
d. Resistor W 5 %: 120 (2 buah)
1,5 K (2 buah)
1,5 M (2 buah)
10 (1 buah)
33 K (1 buah)
220 K (1 buah)
1,5 (1 buah)
2,2 M (1 buah)

4. Cara Melakukan Percobaan
4.1. Mengumpulkan/mencari spesifikasi teknik
Catatlah spesifikasi teknik multimeter yang akan dipergunakan pada Lembaran Kerja
atau log book (tabel 1)? Adakah spesifikasi lain yang dapat ditambahkan?

4.2. Mengukur Arus Searah
a. Perhatikan Gambar 11
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
13

Gambar 11 Rangkaian Pengukuran Arus Searah

b. Buatlah rangkaian dengan V=6Volt dan R
1
= R
2
= 120 ohm
c. Untuk harga-harga tersebut hitunglah I pada waktu meter tidak terpasang
d. Sekarang ukurlah arus searah I tersebut dengan multimeter, perhatikan polaritas
meter. Gunakanlah dua macam batas ukur (misalnya 300 mA dan 30 mA).
Adakah perbedaan hasil pembacaan meter pada kedua keadaan tersebut?
e. Ulangilah langkah b, c, d untuk
V = 6V, R
1
= R
2
= 1,5 k
V = 6V, R
1
= R
2
= 1,5 M
f. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran arus I pada Lembar Kerja atau
log book (Tabel 2)


Catat:
Pemilihan dua macam batas ukur tergantung pada macam multimeter yang
dipergunakan. Batas ukur yang dicantumkan pada tabel 2 adalah untuk multimeter
Sanwa A303TR D II.

4.3. Mengukur Tegangan Searah

a. Perhatikan rangkaian pada Gambar 12
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
14

Gambar 12 Rangkaian Percobaan Pengukuran Tegangan Searah

b. Buatlah rangkaian tersebut dengan V = 6V dan R
1
= R
2
= 120
c. Untuk harga-harga tersebut, hitunglah tegangan V
ab
pada waktu meter tidak
terpasang
d. Kemudian ukurlah tegangan V
ab
dengan multimeter. Perhatikanlah polaritas meter.
Batas ukur manakah yang dipilih?
Adakah pengaruh resistansi dalam meter terhadap hasil pengukuran ?
e. Ulangi langkah b, c, d untuk
V = 6 volt dan R
1
= R
2
= 1,5 K
V = 6 volt dan R
1
= R
2
= 1,5 M
f. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran tersebut pada tabel 3

4.4. Mengukur Tegangan Bolak-balik

a. Buatlah rangkaian menurut Gambar 13

Gambar 13 Rangkaian Percobaan Pengukuran Tegangan Bolak-Balik

G adalah generator sinyal dengan frekuensi yang dapat diubah-ubah, sebelum
b. Mula-mula pasanglah R
1
= R
2
= 120 ohm
c. Dengan harga R
1
dan R
2
tersebut, aturlah frekuensi generator berturut-turut pada 50
Hz, 100 Hz, 1 KHz, 10 KHz ,100 KHz dan 1 Mhz
Ingatlahlah bahwa tegangan generator = V harus tetap sebesar 6 Volt efektif
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB

Petunjuk Praktikum EL 2007 2007/2008
15
d. Pada setiap frekuemsi tersebut ukurlah tegangan V
ab
dengan multimeter. Tetapkah
hasil pengukuran V
ab
untuk bermacam-macam frekuensi tersebut?
Ingatlah akan kemampuan multimeter yang digunakan
e. Ubahlah harga R
1
dan R
2
menjadi 1,5 K, dan kemudian 1,5 M
f. Untuk setiap keadaan ini ulangilah pengukuran V
ab
seperti pada langkah c dan d
g. Catatlah semua hasil percobaan di atas pada tabel 4

4.5. Mengukur Resistansi
a. Pelajarilah petunjuk penggunaan multimeter dengan teliti, tertutama bagian
ohmmeter. Perhatikanlah macam-macam skala yang ada dan pengatur harga nol
(Zero adjust control).
Berapakah ketelitian ohmmeter yang dipergunakan?
b. Hubung singkatkan kedua kawat penghubung dan aturlah pengatur harga nol
sehingga ohmmeter menunjuk nol. Umumnya langkah ini harus dilakukan setiap
kali kita mengubah batas ukur ohmmeter.
c. Tentukanlah resistansi dari 5 buah resistor yang diberikan dengan membaca kode
warnanya. Tentukan pula toleransinya. Tuliskan hasil ini pada tabel 5.
d. Ukurlah resistansi masing-masing resistor tersebut dengan ohmmeter. Pilihlah batas
ukur yang memberikan pembacaan pada daerah pertengahan skala (bila skala
ohmmeter tidak linier). Tuliskanlah hasil pengukuran ini pada Tabel 5.

Catatan:
Resistor yang diukur adalah :
R
1
= 220 K
R
2
= 1,5
R
3
= 10
R
4
= 33 K
R
5
= 2,2 k

You might also like