You are on page 1of 52

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Sementara itu, UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena Diare. (Murtaqi, 2009) Menurut WHO, sanitasi lingkungan adalah sebagai usaha pengendalian dari semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan sosial. Penyakit yang berbasis lingkungan ditimbulkan dari keadaan sanitasi yang buruk diantaranya penyakit saluran pencernaan (diare). Permasalahan diare di negara-negara yang sedang berkembang adalah penyediaan air minum, tempat pembuangan kotoran (tinja), pembuangan sampah, perumahan dan pembuangan air limbah serta pengetahuan tentang kesehatan, perilaku, pendidikan dan keadaan sosial ekonomi (Notoatmodjo,2007). Di daerah Sukabumi sepanjang tahun 2009 sebanyak lima orang meninggal dunia akibat penyakit diare. Staf pengendalian penyakit bidang P2M Dinkes kota Sukabumi menegaskan kasus diare tahun 2009 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2007 total kasus diare

mencapai 14.033 penderita dan tahun 2008 total kasus diare mencapai 14.490 penderita dan pada tahun 2009 total mulai januari-agustus jumlah kasusu diare mencapai 14.329 orang dan jumlah tersebut kata staf pengendalian penyakit bidang P2M kota Sukabumi akan segera terlampaui untuk kasus diare pada tahun 2009. Di Indonesia, persoalan lingkungan merupakan suatu kendala yang banyak menimbulkan masalah kesehatan. Kondisi lingkungan khususnya sanitasi dasar yang buruk banyak ditemui hampir diseluruh daerah di Indonesia terutama pada pemukiman penduduk yang kumuh,serta beberapa pemukiman penduduk yang berada disepanjang pesisir pantai (Rusdi, 2007). Di Indonesia,penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini masih tingginya angka kasakitan karena diare serta menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita. Penyakit yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare (Widjaja,2003). Hasil-hasil survey menunjukkan bahwa kesakitan diare untuk seluruh golongan umur adalah berkisar antara 120-360 per 1000 penduduk dan untuk balita menderita satu atau dua kali episode diare setiap tahunya atau 60% dari semua kesakitan diare. Sebagian besar (76%) kematian karena diare terjadi pada balita, sebasar 15,5% kematian pada bayi dan 26,4% kematian pada anak balita disebabkan

karena penyakit diare murni. .(Proyek peningkatan upaya kesehatan propinsi Kaltim 2002). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Timur tahun 2007 yaitu 21.973 penderita, tahun 2008 31.228 dan tahun 2009 angka kejadian diare sebanyak 60.427 penderita dari usia 0-5 tahun, dan kasus diare kutai kartanegara menempati urutan ketiga dari penyakit Ispa dan Batuk. Dari data ini terlihat sekali terjadi peningkatan kejadian diare. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan wilayah kabupaten/kota Kutai Kartanegara, jumlah penderita diare sebanyak 6.941 penderita dan puskesmas Batuah menempati urutan kedelapan dari 30 puskesmas yang ada di kutai kartanegara. Dan dari data diwilayah penelitian yaitu Puskesmas Batuah penyakit diare tahun 2009 sebanyak 396 penderita dari jumlah kunjungan 2.272 pasien. Kondisi sanitasi lingkungan yang ada diwilayah kerja puskesmas Batuah kabupaten Kutai Kartanegara yang memenuhi syarat diantaranya sarana jamban keluarga 5,75% target 80%, sarana pembuangan air limbah 0,05% target 80%, sarana air bersih 21,9% target 75% dan wadah penampungan sampah 0% target 80%. (Sumber: PKM Batuah 2009). Hal ini disebabkan sarana jamban yang digunakan oleh masyarakat Batuah sebagian masih ada yang belum mempunyai jamban dan mereka membuang tinjannya disungai maupun diladang. Dan pembuangan air limbah mereka membuangnya langsung kebadan tanah, disebabkan

karena rumah mereka mayoritas menggunakan

rumah panggung.

Sedangkan sarana air bersihnya masih ada yang belum memenuhi syarat sehingga air masih dapat tercemar oleh sekitarnya. Sarana wadah penampungan sampah sendiri mereka masih membungnya dibelakang rumah. Dengan melihat kondisi sanitasi lingkungan diatas tersebut yang masih jauh dari kondisi lingkungan yang diharapkan, untuk kemajuan kesehatan maka peneliti ingin lebih jauh mengetahui apakah ada hubunganya antara kondisi sanitasi lingkungan yang buruk terhadap suatu penyakit berbasis lingkungan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan sanitasi lingkungan khususnya penyediaan air bersih,sarana pembuangan air limbah,sarana jamban keluarga dan wadah

Pembuangan Sampah Dengan Penyakit Diare Pada Balita Diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian lingkungan ini bertujuan mengetahui hubungan sanitasi

dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja

Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan penyediaan air bersih (PAB) dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010 b. Mengetaui hubungan saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010 c. Mengetahui hubungan sarana jamban keluarga (JAGA)

dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010 d. Mengetahui hubungan Wadah Pembuangan Sampah dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010. D. Manfaat Penelitian a. Sebagai masukan bagi instansi yang terkait pada keadaan sanitasi lingkungan yang berpotensi menyebabkan penularan penyakit di wilayah kerja Puskesmas Batuah b. Penelitian ini agar dapat memotifasi masyarakat untuk meningkatkan sanitasi lingkungan dalam mencegah perkembangan dan penularan penyakit berbasis lingkungan c. Peneliti untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Diare 1. Pengertian Diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya bentuk dan konsistensintinja melembek sampai mencair dan

bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3x atau lebih dari sehari) (Proyek peningkatan upaya kesehatan propinsi Kaltim 2002).
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari

dengan/tanpadarah/lender dalam tinja.Diare akut adalah diare yang terjadi secara mandadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.(media aesculapius 2000) Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam (e-USU
Repository 2004).

Air minum yang tidak memenuhi syarat sehat merupakan penyebab sering,karena bakteri yang ada di dalam air langsung masuk kedalam tubuh.Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat dapat pula menyebabkan diare kearena merupakan media yang baik untuk berkembangnya lalat sebagai vector penyakit diare ( Depkes RI,2004).

2.

Etiologi penyakit diare Penyebab diare dapat berupa virus,bakteri,protozoa dan

Adapun beberapa mikroba penyebab penyakit adalah sebagai berikut: (Ditjen PPM/PLP Depkes RI,2002). Rotavirus Merupakan 25% dari episode diare pada anak 6-24 bulan dan angka kejadian akan berkurang dengan bertambahnya umur. Gejala yang timbul adala mual, muntah terjadi sejak awal, demam serta sakit perut. Frekuensi diare perhari biasa sampai 10 kali atau lebih, sifat dari tinja volumenya sedang, warna kuning kehijauan, masa inkubasi dari infeksi rotavirus antara 12-72 hari tapi biasanya kurang dari 48 jam. Norwalk Agent Gejala yang ditimbulkan adalah muntah,kejang perut,lemas dan mengigil. Masa inkubasi sekitar 48 jam, gejala yang ditimbulkan selama 12-48 jam dan biadanya sembuh dalam waktu kurang lebih dari 48 jam. Eschericha Coli Penularan terjadimelalui makanan dan minuman yang

terkontaminasi E.Coli. gejala yang ditimbulkan adalah sakit perut,mendadak demam,badan sakit dan diare berair sangat banyak.

Shigella Pada infeksi shigella,bakteri menembus dan bersarang dibawah epitel dan membuat borak pada usus. Penularan terjadi melalui makanan kaleng dan minuman tercemar shigella. Gejala yang timbul berupa sakit perut.tinja berlendir dan berdarah. Masa inkubasi 1-7 hari. Vibrio cholerae Penyakit ini jarang menyerang anak di bahaw umur 2 tahun tapa pada waktu wba dapat menyerang anak yang sudah besr dan orang dewasa karena moblitas yang lebih besar. Gejala sangat berat berupa diare mendadak atau dehidrasi,shock dan dapat meninggal dalam beberapa jam saja. Masa inkubasi 2-3 hari. f. Salmonella Sp Jarang terdapat didaerah berkerkembang, didaera urban 10% penderita diare disebabkan oleh salmonella. Ditemukan sekitar 2000 serotype dimana s.typhi, s.paratyphi A, B dan C yang menyebabkan gejala panas yang menonjol. Sumber penularan dijumpai padadaging unggas,susu dan telur yang terkontaminasi. Gajala yang timbul umunya sakit perut,muntah dan demam. Sedangkan masa inkubasi antara 12-24 jam g. Glardia lambia Terdapat didaerah cosmopolitan hampir 100% terdapat pada anak-anak yang berusia 1-5 tahun. Penularan terjadi melalui

makanan dan minuman yang menyebabkan diare akut dan kadang-kadang persiste sedangkan penyebab diare yang bukan mikroba adalah: a) Makanan Diare dapat terjadi karena makanan antara lain karena menkonsumsi makanan basi, kurang masak serta hal lain yang berkaitan dengan makanan. b) Alergi Diare dapat terjadi karena alergi terdapat pada makanan dan susu. Hal ini bias terjadi pada anak dibawah umur 2 tahun. Gejala yang sering terjadi berupa muntah dan berak akibat di susu yang membentuk suatu reaksi. ( Depkes RI,2002). 3. Klasifikasi Diare Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari diare akut, diare persisten dan diare kronis. (Ditjen PPM/PLP Depkes RI,2002). a. Diare Akut Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu

berlangsung kurang dari 14 hari, dengan pengeluaran tinja lunak atau cairan yang dapat atau tanpa disertai lender dan darah

10

b.

Diare Persisten Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15 s/d 30 hari, merupakan kelanjutan dari diare atau peralihan antara diare akut dan kronik c. Diare Kronis Diare kronis adalah diare hilang-timbul atau berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi seperti, penyakit sensitive terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari 4. Epidemiologi Diare Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare akut ditemukan diseluruh dunia. sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama samai dengan ke empat, pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian, penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi untuk diare infeksi (e-USU Repository 2004). Prevalensi diare yang tinggi di Negara berkembang

merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar, kekurangan

11

protein yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh (Depkes RI,1999). 5. Gejala Penyakit Diare Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: a. Muntah b. Badan lesu atau lemah c. Panas d. Tidak nafsu makan e. Darah dan lendir dalam kotoran Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba

menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan

12

kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok (www.medicastore.com). 6. Penyebab Diare Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui mulut antara lain melalui makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Bebarapa prilaku khusus dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric dan meningkatka resiko terjadinya diare. Prilaku tersebut antara lain ialah: a. Tidak memberikan asi secara

penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan. Resiko untuk menderita diare berat beberapa kali lebih besar pada bayi yang tidak iberi ASI dari pada yang diberi ASI penuh. Resiko kematian karena diare juga lebih besar. b. Menggunakan botol susu.

Penggunaan botol ini memedahkan pencemaran oleh kuman yang berasal dari tinja dan sukar dibersihkan. Sewaktu susu

dimasukakan kedalam botol yang tidak bersih, akan terjadi kontaminasi kuman dan bila segara diminum kuman akan tumbuh. c. Menyimpan makanan masak pada

suhu kamar. Bila makanan dimasak dan disimpan untuk digunakan kemudian, keadaaan ini memudahkan terjadinya pencemarn, misalnya kontak dengan permukaan alat-alat yang terpapar. Bila

13

makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar kuman dapat berkembang biak d. Menggunakan air minum yang

tercemar oleh bakeri yang berasal dari tinja. Air mungkin terpapar di sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup, atau apabila tangan tercemar kuman mengenai air sewaktu mengambilnya dari tempat penyimpan. e. Tidak memcuci tangan sesudah

buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memasak makanan f. Tidak membuang tinja (termaksuk

tinja bayi) dengan benar. Sering diangap bahwa tinja bayi tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Tinja binatang dapat pula menyebabkan infeksi pada manusia. (Ditjen PPM/PLP Depkes RI 2002) 7. Pengobatan Diare Pemeriksaan etiologi diare secara rutin di laboratorium tidak praktis dan gejala kliniknya juga tidak spesifik. Oleh karennya pengobatan penderiat diare harus berdasarkan pada gejala utama penyakit dan dasar tentang mekanisme patogenesisnya. Prinsip utama pengobatanya adalah sebagai berikut:

14

a.

Diare

cair

membutuhkan

pengantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. b. Makanan harus diteruskan bahkan

harus ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada gizi c. Antibiotik dan antiparasit tidak

boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termaksud diare dengan panas kecuali pada: a) Disentri yang harus diobati

dengan anti mikroba yang efektif untuk shigella. Penderita yang tidak memberi respon dengan pengobatan ini harus diteliti lebih lanjut atau diobati untuk kemungkinan amoebiasis Suspek kholera dengan dehidrasi berat c) diare persisten,bila

ditemukan tropozoit atau tropozoit E.histolitika di tinja atau cairan usus atau bila bakteri usus pathogen ditemukan dalam kultur tinja. 8. Pencegahan Diare Tujuan Pencegahan adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan. Upaya Kegiatan Pencegahan diare, dari hasil penelitihan terakhir menunjukkan, bahwa cara pencegahan yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah Memberikan ASI

15

ASI adalah yang terbaik dan makanan yang sehat bagi anakanak. Namun angka pemberian Asi berkurang di kebanyakan Negara berkembang. Alasan dari penurunan ini meliputi

kepercayaan bahwa minum susu botol adalah suatu yang modern, promosi yang aktif dari susu formula. Sebenarnya hamper semua wanita dapat menyusui dengan memuaskan dalam pemberian. ASI mempunyai banyak keuntungan baik untuk bayi maupun ibunya. Beberapa keuntungan utama adalah bayi yang mendapat Asi lebih sedikit dan lebih ringan episode diarenya dan lebih rendah rsiko kematian dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Misalnya dalam 6 bulan pertama kehidupan resiko mendapat diare yang berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dapat mencapai 30 kali lebih besar pada bayi yang tidak disusui dari pada bayi yang mendapatkan Asi penuh.(Ditjen PPM/PLP Depkes
RI 2002)

b. Memperbaiki makanan pendamping ASI Pemberian makanan pendamping Asi adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping Asi dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit lain yang menyebabkan kematian. Perilaku pemberian

16

makanan pendamping Asi yang baik meliputi perhatian kapan, apa dan bagaimana makanan pendaping Asi diberikan. Ada beberapa saran yang dapat meningkatkan bara

pemberian makanan pendamping Asi yang lebih baik yaitu : a) perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4-6 bulan tetapi teruskan pemberian Asi. Tambahkan macam makanan sewaktu anak berumur 6 bulan atau lebih . Birikan makanan lebih sering (4x sehari) setelah anak berumur 1tahun , berikan semua makanan yang dimasak dengan baik 4-6x sehari teruskan pemberian Asi bila mungkin. b) Tambahkan minyak, lemak dan gula kedalamnasi/bubur dan bijibijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging. Kacangkacangan, buah-buahan dan sayuran

berwarna hijau kedalam makanannya, Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih c) Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan bener sebelum diberikan kepada anak. c. Menggunakan air bersih yang cukup Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal-oral mereka dapat ditularkan dengan

memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar

17

dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang bener-bener bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih.

Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai

penyimpanan dirumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga a) Ambil air dari sumber air yang bersih b) Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dantertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air c) Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak d) Gunakan air yang direbus e) Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan cukupr bersih yang cukup (Ditjen PPM/PLP Depkes
RI 2002)

d. Mencuci Tangan Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan

perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum

18

menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare. (Ditjen PPM/PLP Depkes RI 2002) e. Menggunakan Jamban Tinja manusia harus dibuang dengan cara yang dapat mencegah dari kontak dengan tangan atau mencemari sumber air. Ini dapat dilaksanakan dengan baik melalui penggunaan jamban yang terawat secara teratur. Penggunaan jamban yang tepat dapat mengurangi resiko diare sampai hampir sama besarnya dengan perbaikan pasokan air, tetapi keuntungan terbesar terjadi ketika perbaikan sanitasi dan pasokan air dikombinasikan dengan penyuluhan mengenai kebersihan. Setiap keluarga harus mempunyai dan menggunakan jamban yang terawatt dan bersih. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus dianjurkan untuk membuatnya, mengikuti metoda yang dianjurkan oleh pemerintah. Bila tidak ada jamban atau

kakus,keluarga haus buang air bersih sebersih mungkin, jauh dari jalan dan paling tidak 10 meter jauhnya dari rumah atau sumber AIR. Sangat penting adalah tidak buang air besar di daerah yang lebih tinggi atau hulu. Bila mungkin, tinja harus ditimbun dengan tanah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga : a) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

19

b) Bersihkan jamban secara teratur c) Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10 meter dari sumber air hindari buang air besar tanpa alas kaki dan tutup tinja dengan tanah. (Ditjen PPM/PLP Depkes RI 2002) f. Membuang tinja bayi yang benar Pada beberapa masyarakat tinja bayi dan anak dianggap tidak berbahaya. Namun begitu anak-anak sering terinfeksi dengan kuman usus dan tinjanya biasanya merupakan sumber infeksi penting bagi orang lain. Keadaan ini terjadi baik pada yang diare maupun yang infeksi tanpa gejala. Oleh karena itu pembuangan tinja anak merupakan aspek penting pencegahan diare.

Penyuluhan dibutuhkan untuk memperngatkan keluarga, akan bahanya tinja anak dan menekankan pentingnya pembuangan tinja yang benar. Yang harus diperhatikan oleh keluarga : a) Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke jamban atau ditimbun b) Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya c) Bila tidak ada jamban plih tempat untuk membuang tinja anak seperti didalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun

20

d) Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangannya dengan sabun (Ditjen PPM/PLP Depkes RI 2002) A. 1. Tinjauan Umum Tentang Sanitasi Lingkungan

Pengertian sanitasi lingkungan Sanitasi lingkungan meliputi aspek-aspek yang sangat luas yang hampir mencakup sebagian besar kehidupan manusia. Sanitasi lingkungan adalah sebagai usaha pengendalian diri dari semua factor lingkungan fisik manusia yang mungkin

menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan bagi perkembangan fisik,kesehatan dan social (slamet 2000). Sanitasi lingkungan adalah usaha mengendalikan semua faktor fisik lingkungan manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan tubuh hidup manusia (Anwar D 1999) Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan menurut A.L Slamet Riyadi adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya di mana organisme itu hidup beserta segala keadaan dan kondisinya yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan organisme. Kesehatan lingkungan menurut HAKLI adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung

21

tercapainya realitas hidup manusia yang sederajat sejahtera dan bahagia. 2. Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan Jika diteliti pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia, maka akibat yang ditimbulkannya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu (Azrul A 1995) a) Akibat atau masalah yang ditimbulkannya segera

terjadi artinya begitu factor lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut hadir atau tidak dalam kehidupan maka akan timbul penyakit b) Akibat atau masalah yang ditimbulkan secara

lambat laun artinya terdapat tenggang waktu antara hadir atau tidak hadirnya factor lingkungan yang tidak menguntungkan dengan munculnya penyakit. Sedangkan peranan factor lingkungan dalam menimbulkan penyakit dapat dibedakan atas empat macam (Anwar D 1999) a) Sebagai predisposing artinya berperan dalam menunjang

terjangkitnya suatu penyakit b) Sebagai penyebab penyakit secara langsung misalnya seseorang yang bekerja pada pabrik peleburan baja mudah diserang penyakit keruh lensa c) Sebagai factor yang mempengaruhi perjalanan suatu penyakit B. Tinjauan Umum Tentang Air Bersih

22

Air merupakan salah satu bahan pokok, yang mutlak dibutuhkan oleh manusia sepanjang masa, baik langsung maupun tidak langsung. Keberadaan air dimuka bumi diketahui menempatii lebih kurang bagian dari luas permukaan bumi. Dari keseluruhan sumber dibumi ternyata 97% lautan dan 3% sisanya merupakan air hujan, salju, es, dan air didalam tanah maupun diatas tanah.

1.

Pengertian air Anggapan dari sebagian masyarakat bahwa air bening itu adalah air bersih dan air bersih itu adalah air sehat serta layak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Air yang kelihatannya bening menurut visual belum tentu bersih dan air yang kelihatannya bersih pun belum tentu memenuhi kriteria air sehat yang dapat langsung dikonsumsi. Air bersih adalah air yang layak dikonsumsi oleh manusia setelah dilakukan yang pengolahan dimaksud dan memiliki kualitas minimal RI No

sebagaimana

dalam

Kepmenkes

907/Menkes/SK/VII/2002, baik dari segi fisik, kimia, Bakteriologis, Mikroorganisme dan Radioaktif Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Kepmenkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002. 2. Manfaat air bagi kehidupan

23

Air sangat dibutuhkan dan penting untuk hidup dan kehidupan. Fungsi air : Bagi tubuh manusia,hewan dan tumbuhan b. c. d. Bagi industri Pembangkit energi Bagi irigasi dan transportasi Tiap konsumsi air bersih tiap orang berbeda tergantung dari factor social, ekonomi budaya musim dan suku bangsa. Untuk Indonesia tingkat konsumsi air rata-rata perkotaan berkisar 150200lt/org/hr, sedangkan untuk pedesaan berkisar 80-100 lt/org/hr. 3. Peranan air dalam penularan penyakit Air sangat luas digunakan untuk berbagai kebutuhan. Namun selain kepentingan tersebut ternyata air juga dapat menjadi sarana penyebaran penyakit baik yang menular maupun karena kandungan bahan kimia dan radioaktif yang mungkin dikandungnya. Penyakit yang berhubungan dengan air sering disebut dengan water related disesase. Penyakit yang berhubungan dengan air dan transmisinya kepada manusia yaitu penyakit karena buruknya sanitasi seperti ketiadaan air dan pembuangan air limbah, buruknya kebersihan seseorang, penyakit yang disebabkan oleh air yang Ekonomi Bagi pertanian dan peternakan Rekreasi

24

mengandung pathogen dan bibit penyakit dan jika dikonsumsi akan menjadi penyebab penyakit tertentu, penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang mempunyai siklus hidup berada dalam hewan air, penyakit yang disebarkan oleh insekta infeksius yang berkembang dalam air.

4.

Sumber dan karateristik air bersih Air angkasa (hujan) Air angkasa adalah air yang didapat dari angkasa, karena terjadinya proses presipitasi dari awan/atmosfer yang mengandung uap air. Sedangkan air hujan adalah uap air yang sudah terkondensasi dan jatuh kebumi, selain berupa zat cair, air hujan dapat jatuh ke bumi sebagai zat padat (es/salju). Karateristiknya: a) Umumnya beerkualitas cukup baik b) Bersifat lunak karena kurang larutan garam dan mineral ----kurang segar c) Dapat mengandung NH3 atau CO menyebabkan korosi d) Besarnya air hujan di suatu daerah dapat menjadi patokan
2

agresif yang

bagi masyarakat.

25

Air Tanah Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap dalam lapisan tanah yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap kedalam tanah dan bergabung membentuk lapisan air tanah yang disebut aquifer. Karakteristiknya: a) b) c) Umumnya bersih --- mengalami penyaringan yang sempurna Umumnya bebas bakteri Mengandung mineral yang cukup besar ----berbau c. Air Permukaan Air permukaan adalah air yang tergenang/mengalir diatas permukaan tanah dan umumhya merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi manusia ---- perlu pengolahan Air permukaan dapat berasal dari air hujan yang mengalir dipermukaan bumi dan terkumpul pada tempat yang rendah seperti sungai , danau, air buangan bekas aktifitas manusia. Karateristiknya: a) b) c) Umumnya telah terkontaminasi --- kotor Mengandung bakteri dan zat kimia Kaya akan CO2 dan mengandung zat lain yang merusak d. Akuifer

26

Akuifer

adalah

susunan

batuan

yang

menyimpan/menangkap air tanah. Macam aquifer yaitu aquifer bebas (yang menyimpan air tanah yang dipengaruhi keadaan tekanan atmosfer), aquifer bertekanan (yang terapit oleh lapisan impermeable, sehingga tekanan pada aquifer ini lebih besar dari tekanan atmosfer).

5. a.Definisi

Standar kualitas air bersih dan air minum

Standar kualitas air yaitu ketentuan-ketentuan yang biasanya dituangkan dalam bentuk persyaratan/angka yang menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi sehingga airnya tidak

menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan tekhnis dan gangguan dalam segi estetika. Macam standar kualitas air Untuk mengatakan bahwa air memenuhi persyaratan atau tidak adalah dengan mengacu pada standar kualitas fisik, kimia, mikrobiologis dan radioaktif yang tercantum pada: a) Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tanggal 3

september 1990 tentang syarat-syarat kualitas air bersih

27

b) SK Menkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syaratsyarat kualitas air minum. Persyaratan kualitas air Pada air bersih maupun air minum terdapat beberapa parameter penting yang berkaitan dengan kualitasnya, yaitu: a) Kualitas fisik meliputi : Bau, jumlah zat padat terlarut, kekeruhan, rasa, suhu, dan warna b) Kualitas kimia meliputi: Besi ( Fe), Kesadahan, Khlorida ( Cl ), Mangan, Nitrat ( NO3 ) dan nitrit ( NO2 ), pH,Carbon dioksida (CO2 ) c) Mikrobiologi d) Radioaktif 6. Penyimpangan terhadap standar

Faktor Penyebab: a) Secara alamiah, sumber air mengandung bahan

kimia dalam jumlah berlebih sehingga perlu pengolahan yang lebih sempurna b) Kesalahan dalam memilih tekhnologi pengolahan air c) Terbatasnya dana untuk pengolahan air, makin

tinggi kualitas yang ingin dicapai maka makin tinggi pula dana yang dibutuhkan. d) Kurangnya pengertian masyarakat dalam

menggunakan fasilitas air bersih

28

Akibat Penyimpangan Standar: a) kesehatan yang ditimbulkan Manusia seperti : --carries gangguan gigi, rasa

mual/muntah b) yang ditimbulkan tidak berupa Lingkungan --gangguan yang

penyakit seperti: air

mengandung CO2 agresif dapat merusak jaringan pipa karena bersifat korosit sehingga menyebabkan sabun sukar berbuih. c) Estetika --beberapa

penyimpangan standar kualitas air dapat menyebabkan kerugian di bidang estetika. Seperti:air yang berwarna tidak disukai oleh konsumen, juga air yang keruh,berbau dan berasa yang akan menimbulkan rasa jijik pada konsumen.

C.

Tinjauan Umum Tentang Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Pengertian air limbah Air limbah adalah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga., industri maupun tempattempat lainya dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang bersal dari daerah pemukiman,perdagangan, perkantoran dan industri. Bersama-

29

sama dengan air tanah,air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Hartoto kusnoputranto,1985 dalam Soekidjo Notoatmodjo,2007). Air limbah adalah air yang tercampur zat-zat padat (disolved dan suspended) yang berasal dari pembuangan kegiatan rumah tangga,pertanian,perdagangan dan industri (Depkes RI, 2000). Sumber air limbah Pada dasarnya air limbah berasal dari berbagai sumber,secara garis besarnya dapat dikelompokan menjadi : 1) Air buangan yang

bersumber dari rumah tangga yaitu air limbah yang yang berasal dari pemukiman penduduk dan pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekstrerta ( tinja dan air seni ) 2) Air buangan industri yang berasal dari

berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang di pakai oleh masing-masing industri 3) Air buangan kotapraja yaitu air buangan

yang berasal dari daerah perkantoran,perdagangan,hotel,restoran dan tempat-tempat umum (notoatmodjo,2007) Karateristik air limbah Karateristik fisik

30

Sebagai bahan terdiri dari air seni dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi terutama air limbah rumah tangga Karateristik kimia Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja,urine dan sampah-sampah lainya. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari dua gabungan yaitu : i. Gabungan yang mengandung

nitrogen, mis: urine, protein, amine dan asam amino ii. Gabungan yang tidak mengandung nirogen mis: lemak, sabun, karbonhidrat termaksud selulosa

Karateristik bakteriologis Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Macam-macam pembuangan air limbah

31

1)

Dengan pengenceran

(disposal by dilution) air limbah yang dibuang ke sungai,danau dan laut air limbah akan mengalami purifikasi alami 2) Cesspol yaitu menyerupai sumur, dibuat

pada tanah yang poreus atau berpasir agar air buangan mudah dan cepat meresap ke dalam tanah. Bagian atasnya dibeton, bila sudah penuh ( 6 bulan ) lumpur disedot keluar atau membuat secara berantai. Jarak dari sumber air minum 45 m dan fondasi rumah minimal 6 m. 3) Seepage pit (sumur resapan) merupakan

sumur yang hanya menerima air limbah yang telah mengalami pengolahan, misalnya dari septik tank sehingga fungsinya hanya tempat peresapan. Dibuat pada tanah berpasir dengan diameter 12,5 m dan lama pemakaian 6-10 tahun 4) Septik tank merupakan cara terbaik dalam

pembuangan limbah, tetapi memerlukan tanah yang luas dan biayanya mahal. Sehingga tidak banyak orang yang menggunakan septik tank untuk pembuangan limbah (sukarni,1999) Pengaruh yang ditimbulkan pada kesehatan 1) Menjadi transmisi atau

media penyebaran barbagai penyakit terutama: disentri baciler dan kolera

32

2) Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk atau hidup larva nyamuk 3) Menimbulkan bau yang tidak enak serta

pandangan yang kurang sedap dipandang 4) Merupakan sumber pencemaran air permukaan,tanah dan lingkungan hidup lainya f) Pencegahan atau mengurangi akibat buruk

diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut: tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah 3) tidak mengakibatkan pencemaran air untuk

mandi,perikanan,air sungai dan tempat-tempat rekreasi baunya tidak menggangu 5) tidak dapat dihinggapi oleh seranga dan

tidak menjadi tempat perkembanganbiakan bibit penyakit D. Tinjauan Umum Tentang Jamban Keluarga (JAGA) Pengertian Jamban adalah tempat pembuangan tinja dan urine yang biasanya disebut latrine/kakus/WC (water closet). Jamban digunakan sebagai tempat untuk pembuangan kotoran manusia. Tinja (excreta) adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia (Depkes RI,2000).

33

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh seperti tinja,air seni dan CO2 . Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Beberapa penyakit yang di sebabkan oleh tinja manusia antara lain : tipus,diare,kolera dan bermacammacam cacing seperti cacing gelang,kremi,tambang,pita

(notoatmodjo,2007). Septik tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari popa saluran kloset,bak penampung kotoran cair dan padat,bak

resapan,serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Agar septik tank tidak mudah penuh dan mampat,perlu diperhatikan hal-hal berikut: keminringan pipa,kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah.Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampungan kotoran,sebaiknya sebasar mungkin agar mengalir lancar,kemiringan pipa minimal 2 % artinya setiap 100 cm terdapat perbedaan ketinggian 2 cm. pipa saluran sebaiknya PVC, Ukuran minimalnya 4 inci . Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni hingga 4 orang,cukup dibuat septik tank dengan ukuran 1,5m X 1,5m X 2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran 1mX1mX2m, semakin banyak penghuni rumah,semakin besar ukuran yang dibutuhkan. Dinding dasar dan penutup bak utama harus kedap air,agar air limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan

34

resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir (sukarni,1999) Untuk mencegah atau sekurang-kurang mengurangi

kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat (Depkes RI,2000). Jenis Jamban Cubluk (pit privy) Lubang dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5-8 m. dinding diperkuat dengan batu-bata ,hanya dapat dibuat ditanah atau dengan air tanah dalam Angsatrine Closetnya berbentuk leher angsa sehingga selalu terisi air. Fungsinya sebagai sumbat sehingga bau busuk tidak keluar. Bored hole latrine Permukaan cubluk,hanya ukuranya kecil karena untuk sementara. Jika penuh dapat meluap sehingga mengotori air permulaan. Overhung latrine Rumah kakusnya dibuat diatas kolam,selokan,kali,rawa dan lainlain.Freses dapat mengotori air permukaan Jamban cumplung,kakus Jamban cemplung kurang sempurna karena tanpa rumah jamban dan tanpa tutup. Sehingga serangga mudah masuk dan berbau

35

dan jika musim hujan tiba maka jamban akan penuh oleh air. Dalamnya kakus 1,5-3 m jarak dari sumber air sekurangkurangnya 15 m. f. Jamban empang

Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Di dalam sistem terjadi daur ulang, yakni tinja dapat dimakan ikan, ikan dimakan orang dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan demikian seterusnya (notoatmodjo,2007). Syarat Jamban Sehat Agar persyaratan dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan sebagai berikut: Tidak mengontaminasi tanah Tidak mengontaminasi sumber air tanah Tidak menontaminasi air permukaan d. Tidak dapat dicapai berbagai

hewan seperti lalat, kecoak, tikus dan lain-lain e. mengganggu estetis f. Pengangkutan dalam bentuk Tidak menyebabkan bau yang

segar harus dihindari (Ircham,2004)

4.

Tinja Sebagai Sumber Penularan Penyakit

36

Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan sering kali berhubungan dengan kurangnya penyediaan air bersih dan fasilitas kesehatan lainya. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan oleh tinja adalah antara lain: diare, kolera, cacingan dan penyakit perut lainya (Depkes RI, 1998). Pembuangan tinja dalam hal ini adalah jamban yang dapat memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Pengaruh langsung misalnya: dapat mengurangi insiden penyakit tertentu seperti: diare,kolera,hepatitis dan lain-lain,

sedangkan berhubungan tidak langsung berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan. Cara penularan berbagai penyakit yang berhubungan dengan pembuangan tinja (jamban) tergantung dari kondisi sanitasi suatu tempat. Secara umum penyebaran penyakit dari tinja manusia dapat melalui air, tangan, makanan dan minuman serta tanah

(Slamet,2000). E. Tinjauan Umum Tentang Sampah 1. Pengertian sampah Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan di buang (Notoatmodjo, 2007)

37

Sampah adalah bahan buangan akibat aktiitas manusi dan binatang, yang merupakan bahan yang sudah tidak digunakan lagi sehingga dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat b. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan kegiatan manusia c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi 2. Sumber-sumber sampah a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) Pada lingkungan pemukiman sampa dihasilkan baik oleh suatu keluarga tunggal maupun beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu banguanan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya sampah basa berupa sisa makanan atau sisa pengolahan makanan,sampah kering, abu dan lain-lain. b. Sampah yang bersal dari tempat-tempat umum dan perdagangan Tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya yang berkumpul dan melakukan kegiatan termaksud tempat-tempat perdagangan contohnya took, rumah makan/warung, tempat penginapan dan sebagainya. Jenis sampah kadang-kadang juga terdapat sampah yang berpabahya seperti makanan kadaluarsa dan sisa pestisida dari toko pertanian c. Sampah yang berasal dari pelayanan masyarakat milik pemerintah

38

Yang termaksud sebagai saran pelayanan masyarakat antara lain taman-taman kota, jalan umum, tempat parker,tempat pelayanan kesehatn (puskesmas dan rumah sakit), gedung pertemuan,tempat rekreasi,gedung perkantoran pemerintah,komplek militer dan lainlain. Sampah yang dihasilkan umumnya adalah sampa kering dansampah jenis lainya yang sesuai dengan sumbernya. d. Sampah yang berasal dari industri berat-ringan Yang termaksud dalam sumber ini antara lain perusahan kimia,kayu,logam, kegiatan industri yang bersifat distribusi maupun pemprosesan bahan menta. Jenis sampah yang dihasilka akan sangat bergantung dari jenis industri bahan yang digunakan serta produk smping yang dihasilkn dari proses industri tersebut. e. Sampah yang berasal dari pertanian Sampah yang dihasilkan berasal dari sawah, ladang yang berasal dari kegiatan penggunaan pupuk, penyemprotan pestisida,

pemanenan dan lain-lain. Jenis sampahnya antara lain sampah basah, abu sera sampah khusus/berbahaya. 3. Jenis-jenis sampah a. Sampah berdasarkan komposisi: a) Sampah organic adalah sampah yang umumnya dapat membusuk misalnya: sisa-sisa makanan,daun-daunan,buahbuahan dan sebagainya.

39

b) Sampah umumnya

an-organik tidak

adalah dapat

sampah

yang

umumna misalnya:

membusuk

logam/besi,pecahan gelas,plastik dan lain sebagainya b. Sampah berdasarkan sifat mengurai a) Sampah yang mudah terurai ( sampah degradable) b) Sampah yang sukar terurai ( sampah non degradable) c. Sampah berdasarkan mudh tidaknya terbakar a) Sampah yang mudah terbakar misalnya: kertas, karet, kayu, plastic dan sebagainya b) Sampah yang tidak dapat terbakar misalnya: kaleng-kaleng bekas,besi/logam bekas pecahan gelas dan sebagainya. 4. Sampah berdasarkan karateristiknya a. Garbage yaitu sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan,yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga,restoran, hotel dan sebagainya b. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran,perdagangan baik yang mudah terbakar,seperti kertas,karton,plastic dan

sebagainya maupun yang tidak mudah terbakar seperti kaleng bekas,pecahan kaca dan sebgainya c. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah termaksud abu rokok

40

d. Sampah jalanan (streer sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan,yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah,daun-daunan,kertas,pecahan kaca debu dan sebagainya e. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik f. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam,ditabrak kendaraan atu bibuang oleh orang. g. Bangkai kendaraan yaitu bangkai mobil,sepeda motor,sepeda dan sebagainya h. Sampah pembangunan yaitu sampah dari proses pembuangan gedung,rumah dan sebagainya yang berupa puing-puing,potongpotongan kayu,besi beon,bambo dan sebagainya.(Slamet 2004) 5. Faktor yang mempengaruhi produksi sampah a. Jumlah penduduk dan kepadatanya setiap pertambahan penduduk akan selalu diikuti dengan kenaikan jumlah sampah yang dihasilkan.Pada daerah perkotaan akan terdapat jumlah/produksi sampah yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah pedesaan b. Tingkat sosial ekonomi Semakin meningkatnya tau aktivitas akan berpengaruh terhadap produk sampah karena setiap kegiatan akan mengahsilkan barang sisa yang akan buang sebagai sampah

41

c. Musim Musim kemarau auat penghujan akan mempengaruhi jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan.karena pada musim penghujan volume akan bertambah dengan tambahan kadar air hujan. d. Keadaan geografis daerah pegunungan dengan daerah pertanian akan berbeda jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan e. Kebiasaan penduduk Adat atau kebiasaan yang berlaku dimasyarkat yang berbeda disetiap daerah akan membedakan jenis dan jumlah sampah yang ditimbulkan. Misalnya kebiasan masyarakat menggunakan daun sebagai pembungkus makanan. g. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnlogi Kemajuan di bidang ilmu pengethuan dan tekhnologi sanga berpengaru erhadap ragam/jenis sampah serta jumlahnya, seperti perkembangan bahan-bahan kemasan makann menggunakan plastik,aluminium foil dan sebagainya. 6. Penyakit akibat bawaan sampah Penyakit bawaan sampah sangat luas, dan dapat berupa penyakit menular, tidak menular dapat juga berupa akibat kebakaran, keracunan dan lain-lain. Contoh penyakit akibat bawaan sampah Cholera, dysenteric basilaris, pest, metan, karbonmoniksida dan logam berat.

42

7. Pengaruh sampah terhadap kesehatan Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokan menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Yang dimaksud dengan efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut. Misalnya: sampah beracun, sampah yang korosit terhadap tubuh. Selain itu ada pula saampah yang mengandung kuman pathogen,sehingga dapat menimbulkan penyakit sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industri. Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukn,pembakaran sampah. Efek tidak langsung lainya berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah. sampah bila ditimbun sembarang dapat dipakai sarang lalat dan tikus. seperti kita ketahui,lalat adalah vector berbagai penyakit perut. Demikian juga halnya dengan tikus,selain merusak harta benda masyarakat tikus juga sering membawa pinjal yang dapat

menyebarkan penyakit pest. 8. Pengolahan sampah Sistem pengelolaan sampah mengalami kemajuan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tetapi terdapat persamaan prinsip-prinsip dasar dan metode. Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai suatu usaha bidang yang berhubungan dengan peraturan terhadap penimbunan,

43

penyimpanan

(sementara),

pengumpulan,

pemindahan,

pengangkutan, pemprosesan, dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik kesehatan masyarakat, perlindungan lingkungan dan pertimbangan lainnya.

44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional (rancang potong lintang). Wawancara dan observasi yang dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan pada penyakit diare pada balita yang dilakukan dengan sekali pengamatan pada suatu saat tertentu. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan FebruariMaret 2011. C. a. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan pada bulan Januari-Desember 2010 yang berjumlah 826 orang. (Sumber: PKM Batuah 2010) b. Sampel a) Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang mempunyai balita yang terpilih sebagai responden b) Sampel di ambil di wilayah kerja PKM Batuah c) Responden pernah menderita diare selama 1 bulan

45

d) Tekhnik

pengambilan

sampel

yaitu

dengan

menggunakan

Accidental Sampling e) Metode pengambilan sampel adalah jumlah dari populasi yaitu 826 orang, untuk memperoleh jumlah sampel yang proporsional mengunakan formula yang lebih sederhana dengan rumus (Notoatmodjo,2005). Cara mencari jumlah sampel secara

proporsional dengan rumus sbb:

n =

N 1 + N (d)

n =

826 1 + 826 (0,1)

n =

826 1 + 8.26

n =

826 9.26

= 89.20 sampel = 90 sampel jadi jumlah sampel yang akan diteliti adalah 89.20 orang dan dibulatkan yaitu 90 orang Ket : N = besar populasi n = besar sampel

46

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan ( 90 % ) c. Kerangka Konsep Penelitian FAKTOR LINGKUNGAN

1. Penyediaan air bersih (PAB)

Penyakit Diare Pada Anak Balita

2. Sarana jamban keluarga (JAGA) pada Balita 3. Sarana pembuangan Air Limbah

4.

(SPAL) 4. Sarana wadah pembuangan sampah

Makanan Hygiene perorangan Tingkat sosial ekonomi Pengetahuan

Keterangan : ------------> = variabel yang tidak diteliti ________> = Variabel yang diteliti

d. Hipotesis Penelitian a) Ada hubungan antara keadaan penyediaan air bersih (PAB) yang saniter dengan penyakit diare pada balita diwilayah Kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010 b) Ada hubungan antara keadaan jamban keluarga (JAGA) yang saniter dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010

47

c)

Ada hubungan antara keadaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang saniter dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010

d)

Ada

hubungan

antara

keadaan

sarana

wadah

pembuangan sampah yang saniter dengan penyakit diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010 e. Variabel Penelitian a) balita b) Variabel bebas (independent) yaitu penyediaan air bersih (PAB), Jamban keluarga (JAGA), Saluran pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana wadah pembuangan sampah f. Definisi Operasional Definisi operasional adalah batasan-batasan yang berguna untuk membatasi ruang lingkup variabel yang akan diteliti. Definisi operasional berfungsi untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo,2005). Variabel terikat (dependent) yaitu penyakit diare pada

Definisi Operasional No Variabel Defini Operasional Kriteria Objektif Cara Pengukuran Skala

48

Diare

Diare adalah apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit berak encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dalam 1 (satu) bulan terakhir

Penyediaa n Air Bersih (PAB)

Penyediaan Air Bersih (PAB) Adalah Air Bersih Yang Memenuhi Standar Fisik Menurut Peraturan Menkes, Yang Digunakan Oleh Masyarakat diwilayh kerja puskesmas batuah untuk memenuhi kebutuhan seharihari, baik untuk masak, minum, mandi dan mencuci Sarana jamban keluarga adalah sarana pembuangan tinja yang dimimilki oleh responden dan digunakan oleh anggota keluarga Sarana pembuangan air limbah (SPAL) adalah saluran air bekas pada setiap rumah tangga yang berupa selokan terbuka,berupa selokan tertutup (perpipaan) Sarana wadah pembuangan sampah adalah tempat pembuanagn sampah yang dimiliki responden yang berada didalam maupun diluar rumah sebelum dibuang ketempat pembuangan sementara (TPS) yang dapat berupa keranjang, ember, keresek dan lain sebagainya

0. Menderita diare :bila dalam suatu keluarga ada balita yang menderita dalam 1(satu) bulan terakhir yang diperiksa pada tempat pelayanan kesehatan / posyandu. 1. Tidak menderita diare : jika tidak ada balita 1-5 tahun yang menderita diare dalam 1( satu ) bulan terakhir 1. PAB Memenuhi Syarat jika skor > 7 0. PAB kurang Memenuhi Syarat jika skor < 7

kuesioner

Ordinal

kuesioner penelitian

Ordinal

Sarana Jamban Keluarga (JAGA) Sarana pembuang an air limbah (SPAL) Sarana wadah pembuang an sampah

1. SJK Memenuhi Syarat kuesioner


jka skor > 7 0. SJK kurang Memenuhi Syarat jika skor < 7 penelitian

Ordinal

1. SPAL 0.

Memenuhi Syarat jka skor > 6 SPAL kurang Memenuhi Syarat jika skor < 6

kuesioner penelitian

Ordinal

1. SWPS

memenuhi Syarat jka skor > 6 SWPS kurang Memenuhi Syarat jika skor < 6

kuesioner penelitian

Ordinal

g.

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data (Arikuntoro,S,

49

2005). Data yang diperoleh adalah nama ibu, nama balita, umur, pendidikan, pekerjaan ibu serta kejadian diare pada balita dan

penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah dan sarana wadah pembuangan sampah. h. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan menurut sumber data yang diambil yaitu: a. Data Primer Data primer yang dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner. b. Data Sekunder Data sekunder ini didapat dari data Dinas Kesehatan

Propensi/kota, Puskesmas Batuah dan instansi terkait. i. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data di lakukan dengan menggunakan: a. Editing Bertujuan untuk meneliti kembali jawaban yang telah diberikan responden. Editing di lakukan dilapangan agar dapat mempermudah dalam proses melengkapi atau menyempurnakan data yang kurang. b. Koding Langkah ini memberi kode pada atribut dari variabel untuk mempermudah dalam analisis data c. Entri Data

50

Proses pemindahan data ke dalam computer agar diperoleh data masukan yang sudah siap di olah d. Tabulating Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian di masukkan dalam tabel yang sudah disiapkan. j. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan: a. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan kondisi sanitasi lingkungan dengan penyakit diare pada balita di Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan tahun 2010 dengan mendeskripsikan tiap-tiap variabel yaitu gambaran distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. b. Analisis Bivariat Pada tahap ini dilakukan analisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan mengunakan uji stastik Chi-Square untuk menjawab hipotesis alternalif yang menyatakan ada hubungan antara hubungan sanitasi lingkungan dengan penyakit diare pada Balita diwilayah kerja Puskesmas Batuah Kecamatan Loa Janan Tahun 2010

51

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2001, Pedoman umum Kabupaten dan kota sehat di Indonesia, Jakarta Depkes RI, 2002, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Jakarta H.J.Mukono, Surabaya Lubis Pandapotan, Perumahan Sehat,Jakarta Permenkes RI No 4 Thn 1992, tentang Perumahan Anwar Daud, 1999. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. FKM 2000, Prinsip-prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan,

Hasanuddin. Ujung Pandang Waryati.ST, 2007, Diktat Pengolahan Sampah. FKM Unmul Waryati.ST, 2007, Diktat Penyediaan Air Bersih. FKM Unmul Sukarni M, 1999, Kesehatan Lingkungan dan Lingkungan,Jogyakarta Prof.Dr Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat,Jakarta Slamet Juli Soemirat, 2004, Kesehatan Lingkungan,Jogyakarta drg.Ircham Machfoedz MS,2004, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit, Jogyakarta

52

You might also like