You are on page 1of 10

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

RANGKUMAN PKN BAB 5 & 6


DEMOKRASI &HAM

NAMA NIM KELAS

: Fajar : M3110055 : TIA

PROGRAM D-3 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA 2011

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

BAB V DEMOKRASI INDONESIA


Sikap dan perilaku masyarakat yang demokratis merupakan indikator terciptanya masyarakat madani atau civil society yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban. Untuk proyeksi kedepan, semangat memmbangu masyarakat madani (civil society) sebagai suatu model masyarakat demokrasi yang religius dan berkeadaban memilki koherensi dengan apa yang disebut sebagai kualitas ideal masa depan (the ideal community of the future). Menurut Hesselbein (1998), kualitas masyarakat ideal masa depan yakni masyarakat yang terdiri atas empat elemen pokok, yaitu : (1) One standard Prinsip mengutamakan kebijakan untuk hidup baik dan menjujung tinggi hukum dan keteraturan (2) One heart Visi dan arahan untuk menempatkan nilai luhur yang menyatu dalam hati nurani dan mementingkan kepatuhan dan kemampuan membawa diri dalam hidup (3) One mind Yang mengarah pada tujuan, misi dan kesatuan bukan uniformitas, keberagaman dan bukan keseragaman (4) Economic equality Tidak adanya kemiskinan dalam kehidupan manusia (Hesselbein,1998) A. Konsep dan Prinsip Demokrasi Secara etimologis demokrasi berasal dari kata demos dan kratos atau kratien yang berarti kekuasaan atau berkuasa. Jadi dapat diartikan demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat (goverment or rule by the people) dan rakyatlah yang bekuasa. Mengacu pada ucapan Abrahaham Lincoln, demokrasi dapat diartikan suatu pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat, dan untuk rakyat. Untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis diperlukan pengembangan nilai-nilai demokratis. Nilai-nilai tersebut antara lain kebebasn menyatakan pendapat, kebebasan berkelompok, kebebesan berpartisipasi, kebebasan antar warga, kesetaraan gender, kedaulatan rakyat, rasa saling percaya, dan kerjasama. Disamping nilai-nilai tersebut diatas diperlukan pula kondisi agar nilai-nilai tersebut dapat ditegakkan sebagai pondasi demokrasi. Prasyarat kondisi dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi, pluralisme, dan hubungan yang sembang antara negara dan masyarakat (Asyukri Ibn Chamim dkk,2003). Pada umunya bangsa yang demokratis itu memiliki kultur demokrasi. Kultur demokrasi paling tidak mengandung dua aspek yaitu sifat egaliter dan liberal, serta moral menahan diri. Prinsip demokrasi adalah kebebasan, namun kebebasan dalam denokrasi sesungguhnya bukan merupakan sebuah kebebasan yang mutlak, melainkan 2

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

kebebasan yang memiliki koridor dan batasan, termasuk dibatasi oleh kebebasan yang dimiliki oleh orang lain. Kebebasan berpendapat sangat dihargai di dalam demokrasi, arena kebebasan berpendapat ini merupakan hak setiap warga negara. Jadi demokrasi membangun kondisi agar setiap warga negara mampu menyuarakan pendapatnya.

1. Kebebasan berkelompok Kebutuhan berkolompok merupakan naluri dasar manusia yang tak mungkin dipungkiri. Demokrasi membuka banyak alternatif bagi warga negara, sehingga mereka memiliki kebebasan untuk berkelompok, termasuk membentuk partai baru maupun memberikan dukungan kepada siapapun sesuai dengan kepentingan warga negara. 2. Kebebasan berpartisipasi; Kebebasan ini sesungguhnya merupakan gabungan dari kebebasan berpendapat dan berkelompok. Ada empat jenis partisipasi, yaitu: a. Pemberian suara dalam pemilihan umum b. Kontak atau hubungan dengan pejabat pemerintah c. Melakukan protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah, agar sistem politik bekerja lebih baik d. Mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik mulai dari pemilihan lurah, pemilihan bupati, walikota, gubernur, anggota DPR hingga Presiden sesuai dengan sistem pemilihan yang berlaku. 1. Kesetaraan gender; Merupakan sebuah keniscayaan demokrasi dimana kedudukan laki-laki dan perempuan memiliki kodrat yang sama sebagai mahluk sosial. Oleh karena itu demokrasi tanpa kesetaraan gender akan berdampak pada ketidakadilan sosial. 2. Kedaulatan rakyat; Dalam negara demokrasi, rakyat memiliki kedaulatan. Hal ini berarti rakyat berdaulat dalam menentukan pemerintahan. Esensi kedaulatan adalah penciptaan otoritas dan penegakan hukum sesuai dengan standar persyaratan kabaikan umum. 3. Rasa percaya; Konsekuensi dari kebutuhan akan rasa percaya ini adalah public trust. Sebuah pemerintahan demokrasi akan sulit berkembang bila rasa saling percaya antar kelompok masyarakat tidak tumbuh. Bila yang ada adalah ketakutan kecurigaan, kekhawatiran dan permusuhan, hubungan kelompok antar masyarakat akan terganggu secara permanen, kondisi ini akan sangat merugikan keseluruhan sistem sosial dan politik. 4. Kerjasama; Semokrasi tidak hanya memerlukan hubungan kerjasama antara individu dan kelompok. Kompetisi,kompromi, dan kerjasama merupakan nilai-nilai yang mampu mendorong terwujudnya demokrasi. Kerjasama bukan berarti menutup munculnya perbedaan pendapat antara individu dan antar kelompok. Nilai-nilai tersebut diatas merupakan wacana normatif yang memerlukan kondisi tertentu sebagai landasan pengembangannya. Kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan nilai-nilai demokrasi adalah : 3

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

1) Pertumbuhan ekonomi Faktor pertumbuhan ekonomi yang memadai merupakan salah satu faktor kondisional yang turut mendorong demokrasi, karena kemakmuran ekonomi akan menghasilkan orang-orang yang lebih percaya diri dan menumbuhkan etos dalam dirinya untuk mencapai kehidupan yan lebih baik dimasa depan. Begitu pula kondisi ini kan memperkuat kemampuan kemampuan masyatrakat dalam mendistribusikan SDA dan SDM. Kemampuan ini diubah jadi sarana untuk kompromi dan akomodasi ditengah msyarakat. 2) Pluralisme Masyarakat plural dapat difahami sebagai masyarakat yang terdiri berbagai kelompok. Didalam masyarakat plural setiap orang dapat bergabung dengan kelompok yang ada tanpa adanya rintanganrintangan sistemik yang menyebabkan terhalangnya hak untuk berklompok atau bergabung dengan kelompok tertentu. Kemudahan bergabung dengan setiap kelompok yang ada juga diperkuat oleh kesediaan dan keragaman suatu kelompok dalam menerima kemenangan suatu kelompok lain dalam sebuah persaingan secara jujur. 3) Hubungan yang seimbang antara Negara dan masyarakat Pola hubungan negara dan masyarakat merupakan kondisi lain yang menentukan kualitas pengembangan demokrasi. Demokrasi memerlukan sebuah negara kuat tetapi menghormati hukum, partai politik, legislatif, media massa, dan rakyat pada umumnya. Negara seperti inilah yang dapat memberi perlindungan bagi rakyatnya dan menjadi penopang bagi pengembangan nilai-nilai demokrasi. Secara historis, demokrasi telah tumbuh sejak zaman Yunani kuno, ialah pada masa negara kota (City State) Athena sekitar abad ke 6 sampai ke 3 sebelum Masehi. Sebagai negara demokrasi pertama di dunia Athena mampu melaksanakan demokrasi langsung. Berdasar alasan historis tersebut dapat dikemukakan bahwa demokrasi sebagai dasar sistem pemerintahan konstitusionil sudah teruji oleh zaman yang menjunjung tinggi kebebasan, HAM, persamaan di depan hukum yang harus dimilki oleh setiap individu dan masyarakat. A. Mengapa demokrasi merupakan pilihan? Alasannya sebenarnya sangat jelas dan sederhana, yaitu dengan demokrasi pemerintah dapat dikontrol oleh masyarakat. Dengan demokrasi maka warga masyarakat dapat membentuk asosiasi-asosiasi yang dapat mengimbangi kekuasaan pemerintah, warga masyarakat dapat mengartikulasikan aspirasinya, dan dapat menyatakan dengan jelas apa kepentingannya. Parameter untuk mengamati apakah demokrasi terwujud atau tidak dalam suatu negara antara lain : 1. Pemilihan umum yang dilakukan secara teratur dengan tenggang waktu yang jelas, kompetitif, jujur, dan adil. Kalau dalam suatu negara hanya seseorang yang berkuasa secara terus-menerus, atau hanya satu partai politik yang mengendalikan roda pemerintahan secara dominan dari waktu ke waktu maka dinegara tersebut dapat dinyatakan tidak memiliki derajad demokrasi yang cukup. 4

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

2. Rekruitmen politik secara terbuka. Demokrasi memberikan peluang untuk mangadakan kompetisi karena semua orang dan kelompok mempunyai hak dan peluang yang sama. Oleh kerana itu dalam mengisi jabatan politik sudah seharusnya peluan yang dimiliki oleh orang-orang yang memenuhi syarat adalah sama. 3. Akuntabilitas publik; Para pemegang jabatan publik harus bisa mempertanggungjawabkan kepada publik apa yang dilakukannya baik secara pribadi ataupun sebagai pejabat publik. Apa yang ilakukan harus terbuka untuk diprtanyakan oleh publik. Hal ini karena pejabat tersebut mendapat amanah dari masyarakat. 4. Diberlakukan tidaknya hak-hak dasar individu dalam negara, atau yang disebut sebagai basic human rights. Hal ini terutama yang menyangkut kebebasan dari rasa takut, dll. Kalau hak-hak dasar ini diwujudkan dengan sepenuhnya maka dapat dinyatakan demokrasi sudah berjalan baik. 5. Terwujudnya sebuah pengadilan yang independent. Hal ini sangat diperlukan dalam rangka penciptaan sistem keseimbagan antar berbagai kekuasaan yang ada dalam negara. Peradilan adalah sebuah juri yang mampu bertindak netral apabila terjadi konflik dalam masyarakat, baik konflik antara lembaga politik, atau konflik antara warga negara dengan pemerintah. Sementara itu Amien Rais (1986), mengemukakan sepuluh kriteria demokrasi untuk mengetahui apakah suatu pemerintahan dilaksanakan secara demokratis atau tidak. Kesepuluh kriteria yang dimaksud adalah : (1) Partisipasi dalam pembuatan keputusan (2) Persamaan di depan hukum (3) Distribusi pendapatan secara adil (4) Kesempatan pendidikan yang sama (5) Empat macam kebebasan pendapat,persuratkabaran,berkumpul,beragama) (6) Ketersediaan dan keterbukaan informasi (7) Mengindahkan fatsoen(tata krama politik) (8) Kebebasan individu (privacy) (9) Semangat kerjasama (10)Hak untuk protes

(mengeluarkan

Untuk mengembangkan budaya demokrasi dalam pemerintahan diperlukan sistem yang demokratis pula untuk mengelola proses pemerintahan melalui mekanisme yang demokratis. Menurut pengalaman politik diberbagai negara, ada beberapa sistem yang dikembangkan untuk mendukung pemerintahan demokrasi, yaitu : (1) Sistem parlementer Prinsip utama dari sistem parlementer adalah adanya fusi hak executive dan legislatif. Dalam sistem parlementer antara fungsi eksekutif dan fungsi legislatif terdapat hubungan yang menyatu dan tak dapat dipisahkan. Kepala eksekutif dalam sistem parlementer adalah Perdana 5

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

Menteri, sedangkan kepala negara di tangan raja/ratu sebagai simbol kepemimpinan negara. (2) Sistem Presidensiil Sistem presidensiil menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapat mandat langsung dari rakyat. Dalam sistem presidensiil kekuasaan eksekutif sepenuhnya di tangan presiden. Oleh karena itu presiden sebagai kepala eksekutif sekaligus kepala negara. Prinsip pokok dalam sistem presidensiil adalah adanya pemilihan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif yang secara eksplisit dinyatakan dalam konstitusi. (3) Kekuasaan eksekutif terbatas Persoalan mendasar baik dalam sistem parlementer maupun presidensiil adalah sejauh mana masyarakat memberi batasan bagi kekuasaan eksekutif. Kekuasaan eksekutif yang tak terbatas mengandung kelemahan yaitu lemahnya sistem pengawasan terhadap tindakan dan perilaku politisi pusat maupun daerah. Ketentuan konstitusional tentang kekuasaan eksekutif yang terbatas diperlukan untuk menutup kemungkinan tumbuhnya rezim otoritarianisme yang cenderung represif. (4) Pemberdayaan badan legislatif Dalam era demokrasi, badan legislatif dituntut untuk memberdayakan dirinya selaku badan perwakilan rakyat. Pembrdayaan badan legislatif dapat dilakukan antara lain dengan menjadikan lembaga legislatif sebagai lembaga kritis terhadap implementasi kebijakan pemerintah. A. Demokrasi dan pendidikan demokrasi 1. Pelaksanaan Demikrasi di Indonesia Berdasar UUD 1945 bentuk pemerintahan Indonesia adalah demokrasi Pancasila dengan sistem pemerintahan presidensiil. Dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia pernah terjadi penyelewengan demokrasi pancasila dengan mempraktekkan demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin. Memperhatikan pertumbuhan demokrasi dan praktek politik di Indonesia ada tiga hal menarik yang bisa dikemukakan, yaitu: Pertama, sejak merdeka bangsa dan pemerintah Indonesia sudah berkemauan kuat untuk memilih dan menerapkan demokrasi dalam kehidupan sosial politiknya, walaupun demokrasi itu sendiri mengalami pasang surut, dan mengalami kemunduran serta inkonsistensi. Kedua, Indonesia sudah melakukan uji coba demokrasi sebanyak tiga kali yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan demokrasi Pancasila. Ketiga, terbersit suatu keyakinan bahwa kita tetap belum terlambat untuk memperbaiki pertumbuhan demokrasi di negara kita. 2. Pelaksanaan demokrasi Pancasila di Indonesia Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan per musyawaratan/ perwakilan yang berke Tuhanan YME, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, dan yang bersama-sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai konsekuensi logis dari pengertian demokrasi Pancasila tersebut maka Demokrasi Pancasila pun mengenal batas-batas tertentu yaitu batas pertanggung jawab kepada Tuhan, kepada kemanusiaan, kepada kepentingan nasional, dan kepada keadilan. 6

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

Sanusi (1999) mengidentifikasi sepuluh pilar demokrasi konstitusional Indonesia, yang dikenal pula dengan The ten pilars of Indonesian Constitusional Democracy sebagai berikut: a. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa b. Demokrasi berdasarkan hak asasi manusia c. Demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat d. Demokrasi berdasarkan kecerdasan rakyat e. Demokrasi berdasarkan pemisahan kekuasaan negara f. Demokrasi berdasarkan Otonomi Daerah g. Demokrasi berdasarkan Supremasi Hukum (rule of law) h. Demokrasi berdasarkan peradilan yang bebas i. Demokrasi berdasarkan keadilan sosial 3. Pendidikan Demokrasi Pendidikan demokrasi merupakan suatu konsep pendidikan yang sistematis dan koheren yang mencakup pemahaman tentang cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip demokrasi melalui interaksi sosial kultural dan psiko paedagogis yang demokratis, dan diupayakan pada upaya sistematis dan sistemik untuk membangun kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang (Winatapura). 4. Mengapa rekonseptualisasi? Bermula dari hasil survey yang dilakukan oleh National Survey of Voter Education menunjukkan bahwa lebih dari 60% dari sempel nasional mengidentifikasikan belum mengerti tentang apa, mengapa dan bagaimana demokrasi. Disitulah terlihat pentingnya rekonseptualisasi pendidikan demokrasi untuk Indonesia, agar nantinya dapat diperoleh paradigma pendidikan demokrasi yang bukan hanya sebara konstitusional ada tetapi secara instrumental dan praksis benar-benar terjadi dan memberikan dampak paedagogis dan sosial kultural kumulatif terhadap semakin meningkatnya karakter kehidupan demokrasi di Indonesia. Diberbagai negara berkembang pendidikan demokrasi dianggap akan terjadi secara sendirinya atau malah dilupakan. Sebenarnya pendidikan demokrasi sebaiknya ditempatkan sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu pendidikan demokrasi perlu dilihat dalam dua seting besar, yaitu : a. Pendidikan demokrasi berbasis formal b. Pendidikan demokrasi berbasis kehidupan masyarakat. Secara instrumental, pendidikan demokrasi telah digariskan dalam berbagai peraturan perundangan. Misalnya dalam usulan BP KNIP tanggal 29 Desember 1945 yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan, UU No. 4 tahun 1950, UU No.12 tahun 1954 yang dilengkapi dengan keputusan presiden No.145 tahun 1965, UU No.2 tahun 1989, dan yang terbaru UU No.20 tahun 2003. Kini dalam UU no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dinyatakan bahwa PKN merupakan salah satu muatan wajib kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi (Pasal 37).

BAB VI HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW


7

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

A. Hak-Hak Asasi Manusia 1. Pengertian HAM Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Hak Asasi Manusia menurut ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998. 2. Sejarah singkat timbulnya HAM Perang dunia I dan II telah menimbulkan kesengsaraan masyrakat dunia sekaligus menebarkan ketakutan dan rasa tudak nyaman dikalangan umat manusia. Pada tahun 1941 presiden AS Franklin D Rosevelt didepan kongres AS menyatakan The Four Freedom yang isinya : a. Freedom of speech (kebebasan berbicara) b. Freedom of relogion (kebebasan beragama) c. Freedom of fear (kebebasan dari rasa takut) d. Freedom of want (kebebasan dari kemelaratan) Kemudian pada tahun 1946 PBB membentuk Komisi Hak-Hak Manusia yang membahas hak-hak politik, sosial, dan ekonomi. Pada 10 Desember 1948 menerima secra bulat hasil kerja komisi itu berupa Universal Declaration of Human Rights. Ketentuanpasal-pasal tentang HAM dalam deklarasi PBB adalah dari pasal 1-30 . HAM di Indonesia Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 undang-undang dasar dalam 4 periode, yaitu: a. Periode 18 Agustus 1945 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945 b. Periode 27 Desember 1949 17 Agustus 1950, berlau Konstitusi RIS c. Periode 17 Agustus 1950 5 Juli 1959, berlaku UUDS 1950 d. Periode 5 Juli 1959 sekarang, berlaku kembali UUD 1945 Ketika UUD 1945 berlaku kembali sejak 5 Juli 1959, secara yuridisformal, hak-hak asasi manusia tidak lagi lengkap seperti deklarasi HAM PBB, karena yang terdapat di dalam UUD 1945 hanya beberapa pasal saja khususnya pasal 27, 28, 29, 30, dan 31. Pada awal reformasi itu diselenggarakan sidang istimewa MPR tahun 1998 yang salah satu ketetapannya berisi piagam HAM. Ketetapan tersebut adalah ketetapan MPR no XVII/MPR/1998 tentang HAM. A. Rule of Law Rule of Law merupakan suatu doktrin dalam hukum yang muncul pada abad ke 19 bersamaan dengan lahirnya negara konstitusi dan
8

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

demokrasi. Kehadirannya boleh disebut dengan reaksi dan koreksi terhadap negara absolut yang telah berkembang sebelumnya. Rule of law merupakan doktrin dengan semangat dan idealisme keadilan yang tinggi, seperti supremasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum. Rule of law dibedakan anatar pengertian formal dan hikiki. Dalam pengertian formal adalah tidak lain adalah organized public power, setiap organisasi hukum mempunyai rule of law termasuk negara otoriter sekalipun. Dalam pengertian hakiki, sangat erat hubungannya dengan menegakkan rule of law , karena menyangkut ukuran-ukuran hukum yang baik dan hukum yang buruk.Oleh karena itu the enforcement of the rule of law atau pelaksanaan kaidah kaidah hukum , yang berlaku didalam suatu negara itu senantiasa mengandung premise (prasyarat), bahwa kaidah-kaidah yang dilaksanakan murupakan hukum yang adil, artinya kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil . Rule of law adalah suatu legalitas literal, maka mengandung gagasan, bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom. Inti dari rule of law adalah adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, khususnya keadilan sosial. Berdasarkan penelitian historis komperatif maupun analisis kritis, pelakasnaan rule of law di Inonesia seharusnya mempertimbangkan hal-hal sebgai berikut: 1) Bahwa keberhasilan the enfoorcement of the rule of law tergantung pada sejarah dan corak masyarakat hukum, tergantung kepada kepribadian nasional masing-masing bangsa. 2) Rule of law adalah suatu institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis sendiri dan mempunyai akar budaya sendiri. 3) Rule of law adalah suatu legalisme, suatu aliran pemikiran hukum. Hukum progres adalah gagasan yang ingin mencari cara mengatasi keterpurukan hukum di indonesia secara baik bermakna. Asumsi dasar hukum progresif bahwa hukum adalah untuk manusia. Berpijak pada hukum progressif tersebut ketika dihadapkan pada suatu pernyataan, bagaimana implementasi rule of law di Indonesia, maka disarankan agar di upayakan agar arah dan watak dari sistem hukum yang dikembangkan di Indonesia harus benar-benar manjadi hukum di Indonesia.Pancasila menjadi
9

Tugas PKN rangkum Fajar-M3110055

semacam alternatif untuk mnggantikan posisi rule of law yang sudah terlanjur dipakai sebagai pedoman sistem hukum di Indonesia.

10

You might also like