You are on page 1of 14

Tuhan Yesus naik ke sorga supaya Penghibur (Roh Kudus) bisa dicurahkan.

"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur [Roh Kudus] itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu." (Yohanes 16:7). Peranan Roh Kudus adalah sebagai Penghibur: Bagi dunia: "... Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; ..." (Yohanes 16:8) Bagi kita:

Roh Kudus akan memimpin kita ke dalam seluruh Kebenaran (Yohanes 16:13). Kalau kita tidak memiliki Roh Kudus, maka Roh Kebenaran tidak ada di dalam kita. Ada hal-hal yang kelihatannya baik, tetapi bukan merupakan suatu kebenaran. Tetapi kalau Dia ada di dalam kita maka Roh Kebenaran itu akan memimpin kita di dalam seluruh Kebenaran. Roh Kudus akan memberitahu kepada kita hal-hal yang akan datang (Yohanes 16:13). Kalau kita tidak memiliki Roh Kudus, maka pada saat Tuhan berkata: "Aku datang segera!" kita tidak akan percaya; karena pikiran kita tidak bisa menerima. Tetapi kalau Roh Kudus ada di dalam kita maka Dia yang akan memberitahukan kepada kita hal-hal yang akan datang. Karena itu kita percaya dan berkata: "Amin! Yesus datanglah segera, Maranatha. Tuhan Yesus datanglah segera!" Roh Kudus akan memuliakan Yesus. "Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku." (Yohanes 16:14)

Karena Roh Kudus ada di dalam kita maka kita bisa memuji-muji Tuhan Yesus: "Tuhan Yesus Engkau baik, Engkau dahsyat, luar biasa." Itu yang selalu saya katakan kepada Tuhan Yesus. Begitu bangun tidur saya bersama dengan istri saya katakan: "Tuhan, Engkau dahsyat, luar biasa, tidak ada yang seperti Engkau. Engkau adalah khalik, pencipta langit dan bumi, mana ada yang seperti Engkau?" Mengapa saya bisa berkata begitu? Mengapa kita semua bisa berkata begitu? Karena Roh Kudus ada di dalam kita.

Roh Kudus-3
Tuhan Yesus tahu bahwa kita sangat memerlukan penolong, itulah sebabnya Tuhan Yesus harus turunkan Roh Kudus bagi kita, agar dapat memberikan kepada kita kekuatan dan agar dapat memimpin kita kepada seluruh kebenaran. Bukan karna kegagahan, kemampuan atau hal yang luar bisa yang kita telah lakukan sehingga membut kita sekarang ini dapat bertumbuh, tetapi yang membuat pertumbuhan didalam kita adalah pribadi Roh Kudus yang dinyatakan melalui karya dan perananNya dalam hidup kita. Roh Kudus berkarya sebagai pribadi yang tinggal diam didalam kita, yang selalu menyertai kita sebagai penolong, penghibur,penuntun yang memimpin kita pada seluruh kebenaran, yang menjadikan jaminan hidup bagi kita.
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN AGAR KITA DAPAT MENGENAL KARYA ALLAH DIDALAM HIDUP KITA.

Kesadaran kita bahwa Roh Kudus itu menyertai dan tinggal didalam kita, sehingga kita tahu untuk dapat membuat diri kita selalu berkomunikasi berhubungan, bersekutu dengan Roh Kudus.

Ikatan batin yang paling kuat adalah ikatan batin antara Allah dengan manusia, ikatan antara pencipta dan yang diciptakannya. Allah sebagai pencipta tidak mungkin melupakan kita yang diciptakanNya, dan ketika Roh Kudus sekarang telah tinggal didalam kita dan Dialah yang menguasai hidup kita, itulah sebabnya kita harus sungguh-sungguh menyadari akan hal ini dengan demikian kita tahu untuk memiliki persekutuan yang intim dengan Dia. Roma 8 :26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana
sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan

Yudas 1 : 20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar
imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

Penting sekali kita BERDOA didalam Roh Kudus agar kita penuh dalam karya Roh Kudus, dalam Kuasa dan dalam Urapan Roh Kudus. Kehidupan doa adalah cara kita mengenal karya Roh Kudus. Karna kita disertai Roh Kudus, Roh Kudus tahu untuk dapat memberi yang terbaik bagi kita, maka kita harus mendengar apa yang dikatakan Roh Kudus dan mau untuk melakukannya itu akan dapat menolong hidup kita. Wahyu 2 : 7 /Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."*

Roh Kudus telah ada didalam kita, Dia sudah ada sebagai pribadi yang pertama kali yang akan dapat menolong akan kitas Roma 8 : 28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita Roma 8 :26 Demikian juga Roh membantu kita

dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan

Roh Kudus yang mengajar kita Yohanes 14 : 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus
oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.*

Roh Kudus yang bersaksi tentang kristus Yohanes 15 : 26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari
Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.*

Roh Kudus yang memimpin kita pada seluruh kebenaran Yohanes 16 : 13 Tetapi apabila Ia
datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.*

Roh Kudus yang berkata mengenai Tugas pelayanan Kis 13 : 2 Pada suatu hari ketika mereka

beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."

MENGENAL ROH KUDUS


Oleh:Ev. Dr.Eddy Fances
Pendahuluan:

Roh Kudus adalah salah satu oknum dari Allah Tri Tunggal yang setara dengan Bapa dan Putra (Yesus Kristus). Dia adalah pribadi yang memiliki pikiran, perasaan, dan kehendak. Dengan ini kita menolak pandangan Saksi Yehovah yang menganggap Roh Kudus hanyalah semata-mata suatu tenaga/kuasa. Memang benar suatu pribadi memiliki kuasa/tenaga, tetapi kuasa/tenaga bukanlah suatu pribadi. I. Bukti bahwa Roh Kudus adalah berpribadi: 1. Dia memiliki ratio (I Korintus 2:10-12). 2. Dia memiliki emosi (Efesus 4:30, Yesaya 63:10). 3. Dia memiliki kehendak (I Korintus 12:11). Dengan kepribadian ini Roh Kudus dapat melakukan hal-hal sebagai pribadi/oknum yang sempurna. Mis: berbicara (Wahyu 2:7), berseru (Galatia 4:6), berdoa (Roma 8:26), bersaksi (Yoh. 15:26), mengajar (Yoh 14:26, Nehemia 9:20), memimpin (Roma 8:14), memerintah (Kisah 16:6-7), memanggil dan memberi tugas (Kisah 13:2, 20:28), memberi kuasa (Kisah 1:8). II. Bukti bahwa Roh Kudus adalah Allah: 1. Mendapat panggilan sebagai Allah (Kisah 5:3-4).

2. Memiliki sifat-sifat Allah: Kekal (Ibr. 9:14), Maha Hadir (Maz. 139:7-10), Maha Kuasa (Luk. 1:35), Maha Tahu (I Kor 2:10-12), Maha Benar (I Yoh 5:6), Maha Kudus (Luk. 11:13), 3. Setara dengan Bapa dan Putra (Yesus Kristus): Formula baptisan (Matius 28:19), Berkat ilahi (II Kor 13:14), Klaim Yesus Kristus (Yoh 14:16). III. Pekerjaan Roh Kudus: 1. Berhubungan dengan ciptaan: a. Menciptakan alam semesta (Kej 1:2, Maz 33:6). b. Memelihara alam semesta (Mazmur 104:30). 2. Berhubungan dengan Alkitab: a. Mewahyukan dan menginspirasikan ( II Pet 1:20-21). b. Memberi penerangan/penjelasan (Yoh 14:26). 3. Berhubungan dengan orang yang tidak percaya: a. Menginsyafkan akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yoh 16:8-11). 4. Berhubungan dengan orang percaya: a. Memperanakkan/melahirkan kembali (Yoh 3:3-5, Titus 3:5). Melahirkan dengan roh oleh air. Air ini lambang dari Firman Allah ( Lih: I Pet 1:23). Oleh Roh Kudus mereka yang percaya kepada Firman dijadikan sebagai "anak-anak Allah". b. Membaptiskan ( I Kor 12:12-13, Markus 1:8). Baptisan Roh Kudus bukan dilakukan oleh hamba Tuhan, melainkan oleh Allah (Roh Kudus). Baptisan ini "tidak kelihatan". Tujuannya agar seorang yang percaya boleh dimasukkan kedalam anggota "tubuh Kristus" (gereja) yang tak kelihatan dan yang universal (Am) atau masuk menjadi anggota dalam keluarga Allah. Sebagai tanda yang kelihatan seorang yang percaya perlu masuk ke dalam anggota gereja lokal yang ditandai dengan baptisan air. c. Tinggal/diam dalam diri orang percaya (Yoh 14:16-17). Tanpa kecuali, Roh Kudus akan tinggal selama-lamanya dalam orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Walaupun orang itu masih baru, lemah, belum dewasa, dan tidak sempurna. Misalnya: jemaat Korintus (I Kor 3:16, 6:19). d. Memateraikan (Efesus 1:13-14). Menyatakan bahwa orang percaya adalah milik sah dari Allah, gambar dan rupa Allah dipulihkan lagi, ahli waris kerajaan Allah, dan sebagai jaminan keselamatan selama-lamanya. e. Memenuhi (Kisah 2:4, 4:31, 6:3,5, 11:24, Efesus 5:18). Menyatakan penyerahan total dari setiap aspek hidup orang percaya agar "dikontrol" oleh Roh Kudus. Untuk kepenuhan Roh Kudus ini tak ada formula khusus, dan tak ada tanda-tanda khusus. Kecuali ketaatan mutlak terhadap Roh Kudus dan menyerahkan seluruh aspek hidup kita untuk dikontrol olehNya. f. Memberi karunia rohani (I Korintus 12:11). Tujuannya untuk melengkapkan pelayanan dalam "tubuh Kristus" (gereja) agar jemaat dapat dibangunkan. Semua orang percaya minimum diberi satu karunia, dan tak ada karunia yang seragam. Untuk melihat jenis karunia Roh Kudus, lihat: I Kor. 12: 4-28; Rom. 12: 6-8; Efe. 4: 8-14; I Kor. 7: 7-8; I Kor. 13: 3; I Pet. 4: 9-10. g. Mengurapi (I Yoh 2:20,27). Kata mengurapi berarti memberi pengajaran dan pengetahuan serta kuasa yang berhubungan erat dengan pelayanan seseorang. Band: I Kor 2:9-14, Roma 8:2, 9-11. h. Memimpin/membimbing (Gal 5:25, Roma 8:14). Tujuannya agar orang percaya tidak menyimpang dari pengajaran Firman Allah yang dapat mengakibatkan salah jalan/berdosa terhadap Allah. Band: Yoh 16:12-13. Roh Kudus memimpin dan membimbing tidak harus dengan mimpi, tanda-tanda supranatural, penglihatan, suara khusus, atau

tanda-tanda aneh lainnya. Melainkan dengan FirmanNya dan gerakanNya dalam hati kita. Mis: Philipus (Kisah 8:27-29), Paulus dan Barnabas (Kisah 13:2-4, 16:6-7). i. Mendoakan (Roma 8:26). Ketika orang percaya lemah dan tak dapat berdoa, maka Roh Kudus menjadi pengantara doa kita kepada Allah. Kata keluhan dalam ayat diatas bukanlah bahasa lidah/roh. j. Menghibur (Yohanes 16:7). Ketika orang percaya sedih, kecewa, dan putus asa, Roh Kudus akan menghibur dan menguatkan. Dengan demikian orang percaya dapat bertahan terus hidup sesuai kehendak Allah. Penghiburan terbesar adalah oleh Roh Kudus melalui Firman Allah. Catatan: Pekerjaan Roh Kudus dalam orang percaya dari No 4e-4j adalah pekerjaaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Oleh sebab itu dapat kita minta dalam doa secara berulang-ulang pula.

PRIBADI ROH KUDUS


Ayat Pokok: I Yohanes 5:6-12 Siapakah Roh Kudus? Apakah Ia hanya sekedar kuasa atau Pribadi? Jawabannya ada dalam bacaan kita I Yohanes 5:6-12 yang diucapkan oleh Rasul Paulus. Mari kita ikuti pengupasannya: I. Roh Kudus adalah Pribadi. Ia adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal ( I Yohanes 5:7, II Korintus 13:13 ) Ia disebut Roh Allah ( kejadian 1:2, I Petrus 4:14 ) Ia disebut Tuhan ( II Korintus 3:17-18 ) Ia satu dengan Allah Bapa dan Allah Anak ( Matius 28:19, Kisah Rasul 2:38 ) II. Sifat dari Roh Kudus Ia Kekal ( Ibrani 9:14 ) Ia Maha Kuasa ( Luk 1:35, Roma 8:11 ) Ia Maha tahu ( I Kor 2:10-11 ) Ia Maha hadir ( Maz 139:7:12 ) Ia Memberi dorongan ( II Petrus 1:21) III. Lambang Roh Kudus Ia dilambangkan seperti air ( Yoh 4:13-14 ) Ia dilambangkan seperti angin ( Yoh 3:8, Kisah Rasul 2:1-4 ) Ia dilambangkan seperti api ( Matius 3:11, Kisa 2:1-4, Ibrani 12:29 ) Ia dilambangkan seperti air anggur yang menyegarkan hati ( Yoh 15:11, Roma 5:5-8, 35-39) Ia diumpamakan seperti awan ( Kel 13:21-22, Kel.40:34-35, I Raja-raja 8:811 ) Ia diumpamakan seperti burung dara ( Lukas 3:21-23) Ia dilambangkan seperti hujan dan embun ( Hos 6:3, Yak 5:7 )

KEMERDEKAAN KRISTEN
PENDAHULUAN Roma 8 adalah " Deklarasi Kemerdekaan" Kristen. Rasul Paulus mengemukakan empat kemerdekaan Rohani yang kita nikmati karena penyatuan kita dengan Tuhan yaitu: PENDAHULUAN Roma 8 adalah " Deklarasi Kemerdekaan" Kristen. Rasul Paulus mengemukakan empat kemerdekaan Rohani yang kita nikmati karena penyatuan kita dengan Tuhan yaitu: 1. Kemerdekaan Dari Penghakiman - Tidak Ada Penghukuman ( Roma 8:1-4 )

Roma 8:20 menunjukkan " Sebab " penghukuman tetapi Roma 8:1 memberikan " Sebab" tidak adanya penghukuman. Dasar untuk jaminan ini adalah ungkapan " ada didalam Kristus ". Karena didalam Kristus tidak ada penghukuman. Didalam Roh Kudus kita memiliki hidup dan kemerdekaan. ( Roma 8:2) 2. Kemerdekaan Dari Kekalahan - Tidak Ada Hutang ( Roma 8:5-7 ) Tidak ada hutang kepada tabiat yang lama ( Roma 8:12 ). Orang percaya dapat hidup dalam kemenangan dan tidak perlu kalah, karena kita dapat menyerahkan seutuhnya kepada Roh yang menjadikan kita anak anak Allah yang akan terus memperkaya kita dan membimbing kita ke dalam kehendak Allah. 3. Kemerdekaan Dari Putus Asa - Tidak Ada Kekecewaan ( Roma 8:18-30 ). Orang percaya tidak perlu menjadi lemah pada masa-masa penderitaan dan pencobaan karena kita tahu bahwa Allah turut bekerja ( Roma 8:28 ) dan bahwa Ia mempunyai rencana yang sempurna ( Roma 8:29 ). Ia mempunyai dua tujuan dalam rencana itu yaitu untuk " kebaikan kita dan untuk kemuliaan-Nya. Penderitaann kita sekarang ini hanya menjamin kemuliaan yang jauh lebih besar pada waktu Yesus kembali. 4. Kemerdekaan Dari Rasa Takut - Tidak Ada Pemisahan ( Roma 8:31-39 ) . Tidak ada lagi pemisahan karena kita mengalami kasih Allah ( Roma 8:31-39 ). Kita tidak perlu lagi takut akan masa lampau, masa sekarang ataupun masa yang akan datang Tidak ada pemisahan antara orang orang percaya dengan Tuhan. Allah dipihak kita ( Roma 8;32 ). Kristus mati bagi kita ( Roma 8:32 ). Kristus menjadi pengantara kita ( Roma 8:34 ) dan Yesus mengasihi kita ( Roma 8:3539). Tidak adalagi penghukuman, tidak ada lagi hutang,tidak ada lagi putus asa, dan tidak ada lagi pemisahan. Kita sudah merdeka

KEMERDEKAAN YANG SEJATI


Nats Alkitab : Galatia 5:1 Oleh : Pdp. H. Agus Susanto Galatia 5:1 Supaya kita sungguhsungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. PENDAHULUAN Selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda. Pada tanggal 17 Agustus 1945 maka di deklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia lewat pidato Presiden pertama, yaitu Ir. Soekarno. Saat itulah bangsa Indonesia mengalami kemerdekaan. Kemerdekaan adalah saat di mana sebuah Negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya. Dan saat di mana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain (kebebasan). Dan sekarang kita memperingati HUT kemerdekaan RI yang ke-65. Itulah gambaran kehidupan orang percaya, pada waktu kita percaya kepada nama Tuhan Yesus, masih terlalu banyak pola kehidupan kita terus terjajah. Sehingga firman Tuhan membuka jalan supaya kita sungguh-sungguh mengalami kemerdekaan. Jika masih ada yang belum sungguh-sungguh, Tuhan mau kita semua mengalami kemerdekaan itu. Bukan lagi dijajah oleh kuasa iblis, dijajah oleh karakterkarakter yang jelek, dan nafsu-nafsu jahat. Dan Tuhan mau kita mengalami benar-benar kemerdekaan sejati, karena Dia segera datang untuk menjemput kita. Apa yang harus kita lakukan? a. Berdiri Teguh Galatia 5:1a: "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh" Waktu saya baca dan dengar ayat ini, saya ingat ada ayat di mana ini merupakan gambaran dua macam orang Kristen yang terdapat di dalam Matius 7:24-27, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Di dalam Yakobus 1:25, mengatakan: "Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya". b. Jangan Mau Dijajah Lagi Galatia 5:1b, "dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan". Saya mengutip dari ayat ini "jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan" menjadi "jangan mau dijajah lagi" supaya jangan mau lagi diperhambakan oleh dunia. Iblis punya target utama dan tujuan utama untuk kita yaitu supaya kita jatuh ke dalam dosa. Sehingga firman Tuhan katakan iblis seperti singa yang mengaum-ngaum. Ia berkeliling sepanjang hari (24 Jam) untuk mencari celah/lengah, bila ada celah segera masuk membuat porak-poranda. Saya ingatkan supaya hari-hari ini lebih waspada, jangan beri sedikit pun peluang. Sebab segala macam cara/pola ada hipno terapi, hipno marketing dll. Orang percaya hidup bukan kuat gagah kita, tetapi karena Roh Kudus yang memampukan di dalam menghadapi segala masalah.

pentakosta 1. Nama.

Kata "pentakosta" berasal dari kata Junani "pentekostes" yang bersangkutan dengan kata Sangsekarta: pantja). Kata Junani itu berarti "jang kelimapuluh", jakni hari jang kelimapuluh. Pentakosta adalah suatu perajaan dari agama Jahudi dahulu (dan sekarang) jang diambil alih (dengan dirubah maknanja) oleh agama keristen. Kata (Junani) dalam Perdjandjian Lama (jang berbahasa Junani) hanja terdapat dalam Tb 2:1 dan 2Mak 12:31-32, sedangkan dalam Perdjandjian Baru diketemukan dalam Kis 2:1; 20:16 dan 1Kor 16:18. Semua teks itu berbitjara tentang perajaan Jahudi. Umat keristen baru pada pertengahan atau achir II Masehi. mulai merajakan Pentakosta sebagai perajaan keristen. Pesta itu mendjadi perajaan peringatan akan turunnja Rohulkudus atas djemaat keristen di Jerusalem, sebagaimana jang ditjeritakan Kis 2, pada hari kelimapuluh sesudah Jesus (pada hari Paskah) bangkit dari alam maut. Dalam Perdjandjian Lama jang berbahasa Hibrani perajaan Pentakosta disebut "hari raja panen" (Peng 23:16). Dan inilah nama jang tertua. Kemudian dinamakan "pesta/perajaan pekan-pekan (Peng 34:22; Lev 23:15-17; Tj.Dj 28:26; Ul 16:10; 2Taw 8:13).
2. Sedjarah.

Seperti sudah djelas dari nama jang paling tua itu (Peng 23:16) maka "Pentakosta" aselinja suatu pesta panen. Menurut Ul 16:9 dirajakan tudjuh pekan (lk. 50 hari) sesudah permulaan panen djelai, jaitu pada achir panen gandum. Djadi aselinja perajaan itu adalah suatu pesta kaum tani. Dari sebab itu maka tak mungkin pesta itu sudah dirajakan waktu suku-suku Israil masih berkalana dipadang gurun sebagai suku (setengah) badui, djadi pemiara ternak (ketjil). Pesta itu baru muntjul setelah sukusuku itu menetap di Kanaan dan mulai bertani. Boleh djadi pesta itu diambil alih dari penduduk Kanaan (kafir) aseli jang mengadjar Israil bertani. Sesudah masa pembuangan (th. 538 seb. Mas.) bahkan dalam abad II sebelum Masehi barulah perajaan itu "dihistorisasikan", artinja dihubungkan dengan peristiwa penting dalam sedjarah penjelamatan Israil. Pentakosta dihubungkan dengan perdjandjian jang diikat digunung Sinai. "Djadi Pentakosta atau "perajaan pekan mendjadi peringatan akan kedjadian itu, sama seperti perajaan paskah dari pesta kaum pemiara ternak mendjadi peringatan akan pengungsian Israil dari negeri Mesir. Dari sebab itupun perajaan Pentakosta dihubungkan dengan perajaan Paskah pula. Menurut Peng 19:1 maka Israil tiba digunung Sinai dalam bulan ketiga setelah bulan pertama (bulan

Nisan, Peng 12:41) berangkat dari Mesir. Bulan ketiga itu ialah l.k. limapuluh hari. Lev 23:15-19 menempatkan Pentakosta (perajaan Pekan-pekan) tudjuh pekan, djadi l.k. limapuluh hari, sesudah Paskah. Tidak djelas bagaimana Levetika menghitung waktu itu, apakah bertolak dari hari berikutnja perajaan Paskah (16 Nisan) atau satu minggu sesudahnja. Dari sebab itu diantara orang-orang Jahudi dahulu ada perbedaan dalam perhitungan itu. Tetapi kebanjakan orang Jahudi (mazhab Parisi jang banjak berpengaruh) menempatkan Pentakosta limapuluh hari sesudah Paskah. Rupanja bahwa perajaan Pentakosta sebagai peringatan Perdjandjian digunung Sinai pada djaman Kristus belum umum dirajakan oleh orang Jahudi. Tetapi pasti dirajakan oleh beberapa kalangan. Jang paling djelas ialah djemaah jang bermukim di Qumran. Djemaat itu ada hubungannja dengan kalangan para imam, sehingga boleh diterima dikalangan itupun perajaan itu sudah mendapat tjorak itu. Djadi ada kalangan jang mengikatkan Pentakosta pada perdjandjian di gunung Sinai dan disampaikannja Taurat Musa sebagai wahju ilahi. Kiranja tradisi jang termuat dalam Kisah Rasul terpengaruh oleh kalangan itu. Dalam seluruh Perdjandjian Baru hanja Lukaslah jang mentjeritakan turunnja Rohulkudus pada hari raya Pentakosta, hari jang kelimapuluh sesudah Paskah Jahudi, ketika Jesus bangkit dari alam maut.
3. Peristiwa Pentakosta dalam Perdjandjian Baru.

Aneh benar hanja Lukas sadjalah jang mentjeritakan peristiwa itu. Memang turunnja Rohulkudus ditjeritakan djuga ditempat lain, tetapi tidak tepat pada hari raya Pentakosta sebagai turunNja jang pertama. Demikianpun hanja Lukas sadjalah jang mentjeritakan bahwa Jesus naik kesurga pada hari keempatpuluh setelah bangkit dari alam maut (Kis 1:3 bdk Mar 16;19 tanpa tanggal dan bergantung pada tradisi Lukas). Apakah Ef 4:7-8 terpikir kepada naik surga dan Pentakosta itu kurang djelas. Bagaimana pun pula tidak disebutkan tanggal dan hari. Sebaliknja Indjil karangan Mateus (Mat 28:16-20) tidak menjebut naik surga, sedangkan Indjil karangan Johanes (Mat 20:17-23) memberikan kesan seolah-olah Jesus pada hari kebangkitanNja naik kesurga (pulang ke Bapa) dan Rohulkudus sudah turun djuga. Bahkan indjil karangan Lukas sendiri meninggalkan kesan bahwa pada hari Paskah sendiri Jesus sudah naik kesurga. Dan pasti tidak dikatakan baru sesudah empatpuluh hari (Luk 24:44-52) Maka itu muntjul masalah: apakah maksud Lukas (tradisi jang disampaikan Lukas) dengan menempatkan naiknja Jesus kesurga pada hari keempatpuluh dan turunnja Rohulkudus pada hari kelimapuluh sesudah Paskah, pada hari Pantekosta Jahudi? Maukah ia mentjeritakan suatu peristiwa jang njata atau ada maksud lain? Adakah turunnja Rohulkudus menurut berita Johanes sama dengan turunNja menurut berita Lukas? Para ahli belum sependapat dalam memetjahkan soal itu. Tetapi boleh djadi Lukas, (tradisi)(hanja) bermaksud mentjiptakan suatu imbangan terhadap tradisi Jahudi (dibeberapa kalangan) tentang disampaikannja Taurat Musa dan diikatnja perdjandjian digunung Sinai. Dalam kuliah sudah disebutkan beberapa tjerita tradisi Jahudi jang mirip dengan kisah Lukas. Dengan turunnja Rohulkudus dan atas doronganNja kepenuhan wahju Illahi (mulai) disampaikan kepada segenap bangsa dikolong langit. Bangsa-bangsa jang petjah-belah (lambangnja banjaknja bahasa) karena dosa (tjerita tentang menara Babel, Kej 11:1-9) dipersatukan kembali oleh Rohulkudus, Roh Jesus jang bangkit. Begitu kisah Lukas sekaligus mendjadi imbangan terhadap tjerita tentang menara Babel itu. Maka itu kepastian tidak ada tentang turunnja Rohulkudus untuk pertama kalinja atas para murid Jesus. Bahkan tidak ada kepastian mutlak bahwa itu terdjadi tidak lama setelah Jesus bangkit. Orang boleh mengemukakan hypotese bahwa djangka waktu agak lama, bahkan sampai satu tahun. Tetapi sampai sekarang semuanja sungguh hanja hypotese jang sukar dibuktikan.
Glossolalia

Kata "glosso-lalia" berasal dari dua kata Junani, jaitu: "glossa", artinja: lidah/bahasa, dan "lalein", artinja berkata/berbitjara. Menurut istilah kata itu menundjukkan salah satu karunia (charisma) Roh Kudus. Istilah itu sendiri tidak diketemukan dalam Alkitab, tetapi gedjala jang dimaksudkan berulang kali dibitjarakan (Kis 10:46; 11:15; 19:6; 1Kor 12:10; 14:1, 5, 6, 18; 13:1; 2Kor 12:4).

Gedjala "glossolalia" tidak selalu amat djelas tjirinja dalam Perdjandjian Baru. Tapi boleh dikata: berbitjara bahasa gaib" itu menundjukkan suatu gedjala ekstatis jang disebabkan oleh Roh Kudus. Dalam ekstase itu orang berbitjara dengan kata-kata, seruan dsb. jang tak keruan. Si ekstatikus sendiri tidak memahami maknanja (1Kor 14:14, 29) dan para pendengarpun tidak dapat menangkap artinja pula (1Kor 14:2, 6, 7-12, 16). Maka itu karunia itu perlu dibarengi dengan karunia lain, jakni kesanggupan untuk menangkap kata-kata ekstais itu serta menterdjemahkannja kedalam bahasa biasa jang dapat dipahami (1Kor 14:5, 13, 27-28; 12:10). Didalam umat di Korintos didjaman Paulus gedjala itu kerap kali terdjadi sedang umat berhimpun. Maka itu Paulus merasa perlu untuk memberikan beberapa aturan dan mentertibkan penggunaan karunia itu (1Kor 14) Karunia ini tidak boleh diutamakan dan selalu harus membina umat jang hadir (1Kor 14:16, 26). Glossolalia sebentar disebutkan dalam Mar 16:17. Kurang djelas apakah turunnja Roh Kudus pada hari Pentakosta dibarengi djuga dengan gedjala ekstatis itu (Kis 2:4, 11, 15). Tapi para ahli umumnja tjondong untuk mengartikan begitu. Dewasa ini gedjala jang paling sedikit mirip dengan glossolalia itu kadang-kadang diketemukan dibeberapa kalangan umat Keristen jang biasanja tergabung dalam "gerakan Pentakosta". Apakah gedjala itu sungguh sedjati tidaknja masih diperdebatkan dan diselidiki.

Arti kata Pentakosta Friday, May 21, 2010 at 10:10am Apa arti Pentakosta? Pentakosta adalah dari kata Yunani yang berarti jumlah 50 dari sesuatu. Di dalam Imamat 23:4-22, secara tradisi Yahudi, Pentakosta adalah satu dari 3 hari raya besar yang dimulai pada hari kelima puluh setelah Paskah. Hari raya ini dimulai pada tanggal 16 bulan abib atau April. Prosesnya akan didahului oleh domba yang disembelih pada tanggal 14, kemudian tgl 15 adalah hari pertemuan kudus dan tgl 16 dilanjutkan dengan persembahan buah sulung dari hasil tanah. Selama 49 hari sampai kepada pentakosta, setelah itu mereka merayakan hari panen raya. Apa yang dilakukan orang Israel sebagai hari raya yang ditetapkan Tuhan kepada mereka adalah sebenarnya sebuah lambang atau perwujudan dari sebuah peristiwa besar yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dimulai sebelum paskah, mereka menyembelih domba yang tak bercacat, maka itu menjadi sebuah wujud daripada salib Kristus sebagai anak domba yang sempurna yang disembelih untuk menebus dosa manusia. Ibrani 10:1-7 menuliskan, Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Kemudian dua hari berikutnya yaitu hari ketiga setelah domba disembelih, mereka menyerahkan buah sulung dari hasil panen mereka. Ini menjadi gambaran masa depan dari Kristus yang mati di kayu salib, pada hari ketiga bangkit dan menjadi buah sulung dari segala yang bangkit nantinya. 1 Korintus 15:23 menuliskan, Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian selama 49 hari berikutnya tibalah hari kelimapuluh di mana mereka merayakan panen besar-besaran. Apa yang diwujudkan di sini? Gereja berdiri! Sudah waktunya menuai. Kisah Rasul 2 yang kita baca adalah awal dari sebuah gerakan penginjilan sehingga dituliskan di dalam Kisah Para Rasul 2:41, Orangorang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Nah, kalau kita melihat ketiga urutan ini, maka ini menjadi sebuah paket yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Antara kematian, kebangkitan Yesus dan turunnya Roh Kudus adalah sebuah konsep kesatuan yang terjadi satu kali untuk selamalamanya. Tuhan tidak akan mati lagi, Dia tidak akan bangkit lagi dan Roh Kudus tidak akan turun dengan cara yang demikian lagi. Semua adalah satu kali saja, peristiwa khusus pada waktu itu. Karena itu, kita tidak perlu menantikan Roh Kudus dengan cara yang sama lagi. Roh Kudus sekarang sudah tinggal di dalam hati kita sebagai orang percaya. Dia menjadi meterai bagi keselamatan kita. Dia menjadi pribadi yang berkuasa untuk mengalahkan dosa kita. Dia menjadi pribadi yang menuntun kita kepada kebenaran dan pekerjaan Allah. Hiduplah oleh Roh!

Kisah Para Rasul 2:1, Apabila sampai hari Pantekosta, maka mereka itu sekalipun berhimpun bersama-sama." Hari Pantekosta mereka ber-kumpul. Ada yang menyebutnya hari PANTEKOSTA atau ada yang berkata PENTAKOSTA. Dan hal ini berbeda mungkin diambil dalam bahasa asli Bahasa Yunani yang berarti hari ke5O. Jadi arti daripada PANTEKOSTA atau PENTAKOSTA itu adalah hari yang ke5O. Alkitab berkata sampai Pantekosta semuanya berkumpul menjadi satu dan inilah yang menjadi topiknya HARI PANTEKOSTA. Hari Pantekosta adalah hari yang. ke5O dihitung dari hari kebangkitan Yesus Kristus. Dalam keluaran 34:22 "Dan hendaklah kamu memegang masa raja asabia yaitu hari raya buah sulung dari tahun". Ayat itu mengatakan hendaklah memegang masa raya minggu, masa raya sabat. Sabat = Minggu Imamat 23:15-16 : Setelah itu maka daripada keesokan harinya kemudian dari pada sabat itu ! Yaitu dari pada hari yang kamu mempersembahkan seikat akan persembahan timang-timangan, hedaklah kamu membilang tujuh sabtu genap. Sampai kepada keesokan harinya kemudian daripada sabtu yang ketujuh itu Genap lima puluh hari hendaklah kamu bilang, maka pada hari itu hendaklah kamu mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan makanan yang baru.

7 sabat = 7 minggu = 7 X 7 = 49. Jadi disini disebut hari Pantekosta 7 X 7 = 49 dan keesokan hari yang sabat itu yaitu hari ke50. PENTAKOSTA berarti yang ke50. Hari ke50 dihitung mulai adanya gandum seikat, Gandum itu biasanya diambil dengan batangnya, jadi orang Israel kalau ambil itu dengan batangnya, dan gandum itu bila dituai ada batangnya. Gandum itu diikat - ikat. Dihitung mulai hari itu, yaitu mulai dari kebangkitan Yesus dan kemudian adalah HARI PANTEKOSTA. Dan kalau kita baca dalam Keluaran 16 : 23 lagipun hari raya pengumpulan buah bungaran daripada perusahaanmu, yang telah kamu taburkan dibendangmu itu dan lagi hari raya pengumpulan pada kesudahan tahun apabila kamu kumpulkan hasil perusahaanmu dari bendang itu. Hari raya pengumpulan buah bungaran dalam terjemahan bahasa inggris berarti TUAIAN yaitu hari raya menuai gandum pemotongan gandum = hari raya Pantekosta. Sebab itu Alkitab berkata jangan disatukan dengan Paskah, karena itu juga masa penuaian jelai. Jelai adalah juga semacam gandum tetapi lebih murah. Jelai Itu yang dituai pada hari Paskah. Tapi pada hari Pantekosta adalah tuaian gandum. Jadi menurut arti di zaman dahulu dalam perjanjian lama bila mengadakan Pantekosta membawa korban - korban dengan membawa tuaian - tuaian. Saudara - saudara itu hanya merupakan bayangan saja dari hari Pantekosta Yang sebenarnya. Kalau terjemahan bahasa lnggris berkata pada hari sepenuhnya. lngat tadi saya katakan BAYANGAN. Ini digenapi pada pencurahan Roh Kudus kepada murid - murid Yang pertama, dialami oleh murid - murid pada hari Pantekosta. Dan kita bisa pahami dan kita lihat bayangan bayangan pada ayat - ayat Yang sudah kita baca tadi. Yaitu dalam Keluaran. Imamat: Dalam bilangan juga ada tapi tidak perlu kita baca. Saudara - saudara hari Pantekosta adalah hari Yang mempunyai arti rohani Yang sebenarnya dan kita bisa lihat hari Pantekosta Yang sebenarnya Imamat 23: 7 = mempersembahkan makanan Yang baru. Saya tahu pasti bahwa sebelumnya mempersembahkan makanan Yang lama, tapi sekarang mereka membawa makanan Yang baru. Soal makanan yang baru itu berarti kita mempunyal suatu pengalaman yang baru. Coba kalau saudara terus makan nasi kuning pasti akan bosan tapi pada suatu waktu mendapatkan nasi gudeg khan pastl lain rasanya saudara saudara. Ini adalah suatu observasi. Makanan yang baru akan memberikan pengalaman yang baru, bukan berarti makanan yang lama dibuang saudara saudara, mentang - mentang dapat nasi gudeg terus nasi kuning dibuang. Saudara - saudara lihatlah Tuhan memberikan arti rohani dalam pengalaman kerohanian kekristenan. Ini adalah suatu pengalaman yang indah saudara. Tuhan berikan resep - resep baru, Tuhan berikan pengalaman pengalaman baru. Kalau sebelumnya mereka merayakan hari paskah yaitu hari yang berbahagia yaitu keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir. Dengan jalan darah - darah yang digosok pada jenang pintu. Keselamatan dari anak domba yang disembelih. Dan makan roti yang tidak beragi dan harus dimakan cepat - cepat, sekian lama menunggu dan mendapatkan makanan yang baru. Yang baru lain pengalamannya. Pengalaman Pasah lain dengan pengalaman Pantekosta. Pengalaman yang diselamatkan oleh darah Yesus adalah pengalaman yang penuh bahagia, tapi tidak tinggal terus bogitu saja melainkan harus mendapatkan makanan yang baru. Pengalaman

baru, resep baru pasti caranya berlainan. Apabila kita rasakan di dalamnya pasti ada pengalaman - pengalaman baru. Bukan berarti kita membuang pengalaman yang lama. Yaitu Pasah ! TIDAK. Tapi saudara saudara Tuhan mempunyai cara yang baru setelah hari Pasah. Setelah dosa diampuni oleh Yesus dan kesalahan besar. Dan kita mengulurkan tangan kepada Tuhan dan menerima makanan Yang baru saudara saudara. Hari Pantekosta adalah hari yang ada kesenangan di dalam Tuhan, dan merupakan yang indah dan yang sulit diganti dengan pengalaman yang lebih. Pantekosta adalah pengalaman yang dalam dan.merupakan pengalaman yang manis. Jadi orang Kristen janganlah mengalami suatu pengalaman yang begitu saja, yaitu punya pikiran pasah yang Pasah khan dosa sudah diampuni ya sudah. Dan diam disitu saja. Tapi saudara saudara rasakan pengalaman yang baru yaitu pengalaman KUAS PANTEKOSTA.

9. PENTAKOSTA -----------------------------------------------------------Pentakosta atau Pantekosta adalah suatu pesta yang ummat Kristen warisi dari ummat Yahudi. Kata Pentakosta itu berasal dari kata Yunani (Greek) PENTEKOSTE yang berarti "hari yang kelima-puluh," yakni hari yang kelima puluh sesudah pesta Paskah Semula Bani Israil merayakan pesta ini sebagai pernyataan syukur kepada Yahwe atas hasil panennya, dengan lain kata pesta panen. Kemudian mereka juga merayakan pada tanggal itu Syari'at yang diturunkan di bukit Sinai, yakni Tauratnya Nabi Musa a.s. (1230 s.M.) Oleh karena keajaiban sebagai dikisahkan di maka sudah seyogianya Pentakosta, arti yang yang terjadi pada pesta Pentakosta Kitab Perbuatan Rasul-rasul bab kedua, ummat Nasara memberi arti lain pada berhubungan dengan keajaiban itu.

Menurut sarjana modern dan theolog yang berdada luas Kitab Kisah Perbuatan Rasul-rasul bukan seluruhnya ditulis oleh Lukas. Sebagai seorang dukun Yunani, Lukas senantiasa mengiringi Paulus yang berpenyakitan. Banyak tangan yang bekerja kemudian, ada bagian-bagian yang dibuang dan terang sekali bahwa ada bagian-bagian yang ditambah . Hal ini dapat dilihat antara Codex Alexandrinus dan Codex Bezae. Pendeta masyhur Dr. A. Powell Davies16 berpendapat bahwa semua bagian yang bertalian dengan pemberian Ruhulkudus adalah tambahan, karena perlunya mengisi pengharapan kembalinya Yesus di muka bumi sebagai Messiah pada Pentakosta. Katanya bahwa mereka yang percaya berkemasukan ruh pada Pentakosta beberapa minggu sesudahnya bangkit kembali Yesus (Perbuatan Rasul-rasul 11:1-4). Akibatnya adalah "glossolalia," pengeluaran suara dari mulut dengan "excited" dan yang tak dapat dimengerti orang, bukannya berbicara bahasa asing. Agama adalah untuk dimengerti orang, dan oleh karenanya Paulus khawatir tentang junun ini, walaupun ia berkata bahwa ia melewati lain orang dalam hal "kerasukan" secara begini; beliau berpikir tidak ada gunanya kalau tidak ada yang dapat "menafsirkan" lebih baik adalah bertabligh secara terang-terangan (I Korintus XIV). Pesta Pentakosta adalah hampir sama tuanya dengan Pesta Paskah Nasara dan di samping memperingati turunnya Ruhulkudus, juga diperingatinya pembentukan jemaah Kristen yang mutlak di Yerusalem

Dahulu kala di Roma malam Pentakosta sama saja seperti malam Paskah: orang-orang yang tak dapat dibaptis pada malam Paskah dibaptisnya pada malam Pentakosta. Pada zaman itu belum ada kesempatan lain untuk membaptis orang. Menurut Gereja Katolik Romawi air baptis dibacakan dahulu pada hari Vigilie, dan ini adalah sisa dari upacara baptis kuna. Semula Pentakosta, hari yang kelima puluh sesudah Paskah, adalah hari penutup dari Musim Paskah. Sesudah Leo yang Agung, pesta gereja dirayakan selama sepekan.

PENTAKOSTA: PENGALAMAN DENGAN ROH KUDUS ATAU RITUALISME KOSONG? Oleh: Pdt. Yahya Wijaya, Ph.D Apakah arti Pentakosta bagi orang Yahudi pada zaman Perjanjian Lama? Apa pula artinya bagi gereja, bagi kita di masa kini? Bacaan: Keluaran 19:17-24 ; Kisah Para Rasul 2:1-11 Saat ini kita memperingati hari Pentakosta sebagai hari turunnya Roh Kudus, tetapi jauh sebelumnya hari Pentakosta sudah dirayakan oleh orang Yahudi sebagai peringatan terhadap peristiwa pembaruan Perjanjian Allah, khususnya yang terjadi di gunung Sinai. Setiap kali mereka merayakan Pentakosta, cerita tentang Sinai itu dituturkan ulang: bagaimana Allah turun ke puncak Sinai dalam api dan dengan suara guruh yang dahsyat, dan bagaimana Allah kemudian memberikan kepada mereka hukum Taurat. Peristiwa Sinai itu punya makna yang sangat penting bagi orang Yahudi karena menandai suatu zaman baru bagi kehidupan orang Israel. Sejak peristiwa itu, mereka bukan lagi gerombolan budak-budak pelarian tetapi menjadi suatu bangsa yang merdeka, yang mempunyai hukum untuk mengatur tata tertib kehidupan beribadah dan bermasyarakat. Pada peringatan Pentakosta di Yerusalem, mereka bukan hanya mendengar lagi cerita Sinai itu, tetapi mengalami peristiwa yang hampir sama: Allah hadir dengan tanda-tanda dahsyat yang sama, dalam api dan gemuruh angin yang dahsyat. Bahwa peristiwa turunnya Roh Kudus ini terjadi tepat pada hari peringatan peristiwa Sinai itu, tampaknya bukan suatu kebetulan belaka. Ini menunjukkan bahwa turunnya Roh Kudus itu ada kaitannya dengan Peristiwa Sinai. Hal ini menyadarkan orang-orang yang berkumpul di sana bahwa tepat saat itu mereka bukan hanya mengenang peristiwa Sinai yang lampau, tetapi sedang mengalami peristiwa yang setara dengan peristiwa Sinai, yaitu bahwa Allah sedang memperbarui kembali perjanjian-Nya. Itu berarti, mereka sedang menginjak suatu zaman yang lebih baru lagi. Sama seperti dalam peristiwa Sinai, di mana melalui hukum Taurat hubungan dengan Allah dan sesama diperdalam dan diperluas, demikian pula dalam peristiwa Yerusalem ini, hubungan itu mengalami pembaruan kembali. Dan pembaruan itu dapat kita lihat jika kita membandingkan kedua peristiwa itu. Dalam peristiwa Sinai, Allah turun di puncak gunung dan bangsa itu datang mendekat, tetapi mereka tidak diperbolehkan berhubungan langsung dengan Allah, ada batas yang ditetapkan untuk memisahkan manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus. Hanya Musa dan Harun yang boleh menghadap Allah.

Tetapi dalam peristiwa Pentakosta di Yerusalem, bukan umat yang diminta datang, melainkan Allah sendiri yang hadir di tengah-tengah umat-Nya, memenuhi seluruh ruangan dan semua orang. Roh Kudus meniadakan batasbatas yang memisahkan kita dengan Allah. Allah tidak lagi sekadar Allah yang mengawasi kita dari atas sana, tetapi Allah yang mendorong dan menggerakkan kita dari dalam diri kita sendiri. Dengan demikian, Roh Kudus memperbarui hubungan kita dengan Allah, sehingga ketaatan kita terhadap Dia tidak lagi didasari oleh ketakutan akan hukuman-Nya tetapi oleh rasa hormat dan cinta kepada-Nya. Roh Kudus juga memperbarui hubungan antar sesama manusia. Dalam peristiwa Sinai, Allah memberikan hukum Taurat agar para bekas budak itu dapat menjalin hubungan di antara mereka secara lebih adil dan beradab. Tetapi dalam perkembangannya kemudian, hukum Taurat itu justru menjadi pagar yang memisahkan bangsa itu dari bangsa-bangsa lain. Menjalankan hukum Taurat menjadi suatu kebanggaan dan bahkan kesombongan, sehingga mereka menganggap diri mereka sendiri istimewa dan memandang rendah orang lain yang tidak mempunyai hukum Taurat atau yang tidak mampu melaksanakannya. Sejak semula kesombongan semacam inilah yang memecahbelah umat manusia, seperti digambarkan melalui cerita menara Babel. Dan gambaran dalam Kisah Para Rasul 2 ini justru adalah kebalikan dari cerita menara Babel. Roh Kudus membuat perkataan orang-orang percaya menjadi dapat dimengerti oleh semua orang yang mendengarkan mereka, yang masing-masing punya bahasa yang berbeda! Roh Kudus merobohkan batas-batas yang memisahkan manusia dengan sesamanya. Jadi, peristiwa Pentakosta di Yerusalem merupakan pembaruan dari peristiwa Sinai. Pembaruan itu perlu karena peristiwa Sinai, meskipun masih diperingati dan dirayakan, telah diabaikan makna etisnya. Memperingati suatu peristiwa dengan mengabaikan makna etisnya membuat peringatan itu tinggal ritualisme kosong yang tidak banyak manfaatnya. Apalagi jika moralitas yang sekarang dianut justru bertentangan dengan semangat peristiwa itu. Lihat saja cara kita merayakan Hari Kartini dan Hari Kemerdekaan, sementara budaya patriarkhi dan feodalisme masih sangat dibanggakan dalam masyarakat kita. Perayaan-perayaan Pentakosta Kristen bisa mengalami nasib yang sama seperti itu. Orang-orang Kristen bisa terjatuh pada kegagalan yang sama seperti yang dialami oleh orang-orang Yahudi. Yaitu jika kita memahami Roh Kudus, yang turun ke atas gereja ini, sebagai sumber keistimewaan dan keangkuhan kita. 'Dipenuhi Roh Kudus', 'dibaptis dengan Roh Kudus', 'memperoleh karunia Roh Kudus', semua itu mestinya merupakan pengalaman-pengalaman yang membuat orang menjadi rendah hati dan mampu menghargai orang lain yang berbeda. Kalau yang terjadi adalah sebaliknya, bahwa orang mengaku dipenuhi Roh Kudus, dibaptis dengan Roh Kudus atau diberi karunia Roh Kudus, dan itu membuatnya tidak mau lagi disamakan dengan orang lain, bahkan merasa berhak menghakimi orang lain yang tidak mempunyai pengalaman yang sama, maka patut dikuatirkan bahwa yang ia alami hanyalah ritualisme kosong saja. Demikian pula apabila sebuah gereja bersikap seolah-olah pemilik eksklusif Roh Kudus dan menyangkal relasinya dengan gereja-gereja lain sebagai bagian dari Tubuh Kristus yang satu.

Pengalaman dengan Roh Kudus seringkali berlawanan dengan pengalaman melakukan ritualisme. Roh Kudus mempermudah relasi kita dengan Allah, ritualisme mempersulitnya dengan menetapkan syarat-syarat baru. Roh Kudus mewujudkan Allah yang akrab dan ramah, ritualisme menggambarkan Allah yang menakutkan dan formal. Roh Kudus memperluas hubungan sosial kita dengan merelatifkan perbedaan-perbedaan primordial, ritualisme mempersempitnya dengan menambah kategori-kategori baru yang membedakan kita dari orang lain. Roh Kudus mengubah moral kita, ritualisme hanya memancing emosi kita. Perayaan Pentakosta kita akan bermakna jika menjadi saat di mana kita benar-benar mengalami turunnya Roh Kudus, bukan sekadar sebuah ritualisme.

You might also like