You are on page 1of 14

Makalah patologi anatomi

ADAPTASI SEL
D I S U S U N

Oleh: Muhammad Yusuf Nim: 0271110071

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH

2010

BAB I. PENDAHULUAN

Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang sangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi (histopatologi). Sedakanangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian dari ilmu kedokteranng yang mengamati sebab dan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari tubuh manusia. Kerusakan pada sel dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan, kerusakan jaringan dapat berlanjut kepada kerusakan organ dan kerusakan organ dapat berakhir pada kegagalan sistem tubuh dalam menjalankan fungsinya. Akibat yang fatal adalah kematian. Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.dan selalu berbuhungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal. Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengesi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Nekrosis adalah kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian secara nekrosis umumnya disebabkan oleh factor dari luar secara langsung, misalnya : kematian sel di karenakan kecelakaan, infeksi virus, radiasi sinar radio aktif atau keracunan zat kimia. Tanpa adanya tekanan dari luar, sel tidak akan dapat mati secara nekrosis.

BAB II. PEMBAHASAN 2.1 Organisasi sel


Yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup. Karakteristik mahkluk hidup : a. Bereproduksi b. Tumbuh c. Melakukan metabolisme d. Beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.

2.2 Aktifitas sel


sesuai dengan proses kehidupan, meliputi : a. Ingesti mengekskresikan sisa metabolisme b. Asimilasi bernafas bergerak c. Mencerna mensintesis berespon, dll

A. Struktur Sel

Sel mengandung struktur fisik yang terorganisasi yang dinamakan organel. Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma yang keduanya dipisahkan oleh membrane inti. Sitoplasma dipisahkan dengan cairan sekitarnya oleh membrane sel. Berbagai zat yang membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma. 1. Membrane Sel, merupakan struktur elastis yang sangat tipis, penyaring selektif zat zat tertentu.

2. Membrane Inti, merupakan dua membrane yang saling mengelilingi. Pada kedua membrane yang bersatu merupakan larut dapat bergerak antara cairan inti dan sitoplasma. 3. Retikulum endoplasma, tdd a. RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa protein. b. RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan sel.

enzimatik 4. Komplek golgi

Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE kemudian disekresikan. 5 Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur organel sel 6 Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam sel. Di sini dioksidasi berbagai zat makanan. katabolisme / pernafasan sel. 7 Lisosom, adalagh bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan merupakan organ pencernaan sel. 8 Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada pembelahan sel.

9 Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg disebut gen. 10 Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung RNA. Jumlah dapat satu atau lebih.

B. System Fungsional Sel. 1. Penelanan dan pencernaan oleh sel. Zat-zat dapat melewati membrane dengan cara : a. difusi b. transfor aktif melalui membrane c. endositosis , yaitu mekanisme membrane menelan cairan ekstra sel dan isinya. Tdd : fagositosis dan pinositosis. penelanan partekil besar oleh sel seperti bakteri, partikel partikel

degeneratif jaringan. Fagositosis menelan sedikit cairan ekstra sel dan senyawa yang larut dalam bentuk vesikel kecil. Pinositosis 2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria) Oksigen menghasilkan energi yang dioksidasi dan zat gizi masuk dalam sel digunakan untuk membentuk ATP. 1ATP menghasilkan 8000 kalori. Ada tiga reaksi tubuh terhadap jejas dalam rangka mempertahankan homeostasis : 1) Reaksi pertahanan aktif (active resistence) 2) Rekasi kekalahan (submissive reaction) 3) Rekasi penyesuaian (adaptation) Proses biologi sel dan perubahan-perubahan struktur maupun fungsi akibat jejas : a) Jejas yang tersering adalah iskemia, jejas kimia dan jejas akibat infeksi.

b) Sistem intraselular yang sangat rewan akan pengaruh jejas : 1) Fosforilasi oksidatif dan pementukan ATP 2) Kebutuhan struktur dan fungsi dari membran e sel 3) Sistem protein baik untuk enzym maupun struktur sel 4) Kebutuhan struktur atau fungsi aparat somatik sel c) Struktur sel dan elemen biokimia saling berkaitan, sehingga jejas

berpengaruh pada satu komponen sel akan mempengaruhi komponen lainnya. d) Perubahan morfologi baru nyata seleah sistem biokimia sel gagal dan

mengalami perubahan reversibel dan irreversibel.

2.3 Etiologi Perubahan Reversibel dan Irreversibel pada sel


a. Hipoksia, biasanya disebabkan oleh : y y y y Gangguan sirkulasi darah (arteriosklerosis, trombus) Anemia Keracunan CO (Hb diikat oleh CO) Hipoksia intrasel (pernafasan sel, fosforilasi oksidatif dan sintei=sis ATP yang penuh energi)

b. Jejas fisik y Suhu dingin, menyebabkan vasokontriksi merusak kontrol vasomotor, sehingga menyebabkan vasodilatasi akhirnya ekstravasasi. Suhu dingin juga menyebabkan pembekuan darah dan kristalisasi dalam sel. y Suhuh panas, menyebabkan rusak, bakar, hipermetabolisme sel, sehingga rangsangan sumsum darah tidak mencukupi, timbul timbunan bahan metabolik asam, pH menurun yang menyebabkan kematian sel.

y y

Trauma, jejas yang secara mekanik merobek sel. Radiasi (sinar matahari, ultra violet, sinar X, sinar isotop dan sinar radiaktif)

Jejas listrik, kerusakan yang terjadi terutama jaringan saraf karena rangsangan listrik. Bila teganagan tinggi menyebabkan aritmia jantung, tegangan rendah menyebabkan hipereksitabilitas dan spame jaringan otot.

c. Jejas bahan kimia y Arsen, sianida, garam-garam merkuri,merusak sel atau jaringan dalam beberap menit atau jam dan meneyebabkan kematian. y y NaCl dalam konsetrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian Free radikal dapat membunuh mikroorganisme patogen, ttapi juga dapat merusak sel sendiri (merusak fosfolipid membran sel) dan mutasi DNA. d. Jejas biologik y Virus, riketsia dapat hidup dalam sel mengubah metabolisme sel untuk hiudpnya, sehingga host akan kekurangan bahan dan askhirnya mati. y Virus RNA dan DNA bercampur dengan genom sel, akan mengubah aktivitas sel, dapat mati atau bahkan proliferasi menjadi neoplasma. y Jejas nueral dan nuerotransmiter, denervasi otot rangka akibat operasi atau infeksi virus menghilnagkan masa syncytial muscle fiber, rangsangan katekolamin (neurotransmietr) berlebihan akan menyebabkan nekrosis sel otot jantung dan sel otot pembuluh darah y Parasit dan golongan bakteri merusak sel dengan cara : o Eksotoksin (difteri) o Endotoksin (kuman gram negatif) o Produk penyebab alergi (TBC, jamur, protozoa, cacaing)

e. Gangguan mekanismeimunologik

Imunogik adalah reaksi pertahanan tubuh. Suatu kepekaan yang berlebihan sehingga terjadi reaksi merugikan. Jejas imunoligk disebut antigen (eksogen atau endogen) : y y Reaksi anafilaksis terhadap protein asing/obat (eksogen) Penyakit-penyakit autoimun, rekasi terhadap jejas endogen.

f. Gangguan nutrisi y Manifestasi kelaianan akibat difisiensi protein, kalori, vitamin dan kebanyakan aksen nutrisi. y Hiperlipidemia dapat menimbulkan jejas di sel (perlemakan) sampai nekrosis.

g. Gangguan genetik y Mutasi akibat pengaruh obat, radiasi atau infeksi (pada taraf pemebntukan gamet atau embrio) y Kelainan bersumber pada kelainan gen asalnya dan diteruskan pada keturunannya.

h. Proses ketuaan (aging=senescene) Perubahan ini terutama mengenai gonad, otak, oto-otot skletal dan otot jantung.

2.4 Adaptasi sel


Untuk mempertahankan keadaan homeostasis , sel mengadakan rekasi adaptasi terhadap jejas dan lingkungannya. Sel normal yang terkena stressor /patogen terus menerus akan mengalami adaptasi dan jejas (injury), baik yang reversibel maupun iireversibel. Adaptasi seluler merupakan bentuk respon sel terhadap stressor/patogen, perubahan tersebut dapat berupa : a. Atropi, adalah mengecilnya ukuran sel yang sudah pernah mencapai ukuran normal, oleh karena respon penurunan atau pengkerutan ukuran sel dengan pengurangan substansi sel. Etiologi, 1) menurunya beban kerja (disuse atropy), misalnya patah tulang, imobilisasi 2) 3) hilangnya inervasi saraf (neurogenic atropy), misalnya myolitis berkurangnya aliran darah (vaskular atropi), misalnya arterosklerosis pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke jaringan menurun dan terjadi atropi. 4) 5) nutrisi yang tidak cukup, hilangnya stimulus endokrin (endokrin atropi)/penuaan, misalnya post menopause oleh karena stimulus endokrine berhenti, gonad mengalami atropi. Hormon-hormon insulin, tiroid, glukokortikoid dan prostaglandin

mempengaruhi proses sintesis dan degradasi protein.

Makrokopis : Organ mengecil, bila banyak mengandung lipofusin akan berwarna coklat (brown atropi) Mikroskopis , sel-sel jaringan mengecil, deposisi lipofusin sitoplasma. b. Hipertropi, adalah peningkatan ukuran sel sehingga organ atau jaringan yang dibentuk membesar. Hipertropi tidak memerlukan pembelahan sel dan tidak ada sel baru yang terbentuk. Etiologi, meningkatnya fungsi oleh karena kenaikan beban dan adanya stimulasi hormon (peningkatan sintesis protein pada sitoplasma, retikulum endoplasmik, mikrofilamin dan mitokondria) bukan pada cairan sel. Ada dua bentuk fisioogik dan patologik, Contoh, 1) pada kehamilan membesarnya rahim disebabkan adanya hipertropi dan hiperplasia sel-sel otot rahim oleh karena rangsangan hormon 2) Menurut Kissane (1990), hipertrpi otot jantung diwali dengan pembesaran ukuran organ jantung yang disebabkan karena dilatasi bilik jantung akibat beban berat yang diikuti sintesis protein dan sintesis DNA. Sel otot jantung termasuk sel permanen, sehingga sel jantung yang sudah dewasa tidak dapat mitosis (Contrans, 1994). 3) pada otot skletal pekerja berat, dan pada oto jantung penderita tekanan darah tinggi, oleh karena meningkatnya beban, sel-sel otot menjadi hipertropi. Secara ultrastruktur terdapat peningkatan jumlah mitokondria, retikulm endoplasmik dan miofibril, tetapi kemampuan adaptasi ini ada batasannya, sehingga bila terlampaui sel akan sakit dan mati. Makroskopis, orgam membesar dan tambah berat

Mikroskopis, sel-sel tambah besar dibanding keadaan nomral. Hipertropi dan hiperpalisa sering berjalaman bersama-sama, namun melihat kemampuan adaptasi dari jaringan tersebut kita dapat menentukan apa yang terjadi. c. Hiperplasia, adalah bertambahnya jumlah sel dalam jaringan/organ yang bisanya meningkatkan volume/bearnya jaringan atau organ tersebut.Sebagian sel jaringan bila mendapat jejeas akan bereaksi dengan jalan membelah diri (mitosis), sehingga jumlahnya bertambah banyak. Hiperplasi dapat terjadi : 1) regenerasi, 2) awal pertumbuhan neoplasma. Rekasi hiperplasia dibagi menjadi dua : 1. Hiperplasia fisiologik, ada 2 bentuk : - hiperplasia hormonal, terutama terjadi pada estrogen dependent. Contoh pembesaran payudara pada masa laktasi/pubertas , uterus pada saat hamil - hiperplasia kompensator, sebagai bentuk adaptasi kompensasi sari sel melalui regenerasi, agar fungsi organ tetapi homestasis. Misalnya (partial hepatectomi , akan terjadi regenerasi dalam waktu 2 minggu.. 2. Hiperplasia patologik, terutama akibat stimulasi hormonal yang

berlebihan/proliferasi sel yang abnormal. Contoh : Hiperplasia adematousa dari endometrium (hiperplasi yang ganas)

d. Metaplasia, adalah perubahan yang reversibel dari satu jenis sel dewasa menjadi sel dewasa yang lain. Contoh, Epitel sistem respirasi pada perokok berat, epitel silinder pada trakea dan bronkus akan mengalami metaplasia skuamosa Radang menahun pada bronki dan bronki kecil Batu pada pankreas dan kandung kencing Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan metaplasia.

Perubahan-perubahan sel yang bukan reaksi adaptasi : a) Displasia, perubahahn pada sel dewasa dengan vareasi dalam bentuk, ukuran dan susunan dari sel-selnya atau kelainan pertumbuhan. Contoh : Epitel servix pada keganasan menahun, tetapi dapat pula mengenai epitel lain. b) Hipoplasia, gangguan pertumbuhan Organ terbentuk tetapi tidak mencapai ukuran dewasa normal. Fungsi organ umumnya di bawah normal, tetapi kadang-kadang mampu mengatasi kebutuhan tubuh. c) Aplasia, tingkat perkembangannya tidak sempurna.

Organ terbentuk ttapi sangat tidak sempurna, kecil, an fungsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. d) Agenesis, tidak terbentuknya suatu organ.

BAB III. Kesimpulan


Pada hakekatnya patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi, regenerasi dan nekrosis sel saling berkaitan. Patofisiologi adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.dan selalu berhubungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.

Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak dan Nekrosis adalah kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian secara nekrosis umumnya disebabkan oleh faktor dari luar secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA y
Patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi sel, regenerasi dan nekrosis sel, Karya-

karya patofisiologi.blogspot.com, 2009 y y y PATOFISIOLOGI TINGKAT SEL, yuwei.com. 2009


http://id.wikipedia.org/wiki/sel(biologi)#regenerasidandeferensiasisel. http://denipurnama.blogspot.com/2009/02/adaptasi-sel.html

You might also like