You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Telah menjadi kodrat perempuan, bahwa perempuan mengalami haid atau datang, bagi wanita merupakan salah satu bentuk nikmat dari Allah. Keberadaan darah haid pada wanita menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki kemampuan untuk memiliki keturunan, kemudian hamil dan melahirkan anak. Setelah

melahirkan perempuan mengeluarkan darah dari rahimnya. Beberapa beberapa hukum Islam yang terkait dengan beberapa macam darah yang keluar dari rahim perempuan, maka perlunya kaum perempuan itu sendiri memahami beberapa jenis darah yang keluar dan hukum-hukum yang berkaitan dengan hal itu. Namun masih banyak kaum perempuan yang belum paham akan hukumhukum Islam yang berkaitan dengan haid dan nifas, sehingga ketika sedang

mengalami haid ataupun nifas cenderung bertindak ceroboh. B. Rumusan Masalah. Melihat uraian diatas maka timbul pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengnga Haid ? 2. Apa yang dimaksud dengan Nifas ? 3. Hal-hal apa yang dilarang bagi wanita yang sedang Haid dan Nifas? C. Tujuan 1. Agar dapat mengerti dan paham tentang haid dan nifas serta hal-hal yang dilarang dilakukan oleh orang yang sedang haid dan nifas. 2. Sebagai tugas pribadi mata kuliah Pengamalan Ibadah.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Haid Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir ( ), Adapun

menurut istilah syari, haid adalah darah yang mengalir keluar dari rahim permpuan secara alami yang telah dewasa atau baliqh, bukan karena suatu sebab dan terjadi pada waktu tertentu. Jadi, darah haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, gangguan atau proses melahirkan. Darah haid antara wanita yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan, misalnya jumlah darah yang keluar, masa dan lama keluar darah haid setiap bulan. Perbedaan tersebut terjadi sesuai kondisi setiap wanita, lingkungan, maupun iklimnya. Sekecil-kecilnya perempuan mulai haid sebagian ulama mengatakan usia 9 (sembilan) tahun dan sampai pada masa monopause, biasanya pada perempuan yang berusia 50 tahuan keatas. Lamanya haid paling sedikit adalah sehari semalam dan paling lama adalah 15 hari 15 malam. Akhir masa haid wanita dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu ketika darah haid telah berhenti, tandanya jika kapas dimasukkan ke dalam tempat keluarnya darah setelah dikeluarkan tetap dalam kondisi kering, tidak ada darah yang melekat di kapas. Yang kedua yaitu ketika telah terlihat atau keluar lendir putih agak keruh ( ). Pada saat tersebut seorang wanita muslimah

diwajibkan untuk segera mandi dan mengerjakan sholat jika telah masuk waktu sholat. Hal ini sekaligus merupakan nasehat agar para wanita tidak bermudahmudah untuk meninggalkan sholat padahal dia telah suci, dengan alasan bahwa mereka belum mandi suci. B. Pengertian Nifas Nifas adalah darah yang keluar dari rahim karena melahirkan. Baik darah itu keluar bersamaan ketika proses melahirkan, sesudah atau sebelum melahirkan, yang disertai dengan dirasakannya tanda-tanda akan melahirkan, seperti rasa sakit, dll. Rasa sakit yang dimaksud adalah rasa sakit yang kemudian diikuti dengan kelahiran. Jika darah yang keluar tidak disertai rasa sakit, atau disertai rasa sakit tapi tidak diikuti dengan proses kelahiran bayi, maka itu bukan darah nifas.

Selain itu, darah yang keluar dari rahim baru disebut dengan nifas jika wanita tersebut melahirkan bayi yang sudah berbentuk manusia. Jika seorang wanita mengalami keguguran dan ketika dikeluarkan janinnya belum berwujud manusia, maka darah yang keluar itu bukan darah nifas. Darah tersebut dihukumi sebagai darah penyakit (istihadhah). Lamanya waktu nifas menurut Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al Khalafi di dalam Al Wajiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitabil Aziz mengatakan bahwa nifas ada batas maksimalnya, yaitu empat puluh hari. Pendapat beliau berdasarkan hadits dari Ummu Salamah radhiyallahu anha. Ummu Salamah radhiyallahu anha berkata, Kaum wanita yang nifas tidak shalat pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selama empat puluh hari. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi. Hadits hasan shahih). Waktu empat puluh hari dihitung sejak keluarnya darah, baik darahnya itu keluar bersamaan, sebelum atau sesudah melahirkan. C. Larangan Bagi Wanita Haid dan Nifas Ketika seorang wanita sedang dalam keadaan haid dan nifas, ada hal-hal yang dilarang untuk dilakukan, yaitu: 1. Shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW yang artinya Apabila datang haid hendaklah engkau tinggalkan shalat (Riwayat Bukhari). Wanita haid tidak disyariatkan untuk mengganti shalat fardhu yang tidak dikerjakannya selama masa haid. 2. Puasa, baik puasa fardhu maupun puasa sunnah. Perempuan yang meninggalkan puasa karena haid atau nifas wajib mengqada (mengganti) puasa yang ditinggalkannya itu. di hari lain di luar masa haidnya atau selesai masa nifasnya. 3. Thowaf, baik thowaf fardhu ataupun thowaf sunat. Dalam riwayat Bukhari (294) dan Muslim (1211) dari jalur Abdurrahman bin Al Qosim, dari Al Qosim bin Muhammad, dari Aisyah, ia berkata, Aku pernah keluar, aku tidak ingin melakukan kecuali haji. Namun ketika itu aku mendapati haidh. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam akhirnya mendatangiku sedangkan aku dalam keadaan menangis. Beliau berkata, Apa engkau mendapati haidh? Aku menjawab, Iya. Beliau bersabda, Ini sudah jadi ketetapan Allah bagi kaum hawa. Lakukanlah segala sesuatu sebagaimana yang dilakukan orang yang berhaji kecuali thowaf keliling Kabah.

4. Jima (Hubungan Suami Istri). Suami tidak boleh melakukan jima (senggama) dengan istrinya yang sedang haid. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Taala yang artinya,Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah.\, haid itu adalah kotoran, olehbsebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita pada tempat keluarnya darah (farji), dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah bersuci maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allahkepadmu. Sesungguhnya Allah menyukai orang -orang yang menyucikan diri. (Qs. Al-Baqarah:222) 5. Berdiam diri di masjid. Dalam masalah ini terdapat perbedaan yang luas dikalangan ulama ada yang , melarang perempuan yang sedang haid berdiam diri di mesjid karena ditakutkan mengotori mesjid, tetapi ada yang berpendapat pendapat perempuan yang

sedang haid tetap boleh berdiam diri di masjid karena suatu kebutuhan (misalnya, mengikuti kajian yang dilangsungkan di masjid). Hal ini didasarkan pada kisah seorang wanita di masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang bertugas mengurus masjid. Dia membangun tenda di dalam masjid dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak mengingkari hal tersebut. 6. Membaca Al-Quran . Sebagian ulama berpendapat bahwa wanita haid tidak boleh membaca al Quran berdasarkan dalil yang Artinya: Dari Ibnu Umar, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda, Janganlah perempuan yang haid dan orang yang junub membaca sedikit pun juga dari (ayat) al-Quran. menurut Hadits tersebut

Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, salah satu pakar hadits

Indonesia telah diriwayatkan oleh Ismail bin Ayyaasy dari Musa bin Uqbah seorang penduduk Iraq. Dengan demikian riwayat Ismail bin Ayyaasy dhoif. Sehingga hadits tersebut dhoif. 7. Menyentuh mushaf Al-Quran. Sebagian ulama berpendapat bahwa perempuan yang sedang haidh tidak diperbolehkan memegang mushaf Al Quran, berdasarkan dalil dengan ayat AlQuran yang artinya,Dan dia (Al-Quran) tidaklah disentuh kecuali oleh almuthohharuun (orang-orang yang suci). (Qs. Al-Waaqiah: 79)

Menurut penjelasan Syaikh Al-Albani bahwa yang dimaksud al-muthohharuun pada ayat tersebut adalah para malaikat. Sehingga diperbolehkan perempuan yang sedang haid menyentuh mushaf. Pendapat lain yang menyatakan bolehnya wanita haid menyentuh mushaf Al-Quran, yaitu pendapat Ibnu Hazm. Meski demikian, sebaiknya jika mau menyentuh mushaf, memilih mushaf yang memuat terjemahnya dalam rangka keluar dari khilaf ulama, karena menurut ulama yang melarang menyentuh mushaf ketika haid, mushaf yang dimaksudkan adalah mushaf asli. Adapun mushaf yang saat ini banyak digunakan oleh kaum muslimin, seperti mushaf yang memuat ayat-ayat Al-Quran beserta

terjemahannya atau yang memuat ayat-ayat Al-Quran beserta keterangan tambahan mengenai kaidah tajwid, bukanlah mushaf yang terlarang untuk disentuh oleh wanita haid. 8. Talak. Perempuan yang sedang haidh atau nifas diharamkan ditalak suami. Dalilnya sabda Rasulullah SAW, yang artinya beliau berkata kepada Umar, suruhlah anakmu itu supaya rujuk kepada istrinya, kemudian hendaklah ia taha dahulu sampai perempuan itu suci, kemudian ia haidh lagi, kemudian ia suci lagi,sesudah itu kalau ia (ibnu Umar) menghendaki, teruskan perkawinan itu, dan itulah yang baik. Jika ia menghendaki boleh ditalaknya sebelum dicampurinya. Demikianlah Iddah yang diperntahkan Allah SWT yang boleh padanya perempuan di talak. (HR. Bukhari dan Muslim) Demikianlah hukum-hukum yang dilarang bagi perempuan yang sedang haidh dan nifas, walaupun sebagian ada yang berbeda pendapat.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pentingnya perempuan memahami dan mengetahui hal-hal yang menjadi kodrat perempuan yaitu haidh dan nifas. Adapun ketentuan hukum yang berlaku bagi perempuan yang sedang haid dan nifas wajib untuk diketahui karena semua itu telah ada aturan yang berdasarkan al Quran dan As Sunnah. Haid adalah darah yang mengalir keluar dari rahim permpuan secara alami yang telah dewasa atau baliqh, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, gangguan atau proses melahirkan. Nifas adalah darah yang keluar dari rahim disebabkan melahirkan, baik sebelum, bersamaan atau sesudah melahirkan, disertai dengan tanda-tanda akan melahirkan (seperti rasa sakit, dll) yang diikuti dengan proses kelahiran. Adapun hal-hal yang dilarang dilakukan oleh perempuan yang sedang haid dan nifas dalam beribadah adalah shalat, puasa, jima dan ditalak. Dan sebagian ulama ada yang membolehkan adapula yang melarang untuk berdiam diri di mesjid, membaca Al Quran dan menyentuh mushaf al Quran. Namun dalam perbedaan itu masing-masing memiliki dalil sebagai hukumnya. Dengan demikian maka sebaiknya perempuan mengetahui dan paham akan hukum-hukum yang berlaku tersebut, hingga dapat berhati-hati ketika sedang mengalami haid atau nifas.

http://muslimah.or.id/fikih/darah-kebiasaaan-wanita.html http://muslimah.or.id/fikih/hukum-seputar-darah-wanita-darah-nifas.html http://dokter-hanny.blogspot.com/2010/09/hukum-menyentuh-al-quran-bagi-orang.html

You might also like