You are on page 1of 3

II. Teknik Kultur Rotifera ( Branchionus sp ) a.

Pembibitan Rotifera merupakan pakan alami yang membutuhkan teknik yang matang dalam melakukan pembibitan untuk mendapatkan kultur rotifara yang bagus. Langkah pertama yaitu menyiapkan wadah berupa bak tembok atau bak fiberglass dengan ukuran 25 liter atau wadah lain tersedia. Wadah dibersihkan dengan cara mencuci kemudian mengeringkannya di bawah sinar matahari.

Media pemeliharaan yang dipakai adalah ekstrak pupuk kandang seperti kotoran ayam atau kotoran kuda. Media pemeliharaan dibuat dengan cara merebus kotoran ayam atau kuda dalam panci sebanyak 500 g/liter air. Setelah dimasak, kotoran disaring dengan menggunakan kain blacu atau kain trilin.

Cairan hasil penyaringan ditampung dalam bak fiberglass ukuran 25 liter dan diencerkan dengan menambahkan air kolam 5-10 liter. Penambahan air kolam bertujuan agar bakteri dan jasad renik sebagai pakan rotifer dapat tumbuh. Pada hari ketujuh, bibit rotifer dimasukkan ke dalam media pembibitan. Untuk memastikan ada tidaknya rotifer dalam air harus dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. Dalam waktu 1-2 minggu rotifer sudah berkembang dengan baik, dan dapat diinokulasikan untuk dipelihara atau apat dipanen

b. Pemeliharaan Dalam Akuarium ( Terbatas ) Ukuran akuarium yang dapat digunakan sebagai wadah pemeliharaan adalah 60 x 40 x 50 cm atau menurut selera, sedangkan fiberglass yang biasa dipakai adalah yang berukuran hingga 1 ton. Wadah dicuci bersih dan dikeringkan di bawah terik matahari.

Akuarium diisi dengan air kolam dan volume air yang dimasukkan dihitung. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan jumlah pupuk yang akan digunakan. Pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam atau kotoran kuda dengan dosis 300-400 g/liter air. Pemberian pupuk dilakukan dengan jalan membungkus pupuk tersebut dalam kain, kemudian digantung hingga seluruh pupuk terendam air. Setelah tujuh hari, kondisi air media sudah siap sitebari bibit rotifer. Panen dapat dilakukan pada minggu berikutnya ketika populasi rotifera mencapai puncak. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan planktonnet dengan cara menciduk langsung atau melaluio penyifonan. Kepadatan populasi akan bisa dipertahankan tetap tinggi selama satu bulan apabila setiap 5-6 hari dilakukan pemupukan ulang sebanyak separuh dosis pupuk awal.

Dalam Kolam (Massal) Kolam yang digunakan bisa kolam tembok atau kolam tanah yang berukuran antara 100-00 m2. Kolam dikeringkan slama 2-4 hari hingga dasarnya menjadi pecah-pecah. Pencangkulan dan pembajakan dilakukan untuk membalik tanah dasar kolam sehingga udara dapat masuk ke dasar kolam. Perbaikan-perbaikan dilakukan pada saluran pemasukan serta kebocoran-kebocoran yangada pada tanggul ditutup. Untuk memperbaiki pH tanah iar dan membunuh bibit-bibit penyakit dilakukan pengapuran dengan memakai kepur pertanian atau kapur tohor 200-300 g/m2. Pemupukan dilakukan dengan cara menebar irisan jerami atau daun kol secara merata dengan dosis 500 g/m2 air. Kolam diisi air hingga menggenang. Penyemprotan insektisida dilkukan pada hari keempat setelah penggenangan. Insektisida yang dipakai adalah Sumithion 50 EC dengan dosis 4 ppm untuk membunuh organism lain seperti cladocera yang menjadi pemangsa rotifera.

Pada hari keenam atau ketujuh setelah penyemprotan, pemeliharaan rotifera dapat dilakukan. Seminggu kemudian rotifera sudah mencapai populasi puncak dan siap dipanen. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan planktonnet. Cara pemanenannya yaitu ciduk air kolam kemudian air yang terkonsentrasi pada tabung planktonnet ditampung dalam ember. Cara lain panen rotifera adalah dengan menggunakan pompa air yang di alirkan pada wadah tertentu.

Pemupukan ulang perlu dilakukan untuk mempertahankan populasi rotifera dengan dosis sebanyak setengah dosis pemupukan awal. Sebaiknya pemupukan dilkukan setiap 5-6 hari sekali.

You might also like