You are on page 1of 27

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKIS ANAK PADA FASE TAHUN KEDUA DAN SEKOLAH DASAR

Diajukan Sebagai Tugas


Psikologi Perkembangan

Disusun Oleh : M Dwi Fidiqsa Fitriyah Lailatis Saidah ( D31208034 ) ( D31208042 ) ( D31208047 )

Dosen Pembimbing Drs. H. M. Mustofa, S.H. M. Ag.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA F A K U L T A S T A R B I Y A H S U R A B A Y A JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) 2011

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah,kami panjatkan rasa puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberkahi kami, sehingga laporan ini dapat selesai dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa kami ucapkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberi jalan yang terang dan mengentas kita dari kebodohan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang setia membimbing kami selama masa perkuliahan serta proses penyelesaian laporan ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kita dalam penyelasian laporan ini, terutama kepada orang tua kami yang selalu mendoakan kami dimana pun berada. Dan tak lupa kami ucapkan maaf atas segala khilaf atas penulisan makalah ini.Karena kami jua hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Semoga apa yang kami sajikan ini berguna bagi kita semua dan dapat membantu dalam segala hal.

Surabaya , 26 April 2011

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya di mata makhluk lain. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah dan hamba Allah yang setia. Manusia lahir melalui rahim Ibu,yang telah mengandung selama kurang lebih 9 bulan 10 hari dengan kesabaran daan keteguhan Ibu merawat kita tiada malam maupun siang tanpa lelah maupun kesah. Manusia setelah lahir ke dunia akan mengalami berbagai kondisi yang sangat rentan baginya. Tidak semua manusia dapat melewatinya sehingga Allah menciptakan indera secara fisik dan mental secara psikis. Sehingga dengan adanya fisik dan psikis yang kuat ,maka manusia akan dapat dengan mudah mengarungi samudera masalah kehidupannya. Setiap proses pasti memiliki tingkatan perkembangan pada tiap fase-nya . Termasuk manusia yang mulai dari kecil hingga besar dari usia 0 hingga mati. Dan disetiap fase memiliki karakteristik perkembangan sehingga kita dapat dengan mudah mengetahui apa standar yang baik ,dan kita sebagai calon guru ataupun orang tua akan cepat tanggap dalam menanggulangi kelemahan dan kelebihan anak didik atau anaknya sendiri. Terutama bagi seorang Guru yang akan mengajar anak pada usia 3-5 tahun yang mulai dimasukkan pada lembaga pendidikan yang jenjangnya adalah PAUD, Playgroup, maupun TK dan juga anak yang telah memasuki jenjang Sekolah Dasar yang berumur sekitar 6-12 tahun. Oleh karena hal itu Kami kelompok 6 pada matakuliah Psikologi Perkembangan ini sangat ingin membahas bab Perkembangan Fisik dan Psikis Anak pada umur 3-5 tahun dan Usia Sekolah Dasar. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Perkembangan Fisik pada fase anak usia 3-5 tahun ? 2. Bagaimanakah Perkembangan Fisik pada fase anak usia sekolah dasar ?

3. Bagaimanakah Perkembangan Psikis pada fase anak usia 3-5 tahun ? 4. Bagaimanakah Perkembangan Psikis pada fase anak usia sekolah dasar ?

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik pada fase anak usia 3-5 tahun Tim penulis CRI (1997) menjelaskan bahwa anak usia 3 tahun memiliki kekuatan fisik yang mulai berkembang, tapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpindahpindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain1. Meskipun memiliki rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik yang diajarkan menarik bagi mereka. Permainan mereka bersifat sosial dan sekaligus pararel. Pada usia ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang sangat aktif. Energi mereka seolah-olah tiada habisnnya. Pada usia 5 tahun, rentang konsentrasi anak menjadi agak lama. Kemampuan mereka untuk berfikir dan memecahkan masalah juga semakin berkembang. Anak dapat memusatkan diri pada tugas-tugas dan berusaha untuk memenuhi standar mereka sendiri. Secara fisik, pada usia ini fisik anak sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan2. Secara terperinci, deskripsi perkembangan fisik anak usia 3-5 tahun adalah sebagai berikut3. Tahap Perkembangan Motorik Anak Tiga tahun Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
1

Abu Ahamadi dan Munawar Sholeh,Psikologi Perkembangan. (Jakarta:PT. Rineka Cipta,2005),12 Kartini Kartono. Ilmu Perkembangan Jiwa Fase Anak. ( Bandung : Alumni Bandung,1999), 23. Ibid.,25.

Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada peganngan tangga

Berlari berputar-putar tanpa kendala Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali Melompat dengan salah satu kaki 5 kali Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang Menjiplak lingkaran Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas. Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.

Empat tahun Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit Lomba lari

Melompat ke depan 10 kali Melompat kebelakang sekali Bersalto/ berguling ke depan Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan.

Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6 kaki darinya

Membangun menara setinggi 11 kotak Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang lain Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari Menjiplak gambar kotak Menulis beberapa huruf

Lima tahun Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut Melompat dua meter dengan salah satu kaki Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola Menangkap bola tennis dengan kedua tangan Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan Mengayun tanpa bantuan

Menangkap dengan mantap Menulis nama depan Membangun menara setinggi 12 kotak Mewarnai dengan garis-garis Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari Menggambar orang beserta rambut dan hidung Menjiplak persegi panjang dan segi tiga Memotong bentuk-bentuk sederhana.

Diadaptasi dari CRI (1997)4 Perkembangan motorik anak bisa di pantau dengan melakukan suatu tes. Tes yang umum dilakukan untuk memantau perkembangan motorik adalah tes Denver5. Tes ini membagi perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak, apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak.6 B. Perkembangan Fisik pada fase anak usia sekolah dasar Anak sekolah dasar umumnya berusia 6-12 tahun. Secara fisik, anak SD memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudanya.7 1. Tinggi dan berat badan
4

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh,Psikologi....................,15

Langeveld M.J. Perkembangan Jiwa, (Yogyakarta: Senat Mahasiswa Pendidikan Gama Yogyakarta,1981),71.
6

Ibid.,

Satriyo Abdi. Kejiwaan Anak SD Dalam Perspektif Psikologi Perkembangan Motorik,(Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM,2000),31

Pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia dini. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg, dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahun. 2. Proporsi dan bentuk tubuh Anak SD kelas-kelas awal umumnya memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit mulai berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati seimbang. Berdasarkan tipologi Sheldon ( Hurlock 1980 ) ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD yaitu 8: a. Endomorph yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar. b. Mesomorph yang kelihatannya kokoh, kuat dan lebih kekar c. Ectomorph yang tampak jangkung, dada pipih, lemak dan seperti tak berotot 3. Otak Bila dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lain, pertumbuhan otak dan kepala jauh lebih cepat. Menurut Santrock dan Yussen, sebagian besar pertumbuhan otak terjadi pada usia dini. Menjelang umur lima tahun, ukuran otak anak mencapai 90% dari ukuran otak dewasa. Kematangan otak yang dikombinasikan dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. 4. Keterampilan motorik Pada usia sekolah perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan terkordinasi dengan baik seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Pada saat berusia sekitar 10-11 tahun, ank lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis kegiatan olahraga. Dalam keterampilan motorik kasar yang
8

Ibid.,32

melibatkan aktivitas otot besar, anak laki-laki memiliiki kemampuan yang lebih baik daripada anak perempuan, karena jumlah sel otot anak laki-laki lebih banyak daripada sel otot anak perempuan. Untuk memperhalus ketrampilan motorik mereka, anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang kadang-kadang dalam bentuk permainan yang informal, permainan yang diatur sendiri oleh anak. Anak usia sekolah mengembangkan kemampuan untuk melakukan game dengan peraturan, sebab mereka sudah dapat memahami dan menaati aturan dari suatu permainan. Dalam waktu yang sama anak mengalami peningkatan dalam koordinasi dan pemilihan waktu yang tepat dalam melakukan berbagai aktivitas tersebut. b. Perkembangan Perseptual Aktivitas perceptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Ada tiga proses aktivitas perceptual yang perlu dipahami yakni9: Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Atensi, mengacu kepada selektifitas persepsi. Dengan attensi kesadaran seseorang bisa hanya tertuju pada satu objek dengan mengabaiikan objek lainnya. Pada usia anak sekolah dasar, seringkali tampak bahwa anak yang mengungguli temannya dalam perkembangan mental biasanya secara fisik juga lebih besar, lebih kuat, lebih matang dari rata-rata. Anak itu biasanya tampil sebagai pemimpin alami. Anak yang secara fisik lebih unggul juga cenderung menujukan keuggulan mental. Anak usia SD memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda, ia senang bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru hendaknya mengembangkan pelajaran yang mengandung unsure permainan, mengusahakan siswa berpidah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. C. Perkembangan Psikis pada fase anak usia 3-5 tahun
9

Ibid.,

Pada umur dua sampai lima tahun, anak memiliki kecenderungan untuk banyak bergerak, bermain dan melakukan percobaan terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya.Melalui permainan, ia mendapatkan pengalaman kepandaian dan menjadi tambah percaya terhadap kemampuan dirinya. Di masa ini anak sangat suka meniru dan bersandiwara untuk menutupi kekurangannya. Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh awal masa kanak-kanak pada masa ini adalah:10 a. Belajar berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa bayi. b. Belajar mengambil makanan. Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya. c. Belajar berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Melalui penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan kognitifnya. d. Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indicator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara-cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun. e. Belajar mengetahui jenis kelamin. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus mengenal jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya. f. Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan
10

Yusuf, L N, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2000) 49-50.

peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. g. Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana. Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu binatang, manusia, rumah, baik, jahat dan lain-lain. h. Belajar hubungan sosial yang baik dengan orang tua, serta orang-orang dekat lainnya, karena akan selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya maupun di lingkungannya, maka ia dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan orang-orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, bersopan santun. i. Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati nurani. Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik. Lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik.Diharapkan kebaikankebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.Aktivitas yang sedang ditunjukkan anak dalam gambar di samping ini menunjukkan anak sedang berupaya mengembangkam seluruh aspek perkembangannya. Pada masa awal kanak-kanak ini, orang tua dan pendidik harus:11 - Memelihara kesehatan anak dan pertumbuhannya dengan memberikan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup. - Memberikan rasa kasih sayang dan rasa aman, tidak memarahi atau menghardiknya. - Tidak membebaninya dengan pekerjaan yang memberatkan dan meletihkan. - Pelajaran hendaknya diberikan sambil bermain dan dengan contoh. - Mulai memberikan dasar-dasar pendidikan agama, ahlak dan pengetahuan lain sesuai dengan tingkat kecerdasannya.

D. Perkembangan Psikis pada fase anak usia sekolah dasar


11

Ibid., 55.

Masa ini disebut masa anak sekolah, masa matang untuk belajar, maupun masa matang untuk sekolah. Disebut masa anak oleh karena itu anak itu sendiri tidak mau dianggap lagi atau diperlakukan sebagai kanak-kanak atau anak kecil. Disebut juga masa nak sekolah karena merasa sudah menamatkan taman kanak-kanak, sebagai lembaga persiapan sekolah sebenarnya.12 Pada masa ini anak telah mengalami perkembangan-perkembangan pshikis yang membantu anak untuk dapat menerima bahan yang diajarkan oleh gurunya.antara lain:
1.

Perkembangan sifat sosial anak Sebenarnya sifat ini adalah sifat kodrat yang dibawa oleh anak sejak lahir, mula-mula

berkembang terbatas dalam keluarga, yang makin lama bertambah luas. Pada masa ini anak kurang puas bergaul dengan keluarga dan ingin memperluasnya dengan anggota masyarakat terdekat. Ia mulai mencari teman-teman sebaya untuk berkelompok dalam permainan bersama, makin lama ruang lingkup pergaulannya makin meluas.13 2. Perkembangan perasaan anak Anak semula hanya merasakan senang dan sedih, makin lama perasaan itu terdiferensi menjadi perasaan-perasaan: -menyesal -Kasihan/iba -marah -jengkel -simpati -bersalah -wajib, dan sebagainya.

Singgih D. Gunarsa, Pshikologi Praktis : anak, remaja, dan keluarga, (Bandung: PT BPK Gunawan Mulia, 1991), cet I hal 13.
13

12

Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1988), 68.

Yang kesemuanya itu disebabkan oleh pengalaman yang makin lama makin meluas pula. Jadi makin luas pergaulan anak makin kayalah anak bervariasi dalam tingkah lakunya.14 3. Perkembangan motorik Perkembangan motorik inilah yang memungkinkan anak dapat melakukan segala sesuatu, yang terkandung dalam jiwanya, dengan sewajarnya. Dengan perkembangan motorik itu anak kaya dalam bertingkah laku, sehingga memungkinkan anak memperkaya perbendaharaan mainannya bahkan memungkinkan anak memindahkan aktivitas bermainnya, kreativitas belajar dan bekerja memungkinkan anak dapat melakukan perintah, memungkinkan anak melakukan kewajiban, tugas-tugas, bahkan keinginan-keinginannya sendiri.15 4. Perkembangan bahasa Dengan makin luasnya pergaulan anak di luar keluarga, di dalam permainan dalam kelompok memberi kesempatan kepada anak untuk memperkaya perbendaharaan bahasa, baik secara pasif, yaitu menerima ekspresi jiwa orang lain, maupun secara aktif, yaitu menyampaikan isi jiwanya kepada orang lain.inilah sebabnya, mengapa bahasa disebut sebagai alat perhubungan sosial.16 5. Perkembangan pikiran Perkembangan pikiran selalu setingkat dan sejalan dengan perkembangan social, bahasa adalah alat untuk berpikir. Karena itu sering dikatakan bahwa berpikir adalah berbicara yang tak diucapkan dan bercakap adalah berpikir yang diucapkan. Pada masa ini anak baru berada dalam tingkat berpikir konkret.artinya pikirannya masih erat hubungannya dengan benda atau keadaan-keadaan nyata. Ia akan mengatakan: hari akan hujan bila ia melihat di langit ada mendung. Ia akan menolak memakan sesuatu makanan bila ia pernah mengalami sakit perut sesudah memakan makanan sejenis itu.17 6. Perkembangan pengamatan
14

Ibid Ibid., 70 Ibid., 71 Ibid., 72-73

15

16

17

Sebelum para ahli psikologi di Jerman mengadakan eksperimen-eksperimen di laboratoriumnya orang menyangka bahwa perkembangan pengamatan itu berlangsung melalui bagian-bagian keseluruhan yang banyak. Misalnya, seorang bayi mengenal ibuya mulai dengan hidungya, kemudian mulutnya, kemudian matanya, pipinya, dan seterusnya, sehingga makin lama makin banyak, makin lengkap. Demikian pula dengan pengamatan anak terhadap mobil-mobilannya. Mula-mula melihat rodanya yang di depan, baru kemudian roda di belakang, kemudian setirnya dan seterusnya. Pendapat seperti itu ternyata tidak dibenarkan oleh para ahli ilmu jiwa Global yang telah mengadakan percobaan-percobaan dengan teliti. Mereka berpendapat perkembangan pengamatan anak melalui proses-proses: dari yang sederhana ke yang banyak dan kompleks, melainkan mulai dari keseluruhan yang kabur ke makin lama makin jelas karena adanya bagian-bagian integral dalam keeluruhan itu.misalnya proses yang dialami anak untuk mengenal wajah ibunya, bukan melalui hidung+mulut+mata+pipi+ dan seterusnya, melainkan melalui proses seperti timbulnya gambar dalam TV yang baru saja dihubungkan dengan arus listrik. Jadi dari keseluruhan yang kabur sampai jelas tampak bagian-bagiannya. Mengetahui perbedaan kedua pendapat tersebut bukannya tidak penting, sebab dengan demikian kita mengetahui mengapa membaca permulaan yang dahulu menggunakan metode abjad makin lama beralih ke metode global. Benar, bahwa keduanya dapat mencapai tujuan tetapi dengan metode global tujuan itu (yaitu anak dapat membaca) lebih cepat dicapai dengan menggunakan metode global karena memang demikianlah jalan yang dilalui oleh proses perkembangan anak. Jadi pelajaran membaca dan menulis permulaan bukan dimulai dengan menghafalkan nama-nama huruf abjad dan abjad, melainkan dari kalimat-kalimat pendek yang mengandung suara-suara yang sama. Bunyi suara yang sama itulah yang berusaha untuk dikenal anak lebih dahulu, sebelum sampai kepada rentetan bunyi-bunyi suara lain yang terdapat dalam kalimat tersebut.18 7. Perkembangan Kesusilaan dan agama Perkembangan kesusilaan dan agama,sangat bergantung kepada penghayatan terhadap norma-norma kesusilaan dan agama keluarga anak itu sendiri, artinya anak bukan akan mengalami perkembangan kesusilaan dan agama seperti yang diharapkan, dianjurkan atau
18

Ibid., 74-75.

diperintahkan oleh orang tuanya, melainkan anak akan mengalami perkembangan itu menurut bagaimana keluarga berbuat tentang norma-norma kesusilaan dan agama itu. Anak tidak akan bersungguh-sungguh melakukan sesuatu peraturan, bila tidak semua anggota keluarga itu melakukannya. Hal ini terjadi oleh karena pada diri anak terkandung kesangsian akan kebenaran dan keharusan untuk dipatuhinya peraturan itu. Demikian halnya, seorang anak akan tumbuh menjadi anak yang bandel, apabila orang tua kurang tegas memerintahkan sesuatu keharusan. Ketegasan bukan selalu berarti kekerasan, melainkan peraturan yang harus dilakukan dengan benar-benar sesudah sesuatu perintah atau anjuran diberikan. Kalau perlu orang tua sendiri harus memberi contoh dan melatih benar-benar mengapa seluruh keluarga melakukan hal itu semuaya. Khusus dalam penanaman rasa keagamaan yang menghendaki agar anak mengenal dan menyakini adanya tuhan yang Maha Esa orang tua dan guru perlu bersikap sangat berhati-hati, justru anak masih berada dalam tingkat berpikir konkret. Keberhati-hatian itu misalnya jangan sampai sekali-kali kepada Tuhan anak

dimintakan atau diajak bermohon tentang sesuatu yang konkret. Misalnya anak disuru memoho agar anak disuru memohon agar ayah segera mendapatkan rumah dinas, agar ibu segera dianugerahi adik lagi, agar ia segera dianugerahi mobil bila lulus SMP nanti. Permohonan semacam itu kecuali tidak pada tempatnya, juaga berbahya sekali bagi anak. Sebab anak akan segera membalik keyakinan bila ternyata permohonannya itu tetap tidak segera tercapai. Kepada Tuhan hendaknya hanya dimohonkan anugerah-anugerah yang bersifat abstrak. Misalnya memohon keselamatan, ketentraman, kekuatan, kebahagiaan dan sebagainya. Demikian agar supaa bila anak menanyakan bagaimana hasil permohonannya, orang tua dapat melukiskan bahwa keadaan kehidupan semacam yang dialami itu adalah kehidupan yang tentram, bahagia, selamat, dan sebagainya, disbanding dengan orang-orang yang pada saat itu sedang mengalami malapetaka. Yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa disamping bermohon kepada Tuhan, keluarga juga harus berusaha agar ikut serta secara aktif mencapai apa yang diinginkannya itu, manusia wajib berusaha, sekalipun yang menentukan berhasil ata tidaknya usaha itu adalah Tuhan semata-mata.

Kerena masalahnya yang abstrak, maka masalah penanaman kesusilaan dan keagamaan menghenndaki orang tua memberi contoh yang konkret dari pada memerintah, mengharuskan, memaksa dan sebagainya.19 8. Perkembangan tanggapan Dari hasil pengamatannya ke dunia luar anak mendapatkan tanggapan-tanggapan yang bermacam-macam yang berasosiasi secara mekanis sehingga menghasilkan tanggapan yang bersifat kompleks emosional. Suatu kekomplekan tanggapan yang didalamnya emosi anak ikut campur. Deferensiasi dari gestalt sruktur baru muali bila anak sudah mulai bersekolah, karena mulai berfungsinya daya menganilisis pada jiwa anak. Makin berkembang si anak, makin kaya ia akan tanggapan-tanggapan pengalaman dari hubingan tanggapan-tanggapan sekarang mulai dipahami dengan daya berpikirnya, sehingga antara tanggapan yang satu dengan yang lain tedapat hubungan yang logis dan dalam perkembangan selanjutnya anak akan mampu pula menentukan hubungan sebab akibat. 9. Perkembangan Fantasi Sejak anak bersekolah perhatiannya terhadap kenyataan mulai berkembang dan tampak pula pada anak bahwa fantasi dalam permainan mulai mundur. Tetapi kemundurannya bukan untuk lenyap melainkan mencari lapangan baru untuk berkembang. Lapangan baru ini ialah lapangan hiburan, membaca buku dan mendengarkan ceritacerita mengambil tempat yang luas sekali daalm lapangan ini. Fantasinya memberikan kesempatan kepadanya untuk menghayati semua yang diceritakan orang dan dibacanya, seakan-akan semuanya benar-benar. Sering anak itu menempatkan dirinya sebagai pelaku utama, sebagai pahlawan dalam kisah-kisah itu. Ia akan ikut menghayati suka duka dalam cerita-cerita itu. Di dalam dunia fantasinya yang baru ini yang berlainan dengan dunia fantasinya di waktu kecil, ia seakan-akan ingin melakukan sendiri apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam cerita-cerita itu.20 10. Perkembangan dalam mengambil keputusan
19

Ibid 75-77 Ibid., 78-79

20

Jika pada masa kecil anak hanya mampu mengambil keputusan secara sederhana, misalnya: panas-dingin, buruk-baik, enak-tidak enak, dan sebagainya,makin lama anak makin dapat membedakan sesuatu atas beberapa keputusan. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan untuk mengadakan diferensiasi pula dalam mengambil keputusan. Misalnya: buruk sekali, agak buruk, hampir buruk, kurang baik, sedang baik, dan baik sekali. Dari suatu penelitian ternyata bahwa kemampuan mengambil keputusan, berhubungan erat dengan perkembangan daya abstraksi anak. Artinya makin konkret, anak makin mudah mengambil keputusan dan makin abstrak sesuatu yang dipecahkan anak, ia makin sukar mengambil keputusan.21 11. Perkembangan perhatian Perhatian, termasuk salah satu factor kemampuan psikis yang dibawa sejak lahir dan berkembnagnya ditentukan pula oleh fakto-faktor endogen dan factor-faktor eksogen . Salah satu bukti bahwa ada perkembangan dalam perhatian ialah bahwa anak kecil baru dapat berinteraksi, belum dapat mengintropeksi sedang orang dewasa sudah dapat kedua-duanya. Proses perkembangan perhatian sama dengan proses perkembangan pengamatan, yaitu dari gestalt ke struktur. Di samping itu perhatian juga berkembang dari sifat subjektif mengarah ke sifat objektif. Artinya perhatian anak kecil ditentukan oleh si anak, sedang perhatian orang dewasa, di samping subjektif juga ditentukan oleh si objektif.22 12. Perkembangan Estetika Estetika adalah suatu kemampuan jiwa yang dipergunakan untuk menentukan sesuatu dengan ukuran indah/tidak indah. Kebanyakan yang bagus bagi anak ialah: -

sesuatu yang disukainya sesuatu yang disayanginya sesuatu yang sedang dibutuhkannya sesuatu yang masih baru.23
21

Ibid., 79 Ibid 80

22

BAB III PENUTUP Kesimpulan


Tahap Perkembangan Fisik Anak 1. Tinggi dan berat badan Pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia dini. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg, dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahun. 2. Proporsi dan bentuk tubuh Anak SD kelas-kelas awal umumnya memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit mulai berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati seimbang 3. Otak Bila dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lain, pertumbuhan otak dan kepala jauh lebih cepat. Menurut Santrock dan Yussen, sebagian besar pertumbuhan otak terjadi pada usia dini. Menjelang umur lima tahun, ukuran otak anak mencapai 90% dari ukuran otak dewasa. Kematangan otak yang dikombinasikan dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. 4. Keterampilan motorik Pada usia sekolah perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan terkordinasi dengan baik seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Anak usia 3 tahun Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
23

Ibid 80-81.

Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada peganngan tangga

Anak usia 4 tahun Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit

Anak usia 5 tahun Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut

Anak usia 6-7 tahun :


membaca seperti mesin mengulangi tiga angka mengurut ke belakang membaca waktu untuk seperempat jam

Anak usia 8-9 tahun: kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat ketrampilan lebih individual ingin terlibat dalam segala sesuatu

Anak usia 10-12 tahun:

pertambahan tinggi badan lambat pertambahan berat badan cepat perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak :
o

mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri memasak, menggergaji, mengecat menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu teman sebaya

dan orang tua penting mulai tertarik dengan lawan jenis sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

Tahap Perkembangan Psikis Anak Perkembanagn sifat sosial anak Sebenarnya sifat ini adalah sifat kodrat yang dibawa oleh anak sejak lahir, mula-mula berkembang terbatas dalam keluarga, yang makin lama bertambah luas. Perkembangan perasaan anak Anak semula hanya merasakan senang dan sedih, makin lama perasaan itu terdiferensi menjadi perasaan-perasaan: -menyesal -Kasihan/iba -marah -jengkel -simpati -bersalah -wajib, dan sebagainya. Perkembangan bahasa Dengan makin luasnya pergaulan anak di luar keluarga, di dalam permainan dalam kelompok memberi kesempatan kepada anak untuk memperkaya perbendaharaan bahasa, baik secara pasif, yaitu menerima ekspresi jiwa orang lain, maupun secara aktif, yaitu menyampaikan isi jiwanya kepada orang lain.inilah sebabnya, mengapa bahasa disebut sebagai alat perhubungan sosial. Perkembangan pikiran

Perkembangan pikiran selalu setingkat dan sejalan dengan perkembangan social, bahasa adalah alat untuk berpikir. Karena itu sering dikatakan bahwa berpikir adalah berbicara yang tak diucapkan dan bercakap adalah berpikir yang diucapkan. Perkembangan pengamatan Sebelum para ahli psikologi di Jerman mengadakan eksperimen-eksperimen di laboratoriumnya orang menyangka bahwa perkembangan pengamatan itu berlangsung melalui bagian-bagian keseluruhan yang banyak. Misalnya, seorang bayi mengenal ibuya mulai dengan hidungya, kemudian mulutnya, kemudian matanya, pipinya, dan seterusnya, sehingga makin lama makin banyak, makin lengkap. Demikian pula dengan pengamatan anak terhadap mobil-mobilannya. Mula-mula melihat rodanya yang di depan, baru kemudian roda di belakang, kemudian setirnya dan seterusnya. Perkembangan Kesusilaan dan agama Perkembangan kesusilaan dan agama,sangat bergantung kepada penghayatan terhadap norma-norma kesusilaan dan agama keluarga anak itu sendiri, artinya anak bukan akan mengalami perkembangan kesusilaan dan agama seperti yang diharapkan, dianjurkan atau diperintahkan oleh orang tuanya, melainkan anak akan mengalami perkembangan itu menurut bagaimana keluarga berbuat tentang norma-norma kesusilaan dan agama itu Perkembangan tanggapan Dari hasil pengamatannya ke dunia luar anak mendapatkan tanggapan-tanggapan yang bermacam-macam yang berasosiasi secara mekanis sehingga menghasilkan tanggapan yang bersifat kompleks emosional. Suatu kekomplekan tanggapan yang didalamnya emosi anak ikut campur. Deferensiasi dari gestalt sruktur baru muali bila anak sudah mulai bersekolah, karena mulai berfungsinya daya menganilisis pada jiwa anak Perkembangan Fantasi Sejak anak bersekolah perhatiannya terhadap kenyataan mulai berkembang dan tampak pula pada anak bahwa fantasi dalam permainan mulai mundur. Tetapi kemundurannya bukan untuk lenyap melainkan mencari lapangan baru untuk berkembang. Perkembangan dalam mengambil keputusan

Jika pada masa kecil anak hanya mampu mengambil keputusan secara sederhana, misalnya: panas-dingin, buruk-baik, enak-tidak enak, dan sebagainya,makin lama anak makin dapat membedakan sesuatu atas beberapa keputusan. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan untuk mengadakan diferensiasi pula dalam mengambil keputusan. Misalnya: buruk sekali, agak buruk, hampir buruk, kurang baik, sedang baik, dan baik sekali. Perkembangan perhatian Perhatian, termasuk salah satu factor kemampuan psikis yang dibawa sejak lahir dan berkembnagnya ditentukan pula oleh fakto-faktor endogen dan factor-faktor eksogen . Perkembangan Estetika Estetika adalah suatu kemampuan jiwa yang dipergunakan untuk menentukan sesuatu dengan ukuran indah/tidak indah

DAFTAR PUSTAKA

Abdi.2000. Kejiwaan Anak SD Dalam Perspektif Psikologi Perkembangan Motorik,Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM Ahmadi,Abu dan Munawar Sholeh.2005.Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. J.Langeveld M.1981. Perkembangan Jiwa, Yogyakarta: Senat Mahasiswa Pendidikan Gama YogyakartaSatriyo Kartono, Kartini.1999. Ilmu Perkembangan Jiwa Anak Cet 15. Bandung : Alumni Bandung. Singgih D. Gunarsa,.1991. Psikologi Praktis : anak, remaja, dan keluarga Cet. I, Bandung: PT BPK Gunawan Mulia Sujanto,Agus.1988. Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Yusuf, L N, Syamsu.2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung : Remaja Rosdakarya.

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKIS ANAK USIA 3-12 TAHUN Tahap Perkembangan Fisik Anak 1. Tinggi dan berat badan Pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia dini. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg, dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahun. 2. Proporsi dan bentuk tubuh Anak SD kelas-kelas awal umumnya memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit mulai berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati seimbang 3. Otak Bila dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lain, pertumbuhan otak dan kepala jauh lebih cepat. Menurut Santrock dan Yussen, sebagian besar pertumbuhan otak terjadi pada usia dini. Menjelang umur lima tahun, ukuran otak anak mencapai 90% dari ukuran otak dewasa. Kematangan otak yang dikombinasikan dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. 4. Keterampilan motorik Pada usia sekolah perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan terkordinasi dengan baik seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Anak usia 3 tahun Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada peganngan tangga

Anak usia 4 tahun Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit

Anak usia 5 tahun

Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut

Anak usia 6-7 tahun : membaca seperti mesin mengulangi tiga angka mengurut ke belakang membaca waktu untuk seperempat jam

Anak usia 8-9 tahun: kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat ketrampilan lebih individual ingin terlibat dalam segala sesuatu Anak usia 10-12 tahun: pertambahan tinggi badan lambat pertambahan berat badan cepat perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak : o mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri memasak, menggergaji, mengecat menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu teman sebaya dan orang tua penting mulai tertarik dengan lawan jenis sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

Tahap Perkembangan Psikis Anak Perkembanagn sifat sosial anak Sebenarnya sifat ini adalah sifat kodrat yang dibawa oleh anak sejak lahir, mula-mula berkembang terbatas dalam keluarga, yang makin lama bertambah luas. Perkembangan perasaan anak Anak semula hanya merasakan senang dan sedih, makin lama perasaan itu terdiferensi menjadi perasaan-perasaan: -menyesal -Kasihan/iba -marah -jengkel -simpati -bersalah -wajib, dan sebagainya. Perkembangan bahasa Dengan makin luasnya pergaulan anak di luar keluarga, di dalam permainan dalam kelompok memberi kesempatan kepada anak untuk memperkaya perbendaharaan bahasa, baik secara pasif, yaitu

menerima ekspresi jiwa orang lain, maupun secara aktif, yaitu menyampaikan isi jiwanya kepada orang lain.inilah sebabnya, mengapa bahasa disebut sebagai alat perhubungan sosial. Perkembangan pikiran Perkembangan pikiran selalu setingkat dan sejalan dengan perkembangan social, bahasa adalah alat untuk berpikir. Karena itu sering dikatakan bahwa berpikir adalah berbicara yang tak diucapkan dan bercakap adalah berpikir yang diucapkan. Perkembangan pengamatan Sebelum para ahli psikologi di Jerman mengadakan eksperimen-eksperimen di laboratoriumnya orang menyangka bahwa perkembangan pengamatan itu berlangsung melalui bagianbagian keseluruhan yang banyak. Misalnya, seorang bayi mengenal ibuya mulai dengan hidungya, kemudian mulutnya, kemudian matanya, pipinya, dan seterusnya, sehingga makin lama makin banyak, makin lengkap. Demikian pula dengan pengamatan anak terhadap mobil-mobilannya. Mulamula melihat rodanya yang di depan, baru kemudian roda di belakang, kemudian setirnya dan seterusnya. Perkembangan Kesusilaan dan agama Perkembangan kesusilaan dan agama,sangat bergantung kepada penghayatan terhadap normanorma kesusilaan dan agama keluarga anak itu sendiri, artinya anak bukan akan mengalami perkembangan kesusilaan dan agama seperti yang diharapkan, dianjurkan atau diperintahkan oleh orang tuanya, melainkan anak akan mengalami perkembangan itu menurut bagaimana keluarga berbuat tentang norma-norma kesusilaan dan agama itu Perkembangan tanggapan Dari hasil pengamatannya ke dunia luar anak mendapatkan tanggapan-tanggapan yang bermacam-macam yang berasosiasi secara mekanis sehingga menghasilkan tanggapan yang bersifat kompleks emosional. Suatu kekomplekan tanggapan yang didalamnya emosi anak ikut campur. Deferensiasi dari gestalt sruktur baru muali bila anak sudah mulai bersekolah, karena mulai berfungsinya daya menganilisis pada jiwa anak Perkembangan Fantasi Sejak anak bersekolah perhatiannya terhadap kenyataan mulai berkembang dan tampak pula pada anak bahwa fantasi dalam permainan mulai mundur. Tetapi kemundurannya bukan untuk lenyap melainkan mencari lapangan baru untuk berkembang. Perkembangan dalam mengambil keputusan Jika pada masa kecil anak hanya mampu mengambil keputusan secara sederhana, misalnya: panas-dingin, buruk-baik, enak-tidak enak, dan sebagainya,makin lama anak makin dapat membedakan sesuatu atas beberapa keputusan. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan untuk mengadakan diferensiasi pula dalam mengambil keputusan. Misalnya: buruk sekali, agak buruk, hampir buruk, kurang baik, sedang baik, dan baik sekali. Perkembangan perhatian Perhatian, termasuk salah satu factor kemampuan psikis yang dibawa sejak lahir dan berkembnagnya ditentukan pula oleh fakto-faktor endogen dan factor-faktor eksogen . Perkembangan Estetika

Estetika adalah suatu kemampuan jiwa yang dipergunakan untuk menentukan sesuatu dengan ukuran indah/tidak indah

KEL. 6 :

M. DWI FIDIQSA FITRIYAH LAILATIS SAIDAH

(D31208034) (D31208042) (D31208047)

You might also like