You are on page 1of 3

Antropologi dalam filsafat komunikasi Sosiologi dan antropologi merupakan awal mula perkembangan ilmu sosial lainnya termasuk

juga ilmu komunikasi. Pertumbuhan, diversifikasi, dan spesialisasi dari ilmu sosiologi dan antropologi inilah yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial baru yang sampai saat ini sangat berperan dalam menyelesaikan problematika hidup manusia pada umumnya. Ilmu komunikasi sebagai salah satu representasi dari ilmu sosial adalah ilmu yang bersifat eklektisme. Untuk mengetahui hubungan antropologi didalam filsafat komunikasi, maka sejarah antropologi adalah satu hal yang mutlak untuk diketahui. Antropologi lahir dalam dua fase yang berbeda. Fase yang dipengaruhi aliran humanistik dimana manusia dapat membentuk peradaban dan fase yang dipengaruhi oleh aliran evolusioner dimana manusia dipandang sebagai makhluk biologi yang akan terseleksi oleh alam. Meskipun demikian pada awalnya, perkembangan antropologi sebagai salah satu ilmu sosial ternyata banyak juga dipengaruhi oleh teori linguistik. Hal ini kemudian yang melahirkan cabang antropologi yaitu etnologi. Kajian etnologi pada dasarnya beranggapan bahwa pada dasarnya perilaku manusia adalah sesuatu yang dilakukan dalam keadaan sadar. Dari kajian inilah lahir filsafat komunikasi sebagai landasan lahirnya teori-teori komunikasi tentang informasi (teori informasi). Lebih jauh lagi, sumbangan antropologi terhadap ilmu komunikasi sangatlah banyak. Lahirnya perspektif perspektif-perspektif dalam komunikasi terutama persepktif interaksional dan pragmatis sedikit banyak dipenagruhi oleh fase perkembangan antropologi yang dipengaruhi oleh humanistik dan evolusioner. Telah dijelaskan bahwa lahirnya antropologi salsah satunya dilandasi oleh aliran evolusioner. Dalam antropologi terdapat empat jenis evolusi yaitu unliniear, dimana masyarakat mengalami evolusi melalui tahapan-tahapan tertentu. Tipe evolusi yang kedua adalah evolusi universal. Sama halnya dengan evolusi unlinier

bahwa kebudayaan mengalami perubahan dengan melalui tahapan-tahapan tertantu. Bentuk evolusi yang ketiga adalah evolusi multilinier. Suatu masyarakat dikatakan mengalami evolusi jika telah berhasil membentuk beberapa sifat, bukan hanya satu sifat saja. Bentuk evolusi yang terakhir adalah evolusi diferensial yaitu masyarakat menggunakan kebudayaan pada tingkatan yang berbeda-beda sehingga dapat membandingkan sesuatu yang terjadi dalam dua masyarakat yang berbeda dengan melihat satu aspek saja. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa bentuk-bentuk evolusi yang merupakan salah satu landasan antropologi telah meberikan sumbangsih kepada filsafat komunikasi, terutama pada teori komunikasi massa yang berhubungan dengan pengaruh media massa terhadap khalayak dan bagaimana khalayak menggunakan media massa. Setelah mengetahui landasan dari antropologi, maka metodologi penelitian dalam antropologi juga perlu diukas agar pemahaman kita tentang hubungan antropologi dengan ilmu komunikasi semakin jelas. Penelitian historis dalam antropologi juga dipengaruhi oleh aliran evolusionis yang menganggap bahwa manusia bersifat intensif yang dapat menciptakan peradabannya sendiri. Selain evolusionis, penelitian historis ini juga dipengaruhi oleh difusionis yang berpendapat bahwa manusia tidak inventif dimana sesuatu yang dihasilkan dari masyarakat tertentu hanyalah hasil pinjaman dari masyarakat lainnya. Karena adanya dua perdebatan ini, maka perkembangan metode penelitian historis dalam antropologi juga dipengaruhi oleh teori sosiologi dan psikologi. Dalam tradisi antropologi sosial, penelitian historis mempunyai dua metode. Metode tradisi oral dan metode dengan dokumen tertulis. Penelitian historis seperti yang dijelaskan diatas tentunya merupakan bagian dari filsafat komunikasi. Dua jenis yang telah dijelaskan diatas juga digun akan dalam metode penelitian ilmu komunikasi terutama tentang analisis suatu isu media massa.

Dalam antropologi dikenal yang namanya konsep adaptasi. Dalam antropologi, aspek aspek tertentu dari suatu kebudayaan harus diadaptasikan pada lingkungan tertentu. Seperti halnya konsep komunikasi pembangunan. Berdasarkan uraian diatas maka sudah sangat jelas terlihat bahwa antropologi telah banyak memberikan kontribusi terhadap filsafat komunikasi. Meskipun demikian, pengaruh antropologi tentunya tidak sepenuhnya masuk kedalam filsafat komunikasi karena telah disesuaikan dengan karakteristik ilmu komunikasi itu sendiri.

You might also like