You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan remaja saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Dari Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Berencana Nasional dan Departemen Kesehatan tahun 2007 terhadap 5912 remaja putri dan 6578 remaja putra yang berusia 15-19 tahun terdapat 62% mengaku berpacaran dengan berpegangan tangan, 23,2% berciuman bibir, 6,5% meraba/ merangsang bagian tubuh yang sensitif bahkan sampai melakukan hubungan seksual sebanyak 1,3%. Data lain berdasarkan survey Komnas Perlindungan anak di 33 Propinsi tahun 2008 terdapat 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton Film porno, 62,7% remaja putri tidak perawan lagi, 21,2% remaja mengaku pernah melakukan Aborsi ( SKRRI, 2007:83). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh IRRMA di 5 Propinsi di Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung dan Bengkulu) terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku seksual remaja tahun 2003 misalnya, dari 1,450 remaja yang menjadi responden, sebanyak 78,95% remaja tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual. Dampak dari rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual menjadi sangat luar biasa terhadap sikap dan perilaku seksual mereka, dibandingkan dengan remaja yang

memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi dan seksual (http//www.kesrepro.info.2Desember2010). Propinsi Jambi memiliki luas wilayah 53.433 km2 dengan jumlah penduduk 2.834.164 jiwa dimana terdapat 1.444.783 laki-laki dan 1.389.381 perempuan, dari jumlah tersebut diperkirakan sekitar 279.849 berusia antara 10-14 tahun, 281.748 berusia antara 15-19 tahun, 262.839 berusia 20-24 tahun (Dinas Kesehatan Propinsi Jambi, 2010). Propinsi Jambi terdiri dari 11 kabupaten / Kota, salah satu Kabupaten di Propinsi Jambi adalah kabupaten Muaro Jambi, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan 156 Desa / Kelurahan. Dalam setiap kecamatan terdapat rata rata satu SMA. SMA Negeri 6 terletak di kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 karena peneliti tertarik pada permasalahan remaja yang berada di SMA tersebut, tempat dimana peneliti bertugas sebagai Bidan Desa di wilayah Kecamatan Maro Sebo. Siswa SMA termasuk kelompok remaja pertengahan (14-17 tahun) merupakan golongan yang sangat berisiko untuk mengalami penyimpangan perilaku seksual. Pada remaja pertengahan ini, sering muncul dorongan seksual dan mereka mempunyai kecendrungan untuk menarik perhatian lawan jenis dan mulai bereksperimen dengan sesama jenis atau lawan jenis. Di satu sisi, remaja usia pertengahan ini belum memiliki kematangan proses berpikir sehingga tidak menyadari konsekuensi-konsekuensi tindakannya. Remaja adalah pemimpin bangsa dimasa depan, namun saat ini mereka menghadapi sekumpulan masalah besar yang dapat menentukan kualitas suatu

bangsa di masa yang akan datang. Masalah-masalah seperti pendidikan, lapangan pekerjaan, pelecehan, kekerasan, seksualitas dan pernikahan merupakan sebagian dari permasalahan yang dihadapi remaja yang memerlukan perhatian dari para peneliti, akademisi, aktifis, orang tua dan juga pembuat kebijakan. Dalam upaya mengatasi isu yang kompleks ini, tidak jarang kita dihadapkan pada kendala ketidak pedulian, kontroversi dan budaya. Kebijakan dan strategi yang jelas dan terfokus memainkan peranan penting dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja Indonesia (Murdjiana, 1998 dalam YPKP, 2006:68). Permasalahan Kesehatan Reproduksi yang sangat mengkhawatirkan adalah minimnya informasi kesehatan reproduksi remaja, kerap terjadi penyalahgunaan fungsi seksual. Hanya mengejar kenikmatan sesaat, tidak sedikit dari mereka berani melakukan hubungan seksual. Tidak heran jika kini banyak permasalahan yang datang menyertainya, termasuk semakin beragamnya penyakit menular seksual (PMS) dan aborsi. Berdasarkan hasil pra survei tentang pengetahuan kesehatan reproduksi dan pendidikan seks pada remaja yang peneliti lakukan kepada 20 siswa kelas XII di SMAN 6 Muaro Jambi secara keseluruhan, diperoleh data 25% menyatakan bahwa masalah seks itu bukan hal yang tabu, 10 % menyatakan tidak pernah mendapatkan pendidikan seks, 85% menyatakan belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, yaitu tentang gangguan reproduksi, seksualitas dan kehamilan yang tidak diinginkan. Permasalahan lain yang ada, informasi dari beberapa guru dan siswa dalam satu tahun terakhir ada 6 orang siswi yang hamil sewaktu duduk dibangku sekolah meskipun tidak semua diketahui oleh guru atau teman-teman lainnya.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adanya remaja yang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 6 Muaro Jambi, maka pertanyaan penelitian yang timbul adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di

SMA Negeri 6 Muaro Jambi Tahun 2011?


2. Bagaimana gambaran pendidikan

informal remaja tentang kesehatan

reproduksi di SMA Negeri 6 Muaro Jambi Tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran pengetahuan dan pendidikan informal remaja tentang kesehatan reproduksi pada siswa SMA Negeri 6 Muaro Jambi Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian 1.

Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk lebih meningkatkan

penyuluhan khususnya di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, serta sebagai bahan masukan untuk merencanakan suatu program yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dan tindakan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi remaja
2.

Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi

Bahan masukan untuk merencanakan suatu program lintas sektoral yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalui penyuluhan dan pelatihan serta tindakan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi remaja
3.

Bagi Institusi Pendidikan SMA Negeri 6 Muaro Jambi Memberikan gambaran pengetahuan dan pendidikan informal remaja

tentang kesehatan reproduksi, sehingga diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pendidikan terhadap anak didik mengenai kesehatan reproduksi
4.

Bagi Peneliti Lain Masukan dan pertimbangan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan variabel dan desain yang berbeda.

E. Ruang Lingkup

Penelitian

ini

merupakan

penelitian

deskriptif

dengan

rancangan

crosssectional, yang bertujuan

untuk

mengetahui

gambaran pengetahuan dan

pendidikan informal remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 6 Muaro Jambi, dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan karena penulis mengetahui adanya remaja yang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Variabel penelitian ini adalah pengetahuan dan pendidikan informal. Populasi

dalam penelitian adalah siswa SMA Negeri 6 Muaro Jambi yang berjumlah 304 orang. Sampel berjumlah 173 orang yang diambil secara stratified proportional

random sampling. Waktu penelitian sejak bulan Oktober 2010 sampai dengan Juni 2011. Analisis yang digunakan adalah univariat.

You might also like