You are on page 1of 4

Zaini, Hisyam, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani.

Yogyakarta: 2008

Peer Lessons (Belajar dari Teman) Strategi ini baik untuk menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya. Jika selama ini ada pameo yang mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain, maka stategi ini akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas. Langkah-langkah 1. Bagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil sebanyak segmen materi yang akan Anda sampaikan. 2. Masing-masing kelompok kecil diberi tugas untuk mempelajari suatu topik materi, kemudian mengajarkannya kepada kelompok lain. Topik-topik yang diberikan harus yang saling berhubungan. 3. Minta setiap kelompok menyiapkan strategiuntuk menyampaikan materi kepada temanteman sekelas. Sarankan kepada mereka untuk tidak menggunakan metode ceramah atau seperti membaca laporan. 4. Buat beberapa saran seperti: Menggunakan alat bantu visual Menyiapkan media pengajaran yang diperlukan Menggunakan contoh-contoh yang relevan Melibatkan sesame peserta didik dalam proses pembelajaran melalui diskusi, permainan, kuis, studi kasus, dan lain-lain Memberi kesempatan kepada yang lain untuk bertanya 5. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam maupun di luar kelas. 6. Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan. 7. Setelah semua kelompok melaksanakan tugas, beri kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman peserta didik.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung: 2007

Role play (Sosiodrama) Sosiodrama atau sering disebut dengan Role play berasal kata sosio dan drama. Sosio yang berarti social menunjuk pada objek yaitu masyarakat menunjukan pada kegiatan-kegiatan social, dan drama berarti mempertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Social atau masyarakat terdiri dari manusia yang satu sama lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan social. Drama dalam pengertian luas adalah mempertunjukan atau mempertontonkan suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa yang dialami orang, orang dan tingkah laku orang. Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan, mempertontonkan, atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan social. Jadi sosiodrama adalah metode mengajar yang dalam pelaksanaanya peserta didik mendapat tugas dari dosen untuk mendramatisasikan suatu situasi social yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari situasi soaial. a. Kelebihan Peserta didik melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, memahami isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingat peserta didik harus tajam dan tahan lama. Peserta didik akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnyasesuai dengan waktu yang tersedia. Bakat yang terpendam pada peserta didik dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau timbul bibit bibit seni dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar akan jadi kemungkinan menjadi pemain yang baik kelak. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya. Peserta didik memperoleh kebiasan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya

Bahasa lisan peserta didik dapat dibina menjadi bahasa yang baik agarmudah dipahami oleh orang lain.

b. Kekurangan Sebagian peserta didik yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang aktif. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan peajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menyebabkan gerak pemain yang kurang bebas. Kelas lain sering terganggu dengan suara pemain dan penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan an sebagainya.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta: 2009

c. Langkah-langkah 1. Persiapan
-

Menetapkan topic atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh role play. Dosen memberikan gambaran masalah dlam situasi yang akan dimainkan. Dosen menetapkan pemain yang akan terlibat, peranan yang harus diperankan, serta waktu yang disediakan. Dosen memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya khususnya peserta didik yang akan terlibat.

2. Pelaksanaan
-

Role play mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. Peserta didik lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. Dosen hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan. Role play hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong peserta didik berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang di perankan.

3. Penutup
-

Melakukan diskusi baik tentang jalannya role play maupun materi cerita. Dosen harus mendorong peserta didik agar dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role play.

Merumuskan kesimpulan.

You might also like