You are on page 1of 8

PENCEMARAN AIR LAUT OLEH LOGAM BERAT

Lisa Ellizabet Aula Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Abstract Heavy metal represent element chemical which is accused as spreading of marine pollution with everything that life in there. Heavy metal is esensial represent for life of organism. But, if its use exceed boundary, its will become dangerous toxic to itself organism. So, altogether return at human being activity in its bearing with marine pollution. One of that human being activity example is by mistake of way in develop luxuriantly of fishery product. It make the quality of ugly Indonesia fishery because of contaminate like heavy metal or other chemical in there. This matter even also affect for damage of sea ecosystem and society. Not only society residing around sea, but also society where even also which consuming sea food that possible contain the heavy metal. Keyword : marine pollution, heavy metal, sea food, sea ecosystem Pendahuluan Pada mulanya orang berpikir bahwa dengan melihat luasnya lautan ini maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktivitas manusia di daratan seluruhnya dapat ditampung oleh lautan tanpa membuat suatu akibat yang membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerken dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka berbahaya. Namun, dengan makin cepatnya pertambahan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat. Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh. Sudah terbukti banyak kecelakaan di lautan yang mengakibatkan tercecernya bahan-bahan yang bersifat racun dalam jumlah yang sangat besar. Pengaruh kerusakan pantai akibat pencemaran umumnya dapat ditanggulangi secara tepat, tetapi lain halnya apabila hal tersebut terjadi di lautan bebas. Hal ini benar-benar akan sangat memperihatinkan karena bahan-bahan pencemar tersebut perlahan-lahan akan tertumpuk di sini. Dalam keadan yang paling ekstrim, dapat meracuni fitoplankton yang kemudian akan mengancurkan organisme laut lain mengingat fitoplankton adalah produsen dalam sistem rantai makanan. Jika sudah demikian, tidak hanya akan membahayakan organisme laut saja, manusia yang ada di daratan beserta dengan organime yang lain pun akan terkena dampaknya. Logam Berat Belakangan ini mulai banyak air laut yang dicemari oleh bahan dari berbagai sumber. Spesies yang hidup seperti di laut contohnya, kini semakin terancam. Hal ini bukan saja kerena akibat dari logam berat yang mencemari air laut tetapi juga hasil daripada aktivitas

manusia. Bahan-bahan yang bersifat toksik ini boleh mengurangi kemampuan sistem air untuk membekalkan sumber protein yang murah terutamanya ikan kepada masyarakat setempat dan memberi kesan buruk atas perilaku manusia Logam berat yang sering mencemari air laut biasanya banyak digunakan dalam berbagai keperluan terutama untuk sektor industri yang kegiatan produksinya bersifat terus menerus. Apabila logam-logam berat tersebut mencemari air dan udara yang selanjutnya terkonsumsi oleh organisme seperti ikan- dan tubuh manusia, maka akan mengumpul dalam waktu yang lama yang bersifat sebagai racun yang akumulatif, artinya tidak bisa diurai oleh organ tubuh. Beberapa logam berat merupakan komponen yang penting yang dibutuhkan dalam makanan hewan dalam jumlah yang sangat kecil. Jenis logam tersebut antara lain, besi dimana zat ini dibutuhkan dalam proses untuk menghasilkan oksidasi enzim cytocrome dan pigmen pernapasan (heamoglobin), sedangkan tembaga diperlukan dalam oksidasi cytochrome danpigmen haemocylin. Logam-logam ini akan menjadi racun apabila mereka terdapat dalam konsentras di atas normal seperti yang terdapat di alam. Jenis logam berat antara lain kadinium, timah dan air raksa (merkuri) tidak termasuk yang dibutuhkan dalam proses metabolisme. Mereka merupakan bahan pencemar yang berbahaya akibat pembuangan sampahsampah ke laut secara berlebihan. Hal ini dapat terjadi melalui tiga cara. Pertama, akibat pembuangan sisa industri yang tidak terkontrol. Dimana mereka ini kemudian mengalir ke dalam estuarin dan terus masuk ke laut. Kedua, berasal dari lumpur minyak yang kadangkadang juga mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi yang terbuang kel laut. Ketiga, berasal dari pembakaran minyak (hidrokarbon) dan batubara di daratan. Mereka melepaskan

loga berat ke dalam atmosfer di mana kemudian bercampur dengan air hujan dan jatuh ke dalam laut. Logam-logam yang masuk ke dalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka. Karena itu, logam-logam ini cenderung menumpuk di dalam tubuh mereka. Sebagai akibatnya logam-logam ini akan terus ada di sepanjang rantai makanan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada satu tropik level makanan mangsa mereka dari topik yang lebih rendah yang telah tercemar. Dengan kata lain, hewan yang umurnya lebih panjang dari mangsamangsanya akan mempunyai waktu lebih banyak dalam menumpuk logam berat di dalam tubuhnya. Adapun beberapa contoh logam berat dengan konsentrasinya yang mematikan biota laut dalam kasus pencemaran air laut antara lain:
Tabel 1: Jenis-jenis Logam berat dan rata-rata konsentrasi yang terkandung di air laut.

Logam berat mempercepat proses pembusukan pada hasil tangkapan laut (ikan) yaitu menjadikan ikan berasam rendah (Low Acid Fish) itu sebabnya terjadi pemakaian formalin diluar kebiasaan lama, logam logam seperti Ag, Hg, Cu, Cd dan Pb yang merupakan unsur unsur esensial bagi kehidupan organisme, dalam jumlah berlebih bersifat racun dan biasanya menghambat kerja enzyme dengan membentuk mercaptides dengan kelompok sulphydril yang bertanggung jawab pada aktivitas katalistik.
Jenis Jenis Hewan laut Logam Udang Berat Ikan Cd Cr Cu Hg Ni Pb Zn 22-25 91 2.5-3.5 350 188 60 0.015-47 10 0.17-100 6-47 0.5-50

pula terhadap kita. Pencemaran tersebut ada yang menganggapnya biasa-biasa saja sehingga banyak orang yang tidak terlalu mempedulikan akibat lanjutnya. Misalnya saja pencemaran yang terjadi di pantaipantai dengan sampah-sampah yang mungkin saja mengandung logam berat maupun dengan yang lain. Untuk masalah pencemaran air laut yang lebih serius, indonesia pun bisa dijadikan contohnya. Hal ini terlihat dari seringnya minyak dari kapal tanker yang tumpah hingga kasus Teluk Buyat yang sempat menggemparkan Indonesia beberapa waktu lalu. Selain Indonesia, Jepang pun sering mengalaminya. Pencemaran yang serius yang disebabkan oleh adanya pembuangan kadmium atau air raksa secara berlebihan ke laut. Pencemaran semacam ini telah terjadi di teluk minamata jepang pada tahun 1953 sampai 1960 dimana lebih kurang 100 orang telah menjadi korban. Dari korban-korban ini
No Jenis Logam Berat Konsentrasi(mg/It) 1 Allumunium (Al) 2 Antimony (Sb) 3 Arsenic (As) 4 Cadmium (cd) 5 Chromium (Cr) 6 Cobalt (co) 7 Copper (Cu) 8 Iron (Fe) 9 Lead (Pb) 10 Manganese (Mn) 11 Mercury (Hg) 12 Molybdenum (Mo) 13 Nickel (Ni) 14 Selenium (Se) 15 Silver (Ag) 16 Tin (Sn) 17 Vanadium (V) 18 Zinc (Zn) 1-5 0,2 0,21 2,1 2,3 0,01 0,07 0,08 0,6 0,02 0,04 0,04 3 1,3 3 0,005 0,03 0,2 2 0,011 0,05 10 0,2 2 0,04 0,45 0,01 0,1 0,01 1,5 1,9 0,01 5

Kerang Polycheta 2.2-35 0.4-2.4 72-320 10-50 2.5-12.1 0.16-0.5 25-72 7.7-20 1.8-55

14-10.5 2.0-9.0 0.058-32 0.02-0.09

0.23-0.8 0.05-0.5

Tabel 2: konsentrasi ion-ion logam (mg/lt) yang mematikan beberapa biota laut pada pemaparan 96 jam.

Bahaya logam berat Kalau dilihat dari betapa berbahayanya logam berat itu, bukan berarti kita harus menghilangkannya sama sekali. Hal itu akan menjadi rumit mengingat logam berat yang ada di seluruh perairan telah tersebar luas dan sulit juga untuk memisahkannya dari air. Selain itu, logam-logam tersebut termasuk dalam unsur-unsur yang esensial bagi kehidupan organisme. Sehingga, baik di indonesia maupu di dunia menentukan standar tersendiri dalam mengatur berapa kandungan standar suatu logam berat atau kandungan kimia lain dalam perairan tersebut. Sudah sering terjadi pencemaran air laut yang tanpa kita sadari telah merusak ekosistem kita dan berdampak

ada yang meninggal atau mengalami cacat untuk seumur hidup. Mereka kebanyakan

keracunanoleh karena makan kerang yang tercemar oleh hasil buangan dari pabrikpabrik yang membuat acetylene dari acetadehyde. Air raksa untuk kedua kalinya terjadi lagi di jepang pada tahun 1965. Kali ini pencemaran mengakibatkan 30 orang menjadi korban dengan 5 orang meninggal. Daerah pantai di jepang lainnya juga banyak mengalami pencemaran akibat meningkatnya pemakaian kadmium Meskipun telah ditetapkan standar untuk logam berat, namun bukan berarti
Parameter Satuan

tidak memperhatikan lagi bahaya logam berat. Seminim apapun logam berat terkandung, jika bahan atau suatu yang mengandung logam berat masuk ke dalam suatu ekosistem atau tubuh sekalipun, lama kelamaan akan membahayakan bagi tubuh atau ekosistem itu sendiri. Dalam menetapkan standar untuk logam berat, setiap negara atau organisasi terkait memiliki standar tersendiri yang memang berbeda satu sama lain. Sebagai contohnya adalah standar yang ditentukan oleh Indonesia berbeda dengan standar yang ditentukan oleh WHO.
WHO Maksimum Maksimum yang yang dianjurkan diperbolehkan 4,0 8,5 75 50 0,3 0,1 1,0 5,0 0,5 200 200 6,5 9,2 200 150 1,0 0,5 1,5 15 0,05 0,1 0,2 0,05 0,01 1,0 1,5 600 400 5 10

pH Kalsium 9 (Ca) Magnesium (Mg) Barium (Ba) Besi (1-e) Mangan (Mn) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Krom heksavalen (Cr) Cadmium (Cd) Raksa Total/ Hg Timbal (Pb) Arsen (As) Selenium (Se) Sianida (CN) Flourida (F) Khlorida (Cl) Sulfat (SO4) Ammoniak (NH3N) Nitrat (NH3-N)

mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt Mg/lt mg/lt mg/lt mg/lt

Indonesia Maksimum Maksimum yang yang dianjurkan diperbolehka n 6,5 - 8,5 6,5 8,5 75 200 30 150 Nihil 0,05 0,1 1,0 0,05 0,5 Nihil 1,0 1,0 15 Nihil 0,5 Nihil 0,0005 0,05 Nihil Nihil Nihil 200 200 Nihil 0,01 0,001 0,01 0,05 0,01 0,05 1,5 600 400 nihi

mg/lt 5 10 Tabel 3 : Kandungan Kimia di dalam Air yang Diperkenankan Bahaya Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka dalam usus

No. 1 2 3

Jenis Logam Berat Allumunium (Al) Flouride (F) Arsenic (As)

Keracunan kronis dapat menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu. Terjadi flourisis gigi serta kerangka dan bangunn pencernaan. Keracunan dapat menyebabkan cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian. Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma dan bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian. Secara kronis keracunan arsen dapat menimbulkan anorexia, kolik, mual,

diare atau konstipasi, icterus, perdaraha ginjal, dan kaker kulit. 4 5 6 7 8 9 Cadmium (cd) Chromium (Cr) Sianida (Cn) Tembaga (Cu) Besi (Fe) Timbale (Pb) Keracunan akut dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, dan penyakit ginjal dapat membahayakan kesehatan paru-paru, tulang, hati, dan kelenjar reproduksi Dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung, menimbulkan ulcus ( pada kulit dan selaput lendir), dan kanker. Dapat menghambat pernapasan jaringan sehingga terjadi asphyxia. Menyebabkan gejala gastro intestinal, Susunan saraf pusat, ginjal, dan hati. Dapat merusak dinding usus, merusak fungsi paru-paru Pb organic dapat menyebabkan encephalopathy. Pada keracunan akut, terjadi gejala meninges dan cerebral, diikuti stupor, coma, dan kematian. Dapat menimbulkan gejala susunan syaraf . Keracunan Hg dapat mengakibatkan gejala susunan saraf pusat (seperti. Kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi, rasa ketakutan) dan gejala gastrointestinal (seperti, stomatitis, hipersalivasi, colitis, singgivitis, dll) Kerusakan Hg yang organik dapat merusak sistem saraf Pusat, sedangkan keracunan Hg anorganik dapat merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan. Keracunan barium dapat menghentikan otot-otot jantung, mengalami kelumpuhan syaraf, dapat menyebabkan baritosis. Dapat membentuk senyawa-senyawa hindrokarbon. Dapat menyebabkan gangguan intestinal (muntah dan diare) dan berlanjut dengan terjadinya gangguan susunan saraf. Dapat menyebabka iritasi kulit, dan menghitamkan kulit (argyria) Keracunan kronis dapat menyebabkan depresi umum, sakit kepala. dan gangguan mental. Menimbulkan gejala muntaber Tabel 4: Logam Berat dan Bahayanya

10 Manganese (Mn)

11 Mercury (Hg)

12 Barium (Ba) 13 Kloride (Cl) 14 Selenium (Se) 15 Silver (Ag) 16 NItrat, Nitrit 17 Seng (Zn)

Sumber sumber Logam Berat Secara umum sumber sumber pencemaran logam berat di laut dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

Sumber sumber yang bersifat alami dan buatan (Bryan, 1976) Logam berat yang masuk ke perairan laut secara alami berasal dari tiga sumber yaitu : 1. Masukkan dari daerah pantai (coastal supply) yang berasal dari sungai sungai dan hasil abrasi pantai oleh aktivitas gelombang. 2. Masukkan dari laut dalam (deep sea supply) meliputi logam

logam yang dibebaskan oleh aktifitas gunung berapi di laut dan logam logam yang dibebaskan dari partikel / sedimen - sedimen dari proses kimiawi 3. Masukkan dari lingkungan dekat daerah pantai, termasuk logam logam yang ditransportasi ikan dari atmosfer sebagai partikel partikel debu. Sedangkan sumber sumber buatan (Man Made) adalah 1. Logam logam yang dibebaskan oleh proses proses industri logam 2. Batu batuan

3. Pengolahan (pembuatan) pupuk organik cairan dengan bahan - bahan sebagai berikut. 1. Bakteri (bakteri Probiotik) 2. Kincir air 3. Sisa pakan udang 4. Kotoran udang 5. Molase (gula tebu) 6. Sisa protein laut, dsb Selain itu, kehadiran logam-logam ini dapat berasal dari: Kecelakaan tangker pengangkut minyak bumi Penambangan minyak bumi lepas pantai Pembersihan tangker pengangkut Pembuangan sisa minyak dari industri dan kendaraan bermotor Kerusakan pipa penyalur air limbah Sementara itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) bahwa pencemaran di kedua kawasan perairan tersebut didominasi polusi antara lain berupa silikat yang mencapai 52.156 ton, fosfat mencapai 6.741 ton, dan nitrogen mencapai 21.260 ton. Tinggi tingkat pencemaran juga telah mengakibatkan terjadinya pengurangan kawasan mangrove dan terumbu karang di kedua perairan tersebut. Untuk wilayah perairan dengan jarak kurang dari 15 kilometer dari pantai, seperti terumbu karang yang saat ini hanya tersisa kurang dari 5 persen. Sedangkan untuk jarak 1520 kilometer dari pantai hanya tinggal 510 persen, dan pada jarak 20 kilometer hanya tinggal sekitar 20-30 persen. Berdasarkan data dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedal), tingkat pencemaran di teluk Jakarta hingga Kepulauan Seribu saat ini dalam kondisi sangat kronis. Setidaknya 83 persen dari 13 daerah anak sungai dan sembilan kawasan muara sungai kini masuk dalam kategori tercemar berat. Saat

ini, kedua kawasan perairan ini sudah ditetapkan ke dalam status eutrofik atau dapat meledak sewaktu-waktu. Pengaruh pencemaran air laut terhadap makanan Bahan kimia, sangat membahayakan kehidupan biota perairan, dapat mengendap di dasar perairan dan mengganggu keseimbangan kehidupan perairan. Racun-racun itu juga menyebabkan kelainan reproduktif pada plankton dan biota laut/sungai yang menjadi makanan ikan, kupang, terung, dan kerang-kerangan. Pengonsumsi makanan laut merasakan dampaknya. Penelitian lembaga riset Jerman DGFTZE terhadap warga Kenjeran menunjukkan bahwa air susu ibu di kawasan itu mengandung kadmium (Cd) 36,1 ppm. Ini berbahaya bagi kesehatan anak-anak, karena dapat menurunkan kecerdasan dan merusak jaringan tubuh. Penelitian mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 1996 menjelaskan, keracunan logam berat bersifat kronis. Dampaknya baru terlihat setelah beberapa tahun atau menyebabkan cacat janin jika menyerang ibu hamil. Keracunan tembaga berdampak kerusakan otak, penurunan fungsi ginjal, dan pengendapan tembaga dalam kornea mata. Keracunan kadmium bersifat kronis dan terakumulasi dalam ginjal. Dalam waktu lama, dapat membahayakan kesehatan paru-paru, tulang, hati, kelenjar reproduksi, dan ginjal. Logam ini juga bersifat neurotoksin yang merusak indera penciuman. Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik di sungai ataupun laut, akan mengalami paling tidak tiga proses, yaitu :

Pengendapan Adsorpsi Absorpsi oleh organisme (perairan)

organisme

Apabila konsentrasi logam lebih besar daripada daya larut terendah komponen yang terbentuk antara logam dan asam yang ada dalam air seperti Carbonat, hydroksil /chlorida, maka logam tersebut akan diendapkan . kebanyakan logam logam berat mempunyai daya larut yang tinggi (kecuali Fe yang sangat mudah mengendap). Tingginya daya larut kebanyakan logam berat inilah yang sangat membahayakan kehidupan organisme perairan, namun daya larut suatu logam berat mungkin bisa berubah menjadi lebih tinggi/ lebih rendah , ini tergantung pada kondisi lingkungan perairan pada daerah daerah pantai saat sekarang . Gundulnya pohon bakau di pantai berarti oksigen terlarut cukup tinggi lebih lebih di daerah tropis Indonesia. Hilangnya bahan organik akibat penguraian bakteri probiotik menjadi pupuk.

setiap hari. Atau tingkat konsentrasi zat pencemar dalam air buangan. Misalnya, maksimum ppm. unsur senyawa kimia yang diizinkan. Kemudian jumlah maksimum yang dapat dibuang dalam setiap unit produksi. Misalnya dalam produksi setiap ton kertas tidak diperbolehkan sekian kilogram zat padat dan lain sebagainya. Dengan demikian, di samping perkiraan atas pengaruh yang bersifat kimia, fisis dan biologis, maka dituntut perkiraan mengenai biaya keseluruhan teknologi lingkungannya, usianya, semua fasilitas yang digunakan, teknik penggunaannya, metode operasinya, dan lain-lain. Keimpulan Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari. Pencemaran laut merupakan salah satu akibatnya. Pencemaran laut salah satunya dapat diakibatkan oleh logam berat. Sebenarnya beberapa logam berat merupakan komponen yang penting yang dibutuhkan dalam makanan hewan dalam jumlah yang sangat kecil. Namun, jika digunakan dalam jumlah di atas batas maka akan menjadi toksik. Logam berat itu sendiri memiliki peran dalam mempercepat proses pembusukan pada hasil tangkapan laut (ikan) yaitu menjadikan ikan berasam rendah (Low Acid Fish) itu sebabnya terjadi pemakaian formalin diluar kebiasaan lama, logam logam seperti Ag, Hg, Cu, Cd dan Pb yang merupakan unsur unsur esensial bagi kehidupan organisme, dalam jumlah berlebih bersifat racun dan biasanya menghambat kerja enzyme Kalau dilihat dari betapa berbahayanya logam berat itu, baik di indonesia maupu di dunia menentukan standar tersendiri dalam mengatur berapa kandungan standar suatu logam berat atau kandungan kimia lain dalam perairan

Kedua hal ini menjadikan logam berat terlarut menjadi lebih tinggi dan terabsorpsi dalam mahluk laut ini, terbukti dari hasil laboratorium Uni Eropa yang dimuat di harian Kompas dan pemakaian bahan formalin di luar kebiasaan yang turun temurun untuk mengawetkan ikan itu terhindar dari pembusukan itu. Salinitas pada perairan Indonesia saat ini tidak mempengaruhi tingginya daya larut logam berat dalam air laut Indonesia karena kebanyakan bahan organik sudah terurai oleh bakteri ini Pencemaran air misalnya, bisa dikategorikan melalui ukuran zat pencemar yang diizinkan dibuang pada suatu jangka waktu tertentu. Misalnya satuan berat unsur atau senyawa kimia

tersebut mengingat kandungan logam.

betapa banyaknya

Secara umum sumber sumber pencemaran logam berat di laut dapat dibagi menjadi 2 yaitu, pertama sumber sumber yang bersifat alami-buatan, dan kedua, sumber sumber buatan (Man Made). Logam berat yang berasal dari sumber-sumber di atas, dapat mengakibatkan pencemaran air laut dan berpengaruh terhadap berbagai hal. Misalnya, Pengaruh pencemaran air laut terhadap makanan dan ekosistem laut Daftar Pustaka 1. Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-Press. 2. Slamet, Juli Soemirat. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gaja Mada University Press. 3. Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta; UI-Press. 4. Suriawiria, Unus. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung; Penerbit Alumni. 5. www.suarapembaruan.com/News/2 004/08/07/Kesra/kes04.htm - 8k 6. www.oseanografi.lipi.go.id/ful_ber ita.php? b=9&PHPSESSID=310410f59ff51 26288e9ed7cf395fe32 - 20k 7. www.terranet.or.id/tulisandetil.php ?id=1897 - 19k 8. www.surya.co.id/web/index2.php? option=com_content&do_pdf=1&i d=39021 9. www.unila.ac.id/~fp-

You might also like