Professional Documents
Culture Documents
RANGKAIAN R L C
Disusun oleh : Fandy saputro (5115987432) M. maulana yusup (5115087426) Mohammad syamsuddin (5115087424) Ageng rahmat p (5115087431) Yoggie lesmana (5115087396) Agus ubaidi (5115077494) Nur iman (5115077467)
KATA PENGANTAR
Makalah ini merupakan panduan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa teknik elektro. Makalah ini merupakan tugas kelompok per minggu dari mata kuliah Rangkaian Lisrik 1, yang berisi materi materi perkuliah yang mengenai rangkaian listrik 1. Kami berharap kepada seluruh pihak yang terkait, baik mahasiswa, dosen, atau siapapun yang membaca makalah ini dapat mengambil pelajaran dari makalah yang sangat singkat ini. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyususn makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Amin
Penulis
Gambar 2. Rangkaian RLC dalam konfigurasi paralel (kiri) dan seri (kanan).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menganalisa tanggapan waktu dari rangkaian listrik adalah: Mengubah (transform) semua variabel (termasuk sumber tegangan) ke dalam domain s (asumsi kondisi awal=0, jika kondisi awal diperhitungkan maka harus menggunakan transformasi laplace yang lengkap (masalah derivatif dan integrasi)). Memperhitungkan impedansi rangkaian dengan hasil akhir adalah impedansi dalam domain s, dengan memperhatikan apakah memiliki hubungan seri ataukah paralel). Mengaplikasikan hukum ohm, hukum kirchoff serta thevenin ataupun norton (tergantung permasalahannya). Jika besaran yang dicari sudah ditemukan dan masih dalam domain s, langkah selanjutnya adalah mengubah balik ke domain t.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Rangkaian RLC 2.1.1. Z Impedansi dari rangkaian ini adalah:
adalah frekuensi kerja sinyal (tegangan atau arus). Z mempunyai nilai mutlak
dan phasa
Jika melihat persamaan untuk Z di atas, maka terlihat adanya kemungkinan, bahwa pada suatu frekuensi tertentu Z menjadi riil, atau
Frekuensi yang menyebabkan kondisi di atas disebut frekuensi resonansi, karena pada keadaan di atas rangkaian ini sedang ber-resonansi, atau energi yang dimiliki oleh L (energi magnetik) sama besar dengan energi yang dimiliki oleh C (energi elektrik). Frekuensi ini bisa dihitung, jika nilai L dan C diberikan:
atau Sebaliknya jika diinginkan, rangkaian tersebut ber-resonansi pada suatu frekuensi tertentu, maka kita harus mengubah nilai L atau C atau keduanya. Proses ini disebut juga dengan proses. Arus yang mengalir pada rangkaian RLC serial ini, akan menghasilkan tegangan pada setiap komponennya. Tegangan yang terbebani pada L selalu mempunyai perbedaan phase sebesar 180o terhadap tegangan yang berada pada C. Sehingga pada saat resonansi kedua tegangan itu sama besar, maka akan saling menghilangi dan tegangan total pada rangkaian RLC ini sama dengan tegangan pada R. Perbandingan tegangan pada L dan tegangan pada R saat resonansi, didefinisikan sebagai faktor Q (quality factor) dari rangkaian RLC serial:
dengan
juga
dengan . Jika faktor Q dari rangkaian ini membesar, maka kurva impedansinya makin melengkung, dan dikatakan selektivitas dari rangkaian RLC serial ini membaik (makin selektif). Pada saat didapat , sedang pada frekuensi yang lain
nilainya adalah . Pada rangkaian yang mempunyai karakteristik yang merupakan fungsi dari frekuensi, dikatakan rangkaian tersebut berfungsi seperti filter. Tepat pada suatu frekuensi karakteristik tertentu, dalam hal ini pada frekuensi resonansi, rangkaian
ini mempunyai suatu karakteristik/kondisi yang ideal, yaitu berubah, maka kondisi
. Jika frekuensinya
menjadi tidak dipenuhi, atau makin dijauhi. Tetapi bisa masih cukup
didefinisikan suatu wilayah kerja tertentu, yang dikatakan bahwa dekat ke R, yaitu sampai .
maka
nilai atau
kalikan dengan
dengan
. Jadi
Sehingga lebar pita (bandwidth) dari rangkaian RLC serial di atas menjadi
Jadi jika faktor Q dari rangkaian RLC serial besar, maka rangkaian itu makin selektif, artinya bandwidthnya B menyempit. Dan sebaliknya, jika faktor Q kecil, maka bandwidthnya besar.
Seperti halnya rangkaian RLC serial, di rangkaian RLC paralel didapati frekuensi resonansi sebesar
atau
dan
F = 1/(2 ) X [ 1/(LC)]
Perhatikan rangkaian resistor dan kapasitor seri yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Rangkaian R-C seri yang diberi sumber tegangan AC Impedansi rangkaian tersebut adalah
(1) Dengan menyatakan frekuensi sudut sumber tegangan (catu daya) AC tersebut. Persamaan (1) dapat dituliskan kembalii menjadi : (2) Karena impedansi diberikan oleh Z = V/I, maka
(3) Dari persamaan (3) terlihat jika nilai kapasitansi C diubah, tegangan dan arus pada rangkaian dicatat, maka frekuensi sumber tegangan AC dapat ditentukan. Sekarang perhatikan rangkaian R-L-C seri seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
(4) atau
(5)
Jika nilai kapasitansi , maka besar impedansi Z sama dengan R. Keadaan ini disebut sebagai keadaan resonansi listrik seri. Dari persamaan (5) terlihat bahwa jika nilai kapasitansi C diubah dan tegangan serta arus dicatat, maka nilai induktansi dapat ditentukan.
10 V 60 Hz
10 MH
Dit : I..?
2. Jika sebuah komponen di lewati arus sebesar i(t) = 10 sin 30t dan tegangan v(t) = 50 sin (30t + 300), maka berapa daya yang muncul saat t = 1detik! Jawab: P(t) = v(t) . i(t) = 10 sin 30t . 50 sin (30t + 300) P(1) = 10 sin 30 . 50 sin (30+30) = 10 sin 30 . 50 sin 60 =
adalah frekuensi kerja sinyal (tegangan atau arus). Z mempunyai nilai mutlak
Daya rangkaian sesaat RLC adalah daya yang terjadi hanya pada waktu tertentu, yaitu ketika sebuah komponen mempunyai nilai tegangan dan arus yang mengalir padanya di waktu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ramdhani, mohamad, erlangga, 2008, rangkaian listrik, Jakarta. Dr. soejono, peter, fisika, rangkaian RLC, Jakarta. En.wikipedia.org/wiki/RLC, AC/DC.