Professional Documents
Culture Documents
KEPEGAWAIAN NEGARA
Oleh TIM MKN BKPP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH disampaikan pada
DIKLAT PRAJABATAN
Di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
2
( MKN )
* Kebijaksanaan MKN secara umum dipegang oleh Presiden. * Lembaga Pemerintah yang dipercaya untuk membantu Presiden di Bidang Kepegawaian adalah Badan Kepegawaian Negara (BKN). * Di daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah / Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKD/BKPP) Prov / Kab / Kota
3
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
4
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1974 TANGGAL 6 NOVEMBER 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI SINGKAT Pegawai Negeri adalah perekat persatuan dan kesatuan NKRI. Bagi warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Diklat Prajabatan adalah untuk memberi bekal pengetahuan, ketrampilan, kemampuan serta pembentukan perilaku dan etika moral bagi CPNS dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Lulus Diklat Prajabatan adalah salah satu syarat utama bagi CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS disamping persyaratan lainnya.
6
B. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) Peserta Diklat Prajabatan diharapkan setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini mampu memahami berbagai ketentuan di Bidang Kepegawaian yang berkaitan dengan tugas, fungsi,hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) Setiap peserta Diklat Prajabatan diharapkan mampu memahami MKN tentang : 1. Pengertian Pegawai Negeri 2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pegawai Negeri 3. kewajiban dan Hak Pegawai Negeri 4. Sistem Rekruitmen 5. Sistem Penempatan Pegawai Negeri 6. Sistem Penggajian dan Penghargaan 7. Sistem Karir Pegawai Negeri 8. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri 9. Sistem Pemberhentian Pegawai Negeri
8
POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
A. UMUM Pengertian Manajemen Kepegawaian Negara adalah proses dan prosedur tertentu di Bidang Kepegawaian yang mencakup kegiatan-kegiatan penerimaan, penempatan, penggajian, promosi, penilaian kinerja, dan pemberhentian Pegawai Negeri, di lingkungan instansi Pemerintah.
11
B. PENGERTIAN PEGAWAI NEGERI Pengertian Pegawai Negeri diatur pada Pasal 1 ayat (1) UU No.43 Tahun 1999. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara dan disebut juga Aparatur Pemerintah.
12
C. KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI PNS Pasal 3 UU No.43 Tahun 1999 (1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur apartur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. (2) Pegawai Negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. untuk menjamin netralitas dimaksud, pegawai negeri dilarang menjadi anggota dan atau pengurus partai politik. Pegawai Negeri Terdiri dari : 1. PNS, terdiri dari PNS Pusat dan PNS Daerah. 2. TNI 3. POLRI.
13
GAJI CUTI PERAWATAN TUNJANGAN UANG DUKA PENSIUN PESERTA TASPEN PESERTA ASKES PESERTA TAPERUM PESERTA KORPRI
SETIA DAN TAAT KEPADA PANCASILA DAN UUD TH 1945, NEGARA DAN PEMERINTAH. MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NKRI. MENTAATI SEGALA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN YANG DIPERCAYAKAN KEPADANYA DENGAN PENUH PENGABDIAN, KESADARAN DAN TANGGUNG JAWAB. MENYIMPAN RAHASIA NEGARA DAN JABATAN.
14
15
KEWAJIBAN :
(3)
16
17
18
19
20
LARANGAN :
1. Menyalahgunakan wewenang 2. Menjadi Perantara 3. Tanpa izin menjadi pegawai pd negara lain 4. Bekerja perusahaan asing 5. Memiliki, menjual, menggandakan, menyewakan barang milik negara 6. Bekerjasama dgn atasan utk keuntungan pribadi dan golongan
7. Memberi sesuatu utk diangkat dlm jabatan 1. Menerima hadiah berkaitan dgn jabatan 2. Bertindak sewenang-wenang kpd bawahan
21
8. Menerima hadiah berkaitan dgn jabatan 9. Bertindak sewenang-wenang kpd bawahan 10. Melakukan sesuatu yg merugikan yg dilayani 11. Menghalangi tugas kedinasan 12. Memberika dukungan calon preside/wakil 13. Memberi dukungan DPRD, Bupat/wkl cara fc KTP 14. Memberi dukungan Bupat/wkl dgn cara terilibat kampanye, fasilitas, merugikan calon lain, kegiatan yg berpihak
22
10. Melakukan sesuatu yg merugikan yg dilayani 11. Menghalangi tugas kedinasan 12. Memberika dukungan calon preside/wakil 13. Memberi dukungan DPRD, Bupat/wkl cara fc KTP 14. Memberi dukungan Bupat/wkl dgn cara terilibat kampanye, fasilitas, merugikan calon lain, kegiatan yg berpihak
23
24
PENGADAAN PNS Dasar Hukum : PP Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas PP Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, secara teknis lebih lanjut diatur dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong dan dilaksanakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Formasi PNS disusun berdasarkan analisa kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia.
25
Setiap warga negara RI mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi PNS. Pengadaan CPNS melalui dua jalur yaitu dari Tenaga Honor dan Pelamar Umum. Pengadaan PNS terdiri dari : 1. Perencanaa; 2. Pengumuman; 3. Pelamaran; 4. Penyaringan; 5. Pengangkatan CPNS; 6. Pengangkatan CPNS menjadi PNS.
26
Syarat yang harus dipenuhi setiap pelamar ( Pasal 6 ) : a. WNI; b. Usia serendah-rendahnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun; c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan; d. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta; e. Tidak berkedudukan sebagai calon / Pegawai Negeri; f. Memupunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan keterampilan yang diperlukan; g. Berkelakuan baik; h. Sehat jasmani dan rohani; i. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI atau negara lain yang ditentukan oleh pemerintah, dan j. Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan
27
Penempatan PNS adalah sesuai dengan kompetensinya PNS mengemban tugas jabatan negeri yaitu : - Jabatan Struktural - Jabatan Fungsional : - Fungsional Umum - Fungsional Tertentu Selanjutnya Jabatan Fungsional Tertentu terdiri atas : - Jabatan Fungsional Tertentu kerana Profesi Contoh : Guru, Dokter, Perawat, Bidan dll. - Jabatan Fungsional Tertentu karena Keahlian (Teknis) Contoh : Auditor, Widyaiswara, Arsiparis, dll.
28
CPNS wajib melaksanaka tugas selambat-lambatnya 1 (satu) bulan, Setelah menerima keputusan pengangkatan sebagai CPNS (Psl 11A) Hak atas gaji CPNS berlaku sejak tanggal SPMT. Gaji CPNS 80% dari gaji pokok PNS.
(2)
(3) (4)
Pengangkatan CPNS menjadi PNS diusulkan secara kolektif dengan surat pengantar dari Kepala Unit Kerja, ditujukan kepada Gubernur u.p. Kepala BKPP. Masa penilaian DP-3 untuk pengangkatan CPNS menjadi PNS dihitung 1 (satu) mulai dari TMT melaksanakan tugas, dengan nilai rata-rata harus BAIK. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dibuat setelah 1 (satu) tahun atau lebih menjalankan masa percobaan sebagai PNS. CPNS yang menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun dan telah memenuhi syarat, tetapi karena sesuatu sebab belum diangkat menjadi PNS hanya dapat diangkat menjadi PNS apabila alasannya bukan karena kesalahan yang bersangkutan (Pasal 15). Dan usulannya harus mendapat persetujuan teknis Kepala Kantor Regional BKN.
30
Surat Edaran Kepala BAKN Nomor : 02/SE/1980 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
31
Tujuan dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan adalah untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang objektif dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil
Terhadap setiap Pegawai Negeri Sipil dilakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan sekali setahun oleh Pejabat Penilai
33
1). Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut : a. Amat Baik 91 100 b. Baik 76 90 c. Cukup 61 75 d. Sedang 51 60 e. Kurang 50 ke bawah 2). Pedoman dalam memberikan nilai pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, adalah sebagai tersebut dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini
35
1.Kesetiaan :
Yang dimaksud dengan kesetiaan disini adalah, ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah; Pada umumnya yang dimaksud dengan kesetiaan, adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab yang tercermin dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam perbuatan dalam melaksanakan tugas.
36
2. Prestasi Kerja :
Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang PNS dalam melaksanakan tugasyang dibebankan kepadanya; Pada umumnya prestasi kerja seorang PNS antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pengalaman, dan kesungguhan PNS yang bersangkutan.
37
3.Tanggung Jawab :
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang PNS menyelesaian pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
38
4.Ketaatan :
Ketaatan adalah kesanggupan seorang PNS untuk mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
39
5. Kejujuran :
Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
40
6. Kerja sama :
Kerja sama adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
41
7. Prakarsa :
Prakarsa, adalah kemampuan seorang PNS untuk mengambil keputusan, langkah-langkah, atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
42
8. Kepemimpinan :
Kepemimpinan, adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok, penilaian unsur kepemimpinan hanya dikenakan bagi PNS yang berpangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a keatas yang memangku suatu jabatan.
43
Kolom 7 Keputusan Atasan Pejabat Penilai atas Keberatan; Kolom 8 Keterangan-Keterangan; Kolom 9 Tanggal Pembuatan Oleh Pejabat Penilai; Kolom 10 Tanggal Diterima oleh PNS yang dinilai; Kolom 11 Tanggal Pengesahan oleh Atasan Pejabat Penilai.
45
Pasal 10
Kenaikan pangkat pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu, atau jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan.
Ketentuan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya sebagaimana dimaksud, yaitu : a. Dihitung sejak yang bersangkutan dilantik dalam jabatan yang definitif. b. Bersifat kumulatif tetapi tidak terputus dalam tingkat jabatan struktural yang sama. PNS yang diangkat dalam jabatan struktural dan pangkatnya masih satu tingkat di bawah jenjang pangkat terendah untuk jabatan yang diduduki tetapi telah 4 (empat) tahun atau lebih dalam pangkat terakhir yang dimilki, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi pada periode kenaikan pangkat setelah pelantikan apabila setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
50
PNS yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya telah mencapai jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat pilihan setingkat lebih tinggi, apabila : a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;dan b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. PNS yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya telah mencapai pangkat tertinggi dalam jenjang pangkat pada jabatannya, dapat diberikan kenaikan pangkat reguler berdasarkan ijazah yang dimilikinya sepanjang memenuhi syarat lainnya. Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah SK pengangkatan dalam jabatan terakhir + Surat Pernyataan Pelantikan; b. Fotocopy sah SK pangkat terakhir; c. Fotocopy sah DP-3 2 (dua) tahun terakhir; dll.
51
Kelengkapan Administrasi :
a. b. c. d. Fotocopy sah SK pengangkatan dalam jabatan terakhir; Fotocopy sah SK pangkat terakhir; Fotocopy sah DP-3 2 (dua) tahun terakhir; Asli Penetapan Angka Kredit PAK, dll.
52
Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya dapat melampaui pangkat atasan langsungnya. PNS yang menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan organiknya, tidak dapat diberikan kenaikan pangkat berdasarkan prestasi kerja luar biasa baiknya. Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir apabila menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Tembusan keputusan yang ditandatangani asli oleh Pejabat Pembina Kepegawaian tentang penetapan prestasi kerja luar biasa baiknya d. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir, dll.
54
d. PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara Pasal 16 (1) PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara, dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat dengan jenjang pangkat. (2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan pada saat yang bersangkutan telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir dan penilaian prestasi kerja dalam 1 (satu) tahun terakhir rata-rata bernilai baik (3) Ketentuan mengenai penemuan baru sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Presiden.
PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara dinaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat dengan jenjang pangkat Kenaikan pangkat bagi PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara diberikan tanpa terikat pada jabatan dan ketentuan ujian dinas.
55
Kenaikan pangkat bagi PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara dapat melampaui pangkat atasan langsungnya. Kriteria penemuan baru dan kriteria kemanfaatan terhadap Negara diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1981 dan peraturan pelaksanaannya diatur dengan SE Kepala BAKN dan Ketua LIPI Nomor 15/SE/1982 dan Nomor 704/KEP/J.10/1982 tanggal 27 Oktober 1982. Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir apabila menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Fotocopy sah keputusan tentang penemuan baru yang bermanfaat bagi Badan/Lembaga yang ditetapkan oleh Presiden; d. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir, dll.
56
b. Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu syarat yang diperlukan adalah sebagaimana tersebut dalam huruf a. Dalam mempertimbangkan kenaikan pangkat bagi PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara harus memperhatikan ketentuan sebagaimana diatur dalam SE Kepala BAKN Nomor 03/SE/1976 tanggal 1 Maret 1976 tentang PNS yang Menjadi Pejabat Negara, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Pilihan bagi PNS yang menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan organiknya : a. Fotocopy sah keputusan pengangkatan sebagai pejabat negara; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir; d. Fotocopy sah keputusan pemberhentian dari jabatan organiknya, dll
58
Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Pilihan bagi PNS yang menjadi Pejabat Negara dan tidak diberhentikan dari jabatan organiknya : - Bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu : a. Fotocopy sah keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir; d. Asli penetapan angka kredit bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu, dll. - Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu: a. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir, dll.
59
d. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III, dan masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang II/c. e. Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a. f. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah lain yang setara, Ijazah Magister (S2), atau Ijazah Spesialis I, dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang III/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. g. Ijazah Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, golongan ruang III/c.
61
(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat diberikan apabila : a. Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai Ijazah yang diperoleh; b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir; c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; d. Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu;dan e. Lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat. Memperoleh STTB/Ijazah termasuk bagi PNS yang telah memilki STTB/Ijazah yang diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi CPNS.
62
Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah dari STTB/Ijazah/Diploma; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir; d. Asli Penetapan Angka Kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu; e. Surat Keterangan Pejabat Pembina Kepegawaian serendahrendahnya pejabat eselon II tentang uraian tugas yang dibebankan kepada PNS yang bersangkutan kecuali bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu; f. Fotocopy sah surat tanda lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah kecuali bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu, dll.
63
g. PNS yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu
Pasal 19
(1) PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila : a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;dan b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. (2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu yang terakhir. Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir; a. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; b. Fotocopy sah keputusan/perintah untuk tugas belajar; c. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 2(dua) tahun terakhir, dll.
64
h. PNS yang telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar Pasal 20 (1) PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh : a. Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Ijazah Diploma II, dan masih berpangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; b. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi, atau Ijazah Diploma III dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang II/c; c. Ijazah sarjana (S1), atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a;
65
Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, dan Ijazah lain yang setara, Ijazah Magister (S2), atau Ijazah Spesialis I, dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang III/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b; e. Ijazah Doktor (S3) atau Spesialais II dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, golongan ruang III/c. (2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan apabila : a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir;dan b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Fotocopy sah kepututusan/perintah untuk tugas belajar; d. Fotocopy sah DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir; e. Fotocopy sah Ijazah/Diploma yang diperolehnya, dll.
66
d.
i. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu Pasal 21 (1) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan diluar instansi induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila : a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; dan b. Setiap unsur penilain prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. (2) Kenaikan pangkat bagi PNS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali. (3) PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang dipekerjakan di luar instansi induknya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi berdasarkan ketentuan pasal 13.
67
Kenaikan Pangkat bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar Instansi Induknya dan diangkat dalam Jabatan Pimpinan yang setelah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu. Yang dimaksud dengan dipekerjakan atau diperbantukan di luar Instansi Induknya adalah dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh pada negara sahabat atau badan internasional dan badan lain yang ditentukan oleh Pemerintah, misalnya Perusahaan Jawatan, PMI, Rumah Sakit Swasta, Badan-badan sosial, dan lembaga pendidikan. Kenaikan Pangkat bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar Instansi Induknya hanya dapat diberikan sebanyakbanyaknya 3 (tiga) kali kecuali bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pala lembaga kependidikan, sosial, kesehatan, dan perusahaan jawatan.
68
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar Instansi Induknya dan yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang untuk kenaikan pangkatnya harus memenuhi angka kredit, di samping syarat-syarat yang berlaku untuk kenaikan pangkat, setiap kali dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya berdasarkan ketentuan kenaikan pangkat bagi PNS yasng menduduki jabatan fungsional tertentu. Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir; b. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; c. Fotocopy sah keputusan tentang penugasan di luar instansi induknya; d. Tembusan penetapan angka kredit yang ditandatangani asli oleh pejabat penilai angka kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu; e. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 2(dua) tahun terakhir, dll.
69
Pasal 7 Kenaikan Pangkat Reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat diberikan setingkat lebih tinggi apabila : a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;dan b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. Pasal 8 Kenaikan Pangkat Reguler bagi PNS diberikan sampai dengan : a. Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar; b. Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; c. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama;
71
d. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 3 (tiga) tahun, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 4 (empat) tahun, Ijazah Diploma I, atau Ijazah Diploma II; e. Penata, golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Ijazah Diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi, atau Ijazah Bakaloreat; f. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki, Ijazah Sarjana (S1), atau Ijazah Diploma IV; g. Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki, Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara; h. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Doktor (S3); Kenaikan pangkat reguler diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsungnya.
72
PNS yang Kenaikan Pangkat Pegulernya mengakibatkan pindah golongan dari golongan II menjadi golongan III dan golongan III menjadi golongan IV, harus telah mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi PNS yang : a. Telah mengikuti dan lulus Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV untuk ujian dinas Tingkat I; b. Telah mengikuti dan lulus Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat III untuk ujian dinas Tingkat II; c. Telah memperoleh Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian dinas Tingkat I; d. Telah memperoleh Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah lain yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian Dinas Tingkat I atau Ujian Dinas Tingkat II.
73
Kelengkapan Administrasi : a. Fotocopy sah keputusan dalam pangkat terakhir; b. Fotocopy sah daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir; c . Fotocopy sah Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah/Diploma bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan; d. Fotocopy sah SK mutasi lainnya apabila terjadi perubahan data kepegawaian (misalnya SK Pindah Kerja, SK Alih Status, dan sebagainya); e. Fotocopy copy sah surat perintah tugas belajar (bagi PNS yang melaksanakan Tugas Belajar); f. Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya (bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induk), dll.
74
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induk secara penuh pada proyek pemerintah, organisasi profesi, negara sahabat, badan internasional, atau badan swasta yang ditentukan dapat diberikan kenaikan pangkat reguler sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali selama dalam penugasan/perbantuan, kecuali yang dipekerjakan atau diperbantukan pada lembaga pendidikan, sosial, kesehatan, dan perusahaan jawatan. Bagi PNS yang dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya pada Departemen, Kantor Menteri Negara, Kantor Menteri Koordinator, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Sekretariat Militer, Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Kepolisian Negara, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah Non Departemen/Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota, kenaikan pangkatnya tidak dibatasi 3(tiga) kali.
75
Kenaikan pangkat anumerta berlaku pada tanggal tewasnya PNS ybs. SK kenaikan pangkat anumerta sementara dibuat oleh PPK dan diusahakan agar dapat dibacakan pada saat pemakaman ybs. SK kenaikan pangkat anumerta sementara diteruskan kepada BKN untuk PNS Gol. I/a s.d. Gol. IV/b dan ke Presiden untuk PNS Gol. IV/c ke atas, untuk diterbitkan SK KPA.
77
Pangkat
Gol. Ruang
: : : : : : : : : : : : : : : : : I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
Pendidikan
SD / Sederajat SLTP / Sederajat SLTA / Sederajat D.II / Sederajat D.III / Sederajat D.IV / S.1 S.2, dr / Apt / Spes S.3, Spesialis II
Pangkat Puncak
II/a II/c III/b III/b III/c III/d IV/a IV/b
1. Juru Muda 2. Juru Muda Tingkat I 3. Juru 4. Juru Tingkat I 5. Pengatur Muda 6. Pengatur Muda Tingkat I 7. Pengatur 8. Pengatur Tingkat I 9. Penata Muda 10. Penata Muda Tingkat I 11. Penata 12. Penata Tingkat I 13. Pembina 14. Pembina Tingkat I 15. Pembina Utama Muda 16. Pembina Utama Madya 17. Pembina Utama
79
C. KEBIJAKAN PEMBINAAN PNS Sistem pembinaan PNS adalah perpaduan antara sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Sistem prestasi kerja adalah suatu sistem kepegawaian yang dalam kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam jabatan berdasarkan kriteria yang jelas sesuai Kompetensi dan prestasi kerjanya. Sistem karier adalah suatu sistem kepegawaian dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan dan pengembangan selanjutnya berdasarkan masa kerja, kesetiaan, ketaatan, pengabdian dan syarat-syarat obyektif lainnya.
81
Dalam pembinaan karier ada dua sistem : Sistem karier terbuka ialah terbuka kesempatan bagi pegawai lain diluar organisasi untuk menduduki jabatan yang lowong dalam organisasi tersebut. Sistem karier tertutup ialah suatu organisasi yang tertutup kesempatan bagi pegawai diluar organisasi tersebut untuk menduduki jabatan yang lowong.
82
Prinsip penempatan dalam jabatan adalah menempatkan seorang PNS yang tepat dalam jabatan yang tepat atau sesuai dengan kompetensinya. Jabatan Struktural bersifat manejerial sedang jabatan fungsional bersifat teknis Dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan seharusnya diperhatikan DP3, DUK, keahlian, perhatian (interest), kesetiaan pengalaman dapat dipercaya dan kemungkinan pengembangan.
84
Jafung
Jabatan Fungsional : 1. Fungsional Umum yaitu PNS yang belum menduduki jabatan struktural yang sebelumnya disebut pelaksana atau staff. 2. Fungsional Tertentu terdiri atas : - Jabatan Fungsional Tertentu kerana Profesi Contoh : Guru, Dokter, Perawat, Bidan dll. - Jabatan Fungsional Tertentu karena Keahlian (Teknis) Contoh : Auditor, Widyaiswara, Arsiparis dll.
85
MUTASI PINDAH Perpindahan adalah Mutasi Kepegawaian yang berakibat pada beralihnya jenis kepegawaian seorang PNS. Khusus di lingkungan Pemprov. Kalteng di atur dengan surat Gubernur Kalimantan Tengah Nomor : 824/967/III.4/BKPP tanggal 11 September 2008 perihal Prosedur dan Syarat Mutasi Pindah PNS Tenaga Guru, Penjaga Sekolah dan Tenaga Kesehatan serta PNS lainnya.
87
88
PERATURAN DISIPLIN
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kewajiban Psl 2 Larangan Psl 3 Sanksi Psl 6 Tata Cara Psl 9 Pengajuan Keberatan Psl 15 & 23 Berlakunya HD Psl 22
PELANGGARAN DISIPLIN
Setiap ucapan, tulisan, dan perbuatan yang melanggar ketentuan, baik dilakukan di dalam atau di luar jam kerja
HUKUMAN DISIPLIN
89
X menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas Y untuk memperbaiki dan mendidik pns yang melakukan pelanggaran disiplin
90
setiap ucapan tulian atau perbuatan yang melanggar ketentuan Peraturan Disiplin, baik di dalam maupun di luar jam kerja ucapan :
setiap kata-2 yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar orang lain ( rapat ceramah diskusi telepon TV rekaman alat komuni kasi lainnya dan lain-lain
tulisan :
pernyataan pkiran dan/atau perasaan secara tertulis baik dlm bentuk tulisan gambar coretan karikatur dan yang serupa dengan itu
91
X hukuman ringan
tegoran lisan tergoran tertulis pernyataan tdk puas secara tertulis
Y hukuman sedang
B penundaan kgb untuk paling lama 1 tahun B penurunan gaji sebesar 1 X kgb untuk paling lama 1 tahun B penundaan kp untuk paling lama 1 tahun
Z hukuman berat
B penurunan pkt 1 tkt lbh rendah paling lama 1 th B pembebasan dari jabatan B pemberhentian dh tdk atas permintaan sendiri B pemberhentian tidak dh
92
SISTEM PENGAJIAN DAN PENGHARGAAN A. PENGGAJIAN PNS Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Keduabelas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil Gaji adalah balas jasa dan penghargaan atas hasil kerja PNS
93
SISTEM PENGGAJIAN PNS DI INDONESIA ADALAH BERDASARKAN PERPADUAN ANTARA SISTEM SKALA TUNGGAL DAN SISTEM SKALA GANDA YANG DISEBUT DENGAN SISTEM SKALA GABUNGAN. SKALA TUNGGAL ADALAH MEMBERIKAN GAJI YANG SAMA KEPADA PEGAWAI YANG BERPANGKAT SAMA TIDAK BERDASARKAN BEBAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB. SKALA GANDA ADALAH PENGGAJIAN BUKAN HANYA BERDASARKAN PANGKAT TETAPI JUGA BERDASARKAN BEBAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB.
94
GAJI POKOK
Penetapan Gaji Pokok terbaru adalah berdasarkan PP No. 25 Tahun 2010 TMT 1-1-2010. Penetapan besarnya Pokok Gaji tersebut adalah berdasarkan pangkat / golongan ruang dan masa kerjanya masing-masing. Kepada PNS yang telah memenuhi syarat diberikan kenaikan Gaji Berkala setiap dua tahun sekali. Gaji Pokok untuk CPNS hanya diberikan 80 % dari Gaji Pokok yang diperuntukan bagi PNS. Masa kerja bagi CPNS dan PNS yang sebelum diangkat pernah bekerja pada Instansi Pemerintah akan diperhitungkan 100 %, sedangkan yang pernah bekerja pada lembaga Swasta diperhitungkan hanya 50 % dan maksimal 8 tahun (Pasal 13 ayat (2) PP No. 11 Tahun 2002).
95
TUNJANGAN
Disamping gaji pokok, PNS diberikan tunjangan : a. Tunjangan keluarga : - Tunjangan isteri/suami (tidak tanggung menanggung), sebesar 10 % - Tunjangan Anak hanya utk 2 orang msg-msg 2 % b. Tunjangan Jabatan Struktural dan tunjangan jabatan fungsional. c. Tunjangan pangan (beras 10 kg perjiwa) d. Tunjangan Tambahan Penghasilan. e. Tunjangan lauk-pauk Rp.15.000,-/hari TMT 1-1-2009
96
PENGHARGAAN PNS
Kepada PNS yang telah menunjukan kesetiaan dan prestasi kerja yang baik dapat diberikan penghargaan berupa tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa dan penghargaan lainnya. Tanda jasa yang diberikan berupa Satyalencana Karya Satya 10 Tahun, 20 Tahun dan 30 Tahun.
97
SISTEM PEMBERHENTIAN PNS UU No. 11 th 1969 ttg Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai; PP No.30 th 1980 ttg Peraturan Disiplin PNS; PP No.10 th 1983 jo PP No.45 th 1990 ttg Izin perkawinan dan perceraian PNS; PP No.32 th 1979 ttg Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; PP No.37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS menjadi Anggota atau Pengurus Partai Politik;
98
Atas permintaan sendiri; Karena mencapai batas usia pensiun; Karena penyederhanaan organisasi; Karena melakukan tindak pidana; Karena tidak cakap jasmani dan rohani; Karena meninggalkan tugas; Karena meninggal dunia atau hilang; Karena hal-hal lain.
99
A. PEMBERHENTIAN PNS ATAS PERMINTAAN SENDIRI Pada prinsipnya PNS yang bermohon berhenti, diberhentikan dengan hormat. Pemberhentian dapat ditunda apabila ybs terikat dalam kewajiban bekerja pada pemerintah dan masih terikat dalam hutang-piutang dengan pemerintah. Penundaan pemberhentian dapat paling lama 1 tahun untuk kepentingan dinas yang mendesak.
100
B. Mencapai BUP
PNS yg telah mencapai BUP (56 th), diberhentikan dengan hormat sebagai PNS (Ps.3 PP No.32/1979) BUP dpt diperpanjang bagi yg memangku jabatan tertentu seperti pejabat Eselon I dan Eselon II sampai dengan 60 tahun.
101
102
PNS diberhentikan tdk dg hormat sebagai PNS apabila dipidana penjara atau kurungan berdsrkan kep. pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum yg tetap karena:
Melakukan suatu tindak kejahatan jab. atau tdk. Pidana kejahatan yg ada hubungannya dg jabatan Melakukan suatu tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dlm pasal 104 s/d pasal 161 KUHP
104
PNS diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS apabila ternyata melakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila & UUD 1945 atau terlibat dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang negara & atau pemerintah.
105
PNS diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan per-UU-an yg berlaku apabila berdasarkan surat keterangan tim penguji kesehatan dinyatakan:
Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatan, atau Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya dan atau lingkungan kerjanya, atau Setelah berakhir cuti sakit, belum mampu bekerja kembali.
106
107
PNS yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan kepada istri/suami diberikan pensiun Janda/Duda. PNS yang hilang dianggap meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 sejak ybs dinyatakan hilang berdasarkan surat keterangan atau berita acara dari yang berwajib.
108
110
TUNJANGAN CACAT
Diatur dalam pasal 9 ayat (1) huruf b dan pasal 11 ayat (1) huruf b undang-undang nomor 11 tahun 1969 tentang pokok pensiun pegawai dan pensiun janda/duda pegawai. Tunjangan cacat diberikan kepada pensiun PNS yang diberhentikan karena cacat dalam menjalankan tugas.
111
UANG DUKA
SETIAP ISTRI ATAU SUAMI PNS YANG MENINGGAL DUNIA BERHAK ATAS UANG DUKA SEBESAR 3 X GAJI TERAKHIR YANG DITERIMANYA DAN SELANJUTNYA MENERIMA GAJI PENUH SELAMA EMPAT BULAN BERTURUTTURUT. SEDANGKAN PADA BULAN KELIMA SETELAH KEMATIAN DIBERIKAN PENSIUN JANDA ATAU PENSIUN DUDA SESUAI KETANTUAN YANG BERLAKU
112
Hak atas pensiun Diatur berdasarkan UndangUndang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai
113
(Kepres
116
117
67 Thn bg Hakim Mahkamah Konstitusi (UU No 24/2004) 70 Thn Guru Besar yg diusulkan & mendpt persetujuan dr Mendiknas (PP No 1/1994)
120
PENSIUN PNS
UU No. 11 Tahun 1969 ttg Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai, dalam konsideran menimbang menetapkan peraturan tentang pemberian pensiun-pegawai dan pensiun Janda/Duda sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa dalam dinas Pemerintah kepada pegawai negeri yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Pokok Kepegawaian No.18 Tahun 1961. 121
Pensiun :
(3).SK CPNS; (4).SK Kenaikan Pangkat Terakhir; (5).SK Jabatan Terakhir; (6).Keputusan Kenaikan Gaji Berkala Terakhir; (7).Kartu Pegawai; (8).Daftar Riwayat Pekerjaan; (9).Daftar Susunan Keluarga dan akte kelah.anak; (10).Akta Surat Nikah; (11).DP3 Tahun Terakhir; (12).Surat Pernyataan Tidak Pernah Dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Berat dalam 1 (satu) tahun terakhir (untuk kenaikan pkt pengabdian).
124
4. SK
Pensiun :
SK Pensiun paling lambat diterbitkan 3 (tiga) bulan sebelum PNS ybs diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun : (1).Untuk PNS Golongan I/a sampai dengan Golongan IV/b SK Pensiun diterbitkan oleh Kanreg VIII BKN Banjarmasin di Banjarbaru. (2).Untuk Golongan IV/c sampai dengan Golongan IV/e SK Pensiun diterbitkan Seskab dan SK dtt oleh Presiden atas Pertimbangan Teknis BKN.
125
7.Berakhirnya Hak Pensiun Janda/Duda : (1).Janda/Duda yang bersangkutan meninggal dunia. (2) Tidak ada lagi terdapat anak yang memenuhi syarat-syarat untuk menerimanya. 8.Hapusnya Pensiun Pegawai, Pensiun Janda/Dua : (1).Pensiun hapus apabila ybs manjadi tentara atau pegawai negeri suatu negara asing.
128
(2). Jika Ybs terlibat dalam suatu gerakan yang bertentangan dengan kesetiaan terhadap Negara, Haluan Negara, Pancasila dan UUD 1945. (3). Jika Ybs ternyata pada saat mengajukan usul pensiun menberikan data-data yang tidak benar atau memalsukan berkas padahal ybs sebenarnya tidak berhak atas pensiun.
129
131
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1966 Tentang PEMBERHENTIAN / PEMBERHENTIAN SEMENTARA PEGAWAI NEGERI
132
Yang dimaksud dengan pegawai Negeri menurut Peraturan ini adalah mereka, yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan diangkat, digaji menurut Peraturan Pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu jabatan Negeri oleh pejabat Negara atau Badan Negara yang berwenang.
1)
Untuk kepentingan peradilan seorang pegawai Negeri yang didakwa telah melakukan suatu kejahatan / pelanggaran jabatan dan berhubung dengan itu oleh pihak yang berwajib dikenakan tahanan sementara, mulai saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara Ketentuan menurut ayat (1) pasal ini dapat pula diperlakukan terhadap seorang pegawai Negeri yang oleh pihak berwajib dikenakan tahanan sementara karena didakwa telah melakukan suatu pelanggaran hukum pidana yang tidak menyangkut pada jabatannya dalam hal pelanggaran yang dilakukan itu berakibat hilangnya penghargaan dan kepercayaan atas diri pegawai yang bersangkutan atau hilangnya martabat serta wibawa pegawai itu.
2)
133
Seorang pegawai Negeri harus diberhentikan jika ia terbukti telah melakukan penyelewengan terhadap ideologi dan haluan Negara atau ia terbukti dengan sadar dan/ atau sengaja telah melakukan sesuatu yang merugikan kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara
134
1)
Kepada seorang pegawai Negeri yang dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 2 ayat (1) peraturan ini : a. Jika terdapat petunjuk-petunjuk yang cukup meyakinkan bahwa ia telah melakukan pelanggaran yang didakwakan atas dirinya mulai bulan berikutnya ia diberhentikan diberikan bagian gaji sebesar 50 % (lima puluh perseratus) dari gaji-pokok yang diterimanya terakhir b. Jika belum terdapat petunjuk-petunjuk yang jelas tentang yang dilakukannya pelanggaran yang didakwakan atas dirinya mulai bulan berikutnya ia diberhentikan diberikan bagian gaji sebesar 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari gaji pokok yang diterimanya terakhir Kepada seorang pegawai Negeri yang dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 2 ayat (2) peraturan ini mulai bulan berikutnya ia diberhentikan diberikan bagian gaji sebesar 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari gaji pokok yang diterimanya terakhir. Bagian gaji yang dimaksudkan dalam ayat (1) dan (2) diatas berjumlah paling rendah Rp. 200,- (dua ratus rupiah) sedangkan pecahan rupiah dibulatkan menjadi satu rupiah
135
2)
3)
Pegawai Negeri yang menerima bagian gaji menurut pasal 4 di atas mendapat tunjangan keluarga, tunjangan kemahalan umum, dan lain-lain kecuali tunjangan jabatan dan fasilitas yang ada hubungan langsung dengan jabatannya menurut peraturan yang berlaku dan dihitung atas dasar bagian gaji yang diterimanya
Untuk menghindarkan kerugian bagi keuangan Negara, maka perkara yang menyebabkan seorang pegawai Negeri dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 2 peraturan ini, harus diperiksa dalam waktu yang sesingkatsingkatnya agar dapat diambil keputusan yang tepat terhadap diri pegawai yang bersangkutan.
136
1.
Jika sudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib seorang pegawai negeri yang dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) peraturan ini ternyata tidak bersalah, maka pegawai itu harus segera diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatannya semula. Dalam hal yang demikian maka selama masa diberhentikan untuk sementara ia berhak mendapat gaji penuh serta penghasilan-penghasilan lain yang berhubungan dengan jabatannya.
2.
Jika sesudah pemeriksaan dimaksud pegawai yang bersangkutan ternyata bersalah, maka :
a. Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 2 ayat (1) harus diambil tindakan pemberhentian, sedangkan bagian gaji berikut tunjangan-tunjangan yang telah dibayarkan kepadanya tidak dipungut kembali. b. Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 2, ayat (2) jika perlu diambil tindakan harus diambil tindakan sesuai dengan pertimbangan/ keputusan Hakim yang mengambil keputusan dalam perkara yang menyangkut diri pegawai yang bersangkutan.
c. Dalam hal ini, maka mengenai gaji serta penghasilan lain diperlakukan ketentuan seperti tertera dalam ayat (1) dan (2) sub a pasal ini
137
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 1979 Tentang DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
138
Dalam Peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan : a. Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut Daftar Urut Kepangkatan adalah satu daftar yang memuat nama Pegawai Negeri Sipil dari suatu satuan organisasi Negara yang disusun menurut tingkatan kepangkatan; b. Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan adalah pejabat yang berwenang membuat dan memelihara Daftar Urut Kepangkatan; c. Atasan Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan adalah atasan langsung dari Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan
139
1). Daftar Urut Kepangkatan dibuat untuk seluruh Pegawai Negeri Sipil dari suatu satuan organisasi Negara. 2). Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi / Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dan pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden, membuat dan memelihara Daftar Urut Kepangkatan dalam lingkungannya masing-masing. 3). Daftar Urut Kepangkatan dibuat sekali setahun
140
1).Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), dapat men-delegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk membuat dan memelihara Daftar Urut Kepangkatan dalam lingkungannya masing-masing. 2).Pejabat yang dapat diberi wewenang untuk membuat dan memeli-hara Daftar Urut Kepangkatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), serendahrendahnya memangku jabatan strukturil Eselon V atau jabatan lain yang setingkat dengan itu
141
Ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan, secara berturut-turut adalah : a. pangkat ; b. jabatan; c. masa kerja; d. latihan jabatan; e. pendidikan, dan f. usia.
1) Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil, dihapuskan namanya dari Daftar Urut Kepangkatan 2) Pegawai Negeri Sipil yang pindah ke instansi lain, dihapuskan namanya dari Daftar Urut Kepangkatan dari instansi semula
142
1) Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan pada Daerah Otonom atau instansi Pemerintah lainnya, dicantumkan namanya dalam Daftar Urut Kepangkatan Daerah Otonom atau instansi yang bersangkutan. 2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara. sedang menjalankan tugas belajar, dipekerjakan atau diperbantukan pada instansi lain, sedang menjalankan cuti di luar tanggungan Negara. diberhentikan sementara, atau diberhentikan dari jabatan Negeri dengan mendapat uang tunggu, tetap dicantumkan namanya dalam Daftar Urut Kepangkatan instansi induk yang bersangkutan
Apabila dalam tahun yang bersangkutan terjadi mutasi kepegawaian yang mengakibatkan perubahan nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan, maka Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan mencatat perubahan itu dalam Daftar Urut Kepangkatan yang bersangkutan
143
DIKLAT PNS
Dasar Hukum : Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4910);
145
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pedoman Seleksi Calon Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (DIKLATPIM) Tingkat I, II, III, IV; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2002 tentang Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan di Jajaran Departemen Dalam Negeri dan Daerah. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 93.3/1053/Diklat tanggal 14 Agustus 2006 perihal Program Diklat Aparatur di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Tahun 2007.
146
IKATAN DINAS DAN TUGAS BELAJAR BERDASARKAN PERDA NOMOR 03 TAHUN 1986 TANGGAL 26 JUNI 1986 TENTANG IKATAN DINAS DAN TUGAS BELAJAR. PERUBAHAN PERDA TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR SEDANG DALAM PROSES.
147
INSTANSI PEMBINA
1.Instansi Pembina Diklat adalah Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang secara fungsional bertanggung jawab atas pengembangan dan pengawasan standar kompetensi jabatan serta pengendalian permanfaatan lulusan Diklat. 2.Penyelenggara Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan di lingkungan Departemen Dalam Negeri adalah Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri.
148
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa. c. Memantapkan semangat dan sikap pengabdian yang berorientasi pada : * Pelayanan * Pengayoman dan * Pemberdayaan masyarakat. d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir pada tugas demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
150
3. Pasal 2 Kepmendagri No. 38/2002 : (1). Diklat Prajabatan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, nidang tugas dan budaya organisasi agar mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat.
151
(2). Diklat Kepemimpinan bertujuan untuk : a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dilandasi kepribadian dan etika PNS. b.Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
152
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
153
e. Mencapai persyaratan atau kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural.
154
b. Diklat Teknis dan Fungsional : * Diklat Teknis adalah Diklat dibidang tugas masing-masing sebagai persyaratan kompetensi untuk pelaksanaan tugas PNS, contoh : Diklat Auditor, Diklat Widyaiswara, Diklat Peneliti dll. * Diklat Fungsional adalah Diklat untuk menunjang tugas PNS sesuai profesinya contoh : Diklat fungsional Bidang Kesehatan, Diklat Fungsional Tenaga Guru, Diklat Fungsional Kebidanan, dll.
156
157
158
WNI
Pancasila UUD 1945 UU Perkawinan No.1/1974 PP No.9/1975
PNS
UU No.8/1974 Jo UU No.43/1999 PP No.30/1980 PP No.10/1983 PP No.45/1990
159
MACAM-MACAM CUTI :
DIATUR DALAM PP NO. 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
CUTI TAHUNAN
(TELAH 1 TH BEKERJA; 12 HARI KERJA)
CUTI BESAR
(TELAH 6 TH BEKERJA; 3 BULAN)
CUTI SAKIT
(2 HARI; 2-14 HARI PAKAI SUKET DOKTER; 15 HARI S/D 1 TAHUN MENGAJUKAN CUTI TERTULIS + SUKET DOKTER, DPT DIPERPANJANG 6 BULAN; KALAU BELUM SEMBUH PNS TSB DIBERHENTIKAN DG HORMAT DAN MENDAPAT UANG TUNGGU SESUAI PERATURAN)
CUTI BERSALIN
(BAGI PNS WANITA UTK ANAK PERTAMA & KEDUA; ANAK KE 3 DST CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA)
160
161
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan PP Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 3 UU Nomor 1 Tahun 1974 : azas monogami dalam keadaan sangat terpaksa masih dimungkinkan seorang pria beristeri lebih dari seorang karena tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga bahagia kekal dan sejahtera maka UU ini menganut prinsip mempersukar terjadinya perceraian perceraian harus ada alasan tertentu dilakukan didepan sidang pengadilan
162
perkawinan sah adalah ikatan lahir bathin antara pria sah, & wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga / rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME dilakukan mnrt hkm masing-2 agamanya/kepercayaan kpd Tuhan YME dicatat mnrut peraturan per-u2an yang berlaku anak adalah anak yang dilahirkan dari perkawinan yng anak, sah, anak yang disahkan atau anak angkat gaji adalah penghasilan yang diterima oleh suami dan gaji, tidak terbatas pada penghasilan suami pada waktu terja dinya perceraian ( gaji pokok tunjangan kel tunjangn jabatan tpp tunjangan lainnya setelah dipotong iuran wajib )
163
PNS (janda duda ) yang melangsungkan perkawinan, secara hirarki wajib melapor secara tertulis kepada pejabat paling lambat 12 bulan apabila tidak melapor perkawinannya dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat
164
sebagai penggugat ~ secara hirarki wajib mengajukan izin sebagai tergugat ~ wajib memperoleh surat keterangan untuk melaksana kan perceraian : y melaporkan adanya gugatan dr isteri/suami y secara hirarki / prosedural y selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah me nerima gugatan perceraian dari isteri/suami
165
ka bkn
3 bulan
deputi
3 bulan
direktur
3 bulan
kasubdit
3 bulan
kasi
pns penggugat
166
kepala bkn
3 bulan
deputi
3 bulan
direktur
3 bulan
kasubdit
3 bulan 6 hari kerja memberitahukan
kasi
menerima panggilan dari pengadilan krn digugat cerai suami/isteri
pns tergugat
167
Setiap atasan yg menerima srt permintaan izin perceraian harus : berusaha merukunkan secara hirarki meneruskan permintaan izin kepada pejabat selambat-lambatnya 3 bln Pejabat harus mengambil keputusan selamba-lambatnya 3 bln, setelah berusaha merukunkan dulu. Atasan/pejabat yg menerima surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian harus melaksanakan tugas & wewenangnya seperti halnya menerima permintaan izin perceraian.
168
X salah satu pihak berzina Y salah satu pihak pemabuk pemadat penjudi yang sukar di sembuhkan Z salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 th berturut turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan sah serta tanpa me mberikan nafkah lahir bathin atau karena hal lain diluar kemampuannya [ salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 th atau huk yang l ebih berat secara terus menerus setelah perkawinan berlangsung \ salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat lahir bathin yang membahayakan pihak lain ] antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun dalam rumah tangga
169
Y surat pernyataan lurah / kades dan disahkan camat Z surat pernyataan 2 orang saksi dan disahkan camat atau surat keterangan dokter / polisi [ putusan pengadilan yang tetap \ dengan visum et repertum dari dokter pemerintah ] surat pernyataan lurah / kades disahkan camat
170
Ditolak
bertentangan dengan ajaran/peraturan agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME tidak ada alasan yang sah bertentangan dengan peraturan per-UU dan/atau alasan yang diajukan tidak masuk akal sehat
Diterima
tidak bertentangan dengan ajaran / peraturan agama / kepercayaan terhadap Tuhan YME ada alasan yang sah tidak bertentangan dgn peraturan per-UU dan/atau alasan yang diajukan masuk akal sehat
171
D 1/3 gaji u bekas isteri D 1/3 gaji u anak / anak2 bekas isteri dapat mengambil langsung bagian gaji yang menjadi haknya dari bendaharawan gaji / menggunakan surat kuasa / meminta dikirim bendaharawan gaji wajib menyerahkan langsung bagian gaji untuk bekas isteri dan anak ( tanpa menunggu pengambilan gaji oleh PNS bekas suami ) apabila bekas isteri kawin lagi maka hak atas gaji hapus terhitung mulai tanggal perkawinan bekas isteri
bagian gaji dihentikan apabila bekas isteri kawin lagi atau anak berusia 21 th / 25 th ( sekolah ) atau punya penghasilan sendiri
172
Apabila bekas isteri kawin lg : hak atas bagian gaji hapus pada TMT ia kawin lagi. suami isteri yg melakukan perceraian keduanya PNS satu departemen/instansi berbeda masing2 wajib dpt izin tertulis/srt. Keterangan. Utk membantu pjbt melaksanakan kewajibannya dibentuk TIM PELAKSANAAN PP 10/1983 jo PP 45/1990 Pjbt hrs memberikan srt ket. utk melakukan perceraian Apabila dlm wkt yg ditentukan pjbt tdk menetapkan keputusan yg sifatnya : tdk mengabulkan tdk menolak atau tdk memberikan ket. utk melakukan perceraian, pjbt tsb dianggap telah menolak permintaan izin perceraian. Apabila hal tsb semata2 merupakan kelalaian pjbt dikenakan HD jenis berat.
173
tetap diberikan kepada bekas isteri apabila terbukti alasan isteri mengajukan gugat cerai karena dimadu atau suami terbukti
berzinah dan/atau telah melakukan kekejaman atau penganiayaan berat secara lahir/batin pemabuk penjudi pemadat dan / atau terbukti telah meninggalkan selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin dan tanpa alasan yg sah atau karena hal-hal lain diluar kemampuannya
174
SYARAT ALTERNATIF
isteri tdk dpt menjalankan kewajibannya sbg isteri krn sakit jas/roh yg sukar sembuh, dibuktikan dgn surat ket dr pemerintah isteri cacad badan/penyakit lain yg tdk dpt sembuh ( menyeluruh ), yg dibuktikan dgn surat ket dr pem isteri tdk dpt melahirkan anak stlh 10 th/lebih yg dibuktikan dgn surat ket dr pemerintah
SYARAT KUMULATIF
ada persetujuan tertulis yang dibuat secara iklas disahkan o/ atasan pns se-rendah2nya es IV mempunyai penghasilan cukup ada jaminan scara tertulis akan ber laku adil thdp isteri2 dan anak2nya
176
di tolak
@ bertentangan dgn agama/kepercayaan @ tdk memenuhi salah satu syarat alternatif @ tdk memenuhi syarat kumulatif @ alasan bertentangan dengan akal sehat @ mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan @ tdk btentangan dgn agama/kepercayaan @ memenuhi salah satu syarat alternatif @ memenuhi syarat kumulatif @ tdk bertentangan dgn per-undangan2an @ alasan tdk bertentangan dgn akal sehat @ tidak mengganggu tugas kedinasan
177
di teri ma
1. Menjadi isteri ke 2 3 4 2. Bersuami dua orang sekaligus, dan apabila ingin kawin lagi ybs harus menceraikan lebih dulu suaminya
178
X penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 tahun Y pembebasan dari jabatan Z pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri [ pemberhentian tidak dengan hormat
179
isteri/suami pns diberikan karis/karsu karis/karsu sebagai identitas isteri/suami berlaku selama menjadi isteri/suami pns tidak berlaku apabila pns berhenti tanpa hak pensiun apabila pns cerai, karis/karsu tdk berlaku dan apabila rujuk kembali berlaku lagi pns berhenti dgn hak pensiun, pensiunan meninggal masih berlaku selama masih ada janda/duda/anak isteri 1 ke 2 ke 3 ke 4 diberikan karis semuanya
180
181
182