You are on page 1of 39

PKriste ngembann di Seko( C SekolTUGIDAKT gan Modah Dasar ntextual Hengki(Peteah TinggMS AKHIK MET

l Pembelmelalui Teaching Olehijaya, r Wijay i Theolokassar2010

RDIK jaran Peendekata And Lear .TP)ia Jaffra didikann Kontek ing ). y 1 gamatual

(function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [7, 1, 4], "pageNum": 1};

// page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 1-f867688ee3 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_1"); pageParams.innerPageElem = document.getElementById("page1"); var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(1);

2 BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Judul Peranan agama dalam kehidupan manusia sangatlah penting karenaberhubungan dengan kehidupan rohani seseorang dengan keyakinannya kepadaTuhan. Peranan agama adalah menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatukehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan merupakan usaha agarmanusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan ataucara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkanuntuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan mulia (Indarto,2010)Hakikat Pendidikan Agama Kristen hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesiatahun 1999 adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangkamengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudusdapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yangdinyatakan dalam kehidupan seharihari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PendidikanAgama Kristen (PAK) memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tandaKerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas.Penerapan Kurikulum PAK 2006 yang berorientasi pada pencapaian kompetensidi bidang PAK yaitu mewujudkan model pembelajaran yang bertujuan mencapai transformasi nilai-nilai kristiani dalam kehidupan dan memberikan ruang yang samaterhadap keunikan yang berbeda dalam pengembangan pemahaman iman kristianisesuai dengan tingkat kemampuan serta daya kreativitas individu.Dalam pengajaran PAK , metode dan pendekatan serta model yang telah dipilih,merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan anak didik, sehingga setiappengajaran dan setiap uraian PAK yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar.Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah mata pelajaran Matapelajaran PAK bertujuan: (1) Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dankarya-karya-Nya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladaniAllah Tritunggal dalam hidupnya, (2) Menanamkan pemahaman tentang Allah dan (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 8, 6], "pageNum":

2}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 2-c808817659 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_2"); pageParams.innerPageElem = document.getElementById("page2"); var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(2);

3 karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya, (3)Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secarabertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik.Selama ini pembelajaran PAK cenderung kearah pembahasan tematik teoritik sehingga terkesan bahwa pengajaran PAK terdiri dari materi hafalan belaka. PadahalPendidikan Agama Kristen berbeda sekali dengan mata pelajaran lain karenaimplikasi PAK berisikan ajaran doktrin Kristen, norma dan didikan yang berfungsimemampukan peserta didik memahami kasih dan karya Allah dalam kehidupansehari-hari dan membantu peserta didik mentransformasikan nilai-nilai Kristianidalam kehidupan sehari-hari. Kecenderungan yang lain adalah motivasi belajar yang kurang dalammempelajari PAK karena adanya anggapan bahwa mata pelajaran PAK hanya untuk memenuhi syarat kelulusan saja dan berfaedah sebagai informasi tentang alkitab danpengenalan tentang Allah Trinitas dan karyaNya dan tidak dapat mengubah perilakudan karakter anak didik sebagaimana yang diharapkan setiap orang Kristen yaituserupa dengan gambar-Nya. Kecenderungan diatas dipengaruhi oleh cara gurusejarah dalam memberikan materi pelajaran PAK yang monoton dan membosankan.Pembelajaran PAK yang didominasi metode ceramah cenderung berorientasikepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan buku teks, serta jarangmengaitkan yang dibahas dengan masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupanKristiani dan pergumulan hidup sehari-hari. Hal ini akan memberikan dampak yangtidak baik bagi siswa karena siswa belajar hanya untuk ulangan atau ujian, sehinggapelajaran PAK dirasakan tidak bermanfaat, tidak menarik, dan membosankan olehsiswa, yang pada akhirnya tidak tercapainya tujuan PAK pada siswa khususnya siswaSMA yang nantinya diharapakan memiliki iman Kristiani yang kuat dan berakardalam Kristus untuk menghadapi tantangan dan pengaruh globalisasi yang semakinmenghimpit nilai-nilai Kristus.Perilaku belajar yang kurang produktif dan pembelajaran yang berorientasi padaterget penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangkapendek, tetapi gagal dalam membekali anak, memecahkan persoalan dalam kehidupanjangka panjang. Inilah yang terjadi disekolah-sekolah, jika perilaku belajar yang

(function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3], "pageNum": 3}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 3-4574608d5a // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_3"); pageParams.innerPageElem = document.getElementById("page3"); var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(3);

4 kurang produktif dan berorientasi pembelajaran pada penguasaan materi terjadi terusmenerus maka kualitas pendidikan akan semakin merosot (Nurhadi, 2003:1)Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak-anak belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah, belajar akan lebih bermaknajika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Paradigmapembelajaran berubah menjadi bersifat dari teacher centered menjadi student centered . Guru sedikit menjelaskan materi sedangkan siswa berusaha membuktikansendiri dari eksperimen yang difasilitasi oleh guru. Guru tidak lagi menjadi subyek utama, yang membawakan materi bahan dan menentukan jalannya pengajaran. Iatetap menjadi subyek. Salah satu alternatif pembelajaran yang menggunakanparadigma tersebut adalah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning yang disingkat CTL. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantusiswa mencapai tujuannya (Tim Depdiknas, 2002:2). Dengan kata lain, guru berperansebagai fasilitator, mentor, bahkan bapak/ibu rohani namun bukan sebagai sumberilmu pengetahuan satusatunya dalam proses belajar mengajar yaitu memberikanfasilitas kepada siswa, berupa strategi pembelajaran yang dapat membantu siswauntuk menemukan dan mengenal pribadi Allah Trinitas dan mengalami hubunganyang indah dengan-Nya dan siap menjadi saksi Kristus bagi sesama dan memuliakanTuhan dalam kehidupannya.Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu gurumengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa danmendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya denganpenerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan 7 (tujuh)komponen utama pembelajaran efektif yaitu konstruktivisme ( constructivisme), bertanya ( Questioning), menemukan ( inquiry ), masyarakat belajar

(learningcommunity), pemodelan (modelling), refleksi ( reflection ), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran melahirkan ide kreativitas daninovasi baru ini yang melibatkan siswa peserta didik untuk mengekspresikankasihnya kepada Allah Trinitas dan mengsyukuri karya-Nya dengan pengabdianmelalui ibadah sebelum memulai proses belajar mengajar dan bersaksi kemudian (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 4}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 4-51d00ea727 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_4"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/451d00ea727.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(4);

5 masuk dalam inti pembelajaran kontekstual yang akan dibahas lebih rinci pada isipembahasan model pembelajaran.Selama ini pemikiran peserta didik dan orang tua siswa menganggap PendidikanAgama Kristen hanyalah syarat untuk lulus dan tidak berharap bahwa anaknya dapatpula mengalami perubahan hidup setelah mengikuti mata pelajaran PAK ini tidak hanya dalam komunitas gereja, keluarga atau melalui kegiatan-kegiatan rohanilainnya. Melalui inovasi baru ini diharapkan merubah pemikiran konvensionalmasyarakat tentang PAK di Sekolah Dasar. Anak SD atau seumur untuk tingkatanSekolah Minggu difokuskan sebagai awal pendidikan dasar untuk memiliki pondasiyang kuat dalam iman dan pengenalan awal tentang Allah Trinitas. Hal ini akanberdampak pada generasi pelanjut visi gereja dan harapan orang tua tentang anak terdidik dalam Tuhan dalam hal ini tidak terlepas dari peranan Roh Kudus mendidik dan memimpin baik guru dan anak didik (Ul 6:4-9; Ef 4:6; Ams 22:6; 2 Tim 3:16).Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis dengan alasandiatas memilih judul Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan AgamaKristen di Sekolah Dasar melalui Pendekatan Kontekstual ( Contextual TeachingAnd Learning ).B. Konsep Pengembangan Pembelajaran Konsep pengembangan yang akan dijadikan landasan model pembelajaranadalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yangmembantu guru dalam

mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasidunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yangdimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari denganmelibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif (Nurhadi, 2002:5).Karakteristik pendekatan kontekstual, menurut Nurhadi (2002:20) bahwa adabeberapa karakteristik pembelajaran kontekstual yaitu :a. Adanya kerjasama, sharing dengan teman dan saling menunjang.b. Siswa aktif dan kritis, belajar dengan bergairah, menyenangkan dan tidak membosankan serta guru kreatif.c. Pembelajaran terintregasi, menggunakan berbagai sumber.d. Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa misalnya: peta,gambar,diagram dll. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 5, 6], "pageNum": 5}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 5-61448be2dc // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_5"); pageParams.contentUrl = "http://html2.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/561448be2dc.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(5);

6 e. Laporan kepada orang tua bukan sekedar raport akan tetapi hasil karya siswa,laporan praktikum dll.Untuk memahami pembelajaran kontekstual maka ada kata kunci dalampembelajaran kontekstual yaitu :a. Real World Learning , mengutamakan pengalaman nyata.b. Berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis dan kreatif serta guru mengarahkan.c. Pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, sertaadanya perubahan perilaku dan pembentukan manusia.d. Siswa praktek, bukan menghafal, learning bukan teaching , pendidikan bukanpengajaran.e. Memecahkan masalah dan berfikir tingkat tinggi.f. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.Proses pembelajaran yang sesuai dengan situasi belajar saat ini adalah konseppendekatan kontekstual menurut pandangan teori belajar konstruktivistik, ini lebihsebagai proses regulasi diri dalam menyelesikan konflik kognitif yang sering munculmelalui pengalaman konkrit, wacana kolaboratif, dan interpretasi. Belajar bermaknaterjadi melalui refleksi, resolusi konflik kognitif, dialog, penelitian, pengujianhipotesis, pengambilan keputusan, yang semuanya ditujukan untuk memperbaharuitingkat pemikiran individu sehingga menjadi semakin sempurna. Paradigmakonstruktivistik merupakan basis reformasi pendidikan saat ini. Menurut paradigmakonstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian

masalah,mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafalprosedur dan menggunakannya untuk memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaranlebih dicirikan oleh aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan, investigasi,hipotesis, dan model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri. Hal yang lebihpenting, bagaimana guru mendorong dan menerima otonomi siswa, investigasibertolak dari data mentah dan sumber-umber primer (bukan hanya buku teks),menghargai pikiran siswa, dialog, pencarian, dan teka-teki sebagai pengarahpembelajaran. Secara tradisional, pembelajaran telah dianggap sebagai bagianmenirukan suatu proses yang melibatkan pengulangan siswa, atau meniru-niruinformasi yang baru disajikan dalam laporan atau quis dan tes. Menurut paradigmakonstruktivistik, pembelajaran lebih diutamakan untuk membantu siswa dalam (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 6}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 6-69bf0d9f89 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_6"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/669bf0d9f89.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(6);

7 menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru. Untuk menginternalisasi serta dapat menerapkan pembelajaran menurut paradigmakonstruktivistik, terlebih dulu guru diharapkan dapat merubah pikiran sesuai denganpandangan konstruktivistik. Paradigma baru ini sangat sesuai dengan pengembanganmodel pembelajaran PAK saat ini karena berorientasi pada peserta didik danmelibatkan keaktifan dan kreativitas siswa untuk pengembangan diri dalam halkemampuan diri, panggilan dan karakter yang tentunya bersumber dari pengenalanTuhan melalui proses pembelajaran kontekstual.Adapun ciri-ciri praktek pembelajaran yang baik didukung oleh tenaga gurusebagai fasilisator yang memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Secaraumum, terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas konstruktivistik, yaitu (1)meletakkan permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa, (2) menyusunpembelajaran di sekitar konsep-konsep utama, (3) menghargai pandangan siswa, (4)materi pembelajaran menyesuaikan terhadap kebutuhan siswa, (5) menilaipembelajaran secara kontekstual. Guru konstruktivistik memiliki ciri-ciri sebagaiberikut:1. Menghargai otonomi dan inisiatif siswa.2. Menggunakan data primer dan bahan manipulatif dengan penekanan padaketerampilan berpikir kritis.3. Mengutamakan kinerja siswa berupa mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi,dan mengkreasi dalam mengerjakan tugas.4. Menyertakan respon siswa dalam pembelajaran dan mengubah model atau strategipembelajaran sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.5. Menggali pemahaman

siswa tentang konsep-konsep yang akan dibelajarkansebelum sharing pemahamannya tentang konsep-konsep tersebut.6. Menyediakan peluang kepada siswa untuk berdiskusi baik dengan dirinya maupundengan siswa yang lain.7. Mendorong sikap inquiry siswa dengan pertanyaan terbuka yang menuntut merekauntuk berpikir kritis dan berdiskusi antar temannya.8. Mengelaborasi respon awal siswa.9. Menyertakan siswa dalam pengalaman-pengalaman yang dapat menimbulkankontradiksi terhadap hipotesis awal mereka dan kemudian mendorong diskusi. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 7}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 7-cd8c9493da // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_7"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/7cd8c9493da.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(7);

8 10. Menyediakan kesempatan yang cukup kepada siswa dalam memikirkan danmengerjakan tugas-tugas.11. Menumbuhkan sikap ingin tahu siswa melalui penggunaan model pembelajaranyang beragam.Para guru diharapkan dapat belajar sepanjang hayat seirama dengan pengetahuanyang mereka perlukan untuk mendukung pekerjaannya serta menghadapi tantangandan kemajuan sains dan teknologi. Guru tidak diharuskan memiliki semuapengetahuan, tetapi hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup sesuai dengan yangmereka perlukan, di mana memperolehnya, dan bagaimana memaknainya. Para gurudiharapkan bertindak atas dasar berpikir yang mendalam, bertindak independen dankolaboratif satu sama lain, dan siap menyumbangkan pertimbangan-pertimbangankritis. Konsep pembelajaran tersebut meletakkan landasan yang meyakinkan bahwaperanan guru tidak lebih dari sebagai fasilitator, suatu posisi yang sesuai denganpandangan konstruktivistik. Tugas sebagai fasilitator relatif lebih berat dibandingkanhanya sebagai transmiter pembelajaran. Guru sebagai fasilitator akan memilikikonsekuensi langsung sebagai perancah, model, pelatih, dan pembimbing.Di samping sebagai fasilitator, secara lebih spesifik peranan guru dalampembelajaran adalah sebagai expert learners , sebagai manager , dan sebagai mediator .Sebagai

expert learners , guru diharapkan memiliki pemahaman mendalam tentangmateri pembelajaran, menyediakan waktu yang cukup untuk siswa, menyediakanmasalah dan alternatif solusi, memonitor proses belajar dan pembelajaran, merubahstrategi ketika siswa sulit mencapai tujuan, berusaha mencapai tujuan kognitif,metakognitif, afektif, dan psikomotor siswa.Hubungan praktek pembelajaran kontekstual dalam penerapannya dalamlingkungan kelas PAK sangat sesuai dengan strategi PAK dalam upaya untuk fungsikontrol moral bagi umat/masyarakat dalam memasuki era globalisasi yang saratdengan kejahatan dan dosa akibat arus informasi dan kemajuan teknologi yangsedemikian cepat dapat diakses melalui internet dan perangkat komunikasi lainnya.PAK sebagai bagian dari pilar gereja dimana aktivitas anak didik sepertiga waktudihabiskan di bangku sekolah dalam sehari. Oleh karena itu, Pendidikan AgamaKristen sangat bermanfaat bagi pertumbuhan rohani anak didik dan sebagai ketopongkeselamatn menghadapi arus globalisasi jaman yang semakin jahat. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 8}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 8-e9c2634b11 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_8"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/8e9c2634b11.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(8);

9 C. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Pengembangan model pembelajaran kontekstual yang menjadikan siswa sebagaipusat dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan minat siswa akan matapelajaran PAK dan mata pelajaran lain karena tidak mengandalkan metodekonvensional yaitu metode ceramah yang umumnya mnoton dan membosankan.Tetapi melalui pendekatan kontekstual maka siswa dapat menujukkan kemampuannyadan kerinduannya dalam melayani Tuhan dan mengekspresikan kasihnya kepadaTuhan dan tidak hanya mengenal tentang Tuhan dan ajaran-Nya tetapi mengalamihubungan yang indah dengan-Nya. Hal inilah yang akan menghasilkan transformasipribadi yang membawa pada tujuan penggenapan janji-Nya. Dalam prosespembelajaran maka peserta didik akan diproses oleh Roh Kudus untuk mengetahuipanggilan, pembentukan karakter dan kompetensi diri.Aspek-aspek yang dapat mendorong keberhasilan pengembangan modelpembelajaran adalah (1) Kondisi pembelajaran, (2) Metode Pembelajaran dan (3)Hasil pembelajaran (Abutarya,2007).Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar tidak hanyaditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan, tetapi dalam prosespembelajaran ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Nana Sudjana (1989:39)menyebutkan ada dua faktor yang mempengaruhi

proses pembelajaran yaitu :a. Faktor Internal : adalah fakta yang timbul pada dirinya sendiri atau dari dalam dirisiswa itu sendiri, misalnya keadaan fisik, minat dan tingkat kecerdasan.b. Faktor Eksternal : adalah fakta yang timbul dari luar individu atau diri siswa itusendiri, misalnya faktor lingkungan dan faktor sosial.Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono faktor yang mempengaruhi belajar siswameliputi :1). Faktor dari dalamFaktor dari dalam adalah faktor yang mempengaruhi belajar, berasal dari diri siswayang belajar. Faktor dari dalam yang dialami dan dihayati oleh siswa yangberpengaruh pada belajar siswa meliputi:a. Sikap terhadap belajarSikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yangmembawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3], "pageNum": 9}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 9-c4ba2f74c1 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_9"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/9c4ba2f74c1.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(9);

(function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9], "pageNum": 10}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 10-f4d543f390 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_10"); pageParams.contentUrl = "http://html3.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/10f4d543f390.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(10);

11 i. Cita-cita siswaCita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu ditanamkan. Penanaman pemilikan danpencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai darihal yang sederhana ke yang lebih sulit (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 239-247).2). Faktor dari luarFaktor dari luar yaitu faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar yangberasal dari luar diri anak/ siswa yang belajar. Faktor ini meliputi :a. Guru sebagi pembina

siswa belajarGuru adalah pengajar yang mendidik. Sebagai pendidik, guru memusatkanperhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan semangat belajaryang merupakan wujud emansipasi siswa. Sebagai pengajar, guru bertugasmengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.b. Prasarana dan sarana pembelajaranPrasarana pembelajaran meliputi: gedung sekolah, ruang belajar, ruang ibadah,lapangan olah raga, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaranmeliputi: buku pelajaran, buku bacaan, fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagaimedia pengajaran yang lain.c. Kebijaksanaan penilaianHasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah, dan tingkat nasional. Keputusan hasil belajarmerupakan puncak harapan siswa. Oleh karena itu, sekolah dan guru diharapkanberlaku arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.d. Lingkungan sosial siswa di sekolahSiswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan yang dikenaldengan lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan tersebut, ditemukan adanyakedudukan dan peran sehingga di dalamnya terjadi pergaulan, seperti hubunganakrab, kerjasama, kompetisi, konflik dan perkelahian.e. Kurikulum sekolahAdanya perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah bagi guru dan siswa.Bagi Guru, perlu adanya perubahan pembelajaran. Bagi siswa, perlu mempelajaricara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru (Dimyati danMudjiono, 1999 : 247-254). (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9], "pageNum": 11}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 11-5cad37241a // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_11"); pageParams.contentUrl = "http://html2.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/115cad37241a.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(11);

12 BAB IIURAIAN MATERI A. Gagasan Isi Pembelajaran Mengingat model pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang akandikembangkan adalah bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang religius danmemiliki hikmat Roh Kudus yang berbeda dengan pendidikan pada umumnya. Modelpembelajaran dalam proses belajar mengajar menggunakan pendekatan kontekstualyang berpusat pada siswa. Penerapan model ini dilakukan pada siswa Sekolah Dasaryang diupayakan dapat memiliki daya pikir konstruktivisme yang bercirikan yaitumembangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar padapengetahuan awal dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksibukan menerima pengetahuan. Permasalahan yang dihadapi siswa-

siswa yangdihasilkan hanya memiliki intelektual namun kreativitas dan religious yang tidak seimbang mengakibatkan moral dan karakter yang bertentangan dengan ajaran danperintah Tuhan.Sebagai murid Tuhan Yesus pengembangan model pembelajaran PAK inidikemas dengan memasukkan teladan Yesus Kristus yaitu beribadah meliputi doa,pujian, penyembahan dan bersaksi atas anugerah yang diberikan oleh Allah kepadaumat manusia. Arah yang ingin dicapai menuju transformasi diri yang melakukannilai-nilai Kristiani dalam menjalani kehidupan ini.Dalam uraian materi ini akan dijelaskan kegiatan awal belajar (termasuk keaktifansiswa terlibat dalam merencankan dan menyusun liturgi ibadah danmengaplikasikannya di dalam kelas), menyusun rencana pembelajaran berbasiskontekstual sebagai kegiatan inti belajar, dan kegiatan akhir. Model pembelajaran inididukung oleh berbagai ilmu seperti ilmu teologi, seni, komunikasi, kepribadian.Melalui model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mengeksplorisasipengetahuan dan pengalaman pribadinya bersama Tuhan melalui mata pelajaran PAKdan menjadi perenungan pribadi yang mampu diimplementasikan dalam kehidupansiswa sebagai anak-anak Tuhan. Selain itu, hasil belajar dapat dievaluasi tidak hanyadengan hasil tes dan diskusi namun diharapkan dapat dilihat pada perubahan perilakuatau didapati buah yang tetap dalam kehidupan Kristiani jaman ini. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 8], "pageNum": 12}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 12-7e90bcd001 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_12"); pageParams.contentUrl = "http://html3.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/127e90bcd001.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(12);

B. Ta tujseEsyasebeprolmte19kemprpehise apan Pros Belajar muan yang dluruhnya tertiningsih (2ng meliputiInput merumlah matlajar. Dari s oses belajarh guru. Prmpelajarihadap tinda94:16).Oleh karelas dengan ilakukan peasyarat yanndekatan/strrarkis modbagai beriku es Belajar ngandungiharapkan.letak pada004) padayaitu input,pakan kejri prasyaregi guru, pryang meruposes belajabahan belak mengajara itu, mataibadah danrsiapan yanberkaitanategi/metodl pembelajt: engajar

arti bahwai tingkat ssaha guruumumnyaproses dandian pertat dari konoses belajarakan prosesr tersebutar. Perilak atau tindak pelajaran Piswa-siswag harus didengan PAe/teknik daran yang tesiswa aktif kolah dasantuk memaroses belajutput siswaa yang meep yang atersebut dainternal siserlihat banu belajar pembelajaraAK diupayyang terlibencanakanK yang teln sarana berdiri atas bemelakukankeberhasilhami prosesr mengajarsetelah belnggambark an dipelajpat diamatia yang dapak melaluiersebut mn dari gurukan dan dit. Sedangk dengan baih dimilikilajar. Untuberapa tahakegiatan bn belajar sibelajar sisterdiri atajar.n siswa yari, sikap dsecara langat diamati di perilakurupakan r(Dimyati daiasakan unn dari pihak meliputileh siswa, k lebih jeladapat div 1lajar sesuaswa hampea. Menuru3 kejadiang memilik an motivasung, artinyan dipahamiswa ketik spon siswn Mudjionouk memulaguru harupengetahuamenetapkasnya, posisisualisasika irt ii i ,i i

(function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [7, 1], "pageNum": 13}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 13-b91c84513a // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_13"); pageParams.contentUrl = "http://html2.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/13b91c84513a.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(13);

14 C. Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencanakegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apayang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akandipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapaitujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authenticassessmennya. Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencanapribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajarankonvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yangmembedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensionallebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional),sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenariopembelajarannya.Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut.1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatansiswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar,Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar.2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamatipartisipasinya dalam pembelajaran.Menurut Nurhadi (2002:3) ada kecenderungan pemikiran tentang belajar, adapundalam pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikirantentang brlajar sebagai berikut :a.

Proses BelajarBelajar tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi mengkonstruksikanpengetahuan di benak mereka sendiri, anak belajar dari mengalami. Anak mencatatsendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi saja oleh guru.Siswa dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 2], "pageNum": 14}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 14-039a185cdf // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_14"); pageParams.contentUrl = "http://html3.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/14039a185cdf.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(14);

15 dirinya dan bergelut dengan ide-ide, sehingga proses belajar dapat mengubah otak,perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasipengetahuan dan keterampilan seseorang.b. Transfer BelajarSiswa belajar dan mengalami sendiri, bukan pemberian orang lain, pengetahuandiperluas dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit. Siswa tahu untuk apa iabelajar dan bagaimana ia menggunakannya.c. Siswa sebagai pembelajarKecenderungan manusia untuk belajar dalam bidang tertentu, belajar dengan cepathal-hal baru. Strategi belajar sangat penting, karena anak dengan mudahmempelajari sesuatu yang baru.d. Pentingnya lingkungan belajarBelajar efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Adapunhal-hal yang terkait dengan lingkungan belajar adalah:1). Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakanpengetahuan baru mereka dengan mementingkan strategi belajar daripadahasilnya.2). Umpan balik sangat penting bagi siswa, yang berasal dari prosespenilaian yang sebenarnya ( assessment). 3). Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itupenting.Menurut Nurhadi (2002: 10) bahwa pendekatan pembelajarankontekstual memiliki tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitusebagai berikut :a. Konstruktivisme (Constructivisme )Konstruktivisme (Constructivisme ) merupakan landasan berfikir atau filosofipendekatan kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusi sedikit demisedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,ataukaidah yang siap untuk diambil dan diingat, manusia harus

mengkonstruksipengetahuan itu dan member makna melalui pengalaman nyata. Oleh karena itupembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 15}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 15-06f101175b // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_15"); pageParams.contentUrl = "http://html2.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/1506f101175b.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(15);

16 pengetahuan saja. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiripengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran, siswamenjadi pusat kegiatan bukan guru. Tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebutdengan :1) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenyasendiri.3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri.Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman, pemahaman berkembangsemakin dalam dan kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru.b. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual.Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh bukan hasil mengingat tetapi hasil darimenemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk padakegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.Langkah-langkah kegiatan inquiry: 1) Merumuskan masalahMisalnya : Yesus Kristus Tuhan yang memunculkan masalah mengapa Yesusadalah Tuhan sementara yang lainnya hanya menyebutnya nabi? Apakah benarYesus disalibkan dan bangkit ?2) Mengamati atau observasi(a) Membaca alkitab, buku rohani, artikel, film rohani atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.(b) Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atauobjek yang diamati.3) Menganalisa dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,tabel, dan karya lainnya.(a) Siswa membuat karya tulis tentang Yesus Kristus adalah Tuhan(b) Siswa bersaksi bahwa Yesus Kristus Tuhan(c) Siswa dapat berkreasi membuat lagu atau berkhotbah tentang Yesus.4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, temansekelas, guru atau audien yang lain. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 16}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128

// page.page_name : 16-86eccbce65 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_16"); pageParams.contentUrl = "http://html3.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/1686eccbce65.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(16);

17 (a) Karya siswa disampaikan didepan teman sekelas untuk didiskusikan.(b) Memunculkan ide-ide baru dalam tata ibadah sesuai pimpinan Roh Kudus.(c) Melakukan refleksi yaitu perenungan dan rasa syukur atas keselamatan yangdiperoleh dari Tuhan Yesus.(d) Menempelkan gambar, karya tulis, dan sejenisnya di dinding kelas.c. Bertanya ( Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya.Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis.2) Mengecek pemahaman siswa3) Membangkitkan respon kepada siswa4). Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa6) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru7) Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa8) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.Bertanya dapat diterapkan di kelas; antara siswa dengan siswa, antara siswa denganguru, antara siswa dan orang lain yang didatangkan ke kelas.d. Masyarakat Belajar ( Learning Community) Pengetahuan diperoleh dari hasil bekerjasama dengan orang lain. Hasil belajardiperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok, dan yang antara tahu ke yangbelum tahu. Di ruang kelas ini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semuaadalah anggota masyarakat belajar.Penerapan masyarakat belajar dalam pembelajaran terwujud dalam :a) Pembentukan kelompok kecilb) Pembentukan kelompok besarc) Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, olahragawan, perawat, dsb).d) Bekerja dengan kelas derajate) Bekerja dengan masyarakatf) Belajar kelompok dengan kelas diatasnya. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 17}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 17-f91dea5ffd // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_17"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/17f91dea5ffd.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True');

Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(17);

(function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6], "pageNum": 18}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 18-e6d297f9f3 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_18"); pageParams.contentUrl = "http://html1.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/18e6d297f9f3.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(18);

19 penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman atau orang lain. Karakteristik Authentic Assessment :1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.3) Yang diukur ketrampilan dan performens, bukan mengingat fakta.4) Berkesinambungan5) Terintegrasi6) Dapat digunakan sebagai feedback. Hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa PAK yaitumelalui: proyek, PR, kuis, presentasi, demonstrasi, laporan, hasil tes tulis, karyatulis dan perubahan karakter. Intinya dengan Authentic Assessment, pertanyaanyang ingin dijawab adalah apakah anakanak belajar, bukan apa yang sdahdiketahui?. Jadi siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai cara. Tidak meluludari hasil ulangan tulis.Menurut Nurhadi (2002: 10) bahwa suatu kelas dikatakan menggunakanpendekatan pembelajaran kontekstual (CTL), jika menerapkan ketujuh komponenbelajar aktif dalam pembelajarannya. Untuk melaksanakan hal tersebut tidak sulit.CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yangbagaimanapun keadaannya. Penerapan pembelajaran kontekstual dalam kelas cukupmudah. Secara garis besar langkahnya sebagai berikut :a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengancara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiripengetahuan dan ketrampilan barunya.b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.d. Ciptakan Masyarakat Belajar (belajar dengan kelompok-kelompok).e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6, 3], "pageNum": 19}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128

// page.page_name : 19-209b5e88af // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_19"); pageParams.contentUrl = "http://html3.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/19209b5e88af.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(19);

20 Berdasarkan Sukayati,2004 pada dasarnya rencana pembelajaran memuat 4 komponenpokok sebagai berikut.1. Identitas mata pelajaran yang meliputi : nama mata pelajaran, kelas dan alokasiwaktu.2. Kompetensi yang akan dicapai siswaa. Standar kompetensi yaitu kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkatpenguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaranPAK.b. Kompetensi DasarKompetensi dasar merupakan jabaran dari standar kompetensi yaitu gambarandari pengetahuan, pengetahuan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapatdiperagakan oleh siswa yang ada pada kurikulum PAK.c. Indikator Pencapaian KompetensiMerupakan cirri atau tanda-tanda pencapaian hasil belajar berupa kompetensidasar yang lebih spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaianhasil belajar.d. Kompetensi prasyarat yang harus sudah dikuasai siswaMerupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa untuk mencapaikompetensi berikutnya.3. Materi pokok beserta uraiannyaMerupakan pokok-pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa sebagai saranapencapaian kemampuan dasar. Materi pokok dapat diuraikan menjadi sub-submateri.4. Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran merupakan kegiatan yang secara kongkret harus dilakukanoleh siswa dalam berinteraksi dengan materi pelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar.Dalam perencanaan pembelajaran juga dibutuhkan media, sumber bahan dan alat danbahan bacaan lainnya yang terkait dengan mata pelajaran untuk mendukung prosespembelajaran dan guru juga melakukan penilaian dan hasil belajar sementara ditindak lanjuti dengan melihat kompetensi dasar siswamisalnya remidi atau pengulangan. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 2], "pageNum": 20}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128

// page.page_name : 20-aa79a112b4 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_20"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/20aa79a112b4.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(20);

21 D. Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kontekstual 1. Metode Pembelajaran Strategi pembelajaran berbasis kontekstual sebenarnya menganut pendekatanindividual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi juga mengakui dan memberikan layanan sesuaidengan perbedaan-perbedaan individual peserta didik, sehingga pembelajaranmemungkinkan berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secaraoptimal.Adapun langkah-langkahnya adalah : mengidentifikasi prasyarat (prerequisite), membuat tes untuk mengukur perkembangan dan pencapaian kompetensi, mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran berbasiskontekstual adalah pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman atausejawat (peer instruction) , dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai jenismetode (multi metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok. 2. Peran Guru Strategi pembelajaran berbasis kontekstual menekankan pada peran atautanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan peserta didik secaraindividual. Pendekatan yang digunakan mendekati model Personalized System of Instruction (PSI) yang lebih menekankan pada interaksi antara peserta didik denganmateri/objek belajar. Peran guru harus intensif dalam hal-hal berikut: Menjabarkan/memecah KD (Kompetensi Dasar) ke dalam satuan-satuan (unit-unit) yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan prasyaratnya.

Mengembangkan indikator berdasarkan SK/KD. Menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk yang bervariasi Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik Menilai perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi (kognitif,psikomotor, dan afektif) Menggunakan teknik diagnostik Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yangmengalami kesulitan (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 0, 2, 6], "pageNum": 21}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 21-2d4f70d8dd // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_21"); pageParams.contentUrl = "http://html3.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/212d4f70d8dd.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(21);

22 3. Peran Peserta didik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memiliki pendekatan berbasiskompetensi sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran peserta didik sebagaisubjek didik. Fokus program pembelajaran bukan pada Guru dan yang akandikerjakannya melainkan pada Peserta didik dan yang akan dikerjakannya. Olehkarena itu, pembelajaran tuntas memungkinkan peserta didik lebih leluasa dalammenentukan jumlah waktu belajar yang diperlukan. Artinya, peserta didik diberikebebasan dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensinya. Kemajuanpeserta didik sangat bertumpu pada usaha serta ketekunannya secara individual.

4. Evaluasi Penting untuk dicatat bahwa ketuntasan belajar dalam KTSP ditetapkan denganpenilaian acuan patokan (criterion referenced) pada setiap kompetensi dasar dantidak ditetapkan berdasarkan norma (norm referenced) . Dalam hal ini batasketuntasan belajar harus ditetapkan oleh guru, misalnya apakah peserta didik harusmencapai nilai 75, 65, 55, atau sampai nilai berapa seorang peserta didik dinyatakatan mencapai ketuntasan dalam belajar.Sistem evaluasi menggunakan penilaian berkelanjutan, yang ciri-cirinyaadalah: Ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap Kompetensi Dasar Ulangan dapat dilaksanakan terdiri atas satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD) Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedialdan program pengayaan. Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotor Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti pengamatan,kuesioner, dsb.Sistem penilaian mencakup jenis tagihan serta bentuk instrumen/soal. Dalampembelajaran tuntas tes diusahakan disusun berdasarkan indikator sebagai alatdiagnosis terhadap program pembelajaran. Mengingat kecepatan tiap-tiap pesertadidik dalam pencapaian KD tidak sama, maka dalam pembelajaran terjadiperbedaan kecepatan belajar antara peserta didik yang sangat pandai dan pandai,dengan yang kurang pandai dalam pencapaian kompetensi. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 6, 0, 2], "pageNum": 22}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 22-df11cc2273 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_22"); pageParams.contentUrl = "http://html2.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/22df11cc2273.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(22);

23 BAB IIIKESIMPULAN Berdasarkan uraian materi metode pembelajaran dan studi referensi maka dapatdisimpulkan yaitu:1. Pengembangan model pembelajaran berbasis kontekstual memberikan dampak positif pada potensi siswa sebagai pusat pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif dan guru sebagai fasilitator, manager dan mentor yang dapat memotivasi belajar danprestasi serta kompetensi siswa dan mampu memotivasi untuk tertarik mempelajariPendidikan Agama Kristen.2. Berdasarkan kajian, penelitian dan makalah yang ada maka pengembangan modelpembelajaran melalui pendekatan kontekstual menunjukkan hasil belajar yangsignifikan yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional baik secarakuantitatif dan kualitatif pada siswa mata pelajaran apapun.3. Pengembangan model pembelajaran berbasis kontekstual akan memberikankontribusi positif untuk peningkatan hasil belajar siswa PAK dan membantu misigereja untuk menghasilkan generasi penerus yang mengasihi Tuhan dan itu adalahimpian semua orang termasuk orang tua, gereja dan masyarakat.4. Kepada guru bidang studi PAK sebaiknya mulai mengembangkan modelpembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam rangka menimbulkan motivasibelajar PAK dan pengembangan karakter Kristiani yang nantinya akan berpengaruhterhadap hasil belajar PAK siswa.5. Dalam model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual siswa diharapkan dapatmengembangkan dan menggunakan kemampuan masing-masing dalam mengkaitkanantara materi pelajaran PAK dengan mengamalkan dalam kehidupan nyata sehari-hari, karena jika siswa pasif dalam pendekatan kontekstual ini proses pembelajarantidak akan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Setiap Firman Tuhan yang dibaca,didengar dan dipelajari pada akhirnya harus dilaksanakan sebagai anak-anak Tuhan. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 2], "pageNum": 23}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 23-0b8af4e362 // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_23"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/230b8af4e362.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True');

Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(23);

24 DAFTAR PUSTAKA Abutarya, Endang. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dinas PendidikanMenengah dan Tinggi DKI Jakarta.Depdiknas. 2008. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tuntas (Mastery-Learning) Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. DirektoratPembinaan Sekolah Menengah Atas.Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Depdikbud. Indarto, 2010. Materi Kuliah Didaktik Metodik. Makassar : Sekolah Tinggi TheologiaJaffray. (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 6], "pageNum": 24}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 24-60e4ab174b // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_24"); pageParams.contentUrl = "http://html2.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/2460e4ab174b.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(24);

25 Heriyanto. 2005. Contextual Teaching And Learning (Pembelajaran Kontekstual ).Makalah disajikan dalam SEMILOKA Nasional, Jurusan Geografi FIS UNNES 14-15 Februari.Nurhadi dan Agus Gerrard. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/ CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK . Surabaya : Universitas NegeriMalang.Nurhadi. 2002. Contextual Teaching And Learning . Jakarta : Depdiknas DirjenDikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.Ratnafuri, Dhina. 2007. Studi Komparasi Hasil Belajar antara Pendekatan Kontekstual(Contextual Teaching and

Learning) dengan Pendekatan Konvensional DalamPembelajaran Sejarah Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri I PejagoanKabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2006/ 2007 . Semarang : Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri SemarangSantyasa , I W. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif . Makalah . Disajikan dalampelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMP dan SMA di NusaPenida,29 Juni-1 Juli 2007.Sukayati. 2004. Contoh Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .Yogyakarta: Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SDJenjang Lanjut, 6-19 Agustus 2004. DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii BAB I . PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Judul ............................................................................................ 1 B. Konsep Pengembangan Pembelajaran ................................................................ 4 C. Pengembangan Model Pembelajaran .................................................................. 8 (function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 6, 3], "pageNum": 25}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 25-974df9600d // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_25"); pageParams.contentUrl = "http://html4.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/25974df9600d.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(25);

26 BAB II URAIAN MATERI ....................................................................................... 11 A. Gagasan Isi Pembelajaran ...................................................................................

11 B. Tahapan Proses Belajar Mengajar ..................................................................... 12 C. Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual ................................ 13 D. Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kontekstual ........................... 20 BAB III KESIMPULAN ............................................................................................ 22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23 Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan AgamaKristen Di Sekolah Dasar melalui pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)

(function() { var pageParams = {"origHeight": 1167, "origWidth": 902, "fonts": [9, 3, 5], "pageNum": 26}; // page.uuid : 502cjbyh6ou3gtt // page.page_request.cdn_path('html') : http://127.0.0.1:3128 // page.page_name : 26-0d25803beb // 'request_host': genserve pageParams.containerElem = document.getElementById("outer_page_26"); pageParams.contentUrl = "http://html3.scribdassets.com/502cjbyh6ou3gtt/pages/260d25803beb.jsonp"; var page = docManager.addPage(pageParams); })(); Scribd.Ads.addAttribute('FourGen', 'True'); Scribd.Ads.addBetweenPageUnit(26);

S E

O L A H HengkiINGGIMAOlehijaya,

THEOLASSAR2010

You might also like