You are on page 1of 21

Diklat IPA- 2010

Lembar Kerja Hukum Newton tentang Gerak (M-1)


I. Tujuan
Mampu memahami Hukum Newton tentang gerak.

II.

Indikator Penilaian
- Peserta diklat mampu memahami Hk. Newton I, II, dan III.

III.

Teori Dasar
Di dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai hal-hal yang berkaitan dengan gaya.

Pemahaman tentang gaya akan membantu memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan gaya. Pada saat mendorong mobil, mengangkat suatu benda, dan mengayuh sepeda, merupakan contoh gaya yang kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa sehari-hari gaya dapat diartikan tarikan atau dorongan, terutama yang dilakukan oleh otot-otot manusia. Dalam fisika, gaya dinyatakan dalam percepatan yang dialami oleh saatu benda bila diletakkan di lingkungan tertentu yang sesuai dengan hukum gaya tentang gerak. Hukum-hukum gaya dalam mekanika klasik diberikan oleh ilmuwan dari Inggris yang bernama Isaac Newton. Hukum I Newton menyatakan bahwa Setiap benda akan tetap berada pada keadaan diam atau bererak lurus beraturan, kecuali ia dipaksa untuk mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya yang berpengaruh padanya. Hukum pertama ini merupakan sifat kelembaman benda, artinya setiap benda mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan keadaannya semula. Hukum II Newton menyatakan bahwa Bila suatu benda bekerja suatu gaya maka pada benda akan timbul percepatan yang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis dinyatakan:

F = m.a

Dengan :

a = percepatan (m/s) m = massa (kg) F = gaya (N)

1 - 59

Diklat IPA- 2010 Hukum III Newton menyatakan bahwa Untuk setiap aksi selalu terdapat reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Aksi timbal balik satu terhadap yang lain antara dua benda selalu sama besar, dan berarah berlawanan. Secara matematis dinyatakan:

Faksi = Freaksi

Jika Anda mendorong benda dan melepasnya, benda tersebut lama-kelamaan akan berhenti. Benda akan mengalami perlambatan atau terdapat gaya berlawanan yang membuat benda tersebut berhenti. Besar gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan dan besarnya gaya normal (berat benda).

Percobaan A Tujuan
Menghitung percepatan gravitasi bumi

IV.A. Alat dan Bahan


1. Dinamometer, 1 buah 2. Batang statif 3. Timbangan 3 lengan 4. 3 buah benda yang berbeda ukuran

V.A.

Langkah Kerja
1. Timbanglah benda 1, benda 2, dan benda 3 sebanyak 5 kali! 2. Susunlah alat-alat percobaan seperti gambar berikut!

3. Gantungkan dan ukurlah gaya benda 1 sebanyak 5 kali pengukuran! 4. Ulangi langkah 3 untuk benda ke-2 dan ke-3! Catat hasilnya pada tabel 2 dan 3!

2 - 59

Diklat IPA- 2010 Tabel 1 : Benda 1 No. 1 2 3 4 5 Rata-rata Tabel 2 : Benda 2 No. 1 2 3 4 5 Rata-rata Tabel 3 : Benda 3 No. 1 2 3 4 5 Rata-rata Massa Benda (kg) Posisi awal Benda 3 (N) Posisi akhir Benda 3 (N) Selisih gaya Benda 3 (N) g (m/s2) Massa Benda (kg) Posisi awal Benda 2 (N) Posisi akhir Benda 2 (N) Selisih gaya Benda 2 (N) g (m/s2) Massa Benda (kg) Posisi awal Benda 1 (N) Posisi akhir Benda 1 (N) Selisih gaya Benda 1 (N) g (m/s2)

VI.A. Tugas
1. 2. Hitung harga rata-rata massa dan gaya pada benda1 dan benda 2! Hitung rata-rata percepatan gravitasi masing-masing benda!

Percobaan B Tujuan
Mencari besar percepatan sebuah benda

IV.B.

Alat dan Bahan


1. 2. Statif Penggaris

3 - 59

Diklat IPA- 2010 3. 4. 5. 6. 1 buah Dinamometer Timbangan Trolly Stopwatch

V.B.

Langkah Kerja
1. 2. Ukurlah massa troolly, massa benda 1 dan massa benda 2! Letakkan trolly di bidang datar! Letakkan benda 1 di atas trolly! Tariklah menggunakan dinamometer dengan gaya yang konstan sejauh 30 centimeter! 3. Lakukan langkah yang sama dengan langkah 2 untuk benda 2!

Tabel 4 No. 1 2 3 4 5 Rata2 M1(Kg) M2(Kg) F1 (N) F2 (N) a1 a2

VI.B.

Tugas
1. 2. 3. 4. Hitung harga rata-rata M1 dan M2! Hitung harga percepatan a1 dan a2! Hitung harga rata-rata a1 dan a2! Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan di atas?

4 - 59

Diklat IPA- 2010

Lembar Kerja Usaha dan Energi (M-2)


I. Tujuan
Memahami pengertian Usaha dan Energi.

II.

Indikator Penilaian
- Peserta diklat mampu memahami pengertian usaha dan energi - Peserta diklat dapat menentukan bearnya usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya

III.

Teori Dasar
Manusia dapat melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari karena adanya energi yang

diperoleh dari makanan yang berasal dari alam. Di alam terdapat banyak sumber energi, misalnya energi matahari, batubara, air, angin, radioaktif, dan lain-lain. Energi tersebut ada yang terbarui dan ada pula yang tidak dapat diperbarui. Energi yang dapat diperbarui misalnya energi angin, air, matahari. Energi tersebut banyak tersedia di alam. Energi yang tak terbarui adalah sumber energi yang terbatas jumlahnya di lam dan akan habis, misalnya minyak bumi, batubara, gas, dll Jika Anda mendorong mobil sehingga mobil tersebut berpindah tempat, atau mengangkut sekarung beras sehingga berpindah tempat masuk ke dalam mobil, maka Anda disebut telah melakukan usaha.. Usaha didefinisikan sebagai gaya (F) yang bekerja pada suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berpindah kedudukannya. Secara matematis usaha dituliskan W = F. s Di mana W F
s

= usaha (joule) = gaya (F) = perubahan jarak (m)

Kemampuan untuk melakukan usaha tiap satuan waktu atau kecepatan untuk melakukan usaha disebut Daya (P). Secara matematis daya dituliskan:

P = W/t

Dimana

P W t

= daya (watt) = usaha (juole) = waktu (sekon)

5 - 59

Diklat IPA- 2010

III.

Alat dan Bahan


1. Dinamometer 2. Penggaris 3. Balok percobaan 3 jenis 4. Stopwatch

IV.

Langkah Kerja
1. Letakkan balok di atas meja dan tariklah menggunakan dinamometer! Tarik perlahan-lahan dengan besar gaya yang konstan dengan jarak 20 cm! 2. Catat waktu yang terjadi sampai benda berhenti! 3. Gantilah balok dengan berat atau ukuran yang berbeda! Tandai balok-balok tersebut dengan menggunakan tanda tertentu, misalnya balok a, b, c, atau balok I, II, atau III! 4. Catat besarnya gaya, jarak tempuh, dan waktu pada tabel 3 di bawah! 5. Hitunglah besarnya gaya dan daya yang terjadi pada masing-masing-masing balok!

Tabel pengamatan

Nama Balok I II III IV. Diskusi

Gaya F (N)

Jarak (m)

Waktu (sekon)

Energi (joule)

Daya (watt)

1. Bagaimanakah besarnya usaha yang terjadi dengan semakin besarnya beban yang diberikan? 2. Bagaimanakah besarnya gaya terjadi dengan semakin besarnya, atau beratnya balok! 3. Apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan diatas? 4. Jika Anda mencoba mengangkat sebuah karung yang berat, akan tetapi karung tersebut tidak beranjak sedikitpun pada tempatnya, apakah Anda disebut telah melakukan usaha?

6 - 59

Diklat IPA- 2010

Lembar Kerja Fluida Hukum Archimedes (F 1)


I. Tujuan
Peserta diklat mampu memahami hukum Archimedes, menyelidiki hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.

II.
-

Indikator Penilaian
Peserta diklat mampu merangkai alat dan bahan sesuai lembar kerja. Peserta diklat mampu memahami hukum Archimedes.

III.

Teori Dasar
Tentunya Anda pernah memasukkan benda ke dalam air. Ada tiga kemungkinan pada benda

tersebut, yaitu terapung, melayang, atau tenggelam. Tahukah Anda mengapa sebuah kapal layar/kapal laut dapat mengapung di atas air? Padahal, kapal tersebut tentunya mempunyai berat yang besar, mengapa tidak tenggelam? Hal itu berhubungan dengan hokum-hukum fisika, untuk mengetahuinya pelajarilah uraian berikut. Jika sebuah benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida (cairan atau gas) yang diam, fluida tersebut akan mengerahkan tekanan pada setiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan benda tersebut. Resultan semua gaya yang bekerja adalah sebuah gaya yang mengarah ke atas, yang dinamakan gaya angkat ke atas atau gaya apung. Tentunya Anda telah mempelajari tentang pengertian gaya dan tekanan. Gaya secara singkat diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang bekerja pada sebuah titik benda. Tekanan / stress adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu satuan luas. Secara matematis tekanan dituliskan sebagai berikut.

P=F/s

Dimana :

P = tekanan (Pascal) F = gaya (Newton) s = luas permukaan benda yang dikenai gaya (m2)

7 - 59

Diklat IPA- 2010 Archimedes menyimpulkan dengan percobaannya bahwa, jika sebuah benda yang seluruhnya atau sebagian tercelup di dalam suatu fluida akan diapungkan ke atas dengan gaya yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Secara matematis dituliskan. Berat air yang dipindahkan = gaya ke atas. W = Fa mg = Vg

Dimana :

W = Berat air yang dipindahkan (N) Fa = Gaya angkat ke atas (N) m = Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s2) = Massa jenis benda (kg/m3) V = Volume benda yang tercelup (m3)

IV.

Alat dan Bahan


1. Perlengkapan statif 2. Neraca pegas 3. Tiga buah beban 4. Bejana luber/berpancuran 5. Gelas kimia 2 buah 6. Timbangan 7. Air

V.

Langkah Kerja
1. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar!

Bejana luber

Statif

8 - 59

Diklat IPA- 2010 2. Gantung sebuah beban pada neraca pegas dan catat berat beban yang ditunjukkan pada neraca pegas (wo)! 3. Timbang massa (mo) gelas ukur dalam keadaan kosong! 4. Tempatkan gelas ukur di bawah pipa pancur dari bejana berpancuran! 5. Turunkan balok pendukung sampai beban seluruhnya tercelup ke dalam air! 6. Tunggu sampai air tidak tumpah lagi, kemudian catat penunjukkan berat beban (w1) saat berada di dalam air! 7. Timbang massa (m1), yakni massa gelas ukur dan massa air tumpahan! 8. Ulangi langkah diatas untuk benda 2 dan benda 3! 9. Hitunglah massa air yang dipindahkan oleh beban, ma = m1 mo 10.Dengan percepatan gravitasi g = 10 m/s2, hitunglah berat air yang dipindahkan (wa = ma.g)! 11.Jika gaya keatas Fa = w0 w1, bandingkan Fa dengan wa!

1 1 2 3 4 Berat (wo) beban di udara Berat (w1) beban di dalam air Massa (mo) gelas ukur kosong Massa (m1) gelas ukur + air tumpahan 5 Massa air yang dipindahkan ma = m1 - mo 6 Berat air yang dipindahkan wa = ma.g 7 Gaya keatas Fa = wo w1

Beban ke2

VI.

Tugas
a. Hitunglah berat air yang dipindahkan! b. Hitunglah gaya angkat ke atas zat cair! c. Apakah berat air yang dipindahkan sama dengan atau sebanding dengan gaya ke atas! Mengapa, jelaskan! d. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari gaya angkat ke atas, atau Hukum archimedes!

9 - 59

Diklat IPA- 2010

VII.

Diskusi
1. Sebuah perahu ber massa 100 ton. Berapa m3 sekurang-kurangnya volume bagian perahu yang terendam di bawah permukaan air jika perahu berlayar di laut yang massa jenisnya 1,5 x 103 kg/m3? Massa jenis perahu 1,2 x 103 kg/m3?

10 - 59

Diklat IPA- 2010

Lembar Kerja Perjalanan Sinar pada Lensa Biconvec (O - 3)


I. Tujuan Praktikum
Memahami konsep optik geometris dengan memahami perjalanan sinar pada lensa.

II.
-

Indikator Penilaian
Peserta diklat mampu merangkai alat dan bahan sesuai lembar kerja. Peserta diklat mampu memahami konsep perjalanan sinar pada lensa cembung. Peserta diklat menjelaskan sifat-sifat bayangan dan perbesaran bayangan yang terjadi.

III.

Teori Dasar
Lensa adalah suatu benda bening yang dibatasi oleh permukaan sferis atau bidang bola dan

mempunyai sifat tembus cahaya bila dikenai sinar. Lensa yang diamati digambarkan sebuah benda yang mempunyai sumbu utama lensa, titik fokus lensa, dan ruangan-ruangan dimana benda diletakkan. Perhatikan gambar berikut!
Permukaan Sferis

Sumbu Utama

Titik Fokus Pusat Optik

Gambar lensa dan bagiannya

Dalam menentukan letak bayangan sebuah benda, digunakan ketentuan Esbach, yaitu jumlah ruangan benda + ruang bayangan = 5. Ruangan tempat benda dan bayangan pada lensa positif adalah sebagai berikut!

III 2

I F

IV

IV

Gambar tempat benda dan bayangan pada lensa positif

11 - 59

Diklat IPA- 2010 Keterangan Untuk benda Ruangan antara O dan F1 disebut ruangan I Ruangan antara F1 dan 2F1 disebut ruangan II Ruangan sebelah kiri 2F1 disebut ruangan III Ruangan sebelah kanan lensa disebut ruangan IV

Untuk bayangan Ruangan antara O dan F2 disebut ruangan I Ruangan antara F2 dan 2F2 disebut ruangan II Ruangan sebelah kiri 2F2 disebut ruangan III Ruangan sebelah kiri lensa disebut ruangan IV

Lensa Cembung (konveks) Lensa ini mempunyai beberapa sifat antara lain konvergen (mengumpulkan) sinar, mempunyai fokus positif (disebut juga lensa positif), bagian tengah lensa lebih tebal daripada bagian sisinya

Lensa Cekung Lensa ini mempunyai beberapa sifat, yaitu divergen (menyebarkan) sinar, mempunyai fokus negatif (disebut juga lensa negatif), bagian tengahnya lebih tipis dari bagian sisinya.

Hukum Gauss Rumus Gauss menyatakan hubungan antara titik focus dengan jarak bendadan jarak bayangan, secara matematis dituliskan 1/f = 1/So + 1/Sb Dimana : So Sb f Kekuatan Lensa Kekuatan atau gaya suatu lensa dalam mengumpulkan atau memancarkan sinar diukur berdasarkan harga 1/f nya, atau diukur berdasarkan harga kebalikan dari jarak fokusnya. Satuan daya lensa (D) adalah dioptri, dirumuskan sebagai berikut. = jarak benda ke lensa (cm) = jarak bayangan ke lensa (cm) = jarak titik fokus lensa (cm)

D = 1/f, f dalam meter atau D = 100/f, f dalam centimeter

12 - 59

Diklat IPA- 2010

IV.

Alat dan Bahan


1. Lensa positif dan negatif 2. Sumber cahaya 3. Benda (panah) 4. Layar 5. Bangku optik dan statif

V.

Langkah Kerja

Percobaan I 1. Susunlah alat dan bahan seperti gambar berikut!


Benda Lampu Lensa + Layar

Bangku Optik

2. Aturlah jarak benda (panah) ke lensa sebesar 10 cm! 3. Nyalakan sumber cahaya! 4. Carilah bayangan yang tajam dan jelas pada layar, dengan menggeser letak layar! 5. Ulangi pengamatan sebanyak 3 kali (geser dahulu lensa ke tempat semula)! 6. Catat pada tabel I jarak antara lensa dan layar! 7. Ulangi langkah 3, 4, 5, dan 6 dengan jarak benda ke lensa 15, 20, dan 25 cm!

So (cm) 10 15 20 25

Sb (1)

Sb (2)

Sb (3)

D (cm)

13 - 59

Diklat IPA- 2010

VI.

Tugas
1. Carilah jarak focus, perbesaran, daya lensa, dan sifat lensa tersebut! 2. Bagaimana hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan fokus lensa? 3. Secara teoritis, dimanakah benda harus ditempatkan agar terjadi bayangan nyata, diperkecil, dan terbalik?

VII.

Evaluasi
1. Lengkapi table berikut!

Jarak benda , So (cm) 10 15 20 25

Jarak bayangan , Sb (cm) 12

Jarak focus, f (cm)

Perbesaran, M (x)

Kuat Lensa, D (cm)

10 2 5

14 - 59

Diklat IPA- 2010

Lembar Kerja Cara Kerja Mikroskop (O 4)


I. Tujuan
Menyelidiki cara kerja mikroskop melalui pecobaan.

II.
-

Indikator Penilaian
Peserta diklat mampu memahami cara kerja mikroskop.

III.

Teori Dasar
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light microscope" adalah

sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor. Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.

15 - 59

Diklat IPA- 2010 Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.

Iv.

Alat dan Bahan


1. Bangku optic 2. Mounth with scale 3. Lensa, f = +50 mm 4. Lensa, f = +100 mm 5. Diaframa with hole, d = 20 mm 6. Diaframa, d = 1, 2, 3 and 5 mm 7. Ground glass screen, 50 x 50 x 2 mm 8. Support rod, stainless steel 18/8, l = 600 mm, d = 10 mm 9. Sumber cahaya, Light box, halogen 12 V / 20 W 10. Catu daya,, 0...12 V DC / 6 V, 12 V AC

16 - 59

Diklat IPA- 2010

V. Langkah Kerja
1. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar!

2. Letakkan lensa f=50 mm (objective) pada jarak 10 cm! 3. Letakkan mount with scale pada jarak 38 cm! 4. Masukkan diaframa dengan diameter 5 mm atau diameter 20 mm ke dalam lubang lensa objektive! Nyalakan catu daya! 5. Perhatikan pada mount with scale focus lensa objektif! Geser lensa objektif jika tidak focus! Month with scale mm

Lensa f = 50 mm 6. Letakkan lensa f = 100 mm (okuler) pada bangku optik dengan jarak 48 cm! 7. Nyalakan catu daya! 8. Perhatikan bayangan yang terjadi dari lensa okuler! Jika bayangan kurang jelas, geser-geser lensa okuler!

17 - 59

Diklat IPA- 2010 9. Lepaskan mouth with scale! 10. Gunakan ground glass screen untuk menangkap bayangan! Perhatikan kembali bayangan yang terjadi pada okuler! 11. Jika bayangan kurang jelas, kecil/besarkan tegangan catu daya! 12. Matikan catu daya!

VI.

Tugas
a. Dari percobaan di atas, bagaimana sifat bayangan yang terjadi! b. Jelaskan cara kerja mikroskop!

18 - 59

Diklat IPA- 2010

Lembar Kerja Tekanan Hidrostatika (F 2)


I. Tujuan
Menyelidiki pengaruh kedalaman cairan terhadap tekanan hidrostatika.

II.

Indikator Penilaian
- Peserta diklat mampu memahami pengertian hidrostatika. - Peserta diklat mampu memahami pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika.

III.

Teori Dasar
Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida

dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan matematika pada subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida. Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan, fluida dapat menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan yang berkontak dengannya. Pada keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan besar yang sama ke segala arah. Karakteristik ini membuat fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa atau tabung, yaitu, jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya tidak sama dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya resultan. Konsepnya pertama kali diformulasikan, dalam bentuk yang agak luas, oleh matematikawan dan filsuf Perancis, Blaise Pascal pada 1647 yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum ini mempunyai banyak aplikasi penting dalam hidrolika. Galileo Galilei, juga adalah bapak besar dalam hidrostatika. Sevolume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam sebuah bejana akan memberikan tekanan ke atas untuk mengimbangi berat fluida yang ada di atasnya. Untuk suatu volume yang sangat kecil, tegangan adalah sama di segala arah, dan berat fluida yang ada di atas volume sangat kecil tersebut ekuivalen dengan tekanan yang dirumuskan sebagai berikut.

19 - 59

Diklat IPA- 2010 P=gh

Dengan:

P adalah tekanan hidrostatik (dalam pascal); adalah kerapatan fluida (dalam kilogram per meter kubik); g adalah percepatan gravitasi (dalam meter per detik kuadrat); h adalah tinggi kolom fluida (dalam meter).

Iv.

Alat dan Bahan


1. Seperangkat statif. 2. Selang plastik 3. Beaker glass 4. Manometer U 5. Pengukur tekanan air

V.

Langkah Kerja
1. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar berikut!

Gambar Rangkaian alat

20 - 59

Diklat IPA- 2010 2. Pasang balok selang seperti gambar 1! Perhatikan ujung selang pada garis 0! 3. Buka baut balok pendukung dan celupkan pengukur tekanan dengan kedalaman 3 cm! 4. Ukurlah perbedaan air (h) dalam manometer U! 5. Ulangi langkah 2, 3 dan 4 dengan kedalaman 6 dan 9 cm! 6. Lakukan hal yang sama untuk gambar 2 dan gambar 3!

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Tabel Pengamatan No 1. 2. 3. Posisi Ujung Selang Ke atas (Gambar1) Ke bawah (Gambar 2) Ke samping (Gambar 3) h = perbedaan tinggi muka air 3 cm 6 cm 9 cm

VI.

Tugas
1. Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan di atas? 2. Apa penerapan dalam kehidupan sehari-hari?

21 - 59

You might also like