You are on page 1of 17

LPMP Jawa Tengah 2005

Tuwuh Rustantoro

Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


* Tuwuh Rustantoro, Widyaiswara LPMP Jawa Tengah

Pendahuluan Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan,yang pada akhirnya nanti akan memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mensikapi perubahan global yang melanda dunia. Perubahan global jelas akan mempengaruhi tata kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara di Indonesia.Perubahan yang terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional. Perbaikan antara lain melalui peningkatan mutu atau kualitas tenaga pendidiknya,penyempurnaan dan perbaikan saran dan prasarana sekolah, perubahan strategi dan pendekatan pembelajaran ataupun melalui penyempurnaan kurikulum. Tuntutan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum akhirnya terwujud juga. Kurikulum yang akan kita laksanakan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini diharapakan mampu menjawab tantangan di masa depan yaitu mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Penyempurnaan kurikulum tersebut mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu berkenaan dengan pasal-pasal sebagai berikut: 1) Pasal 3 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab; 2) Pasal 35 Ayat (1) tentang Standar Nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala 3) Pasal 36 ayat (1) dan (2) tentang pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional dan tujuan pendidikan, serta memperhatikan prinsip diversifikasi sesuai dengan potensi peserta didik; 4) Pasal 37 Ayat (1) tentang muatan wajib pada kurikulum pendidikan daras dan menengah; dan 5) Pasal 38 Ayat (1) tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah, dan Ayat (2) tentang peran koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agam kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah. Melalui perubahan kurikulum diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan yang secara menyeluruh mencakup pegembangan demensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Bagaimanakah dengan kesiapan kita dalam melaksanakan Kurikulum 2004 ? Sanggupkah ? Pengertian Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai dengan pengertian tersebut Kurikulum 2004 berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang di bakukan untukmencapai tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah dan madrasah Kompetensi merupakan pengetahuan,keterampilan,sikapdan nilai-nilai yang diwujudkan dalamkebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Pada pendidikan kejuruan kompetensi yang terkait dengan tugastugas lulusan di tempat kerja,ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan keahliannya Kompetensi dikembangkan secara berkesinambungan sejak Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal, Kelas I sampai dengan Kelas XII yang menggambarkan suatu rangkaian kemampuan yang bertahap, berkelanjutan, dan konsisten seiring dengan perkembangan psikologis peserta didik. Khusus pendidikan kejuaruan kompetensi yang dituangkan dalam kurikulum adalah standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Prinsip-prinsip Pengembangan Peningkatan Keimanan, Budi PekertiLuhur, dan Penghayatan nilai-nilai Budaya perlu digali,dipahami,dan diamalkan untuk mewujudkan karakte4r dan martabat bangsa Keseimbangan Etika,Logika, Estetika, dan Kinestika pada pengalaman belajar yang akan diperoleh Penguatan Integritas Nasional yang dicapai melalui pendidikan yang menumbuh-kembangkan pemahaman dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan peradaban bangsa Indonesia yang mampu memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi, bahwa kemampuan berpikir dan belajar dengan cara mengakses,memilih, dan menilai pengetahuan

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

untukmengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian serta menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi Pengembangan kecakapan hidup dikembangkan melalui pembudayaan membaca, menulis, dan berhitung ; sikap dan perilaku adaptif,kreatif, kooperatif, dan kompetitif Pilar Pendidikan, bahwa kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam empat pilar,yaitu ; belajar untuk memahami, belajar untuk berbuat kreatif, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar sebelumnya Komprehensif dan Berkesinambungan,bahwa kompetensi mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal sampai dengan pendidikan menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan,keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku. Substansi mencakup norma,nilai-nilai, dan konsep, serta fenomena dan kenyataan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Belajar Sepanjang Hayat, bahwa pendidikan diarahkan pada prosespembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat Deversifikasi Kurikulum, bahwa kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik Prinsip-prinsip Pelaksanaan Kesamaan Memperoleh Kesempatan Penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untukmemperoleh pengetahuan,keterampilan, dan sikap sangat diutamakan.Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomidan sosial,yang memerlukan bantuan khusus,berbakat, dan unggul berhak menerimapendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya Berpusat pada anak Upaya memandirikan peserta didik untukbelajar,bekerja sama, dan menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didikmampu membangun kemauan,pemahaman,dan pengetahuannya. Peningkatan potensi,kecerdasan, dan minat peserta didik perlu terus menerus diupayakan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadisangat penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut. Penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif,kreatif,efektif,dan menyenangkan Pendekatan Meyeluruh dan Kemitraan Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari Taman kanak-kanak dan Raudhatul Athfal, kelasw I sampai dengan XII. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

jawab bersama dari peserta didik , guru, sekolah dan madrasah, orang tua , Perguruan Tinggi , dunia usaha dan industri, dan masyarakat. Kesatuan dalamKebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan Standar kompetensi disusun pusat danh cara pelaksanaannya disesuaikan dengamn kebutuhanh dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan madrasah. Standar kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum berdiversifikasi berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah,dan peserta didik,serta taraf internasioanal Standar Kompetensi Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, fungsi dan yujuan pendidikan nasional diwujudkan ke dalam standar nasional dan kurikulum. Kweterkaitan antara fungsi dan tujuan pendidiak nasioanal dan kurikulum dibagankan sebagai berikut.
KETERKAITAN FUNGSI, TUJUAN, DAN STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL SERTA KURIKULUM

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasioanal

Standar Nasioanal
Standar Isi Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Standar Tenaga Kependidikan Standar Saran dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian

Kurikulum
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Bhan Kajian Mata pelajaran Pedoman Pelaksanaan Silabus Bhan Ajar

Standar Nasioanal meliputi Standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar Nasional ini kemudian dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum meliputi pengembangan kerangka dasar dan struktur kurikulum, seperangkat bahan kajian, mata pelajaran, pedoman, silabus, dan bahan ajar Kerangka Dasar dan Struktur kurikulum merupakan kerangka kebijakan untuk pelaksanaan kurikulum 2004 yang memuat landasan, fungsi, tujuan, dan prinsip, struktur dan sistem persekolahan, standar kompetensi lulusan, sturktur kurikulum, pelaksanaan kurikuklum, serta penilaian dan pengembangan kurikulum selanjutnya.

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

Bahan kajian merupakan penjabaran dari standar isi yang mencakup kajian yang dibakukan dalam bentuk kompetensi Mata pelajaran merupakan seperangkat kompetensi dasar yang dibakukan dan substansi pelajaran mata pelajaran tertentu per satuan pendidikan dan per kelas selama masa persekolahan. Mata pelajran memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per kelas dan per satuan pendidikan sesuai denganm tingkat pencapaian hasil belarnya. Tolok ukur kompetensi dikemukakan dalam indikator. Pedoman merupakan acuan bagi pengembangan, pemasyarakatan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian kurikulum. Pedoman meliputi pedoman pembelajaran, pedoman penilaian kelas, pedoman penyusunan silabus, pedoman penggunaan sarana belajar, pedoman pengelolaan kurikulum, dan pedoman bimbingan karir. Silabus merupakan penjababaran kompetensi dantujuan ke dalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan alokasi waktu per mata pelajaran per satuan pendidikan dan per kelas. Bahan ajar merupakan bahan pembelajran yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Keterkaitan antara fungsi dan tujuan pendidikan nasioanal, standar kompetensi lulusan, dan standar isi diwujudkan ke dalam bahan kajian, sepernagkat kompetensi lintas kurikulum dan mata pelajaran. Keterkaitan ini digambarkan sebgai berikut
KETERKAITAN ANTARA FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL, STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN STANDAR ISI

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional Standar Kompetensi Lulusan Standar Bahan Kaji Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Isi
Standar Mata Pelajaran dan Kegiatan Belajar Pembiasaan

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

Fungsi dan Tujuan Nasioanl adalah sebagaimana yang diamantkan dalam UU No. 20/2003, Standar Kompetensi Lulusan merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai peserta didik sebagai hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan, yaitu Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Standar Kompetensi Lulusan pada TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB disesuaikan dengan ketunaan. Standar Kompetensi Lulusan untuk Sekolah Dasar adalah sebagai berikut. Mengenali dan berperilaku sesauai dengan ajaran agama yang diyakini Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan Berpikir secara Logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui berbagai media Menyenangi keindahan Membiasakan hidup bersih, bugar, dan sehat Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air Kompetensi Lintas kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan hrus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secra berkesinmabungan. Kompetensi Lintas Kurikulum tersebut adalah sebgai berikut. 1) Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya. 2) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangakan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain 3) Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-teknik, pola, struktur, dan hubungan. 4) Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang di[perlukan dari berbagai sumber. 5) Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat. 6) Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkonstrtribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya , geografis, dan historis. 7) Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8) Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. 9) Menunjukan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain. Struktur Kurikulum

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

Struktur kurikulum SD dan MI memuat jumlah dan jenis mata pelajaran yang ditempuh dalam satu periode belajar selama 6 tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur Kurikulum pada SDLB dan MILB disesuaikan dengan ketunaan. Struktur Kurikulum untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut. STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH DASAR & MADRASAH IBTIDAIYAH Kelas Alokasi Waktu I dan II III s.d. VI A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 3 Bahasa Indonesia 5 Matematika 5 Pengetahuan Alam 4 Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendekatan 5 TEMATIK Pengetahuan Sosial (PKPS) Kerajinan Tangan dan Kesenian 4 Pendidiksn Jasmani 3 B. Kegiatan Kegiatan Pembiasaan 3 Belajar Pembiasaan Jumlah 27 32 Penjelasan untuk Kelas I dan II 1) Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan dengan menggunak pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah. 2) Penjelasan teknis pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri. 3) Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran perminggu. Daerah, sekolah,atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah, atau daerah 4) Satu jam pelajaran tatap muka dilaksankan selam 35 menit 5) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-40 minggu dan jam tatap muka per minggu adalah 945 menit ( 16 jam), jumlah jam tatap muka per tahaun adalah 544 jam (32.640 menit) 6) Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar (a) 15% untuk Agama; (b) 50% untuk Membaca dan Menulis Permulaan serta Berhitung; dan (c) 35% untuk Pengetahuan Alam, Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan Kesenian, dan Pendidikan Jasmani. 7) Sekolah dan Madrasah dapat mengenalkan tknologi iformasi dan komunikasi sesaui dengan kemampuannya. Penjelasan untuk Kelas III, IV, V, dan VI 1) Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah.

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

2) Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri. 3) Alokasi waktu total yang disediakan adalah 31 jam pelajaran per minggu. Daerah, sekolah atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah atau daerah 4) Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 40 minggu, dan jam tatap muka per minggu adalah 21 jam (1.240 menit) jumlah jam tatap muka per tahun adalah 714 jam (42.840 menit) 5) Sekolah dan madrasah dapat memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris mulai kelas IV sesuai dengan kemampuan. 6) Sekolah dan madrasah dapat mengenal teknologi informasi dan komunikasi sesuai kemampuan. 7) Sekolah dan madrasah bertaraf internasioanal dapat menggunakan Bahasa Inggris dan bahasa asing lain sebagai bahasa pengantar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Kegiatan perlu pembelajaran memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pebelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu : (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam Pelaksanaan kegiatan pembelajran menrapkan berbagai strategi dan metode pembelajran yang meyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa Prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi 1. Berpusat pada Siswa: siswa memiliki beda: minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Ada lebih mudah dengar-baca, yang lain lebih mudah melihat, ada dengan kinestetika (gerak). Sehingga pembelajaran, organisasi kelas, meteri pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

sesuai karakteristik. KBM menempatkan siswa subjek belajar, memperhatikan: bakat, minat, kemampuan, strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa. 2. Belajar dengan Melakukan: KBM pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang terkait penerapan konsep, kaidah, dan prinsip disiplin sains. 3. Mengembangkan Kemampuan Sosial: siswa memahami melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya (teman dan guru). Diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan memungkinkan terjadinya perbaikan pemahaman siswa. Penyampaian ide siswa mempertajam, memperdalam, memantapkan dan menyempurnakan gagasan 4. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah BerTuhan: Siswa dilahirkan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah berTuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar bersikap peka, kritis, mandiri, & kreatif. Fitrah berTuhan untuk taqwa kepada Tuhan. 5. Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah: untuk berhasilan dalam kehidupannya. KBM dipilih dan dirancang agar mampu mendorong & melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah, menggunakan kemampuan kognitif meta-kognitif. KBM hendaknya merangsang siswa aktif mencari jawaban menggunakan prosedur ilmiah. 6. Mengembangkan Kreatifitas Siswa: siswa memiliki potensi berbeda: pola pikir, daya imajinasi, fantasi (pengandaian), dan hasil karya. KBM dilaksanakan agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitasnya. 7. Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan Teknologi: siswa mengenal penggunaan IPTEK sejak dini. KBM memberi peluang memperoleh informasi dari multi-media dalam penyajian materi dan media pembelajaran. 8. Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara yang Baik: siswa memperoleh wawasan & kesadaran sebagai warga yang produktif & bertanggung jawab. Memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial. 9. Belajar sepanjang Hayat: siswa perlu belajar sepanjang hayat untuk ketahanan fisik dan metalnya. KBM mendorong siswa melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya kelebihan & kekurangannya, mensyukuri anugrah Tuhan YME. Membekali keterampilan belajar: percaya diri, keingintahuan, memahami orang lain, berkomunikasi dan bekerjasama, belajar formal disekolah dan informal di masyarakat. 10. Perpaduan Kompetisi, Kerjasama, dan Solidaritas: siswa berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Memberikan kesempatan berkompetisi sehat, memperoleh insentif, bekerjasama, dan solidaritas. Penilaian Hasil Belajar Penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan dan hasil belajar dalam ketuntasan penguasaan kompetensi. Penilaian di sekolah dan madrasah (internal) dilakukan dalam bentuk ulangan harian dan penugasan untuk mengetahui kemajuan dan

Ditan,Swesty,Evira.2005

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

hasil belajar di kelas. Penilaian di sekolah dan madrasah digunakan untuk penentuan perbaikan, pengayaan dan penentuan kenaikan kelas Penilaian akhir dapat diselenggarakan oleh sekolah dan madrasah atau oleh pihak luar (eksternal). Penilaian eksternal dapat digunakan sebagai pengendali mutu pendidikan seperti Ujian Akhir Nasional dan Tes Kemampuan Dasar Penilaian kelas sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru. Dalam pelaksanaan penilaian kelas, guru berwenang untuk menentukan kruteria keberhasilan, cara, dan jenis penilaian. Penilaian Kelas berorientasi pada : Acuan /Patokan Semua kompetensi perlu dinilai menggunakan acuan kriteria berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah dan madrasah menetapkan kriteria sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya Ketuntasan Belajar Pencapaian hasil belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi lebih lanjut Multi Alat dan Cara Penilaian Penilaian menggunakan berbagai alat dan cara, yaitu tes dan non-tes untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik Kriteria Penilaian Penilaian memberikan informasi yang akurat tentang pencapaian kompetensi dasar peserta didik, adil terhadap semua peserta didik, terbuka bagi semua pihak, dan dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik Sekolah dan madrasah melaporkan hasil penilaian kepada siswa, orang tua, dan pihakpihak yang berkepentingan. Laporan memuat diskripsi kemajuan dan hasil belajar secara utuh dan menyeluruh. Hasil Penilaian dapat digunakan untuk mendiagnosisi dan memberikan umpan balik untuk perbaikan pembelajran dan program Penilaian dan Pengembangan Kurikulum Selanjutnya a. Penilaian Kurikulum Penilaian kurikulum dilakukan secara berkala dan terus menerus oleh pusat dan Daerah. Penilaian kurikulum dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan kurikulum sesuai dengan dasar. fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian dengan tuntutan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Hasil penilaian kurikulum digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum selanjutnya. b. Pengembangan Kurikulum Selanjutnya Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah yang berimplikasi pada kebijakan pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desantralistik, maka masingmasing lembaga tingkat pusat, daerah dan sekolah dan madrasah mempunyai tanggung jawab tertentu. Pemerintah bertangung jawab terhadap penyempurnaan dan pengembangan :

Ditan,Swesty,Evira.2005

10

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

Standar kompetensi siswa dan warga belajar standar materi pokok pembelajaran dan penilaian hasil belajar secara nasional; pengendali mutu Pemerintah daerah bertangung jawab dalam penjabaran dan pelaksanaan kurikulum yang mencakup: pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus pengembangan dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal penyusunan petunjuk teknis operasional pelaksanaan kurikulum; dan pelaksanaan pemantauan dan penilaian Sekolah dan madrasah bertanggun jawab dalam pelaksanaan kurikulum yang mencakup : pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus; perencanaan pembelajaran dan penilaian; pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran; serta pelaksanaan dan pengelolaan penilaian hasil belajar Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Kurikulum 2004 Kurikulum Sains disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan Sains secara nasional. Saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya bergantung pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual, sosial dan kepercayaan (kredibilitas). Dengan demikian tuntutan untuk terus menerus memutakhirkan pengetahuan sains menjadi suatu keharusan. Mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal saja sebab perubahan global telah sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa. Industri baru dikembangkan dengan berbasis kompetensi sains dan teknologi tingkat tinggi, maka bangsa yang berhasil adalah bangsa yangmemiliki standar kompetensi sains dan teknologi yang tinggi. Pengembangan kurikulum Sains merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta tuntutan desentralisasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterkaitan (relevansi) program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi sains menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip alam, kemampuan bekerja dan bersikap ilmiah sekaligus pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan beraklak mulia a. Rasional Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Perubahan yang sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini merupakan fakta dalam kehidupan siswa. Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam mneyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Untuk kepentingan pribadi, sosial, ekonomi, dan lingkungan siswa perlu dibekali kompetensi yang memadai agar menjadi peserta aktif dalam masyarakat.

Ditan,Swesty,Evira.2005

11

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

Kurikulum sains menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Pemahaman ini bermanfaat bagi siswa agar dapat menanggapi : i) isu lokal, nasioanal, kawasan, dunia, sosial, ekonomi,lingkungan dan etika; ii) menilai secara kritis perkembangan dalam bidang sains dan teknologi serta dampaknya; iii) memberi sumbangan terhadap kelangsungan perkembangan sains dan teknologi; dan iv) memilih karir yang tepat. Oleh karena itu, kurikulum sains lebih menekankan agar siswa menjadi pebelajar aktif dan luwes b. Pengertian Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembankan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar c. Fungsi dan Tujuan Mata pelajaran Sains di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta bertujuan : 1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari 2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positip terhadap sains dan teknologi 3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan d. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Sains meliputi dua aspek : 1) Kerja ilmiah yang mencakup penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah 2) Pemahaman Konsep dan Penerapannya, yang mencakup : a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi ; cair, padat dan gas;

Ditan,Swesty,Evira.2005

12

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

c) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; d) Bumi dan alam semesta meliputi; tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya; e) Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (salingtemas) merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat Adapaun aspek pemahaman konsep sains dan penerapannya diorganisasikan sebagai berikut: Makhluk hidup dan Proses Kehidupan Makhluk hidup mempunyai banyak keberagaman dalam hal struktur dan perilaku yang berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan hidupnya. Siswa mengumpulkan informasi tentang cara-cara makhluk hidup untuk bertahan hidup dan mengembangkan pemahaman mengenai strukturnya agar berfungsi secara efektif di lingkungannya. Siswa mengidentifikasi pola interaksi yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sub aspek Makhluk Hidup dan Proses Kehidupannya adalah ; Ciri-ciri makhluk hidup dan fungsinya saling berkaitan Perubahan terjadi pada makhluk hidup Lingkungan adalah dinamis dan terdiri atas komponen makhluk hidup dan benda tak hidup Benda dan Sifatnya Sifat-sifat benda ditentukan oleh struktur dasarnya. Benda dapat dikelompokkan menurut sifat-sifatnya yang berbeda. Siswa menyelidiki sifat-sifat benda, bagaimana sifat ini dapat diubah, dan pengaruh perubahan ini pada kegunaan benda. Sub aspek Benda dan Sifatnya adalah: Sifat dan struktur benda saling berkaitan. Interaksi mempengaruhi benda Kegunaan bahan dipengaruhi oleh sifat-sifatnya Energi dan Perubahannya Bumi tempat kita hiduptelah dibentuk oleh gaya-gaya yang mempengaruhi bentuk, gerak, perilaku, dan energi dari obyek. Siswa menjajagi pengaruh gaya dalam kehidupan sehari-hari, memikirkan cara menggunakan energi dan konsekuensinya terhadap lingkungan dan masyarakat Sub aspek Energi dan Perubahannya adalah: Gaya yang terjadi pada obyek mempengaruhi gerakan, bentuk, perilaku dan energinya Interaksi mempengaruhi dan mengubah energi Berbagai cara memperoleh dan menggunakan energi Bumi dan Alam semesta Bumi merupakan salah satu bagian dari alam semesta serta memiliki banyak komponen. Siswa menggali gagasan tentang sifat bumi yang dinamis dan sistem tata surya. Menyelidiki berbagai cara makhluk hidup memanfaatkan bumi, tata surya dan sumber daya alam.
Ditan,Swesty,Evira.2005

13

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

Sub aspek Bumi dan Alam Semesta adalah: Bumi dan Sistem tata surya adalah sistem yang dinamis Perubahan-perubahan terjadi pada bumi dan sistem tata surya Makhluk hidup memanfaatkan sumber dari bumi dan sistem tata surya Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas) Sains terdapat di dalam teknologi, lingkungan, dan masyarakat. Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Penekanan pembelajaran salingtemas diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Sub aspek saling temas yang perlu dipelajari siswa adalah: Mengidentifikasi kebutuhan dan kesempatan Merancang dan membuat produk teknologi berdasarkan konsep yang telah dipelajari tentang ciri-ciri makhluk hidup, sifat dan struktur benda, konsep energi beserta karakteristiknya, dan perubahan yang terjadi pada bumi dan sistem tata surya Memperbaiki produk teknologi yang ramah lingkungan dan masyarakat e. Standar Kompetensi Bahan Kajian Kompetensi Bahan Kajian sains meliputi : 1) Kerja Ilmiah a) Penyelidikan/Penelitian Siswa menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisi untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan hasilnya b) Berkomunikasi Ilmiah Siswa mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah hasil temuan dan kajiaannya kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan c) Pengembangan Kreativitas dan Pemecahan Masalah Siswa mampu berkreativitas dan memecahkan masalah seta membuat keputusan dengan menggunakan metode ilmiah d) Sikap dan Nilai Ilmiah Siswa mengembangkan sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data, faktual, terbuka pada pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan, tekun dan teliti 2) Pemahaman Konsep dan Penerapannya a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang makhluk hidup dan proses kehidupan serta interaksinya dengan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

Ditan,Swesty,Evira.2005

14

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

b) Materi dan Sifatnya Siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang komposisi, sifat dan struktur, transformasi, dinamika, dan energitika zat serta menerapkannya untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. c) Energi dan Perubahannya Siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang energi dan proses interaksinya serta konsekuensinya terhadap lingkungan d) Bumi dan Alam Semesta Siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang perilaku bumi dan sistem alam serta menerapkannya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cuaca, struktur, permukaan bumi, sistem tata surya, dan jagat raya. e) Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat Siswa mendemonstrasikan pengetahuan danpemahamannya tentang adanya keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat f. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SD & MI Standar Kompetensi mata pelajaran Sains di SD/MI adalah: 1) Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu, bertanya, bekerja sama, dan peka terhadap makhluk hidup dan lingkungan. 2) Mampu menterjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah 3) Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana dalam lingkup pengalamannya 4) Mampu memanfaatkan sains dan merancang/membuat produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip sains dan mampu mengelola lingkungan di sekitar rumah dan sekolah serta memiliki saran/usul untuk mengatasi dampak negatif teknologi di sekitar rumah dan sekolah g. Rambu-rambu 1) Bahan kajian sains untuk kelas I dan II tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi diajarkan secara tematis 2) Aspek kerja ilmiah bukanlah bahan ajar, melainkan cara untuk menyampaikan bahan pelajaran. Oleh karena itu aspek kerja ilmiah terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan kegiatan dalam aspek ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak artinya tidak perlu mengikuti seluruh aspek pada setiap kegiatan, Aspek kerja ilmiah tersebut disusun bergradasi untuk kelas I dan II, kelas III dan IV, serta kelas V dan VI 3) Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Sains berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan

Ditan,Swesty,Evira.2005

15

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

nara sumber lain. Ada 6 pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran Sains, yaitu: a) Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri) b) Inkuiri sains c) Konstruktivisme d) Sains, lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas) e) Pemecahan Masalah f) Pembelajaran Sains yang bermuatan nilai 4) Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Keterampilan proses yang digunakan dalam sains antara lain: Mengamati Menggolongkan Mengukur Menggunakan alat Mengkomunikasikan hasil melalui berbagai cara seprti lisan, tulisan, dan diagram Menafsirkan Memprediksi Melakukan percobaan Agar mampu bekerja secara ilmiah para siswa perlu ditanamkan sikap-sikap berikut: Rasa ingin tahu Bekerja secara terbuka Bekerja keras dan cerdas Mengambil keputusan yang bertanggungjawab Peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan 5) Pembelajaran sains dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pengamatan, pengujian/penelitian, diskusi, penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara nara sumber, simulasi/bermain peran, nyanyian, demonstrasi/peragaan model 6) Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada pengalaman belajar langsung dari pada pengajaran (mengajar). Guru berperan sebagai fasilitator sehinga siswa lebih aktif berperan dalam proses belajar. Guru membiasakan memberi peluang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positip dan edukatif. 7) Apabila dpandang perlu, guru diperkenankan mengubah urutan materi asal masih dalam semester yang sama 8) Guru dapat memerikan tugas proyek yang perlu dikerjakan serta ditinjau ulang untuk senantiasa menyempurnakan hasil. Tugas proyek ini

Ditan,Swesty,Evira.2005

16

LPMP Jawa Tengah 2005


Tuwuh Rustantoro

diharapkan menyangkut Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) secara nyata dalam konteks pengembangan teknologi sederhana, penelitian dan pengujian, pembuatan sari bacaan, pembuatan kliping, penulisan gagasan ilmiah atau sejenisnya, dengan demikian tujuan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran serta kompetensi pendidikan yang diharapkan akan tetap tercapai. Tugas proyek hendaknya dikaitkan dengan kompetensi mata pelajaran lain diluar sains, hal ini untuk menghindari penggelapan. Setiap kompetensi yang berkaitan dengan mata pelajaran lain perlu dinilai dalam kegiatan belajar proyek tersebut 9) Penilaian tentang kemajuan belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil (produk). Penilaian Sains dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti tes perbuatan, tes tertulis, pengamatan, kuisioner, skala sikap, portofolio, hasil proyek. Dengan demikian lingkup penilaian Sains dapat dlakukan baik pada hasil belajar (akhirkegiatan) maupun pada proses perolehan hasil belajar (selama kegiatan belajar). Hasil penlaan dapat diwujudkan dalam bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif ataupun dalam bentuk komentar deskriptif kualitatif 10) Pada kolom Hasil Belajar dan Indikator diberikan tambahan penanda bintang (*) dan pagar (#). Tanda (*) adalah sebagai bahan untuk pengayaan bagi siswa yan berkemampuan lebih, sedangkan tanda (#) artinya perlu penekanan dalam pembelajaran

* Disadur dari buku Kerangka Dasar


Kurikulum 2004 & Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SD&MI Kurikulum 2004

Ditan,Swesty,Evira.2005

17

You might also like