Professional Documents
Culture Documents
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan buku Panduan Masa Orientasi Siswa (MOS) SMK Ganesya 2. Buku Panduan Masa Orientasi Siswa (MOS) SMK Ganesya 2 disusun berdasarkan hasil dari musyawarah guru SMK Ganesya 2 yang didalamnya mencangkup budaya dan etika di lingkungan SMK Ganesya 2, yang diharapkan mampu mengenalkan para calon siswa-siswi baru SMK Ganesya 2 untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya dimana mereka berada pada umumnya dan di SMK Ganesya 2 pada khususnya. Demikian harapan kami, kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan buku panduan ini. Penyusun
DAFTAR ISI Profil Sekolah Struktur Sekolah Etika dan Nilai Pedoman Hidup Wawasan Wiyata Mandala Keorganisasian Cara Belajar Efektif
PROFIL SEKOLAH
A. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : SMK GANESYA 2 2. Nomor Induk Sekolah : 3. Nomor Statistik : 4. Propinsi : Jawa Timur 5. Otonomi Sekolah : 6. Desa/Kelurahan : 7. Kecamatan : 8. Jalan dan Nomor : 9. Kode Pos : 10. Telepon : 11. Faksimile/Fax : 12. Daerah : Perkotaan 13. Status Sekolah : Swasta 14. Kelompok Sekolah : 15. Akreditasi : Akreditasi 16. Surat Kelembagaan : 17. Penerbit SK. : 18. Tahun Berdiri : 19. Tahun Perubahan : 20. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi 21. Bangunan Sekolah : Lokasi Sekolah : Km : Km : Kecamatan 22. Jumlah Kenaggotaan Rayon : 23. Organisasi Penyelenggara : Lembaga Swasta 24. Perjalanan Perubahan Sekolah : 25. NPSN : B. Visi Sekolah C. Misi Sekolah
1. A. Jarak ke Pusat Kecamatan B. Jarak ke Pusat Otoda C. Terletak Pada Lintasan
DEWAN/KOMITE:
TATA USAHA:
WALI KELAS X:
GURU:
Tata krama siswa (etika pergaulan siswa) merupakan tuntutan masyarakat dimanapun dan dalm keadaan kapanpun. Beberapa contoh tata krama dalam pergaulan sehari-hari. I. Tata Krama Dalam Lingkungan Rumah a. Sebelum Berangkat Sekolah Siswa yang baik tentunya mengenakan pakaian seragam yang pantas untuk dipakai ke sekolah. Dengan mengenakan pakaian yang tepat untuk ke sekolah, berarti telah memenuhi tata krama berpakaian sekolah. Misalnya : - Meminta izin kepada ayah, ibu dan saudara yang lain sebelum meninggalkan rumah untuk berangkat sekolah - Berjalan dengan tenang dan penuh percaya diri sendiri - Ucapkanlah salam apabila bertemu dengan teman atau orang yang kenal b. Sesudah Datang Dari Sekolah - Bila pintu rumah tertutup ketuklah pintu dan ucapkan salam kepada anggota keluarga yang ada di rumah - Usahakan dengan ganti pakaian yang khusus dirumah c. Selama Ada Dirumah Rumah adalah suatu istana bagi kita semua, suatu keluarga dikatakan bahagia apabila dalam keluarga tersebut terdapat hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarganya. Didalam rumah tersebut pergaulan antar keluarga dilandasi oleh rasa cnta, kasih sayang, saling menghormati dan saling pengorbanan. Contoh pergaulan sehari-hari dirumah : - Hormatilah kedua orang tua dan laksanakan perintah yang baik - Sambutlah ajakan orang tua dengan wajah yang riang dan penuh gembira - Berpakaianlah yang sesuai dengan waktu dan temptanya II. Tata Krama Dalam Lingkungan Masyarakat Contoh tata krama dalam lingkungan masyarakat Ucapkanlah salam apabila bertemu dengan orang tua, saudara, teman Biasakanlah mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk kedalam rumah atau bertamu Tata krama ketika makan Saling menolong dan kerja sama Sambutlah kedatangan bapak, ibu atau keluarga dengan wajah berseri-seri dan penuh gembira Menghargai saran dan pendapat orang lain III. Tata Krama Dalam Lingkungan Sekolah Tata krama dalam lingkungan sekolah meliputi : Bersikaplah sempurna saat upacara bendera berlangsung Hormatilah lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagaimana menghormati tanah Air Bangsa Indonesia Perhatikan dan dengarkan dengan seksama apabila seseorang berbicara Jangan membiasakan memotong pembicaraan orang lain Kemukakanlah pendapat dengan cara yang baik dan tutur bahasa yang sopan Mintalah izin terlebih dahulu jika akan meninggalkan kelas Sebelum dan sesudah selesai pelajaran ucapkanlah selamat atau salam kepada guru
WIYATA MANDALA
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala. Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut.
Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk: 1. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa, 2. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, 3. mempertinggi budi pekerti, 4. memperkuat kepribadian, 5. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan. Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.
Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap. Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap. Implementasi Wiyatamandala tiap sekolah berbeda-beda tergantung letak dimana sekolah itu berada. Impelementasi Wiyatamandala di SMK Ganesya 2 adalah sebagai berikut. a. Lingkungan Internal. Lingkungan SMK Ganesya 2 dipengaruhi oleh: 1. Lingkungan sosial dalam SMK Ganesya 2 terdiri dari berbagai budaya dan berbagai agama. 2. Sumber Daya Manusia (SDM) SMK Ganesya 2 rata-rata keluarga ekonomi menengah kebawah b. Lingkungan External Lingkungan external dalam SMK Ganesya 2 dalam hal ini yang akan dikupas adalah mengenai kenalakan remaja, karena kenakalan remaja bisa sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswa-siswi SMK Ganesya 2. Lingkungan External SMK Ganesya 2 dipengaruhi oleh: 1. Lingkungan keluarga, karena sebagian siswa-siswi SMK Ganesya 2 rata-rata keluarga ekonomi menengah kebawah dan dampak dari kepedulian orang tua sangat kurang, maka
dari itu semangat belajar demi masa depan harus ditumbuhkan apapun halangan yang dihadapinya. 2. Lingkungan pergaulan, lingkungan pergaulan sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa-siswi SMK Ganesya 2, maka dari itu siswa-siswi SMK Ganesya 2 harus mampu memilah pergaulan mana yang bagus.
OSIS
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.
Struktur organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:
Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah) Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah) Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah) Ketua Umum Wakil Ketua I Wakil Ketua II Sekretaris Umum Sektetaris I Sekretaris II Bendahara Wakil Bendahara Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Arti lambang
Arti bentuk dan warna lambang OSIS:
Buku terbuka
Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangsih siswa terhadap pembangunan bangsa dan negara.
Kunci pas
Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci pas adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala kesulitan.
Tangan terbuka
Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa yang baik dan bertanggung jawab.
Biduk
Biduk / perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita citakan.
Tujuh belas butir padi, delapan lipatan pita, empat buah kapas, lima daun kapas
Pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan Indonesia mengandung nilainilai perjuangan 45 yang harus dihayati para siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu diisi dengan partisipasi penuh para siswa.
Warna kuning
Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan/agung. Suatu kehormatan bila generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara.
Warna coklat
Warna tanah Indonesia, berpijak pada kepribadian dan budaya sendiri serta rasa nasional Indonesia.
1. Intern (dari dalam individu yang belajar), antara lain: minat, perhatian, kebiasaan, usaha serta motif atau alasan berkegiatan belajar. Yang tidak kalah penting untuk diketahui sebagai faktor intern. Keberhasilan belajar adalah pemahaman karakter/sifat diri, yakni karakter pribadi visual (melihat), auditorial (mendengar) atau kinestetik (melakukan/bergerak). 2. Extern (dari luar individu yang belajar), antara lain: lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan sarana/fasilitas penunjang belajar. IV. Bagaimana Belajar Yang Tepat Setiap orang berharap belajarnya membuahkan hasil. Untuk membuatkan hal itu tidak mudah. Oleh karena itu, setiap individu perlu pula mengetahui cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri sebab cara belajar yang tepat setiap individu tidaklah sama, sesuai dengan karakter kepribadiannya.