Professional Documents
Culture Documents
5 5
ri55le
RMS ri55le dan
6
5 5
rata rata
J
J
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
2.2.3.3 Langkah Percobaan Penyearah elombang Penuh Fasa Tunggal
1. Matikan power. Susun kembali bagian sekunder traIo seperti pada gambar.
Perhatikan bahwa ini adalah penyearah iembatan gelombang penuh. Lepaslah
kapasitor Iilter.
ambar 2-12 Percobaan Penyearah 1embatan elombang Penuh
2. Pasang input CH-1 ke kopel AC (5V/cm) dan hubungkan melewati 'a dan
'b untuk mengukur sinyal input AC.
Perhatian : 1angan hubungkan probe CH-2 melewati terminal R
L
karena
ujung ground CH-1 terhubung ke terminal ~b.
3. Nyalakan power. Gunakan probe CH-1 untuk mengukur gelombang tegangan
yang melewati R
L
dan gambar graIik bentuk gelombang output yang diamati
sesuai tabel di bawah.
4. Tambahkan Iilter kapasitor dengan menghubungkan terminal 3 ke 4. Ukurlah
tegangan ripple
(p-p)
nya. Tentukan iuga Iaktor ripplenya.
Bentuk gelombang melewati R
L
(tanpa C)
Bentuk gelombang melewati R
L
(dengan C)
Ripple V
P-P
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
LEMBAR DATA PERCOBAAN
KARAKTERISTIK DIODA. PENYEARAH & FILTER
Nama :
N I M :
Kelompok :
Pratikum : Dasar Elektronika
TABEL 2-1
Hasil Pengukuran Karakteristik Dioda ermanium
Dan Dioda Silikon
V
INPUT
e Diode Si Diode
Forward Reverse Forward Reverse
1 V
2 V
3 V
4 V
5 V
6 V
7 V
8 V
9 V
10 V
11 V
12 V
13 V
14 V
15 V
16 V
17 V
18 V
19 V
20 V
Malang, 2010
Instruktur
( )
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
TABEL 2-2
Hasil Pengukuran Karakteristik Dioda Zener (6.2V)
V
IN
(V) I
Z
(mA)
-2
-4
-6
-6,5
-7
-7,5
-8
-8,5
-9,5
-10,5
-11,5
-12,5
-13,5
-14,5
-15,5
-16,5
-17,5
-18,5
-19,5
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Bentuk elombang Input (AC)
Pada Penyearah elombang Dan elombang Penuh
V/div .....
T/div .....
Vp-p .....
I .....
Bentuk elombang Output
Pada Penyearah elombang Tanpa C
V/div .....
T/div .....
Vp-p .....
I .....
RL .....
V
DC
.....
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Bentuk elombang Output
Pada Penyearah elombang Dengan (Satu) C 100 F
V/div .....
T/div .....
Vp-p .....
I .....
RL .....
V
DC
.....
Bentuk elombang Output
Pada Penyearah elombang Dengan (Dua) C 100 F
Dan Induktor
V/div .....
T/div .....
Vp-p .....
I .....
RL .....
V
DC
.....
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Bentuk elombang Output
Pada Penyearah elombang Penuh Tanpa C
V/div .....
T/div .....
Vp-p .....
I .....
RL .....
V
DC
.....
Bentuk elombang Output
Pada Penyearah elombang Penuh Dengan C 100 F
V/div .....
T/div .....
Vp-p .....
I .....
RL .....
V
DC
.....
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
BAB III
TRANSISTOR NPN dan PNP
3.1 Tujuan
O Memahami dan mempelaiari karakteristik transistor NPN dan PNP
O Memahami dan mempelaiari keria pada transistor NPN dan PNP
3.2 Teori Dasar
3.2.1 Transistor NPN
ambar 3-1 struktur dan sinyal dari transistor NPN
Transistor dibuat dengan mendekatkan dua Junction semi konduktor satu
sama lain. Transistor NPN dibuat dari dua material type N dan type P seperti
gambar 3-1 (a). Satu bagian material type N adalah kolektor dan bagian material
type N lainnya Emitor dan bagian tengah yaitu type P adalah Base. Arah panah
terminal Emitor dalam gambar 3-1 (b) ditentukan oleh type Transistor (NPN atau
PNP). Arah panah menuniukan arah arus antara Emitor dan Base seperti halnya
dioda.
Ketika Emitor Transistor meniadi terminal common antara input dan
output, maka disebut Common Emitor (CE) dan Collector akan meniadi output
terminal dan Base meniadi input terminal. Penguat (gain) arus CE adalah
karakteristik utama Transistor dan dituniukkan dengan 0 atau
. Penguatan arus
CE dituniukan dengan rumus berikut:
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Penguatan arus AC pada rangkaian CE sering dipakai dengan
.
Diielaskan sebagai berikut:
Penguatan arus AC H
fe
memiliki perbedaan serius dengan penguatan arus
DC H
fe
. Pada posisi ini, anda dapat mengetahui penguatan arus diielaskan dengan
nilai lebih luas pada sinyal dalam rangkaian CE. Kemampuan mengubah bentuk
dari sinyal kecil ke sinyal besar memiliki bentuk yang sama merupakan Iungsi
terbaik karakteristik Transistor. Prosesnya disebut Amplication.
Arus Transistor dituniukan sebagai berikut dengan hukum arus kirchhoff
Arus Base sangat kecil dibandingkan arus Collector dan Emitor dan sama
seperti perbedaan kedua nilai arus. Dalam setiap kasus, hal ini meniadikan tidak
ada perbedaan untuk mengasumsikan arus Emitor dan collektor memiliki nilai
yang sama.
3.2.2 Transistor PNP
ambar 3-4 Struktur Dan Sinyal Dari Transistor PNP
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Transistor PNP dibuat dari dua material tipe P dan tipe N seperti gambar
5-4 (a). Bagian material tipe P adalah Emitor dan Collector bagian tipe N di
tengah adalah Base. Gambar 5-4 (b) menuniukan simbol Transistor PNP
ambar 3-5 Rangkaian Common Base Transistor
3. Dengan mengubah V
CE
masukkan nilai I
C
ke dalam table 3-1
4. Ulangi perintah 1 3 untuk mendapatkan I
C
3.4.2 Percobaan Transistor PNP
ambar 3-9 Rangakian Pengukuran Karakteristik Transistor PNP
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
1. Gunakan rangkaian -5 dari M-5 untuk poercobaan karakteristik Transistor
PNP. Buat rangkaian seperti gambar 5-14 dengan menghubungkan
Amperemeter ke 5g-5h dan Voltmeter ke 5c-5d dalam rangkaian ini.
2. Mengatur R1 ke -5V yang dihubungkan ke terminal 5a dan Set R2 agar
V
R2
-0,1 Volt. Hubungan antara I
B
dan V
R2
dituniukan seperti berikut.
Hubungkan tegangan 0V~20 V ke terminal 5i agar tegangan V
CE
meniadi -
10 Volt. (hubungkan output 0 ~ 20 Volt ke 5k dan GND ke 5i). Ukur
arus Collector (Ic) dari Amperemeter dan masukan ke tabel 3-2
3. Dengan mengubah V
CE
masukkan nilai I
C
ke dalam table 3-2
4. Ulangi perintah 1 3 untuk mendapatkan I
C
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
LEMBAR DATA PERCOBAAN
KARAKTERISTIK TRANSISTOR NPN & PNP
Nama :
N I M :
Kelompok :
Pratikum : Dasar Elektronika
Tabel 3-1
Hasil Pengukuran I
c
Untuk Menentukan Karakteristik NPN
V
CE
(volt)
I
C
(mA)
V
R2
V
R2
V
R2
V
R2
V
R2
V
R2
Tabel 3-2
Hasil Pengukuran I
c
Untuk Menentukan Karakteristik PNP
V
CE
(volt)
I
C
(mA)
V
R2
V
R2
V
R2
V
R2
V
R2
V
R2
Malang, 2010
Instruktur
( )
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
BAB IV
KARAKTERISTIK 1FET & MOSFET
4.1. Tujuan Percobaan
O Memahami karakteristik JFET & MOSFET
O Dapat memperoleh parameter parameter dari JFET & MOSFET
O Dapat membuat serta membaca graIik karakteristik transIer dan
karakteristik output dari sebuah JFET & MOSFET
4.2. Teori Dasar
4.2.1. Karakteristik 1FET
J-FET terdiri dari kanal type-n dan kanal type-p, dan gate mempunyai
karakteristik yang berhadapan lansung ke kanal. Gambar 4-1 (a) menuniukan
struktur dari Iisik J-FET kanal type-n. Diantara gate dan basis / drain dan kolektor
/ source dan emitor memiliki kesamaan pada J-FET dan transistor bipolar.
Impendasi input dari JFET sangatlah tinggi sehingga hampir hampir arus
inputnya tidak terukur. Oleh karena itu karakteristik inputanya tidak digambarkan.
Nilai arus output (I
D
) dikendalikan oleh tegangan antara gate dan source (V
GS
).
ambar 4-1 Struktur Karakteristik Dari 1FET
Pada gambar 4 2 dituniukan kurva untuk karakteristik tegangan V
DS
antara arus drain I
D
dengan drain source. Dipengaruhi oleh perbedaan tegangan
antara drain dan source.V
GS
adalah tegangan antara gate dan source pada J-FET.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Arus terus naik dengan linier yang dipengaruhi oleh kenaikan tegangan. Ini teriadi
pada range tegangan dari 1V sampai 3V hingga mencapai range pinch-OII.
Daerah lapisan pengosongan teriadi di sekitar tiap sambungan pada persimpangan
pn yang dibias reverse.
ambar 4-2 Karakteristik Kurva Tegangan V
DS
Pada persambungan Gate source dari JFET iika diberi tegangan Iorward
bias,akan meniadi kanal ( channel ) sangat kondusiI (conductive ). Untuk itu pada
n kanal JFET nilai tegangan positiI pada gate harus dibatasi sampai 0,6 Volt.
Jika tegangan Drain source (V
GS
) dinaikan dan kemudian tegangan
revese bias pada Gate Source (V
GS
) diperbesar maka daerah pengosongan akan
terpisah,sehingga arus mengalir dengan bebas tanpa terhalang oleh daerah
pengosongan. Pada keadaan ini arus akan konstan dan tidak akan naik lagi meski
V
DS
diperbesar. Tegangan ini disebut dengan %egangan Bevond pinc off
Ini kemungkinan pengosongan dari aliran arus yang cocok dengan
pengurangan luas dari atau lebar dari kanal meniadi 0. Pada kasus ini lekukan dari
tegangan disesuikan dengan kanal. Ini cenderung untuk mengurangi lebar dari
pengosongan pada range dan meniadi alasan mengapa arus dapat mengalir. Hasil
akhir meniadi arus yang konstan dan status iangkauan yang stabil.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
ambar 4-3 Karakteristik Daerah Kerja Pada 1FET
Resistansi drain dinamik
r
ds
deIinisi dari kemiringan lengkungan kurva pada range pinch-oII.
Nilainya sangat tinggi dan r
ds
antara A dan B pada gambar 4- 2 Didapat:
Karena resistansi yang berubah dari V
ds
, ini adalah kanal dari resistansi
AC(alternating current). Oleh karena itu, kanal yang stabil pada daerah resistansi
DC (R
DS
) dengan nilai resistansi yang rendah tergantung pada V
DS
, pada keadaan
V
DS
20V pada gambar 5-16 didapat;
Untuk mencari nilai Trankonduktansi (g
Is
) digunakan diIIerensilisasi dari
kemiringan kurva kurva I
d
/ V
GS
melalui persamaan diIIerensial sebagai berikut :
V
GS(oII)
FS
DSS
g
I 2
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
didapat , gIs gIs 0
) (
1 0
off GS
GS
J
J
gfs gfs
Arus saturasi I
DS
dideIinisikan sebagai arus drain yang sedang mengalir
pada tegangan Beyond pinch oII V
P
bila V
GS
0. Tegangan cut oII adalah
tegangan V
gs
yang menyebabka terhambatnya arus drain sehingga nilainya
mendekati nol.
Sehubung dengan karakteristik JFET maka untuk itu ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan,diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Arus Drain I
d
dipengaruhi oleh perbedaan tegangan antara Gate &
source V
gs
dimana hal ini berbeda sekali dengan siIat dari transistor
bipolar yang mana arus kolektornya dipengaruhi oleh arus biasnya.siIat
JFET ini berlaku iuga untuk MOSFET, sehingga JFET dapat dikatakan
sebagai komponen aktiI yang dikendalikan oleh tegangan.Hal ini
berlaku iuga pada tabung hampa.
2. Kemiringan lengkungan karakteristik V
DS
V
P
tergantung pada V
gs
hal ini berarti bahwa keadaan JFET berlaku sebagai resistor yang
resistansinya diatur oleh V
gs
.
3. Karakteristik v
gs
~ 0 tidak dilukiskan karena pada keadaan ini kanal
dalam keadaan konduktiI.
4.2.2. Karakteristik MOSFET
FET semikonduktor oksida-logam (metal-oxide semikonduktor FET),atau
disingkat MOS-FET. Berbeda dengan JFET, gerbang diisolasikan dari saluran.
Oleh karena itu , arus gerbang meniadi sangat kecil. Hal ini tidak dipengaruhi oleh
positiI atau negatiInya gerbang itu. MOSFET kadang-kadang disebut sebagai
IGFET, singkatan dari insulated-gate Iet (FET gerbang terisolasi)
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Terdapat 2 (dua) tipe cara keria karakteristik pada MOSFET, diantaranya
9ipe pengosongan dan 9ipe peningka9an
MOSFET Tipe Pengosongan (depletion-type MOSFET)
` Elektron bebas dapat mengalir dari gate menuiu drain melaui bahan n,
daerah 5 disebut substrat (tubuh) secara Iisik daerah ini mengurangi ialur
penghantar meniadi saluran yang sempit.
Lapisan tipis silicon dioksida
SiO
2
ditempelkan pada sisi kiri saluran. Yang
merupakan isolator (penyekat). Pada MOSFET gerbangnya terbuat dari logam
karena gerbang terpisah dari saluran, maka hanya sedikit sekali arus gerbang yang
mengalir, walaupun bila tegangan berharga positiI. Dioda 5n yang terdapat dalam
JFET itu telah ditiadakan pada MOSFET
Seperti telah diterangkan sebelumnya, tegangan gerbang dapat
mengendalikan lebar saluran. Makin negatiI tegangan gate, makin kecil nilai
drainnya. Bila tegangan gatenya negatiI, arus drain putus. Dengan demikian , pada
tegangan gate negatiI, operasi MOSFET sama dengan operasi JFET. Karena
prilaku dengan gate negatiI tergantung pada pengosongan saluran dari electron-
elektron bebas.
Terminal gate pada MOSFET tempat dan meletakan
SiO
2
materi lapisan
penyekat secara saluran. Materi baia telah ditanamkan pada lapisan
SiO
2.
Gambar
4-5 menuniukan struktur MOSFET.
MOSFET tipe Peningkatan (Enhancement Type MOSFET)
Dengan mengubah susunan dari dalam MOSFET saluran-n. kita dapat
menghasilkan MOSFET ienis baru yang hanya dapat menghantar pada tipe
penigkatan saia. MOSFET tipe ini banyak digunakan pada mikroprosesor dan
memori komputer karena ia berlaku seperti switch yang biasanya mati. Untuk
mendapatkan arus drain, maka harus menerapkan tegangan gate positiI
Gambar 4-4 (a) menuniukan karakteristik dari chanel n pada MOSFET,
karena kanal pada mode pengosongan konduktor bersiIat normal maka pada J-
FET aliran arus berkurang dan dapat berubah meniadi cut oII yang cukup
mempengaruhi tegangan Gate.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
ambar 4-4 Tipe Pada MOS-FET
Pada mode peningkatan, status pada kanal cut oII kondisinya normal dan
dapat teriadi pengurangan atau penambahan yang dapat mempengaruhi tegangan
pada gate dan dapat dikontrol. Depleksi (penipisan) MOSFET dapat teriadi iika
dioperasikan pada mode penigkatan dituniukan pada gambar 4 - 4(b).
Kapasitor elektron pada gate sangatlah kecil dan impedansi inputnya
sangatlah besar. Karena gate dapat menerima muatan dengan mudah.
Saat J-FET teriadi kebocoran arus pada input meningkat sesuai dengan
temperatur,eIeknya tempertur berada pada level paling rendah pada MOSFET.
MOSFET merupakan semikonduktor yang mudah tepengaruh oleh temperatur.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
ambar 4-5 Struktur Dari Karakteristik MOS-FET
4.3. Peralatan yang digunakan
1. Modul M-5, cirkuit 6 & 7
2. Multimeter Digital
3. Jumper
4. Catu Daya
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
4.4. Langkah percobaan
4.4.1. Percobaan Karakteristik 1FET
ambar 4-6 Rangkaian Percobaan 1FET
1. Gunakaan cirkuit 6 pada M-5 untuk Percobaan karakteristik J-FET, sesuai
dengan gambar rangkaian 4 - 6, Hubungkan ampermeter pada sisi kaki
terminal dari 6e-6I dan voltmeter pada kaki terminal 6d-6g / 6I-6i
2. Hubungkan tegangan -5V pada titik 6a, 5V pada titik 6b, 12V pada titik
6h dan hubungkan ground pada titik 6g.
3. Aturlah V
DS
yang tertera pada table 4-1 dengan mengatur variable resistor
R
5
. Dan gantikan niali V
GS
yang tertera pada pada table 4-1 kemuadian
aturlah dengan menggunakan R
1
, ukurlah arus drain (I
D
) dan masukan nilai
hasil pengukuran pada table 4-1
4. Berikan Kesimpulan mengenai percobaan JFET tersebut pada lembar
analisa data.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
4.4.2. Percobaan karakteristik MOSFET
ambar 4-7 Rangkaian Percobaan MOSFET
1. Gunakan Cirkuit -7 pada M-5 untuk percobaan karakteristik MOS-FET.
Sesuiakan dengan gambar rangkaian 4-7. Hubungkan ampermeter pada
sisi kaki terminal dari 7e-7I dan voltmeter pada kaki terminal 7d-7g / 7I-
7i
2. Menghubungkan -5V pada titik 7a, 5V pada titik 7b, 20V pada titik 7h
dan hubungkan ground pada titik 7g.
3. Aturlah V
DS
yang tertera pada table 4-2 dengan mengatur variable resistor
R
5
. Dan gantikan niali V
GS
yang tertera pada pada table 4-2 kemuadian
aturlah dengan menggunakan R
1
, ukurlah arus drain (I
D
) dan masukan
nilai hasil pengukuran pada table 4-2
4. Berikan Kesimpulan mengenai percobaan MOSFET tersebut pada lembar
analisa data
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
LEMBAR DATA PERCOBAAN
KARAKTERISTIK 1FET & MOSFET
Nama :
N I M :
Kelompok :
Pratikum : Dasar Elektronika
Tabel 4-1
Hasil Pengukuran Arus Drain I
D
(mA) pada 1FET
V
DS
V
GS
Tabel 4-2
Hasil Pengukuran Arus Drain I
DS
(mA) pada MOSFET
V
DS
V
GS
Malang, 2010
Instruktur
( )
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
BAB V
PENUATAN TRANSISTOR
COMMON EMITER
5.1. Tujuan
O Dapat memahami dan mempelaiari dasar penguatan.
O Dapat mencari impedansi masukan dan keluaran pada penguat transistor
dan cara pengukuran.
O Macam-macam penguat transistor dan tiap-tiap karakteristik penguatan
hingga prakteknya dan perhitungannya.
5.2. Teori Dasar
Sebuah rangkaian penguat transistor bipolar dengan menggunakan
konIigurasi CE (Commmon-Emiter) diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
ambar 5-1 Rangkaian Penguat Common Emitter
Untuk dapat menganalisa rangkaian diatas diperlukan dua buah analisa
yaitu analisa DC dan analiasa AC.
5.2.1. Analisa DC
Tuiuan analisa ini untuk mencari titik keria dari penguat yang akan kita
analisa. Untuk menganalisa DC maka sumber AC kita matikan dan semua
kapasitor kita buat open circuit ,sehingga rangkaian ekivalen seperti gambar 5-2
dibawah ini:
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
ambar 5-2 Rangkaian Ekivalen Untuk Analisa DC
Sehingga kita peroleh
2 1
// R R R
th
2 1
2
R R
R
J J
CC %
Dari loop antara Basis dan Emitor kita peroleh persamaan:
) 1 ........( )......... (
.
0
0
C B E B % %
E E B % %
I I R J I R J
I R J I R J
c
c
Arus kolektor merupakan peniumlahan dari dua arus,yaitu:
Ceo B dc C
I I I . 0
Sehingga kita peroleh:
) 2 .....( .......... .......... .......... .
1
.
1
Ceo
dc
c
dc
B
I I I
0 0
Dengan mendistribusikan persaman (2) ke persamaan (1) ,dan untuk harga
0
Ceo
I ,maka akan diperoleh:
E dc %
% dC
C
R R
J J
I
). 1 (
) .(
0
0
0
Dari loop antara kolektor-emitor kita peroleh:
| | .
E E C C CC CE
I R I R J J
Dengan:
C B E
I I I
-
R
C
I
Ceo
I
C
V
CC
V
O
I
E
R
E
I
B
-
-
V
th
R
th
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
0
CE
B
BE
J
I
J
r6
2 1
//
) // (
//
R R R
R r R
r R
J
B
B S
B
6
6
5.2.2. Analisa AC Untuk Frekuensi Menengah
Dengan mematikan sumber tegangan DC dan membuat short-circuit
semua kapasitor maka akan diperoleh rangakaian ekivalen seperti gambar dibwah
ini:
ambar 5-3 Rangkaian Ekivalen Analisa AC Pada Frekuansi Menengah
tan) ( Kons J IC
K%
q
J
I
J
I
gm
CE
BE
C
BE
C
0
0
: , 25 , 1
0
5eroleh kita C % untuk
| | 9 . 38 Ic gm
0
. 0 6 r gm
Setelah kita gambar rangkaian ekivalen AC seperti diatas dan kita peroleh
harga 6 r dan gm, maka dapat kita cari AV
I
,AV
S
,Z
I
,A
I
,dan A
P
serta Z
O
) sebagai
berikut:
L C O
R JR gm J // .
Dari rangkain ekivalen di atas,kita lihat VV
I
, maka diperoleh:
) // (
0
L C
I
I
R R gm
J
J
AJ
Untuk mencari AV
S
dapat kita gunakan persamaan berikut:
-
-
Z
i
R
s
R
B
Vs
I
i
V
6 r
gmV
R
C
Z
o
I
O
R
L
-
V
O
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Maka:
) // (
//
). // (
B S
B
L C
I
O
S
R r R
r R
R R gm
J
J
AJ
6
6
Impedansi masukan dapat kita peroleh dengan persamaan:
B I
I
I
I
R r Z maka
I
J
Z // : 6
Penguatan arus dapat kita peroleh dengan persamaan:
L
I
I
I I
L O
I
O
I
R
Z
AJ
Z J
R J
I
I
A .
/
/
Penguatan daya dapat diperoleh dengan persamaan:
L
i
i I i
i i
O O
P
R
Z
AJ A AJ
I J
I J
A . ) (
2
Untuk mencari Z
0
maka pada rangkaian dibuat open circuit J
0
terlebih dahulu
sehingga diperoleh:
C C O O
R J gm OC J . . ) (
Dimana:
JocJ dengan R
L
\
Kemudian dibuat short circuit Io sehinggaa diperoleh:
Io(SC)gm.J
sc
Dimana
V
sc
V dengan R
L
0
Maka :
C
O
O
O
R
SC I
OC J
Z
) (
) (
Impedansi masukan diperoleh dari:
Z
in
atau
R
in
(impedansi masukan dari ampliIier) yang ditentukan dari
perbandingan masukan tegangan
v
in
dan arus
i
in
yang tidak distorsion.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Sehingga anda mendapatkan
R
in
dengan pengukuran
v
in
dan
i
in
dan
dimasukkan kedalam persamaan diatas. Anda dapat mengukur arus input (base)
ampliIier menggunakan AC micro arm meter oI mili arm meter yang diperlihatkan
Gambar 5-1 untuk menentukan
i
in
yang digunakan voltage meter-current meter
metod. Potentiometer
R
x
disambung diantara
A
dan
B
seperti pada Gambar 5-1.
Tegangan
v
x
ada pada kedua sisi
R
x
,
R
x
diubah hingga sama seperti sinyal
tegangan
v
in
yang diukur diantara
B
dan
C
. Nilai pengukuran yang diperoleh
dengan pemisahan
R
x
dari rangkaian adalah sama dengan
R
in
. Impedance input
dari common emitter ampliIier dapat meniadi berkurang oleh degeneracy
Ieedback dalam rangkain input. Sinyal arus yang masukan dari base akan
melawan tegangan
v
in
di emitter yang sama nilainya dengan terpotong dari
R
3
.
Namun
C
3
memungkinkan teriadinya AC by-pass seperti didalam rangkain ,
Sehingga dalam emitter circuit teriadi penurunan , nilai
R
in
akan bertambah.
:ener!| |n|,
(|!n|! |unedance
Impedansi output dari ampliIier (
Z
out
) dapat meniadi percobaan penguat
yang dengan manambahkan sebuah resistor variable
R
out
ke output sirkit . Ikuti
prosesnya, pertama ukur input sinyal
I
C
tanpa beban. Kemudian , sambungkan
beban dan atur beban (
R
out
) hingga keluar sinyal output yang baru (
v
out
) yang
nilainya meniadi setengah dari nilai pengukuran
v
out
sebelumnya. Bagi
R
out
yang
dari sirkit dan ukur nilainya. Sekarang, mengukur nilai output impedansit
Z
out
.
Dengan catatan tidak ada distorsi (penyimpangan) dari sinyal I/O dalam
pengukuran impedansi I/O.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
Voltage gain
Common emitter ampliIier adalah arus, tegangan dan power ampliIier .
Kita dapat menetapkan tegangan gain ampliIier dengan memasukkan pengukuran
sinyal tegangan input ke dalam percobaan. Tegangan sinyal output yang diukur
(dengan oscilloscop dari voltmeter AC) dan membandingan sinyal input yang
memotong sinyal output sehingga akan meniadi tegangan gain.
Yang terpenting adalah ampliIier harus bekeria di daerah linier selama
proses. Kita dapat menetepkan daerah operasi linier dari percobaan ampliIier.
Setelah gelombang sinus 100Hz di masukkan dari sinyal audio, amati keluaran
dari kolektor dengan osiloskop. Mula-mula set keluaran sinyal generator pada
minimum. Pada saat ini, ketika generator output meningkat secara berangsur-
angsur, amatilah ienis gelombang pada oscilloscop. Namuan selama pengukuran
tidak ada nilai distorsi, sehingga itu adalah daerah sinyal input.
Process of the experiment
ambar 5-4 Rangkaian Untuk Mengukur Resistansi Input
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
ambar 5-5 Rangkaian Untuk Mengukur Resistansi Output
5.3. Peralatan Yang Digunakan
O Kit paraktikum Common emitter ampiliIier
O Oscilloscope
O Function Generator
O Multimeter digital
O Catu Daya
O Kabel Penghubung
5.4. Langkah Percobaan
5.4.1. Percobaan Mencari Impedansi Masukan
1. Pastikan sirkit seperti Gambar 5-1 yang menggunakan sirkit-2 dari M-6. Set
Irekuensi masukkan meniadi 1000Hz gelobang sinus.
2. Setelah
R
1
pada maximum dan
R
6
pada minimum (
0O
) diatur, set tegangan
output
8J
5 5
dengan tegangan input Irequensi yang berIariasi. Tetapi
gelombang output tidak boleh distorsi.
3. Setelah mengatur tegangan output
4J
5 5
dengan memvariasi
R
6
, ukur
tegangan input
v
R6
,
v
R3
dan masukkan kedalam table 5-1.
4. Setelah
R
6
dipisahkan dari sirkit, ukurlah nilai tahanan dan masukan
kedalam resistensi input table (5-1) yang kosong. Tetapi, hati-hati nilai
hambatan tidak boleh barubah selama pemisahan
R
6
dari sirkit.
Praktikum Dasar Elektronika
LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK DAN PENGUKURAN
ITN MALANG
5.4.2. Percobaan Mencari Impedansi Keluaran.
1. Pastikan sirkit seperti pada Gambar 5-5 yang menggungkan sirkit 2 dari M-
6. Masukan Irequensinya adalah 1000Hz gelombang sinus dan iangan
sambungkan
R
6
.
2. Ubah
R
1
dan tegangan sinyal input untuk membuat tegangan output
maximum yang tidak distortion. Dan ukur
v
o
tanpa beban, kemudian
masukan kedalam table 5-2.
3. Setelah
R
6
disambung ke sirkit, atur dengan presisi meniadi setengah
v
o
tanpa beban. Kemudian ukurlah
v
i
dan
v
o
dalam status setengah beban
dan kemudian masukkan kedalam table 5-2.
4. Setelah
R
6
dipisahakan dalam sirkit, ukurlah nilai resistansi dan masukkan
kedalam resistansi output dalam table table 5-2 yang kosong. Tetapi, hati-
hati nilai resistansi tidak boleh berubah dalam pemisahan
R
6
dari sirkit.
5.4.3. Percobaan Mencari Faktor Penguatan.
1. Dalam Gambar 5-5, setelah