Professional Documents
Culture Documents
. Beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan. Baden Powell Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Berbagai pengalaman Baden Powell ditulis dalam buku Aids To Scouting yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Pada Tahun 1910 Baden Powell pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Dan tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika. Sejarah Kepramukaan Sedunia Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul Scouting For Boys. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout. Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala. Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
y y y y y y y y y y y y y y y
Tahun 1924 Jambore II Tahun 1929 Jambore III Tahun 1933 Jambore IV Tahun 1937 Jambore V Tahun 1947 Jambore VI Tahun 1951 Jambore VII Tahun 1955 Jambore VIII Tahun 1959 Jambore IX Tahun 1963 Jambore X Tahun 1967 Jambore XI Tahun 1971 Jambore XII Tahun 1975 Jambore XIII Tahun 1979 Jambore XIV Tahun 1983 Jambore XV Tahun 1987 Jambore XVI
di Ermelunden, Copenhagen, Denmark di Arrow Park, Birkenhead, Inggris di Godollo, Budapest, Hongaria di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda di Moisson, Perancis di Salz Kamergut, Austria di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris di Makiling, Philipina di Marathon, Yunani di Idaho, Amerika Serikat di Asagiri, Jepang di Lillehammer, Norwegia di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan di Kananaskis, Alberta, Kanada di Cataract Scout Park, Australia
y y y y
Tahun 1991 Jambore XVII Tahun 1995 Jambore XVIII Tahun 1999 Jambore XIX Tahun 2003 Jambore XX
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). Berkas:KBI.jpg PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepanduan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satusatunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah. Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi. Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan . Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan". Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. 3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
diterbitkan Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka, Sebagai pedoman untuk menghimpun peserta didik yang terdiri dari Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega dalam satu kesatuan organik yang disebut Gugusdepan, agar mudah di bina dan di kelola. 2. Gerakan Pramuka merupakan salah satu wadah dan usaha pembinaan generasi muda, yaitu anak-anak dan pemuda yang berusia 7 sampai dengan 25 tahun, dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. 3. Untuk menjamin keserasian, keselarasan dan kesinambungan dalam usaha pembinaan generasi muda melalui Pendidikan Kepramukaan, maka Gerakan Pramuka akan mengadakan hubungan yang erat dan kerjasama yang baik dengan orang tua, guru dan perserta didik. 2. Dasar a. Keputusan Presiden RI Nomor 104 Tahun 2004 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. b. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 Tahun 2005 Tentang c. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. d. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 137 Tahun 1987 Tentang e. Petunjuk Penyelenggaraan Gugus depan Gerakan Pramuka. f. Rencana Strategik Gerakan Pramuka 2006 2009 Program Prioritas. g. Rencana Strategik Gugus depan Proyek SJP 18 The best 2016 h. Rencana Kerja Gugus depan Gerakan Pramuka Kota Bogor 02.065 02.066 Pangkalan SMP Negeri 18 Bogor Tahun Anggaran 2007 2008. 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud Rencana Kerja ini adalah untuk digunakan sebagai dasar dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan di SMP Negeri 18 Bogor b. Tujuannya adalah untuk : 1. Menghimpun peserta didik yaitu Pramuka Penggalang dalam kegiatan yang terpola agar mudah dibina dan dikelola. 2. Mengupayakan Gerak Pembinaan dan Pembinaan Pramuka Penggalang yang dititik beratkan pada penigkatan pelatihan-pelatihan guna menyiapkan Pramuka Penggalang menjadi mendiri 3. Mengupayakan fungsi wadah-wdah pembinaan Pramuka Penggalang supaya terpadu dan terarah sehingga memantapkan organisasi dan manajemen yang tanggap, efektif dan efisien. 4. Meningkatkan kedisiplinan, kesadaran dan menyerap nilai-nilai Dasa Dharma dan Tri Satya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5. Upaya mengadakan fasilitas penggunaan dan pengembangaan Pramuka Penggalang dalam rangka menunjang gerak langkah visi awal dengan lngkah kemandirian Gerakan Pramuka. 6. Meningkatka rasa tanggung jawab dan kebersamaan untuk bekerja sama dalam melaksanakan seluruh kegiatan Pramuka. 4. Sasaran Bidang a. Pelaksanaan Tugas 1. Mengatur, mengendalikan dan memonitor tugas sehari-hari anggota Dewan Kerja Penggalang. 2. Mengatur dan mengendalikan mekanisme yang berkaitan dengan penugasan seluruh anggota Dewan Kerja Penggalang dan ruang lingkup tugasnya. 3. Menyempurnakan sistem dan mekanisme kerja Dewan Penggalang.
4. Melakukan fungsi pembinaan terhadap anggota Dewan Kerja Penggalang baik secara intern maupun ekstern. 5. Melakukan upaya persiapan kaderisasi pengurus Dewan Kerja Ambalan. b. Finansial 1. Mengendalikan dan memonitor mekanisme kenangan pada setiap aktivitas Dewan Kerja Penggalang. 2. Menyelenggarakan dana rutin Mabigus untuk aktivitas Dewan Kerja Penggalang diusahakan dengan maksimal kemandirian yang berkesinambungan. 3. Mengatur, mengendalikan dengan mengevakuasi pelaporan keuangan Dewan Kerja Penggalang. c. Bidang Kajian Kepramukaan 1. Melanjutkan upaya penyempurnaan petunjuk penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi anggota Pramuka Penggalang khususnya dalam perencanaan penyajian kegiatan kepramukaan yang menerik dan menantang. 2. Melakukan pendataan masukan anggota Dewan Penggalang di ruang lingkup Gugus depan. 3. Bekerja sama dengan seluruh anggota Dewan Kerja untuk mencari solusi pemecahan dalam penyempurnaan perubahan petunjuk penyelenggara Dewan Kerja yang baru. d. Bidang Kegiatan Kepramukaan 1. Publikasi dan informasi kegiatan-kegiatan Pramuka Penggalang. 2. Minimal satu tahun sekali merealisasikan satu konsep kegiatan yang bersifat positif, kreatif dan inovatif, sebegai pengabdian kepada Geraka Pramuka dan masyarakat. 3. Mengusahakan meningkatkan kualitas dan kuantitas perkembangan Pramuka Penggalang yang terlibat dalam upaya pembangunan masyarakat. 4. Terciptanya konsep kegiatan yang bervariasi yang mempu menarik minat remaja/pemuda usia Penggalang. 5. Ikut berpartisipasi dalam setiap even lomba kepramukaan yang diselenggarakan di wilayah Kwarcab kota Bogor e. Bidang Evaluasi dan Pengembangan 1. Tesusunnya petunjuk pelaksanaan kegiatan bagi Dewan Penggalang. 2. Tersusunya perangkat supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan Dewan Kerja. 3. Terlaksananya perangkat pengembangan tentang Pramuka Penggalang. 4. Terhimpunnya data yang akurat tentang kuantitas dan kualitas anggota Pramuka Penggalang guna kebutuhan perumusan kebijakan lebih lanjut. 5. Penyusunan Rencana Kerja Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2008 2009 dilakukan dengan : a. Mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2008 2009, guna menemukan keadaan Gugus depan Gerakan Pramuka Kota Bogor 02.065 02.066 Pangkalan SMP Negeri 18 Bogor, menyangkut potensi, kelemahan, peluang maupun hambatan. b. Program disusun berdasar pula pada kemampuan dukungan dana dan kemampuan administrasi. 6. Sistematika Sistematika penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2008 2009 sebagai berikut : BAB I Pendahuluan -Umum -Dasar -Maksud & Tujuan -Sasaran Bidang
-Penyusunan Rencana Kerja -Sistematika BAB II Rencana Kerja Tahun Anggaran 2008 2009 - Bidang Teknik Kepramukaan - Bidang Kegiatan Operasional - Bidang Administrasi dan Keuangan - Bidang Hubungan Masyarakat - Bidang Sarana Fisik BAB III Susunan Struktur Organisasi Pramuka SMPN 18 Bogor BAB IV Penutup Lampiran-lampiran
BAB II RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2008 2009 A. BIDANG TEKNIK KEPRAMUKAAN 1. Melaksanakan Musyawarah Penggalang III untuk memilih Ketua Umum Badan Eksekutif Penggalang ( Pratama& Pratami). 2. Memfungsikan perangkat organisasi sesuai dengan tugasnya. 3. Memfungsikan peranan Dewan Penggalang dalam Pasukan. 4. Memfungsikan Dewan Kehormatan Gugusdepan. 5. Mengadakan Forum Penggalang secara periodik. 6. Pembentukan Kader Pramuka dan mengadakan Program Latihan secara khusus. 7. Mengadakan Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat ) SJP 18 2008. 8. Mengadakan Akademi Kepramukaan SJP 18 2008. 9. Mengadakan Pelatihan life skill seperti Jurnalistik, Manajerial, Internet, dll. B. BIDANG KEGIATAN OPERASIONAL 1. Menciptakan bentuk permainan yang menarik, mendidik, dan menantang dengan tetap mengutamakan keselamatan. 2. Meningkatan pencapaian syarat-syarat kecakapan umum (SKU), dan syarat-syarat kecakapan khusus (SKK). 3. Meningkatkan jumlah Pramuka Garuda Golongan Penggalang melalui peningkatan
frekuensi kegiatan. 4. Selalu ikut serta dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh kwartir-kwartir maupun Satuan Pramuka lain. 5. Mengadakan Persami sebagai orientasi anggota kelas 7 baru dengan kegiatan yang menarik dan menantang. 6. Meningkatkan dan mempertahankan prestasi Gudep yang sudah di raih melalui Rencana Strategik Proyek SJP 18 The Best 2016 7. Mengadakan Upacara Hari Pramuka ke-47 sekaligus memberikan Anugerah Tanda 8. Penghargaan Bintang Tahunan, Bintang Wiratama, dan Bintang Teladan kepada peserta didik atas keaktifan, kesungguhan dan Prestasinya. 9. Mengadakan peringatan Hari Ulang Tahun SJP 18 yang ke 4. 10. Mengadakan Geladian Pemimpin Regu (DIANPINRU) Penggalang di gugus depan sebagai arena persiapan dan pemanasan dalam mengikuti lomba. 11. Mengikuti Gelar Lomba Teknik Pramuka Penggalang (TEKPRAM ) VII di SMK YKTB SeKota & Kabupaten Bogor 2008 12. Mengikuti Gelar Lomba Kompetisi Pramuka (Kompra) I di MAN 2 Bogor Se- Jawa Barat, Jakarta & Banten 2008 13. Mengikuti Lomba Antar Pramuka penggalang (Kelapa) 8 di SMK PGRI 3 Bogor Se-Bogor Raya 2008 14. Mengikuti Lomba LKBB dan Kolone Tongkat Pramuka penggalang Kwarcab kota Bogor 2008 15. Mengikuti Lomba Kreasi seni dan olah raga Pramuka penggalang (Kresgap) I SMK Rantimula Se-Kota Bogor 2008 16. Mengadakan Gerakan Pramuka Peduli Melalui Bumbung Kemanusiaan yang hasilnya disalurkan lewat Kwartir Cabang. B. BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN 1. Melaksanakan Sistem Administrasi Umum (Sisminum) dan Sistem Administrasi Satuan (Sisminsat). 2. Pengadaan sarana dan peralatan administrasi (ATK). 3. Membuat papan data Gudep dan di pasang di Sanggar Pramuka SJP 18. 4. Mengelola Dana Tahunan dari Sekolah secara efektif. 5. Mengembangakan Kedai SJP 18 yang merupakan Unit Usaha Gugusdepan. 6. Penyediaan buku dan petunjuk menurut kebutuhan. 7. Membeli buku buku Kepramukaan dari Kwarda maupun Kwarnas. 8. Pengadaan Kartu Tanda Anggota (KTA) terbitan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 9. Pengadaan Polis Asuransi Jiwa kepada peserta didik. C. BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT 1. Pemantapan koordinasi dan komunikasi dengan Kwartir Ranting dan Kwartir Cabang. 2. Mengadakan kerjasama dengan satuan Pramuka lain dan organisasi lain. 3. Mengadakan kunjungan ke berbagai satuan Pramuka lain. 4. Penerbitan Majalah Dinding SJP 18 secara baik dan terus menerus. 5. Penerbitan Weblog SJP 18 secara baik dan terus menerus. 6. Peningkatan penyampaian informasi ke dalam dan keluar Gerakan Pramuka. 7. Memberikan gambaran yang menyeluruh kepada masyarakat (orang tua) tentang Gerakan 8. Pramuka dengan segala kegiatannya melalui berbagai cara dan media. 9. Peningkatan citra Pramuka melalui pembenahan model kegiatan dan metode belajar dikepramukaan. 10. Mengadakan pameran/ ekspo yang menampilkan beragam aktivitas dan hasil karya anggota Gugusdepan.
11. Mengadakan bulan Kehumasan untuk meningkatkan citra Gerakan Pramuka yaitu pada bulan Agustus. 12. Penataan dan penertiban dokumentasi dan data kepramukaan di SMP Negeri 18 Bogor, serta selalu mengupayakan adanya dokumentasi pada setiap kegiatan Gugus depan. 13. Berlangganan Majalah Pramuka terbitan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 14. Selalu berperan aktif dalam membantu kegiatan di Sekolah seperti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) dan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN), dll. E. BIDANG SARANA FISIK 1. Mengoptimalkan fungsi Sanggar Pramuka sebagai pusat aktivitas anggota Pramuka. 2. Mengadakan pendataan aset Pramuka SMP Negeri 18 Bogor sekaligus memberikan label pada barang barang inventaris milik Gudep. 3. Mengadakan Perbaikan barang dan perlengkapan kepramukaan yang rusak. 4. Menambah barang barang invetaris secara bertahap. 5. Penataan Sanggar Pramuka SJP 18 secara baik dan rapi.
BAB III SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI PRAMUKA SMPN 18 BOGOR Mabigus : Drs. Kusmana Pembina Gudep : Yudir Suhaedir, S.Pd Pembina Satuan Putra : Agung Syah Pembina Satuan Putri : Adah Jubaedah Pratama : Syahrizal Sidik Pratami : Suci Mulyani
Krani 1 : Cikal Wisnu Pramudya Krani 2 : Vanya Azalia Juang 1 : Ichsan Prawiro Santoso Juang 2 : Popy Pebiyani Judat 1 : Saptia Ningsih Judat 1 : Indra Saputra Julat 1 : Siti Aminah Julat 2 : Randika Hidayah Putra
BAB IV PENUTUP Gerakan Pramuka sebagai Lembaga Pendidikan luar sekolah dan sekaligus merupakan wadah pembinaan generasi muda dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, ikut serta secara aktif mendidik sumber daya manusia agar dapat menjadi kader bangsa yang bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perjuangan nasional. Untuk itu diharapkan adanya semangat kerja dan rasa pengabdian yang tinggi, serta kerja sama yang kompak dan serasi terutama dalam lingkungan Gerakan Pramuka maupun instansi Pemerintah dan masyarakat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam membina dan mengembangkan sumber daya manusia melalui Pendidikan Kepramukaan sehingga menjadi warga negara Indonesia yang Pancasilais, manusia yang berbudi pekerti luhur, kader pembangunan yang handal. Amiin.