Professional Documents
Culture Documents
1.1 Latar Belakang Dalam Rencana Jangka Panjang Nasional (RJPN) Dinas Kes ehatan, pengembangandan pember dayaan sumber daya manusia kes ehatan dibutuhkan pelayanan kes ehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tidak akan terwujud apabilat i da k di du k u n g ol e h s u mb er da y a ma n u s i a k es e ha t a n ya n g me n c u ku p i j u ml a h n ya , da n profesional, yaitu sumber daya manusia kes ehatan yang mengikut i perkembangan IPTEK, menerapkan nilai-nilai moral dan etika profesi yang tinggi. Semua tenaga kesehatan dituntut u nt u k s el a l u me n j u nj u n g t i n g g i s u mp a h da n k o d e et i k pr of es i . ( D ep a r t e me n K es e h a t a n , 2009). Menurt World Health Organization, Infark miokard atau serangan jantung koroner akibat ateros klerotik CAD merupakan kasus
terbanyak. Menurut data statistik tahun 1992 jumlah p e n d er i t a p e n ya ki t j a nt u n g k or o n er s eb a n ya k 1 6 , 5 % da n p a d a t a hu n 2 0 0 0 na i k s eb es a r 26,4% tahun 2010 meningkat lagi sebesar 39,2%
(http://infoxpress.com) Jantung (COR) adalah organ yang sangat penting bagi kehidupan karena berfungsi sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh. Walaupun banyak berisi darah, cor tidak mampu menyerap nutrisi dari darah tersebut. Nutrisi cor disuplai oleh arteri coronaria yang merupakan cabang pertama dari aorta ascendens. Kelainan pada arteri ini dapat mengganggu aktivitas cor bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan pada cor tersebut. Banyak penyakit yang menyerang cor, berikut ini tujuh penyakit cor terpenting : 1. Penyakit jantung koroner (penyebab 80% kematian yang disebabkan penyakit jantung) 2. Penyakit jantung akibat hipertensi (9%) 3. Penyakit jantung rernatik (2-3%) 4. Penyakit jantung kongenital (2%) 5. Endokarditis bakterialis (1-2%) 6. Penyakit jantung sifilitik (1%) 7. Cor pulmonale (1%), 8. dan lain-lain (5%) (Santoso dan Setiawan; 2005). Pada tahun 1997, penyakit jantung koroner menyebabkan 466.101 kematian dan sampai saat ini tetap merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Begitu pula di Indonesia, diperkirakan jumlahnya akan bertambah dari tahun ke tahun. Melihat fakta tersebut, sangat dibutuhkan untuk mengetahui kriteria diagnostik infark miokard akut agar dapat menegakkan diagnosis dengan tepat.
Infark Miokard adalah penyebab kematian pertama penyakit jantung di dunia.Sekitar sepertiga dari penderita IMA meninggal dalam beberapa jam setelah terjadinya nyeri dada, gagal jantung, atau komplikasi yang lain.Karena itu , tandatandanya dan gejalanya perlu dikenali dengan cepat, sehingga terapi dapat segera diberikan. Seperti sebagian klien yang ada dan pernah dirawat di RSUP. PROF. Dr. R. D. KANDOU Manado, yang di alami oleh pada Tn. L.M yang menjadi tujuan pokok penulis sebagai bahan penelitian bagaimana cara memberikan Asuhan Keperawatan dengan diagnose Miokard Infark Akut.
1. Perjalanan penyakitnya , lebih dari 90% kasus , disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner akut . Terhentinya aliran darah koroner secara mendadak pada suatu daerah di miokardium mengakibatkan kontraksi yang tidak sinkron , yang diiikuti dengan penurunan kontraksi jantung dan hilangnya kontraksi.Perubahan ini terjadi 5-10 menit pertama setelah penyumbatan. 2. Untuk mendiagnosisnya maka harus diketahui riwayat nyeri dada yang bersifat hebat , berlangsung lama dan tidak dapat diatasi dengan pemakaian obat.Gejala lain adalah mual, muntah-muntah , kelemahan, pusing, keringat dingin dan jantung berdebar. 3. Pada pemeriksaan biasanya pasien tampak cemas, gelisah dan tampak sakit berat.Pada pemeriksaan fisik ditemukan JVP dapat meningkat terdapat bunyi jantung keempat dan bunyi pergerseran perikardium. 4. Pemeriksaan laboratorium. 5. Yang paling penting ialah apabila sudah merasakan nyeri dada yang hebat, maka segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang adekuat lain yang dianjurkan yaitu EKG, Radiografi, Uji
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : bagaimana pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. L.M dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR, yang ada Di ruangan ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado. 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. L.M dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR, yang ada Di ruangan ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado. 1.3.2 Tujuan Khusus : Mengetahui Asuhan Keperawatan MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR, yang ada Di ruangan ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado. S ebelum dan sesudah menjalani proses pengobatan. 1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Penulis : Sebagai prasyarat untuk mengikuti ujian akhir juga dapat
menjadi bahan acuan untuk menambah pengetahuan. 1.4.2 Institusi : Menjadi masukan bagi institusi guna menambah Literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan. 1.4.3 Lahan Praktek : Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan khususnya penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR.
1.5 Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan cara : 1.5.1 Wawancara : Wawancara dilakukan pada klien, keluarga klien, perawat-
sejawat dan dokter di ruang ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado. 1.5.2 Observasi : Observasi dilakukan pada klien selama 4 hari dengan
pengamatan langsung pada klien. Mengkaji data dari klien untuk mengetahui
keadaan dan perkembangan klien untuk mendapatkan kesimpulan tentang penerapan asuhan keperawatan. 1.5.3 Dokumentasi : Pengumpulan data yang berhubungan dengan diagnosa MIOKARD INFARK AKUT INFERIOR. Dari catatan medik di ruang ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado. 1.5.4 Kepustakaan : Mengunakan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan pasien di ruang ICCU RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan teoritis yang meliputi Konsep medik dan Konsep dasar asuhan keperawatan. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
2.1 Konsep Medik 2.1.1 Definisi Congestif Heart Failuere (CHF) adalah suatu keadaan dimana jantung tidak lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh
untuk keperluan metabolisme jaringan pada keadaan tertentu (aktif maupun istirahat). A. Gagal jantung adalah suatu keadaan patologis adanya kelainan fungsi jantung yang mengakibatkan jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan (Broun Wald). B. Gagal jantung kongestif merupakan suatu sindrom klinis yang rumit yang di tandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan kelainan regulasi hormonal disertai dengan intoleransi aktifitas kerja fisik, referensi dan memendeknya umur hidup. Kegagalan fungsi jantung di atas dan mengakibatkan respons sistemetik khusus bersifat patologik (saraf, ginjal, hormonal) serta menampakan manifestasi klinik beberapa gejala (keluhan) dan tanda-tanda gagal jantung. 2.1.2 Etiologi Penyebab gagal jantung yaitu: A. Infeksi pada paru-paru B. Demam atau sepsis C. Beban cairan yang berlebihan D. Infark jantaung berulang E. Aritmia F. Emboli paru G. Keadaan high output H. Stres emosional I. Hiperatensi yang tidak terkontrol J. Miokarditis
K. Endokarditis
Secara umum penyebab kegagalan jantung dikelompokan : 1. Myocardial Disfunctions 2. Systolic Overload 3. Diastolic Overload 4. Deman Overload 5. Filling disordes 2.1.3 Patofisiologi Patofisiologi gagal jantung lebih dapat dimengerti dengan mempertahankan 3 komponen penting yang berperan : 1. Abnormalitas miokard primer yang menimbulkan disfungsi daya pompa jantung 2. Gagal jantung kongestif akibat disfungsi jantung yang primer, sebagai respons dari bermacam-macam beban kerja yang berlebihan (Overload). 3. Apabila Overload ini disebabkan oleh hipertensi atau tekanan diastolic yang meninggi akan terjadi hipertensi sel-sel jantung yang berusaha untuk menormalkan beban pada sel otot. Overload-overload ini dapat juga terjadi akibat hilangnya sebagian jaringan miokard yang tinggal untuk bekerja berlebihan. 2.1.4 Manifestasi klinis 1. Symtons / Keluhan / Gejala a. Dyspnea/ Ortopnea, Paroximal Noctural dyspnea, Cheyne Stokes b. Fatigue and Weakness
c. Abnominal Symtons 2. Sign / Tanda a. Ringan (Moderate) tanda (-) b. Berat (Severe) tanda (+) c. Ronchi d. Edema e. Ascieter/ Hydrothorax f. Hepatomegali g. Ikterus h. Impotensi i. Depresi j. Lain-lain : dingin, keringat, urine berkurang. 2.1.5 Penanganan Medik Prinsip a. Atasi faktor dasar/ Etiologi b. Atasi faktor pencetus c. Jenis penanganan 1. Farmakologik - Diuretik - Penghambat ACE : Captopril (Dexatap) - Digitalis : obat penguat (langoksin) - Lain-lain : beta blocer, dopamin, debutamin. 2. Non Farmakologik - Diet
- Pengawasan cairan - Aktifitas fisik - Rokok - Alkohol - Operasi - Pembatasan aktifitas. 2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik 1. EKG 2. Foto Thorax 3. Echocardiography 4. Laboratorium 5. Angiography.
2.2 Konsep Keperawatan 2.2.1 Pengkajian A. Identitas pasien Nama Umur / Tanggal lahir Jenis kelamin Agama : Tn. H.W : 62 Tahun/ 11-10-1948 : Laki-laki : Kristen
Suku/Bangsa Status Tanggal MRS Tanggal Pengkajian No. Med. Rec Diagnosa Medis B. Penanggung Jawab
Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Hubungan dengan klien 2.2.2 Keluhan utama Sesak nafas 2.2.3 Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang Saat dikaji pasien mengeluh badan terasa lemah dan sesak nafas. Selain itu pasien juga batuk-batuk, saat ini pasien terpasang IVFD sol NaCL 0,9% dengan furosemide tablet 500 mg pada ekstremitas kanan atas dan O2 sebanyak 2 liter/ menit. B. Riwayat kesehatan lalu Dahulu oasien pernah mengalami penyakit jantung dan pernah berobat dirumah sakit Balik Papan. C. Riwayat kesehatan keluarga
10
Dalam keluarga selain pasien tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung. GENOGRAM A B
62
KETERANGAN : A B : Orang tua klien : Orang tua istri klien : laki-laki : perempuan : Garis keturunan : Tinggal serumah : Meninggal : Klien
2.2.4 Riwayat psikososial Selama perawatan pasien selalu bertanya-tanya pada Dokter dan Perawat tentang penyakit yang di deritanya. Klien mengatakan kurang mengerti dengan penyakit yang dideritanya , klien mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini, hubungan dengan keluarganya baik, begitu juga dengan masyarakat tempat pasien tinggal. 2.2.5 Riwayat spiritual 1. Klien percaya dan taat pada agama yang dianutnya. 2. Keluarga selalu mendukung pasien dengan mendoakan pasien
11
3. Klien sebelum sakit taat beribadah digedung Gereja pada hari Minggu. 2.2.6 Pola aktivitas sehari-hari 1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan 2. Pola nutrisi dan metabolic 3. Pola eliminasi 4. Pola aktivitas 5. Pola istirahat dan tidur 6. Pola pengetahuan dan persepsi 7. Pola persepsi dan konsep diri 8. Pola hubungan dengan orang lain 9. Pola manajemen stres 10. Pola nilai kepercayaan 2.2.7 Pemeriksaan fisik 2.2.8 Evaluasi diagnostik 2.2.9 Therapy
aKeluhan utama : Batuk bercampur lendir, panas 1. Riwayat Keluhan utama : Orang tua klien mengatakan, klien batuk-batuk sejak 3 hari dan demam sejak 2 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit. Klien
mengalami demam tinggi sehingga langsung dibawa kerumah sakit pada tanggal 11 September 2009 jam 18.00. 2. Riwayat Kesehatan sekarang : Saat dikaji, orang tua klien mengatakan panas klien masih tidak menentu, kadang panas dan kadang tidak, Batuk terutama pada malam hari dan berhenti setelah klien tertidur, secret (+), Klien tampak
12
sesak, terpasang O2 2 ltr. Tanda - tanda vital R = 58 x/mnt, SB = 38,20C, N= 120 x/mnt. 3. Riwayat Kesehatan dahulu a. Pre Natal Care : Ibu klien mengatakan waktu mengandung klien, ibu suka makan buah-buahan. Ibu rajin memeriksakan kehamilan pada Bidan dan ibu dapat imunisasi TT 2x selama kehamilan dan perubahan BB ibu
bertambah 5 kg. b. Natal Care : Klien lahir pada kehamilan 9 bulan 12 hari, lahir di Obstetrik
Rumah Sakit secara normal dan ditolong oleh dokter spesialis Ginekologi dan bidan.
c. Post Natal Care : Bayi lahir tidak ada kelainan dengan berat badan 3,4 kg dan panjang 49 cm.
5. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu klien menderita penyakit ISPA sekitar 2 minggu yang lalu, kakek klien dari hipertensi. Genogram pihak ibu memiliki riwayat penyakit
13
Keterangan Laki-laki Perempuan Pasien / Klien Tinggal serumah Garis keturunan Hubungan pernikahan 4. Riwayat Imunisasi No Jenis Imunisasi 1. 2. 3. 4. 5. BCG DPT (I, II, III) Polio (I, II, III, IV) Campak Hepatitis B
: : : : : : :
Waktu Pemberian Usia 1 Bulan Usia 2 Bulan Usia 0-11 Bulan Usia 9 Bulan Usia 0-7 Hari
Panas
5. Riwayat Tumbuh kembang a. Pertumbuhan fisik Berat badan Tinggi / panjang badan Waktu tumbuh gigi : 3 kg : 50 cm : 8 Bulan
b. Perkembangan tiap tahap Tertawa bila diajak bermain : 4 Bulan Membalikan badan Duduk sendiri : 4 Bulan : 8 Bulan
14
::::-
6. Riwayat Nutrisi a. Pemberian ASI Pertama kali pemberian Cara pemberian Lama pemberian : Sejak lahir : Diteteki : Sampai sekarang
b. Pemberian makanan tambahan Pertama kali pemberian Jenis makanan : 4 Bulan : Bubur Sun, pisang
c. Pola perubahan pemberian nutrisi dan cairan tiap tahapan usia sampai saat ini 0-4 bulan 4-7 bulan Saat ini : ASI eksklusif : Bubur sun, pisang masak : Bubur biasa
7. Psikososial : Reaksi klien saat marah; menangis dan memukul, reaksi jika sedih dan takut; klien menangis dan reaksi jika gembira; klien tertawa. Klien tinggal dengan orang tua, ada tempat bermain, klien tidur dengan orang tua, hubungan antar keluarga harmonis. 8. Riwayat Spiritual : Orang tua selalu memberikan bimbingan keagamaan pada klien.
15
9. Reaksi Hospitalisasi: Klien merasa bingung dan menangis saat masuk rumah sakit, karena klien kaget dengan situasi di RS. Orang tua klien tampak cemas dan bertanya-tanya tentang kondisi A. Kebutuhan Sehari-hari 1. Nutrisi Sebelum sakit : Klien makan 3x sehari dengan menu bubur, kadangkadang nasi, pisang. selera makan baik, makanan yang disukai klien adalah pisang, klien makan dengan cara disuapin. Saat sakit : Klien makan 3x sehari dengan menu bubur dan telur, kesehatan anaknya.
tetapi porsi yang dihabiskan 3 sendok setiap kali pemberian, selera makan klien menurun, klien makan degan cara disuapin, oleh dokter klien tidak diperkenankan makan makanan yang asam - asam, keras, berminyak, dan minuman yang berkarbonasi. 2. Cairan Sebelum sakit : Klien minum air putih 4 gelas (600 cc) / hari dan ASI 7 kali ( 700 cc) / hari, klien diberi ASI dengan cara diteteki secara langsung oleh ibunya. Saat sakit : Klien minum air putih 2-3 gelas (300-500 cc) / hari dan
ASI 5 kali ( 500 cc) / hari, klien diberi ASI dengan cara diteteki oleh ibunya. 3. Eliminasi Sebelum sakit : Klien BAB 2-3x sehari, dengan warna feces kuning kecoklatan, bau khas feces dengan konsistensi kadang-kadang
16
lembek, kadang-kadang keras. Klien BAK 4-5x sehari, dengan warna bening dan bau khas amoniak. Klien BAB dan BAK dicelana. Saat sakit : Klien BAB 2x sehari, dengan warna feces kuning
kecoklatan, bau khas feces dengan konsistensi cair. Klien BAK 3-4x sehari, dengan warna kuning dan bau khas amoniak. Klien BAB dan BAK dicelana. 4. Istirahat & Tidur Sebelum sakit : Klien tidur malam jam 21.00 dan bangun pagi jam 06.00 (9 jam). Klien juga sering tidur siang yakni dari jam 13.00 sampai jam 15.00 (2 jam). Sebelum tidur klien biasanya minum ASI terlebih dahulu. Saat sakit : Klien tidur malam jam 20.00 dan bangun pagi jam 05.00
(9 jam). Klien tidur siang dari jam 13.00 sampai jam 14.00 (1 jam). Sebelum tidur klien biasanya minum ASI terlebih dahulu. 5. Aktivitas Sebelum sakit : Klien memenuhi kebutuhan melalui orang tuanya, di rumah aktivitas klien adalah bermain (bola-bola) baik sendiri maupun bersama orang tuanya. Saat sakit : Klien memenuhi kebutuhannya melalui orang tua dan
tenaga-tenaga kesehatan diruangan, karena masih sakit, klien lebih banyak beristirahat ditempat tidur. 6. Personal Hygiene Sebelum sakit : Klien mandi sekaligus cuci rambut 2x sehari dengan mengunakan sabun dan shampoo, klien mandi di kamar mandi dengan
17
cara dimandikan ibunya. Klien gunting kuku 1x seminggu, dilakukan oleh ibunya. Saat sakit : Klien hanya melakukan washlap dengan mengunakan
air hangat, frekuensi 2x sehari dilakukan oleh orang tua dengan dibantu perawat.
B. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran Vital sign mau, dan klien menangis-nangis. N : 120 x/mnt R : 58 x/mnt SB : 38,20C Tinggi / panjang badan Berat badan a. Kepala Inspeksi Bentuk kepala Kesimetrisan temporalis, dan okspitalis. : Bulat lonjong : Simetris antara frontalis, parentalis, : 74 cm : 8,2 kg : Lemah : Compos mentis (CM) : TD : Tidak dilakukan karena klien tidak
18
: Hitam : Merata : Tidak ada : Tidak : Tidak terdapat alopesia : Bau keringat
Palpasi Benjolan pada kepala Nyeri tekan : Tidak ada : Tidak ada
b. Wajah Inspeksi Pergerakan wajah Ekspresi Pigmentasi Acne Lesi : Tidak ada kekakuan : Meringis : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
c. Mata Inspeksi Pergerakan bola mata : Tidak ada kekakuan Kelopak mata Sclera Konjungtiva Pupil : Tidak ada pembengkakan : Tidak ada ikterus : Anemis : Isokor kiri dan kanan : Kiri dan kanan baik
Fungsi penglihatan
19
d. Hidung dan Sinus Inspeksi Nasal septum kedua Membrane mukosa Obstruksi Polip : Tidak ada kelainan / tegak lurus diantara lubang hidung : Tampak merah muda : Tidak ada : Tidak ada
Palpasi Sinus frontalis Sinus maksilaris : Tidak ada nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan : Baik
Fungsi penciuman e. Telinga Inspeksi Bentuk Warna Serumen Otorrhea Lesi Peradangan
: Simetris kiri dan kanan : Sawo matang : Tidak terdapat serumen : Tidak ada cairan : Tidak ada : Tidak ada
20
Inspeksi Bentuk bibir Kondisi bibir Warna bibir Lesi Mukosa mulut Warna gusi Perdarahan pada gusi Warna gigi Carries Warna lidah Tremor Beslag Lesi : Simetris atas bawah : Kering : Pucat : Tidak ada : Merah muda : Merah muda : Tidak ada perdarahan : Putih : Tidak ada : Tampak merah muda : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
Palpasi Pembengkakan tonsil Kelenjar tiroid Kaku kuduk : Tidak teraba : Tidak teraba : Tidak ada : Tidak terdapat kesulitan menelan
Kesulitan menelan
21
h. Thoraks dan Paru Inspeksi Bentuk dada Kesimetrisan dada : Normal chest : Simetris
Bentuk tulang belakang : Tidak ada kelainan Irama pernafasan Jenis pernafasan : Reguler : Retraksi dada
Perkusi Massa dalam paru Paru-paru : Tidak terdapat massa : Tidak ada kelainan
Palpasi Pembesaran hepar Pembesaran limpa Daerah supra pubik : Tidak ada pembengkakan : Tidak ada : Tidak terdapat full blast Perkusi
22
j. Genitalia Inspeksi Kebersihan Hernia Lesi Terpasang kateter : Cukup bersih : Tidak terdapat hernia : Tidak terdapat lesi : Tidak terpasang
k. Rectal Kebersihan Peradangan Lesi Haemoroid : Cukup bersih : Tidak ada : Tidak ada : Tidak terdapat haemoroid : Tidak
Kesulitan BAB l. Ekstremitas atas Inspeksi Kesimetrisan Keringat Oedema Tremor Lesi
: Simetris kiri dan kanan : Berkeringat dingin : Tidak terdapat oedema : Tidak tremor : Terdapat lesi pada tangan kanan
23
: Simetris kiri dan kanan : Berkeringat dingin : Tidak terdapat oedema : Tidak tremor : Tidak terdapat lesi
n. Kulit Inspeksi Warna Kelembaban Lesi : Sawo matang : Lembab : Terdapat lesi ditempat pemasangan IVFD
C. Pemeriksaan penunjang / Laboratorium , Tanggal : 12 September 2009 Darah lengkap Hasil pemeriksaan : WBC Lymph Mid Gran Lymph Mid Gran : 36.9 x 103/l : 8.0 x 103/l : 8.1 x 103/l : 20.8 x 103/l : 21.8% : 21.9% : 56.3% Nilai normal : 4.0 0.8 0.1 2.0 20.0 3.0 50.0 10.0 4.0 0.9 7.0 40.0 9.0 70.0
24
1. IVFD Ca. D5 NS 18 gtt/mnt (mikrodrips) 2. Cefotaxime 3 x 400mg (iv) 3. Dexamethason 3 x 1mg (iv) 4. Ambroxol 30mg 3 x 1 5. Salbutamol 2mg 6. Pamol Syrup 3 x 1 7. Vitaplex 1 x tablet 8. O2 2 liter E. Klasifikasi Data No Data Subjektif 1. Data Objektif Batuk (+) Sekret (+) Ronchi (+) jenis pernapasan : retraksi dada Tanda-tanda vital : R : 58x/mnt, N : 120x/mnt SB : 38,20C 3. Orang tua klien mengatakan klien panas dan panas klien tidak menentu, kadang panas & kadang tidak. Bibir kering, pucat Conjungtiva anemis Nafsu makan menurun
Orang tua klien mengatakan klien masih batuk, terutama pada malam hari dan berhenti setelah klien tertidur. -
2.
25
Porsi makan tidak dihabiskan KU lemah Orang tua tampak cemas dan bertanya-tanya perawatan dan tentang kondisi
kesehatan klien.
Analisa Data
No Data / Simptom 1. DS : Orang tua klien Penyebab / Etiologi Invasi virus Masalah / Problem Bersihan jalan
mengatakan klien masih Masuk melalui saluran batuk terutama pada pernapasan atas
malam hari, dan berhenti setelah klien tertidur. DO: Batuk (+), Sekret (+) Ronchi (+) Peradangan pada bronkus Menyebar napas bawah kesaluran
26
dan bronkhiolus
jalan
napas
2.
DS : Orang tua
Peradangan pada bronkus klien dan bronkhiolus anaknya Sekresi mucus meningkat
Jenis
pernapasan
3.
DS : Orang tua
Invasi
mikroorganisme
mengatakan
27
panas dan panas klien Inflamasi hilang timbul DO: Tanda-tanda vital R : 58 x/mnt SB : 37,80C N : 114 x/mnt Termoregulator meningkat Pengeluaran zat pyrogen endogen
Aktivitas meningkat
metabolisme
Peningkatan suhu tubuh 4. DS : Orang tua klien Perubahan anaknya kesehatan status Peningkatan tubuh suhu
mengatakan
kurang nafsu makan DO: Nafsu menurun Porsi makan tidak Anoreksia Mempengaruhi makan makan klien nafsu
28
DO: Orang tua tampak cemas Terjadi perubahan status dan bertanya-tanya kesehatan
29
Kecemasan
2.3 Diagnosa keperawatan 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. 2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen (efek obstruksi). 3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya proses inflamasi. 4. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia. 5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
30