Professional Documents
Culture Documents
BAB 2 MKJI
LANGKAH D: KAPASITAS
Langkah D meliputi penentuan kapasitas masing-masing pendekat, dan pembahasan mengenai perubahanperubahan yang harus dilakukan jika kapasitas tidak mencukupi. Perhitungan-perhitungan dimasukkan ke dalam Formulir SIG-IV.
Hitung derajat kejenuhan masing-masing pendekat, dan masukkan hasilnya kedalam Kolom 23: DS = Q/C di mana nilai-nilai Q dan C didapat dari Kolom 18 dan 22 Jika penentuan waktu sinyal sudah dikerjakan secara benar, derajat kejenuhan akan hampir sama dalam semua pendekat-pendekat kritis.
LANGKAH B: KAPASITAS
Kapasitas, dihitung dari rumus berikut: C = CO FW FM FCS FRSU FLT FRT FMI(smp/jam) Perhitungan dilakukan dalam beberapa langkah yang ditunjukkan pada bagan alir di bawah, Gambar B :1
Data masukan untuk langkah-langkah perhitungan dicatat dalam Formulir USIG-I dan USIG-II. Hasil dari setiap langkah dapat dimasukkan ke dalam formulir terakhir. Langkah-langkah yang berbeda diuraikan secara rinci di bawah.
a) Lebar rata-rata pendekat minor dan utama WAC dan WBD dan Lebar rata-rata pendekat WI
Masukkan lebar pendekat masing-masing WA, WC, WB dan WD pada Kolom 2, 3, 5 dan 6. Lebar pendekat diukur pada jarak 10 m dari garis imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan dari jalan berpotongan, yang dianggap mewakili lebar pendekat efektif untuk masing-masing pendekat, lihat Gambar B-1:1
Untuk pendekat yang sering digunakan parkir pada jarak kurang dari 20 m dari garis imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan dari jalan berpotongan, lebar pendekat tersebut harus dikurangi 2 m. Hitung lebar rata-rata pendekat pada jalan minor dan jalan utama dan masukkan hasilnya pada Kolom 4 dan 7 (lihat juga Gambar B-1:2 di bawah). WAC = (WA + WC)/2 ; WBD = (WB + WD)/2
Hitung lebar rata-rata pendekat dan masukkan hasilnya pada Kolom 8: W1 = (WA + WC + WB + WD)/Jumlah lengan simpang
b) Jumlah lajur
Jumlah lajur yang digunakan untuk keperluan perhitungan ditentukan dari lebar rata-rata pendekat jalan minor dan jalan utama sebagai berikut. Tentukan jumlah lajur berdasarkan lebar rata-rata pendekat jalan minor dan jalan utama dari Gambar B-1:2 di bawah, dan masukkan hasilnya dalam Kolom 9 dan 10.
Gambar B-1:2 Jumlah lajur dan lebar rata-rata pendekat minor dan utama
c) Tipe Simpang
Tipe simpang menentukan jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada jalan utama dan jalan minor pada simpang tersebut dengan kode tiga angka, lihat Tabel B-1:1. Jumlah lengan adalah jumlah lengan dengan lalu-lintas masuk atau keluar atau keduanya. Masukkan hasil kode tipe simpang (IT) ke dalam Kolom 11.
Dalam tabel di atas tidak terdapat simpang tak bersinyal yang kedua jalan utama dan jalan minornya mempunyai empat lajur, yaitu tipe simpang 344 dan 444, karena tipe simpang ini tidak dijumpai selama survei lapangan. Jika analisa kapasitas harus dikerjakan untuk simpang seperti ini, simpang tersebut dianggap sebagai 324 dan 424
Faktor penyesuaian median jalan utama diperoleh dengan menggunakan Tabel B-4:1 dan hasilnya dimasukkan dalam Kolom 22. Penyesuaian hanya digunakan untuk jalan utama dengan 4 lajur. Variabel masukan adalah tipe median jalan utama.
LANGKAH B-6: FAKTOR PENYESUAIAN TIPE LINGKUNGAN JALAN HAMBATAN SAMPING DAN KENDARAAN TAK BER- MOTOR
Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor, FRSU dihitung dengan menggunakan Tabel B-6:1 di Bawah, dan hasilnya dicatat pada Kolom 24. Variabel masukan adalah tipe lingkungan jalan RE, kelas hambatan samping SF dan rasio kendaraan tak bermotor UM/MV (dari Formulir USIG-I. Baris 24, Kolom 12).
Tabel B-6:1 Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor (FRSU)
Tabel berdasarkan anggapan bahwa pengaruh kendaraan tak bermotor terhadap kapasitas adalah sama seperti kendaraan ringan, yaitu empUM =1,0. Persamaan berikut dapat digunakan jika pemakai mempunyai bukti bahwa empUM # 1,0, yang mungkin merupakan keadaan jika kendaraan tak bermotor tersebut terutama berupa sepeda. FRSU(PUM sesungguhnya) = FRSU(PUM = 0) (1- PUM empUM)