You are on page 1of 3

Kitab Zabur

Posted: 03/01/2011 by soe hok kie in sejarah Tag:Kitab, Sejarah, Zabur

Orang Islam pasti pernah mendengar kata Zabur, kitab yang diberikan kepada Nabi Daud, dan menjadi salah satu kitab yang wajib diimani bersama Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS Al-Israa 55) Kitab Zabur, bersama Taurat, sebenarnya ada di dalam Kitab Perjanjian Lama, yang bersama Kitab Perjanjian Baru menjadi kitab suci bagi ummat Nasrani atau Kristiani, baik Kristen (Protestan) maupun Katholik, yang dikenal sebagai Alkitab atau Bible. Sementara itu, Kitab Perjanjian Lama dipercaya sebagai kitab suci bagi umat Yahudi. Kitab Zabur (Arab) atau Mazmur (Ibrani), dikenal sebagai sajak-sajak keagamaan dan karenanya banyak digunakan sebagai buku nyanyian dan doa, baik oleh umat Yahudi maupun Kristiani. Bagi kalangan Kristiani, sejumlah isi Zabur telah digubah menjadi nyanyian gereja. Sajak-sajak dalam Zabur bermacam ragam: ada nyanyian pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Tuhan; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat Tuhan, permohonan supaya musuh dihukum. Doa-doa dalam Zabur ada yang bersifat pribadi, ada pula yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah. Banyak orang Islam yang mungkin belum pernah membaca isi dari kitab itu. Meski Zabur ada di dalam Alkitab yang mudah ditemui, jarang orang Islam mau membacanya. Saya sendiri baru membaca kitab itu setelah melihat sebuah buku berjudul Zabur di sebuah toko buku di Ambasador Mal pada 15 Mei 2007, yang kemudian saya beli untuk menjadi koleksi perpustakaan pribadi. Inilah beberapa petikan isi Kitab Zabur: Syair ke-115 Kemuliaan hanya bagi Allah

Bukan kami, ya Allah, bukan kami, melainkan nama-Mulah yang patut dimuliakan, karena kasih abadi-Mu dan kesetiaan-Mu. Syair ke-100 Pujilah Allah dalam Bait-Nya *) Ketahuilah bahwa Allah adalah Tuhan. Dialah yang menjadikan kita, dan kita adalah milik-Nya. Kita adalah umat-Nya, kawanan domba yang digembalakan-Nya. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan ucapan syukur, masuk ke pelataran-Nya dengan puji-pujian. Mengucap syukur kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! *) Bait (Arab) = Rumah Syair ke-84 Rindu pada Bait Allah Ya Allah, Tuhan semesta alam, dengarkanlah kiranya doaku. Indahkanlah, ya Tuhan yang disembah bani Yakub! Pandanglah perisai kami, ya Allah, perhatikanlah wajah orang yang Kau lantik. Karena satu hari di pelataran-Mu lebih baik dari pada seribu hari di tempat lain. Aku lebih suka menjadi penunggu pintu Bait Tuhanku daripada tinggal di rumah-rumah kefasikan. Karena Allah, Tuhanku, adalah matahari dan perisai. Allah mengaruniakan anugerah dan kemuliaan. Syair ke-8 Manusia hina sebagai makhluk mulia Ya Allah, ya Rabbana, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu Kau tempatkan melebihi langit. Dari mulut bayi dan kanak-kanak yang menyusu pun Kau letakkan dasar kekuatan karena lawan-lawanmu, untuk membungkam musuh dan pendendam.

Syair ke-128 Berkah atas rumah tangga Berbahagialah setiap orang yang bertakwa kepada Allah, dan yang hidup menurut jalan-jalan-Nya. Engkau akan memakan hasil jerih lelah tanganmu, engkau akan berbahagia, dan keadaanmu akan baik. Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang berbuah lebat di dalam rumahmu, dan anak-anakmu seperti ranting zaitun di sekeliling mejamu. Sesungguhnya demikianlan berkah akan dilimpahkan atas orang-orang yang bertakwa kepada Allah.

You might also like