Professional Documents
Culture Documents
3. Pembukian dengan pendekatan fisika. Sampai abad ke-19 masih banyak pendapat bahwa alam menciptakan dirinya sendiri (bersifat azali), tapi setelah itemukan hokum kedua termodinamika pernyaaan ini kehilangan landasan berpijak. Hokum tersebut menerangkan bahwa energy panas selalu berpindah dari keadaan panas menjadi dingin. Sedangkan kebalikannya tidak mungkin. Perubahan energy panas dikendalikan oleh keseimbangan antarenergy yang ada dengan energy yang tidak ada. Seandainya ala mini bersifat azali maka sudah sejak dulu alam telah kehilangan energinya dan ta ada lagi ehidupan. 4. Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan astronomi. Bumi, matahari, dan bulan memiliki perode edar yang berbeda-beda. Juga planetplanet yang lain mengelilingi matahari dengan periode yang berbeda pula. Disamping itu masih aa ribuan system tata surya lain yang juga berdar dengan periode tersendiri. Dengan mempehatikan system yang luar biasa ini, maka mustahil semuanya terjadi dengan sendirinya, bahkan ada yang menyimpulkan bahwa dibalik semua itu ada kekuatan maha besar yang mengendalikannya. Kekuatan maha besar tesebut adalah Tuhan.
Orang yang beriman hanya percaya pada kekusaan dan kekuatan Allah. Bila Allah hendak memberiakn pertolongan, maka tidak adapun yang dapat mecegahnya. Kepercayaan seperti itu dapat menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang pada saat itu sedang berkuasa, mempercayai jimat, benda keramat, Dsb.
2. Iman menanamkan semangat berani untuk menghadapi maut.
Banyak manusia tidak berani mengungkapkan kebenaran karena takut menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian itu di tangan Allah. Seperti dalam firman Nya : Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapati kamu. Kendatipun kamu dibenteng yang tinggi lagi kokoh.. ( Q.S : An-Nisa ayat 78 )
3. Iman menanamkan self help dalam kehidupan Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan. Banyak orang yang melepaskan pendirian, prinsip, menjual kehormatan, menjilat, dan memperbudak diri demi kepentingan materi. Bagi oang beriman, Dia yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah dan percaya bahwa tidak akan tertukar oleh orang lain.
4. Iman memberikan ketentraman jiwa.
Sering kali manusia dilanda resah dan duka, serta digoncang keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tentram dan jiwanya senang. Dan juga seorang yang beriman tidak pernah ragu pada keyakinannya akan qada dan qadar.
5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik.
Kehidupan manusia yang baik yaitu kehidupan orang yang selalu melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kehidupan yang
baik dan akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ( Q.S : An-Nahl ayat 97 )
6. Iman melahirkan sikapiklas dan konsekuen.
Iman member pengaruh pada seseorang untuk selalu berbua dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidah maupun hatinya. Seperti pada firman Allah berikut ini : katakanalah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam. ( Q.S : Al-Anam ayat 162 )
7. Iman mencegah penyakit.
Organ-organ tubuh manusia melakukan serangkaian proses biokimia di bawah perintah hormon. Kerja hormone tersebut diatur oleh hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar itu pun ditentukan oleh gen yang dibawa manusia semenjak masih berbentuk zygot. Iman mampu mengatur hormon danselanjutnya membentuk gerak, tingkah laku & akhlak manusia. Jika pengaruh tanggapan terjadi perubahan fisiologis seperti : takut, marah,putus asa, dan lemah. Akan tetapi keadaan ini dapat dinormalisirkan kembali oleh iman. Oleh karena itu orang yang dikontrol oleh iman tidak mudah terkena penyakit darah tinggi, diabetes dan kanker.
Cara Merubah Akhlak yang Buruk Menjadi Akhlak yang baik menurut Al-Ghazali
Dengan menjadi murid pembimbing Spiritual (syaikh). Meminta bantuan seorang teman yang tulus, taat, dan punya pengertian untuk mengamati keadaan dan kondisi orang tersebut dengan teliti dan mengatakan padanya baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Mengetahui kekurangan dari orang yang tidak menyenangi kita, karena orang yang tidak menyenangi kta lebih banyak melihat kekurangan pada diri kita. Bergaul dengan orang banyak dan memisalkan kekurangan yang dilihat pada orang lain bagaikan ada pada diri kita.