You are on page 1of 81

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Tiga Pilar Utama Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. 1
Bank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana 1. Banyak yang mengira tugas Bank Indonesia sama dengan tugas bank komersial. Apa benar begitu, dan apa perbedaan Bank Indonesia dengan bank lain? 2. Banyak juga yang tidak tahu usia Bank Indonesia, kapan Bank Indonesia dilahirkan dan bagaimana riwayatnya dulu? 3. Siapa saja pimpinan Bank Indonesia, siapa yang mengangkat? 4. Berapa sih jumlah kantor Bank Indonesia di seluruh Indonesia dan dimana saja perwakilan Bank Indonesia di luar negeri ? 5. Apa saja tugas Bank Indonesia serta apa saja alat yang dimiliki untuk melakukan tugas-tugasnya tersebut ? Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 adalah lembaga negara yang independen. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuannya tersebut, tentu saja kegiatan yang dilakukan Bank Indonesia tidak sama dengan yang dilakukan oleh bank pada umumnya. Jadi, walaupun ada kata "Bank" pada Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan komersial seperti yang dilakukan oleh bank pada umumnya baik itu Bank Umum ataupun Bank Perkreditan Rakyat. Hal ini berarti, Bank Indonesia tidak bisa menerima tabungan, giro, dan deposito dari masyarakat umum. Selain itu masyarakat umum juga tidak bisa secara langsung meminta kredit ke Bank Indonesia. Kalau begitu, apa sih sebenarnya tugas dari Bank Indonesia itu? Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Bank Indonesia? Nah, tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugas utama dari Bank Indonesia selaku Bank Sentral adalah pertama, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Kedua, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam kaitannya dengan tugas ini, Bank Indonesia juga memiliki tugas yang hanya dapat dilakukan oleh Bank Indonesia, yaitu mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia dengan mencetak uang, mengedarkan serta mengatur jumlah uang beredar. Di sini Bank Indonesia memiliki hak tunggal dalam mengeluarkan uang kertas dan uang logam. Bank Indonesia harus tetap menjaga uang selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, dalam komposisi pecahan yang sesuai, pada waktu yang tepat, dan dalam kondisi yang baik sesuai dengan kebutuhan.

Ketiga Bank Indonesia juga berfungsi mengembangkan sistem perbankan dan sistem perkreditan yang sehat dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perbankan.

Bank Indonesia, riwayatmu dulu... Perjalanan sejarah Bank Indonesia amatlah panjang dan berliku-liku, namun secara singkat dapatlah kita lihat bahwa Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, lahir pada 1 Juli 1953. Kelahiran Bank Indonesia ini didasarkan pada UU Pokok Bank Indonesia atau UU No 11 Tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Lahirnya Bank Indonesia ini merupakan hasil nasionalisasi dari De Javasche Bank, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda. Jadi, riwayatnya dulu, De Javasche Bank inilah yang menjadi cikal bakal dari lahirnya Bank Indonesia. Kalau melihat dari usia De Javasche Banknya sendiri sih sudah lebih dari 172 tahun, karena didirikan pada tahun 1828 dan dahulu berfungsi sebagai bank sirkulasi selain juga melakukan kegiatan komersial. De Javasche Bank kemudian ditetapkan menjadi bank sentral pada tahun 1949 berdasarkan hasil Konperensi Meja Bundar. Narnun sebagai Bank Sentral saat itu, De Javasche Bank juga tetap melakukan kegiatan komersial. Pada tahun 1953. De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi BANK INDONESIA yang juga ditetapkan sebagai Bank Sentral. Tapi, seperti juga sebelumnya, Bank Indonesia juga tetap melakukan kegiatan komersial. Dengan peran ganda yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada masa itu tentu saja mengakibatkan perkembangan moneter yang tidak sehat bagi perkembangan perekonomian. Atas dasar keadaan tersebut, pada tahun 1968 melalui UU No 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, peran Bank Indonesia diubah lagi dan didudukkan secara murni sebagai Bank Sentral. Hal ini berarti Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan komersial lagi selain menjalankan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Dalam perkembangan selanjutnya, UU No. 13 Tahun 1968 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi. Beberapa ketentuan dalam undang-undang tersebut dalam kenyataannya belum memberikan jaminan yang cukup untuk terselenggaranya fungsi suatu bank sentral yang independen. Penetapan status dan kedudukan Bank Indonesia sebagai pembantu Pemerintah misalnya, membuka peluang terjadinya campur tangan dari pihak luar yang pada gilirannya menyebabkan kebijakan yang diambil menjadi kurang bahkan tidak efektif. Dengan latar belakang tersebut, maka pada tanggal 17 Mei 2000 lahirlah Undangundang No. 23 Tahun 1999 sebagai pengganti UU No. 13 Tahun 1968 yang memberikan status dan kedudukan kepada Bank Indonesia sebagai suatu bank sentral yang independen dan bebas dari campur tangan pihak luar termasuk Pemerintah.

Organisasi di Bank Indonesia Sebagaimana layaknya sebuah lembaga, maka dalam menjalankan tugasnya Bank Indonesia juga memiliki pimpinan. Pimpinannya pun tentu berbeda dengan bankbank pada urnumnya. Sesuai denga UU No. 23 Tahun 1999 pimpinan Bank Indonesia disebut dengan Dewan Gubernur. Nah, Dewan Gubernur ini terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 (empat) dan sebanyak banyaknya 7 (tujuh) orang Deputi Gubernur. Yang menarik di sini adalah sesuai dengan independensi yang dimiliknya, maka Bank Indonesia tidak lagi memberikan laporan pertanggungjawabannya kepada Presiden sebagaimana undang-undang terdahulu, melainkan kepada Dewan Perwakilan

Rakyat. Dan Gubernur Bank Indonesia bukan anggota kabinet. Sementara itu, Organisasi Bank Indonesia secara keseluruhan terdiri dari 25 direktorat/biro, 37 Kantor Bank Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah RI, dan 4 Kantor Perwakilan yang ada di New York, London, Tokyo, dan Singapura. Peranan Bank Indonesia Di Bidang Moneter Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, yaitu uang primer (base money). Sebagaimana kita melakukan suatu pekerjaan, pasti kita membutuhkan alat untuk mempermudah terlaksananva Dekeriaan tersebut. Demikian pula dengan Bank Indonesia. Untuk melaksanakan tugas di bidang moneter, Bank Indonesia punya alat-alat canggih yang dikenal dengan piranti moneter, Piranti moneter tersebut adalah, Operasi Pasar Terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan (reserve requirements). Berkaitan dengan peranannya di bidang moneter ini, Bank Indonesia juga menentukan kebijakan nilai tukar, mengelola cadangan devisa, dan berperan sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lender of the last resort, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan kepada bank yang mengalami kesulitan likuditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana dengan tetap memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam UU No. 23 Tahun 1999.

Peranan Bank Indonesia Dalam Sistem Pembayaran Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas Bank Indonesia lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyelenggarakan sistem pembayaran. Antara lain dengan jalan memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar bank. Program pengembangan sistem pembayaran nasional yang telah dikembangkan, antara lain, Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ), Penetapan Jadwal Kliring T+ 0, Bank Indonesia Layanan Informasi dan Transaksi antar Bank secara Elektronis (BILINE), Sistem Real Time Gross Settlement (RTGS), dan Sistem Transfer Dana dalam US dollar di Indonesia. Bank Indonesia terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem pembayaran nasional dan memperkuat sistem pengawasan (oversight) sistem pengawasan dengan mewujudkan perlindungan konsumen sistem pembayaran di Indonesia. Di samping itu, terkait dengan tugasnya dalam bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik uang tersebut dari peredaran. Peranan Bank Indonesia Dalam Pembinaan dan Pengawasan Perbankan Hingga akhir September 2000 terdapat 153 bank umum dan 7771 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di Indonesia. Sebagai pembina dan pengawas perbankan, Bank Indonesia bertindak seperti layaknya seorang "bapak" kepada "anak"nya. Bila ada anak yang nakal tentu seorang bapak akan berusaha memberitahu, membina bahkan kalau perlu memarahi dalam rangka menjaga si anak agar terarah. Demikian pula dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan perbankan, tugas Bank Indonesia sebagai "Bapak" adalah mengarahkan bagaimana agar tercipta

perbankan yang sehat serta bermanfaat bagi perekonomian masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung (on site supervision) maupun tak langsung (off-site supervision). Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis, dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank. Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis, Pemerintah dan

Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif sejak tahun 1998. BAB I PENDAHULUAN

Kegiatan perdagangan luar negeri yang meliputi trnsaksi ekspor dan impor barang maupun jasadapat dilaksanakan dengan baik, apabila hubungan pembayarannya dapat diselenggarakan dengan lancar dan terjamin bagi semua pihak. Adapun cara pembayaran yang lazim dilakukan ialah dengan cara yang tidak langsung, artinya melalui jasa perbankan. Diantara beberapa cara pembayaran yang akan diuraikan diantaranya Letter of Credit atau Surat Kredit Berdokumen dianggap sebagai suatu cara pembayaran paling ideal saat ini. Oleh karena pelaksanaanya melibatkan kegiatan jasa perbankan yang masing- masing berada di negara berlainan, maka dirasa sangat perlu adanya kesesuaian cara pembayarab yang dilakukan oleh bank-bank itu dalam bentuk peraturan yang mengandung sifat keseragaman baik dalam cara maupun mengenai pengertiannya. Walaupun pada hakikatnya dalam mekanise pembayaran dengan L/C hanya terdapat 3 pihak utama yaitu pembeli, penjual, dan bank pembuka. Akan tetapi dalam perkembangan bentuk dan jenisnya ternyata telah melibatkan lebih daripada itu. Perlu diketahui, bahwa bentul L/C yang sekarang kita kenal adalah bentuk dimana bank membuka kredit atas amanat dari pembeli. Cara pembayaran dengan L/C tentu saja tidak lepas dari adanya syarat dan kondisi yang ditetapkan oleh pihak yang bersangkutan. Salah satu dari persyaratan itu, ialah bahwa pembayaran baru dapat dilaksanakan apabila kepada bank telah diserahkan dokumen-dokumen yang secara formal telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam L/C itu. Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa penyerahan dokumen adalah sebagai suatu syarat dilakukannya pembayaran. Namun demikian, tidak mustahil adakalanya terjadi penyimpangan dokumen dari syarat dan kondisi yang telah ditetapkan.
BAB II ISI

A. Pengertian Letter Of Credit Yang dimaksud dengan letter of credit adalah letter of credit yang diterbitkan oleh bank dengan segala macam sifat dan jenisnya. Dalam transaksi jual beli antara eksportir dan importir, penggunaan L/C merupakan cara yang paling aman bagi eksportir maupun importir, karena adanya kepastian bahwa pembayaran akandilakukan

apabila syarat L/C dipenuhi. Namun demikian cara pembayaran ini biayanya relatif lebih besar dibanding dengan cara pembayaran yang lain. Atas L/C yang dibuka oleh importir, eksportir atau supplier di luar negeri diberi hak untuk menarik wesel sebesar nilai harga barang yang dikirimnya atas nama importir. Wesel ini beserta dokumen-dokumen pengapalan barangnya oleh eksportir disearahkan kepada bank koresponden yang menjadi penerima L/C untuk dimbilalih. Pembayaran yang dilakukan atas dasar L/C tersebut berarti bank koresponden membayar lebih dahulu atas nama bank pembuka L/C sehingga tampaknya ada unsur kredit. Jangka waktu antara pembayaran yang dilakukan bank penerima L/C dengan pembayaran yang dilakukan oleh bank pembuka L/C dikenakan sekedar bunga. Karena pembayaran atas dasar L/C ini dilakukan berdasarkan dokumen pengapalan barang, maka L/C yang dibuka sering disebut documentary letter of credit, yakni pembayaran L/C yang dijamin dengan dokumen. B. Fungsi Bank Sebagai Perantara Pembayaran Luar Negeri Dalam aktifitas perdagangan internasional baik dari segi ekspor maupun impor ternyata fungsi bank sangatlah penting, terutama fungsi sebagai perantara di bidang pelaksanaan teknis pembayaran luar negeri. Untuk menjalankan tugas perantara dalam transaksi perdagangan internasional yang dimaksud, suatu bank tentu saja tidak akan dapat bekerja sendiri dan hal ini kiranya tidaklah mungkin apabila bank yang bersangkutan memang menginginkan tugasnya sebagai perantara harus berhasil baik. Untuk itu maka bankbank tersebut harus mengadakan hubungan koresponden dengan bank-bank di luar negeri terutama dengan bank-bank prima yakni bank-bank yang dalam dunia perbankan dan perdagangan internasional tidak diragukan lagi bonafiditasnya serta moral dan financial standingnya. Oleh karena bank-bank di luar negeri tersebut seolah-olah merupakan agen dari bank yang bersangkutan, maka hubungan dimaksud sering dikenal dengan sebutan Agency Arrangement yang mengatur tentang caa-cara penyelesaian sehubungan dengan kepentingankepentingan yang menyangkut kegiatan bank masing-masing. Di sinilah kiranya letak fungsi penting dari pada bank sebagai perantara dalam pembayaraan luar negeri, disamping untuk mempercepat dan mempermudah pelaksanaannya, hubungan koresponden yang demikian berarti adanya pemakaian jasa-jasa dari bank luar negeri, juga dapat memberikan keuntungan kepada bankbank yang telah menunjuknya sebagai bank koresponden atas dasar prinsip resiprositas. Dilihat dari sifatnya, suatu hubungan koresponden antara bank-bank di Indonesia dengan bank-bank di luar negeri dapat dilakukan dengan 3 macam cara: 1. Depository Correspondent Yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang bersangkutan memelihara rekening pada bank luar negeri tersebut. 2. Non Depository Correspondent Yaitu suat hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang disebut pertama tidak memelihara rekening pada bank di luar negeri itu. 3. One Side Correspondent Yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri tanpa pemeliharaan suatu rekening.

C. Pihak-Pihak Dalam Letter Of Kredit Dalam suatu mekanisme L/C terlibat secara langsung beberapa pihak ialah: a. Pembeli atau disebut juga buyer, importer b. Penjual atau disebut juga seller atau exporter c. Bank pembuka atau disebut juga opening bank, issuing bank d. Bank penerus atau disebut juga advising bank e. Bank pembayar atau paying bank f. Bank pengaksep atau accepting bank g. Bank penegosiasi atau negotiating bank h. Bank penjamin atau confirming bank Dalam keadaan yang sederhana suatu L/C menyangkut 3 pihak utama, ialah pembeli, penjual, dan bank pembuka. D. Kewajiban dan Tanggung Jawab Dalam L/C Mengenai hal ikhwal yang menyangkut kewajiban dan tanggung jawab bank sebagai pihak yang berurusan dengan dokumen-dokumen, telah diatur secara lengkap yang garis besarnya dapat dikemukan sebagai berikut: 1. Bank wajib memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang wajar untuk memperoleh kepastian bahwa dokumen-dokumen itu secara formal telah sesuai dengan L/C. 2. Bank yang memberi kuasa kepada bank lain untuk membayar, membuat pernyataan tertulis pembayaran berjangka, mengaksep, atau menegosisi dokumen, maka bank yang memberi kuasa tersebut akan terikat untuk mereimburse. 3. Issuing bank setelah menerima dokumen dan menganggap tidak sesuai dengan L/C yang bersangkutan, harus menetapkan apakah akan menerima atau menolaknya. 4. Penolakan dokumen harus diberitahukan dengan telekomunikasi atau sarana tercepat dengan mencantumkan penyimpangan-penyimpangan yang ditemui dan minta penegasan status dokumen tersebut. 5. Issuing bank akan kehilangan hak menyangkut bahwa dokumen-dokumen itu tidak sesuai dengan syarat-syarat L/C. 6. Bila bank pengirim dokumenmenyatakan terdapat penyimpangan pada dokumen dan memberitahukan bahwa pembayaran, pengaksepan, atau penegosiasian dengan syarat atau berdasarkan indemnity telah dilakukannya. 7. Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab mengenai: ? Bentuk, kecukupan, ketelitian, keaslian, pemalsuan atau keabsahan menurut hukum daripada tiap-tiap dokumen. ? Syarat-syarat khusus yang tertera dalam dokumen-dokumen atau yang ditambahakan padanya. ? Uraian, kwantitas, berat, kwalitas, kondisi, pengepakan, penyerahan, nilai atau adanya barang-barang. ? Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan membayar utang, pelaksanaan pekerjaan atau standing daripada si pengirim. 8. Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab atas akibat- akibat yang timbul karena kelambatan dan atau hilang dalam pengiriman daripada berita-berita, surat-surat atau dokumendokumen. 9. Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab sebagai akibat yang timbul karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-hal di luar kekuasaanya. 10. Bila bank memperbunakan jasa-jasa bank lain dalam melaksanakan instruksi

applicant, maka hal tersebut adalah atas beban dan resiko applicant. E. Bentuk Dan Jenis L/C 1. Revocable Letter Of Credit Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik kembali atau dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan beneficiary. Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena tidak mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena itu bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang dipergunakan. 2. Irevocable Letter Of Credit Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama jangka 3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing bank itu ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yang bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit standing daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional sehingga pihak penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C. 4. Transferable Letter Of Credit Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih. 5. Back To Back Letter Of Credit Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku juga bagi back to back L/C. 6. Red Clause Letter Of Credit Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit. 7. Green Ink Clause Letter Of Credit

Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan. 8. Revolving Letter Of Credit Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di atas untuk masing-masing transaksi. 9. Stand By Letter Of Credit Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai stand by oleh pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu. F. Prosedur Transaksi Letter Of Credit 1. Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga terjadi kesepakatan. 2. Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank (bank pembuka L/C) 3. Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan kepada bankpembayar bahwa L/C DN telah dibuka dan agar disampaikan kepada si penjual barang. 4. Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa pembeli telah membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera dikirim. Disini penjual barang meneliti apakah L/C terjadi perubahan dari syarat yang telah disetujui semula. 5. Pihak penjual menghubungi maskapai pelayaran atau perusahaan angkutan lainnya untuk mengirimkan barang-barang ke tempat tujuan. 6. Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan bahwa barang telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan certificate of receipts atau konosemen yang harus diserahkan kepada bank pembayar dan penjual. Hal ini dilakukan setelah memeriksa kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh si pembeli. 7. Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar dengan menunjukan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai denga wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan penagihan pembayaran kepada bank pembayar.

LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

1. Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank ( LKBB ) :

Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif
1. Usaha Usaha yang dilakukan LKBB antara lain :

1) Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga 2) Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon ( dukungan dalam bentuk dana ) dalam usaha patungan 3) Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli
1. Peran peran LKBB antara lain :

1) Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang / jasa 2) Memperlancar distribusi barang 3) Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
1. Jenis Jenis LKBB :

1) Perusahaan Asuransi : perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum pada pihak ketiga karena peristiwa ketidakpastian
Polis Asuransi : surat kontrak pelaksanaan asuransi yang berupa kesepakatan kedua belah Premi Asuransi : uang pertanggungan yang dibayar tertanggung kepada penanggung Keuntungan Asuransi :

pihak

v Bagi Pemilik Asuransi :

- keuntungan dari premi yang dibayar nasabah

- keuntungan dari hasil penyertaan modal ke perusahaan lain - keuntungan dari hasil bunga investasi surat-surat berharga v Bagi Nasabah ditarik lagi - terhindar dari resiko kerugian - memperoleh penghasilan di masa datang - memperoleh penggantian akibat kerugian kerusakan atau Kehilangan 2) Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN ) : badan hukum yang mengelola dan menjalankanprogram yang menjanjikan manfaat pensiun
Manfaat Perusahaan Dana Pensiun :

memberi rasa aman

- merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat

v Bagi perekonomian nasional : dana yang dihimpun dari iuran peserta dapat sebagai modal bagi dunia usaha v Bagi peserta : dana pensiun akan memberi jaminan pendapatan di hari tua
Manfaat bagi perusahaan :

v Loyalitas v Kewajiban moral v Kompetisi pasar tenaga kerja


Manfaat bagi karyawan :

v Rasa aman v Kompensasi yang lebih baik 3) Koperasi Simpan Pinjam : menghimpun dana dari masyarakat dan meminjamkan kembali kepada anggota atau masyarakat
Modal Koperasi : anggota 1. Simpanan Pokok : dibayar sekali pada awal menjadi

2. Simpanan Wajib

: dibayar selama menjadi anggota dengan jangka

waktu tertentu sesuai keputusan rapat anggota 3. Simpanan Sukarela : dibayar dalam jangka waktu yang tidak ditentukan
Landasan Koperasi : 1. Landasan Idiil : Pancasila

2. Landasan Struktural : UUD 1945 pasal 33 ayat 1 3. Landasan Operasional : UU no 25 tahun 1992 4. Landasan Mental : kesetiakawanan dan kesadaran
Keuntungan : 1. Tidak memakai jaminan

2. Angoota terhindar dari rentenir 3. Akhir tahun memperoleh SHU 4) Bursa Efek / Pasar Modal : tempat jual beli surat-surat berharga
Saham : surat berharga dimana pemiliknya merupakan pemilik perusahaan Obligasi : surat berharga yang merupakan instrumen utama perusahaan. Pemiliknya bukan Keuntungan pasar modal :

merupakan pemilik perusahaan


1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang untuk dunia usaha. 2. Sarana untuk mengalokasikan sumber dana secara optimal bagi investor. 3. Memungkinkan adanya upaya diversifikasi. Kelemahan pasar modal : 1. Mekanisme pasar modal yang cukup rumit menyulitkan pihak-pihak tertentu yang akan terlibat di dalamnya.

2. Saham pasar modal bersifat spekulatif sehingga dapat merugikan pihak tertentu. 3. Jika kurs tidak stabil, maka harga saham ikut terpengaruh.

Manfaat bagi Investor :


Memperoleh deviden bagi pemegang saham Memperoleh capital gain jika ada kenaikan harga saham Memperoleh bunga bagi pemegang obligasi Mempunyai hak suara dalam RUPS Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi Mendapatkan dana yang lebih besar Perusahaan dapat lebih fleksibel dalam mengolah dana Memperkecil ketergantungan terhadap bank Besar kecilnya deviden tergantung besar kecilnya keuntungan Tidak ada kewajiban yang terikat sebagai jaminan Membantu pemerintah dalam mendorong perkembangan pembangunan Membantu pemerintah dalam mendorong kegiatan investasi Membantu pemerintah dalam menciptakan kesempatan kerja

Manfaat bagi Emiten :

Manfaat bagi Pemerintah :

5) Perusahaan Anjak Piutang : Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang. Manfaat bagi klien :
1. Peningkatan penjualan 2. Kelancaran modal kerja 3. Memudahkan penagihan hutang 4. Efisiensi usaha

Manfaat bagi factor :


1. Fee dari klien

Manfaat bagi customer :


1. Kesempatan untuk membeli secara kredit 2. Pelayanan penjualan yang lebh baik

6) Perusahaan Modal Ventura : Badan Usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam perusahaan keunggulan Modal Ventura : 1. Sumber dana bagi perusahaan baru.

2. Adanya penyertaan manajemen. 3. Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal Ventura. 4. Dengan adanya penyertaan modal,PPU dapat mencari bantuan modal dalam bentuk lain. 5. MV menaikkan pamor PPU. 6. PPU mendapat mitra baru yang dimiliki perusahaan modal ventura 7. Mendukung usaha kecil yg berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan kerja Kelemahan modal ventura :
1. Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang 2. Terlalu selektifnya perusahaan modal ventura dalam mencari perusahaan pasangan usaha 3. Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambil alih oleh perusahaan modal ventura apabila menunjukan gejala kegagalan.

Manfaat modal ventura :


1. Keberhasilan Usaha Meningkat 2. Efisiensi dalam Pendistribusian Barang 3. Menigkatkan Bank-abilitas perusahaan 4. Pemanfaatan Dana Perusahaan Menigkat 5. Likuiditas Menigkat

7) Pegadaian : suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan jaminan barang bergerak
Tujuan Pegadaian : - Mencegah praktik ijon, riba, dan pinjaman tidak wajar

- Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan program pemerintah di bidang ekonomi Perusahaan Sewa Guna : pembelian secara angsuran, namun sebelum angsurannya selesai (lunas), hak barang yang diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual. Namun demikian, begitu kontrak leasing ditandatangani, segala fasilitas dan kegunaan barang tersebut boleh digunakan oleh pembeli
Manfaat Leasing : 1. Menghemat modal 2. Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan 3. Persyaratan lebih mudah dan fleksibel 4. Biaya lebih murah

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

Lembaga Keuangan Bukan Bank antara lain 1. Asuransi, 2. Multifinance, 3. Pegadaian, 4. Reksadana, 5. Modal Ventura dan Koperasi Simpan Pinjam.

Masing-masing jenis lembaga keuangan tersebut mempunyai fungsi dan teknis operasional yang berbeda. Oleh karena itu, strategi pengembangan lembaga keuangan haruslah sesuai dengan fungsi masing-masing lembaga keuangan tersebut.

Asuransi
Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya.. Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima resiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1 juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.

Bank Indonesia

Logo Bank Indonesia


Kantor pusat Didirikan Gubernur Mata uang ISO 4217 Code Cadangan devisa Suku bunga deposito Situs web

Kantor pusat Bank Indonesia


Jakarta, Indonesia 1 Juli 1953 Darmin Nasution Rupiah Indonesia IDR $ 96,207 Miliar[1] 6.50%[2] www.bi.go.id

1. ^ per 31-12-2010, data diakses 6 Januari 2011. 2. ^ per 05-01-2011, data diakses 6 Januari 2011.

Indonesia

Politik dan pemerintahan Indonesia

Artikel ini adalah bagian dari seri:

Pancasila UUD 1945

Legislatif[tampilkan] Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah

Eksekutif[tampilkan] Pemerintah Presiden (Daftar) Susilo Bambang Yudhoyono

Wakil Presiden (Daftar) Boediono Kementerian Lembaga pemerintah nonkementerian

Lembaga nonstruktural Perwakilan luar negeri Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintahan daerah Daftar provinsi

Yudikatif[tampilkan]

Inspektif[tampilkan]

Daerah[tampilkan]

Pemilihan umum[tampilkan] Pemilihan umum Pemilu Legislatif 2009 Pemilu Presiden 2009

Partai politik[tampilkan] Daftar Partai politik

Negara lain Atlas Portal politik lihat

bicara

sunting

Kantor Javasche Bank di Batavia (tahun 1930-an)

Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Untuk periode 2008-2013, Darmin Nasution menjabat posisi sebagai Gubernur BI menggantikan Boediono yang menjadi Wakil Presiden.

[sunting] Sejarah
Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Tahun 1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya. Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu

Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

[sunting] Status dan Kedudukan Bank Indonesia


Sebagai Lembaga Negara yang Independen Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

[sunting] Tujuan dan Tugas Bank Indonesia


Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Tiga Pilar Utama Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien.

[sunting] Pengaturan dan Pengawasan Bank


Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank. Upaya Restrukturisasi Perbankan Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif. Langkah ini mutlak diperlukan guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter. Restrukturisasi perbankan tersebut dilakukan melalui upaya memulihkan kepercayaan masyarakat, program rekapitalisasi, program restrukturisasi kredit, penyempurnaan ketentuan perbankan, dan peningkatan fungsi pengawasan bank.

[sunting] Sistem Pembayaran


Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah adalah tujuan Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang handal (robust). Jadi, semakin lancar dan hadal SPN, maka akan semakin lancar pula transmisi kebijakan moneter yang bersifat time critical. Bila kebijakan moneter berjalan lancar maka muaranya adalah stabilitas nilai tukar.

BI adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan SPN. Selain itu, BI juga memiliki kewenangan memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan (oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting secara sistem (systemically important), bank sentral memandang perlu menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Selain itu masih ada tugas BI dalam SPN, misalnya, peran sebagai penyelenggara sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank sentral juga adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik hingga memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran. Berbekal kewenangan itu, BI pun menetapkan sejumlah kebijakan dari komponen SPN ini. Misalnya, alat pembayaran apa yang boleh dipergunakan di Indonesia. BI juga menentukan standar alat-alat pembayaran tadi serta pihak-pihak yang dapat menerbitkan dan/atau memproses alat-alat pembayaran tersebut. BI juga berhak menetapkan lembaga-lembaga yang dapat menyelenggarakan sistem pembayaran. Ambil contoh, sistem kliring atau transfer dana, baik suatu sistem utuh atau hanya bagian dari sistem saja. Bank sentral juga memiliki kewenangan menunjuk lembaga yang bisa menyelenggarakan sistem settlement. Pada akhirnya BI juga mesti menetapkan kebijakan terkait pengendalian risiko, efisiensi serta tata kelola (governance) SPN. Di sisi alat pembayaran tunai, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran BI dalam mengeluarkan dan mengedarkan uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar (clean money policy). Untuk mewujudkan clean money policy tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang sampai dengan pemusnahan uang. Sebelum melakukan pengeluaran uang Rupiah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik serta masa edar uang. Selain itu dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun kedepan. Berdasarkan perencanaan tersebut kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan. Uang Rupiah yang telah dikeluarkan tadi kemudian didistribusikan atau diedarkan di seluruh wilayah melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang Rupiah di setiap kantor Bank Indonesia didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu. Kegitan distribusi dilakukan melalui sarana angkutan darat, laut dan udara. Untuk menjamin keamanan jalur distribusi senantiasa dilakukan baik melalui pengawalan yang memadai maupun dengan peningkatan sarana sistem monitoring. Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang Rupiah. Sedangkan kepada masyarakat dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.

Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang Rupiah yang dilakukan Bank Indonesia adalah pencabutan uang terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang Rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia. Sementara itu untuk menjaga menjaga kualitas uang Rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempurna dan uang yang sudah tidak layak edar. Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga yang dengan pengawasan oleh tim Bank Indonesia (BI).

[sunting] Dewan Gubernur BI


Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama-lamanya lima tahun, dan mereka hanya dapat dipilih untuk sebanyak-banyaknya dua kali masa tugas.

[sunting] Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Gubernur


Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sementara Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, berhalangan tetap, atau melakukan tindak pidana kejahatan.

[sunting] Pengambilan Keputusan


Sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, serta sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipil dan strategis. Pengambilan keputusan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur, atas dasar prinsip musyawarah demi mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir.

[sunting] Para Gubernur Bank Indonesia


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Gubernur Bank Indonesia

Sejak dibentuk, orang-orang yang terpilih sebagai Gubernur BI, sebagai berikut:
2010-sekarang Darmin Nasution 2009-2010 Darmin Nasution (Pelaksana tugas) 2009 Miranda Gultom (Pelaksana tugas) 2008-2009 Boediono 2003-2008 Burhanuddin Abdullah

1998-2003 Syahril Sabirin 1993-1998 Sudrajad Djiwandono 1988-1993 Adrianus Mooy 1983-1988 Arifin Siregar 1973-1983 Rachmat Saleh 1966-1973 Radius Prawiro 1963-1966 T. Jusuf Muda Dalam 1960-1963 Mr. Soemarno 1959-1960 Mr. Soetikno Slamet 1958-1959 Mr. Loekman Hakim 1953-1958 Mr. Sjafruddin Prawiranegara

[sunting] Lihat pula


Sertifikat Bank Indonesia Arsitektur Perbankan Indonesia PPATK LPS Korupsi di Bank Indonesia

[sunting] Catatan kaki [sunting] Pranala luar


Situs web resmi Bank Indonesia

(Indonesia) Sejarah Pra Bank Indonesia (hingga 1953) Sejarah Bank Indonesia (19532005)

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia" Kategori: Bank di Indonesia | Bank Indonesia | Lembaga Negara Independen di Indonesia
Akun


Varian

Masuk log / buat akun Halaman Pembicaraan

Ruang nama

Halaman

Baca Perubahan tertunda

Sunting Versi terdahulu


Top of Form

Tindakan Pencarian
Istimew a:Pencari

Bottom of Form

Navigasi

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Tentang Wikipedia Pancapilar Kebijakan Menyumbang Buat buku Unduh versi PDF Versi cetak Pranala balik Perubahan terkait Halaman istimewa Pranala permanen Kutip halaman ini English

Komunitas

Wikipedia

Cetak/ekspor

Peralatan

Bahasa lain

Espaol Franais Italiano Basa Jawa Bahasa Melayu Nederlands Ting Vit

Halaman ini terakhir diubah pada 03:11, 12 Juni 2011. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan

eranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau sering juga disebut Bank to bank dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaanya. Tugas - tugas Bank Indonesia adalah mengatur, mengkoordinir, mengawasi serta memberikan tindakan kepada dunia perbankan. Sesuai UU RI nomor 23 tahun 1999 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan Rupiah. Agar ketabilan nilai rupiah dapat tercapai dan terpelihara, maka Bank Indonesia memiliki tugas antar lain: 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Menetapakan sasaran - sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya. Melakukan pengendalian moneter. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syriah, paling lama 90 hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan. Melaksanakan kebijkan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan. Mengelola cadangan devisa. Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu - waktu diperlukan yang dapat bersifat makro dan mikro.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. Mewajibkan penyelanggaraan jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya. Menetapkan penggunaan alat pembayaran. Mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang rupiah maupun asing. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta menarik dan memusnahkannya dari peredaran. Menetapakan ketentuan - ketentuan perbankan yang memuat prinsip - prinsip kehati hatian. Memberikan dan mencabut izin usaha bank. Memberikan izizn pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank. Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah. Dapat menerima pinjaman luar negri, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negri. Pemerintah wajib mengundang BI dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi negara. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara. BI dilarang memberika kredit kepada pemerintah. Dapat melakukan kerja sama dengan Bank Sentral negara lain dan Organisasi atau Lembaga Internasional. Dalam hal dipersyaratakan bahwa anggota Internasional dan atau lembaga Multilateral adlah negara maka BI dapat bertindak untuk dan atas nama negara RI sebagai anggota. LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL BAB I PENDAHULUAN Lembaga Keuangan Internasional adalah lembaga keuangan yang telah ditetapkan oleh lebih dari satu negara, dan merupakan subyek hukum internasional. Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain lembaga-lembaga internasional dan organisasi lain kadang-kadang sosok sebagai pemegang saham. Jenis dari Lembaga Keuangan Internasional ada beberapa yaitu Bank Dunia, IMF, IDB, ADB dsb.

3. Mengatur dan mengawasi bank.

Hubungan BI dengan pemetintah.

Hubungan dengan Dubia Internasional.

Adapun fungsi dan tujuan dari macam macam lembaga ini juga berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti Bank Dunia yang mempunyai fungsi dan tujuan untuk memberikan pinjaman leverage ke negara-negara berkembang untuk program modal.Bank dan memiliki tujuan untuk mengurangi kemiskinan. Bank Dunia mendapatkan dana untuk operasinya terutama melaluis penjualan IBRD AAA-rated obligasi di pasar keuangan dunia. IBRD pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan pinjaman, dengan memanfaatkan pinjaman sendiri modal disetor, ditambah investasi dari float. Sebagai organisasi politik, Bank Dunia harus memenuhi tuntutan dari donor dan pinjaman pemerintah, pasar modal swasta, dan organisasi internasional lainnya. Sebagai organisasi yang berorientasi aksi, itu harus netral, yang mengkhususkan diri dalam bantuan pembangunan, bantuan teknis, dan pinjaman.Sedangkan untuk Dana Moneter Internasional (IMF) adalah sebuah organisasi internasional yang mengawasi sistem keuangan global dengan mengikuti kebijakan makroekonomi dari negara-negara anggota, terutama mereka yang memiliki dampak terhadap nilai tukar dan neraca pembayaran.Dan mempunyai tujuan untuk menstabilkan nilai tukar dan membantu pembangunan kembali di dunia sistem pembayaran internasional.Dan Bank Pembangunan Asia (ADB) adalah bank pembangunan daerah yang didirikan pada tahun 1966 untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara Asia dan Pasifik melalui pinjaman dan bantuan teknis. Visi ADB merupakan wilayah yang bebas dari kemiskinan. Misinya adalah untuk membantu negara-negara anggota berkembang mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas kehidupan warganya. Jenis lembaga keuangan yang lain adalah Bank Pembangunan Islam yaitu lembaga keuangan internasional yang didirikan tahun mengikut Intent Pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Konferensi Negara-negara Muslim yang diselenggarakan di Jeddah pada Qadah Dzul 1393H, sesuai dengan Desember 1973. Dan tujuannya adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara-negara anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama-sama sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yaitu, Hukum Islam. BAB II ISI Lembaga Keuangan Internasional Lembaga keuangan internasional, atau IFI, mengacu pada lembaga keuangan yang telah ditetapkan (atau disewa) oleh lebih dari satu negara, dan karenanya merupakan subyek hukum internasional. Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain lembaga-lembaga internasional dan organisasi lain kadang-kadang sosok sebagai pemegang saham. IFI yang paling menonjol adalah ciptaan dari beberapa negara, meskipun beberapa lembaga keuangan bilateral (dibentuk oleh dua negara) ada dan secara teknis IFI. Banyak di antaranya bank pembangunan multilateral. Yang paling terkenal adalah IFI Bank Dunia, maka IMF, dan bank pembangunan regional.

Jenis IFI: Bretton Woods lembaga


Yang paling terkenal IFI didirikan setelah Perang Dunia II untuk membantu dalam rekonstruksi Eropa dan menyediakan mekanisme untuk kerjasama internasional dalam pengelolaan sistem keuangan global. Mereka termasuk Bank Dunia, maka IMF, yang International Finance Corporation, dan anggota lain dari Kelompok Bank Dunia.

Bank Pembangunan Daerah

Bank pembangunan daerah regional terdiri dari beberapa lembaga yang punya fungsi serupa dengan Bank Dunia kelompok kegiatan, tapi dengan fokus khusus pada wilayah tertentu. Pemegang saham biasanya terdiri dari negara-negara regional ditambah negara-negara donor utama.Yang paling terkenal dari bank-bank daerah ini meliputi daerah-daerah yang kurang lebih sesuai dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pengelompokan daerah, termasuk Inter-American Development Bank (yang bekerja di Amerika, tapi terutama bagi pembangunan di Amerika Latin dan Karibia); di Asian Development Bank; pada Bank Pembangunan Afrika, dan Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan.

Bank Pembangunan Bilateral


Bank pembangunan bilateral lembaga keuangan yang dibentuk oleh individu contries untuk membiayai proyek-proyek pembangunan di negara berkembang dan emerging market. Contoh meliputi Pembangunan Belanda FMO Finance Company dan Bank Pembangunan Jerman DEG.

Lain-lain lembaga keuangan daerah


Beberapa pengelompokan regional negara telah menetapkan lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membiayai berbagai proyek-proyek atau kegiatan di bidang kepentingan bersama. Terbesar dan paling penting di antaranya adalah Bank Investasi Eropa, sebuah lembaga yang didirikan oleh anggota Uni Eropa. Contoh lain termasuk Bank Pembangunan Laut Hitam, di International Investment Bank (didirikan oleh negara-negara bekas Uni Soviet dan Eropa Timur), pada Islamic Development Bank dan Bank Investasi Nordic. BENTUK-BENTUK DARI LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL:
1. 1. Bank Dunia

Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman leverage ke negara-negara berkembang untuk program modal.Bank Dunia memiliki tujuan untuk mengurangi kemiskinan. Bank Dunia berbeda dari Kelompok Bank Dunia, di Bank Dunia hanya terdiri dari dua lembaga: Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) dan International Development Association (IDA), sedangkan yang kedua mencakup kedua selain tiga :International Finance Corporation (IFC), Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), dan Pusat Internasional untuk Penyelesaian Perselisihan Investasi (ICSID).

Tujuan Pembangunan Milenium


Bank Dunia saat ini fokusnya adalah pada pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), pinjaman terutama untuk negara berpendapatan menengah pada suku bunga yang mencerminkan mark-kecil sendiri di atas (AAA-rated) pinjaman dari pasar modal; sementara IDA rendah atau tidak memberikan bunga pinjaman dan hibah untuk negara-negara berpenghasilan rendah dengan sedikit atau tanpa akses ke pasar kredit internasional. IBRD adalah berbasis pasar organisasi nirlaba, menggunakan rating kredit yang tinggi untuk menebus yang relatif rendah tingkat bunga pada pinjaman, sedangkan IDA didanai terutama oleh periodik replenishments (hibah) memutuskan untuk lembaga dengan yang lebih makmur negara-negara anggota. Bank misi untuk membantu negara-negara berkembang dan penduduknya untuk mencapai pembangunan dan pengurangan kemiskinan, termasuk pencapaian MDGs, dengan membantu negara-negara mengembangkan sebuah lingkungan untuk investasi, pekerjaan dan pertumbuhan berkelanjutan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan pemberdayaan masyarakat miskin untuk berbagi buah dari pertumbuhan ekonomi. Faktor Kunci

Bank Dunia melihat lima faktor kunci yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lingkungan bisnis yang memungkinkan sebagai:
1. Membangun kapasitas: Memperkuat pemerintah dan pejabat pemerintah mendidik. 2. Infrastruktur penciptaan: pelaksanaan hukum dan sistem peradilan untuk dorongan bisnis, perlindungan dan hak milik individu dan menghormati kontrak. 3. Pengembangan Sistem Keuangan: pembentukan sistem yang kuat mampu mendukung upaya dari kredit mikro untuk pembiayaan usaha perusahaan yang lebih besar. 4. Memerangi korupsi: Dukungan untuk negara-negara upaya pemberantasan korupsi. 5. Penelitian, Konsultasi dan Pelatihan: Bank Dunia menyediakan platform untuk penelitian tentang isu-isu pembangunan, konsultasi dan melaksanakan program-program pelatihan (berbasis web, on line, tele-/video conferencing dan ruang kelas berbasis) terbuka untuk mereka yang tertarik dari akademisi, mahasiswa, pemerintah dan organisasi non-pemerintah (LSM) perwira dll

Bank mendapatkan dana untuk operasinya terutama melaluis penjualan IBRD AAA-rated obligasi di pasar keuangan dunia. IBRD pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan pinjaman, dengan memanfaatkan pinjaman sendiri modal disetor, ditambah investasi dari float. The IDA memperoleh mayoritas dana dari empat puluh negara-negara donor yang menggantikan dana bank setiap tiga tahun, dan dari pengembalian pinjaman, yang kemudian menjadi tersedia untuk kembali pinjaman. Aktif Areas Bank Dunia aktif dalam bidang-bidang berikut:
Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Konflik dan Pengembangan Operasi dan Kegiatan Pembangunan Kebijakan Ekonomi Pendidikan Energi Lingkungan Sektor Keuangan Jender Governance Kesehatan, Nutrisi dan Populasi Industri Teknologi Informasi dan Komunikasi Informasi, Komputasi dan Telekomunikasi Ekonomi dan Perdagangan Internasional

Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial Hukum dan Keadilan Ekonomi Makro dan Pertumbuhan Ekonomi Pertambangan Penanggulangan Kemiskinan Kemiskinan Sector Swasta Sektor Publik Governance Rural Development Pembangunan Sosial Perlindungan Sosial Perdagangan Transportasi Pembangunan Perkotaan Pengairan Air Minum dan Sanitasi

Kritik untuk Bank Dunia : Dunia telah lama dikritik oleh organisasi-organisasi non-pemerintah, seperti kelompok hak-hak adat Survival International, dan akademisi, termasuk mantan Kepala Ekonom Joseph Stiglitz yang sama-sama kritis terhadap Dana Moneter Internasional, AS Departemen Keuangan, AS dan lain-lain negosiator perdagangan negara-negara maju. Para kritikus berpendapat bahwa apa yang disebut pasar bebas kebijakan reformasi yang Bank pendukung sering membahayakan pembangunan ekonomi jika dilaksanakan dengan buruk, terlalu cepat ( shock therapy), dalam urutan yang salah atau lemah, ekonomi kompetitif. Dalam Masters of Illusion: Bank Dunia dan Kemiskinan Bangsa-Bangsa (1996), Catherine Caufield berpendapat bahwa asumsi dan struktur Bank Dunia merugikan negara-negara selatan. Caufield dikritik resep yang diformulasikan dari pembangunan. Bank Dunia, berbagai bangsa dan daerah yang tidak bisa dibedakan dan siap untuk menerima obat seragam pembangunan. Dia berpendapat bahwa untuk mencapai keberhasilan bahkan sederhana, praktik Barat yang diadopsi dan struktur ekonomi tradisional dan nilai-nilai ditinggalkan Asumsi kedua adalah bahwa negara-negara miskin tidak dapat memodernisasi tanpa uang dan nasihat dari luar negeri. Sejumlah intelektual di negara-negara berkembang berpendapat bahwa Bank Dunia secara mendalam terlibat dalam cara-cara kontemporer donor dan LSM imperialisme, dan bahwa fungsi kontribusi intelektual untuk menyalahkan orang miskin untuk kondisi mereka. Salah satu kritik yang paling kuat dari Bank Dunia telah menjadi cara yang diatur. Sementara Bank Dunia mewakili 186 negara, dijalankan oleh sejumlah kecil negara-negara kuat secara ekonomis. Negara-negara ini memilih kepemimpinan dan manajemen senior Bank Dunia, dan kepentingan mereka mendominasi bank. Bank Dunia memiliki peran ganda yang kontradiktif: bahwa sebuah organisasi politik dan organisasi yang praktis. Sebagai organisasi politik, Bank Dunia harus memenuhi tuntutan dari donor dan pinjaman pemerintah, pasar modal swasta, dan organisasi internasional lainnya.

Sebagai organisasi yang berorientasi aksi, itu harus netral, yang mengkhususkan diri dalam bantuan pembangunan, bantuan teknis, dan pinjaman. Bank Dunia kewajiban negara-negara donor dan pasar modal swasta telah menyebabkan untuk mengadopsi kebijakan yang menentukan bahwa kemiskinan yang terbaik adalah diatasi dengan penerapan pasar kebijakankebijakan. Tahun 1990-an, Bank Dunia dan IMF memalsukan Konsensus Washington, kebijakan yang termasuk deregulasi dan liberalisasi pasar, privatisasi dan downscaling pemerintah. Meskipun Konsensus Washington dikandung sebagai kebijakan yang terbaik akan mendorong pembangunan, itu dikritik karena mengabaikan keadilan, pekerjaan dan bagaimana reformasi seperti privatisasi dilaksanakan. Banyak sekarang setuju [rujukan?] Bahwa Konsensus Washington menempatkan terlalu banyak tekanan pada pertumbuhan GDP, dan tidak cukup pada pertumbuhan atau permanen pada pertumbuhan apakah memberikan kontribusi terhadap standar kehidupan yang lebih baik. Beberapa analisis menunjukkan bahwa Bank Dunia telah meningkatkan kemiskinan dan telah merugikan lingkungan, kesehatan masyarakat dan keragaman budaya. Beberapa kritik juga menyatakan bahwa Bank Dunia telah secara konsisten menekan neoliberal agenda, memaksakan kebijakan di negara-negara berkembang yang telah merusak , destruktif dan anti-pembangunan. Hal ini juga telah diusulkan bahwa Bank Dunia adalah sebuah alat untuk mempromosikan kepentingan-kepentingan AS atau Barat di wilayah tertentu di dunia. Bahkan negara-negara Amerika Selatan telah membentuk Bank Selatan untuk mengurangi pengaruh AS di kawasan. Kritik bank, bahwa Presiden selalu merupakan warga negara Amerika Serikat, ditunjuk oleh Presiden Amerika Serikat ( meskipun tunduk pada persetujuan dari negara-negara anggota lainnya). Ada tuduhan bahwa struktur pengambilan keputusan yang tidak demokratis seperti AS mempunyai hak veto pada beberapa keputusan konstitusional dengan hanya lebih dari 16% saham di bank; Keputusan hanya dapat disahkan dengan suara dari negara-negara yang sahamnya total lebih dari 85% dari saham bank. Sebuah kritik lebih lanjut mengenai manajemen internal dan cara di mana Bank Dunia dikatakan kurangnya akuntabilitas. Kritik Bank Dunia sering mengambil bentuk protes seperti yang terlihat dalam beberapa peristiwa-peristiwa seperti Bank Dunia Oslo 2002 Protes,yang Oktober Pemberontakan, dan Pertempuran Seattle. seperti demonstrasi telah terjadi di seluruh dunia, bahkan di antara Brasil Kayapo orang. Pada tahun 2008, sebuah laporan Bank Dunia yang menemukan bahwa biofuel telah mendorong harga pangan naik 75% itu tidak diterbitkan Pejabat mengaku bahwa mereka percaya itu ditekan untuk menghindari memalukan saat itu Presiden Amerika Serikat, George W. Bush.
1. 1. IMF

Dana Moneter Internasional (IMF) adalah sebuah organisasi internasional yang mengawasi sistem keuangan global dengan mengikuti kebijakan makroekonomi dari negara-negara anggota, terutama mereka yang memiliki dampak terhadap nilai tukar dan neraca pembayaran.. Ini adalah suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan yang dinyatakan menstabilkan nilai tukar internasional dan memfasilitasi pembangunan ini juga menawarkan sangat leveraged pinjaman, terutama kepada negara-negara miskin.

Organisasi dan tujuan


Dana Moneter Internasional telah dibuat pada bulan Juli 1944, awalnya dengan 45 anggota, dengan tujuan untuk menstabilkan nilai tukar dan membantu pembangunan kembali di dunia sistem pembayaran internasional. Negara menyumbang ke kolam renang yang bisa dipinjam

dari, pada dasar sementara, oleh negara-negara dengan ketidakseimbangan pembayaran (Condon, 2007). IMF penting ketika pertama kali diciptakan karena dunia membantu menstabilkan sistem ekonomi IMF tetap penting karena bekerja untuk meningkatkan perekonomian negara-negara anggotanya. IMF menggambarkan dirinya sebagai sebuah organisasi dari 186 negara (per 29 Juni 2009), bekerja untuk membina kerjasama moneter global, aman stabilitas keuangan, memfasilitasi perdagangan internasional, mempromosikan kerja tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengurangi kemiskinan . Dengan pengecualian Taiwan (dikeluarkan tahun 1980), Korea Utara, Kuba (kiri pada tahun 1964), Andorra, Monako, Liechtenstein, Tuvalu dan Nauru, semua negara anggota PBB berpartisipasi langsung dalam IMF. Negara anggota diwakili pada 24-anggota Dewan Eksekutif (lima Eksekutif Direksi diangkat oleh lima anggota dengan kuota terbesar, sembilan belas Direktur Eksekutif dipilih oleh anggota yang tersisa), dan semua anggota menunjuk seorang Gubernur kepada IMF Dewan Gubernur.

Kritik
Dua kritik dari ekonom telah bantuan keuangan yang selalu terikat pada apa yang disebut prasyarat, termasuk Structural Adjustment Program (SAP). Hal ini menyatakan bahwa prasyarat (target kinerja ekonomi yang didirikan sebagai prakondisi untuk pinjaman IMF) menghambat stabilitas sosial dan karenanya menghambat tujuan yang dinyatakan IMF, sementara Structural Adjustment Program mengarah pada peningkatan kemiskinan di negaranegara penerima. Salah satu kondisi SAP utama ditempatkan pada negara-negara bermasalah adalah bahwa pemerintah menjual sebanyak aset nasional mereka karena mereka dapat, biasanya untuk perusahaan barat di harga diskon besar-besaran. Yang mengatakan, IMF kadang-kadang pendukung program penghematan, meningkatkan pajak bahkan ketika ekonomi lemah, dalam rangka untuk menghasilkan pendapatan pemerintah dan keseimbangan defisit anggaran. Negara sering dianjurkan untuk menurunkan tingkat pajak perusahaan. Kebijakan ini dikritik oleh Joseph E. Stiglitz, mantan kepala ekonom dan Senior Vice President di Bank Dunia, dalam bukunya Globalization and Its Discontents. Dia berargumen bahwa dengan mengubah ke arah yang lebih monetaris pendekatan, dana tidak lagi memiliki tujuan yang valid, seperti yang dirancang untuk menyediakan dana bagi negara-negara untuk melaksanakan Keynesian reflations, dan bahwa IMF tidak berpartisipasi dalam konspirasi, tapi itu mencerminkan kepentingan dan ideologi komunitas keuangan Barat. Argentina, yang telah dianggap oleh IMF untuk menjadi negara model dalam kebijakan kepatuhan proposal oleh lembaga-lembaga Bretton Woods, mengalami bencana krisis ekonomi pada tahun 2001, beberapa orang percaya telah disebabkan oleh IMF-induced pembatasan anggaran yang melemahkan kemampuan pemerintah untuk mempertahankan infrastruktur nasional bahkan di daerah-daerah penting seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan dan privatisasi yang strategis dan sumber daya nasional yang vital. Lain-lain atribut krisis ke Argentinas misdesigned fiskal federalisme, yang menyebabkan pengeluaran pemerintah daerah untuk meningkatkan cepat. Krisis ditambahkan ke kebencian luas lembaga ini di Argentina dan negara-negara Amerika Selatan lainnya, dengan banyak menyalahkan IMF untuk wilayah masalah ekonomi saat ini sebagai awal 2006 kecenderungan menuju sayap kiri moderat pemerintah di kawasan dan berkembangnya kekhawatiran dengan perkembangan kebijakan ekonomi regional sebagian besar independen dari tekanan bisnis besar telah dianggap berasal dari krisis ini.

Contoh lain di mana IMF Structural Adjustment Program memperburuk masalah ini di Kenya. Sebelum IMF terlibat dalam negara, bank sentral Kenya mengawasi semua pergerakan mata uang dalam dan luar negeriIMF mengamanatkan bahwa bank sentral Kenya harus memungkinkan pergerakan mata uang lebih mudah. Namun, penyesuaian mengakibatkan sangat sedikit investasi asing, tetapi diperbolehkan Kamlesh Manusuklal Damji Pattni, dengan bantuan dari pejabat pemerintah yang korup, untuk mengalirkan miliaran shilling Kenya dalam apa yang kemudian dikenal sebagai skandal Goldenberg, meninggalkan negeri ini lebih buruk daripada itu adalah sebelum reformasi IMF dilaksanakan.Dalam sebuah wawancara, mantan Perdana Menteri Rumania Triceanu menyatakan bahwa Sejak tahun 2005, IMF terus-menerus membuat kesalahan ketika menghargai kinerja ekonomi negara. Pada bulan September 2007 IMF mengatakan diberi Irlandia fundamental perekonomian yang kuat dan pihak berwenang komitmen terhadap kebijakan yang sehat, Direksi pertumbuhan ekonomi diharapkan untuk tetap kuat dalam jangka menengah. Tujuh belas bulan kemudian pada bulan April 2009 di New York Times mengutip pemenang hadiah Nobel ekonom, Paul Krugman, yang diidentifikasi Irlandia sebagai model untuk skenario terburuk bagi ekonomi global. Secara keseluruhan catatan keberhasilan IMF dianggap terbatas.Sementara itu diciptakan untuk membantu menstabilkan perekonomian global, sejak tahun 1980 para kritikus mengklaim lebih dari 100 negara (atau konon sebagian besar keanggotaan Dana) telah mengalami keruntuhan perbankan bahwa mereka mengklaim telah PDB dikurangi dengan empat persen atau lebih, jauh lebih banyak daripada setiap saat Depresi Pasca sejarah. penundaan yang cukup besar di IMF menanggapi krisis apapun, dan fakta bahwa ia cenderung hanya merespon kepada mereka (atau bahkan menciptakan mereka) alih-alih mencegah mereka, telah menyebabkan banyak ekonom untuk berdebat untuk reformasi. Pada tahun 2006, agenda reformasi IMF yang disebut Strategi Jangka Menengah secara luas didukung oleh lembaga negara-negara anggota. Agenda IMF termasuk perubahan dalam pemerintahan untuk meningkatkan peran negara-negara berkembang dalam institusi-proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah untuk memperdalam efektivitas mandat inti, yang dikenal sebagai pengawasan ekonomi atau membantu negaranegara anggota mengadopsi kebijakan makroekonomi yang akan mendukung pertumbuhan global dan mengurangi kemiskinan Pada tanggal 15 Juni 2007, Dewan Eksekutif IMF diadopsi 2007 Keputusan bilateral Surveillance, tengara ukuran yang diganti 30 tahun keputusan dari negara-negara anggota Dana tentang bagaimana IMF harus menganalisis hasil ekonomi di tingkat negara.
1. 2. ADB

Bank Pembangunan Asia (ADB) adalah bank pembangunan daerah yang didirikan pada tahun 1966 untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara Asia dan Pasifik melalui pinjaman dan bantuan teknis. Ini adalah pembangunan multilateral lembaga keuangan yang dimiliki oleh 67 anggota (seperti dari 2 Februari 2007) , 48 dari daerah dan 19 dari bagian lain dunia. Visi ADB merupakan wilayah yang bebas dari kemiskinan. Misinya adalah untuk membantu negara-negara anggota berkembang mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas kehidupan warganya. Kerja dari Bank Pembangunan Asia (ADB) adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di Asia dan Pasifik, terutama 1,9 milyar yang hidup dengan kurang dari $ 2 per hari. Meskipun banyak kisah sukses, Asia dan Pasifik tetap rumah untuk dua pertiga dari kaum miskin di dunia.

Bank dikandung dengan visi untuk menciptakan lembaga keuangan yang akan di Asia karakter untuk mendorong pertumbuhan dan kerja sama di daerah yang saat itu adalah salah satu termiskin di dunia. ADB menggalang dana melalui penerbitan obligasi di pasar modal dunia, sementara juga memanfaatkan anggotanya kontribusi dan pendapatan dari pinjamanSumbersumber ini menjelaskan hampir tiga perempat dari operasi pinjaman. Meskipun pertumbuhan ekonomi baru-baru ini di banyak negara-negara anggota telah menyebabkan perubahan dalam penekanan pada tingkat tertentu, sepanjang sejarahnya sebagian besar bank telah beroperasi berdasarkan proyek, khususnya di bidang investasi infrastruktur, pengembangan pertanian dan pinjaman kepada industri-industri dasar di member negara. Meskipun menurut definisi adalah bank pemberi pinjaman kepada pemerintah dan lembaga pemerintah, juga memberikan bantuan langsung kepada perusahaan swasta dan juga berpartisipasi sebagai penambah likuiditas dan enabler praktek terbaik di sektor swasta negaranegara anggota regional. Utama modal manusia aset dari bank adalah staf profesional, meliputi bidang akademik dan / atau praktis ahli di bidang pertanian, teknik sipil, ekonomi, lingkungan, kesehatan, kebijakan publik dan keuangan. Staf profesional diambil dari negara-negara anggota dan diberikan berbagai insentif untuk pindah ke Manila. Bisa dibayangkan bahwa sekali seluruh Asia-Pasifik mencapai tingkat tertentu standar hidup bank akan luka bawah atau ulang untuk beroperasi sebagai perusahaan komersial.

Organisasi
Tertinggi badan pembuat kebijakan dari bank adalah Dewan Gubernur terdiri dari satu wakil dari masing-masing negara anggota. Dewan Gubernur, pada gilirannya, memilih di antara mereka sendiri ke-12 anggota Dewan Direksi dan wakil mereka.Delapan dari 12 anggota yang berasal dari daerah (Asia-Pasifik) anggota sementara yang lain berasal dari daerah non-anggota. Dewan Gubernur juga memilih bank Presiden yang adalah ketua Dewan Direksi dan mengelola ADB. The president has a term of office lasting five years, and may be reelected. Presiden memiliki masa jabatan yang berlangsung lima tahun, dan dapat dipilih kembali. Secara tradisional, dan karena Jepang merupakan salah satu pemegang saham terbesar bank, Presiden selalu jepang. Presiden saat ini adalah Haruhiko Kuroda. Markas besar bank di 6 ADB Avenue, Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina, dan memiliki kantor perwakilan di seluruh dunia. Bank mempekerjakan sekitar 2.400 orang, berasal dari 55 dari 67 negara anggota, dan dengan lebih dari separuh dari staf yang Filipina.

Pinjaman ADB
Proyek tahunan ADB jumlah pinjaman sekitar US $ 7 miliar per tahun dengan pinjaman khas per proyek berada di kisaran $ 100 juta.

Tokoh proyek ADB dan Bantuan Teknis


Afghan Diaspora Proyek Pendanaan Utah State University memimpin proyek untuk membawa keahlian tenaga kerja di Thailand Gempa dan Tsunami Emergency Support Project di Indonesia Greater Mekong Program subregional

ROC Ping Hu Offshore Oil and Gas Development Strategis Sektor Swasta untuk Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan di Filipina Trans-Afganistan Pipeline Gas Penilaian Kelayakan Pinjaman dari $ 1,2 milyar untuk jaminan keluar dari krisis ekonomi yang akan datang di Pakistan dan akan dana untuk kebutuhan energi negaranegara berkembang, khususnya Hydro-proyek pembangkit listrik Dukungan keuangan mikro bagi perusahaan-perusahaan swasta, dalam hubungannya dengan pemerintah, termasuk Pakistan dan India.

Efektifitas
Mengingat pinjaman tahunan ADB volume, laba atas investasi dalam belajar pelajaran untuk operasional dan dampak perkembangan cenderung tinggi dan memaksimalkan itu adalah keprihatinan yang sah. Semua proyek yang didanai oleh ADB dievaluasi untuk mencari tahu apa hasil yang dicapai, perbaikan apa yang harus dipertimbangkan, dan apa yang sedang dipelajari. Evaluasi diri dilakukan oleh unit yang bertanggung jawab untuk merancang dan menerapkan strategi negara, program, proyek, atau kegiatan bantuan teknis. Ini terdiri dari beberapa instrumen, termasuk proyek / laporan kinerja program, laporan review paruh waktu, bantuan teknis atau proyek / program penyelesaian laporan, dan negara portofolio tinjauan. Semua proyek diri dievaluasi oleh unit-unit yang relevan dalam sebuah laporan penyelesaian proyek. Penyelesaian proyek ADB laporan publik diungkapkan di situs internet ADB. Klien pemerintah juga diminta untuk mempersiapkan mereka sendiri laporan penyelesaian proyek. Evaluasi independen merupakan blok dasar pembelajaran organisasi: sangatlah penting untuk mentransfer jumlah peningkatan yang relevan dan berkualitas tinggi pengetahuan dari pengalaman ke tangan para pembuat kebijakan, perancang, dan pelaksana. ADB Departemen Evaluasi Operasi (OED) melakukan penilaian sistematis dan tidak memihak kebijakan, strategi, program-program negara, dan proyek-proyek, termasuk rancangan, pelaksanaan, hasil, dan proses bisnis yang terkait untuk menentukan relevansi, efektivitas, efisiensi, dan kesinambungan resep berikut metode dan pedoman. Dengan proses evaluasi ini, ADB menunjukkan tiga unsur dari pemerintahan yang baik: (i) akuntabilitas, dengan menilai efektivitas operasi ADB, (ii) transparansi, oleh independen meninjau operasi dan pelaporan kepada publik temuan dan rekomendasi, dan (iii) peningkatan kinerja, dengan membantu klien ADB dan belajar dari pengalaman masa lalu untuk meningkatkan operasi yang sedang berlangsung dan masa depan. Pada awalnya, fokusnya adalah pada setelah selesai menilai sejauh mana proyek telah mencapai diharapkan manfaat ekonomi dan sosial. Sekarang bentuk evaluasi operasi pengambilan keputusan sepanjang siklus proyek dan dalam ADB sebagai keseluruhan.Sejak berdirinya kemerdekaannya pada tahun 2004, laporan OED ADB langsung kepada Direksi melalui Dewan Komite Efektivitas Pembangunan. Behavioral otonomi, menghindari konflik kepentingan, isolasi dari pengaruh eksternal, dan organisasi kemerdekaan telah membuat evaluasi-alat khusus diatur oleh prinsip-prinsip kegunaan, kredibilitas, transparansi, dan kemandirian-bagi akuntabilitas yang lebih besar dan membuat bantuan pembangunan bekerja lebih baik. Independen Evaluasi pada Bank Pembangunan Asia menyajikan perspektif evaluasi di ADB dari awal dan terlihat kepada suatu masa depan di mana manajemen pengetahuan memainkan peran yang semakin. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran besar dalam sifat kerja OED program dari dominasi evaluasi proyek-proyek individual untuk satu berfokus pada lebih luas dan lebih

strategis studi.Untuk memilih prioritas topik untuk evaluasi studi, OED mencari masukan dari Komite Keefektifan Pembangunan, Manajemen ADB, dan kepala-kepala departemen dan kantor ADB. Tekanan saat ini adalah untuk: (i) meningkatkan kualitas evaluasi dengan menggunakan metodologi yang lebih kuat, (iii) memberikan prioritas pada negara / program bantuan sektor evaluasi; (iv) meningkatkan jumlah evaluasi bersama; (v) memvalidasi evaluasi diri untuk memperpendek siklus belajar; (vi) melakukan evaluasi dampak yang lebih teliti; (vii) mengembangkan kapasitas evaluasi, baik dalam ADB dan DMC; (viii) mendorong kinerja portofolio, (ix) mengevaluasi proses bisnis, dan (x) menyebarluaskan temuan dan rekomendasi dan memastikan penggunaannya. OEDs program kerja juga telah ditafsirkan ulang untuk menekankan proses belajar organisasi yang lebih jelas hasil arsitektur dan hasil kerangka kerja. Ini mencakup (i) melakukan evaluasi dan sosialisasi strategis (dalam konsultasi dengan pemangku kepentingan), (ii) indikator kinerja menyelaraskan dan evaluasi metodologi, dan (iii) membangun kapasitas dalam evaluasi dan berpikir evaluatif. Semua evaluasi studi OED publik diungkapkan pada situs web (beberapa evaluasi terhadap operasi sektor swasta disunting untuk melindungi informasi rahasia komersial). sumber daya evaluasi OED ditampilkan oleh tipe sumber daya, topik, daerah dan negara, dan tanggal. Pemelajaran juga berkumpul dalam sebuah Sistem Informasi Evaluasi online yang menawarkan sebuah database dari pelajaran, rekomendasi, dan ADB tanggapan Manajemen tersebut. Rincian evaluasi berkelanjutan dan update kemajuan mereka dibuat terlalu umum. Mulai 2006, bertindak dalam kerangka kerja manajemen pengetahuan ADB, OED telah menerapkan pengetahuan manajemen untuk pelajaran pembelajaran, menggunakan metrik kinerja pengetahuan. Belajar Pelajaran dalam ADB menetapkan kerangka kerja strategis untuk pengelolaan pengetahuan dalam operasi evaluasi. Perbaikan telah membuat yang menjanjikan tidak hanya di OED tetapi yang lebih penting, vis--vis dengan antarmuka dengan departemen lain dan kantor di ADB, negara-negara anggota berkembang, dan evaluasi internasional masyarakat. Dalam jangka menengah, OED akan terus meningkatkan budaya organisasi, sistem manajemen, proses bisnis, solusi teknologi informasi, komunitas praktik, dan hubungan eksternal dan jaringan untuk pelajaran pembelajaran. Di antara produk-produk pengetahuan baru dan jasa berkembang, Belajar Curves sangat berguna, dua-paged referensi cepat yang dirancang untuk memberi makan temuan dan rekomendasi dari evaluasi yang lebih luas untuk klien Evaluasi News melaporkan peristiwa dalam pemantauan dan evaluasi.Evaluasi menawarkan Presentasi Powerpoint pendek atau menampilkan foto pada topik evaluasi. Auditing dalam Arsitektur Pelajaran menyoroti kontribusi pengetahuan audit yang dapat membuat organisasi untuk belajar dan kesehatan organisasi. Dari 1.106 proyek yang didanai ADB dievaluasi dan diberi nilai sejauh (per Desember 2007), 65% dinilai sebagai orang yang sukses, 27% sebagian berhasil dan 8% sebagai berhasil.

Kritik
Pembangunan Asia ketidakpekaan terhadap masyarakat lokal. Operasi di tingkat global dan internasional, bank-bank tersebut dapat merusak hak-hak asasi manusia rakyat melalui proyekproyek yang telah merugikan hasil bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. Bank juga menerima kritik dari Program Lingkungan PBB, menyatakan dalam sebuah laporan bahwa banyak pertumbuhan telah melewati lebih dari 70 persen dari penduduk pedesaan, banyak di antaranya yang langsung tergantung pada sumber daya alam untuk mata pencaharian dan pendapatan. Bank juga telah dikritik oleh Perang Vietnam veteran untuk pendanaan proyek-proyek di Laos, karena Amerika Serikat 15% saham di bank, ditanggung oleh pajak.Laos menjadi komunis

negara setelah Amerika menarik diri dari Vietnam dan Laos Perang Saudara dimenangkan oleh Pathet Lao, yang dipahami secara luas telah didukung oleh Angkatan Darat Vietnam Utara. Pada tahun 2009, bank yang mendukung 2,9 miliar dolar strategi pendanaan proyek-proyek yang diusulkan di India. Proyek-proyek dalam strategi ini hanya indikatif dan masih perlu lebih lanjut bank yang disetujui oleh Dewan Direksi, namun jurubicara Kementerian Luar Negeri RRC Qin Gang mengatakan, Bank Pembangunan Asia, terlepas dari keprihatinan utama dari Cina, India Negara menyetujui strategi kemitraan yang melibatkan sengketa wilayah antara Cina dan India. cina mengungkapkan ketidakpuasan kuat selama ini bank bergerak tidak hanya serius tarnishes namanya sendiri, tetapi juga merongrong kepentingan para anggotanya.
1. 3. IDB

Bank Pembangunan Islam adalah lembaga keuangan internasional yang didirikan tahun mengikut Intent Pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Konferensi Negara-negara Muslim yang diselenggarakan di Jeddah pada Qadah Dzul 1393H, sesuai dengan Desember 1973. The Inaugural Rapat Dewan Gubernur terjadi di Rajab 1395H, yang berkaitan Juli 1975, dan Bank secara resmi dibuka pada tanggal 15 Syawal 1395H yang sesuai sampai 20 Oktober 1975.

Tujuan
Tujuan dari Bank adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negaranegara anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama-sama sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yaitu, Hukum Islam.

Functions Fungsi
Fungsi Bank untuk berpartisipasi dalam modal dan memberikan pinjaman untuk produktif proyek-proyek dan perusahaan selain memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara anggota dalam bentuk lain untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Bank ini juga diperlukan untuk mendirikan dan mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu, termasuk dana bantuan untuk masyarakat Muslim di negara-negara non-anggota, di samping mendirikan dana perwalian. Bank berwenang untuk menerima deposito dan untuk memobilisasi sumber daya keuangan syariah yang kompatibel melalui model.Hal ini juga dituntut dengan tanggung jawab membantu dalam promosi perdagangan luar negeri terutama dalam barang-barang modal, di antara negara anggota; memberikan bantuan teknis kepada negara-negara anggota, dan memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang terlibat dalam kegiatan pembangunan di negara-negara Muslim untuk menyesuaikan diri dengan Shari ah.

Keanggotaan
Kondisi dasar untuk keanggotaan adalah bahwa negara calon anggota harus menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam, membayar kontribusi ke ibukota dari Bank dan bersedia menerima syarat-syarat dan kondisi sebagaimana dapat diputuskan oleh Dewan IDB Gubernur.

Capital Modal
Sampai dengan akhir 1412H (Juni 1992), modal yang berwenang dari Bank dua miliar dinar Islam (ID) (A unit rekening IDB yang setara dengan satu Special Drawing Right (SDR) dari Dana Moneter Internasional (IMF )). Sejak Muharram 1413H (Juli 1992), sesuai dengan Resolusi Dewan Gubernur, menjadi enam miliar dinar Islam, yang terbagi dalam 600.000 saham memiliki nilai nominal 10.000 dinar Islam (ID) masing-masing. Dengan modal berlangganan juga menjadi empat miliar dinar Islam dibayarkan sesuai dengan jadwal tertentu dan dalam mata uang konversi secara bebas dapat diterima oleh Bank. Pada 1422H, dewan gubernur pada

pertemuan tahunan yang diselenggarakan di Aljazair memutuskan untuk meningkatkan modal dari Bank formulir ID 6 miliar untuk ID 15 miliar dan modal langganan dari ID 4,1 miliar untuk ID 8,1 miliar. Menurut Petunjuk dari Extra-Biasa Ketiga Sidang KTT OKI Konferensi Islam di Makkah Al-Mukarramah on 7 8 Desember 2005, menyerukan peningkatan yang substansial dalam modal saham IDB dalam rangka untuk memungkinkan itu untuk memperkuat peran dalam memberikan bantuan keuangan dan bantuan teknis untuk negara-negara anggotanya, Dewan Gubernur IDB dalam 31 Pertemuan Tahunan di Kuwait memutuskan untuk meningkatkan modal saham IDB oleh 15 miliar dinar Islam untuk menjadi 30 miliar dinar Islam dan modal langganan oleh 6,9 milyar dinar Islam untuk menjadi 15 miliar dinar Islam.

Kantor Pusat dan Kantor Regional


Empat kantor regional dibuka di Rabat, Maroko (1994), Kuala Lumpur, Malaysia (1994). Almaty, Kazakhstan (1997), and Dakar, Senegal (2008). Almaty, Kazakhstan (1997), dan Dakar, Senegal (2008). Bank juga memiliki perwakilan lapangan di dua belas negara anggota. Ini adalah: Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Guinea Conakry, Indonesia, Iran, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Sudan, Uzbekistan dan Yaman.

Keuangan Tahun
Bank tahun keuangan adalah lunar Tahun Hijrah.

Bahasa
Bahasa resmi Bank Arab, tetapi bahasa Inggris dan Perancis adalah tambahan digunakan sebagai bahasa kerja. BAB III KESIMPULAN Dari pembahasan yang sudah dijelaskan dari bab pendahuluan sampai dengan isinya dapat diambil kesimpulan bahwa lembaga keuangan internasional yang ada berfungsi untuk membantu masalah masalah keuangan yang terjadi pada beberapa Negara. Meskipun lembaga keuangan internasional ada beberapa macam jenis, akan tetapi jika dilihat dari tujuan dan fungsinya tiaptiap lembaga keuangan tersebut berbeda satu sama lain. Lembaga keuangan internasional terdiri dari IMF, World Bank, IDB dan ADB. Keempat lembaga keuangan ini memiliki tugas dan tujuan membantu masalah finansial tiap-tiap Negara didunia. Akan tetapi, masing-masing keempat lembaga ini berbeda cara dalam menangani financial tiap-tiap Negara. Contohnya IMF membantu menstabilkan masalah financial Negara dengan cara memberikan pinjaman kepada Negara-negara yang miskin. DAFTAR PUSTAKA 1.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/International_financial_institutions 2.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Asian_Development_Bank 3.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/International_Monetary_Fund 4.http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en| id&u=http://www.isdb.org/irj/portal/anonymous%3FNavigationTarget

%3Dnavurl://24de0d5f10da906da85e96ac356b7af0&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi 0oDnD_Vj4YuaXIuPnEQeU5xO79g

VN:D [1.6.8_931] Rating: 1.5/10 (2 votes cast) VN:F [1.6.8_931] Rating: 0 (from 0 votes)

Popularity: 3% [?] Comments are closed.

Previous | | Next

Manusia

Most Comments

Search
Top of Form

Site Search

go

Bottom of Form

Archives
Top of Form

Bottom of Form

ga artikel saya bisa lepas dari google sandbox

d.php nee ada sedikit artikel tentang cara memeriah kan ultah buat anak/keponakan dll

hp Postingan tentang mobil yang kreen dan mewah

Copyright Warta Warga 2007. All rights reserved. Powered by WordPress XHTML

Lembaga Keuangan Internasional


Februari 24, 2010 oleh delvi4 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Setelah kurang lebih lima tahun Indonesia dilanda krisis ekonomi dan berada di bawah pengawasan, ternyata negeri ini bukan keluar dari krisis tetapi justru beban yang harus dipikulnya malah bertambah berat. Ketika hutang para pengusaha Indonesia jatuh tempo, IMF meminta pemerintah untuk menanggung semua beban hutang pengusaha tersebut yg jumlahnya kurang lebih 45% dari total hutang luar negeri Indonesia. Mulailah Indonesia dilanda krisis hebat sampai detik ini. Secara faktual beberapa kesalahan fatal telah dibuat IMF dalam memberikan resep pengobatan kepada pemerintah Indonesia untuk keluar dari krisis. Demikian juga yg dilakukan selama ini kepada negara penerima kucuran pinjaman. Dari 89 penerima bantuan IMF antara tahun 19651995 tercatat sebanyak 48 negara tak lebih makmur dari kondisi sebelumnya. Sebanyak 32 negara lainnya bahkan jatuh lebih miskin ketimbang sebelum menjadi pasien IMF . Mengapa? Karena ia adalah Drakula Kreditor yg tidak peduli pada negara pengutang. Yang ada dalam benak para pemilik sahamnya suara adalah bagaimana mereka tidak rugi dan mengeruk keuntungan lebih besar. Siapakah sebenarnya Drakula IMF ini? Walaupun IMF adalah sebuah lembaga keuangan internasional yg beranggotakan 182 negara merdeka tetapi proses pengambilan keputusan yang diselenggarakan IMF tak ubahnya sebagaimana proses pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. Sesuai dengan ketentuan yg berlaku proses pengambilan keputusan di IMF dilakukan berdasarkan jumlah kepemilikan saham yaitu degan ketentuan 85 persen suara setuju. Padahal sesuai degan jumlah kepemilikan sahamnya negaranegara G-7 yg terdiri dari AS Inggris Jepang Canada Jerman Prancis dan Italia menguasai 45 persen suara. Dengan demikian negara-negara kaya ini praktis mendominasi seluruh proses pengambilan keputusan yg dilakukan IMF. Yang lebih celaka sebagai pemegang saham utama AS ternyata menguasai 18 persen suara. Akibatnya praktis tidak ada keputusan yg dapat diambil tanpa persetujuan AS. Kedua dengan dominasi peranan negara-negara G-7 khususnya AS dalam proses pengambilan keputusan di IMF lembaga tersebut menjadi sulit menghindar dari kepentingan negara-negara kaya itu. Sesuai dengan sifat demokrasi liberal yg terkooptasi oleh kepentingan para pemodal besar dominasi negara-negara G-7 dalam tubuh IMF hampir sama saja artinya degan dominasi kepentingan perusahaan-perusahaan transnasional . Sebagaimana terjadi pada berbagai pertemuan lembaga-lembaga keuangan atau perdagangan internasional lainnya seperti

WTO Bank Dunia ADB CGI dan bahkan Paris Club delegasi negara-negara G-7 hampir selalu berangkat dengan membawa seabrek titipan dari TNC mereka masing-masing. Dengan demikian agenda-agenda ekonomi IMF sesungguhnya tidak lebih dari agenda terselubung para TNC tersebut. Sebab itu tidak aneh jika agenda-agenda IMF cenderung terpusat pada empat hal. Pertama pengetatan anggaran negara yaitu untuk menjamin kelancaran pembayaran hutang. Kedua liberalisasi sektor keuangan yaitu untuk memberi keleluasan kepada para pemodal internasional untuk datang dan pergi sesuka hati mereka. Ketiga liberalisasi sektor perdagangan yaitu untuk mempermudah penetrasi produk negara-negara industri maju. Dan keempat privatisasi BUMN yaitu untuk memperlemah interfensi negara dan memperkuat dominasi TNC di negara-negara yang bersangkutan dengan harga murah. Walaupun telah merdeka selama 57 tahun ternyata kita sekarang berada dalam penjajahan gaya baru penjajahan IMF. Oleh karena itu kita mendukung sikap MPR yang meminta pemerintah untuk mengakhiri ketergantungan dengan dana Moneter Internasional sekaligus menyesalkan mengapa baru sekarang desakan itu ada serta mengapa tidak dari detik sekarang kita putus hubungan dengan penjajah IMF tetapi harus menunggu tahun 2003? Karena itu berarti akan menambah daftar kesengsaraan rakyat Indonesia. Yang lebih penting dari semua itu kita terbebas dari sistem ekonomi kapitalis yang besandar pada riba -sistem ekonomi yg dicetuskan oleh Yahudi. Karena membangun ekonomi bangsa dengan sistem ekonomi riba jelas tidak akan membawa berkah Allah akan menghilangkan riba -manfaat ekonomis versi manusia- dan menyuburkan shodaqoh . Oleh kaena itu sekiranya kita masih tetap membandel dan lebih mempercayai IMF sebagai dewa penyelamat -walaupun sudah jelas kerusakan yang ditimbulkannya- maka berarti kita telah menantang Allah dan Rasulnya Dan jika kalian tidak melakukan itu maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia BAB II PEMBAHASAN

DANA MONETER INTERNASIONAL (IMF)


IMF adalah lembaga pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia. Lembaga internasional ini beranggotakan 182 negara. Kantor pusatnya terletak di Washington. Misi lembaga ini adalah mengupayakan stabilitas keuangan dan ekonomi melalui pemberian pinjaman sebagai bantuan keuangan temporer, guna meringankan penyesuaian neraca pembayaran. Sebuah negara akan meminta dana kepada IMF ketika sedang dilanda kiris ekonomi. Pinjaman tersebut terkait erat dengan berbagai persyaratan, yang disebut kondisionalitas. Mata uang IMF adalah SDR Special Drawing Rights. Mulai 20 Agustus 1998, 1 SDR = US$ 1,33. IMF dijuluki organisasi internasional paling berkuasa di abad 20, yang sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan sebagian besar penduduk bumi. Ada pula yang mengolok-olok IMF sebagai singkatan dari institute of misery and famine (lembaga kesengsaraan dan kelaparan). Sebagaimana halnya Bank Dunia, lembaga ini dibentuk sebagai hasil kesepakatan Bretton Woods setelah Perang Dunia II. Menurut pencetusnya, Keynes dan Dexter White, tujuannya adalah menciptakan lembaga demokratis yang menggantikan kekuasaan para bankir dan pemilik modal internasional yang bertanggung jawab terhadap resesi ekonomi pada dekade 1930-an. Akan tetapi peran itu sekarang berbalik 180 derajat, setelah IMF dan Bank Dunia

menerapkan model ekonomi neo-liberal yang menguntungkan para pemberi pinjaman, bankir swasta dan investor internasional. Lembaga keuangan tersebut dikecam sebagai tak lebih dari perpanjangan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Latar Belakang Pendirian :
Terbentuk I.M.F merupakan hasil Bretton Woods Agreement secara resmi pada tgl. 27 Desember 1947 dan operasional keuangan dimulai pada 01 Maret 1947 IMF menitik beratkan masalah moneter dan Bank Dunia menitik beratkan masalah pembangunan ekonomi

Tujuan IMF : Meningkatkan kerjasama moneter internasional Meningkatkan kegiatan perdagangan dan penanaman modal dunia Memeliharara stabilitas nilai tukar mata uang

Memperkecil hambatan dan batasan-batasan yang ditetapkan pemerintah berbagai negara atas pembayaran internasional Menyediakan dana pinjaman untuk membantu pemeliharaan nilai tukar yang mantap pada masa ketidak seimbangan neraca pembayaran yang sifatnya sementara Mengurangi tingkat dan masa defisit serta surplus neraca pembayaran
Untuk menjadi anggota IMF setelah memenuhi beberapa persyaratan a.l membayar deposit atau Kuota Kuota ini menentukan besarnya hak pilih/suara dalam pengambilan berbagai keputusan di IMF. USA bersama negara Jepang, Jerman Perancis dan Inggris menguasai sebesar 50% dari seluruh hak pilih (USA sendiri mencapai 20%) Jumlah kuota per 2001 mencapai SDR 212.4 billion (USD 272 billion) Anggota IMF yang pada awal pendiriannnya hanya 29 negara, saat ini telah mencapai 183 negara. Pinjaman dana yang dapat diberikan kepada setiap negara anggota dalam keadaan biasa sampai 125% dari posisi kuota negara yang bersangkutan. Namun dalam keadaan tertentu negara anggota dapat meminjam melampaui ketentuan tsb. diatas, dengan persyaratan harus dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh IMF (IMF conditionality) a.l negara anggota tersebut harus :

Keanggotaan IMF:

Lain-Lain

Mengambil langkahlangkah menuju ekonomi pasar. Mengambil berbagai kebijakan fiskal dan moneter.

IMF diserang kritik Selama bertahun-tahun IMF dikecam karena meningkatkan kemiskinan dan ketidakstabilan. Laporan-laporan terbaru dari Kongres AS dan Parlemen Inggris juga memberikan kecaman pedas terhadap tindakan-tindakan IMF. Kepala ahli Ekonomi Bank Dunia, Joseph Stiglitz, sangat

mengecam IMF atas perannya dalam krisis Asia. Di Indonesia, IMF dituding sebagai biang keladi kepanikan yang berbuntut pada krisis keuangan, setelah ia memaksa penutupan 16 bank dan membuat kesepakatan restrukturisasi besar-besaran yang mengakibatkan investor panik. Kendati sejak musim gugur 1999 IMF menempuh langkah pengurangan kemiskinan sebagai sasaran utama, masih perlu dicermati seberapa kuat daya penyembuhnya. Menurut laporan staf IMF sendiri: Sering didapati bahwa program-program (IMF) diikuti oleh meningkatnya inflasi dan anjloknya tingkat pertumbuhan (Khan 1990). Institut Pembangunan Luar Negeri (ODI) Inggris menyimpulkan bahwa program-program IMF mengandung pengaruh terbatas kepada pertumbuhan ekonomi, mengurangi pendapatan riil, gagal memicu arus modal masuk, tidak begitu berdampak terhadap angka inflasi, memangkas tingkat investasi, berbiaya sosial besar, menciptakan destabilisasi politik. Bagaimana pinjaman berlaku Ada beberapa macam pinjaman;
1. SBA standby arrangements: pinjaman jangka pendek 1-2 tahun 2. EFF extended fund facility: pinjaman jangka menengah 3 tahun dengan peninjauan sasaran setiap tahun. 3. SAF structural adjustment facility: pinjaman jangka menengah dengan konsesi tertentu selama tiga tahun bagi negara-negara berpendapatan rendah. 4. ESAF enhanced structural adjustment fund: mirip SAF, tapi berbeda cakupan dan rentang persyaratannya.

Amerika Serikat mengontrol pembuatan keputusan di IMF melalui hak votingnya, sesuai dengan besarnya hak suara yang dimiliki yakni 17.81%. Angka tersebut cukup memberinya hak untuk memveto kebijakan IMF. Selain AS, tidak ada negara yang mempunyai lebih dari 6% hak suara dan mayoritas negara anggota mempunyai kurang dari 1%. Pinjaman IMF dianggap sebagai sesuatu yang keramat; yang tidak bisa dilalaikan oleh suatu negara. Persyaratan obat IMF Nota Kesepakatan atau Letter of Intent (LoI) adalah dokumen yang menetapkan apa yang harus dilakukan oleh sebuah negara agar bisa memperoleh pinjaman IMF. LoI didahului dengan negosiasi antara kementerian keuangan negara yang bersangkutan dan IMF. Dokumen tersebut biasanya ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan kepala bank sentral. LoI memuat kebijakankebijakan berskala besar yang harus diimplementasikan oleh pemerintah. Tidak jarang, LoI sangat jauh jangkauannya. Unsur-unsurnya sering mencakup, antara lain: sasaran anggaran berimbang, sasaran-sasaran pengadaan uang dan inflasi, kebijakan nilai tukar uang, keseimbangan perdagangan dan kebijakan perdagangan, reformasi hukum perburuhan, reformasi struktur PNS, privatisasi, dan perubahan perundang-undangan. Kadang-kadang Memorandum tambahan disertakan pada LoI. IMF menambahkan syarat-syarat pada pinjamannya. Dalam jangka pendek, umumnya IMF menekankan kebijakan-kebijakan berikut:
1. devaluasi nilai tukar uang, unifikasi dan peniadaan kontrol uang; 2. liberalisasi harga: peniadaan subsidi dan kontrol; 3. pengetatan anggaran.

Dalam jangka panjang, umumnya IMF menekankan kebijakan-kebijakan berikut:

1. liberalisasi perdagangan: mengurangi dan meniadakan kuota impor dan tarif; 2. deregulasi sektor perbankan sebagai program penyesuaian sektor keuangan; 3. privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara; 4. privatisasi lahan pertanian, mendorong agribisnis; 5. reformasi pajak: memperkenalkan/meningkatkan pajak tak langsung; 6. mengelola kemiskinan melalui penciptaan sasaran dana-dana sosial 7. pemerintahan yang baik.

Kesepakatan terbaru antara Pemerintah Indonesia dan IMF Pada 4 Februari 2000, IMF menyetujui pemberian pinjaman jenis EFF berjangka waktu tiga tahun sebesar SDR 3,638 milyar (sekitar US$5 milyar) untuk mendukung program reformasi ekonomi dan struktural Indonesia. Dari jumlah tersebut, SDR 260 juta (sekitar US$49 juta) diberikan pada hari itu juga dan sisanya akan diberikan setelah dilakukan peninjauan kinerja sasaran dan program pada periode berikutnya. Jumlah berikut ini dipinjamkan kepada Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya:
Tahun 1997 1998 1999 2000 2003 SDR 2,202 mil. 4,254 mil. 1,011 mil. 3,638 mil. US$ US$ 2,92 mil. US$ 5,64 mil. US$ 1,34 mil. US$ 4,82 mil.

Kesepakatan Pinjaman Pasca-krisis Tabel berikut ini menunjukkan tiga kesepakatan terakhir IMF dengan Pemerintah Indonesia. Jumlah pinjaman sesungguhnya lebih kecil daripada jumlah yang disetujui yakni Pemerintah Indonesia tidak sepenuhnya menerima total dana yang disediakan.
Jenis Pinjaman Stand-by EFF EFF Tanggal Disetujui 5 November 1997 25 Agustus 1998 4 Februari 2000 Tanggal Kadaluarsa 25 Agustus 1998 Jumlah yang Disetujui Jumlah yang Dipinjamkan

US$ 11,05 milyar US$ 4,86 milyar US$ 5,03 milyar US$ 0,35 milyar

4 Februari 2000 US$ 7,13 milyar 31 Desember 2002 US$ 4,82 milyar

Pelunasan sejak 1997 = 0; Tingkat suku bunga = 4,1% Konsultasi dengan masyarakat sipil, LSM dan Aktivis IMF mengatakan bahwa sulit menerima masukan dari masyarakat sipil mengenai pinjaman karena kendala waktu. Tapi, LSM bisa mendesak untuk bertemu dengan para utusan misi IMF.

Jika mereka menolak, mereka bisa diadukan kepada para petinggi IMF dan pers. LSM juga bisa menyoroti sasaran/kebijakan yang belum diimplementasikan, kebijakan-kebijakan yang bermasalah dan menyarankan kebijakan yang dapat disisipkan. Pinjaman terbaru dari IMF akan berlaku hingga 31 Desember 2002, tetapi sewaktu-waktu dapat ditunda bila sasaran tidak tercapai. Sasaran terbaru mencakup Agenda Reformasi Fiskal, Desentralisasi, Strategi Pengembalian Pinjaman, Restrukturisasi Perbankan, Audit Bank Indonesia, Kerangka kerja Pemerintahan Korporasi dan Agenda Kebijakan Energi THE ASIAN DEVELOPMENT BANK ( ADB) Didirikan pada tahun 1966 yang didasari oleh adanya kebutuhan bantuan ekonomi bagi negaranegara Asia bagi pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan. Fungsi & Tujuan Menyokong investasi Pemerintah /Swasta di Asia untuk pembangunan. Membantu negara-negara Asia khusus- nya dalam mengkoordinasikan kebijakan dan rencana pembangunannya dengan tujuan antara lain menyehatkan perekonomian dan meningkatkan ekspansi perdagangan luar negeri. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untuk pembangunan negaranegara Asia khususnya yang masih terbelakang. Memberikan bantuan tehnis (technical assistance) untuk menyiapkan, mem-biayai dan melaksanakan berbagai program/proyek pembangunan termasuk memformulasikan usulan proyek. Bekerjasama dengan PBB dan badan-badan PBB terutama ECAFE (The Economic Commission for Asia and Far East) yaitu badan khusus PBB yang didirikan tahun 1947 atas prakarsa negara-negara Asia anggota PBB, berpusat di Bangkok Melaksanakan berbagai kegiatan jasa sesuai tujuan Asian Development Bank. Keanggotaan ADB : Terbuka untuk : Anggota-anggota ECAFE Negara-negara di Kawasan Asia Negara-negara berkembang diluar Kawasan Asia yang telah menjadi anggota PBB

Pada awal pendiriannya ADB hanya beranggotakan 31 negara dan saat ini berkembang menjadi 59 negara yang terdiri dari 43 negara-negara kawasan Asia dan 16 negara diluar Asia. Kantor Pusat ADB berkedudukan di Manila, Philipina. Memiliki 22 kantor-kantor Cabang/perwakilan dibeberapa negara Asia dan USA WORLD BANK (BANK DUNIA) Latar Belakang & Pendirian : Dengan tujuan untuk membantu negara-negara di Eropah yang hancur akibat perang dunia ke-II maka pada tahun 1944 sebanyak 44 negara mengadaan pertemuan di sebuah hotel bernama Bretton Woods Resort di New Hampshire, USA Pertemuan tersebut pada tanggal 1 Juli 1944 menghasilkan Bretton Woods Agreement yang antara lain mendirikan : IBRD ( International Bank for Reconstruction & Development),kemudian dikenal dengan nama Wold Bank/Bank Dunia, beroperasi tgl. 25 Juni 1946

I M F (International Monetary Fund) atau Dana Keuangan Antar Bangsa

Fungsi & tujuan Bank Dunia Fokus Bank Dunia adalah membantu penduduk dan negara miskin dengan tujuan utama : @ Meningkatkan kesejahteraan penduduk, melalui program kesehatan dan pendidikan. @ Mengembangkan sosial, pemerintahan dan membangun institusi sebagai kunci elemen pengurangan kemis- kinan. @ Menguatkan kemampuan pemerintah untuk memberi pelayanan berkualitas, efesien, dan transparan. @ @ Melestarikan lingkungan hidup Mendukung dan mendorong pengem- bangan sektor bisnis swasta.

@ Mendorong terbentuknya stabilitas lingkungan ekonomi makro, sehingga kondusif untuk investasi dan perencanaan jangka panjang Keanggotaan Bank Dunia : Setiap negara dapat menjadi anggota Bank Dunia sepanjang memenuhi persyaratan antara lain bersedia memberikan kontribusi modal bagi Bank Dunia dan negara tersebut harus terlebih dahulu menjadi anggota IMF .Jumlah anggota Bank Dunia saat ini mencapai 183 negara World Bank Group Bank Dunia memiliki 5 lembaga, yaitu : IBRD (International Bank for Reconstruction & Development), memberi pinjaman dan bantuan pembangunan bagi negara berpenghasilan menengah I D A (International Development Association) memberi kredit lunak dan mitra pembangunan untuk negara miskin I F C (International Finance Corporatation) memberi bantuan pembiayaan investasi bagi negara berkembang M I G A (Multilateral Invesment Guarantee Agency) memberi pinjaman, pengembangan skill dan sumber daya perlindungan kepada investor atas risiko politik I C S I D (International Centre for the Settlement of Investrment Dispute) memberi bantuan arbitrasi dan penyelesaian atas permasalahan investor dengan negara, dimana lembaga ini berinvestasi Kantor Pusat Bank Dunia berkedudukan di Washington D.C, USA disamping memiliki lebih dari 100 kantor yang tersebar diseluruh dunia, dengan jumlah staf lebih dari 10.000 orang.

CONSULTATIVE GROUP on INDONESIA ( CGI )


Pada 10 dan 11 Desember 2003, di Jakarta diadakan pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan negara-negara pemberi hutang yang tergabung dalam Consultative Group on Indonesia (CGI) dibawah pimpinan Bank Dunia. Pertemuan kali ini merupakan pertemuan yang ke-36 tetapi tetap menarik untuk dikaji bertepatan dengan momen keluarnya Indonesia dari IMF. Keputusan untuk memilih strategi monitoring

paska program tidak memungkinkan Pemerintah Indonesia untuk melakukan penjadwalan ulang dengan Paris Club. Pertemuan CGI kali ini bisa menjadi momen untuk melihat apakah Pemerintah Indonesia cukup serius untuk mengurangi hutangnya dan mengembalikan kembali kedaulatan Indonesia. Ataukah CGI ini sekali lagi menjadi ajang untuk kembali memperbanyak hutang? CGI dan IMF CGI (Consultative Group for Indonesia) merupakan konsorsium negara-negara dan lembaga-lembaga kreditor dan donor untuk Indonesia yang dibentuk pada tahun 1992 sebagai pengganti konsorsium yang sama yaitu IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia). CGI terdiri dari sekitar 30 kreditor bilateral dan multilateral diantaranya World Bank (WB), Asian Development Bank (ADB), International Monetary Fund (IMF), dan pemerintahan-negara industri seperti Jepang, Amerika Serikat, United Kingdom dan lain-lain. Lembaga lembaga Internasional : Bank Dunia, ADB, UNDP, WFP, UNFPA, WHO, FAO, UNIDO, ILO, NIB, IFAD, IDB, dan UNICEF. Seperti halnya dengan IMF, selama ini Indonesia memerlukan CGI untuk memperoleh hutang yang akan dipergunakan untuk menutupi defisit anggaran (APBN). Oleh karena itu, pertemuan CGI adalah bagian dari ritual yang biasanya dilakukan dalam masa-masa ketika Pemerintah akan menyusun rencana anggaran (RAPBN). Seperti halnya juga perjanjian dengan IMF, maka untuk mendapatkan hutang tersebut, Pemerintah Indonesia harus melewati proses konsultasi dengan CGI. Proses konsultasi ini akan menghasilkan penilaian terhadap kinerja ekonomi Indonesia dan seberapa besar Pemerintah Indonesia mampu memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah disepakati pada pertemuan CGI sebelumnya. Penilaian ini akan menentukan besarnya pinjaman dan persyaratan-persyaratan (conditionality) berikutnya yang harus dipenuhi Indonesia. Praktek-praktek yang dilakukan oleh CGI juga mulai mengajukan prasyarat-prasyarat yang cukup mengganggu kedaulatan Indonesia dalam pemberian pinjamannya yang sejalan dengan agenda-agenda IMF seperti tercantum dalam LoI (letter of Intent) tahun 1999. Dilihat dari kreditor utamanya, Bank Dunia, IMF dan ADB, serta Jepang- maka CGI juga mewakili kepentingan dan agenda dari institusi keuangan internasional. Berbahayanya, CGI adalah kartel kreditor sehingga posisi tawar Indonesia -dibandingkan kalau harus bernegosiasi secara bilateralcenderung lemah. Meningkatnya Hutang Indonesia Setelah Indonesia tidak dibolehkan untuk melakukan penjadwalan hutang dari Paris Club maka Pemerintah Indonesia mulai kebingungan mencari dana untuk menutupi defisit pemerintah. Pertemuan CGI kali ini ditanggapi dengan antusias oleh Pemerintah Indonesia untuk mencari hutang baru. Padahal hutang Indonesia saat ini cukup besar, mencakup hutang luar negeri sebesar USD 77,1 miliar (sekitar Rp.693,9 triliun) dan domestik sebesar USD 68,9 miliar (Rp.619,7 triliun). Ketidakseriusan pemerintah Indonesia untuk lepas dari ketergantungan hutang ini dapat diamati dari pernyataan Menteri keuangan Boediono menjelang konsultasi dengan pihak CGI. Boediono menegaskan sekalipun sudah menjadi keputusan politik bahwa di tahun 2004 Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap hutang luar negeri, tidak berarti jumlah komitmen pinjaman dari negara donor yang tergabung dalam CGI untuk tahun ini lebih kecil dari tahun lalu. Sebab, menurutnya, pengertian pengurangan ketergantungan hutang itu tidak berarti pemerintah tidak boleh lagi membuat hutang baru, melainkan hutang baru bisa dilakukan tetapi harus diikuti pelunasan hutang lama.

Nyatanya, pertemuan CGI kali ini menghasilkan pinjaman yang lebih besar dengan menyetujui pinjaman bagi Indonesia sebesar USD 3,4 Miliar. Komitmen tersebut lebih besar daripada komitmen CGI yang disetujui pada pertemuan ke-12 CGI Januari 2003 (USD 3,14 miliar). Sebagaimana pinjaman-pinjaman tahun sebelumnya, kreditor terbesar bagi Indonesia adalah Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Jepang. Dari sekitar USD 2,8 miliar tersebut, Bank Dunia menyediakan komitmen sebesar USD 800 juta, ADB sebesar USD 600 juta. Siaran pers dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia menyebutkan pinjaman Jepang pada forum CGI kali ini sebesar USD 880 juta dimana USD 660 juta merupakan pinjaman yang sudah disepakati dan pinjaman baru serta USD 220 juta berbentuk kredit ekspor. Tabel 1 Bentuk Bantuan dan Besarnya Pinjaman dalam APBN 2004
Kegiatan Bentuk Bantuan Pinjaman Program Bantuan proyek dan Membiayai defisit hibah APBN 2004 - hibah - pinjaman proyek TOTAL Kredit ekspor Besarnya pinjaman (USD miliar) 1 1,8 0,16 1,64

2,8 0.525

Bantuan yang Bantuan teknis 0.075 tidak untuk digunakan untuk Pemda dan membiayai defisit LSM APBN TOTAL 0.6 TOTAL 3,4

Ketidakkonsistenan Pemerintah dan CGI dan Jebakan Hutang yang Semakin Dalam Forum kali ini memperlihatkan ketidakkonsistenan baik dari Pemerintah Indonesia maupun dari CGI. Baru saja ada desakan untuk keluar dari IMF karena persyaratan-persyaratan IMF yang dinilai tidak mencerminkan kedaulatan negara. Tetapi CGI juga meminta persyaratanpersyaratan yang sama dengan agenda IMF untuk tetap melanjutkan target privatisasi (termasuk menggoalkan RUU SDA yang kontroversial), penjualan aset negara, pemulihan aset BPPN, pengurangan subsidi untuk sektor publik, penghapusan bea impor untuk pertanian dan perkebunan, desentralisasi, reformasi sektor kehutanan, membentuk komisi anti korupsi yang ditujukan untuk menciptakan iklim yang sehat bagi investasi dan mempersiapkan Indonesia

menghadapi WTO dan AFTA. Maka yang terjadi adalah pengalihan hutang dan persyaratan dari IMF kepada CGI dan Bank Dunia. Negara Negara donor : Jepang, Perancis, Jerman, AS, Australia, Inggris, Swiss, Belgia, Korea, Denmark, Austria, Selandia Baru, dan Finlandia. Ketidakkonsistenan donor juga terlihat dari begitu bersemangatnya donor memberikan hutang kepada Indonesia dan mengindahkan masih tingginya tingkat korupsi negara. Laporan yang memuji mengenai indikator ekonomi Indonesia secara makro memang sulit dibantahkan apabila hanya melihat tingkat pertumbuhan dan inflasi tetapi hal yang tidak terbantahkan dalam politik ekonomi Indonesia adalah kenyataan buruknya ketatapemerintahan dan tingkat korupsi di Indonesia (yang juga secara besar-besaran diakui oleh Bank Dunia). Studi yang dilakukan oleh Kaufman, Kraay dan Mastruzzi juga menunjukkan hal yang sama dimana efektivitas pemerintahan, penegakan hukum dan penanggulangan korupsi dankinerja Indonesia berada di bawah Vietnam, Filipina dan Cina. Tingkat korupsi ini setidaknya menjelaskan mengenai kapasitas penyerapan pinjaman CGI yang terus menurun dari 69,3% di tahun 1999 menjadi sekitar hanya 58,6% di tahun 2002, dan kapasitas penyerapan di tahun 2003 sekitar 50%. Meningkatnya pinjaman CGI, dengan situasi korupsi yang tinggi, ini sebetulnya berdampak besar dengan makin terpuruknya Indonesia kedalam jurang jebakan hutang (debt trap). Kwik Kian Gie dalam artikelnya di Kompas mengenai CGI dan Hutang Pemerintah menuangkan tabel untuk memperlihatkan betapa dalamnya Indonesia masuk kedalam jurang hutang. Pembayaran bunga hutang saja sudah sebesar 92,67% dari seluruh anggaran pembangunan yang sebesar Rp.70,9 triliun (USD 7,9 billion). Kalau seluruh beban hutang dihitung, maka itu akan menghabiskan 185% dari seluruh anggaran pembangunan. Angka ini adalah angka ratio hutang dengan anggaran sementara. Dalam catatan INFID rasio hutang terhadap PDRB masih sekitar 60% dan bahkan hampir sepertiga dari anggaran belanja 2004 digunakan untuk membayar hutang domestik dan luar negara. Dengan demikian, pengorbanan terbesar dari pengurangan anggaran tersebut akan berimplikasi pada sektor pendidikan, kesehatan, dan bantuan program-program kemiskinan. Beban hutang harus dibayar oleh kelompok-kelompok miskin. Tanggapan LSM Berbagai reaksi keras muncul dari berbagai kalangan masyarakat sipil mengenai forum CGI ini. INFID, KAU dan WALHI mempertanyakan peran CGI dalam meneruskan tradisi Indonesia terjerat dalam jebakan hutang dan menjadi forum negara dan lembaga kreditor untuk memaksakan agenda liberalisasi ekonomi dan perdagangan di Indonesia. INFID menilai forum CGI masih menjadi ajang penyelamatan bisnis, investasi, dan ekspor negara kreditor, sementara penyelesaian utang dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia tidak disentuh. Binny Buchori, Sekretaris eksekutif INFID, menyatakan dengan tegas bahwa sidang ke-13 CGI berlangsung mengecewakan karena tidak menyelesaikan masalah utama yaitu beban utang yang menggerogoti proses pembangunan. Lebih jauh lagi, dukungan CGI dengan memberikan komitmen pinjaman-mengukuhkan ketergantungan Indonesia pada utang padahal terbukti kebijakan itu memicu ekses negatif pada pembangunan ekonomi dan penyediaan fasilitas publik. Dalam catatan INFID, beban hutang itu akan mengurangi pos-pos anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan sampai 30%. Pernyataan-pernyataan kritis yang lebih terkait dengan kerusakan hutan juga diajukan oleh Forest Watch Indonesia, Telapak, the Environmental Investigation Agency, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, WWF-Indonesia dan INFID. CGI dinilai memiliki andil yang besar bagi kerusakan hutan di Indonesia sehingga forum CGI harus mampu menyelesaikan persoalan-persoalan kerusakan hutan di Indonesia.

Isu kehutanan sendiri mulai dibahas di Pertemuan CGI ke 8 pada Juli 1999 dan tercantum didalam MoU antara CGI dan Pemerintah Indonesia. Walaupun demikian, komitmen itu tidak pernah terealisasikan. Tekanan CGI untuk terus melakukan desentralisasi malah berefek besar bagi eksploitasi hutan dan sumber daya air (SDA) yang lebih besar. Praktek-praktek illegal logging masih terus berlanjut walaupun penghentian praktek penyelundupan kayu selalu menjadi agenda utama reformasi sektor kehutanan dalam CGI. Forum CGI sendiri masih tidak adil terhadap definisi illegal logging yang sering ditimpakan kepada masyarakat lokal dan adat tetapi tidak menyentuh kelompok HPH dan bisnis. CGI sendiri harus terus berupaya mengadvokasi konsumen dari negara maju untuk tidak menerima kayu curian. Terkait dengan masalah privatisasi sektor air, sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air meminta agar pertemuan negara-negara donor yang tergabung dalam Consultative Group on Indonesia (CGI) lebih kritis terhadap pinjaman yang akan diberikan untuk sektor air. Lebih jauh lagi koalisi ini mengkhawatirkan bahwa hutang ini akan mengikat dan mengarahkan mereka pada privatisasi sektor air. Koalisi juga mempertanyakan ketidaktransparanan ADB (Bank Pembangunan Asia) sebagai salah satu anggota CGI, yang mengambil alih pemberian pinjaman sektor air, yang semula merupakan proyek Bank Dunia melalui Water Resources Sector Adjustment Loan (Watsal). Dalam pertemuan tanggal 11 Dsesember 2003 dengan delegasi CGI, Koalisi mempresentasikan beberapa penelitian mengenai sumbangan donor, terutama Bank Dunia dan ADB yang telah dialokasikan untuk proyek-proyek di sektor air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instansi pemerintah yang telah melakukan privatisasi menunjukkan gejala kerugian dan tidak sanggup mengembalikan hutang luar negeri itu. Rekomendasi Berbagai Pihak Pada akhirnya perdebatan mengenai CGI mempertanyakan perlunya CGI dipertahankan? Direktorat Pendanaan Luar Negeri Bilateral, BAPPENAS merekomendasikan untuk tetap mempertahankan CGI dengan beberapa rekomendasi untuk lebih memfokuskan fungsi CGI diantaranya dengan melakukan perubahan mekanisme kerja dan kepemimpinan CGI, memfokuskan isu dan agenda pertemuan, mengadakan forum dialog kebijakan diluar CGI, meningkatkan pengelolaan pinjaman, dan mengintensifkan komitmen kerjasama bilateral. Sementara itu Kwik Kian Gie bersuara keras dengan menyatakan sebaiknya forum CGI dibubarkan saja. Jika sewaktu-waktu Indonesia memerlukan fasilitas pinjaman sebaiknya menggunakan pinjaman secara bilateral karena posisi tawar Indonesia bisa lebih baik dengan persyaratan pinjaman yang lebih bisa dinegosiasikan. Indonesia sebaiknya melunasi dan mengurangi pinjaman asing. Pemerintah Indonesia juga bisa menggugat forum CGI atas keterlibatannya juga didalam membuat Indonesia semakin jatuh dalam jurang hutang yang semakin dalam. Terkait dengan jebakan hutang, kelompok masyarakat sipil sendiri (KAU dan Walhi) lebih menyuarakan untuk mengurangi ketergantungan pada hutang dengan mengurangi jumlah hutang termasuk hutang baru dan melunasi hutang lama. Korupsi negara harus dikurangi. Beban hutang tidak seharusnya ditimpakan ke kepada rakyat! ISLAMIC DEVELOPMENT BANK ( IDB ) Islamic Development Bank (IDB) didirikan tahun 1975 dalam Agreement yg ditanda tangani 22 negara, dan saat ini jumlah anggota sudah mencapai 57 negara yang tergabung dalam OKI. Kantor Pusat IDB di Jeddah, Saudi Arabia dan Regional Office di Maroko, Malaysia dan Kazakhstan serta memiliki Field Representative di setiap negara anggota termasuk di Indonesia.

Visi Islamic Development Bank

Terdepan dalam usaha percepatan pembangunan sosial-ekonomi di negara anggota dan Masyarakat Muslim di Negara bukan anggota, berdasarkan prinsip-prinsip Syariah. Yang dimaksud prinsip syariah antara lain : - Menerapkan etika dan moral Islam - Menjauhi hal2 yang dilarang dan syubhat - Pembiayaan bukan Pemberian kredit (pembiayaan dalam bentuk barang/jasa sesuai keperluan) - Bertindak sebagai pembeli/penjual barang / jasa - Tidak ada Commitment Fee - Tidak ada bunga/interest - Mengambil Keuntungan / Laba / Mark Up STUDY KASUS Peran Lembaga Keuangan Internasional Di Timor Lorosae Timor Lorosae harus melihat kembali keanggotaannya dalam Bank Dunia dan IMF. Jangan sampai menjebak kita dalam ketergantungan ekonomi maupun politik. Lembaga Keuangan Internasional (LKI) yang terdiri dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasionl (IMF) dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memberikan pinjaman kepada negaranegara yang menjadi anggotanya untuk program pembangunan infrastruktur dan pemberantasan kemiskinan, perbaikan ekonomi serta moneter. Belakangan semakin banyak kritik terhadap LKI. Lembaga ini dinilai bukannya membantu memperbaiki perekonomian suatu negara, malah memperparah dan lebih menguntungkan pihaknya sendiri. Seperti di Indonesia, ketika IMF menganjurkan swastanisasi perusahanperusahaan negara serta pengurangan subsidi pemerintah atas pelayanan publik, ekonomi rakyat bukannya membaik, malah semakin parah. Pengalaman semacam ini terjadi di semua negara berkembang yang menjadi anggota IMF dan Bank Dunia.

Untuk mencegah pengalaman tersebut terulang di Timor Leste, dan membuka wawasan masyarakat umumnya tentang LKI, Kelompok Kajian Lembaga Keuangan Internasional (yang dibentuk oleh Kdadalak Sulimutuk Institute, Lao Hamutuk, Instituto Sahe, dan Yayasan HAK) pada 7 Oktober lalu menyelenggarakan seminar untuk mengkaji keanggotaan Timor Leste dalam LKI. Dalam seminar itu, Kedutaan Amerika Serikat di Timor lorosa'e Perwakilan Bank Dunia (Foto: Rogrio Soares/Direito) untuk Timor Leste, Elizabeth Huybens, selalu menganjurkan kepada para peserta yang bertanya tentang program apa saja yang dilakukan oleh Bank Dunia di Timor Leste, supaya bertanya kepada pemerintah. Bank Dunia, katanya, hanya bisa memberi bantuan dana. Hal itu mengisyaratkan bahwa yang bertanggungjawab atas program Bank Dunia di Timor Leste adalah pemerintah. Dengan panjang lebar Huybens menguraikan kebaikan program-program Bank Dunia. Ketika pembicara lain dalam seminar ini mengungkapkan akibat buruk Bank Dunia, ia seperti tidak mau mendengarkan. Wakil IMF di Timor Leste dalam seminar ini juga bersikap sama dengan wakil Bank Dunia. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB) adalah semacam Bank Dunia khusus untuk kawasan Asia. Lembaga ini memberikan dua jalur pinjaman. Pertama, jalur Ordinary Capital Resources (Sumberdaya Modal Biasa). Kedua, Asian Development Fund (ADF, Dana Pembangunan Asia) yang merupakan pinjaman lunak. Saat ini Timor Leste sudah mendapatkan ADF, karena dikategorikan sebagai negara dengan tingkat penghasilan terendah. Terdapat kekhawatiran dari sementara peserta seminar bahwa ADB dan institusi lainnya hanya mengunakan kesempatan itu untuk kepentingan negara-negara besar dan perusahaan-perusahaan transnasional. Bantuan yang ditawarkan selintas sepertinya baik, tetapi sebenarnya adalah perangkap. Misalnya seperti yang dikatakan oleh Dr. Tim Anderson dari Aid Watch (Australia). Di Filipina ADB memberikan bantuan untuk program air minum, yang dalam jangka waktu tertentu perusahaan air minum harus diswastakan. Alasannya, swasta akan bisa menyediakan air minum dengan efisien dan harga yang lebih murah. Tetapi setelah program berjalan, harga air minum tidak terjangkau oleh rakyat miskin di sana. Tim Anderson, yang selama ini melakukan penelitian terhadap program-program ADB, juga menyoroti dana yang dikelola oleh ADB di Timor Leste semasa transisi. Menurutnya, untuk setiap proyek, ADB mengusulkan pembayaran USD 600,000 dari Trust Fund untuk empat orang

konsultan internasional dalam jangka waktu 48 bulan. Ini berarti pembayaran USD 150.000 per tahun. Ini jelas merupakan pemborosan yang tidak seharusnya terjadi. Padahal, selama ADB melakukan kegiatan di Timor Leste, tidak ada perbaikan berarti dalam kehidupan masyarakat. Dana bantuan yang diberikan selama masa transisi lebih banyak kembali ke luar negeri, melalui konsultan-konsultan yang didatangkan dari luar oleh ADB, kata Anderson. Karena itu sangat keliru kalau pemerintah menaruh harapan penuh kepada LKI. Pada dasarnya LKI adalah lembaga pencari keuntungan, yang tujuan utamanya adalah mengumpulkan keuntungan untuk diri mereka sendiri! BAB III PENUTUP Kesimpulan Lembaga Keuangan Internasional (LKI) yang terdiri dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasionl (IMF) dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memberikan pinjaman kepada negaranegara yang menjadi anggotanya untuk program pembangunan infrastruktur dan pemberantasan kemiskinan, perbaikan ekonomi serta moneter. Sikap pemerintah yang menolak anjuran Koalisi Anti-Utang agar menghapuskan utang lama dan menolak utang baru juga sangat bertolak belakang dengan kecenderungan internasional yang semakin kritis terhadap utang. Kritik tidak hanya muncul berkaitan dengan efektivitas utang itu sendiri, tetapi juga sisi kelembagaannya, sisi ideologi, serta implikasi sosial politiknya. Dari efektivitas, secara internal utang luar negeri tidak hanya menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara-negara pengutang. Utang juga mengakibatkan kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, dan melebarnya kesenjangan ekonomi (Pearson, 1969; Kindleberger dan Herrick, 1997; Todaro, 1987). Secara eksternal, utang luar negeri juga meningkatkan ketergantungan negara-negara Dunia Ketiga pada pasar luar negeri, modal asing, dan juga pada tradisi pembuatan utang luar negeri secara berkesinambungan (Payer, 1974; Gelinas, 1998). Dari sisi kelembagaan, lembaga-lembaga keuangan multilateral penyalur utang luar negeri, seperti IMF, Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) sendiri dinilai tidak transparan dan tidak akuntabel. Mereka dianggap sebagai kepanjangan tangan negara-negara negara-negara maju pemegang saham utama lembaga-lembaga tersebut, untuk mengintervensi negara-negara pengutang (Rich, 1999; Stiglitz, 2002; Pincus dan Winters, 2004). Dari sisi ideologi, utang luar negeri dituding telah dipakai oleh negara-negara kreditor, terutama AS, sebagai sarana untuk menyebarluaskan kapitalisme neoliberal ke seluruh penjuru dunia dan menguras dunia (Erlerm, 1989). Dari sisi implikasi sosial politik, utang luar negeri dicurigai sengaja dikembangkan oleh negara-negara kreditor untuk mengintervensi negara-negara pengutang. Secara tidak langsung, utang dianggap juga bertanggung jawab atas lahirnya rezim-rezim diktator, kerusakan lingkungan, meningkatnya tekanan migrasi, perdagangan obat-obatan terlarang, serta terjadinya konflik dan peperangan (Gilpin, 1987; George, 1992; Hanton, 2000). Untuk bisa menatap 2030 sebagai bangsa bermartabat dan berdaulat, tidak diintervensi kekuatan atau kepentingan luar, kita harus berani membebaskan diri dari utang yang bersamanya ada

persyaratan yang mengikat kebebasan kita untuk mengatur ekonomi dalam negeri kita sendiri sesuai dengan kebutuhan lokal dan demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kalaupun tidak langkah drastis seperti mengemplang utang, setidaknya ada semacam konsensus nasional untuk menghentikan tradisi membuat utang baru. Visi soal utang dan kemandirian ekonomi ini yang belum ada sekarang ini. DAFTAR PUSTAKA Website Bank Dunia, www.worldbank.or.id Website Departemen Keuangan dan Ekonomi www.ekon.go.id Website Kedutaan Besar Jepang www.id.emb-japan.go.jp Website Koalisi Anti Hutang (www.kau.or.id) Website INFID Indonesia (www.infid.or.id) Kwin Kian Gie dalam artikelnya di Kompas, 16 Desember 2003. Dokumen Dialog Publik CGI: Apakah Diperlukan?, Koalisi Anti Hutang dan Walhi, 4 Desember 2003. Kompas, Jumat, 5 Desember 2003.Tempo interaktif.Jakarta Post 13 Desember 2003. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/20 http://www.imf.org www.al_islam.chm Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan sebuah Komentar
Suka Be the first to like this post.

Komentar RSS

Tinggalkan Balasan Cancel reply


Top of Form

guest

Enter your comment here...

Guest Masuk Masuk Masuk

Email (required) (Not published)

Nama (required)

Situs web

Please log in to WordPress.com to post a comment to your blog.

You are commenting using your Twitter account. (Keluar)

You are commenting using your Facebook account. (Keluar) Connecting to %s Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik. Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.
Kirim Komentar 32 0

Bottom of Form

Lembaga Keuangan Internasional


Februari 24, 2010 oleh delvi4 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Setelah kurang lebih lima tahun Indonesia dilanda krisis ekonomi dan berada di bawah pengawasan, ternyata negeri ini bukan keluar dari krisis tetapi justru beban yang harus dipikulnya malah bertambah berat. Ketika hutang para pengusaha Indonesia jatuh tempo, IMF meminta pemerintah untuk menanggung semua beban hutang pengusaha tersebut yg jumlahnya kurang lebih 45% dari total hutang luar negeri Indonesia. Mulailah Indonesia dilanda krisis hebat sampai detik ini. Secara faktual beberapa kesalahan fatal telah dibuat IMF dalam memberikan resep pengobatan kepada pemerintah Indonesia untuk keluar dari krisis. Demikian juga yg dilakukan selama ini kepada negara penerima kucuran pinjaman. Dari 89 penerima bantuan IMF antara tahun 19651995 tercatat sebanyak 48 negara tak lebih makmur dari kondisi sebelumnya. Sebanyak 32 negara lainnya bahkan jatuh lebih miskin ketimbang sebelum menjadi pasien IMF . Mengapa? Karena ia adalah Drakula Kreditor yg tidak peduli pada negara pengutang. Yang ada dalam benak para pemilik sahamnya suara adalah bagaimana mereka tidak rugi dan mengeruk keuntungan lebih besar. Siapakah sebenarnya Drakula IMF ini? Walaupun IMF adalah sebuah lembaga keuangan internasional yg beranggotakan 182 negara merdeka tetapi proses pengambilan keputusan yang diselenggarakan IMF tak ubahnya sebagaimana proses pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. Sesuai dengan ketentuan yg berlaku proses pengambilan keputusan di IMF dilakukan berdasarkan jumlah kepemilikan saham yaitu degan ketentuan 85 persen suara setuju. Padahal sesuai degan jumlah kepemilikan sahamnya negaranegara G-7 yg terdiri dari AS Inggris Jepang Canada Jerman Prancis dan Italia menguasai 45 persen suara. Dengan demikian negara-negara kaya ini praktis mendominasi seluruh proses pengambilan keputusan yg dilakukan IMF. Yang lebih celaka sebagai pemegang saham utama AS ternyata menguasai 18 persen suara. Akibatnya praktis tidak ada keputusan yg dapat diambil tanpa persetujuan AS. Kedua dengan dominasi peranan negara-negara G-7 khususnya AS dalam proses pengambilan keputusan di IMF lembaga tersebut menjadi sulit menghindar dari kepentingan negara-negara kaya itu. Sesuai dengan sifat demokrasi liberal yg terkooptasi oleh kepentingan para pemodal besar dominasi negara-negara G-7 dalam tubuh IMF hampir sama saja artinya degan dominasi kepentingan perusahaan-perusahaan transnasional . Sebagaimana terjadi pada berbagai pertemuan lembaga-lembaga keuangan atau perdagangan internasional lainnya seperti WTO Bank Dunia ADB CGI dan bahkan Paris Club delegasi negara-negara G-7 hampir selalu berangkat dengan membawa seabrek titipan dari TNC mereka masing-masing. Dengan demikian agenda-agenda ekonomi IMF sesungguhnya tidak lebih dari agenda terselubung para TNC tersebut. Sebab itu tidak aneh jika agenda-agenda IMF cenderung terpusat pada empat hal. Pertama pengetatan anggaran negara yaitu untuk menjamin kelancaran pembayaran hutang. Kedua liberalisasi sektor keuangan yaitu untuk memberi keleluasan kepada para pemodal internasional untuk datang dan pergi sesuka hati mereka. Ketiga liberalisasi sektor perdagangan yaitu untuk mempermudah penetrasi produk negara-negara industri maju. Dan keempat privatisasi BUMN yaitu untuk memperlemah interfensi negara dan memperkuat dominasi TNC di negara-negara

yang bersangkutan dengan harga murah. Walaupun telah merdeka selama 57 tahun ternyata kita sekarang berada dalam penjajahan gaya baru penjajahan IMF. Oleh karena itu kita mendukung sikap MPR yang meminta pemerintah untuk mengakhiri ketergantungan dengan dana Moneter Internasional sekaligus menyesalkan mengapa baru sekarang desakan itu ada serta mengapa tidak dari detik sekarang kita putus hubungan dengan penjajah IMF tetapi harus menunggu tahun 2003? Karena itu berarti akan menambah daftar kesengsaraan rakyat Indonesia. Yang lebih penting dari semua itu kita terbebas dari sistem ekonomi kapitalis yang besandar pada riba -sistem ekonomi yg dicetuskan oleh Yahudi. Karena membangun ekonomi bangsa dengan sistem ekonomi riba jelas tidak akan membawa berkah Allah akan menghilangkan riba -manfaat ekonomis versi manusia- dan menyuburkan shodaqoh . Oleh kaena itu sekiranya kita masih tetap membandel dan lebih mempercayai IMF sebagai dewa penyelamat -walaupun sudah jelas kerusakan yang ditimbulkannya- maka berarti kita telah menantang Allah dan Rasulnya Dan jika kalian tidak melakukan itu maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia BAB II PEMBAHASAN

DANA MONETER INTERNASIONAL (IMF)


IMF adalah lembaga pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia. Lembaga internasional ini beranggotakan 182 negara. Kantor pusatnya terletak di Washington. Misi lembaga ini adalah mengupayakan stabilitas keuangan dan ekonomi melalui pemberian pinjaman sebagai bantuan keuangan temporer, guna meringankan penyesuaian neraca pembayaran. Sebuah negara akan meminta dana kepada IMF ketika sedang dilanda kiris ekonomi. Pinjaman tersebut terkait erat dengan berbagai persyaratan, yang disebut kondisionalitas. Mata uang IMF adalah SDR Special Drawing Rights. Mulai 20 Agustus 1998, 1 SDR = US$ 1,33. IMF dijuluki organisasi internasional paling berkuasa di abad 20, yang sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan sebagian besar penduduk bumi. Ada pula yang mengolok-olok IMF sebagai singkatan dari institute of misery and famine (lembaga kesengsaraan dan kelaparan). Sebagaimana halnya Bank Dunia, lembaga ini dibentuk sebagai hasil kesepakatan Bretton Woods setelah Perang Dunia II. Menurut pencetusnya, Keynes dan Dexter White, tujuannya adalah menciptakan lembaga demokratis yang menggantikan kekuasaan para bankir dan pemilik modal internasional yang bertanggung jawab terhadap resesi ekonomi pada dekade 1930-an. Akan tetapi peran itu sekarang berbalik 180 derajat, setelah IMF dan Bank Dunia menerapkan model ekonomi neo-liberal yang menguntungkan para pemberi pinjaman, bankir swasta dan investor internasional. Lembaga keuangan tersebut dikecam sebagai tak lebih dari perpanjangan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Latar Belakang Pendirian :
Terbentuk I.M.F merupakan hasil Bretton Woods Agreement secara resmi pada tgl. 27 Desember 1947 dan operasional keuangan dimulai pada 01 Maret 1947 IMF menitik beratkan masalah moneter dan Bank Dunia menitik beratkan masalah pembangunan ekonomi

Tujuan IMF : Meningkatkan kerjasama moneter internasional Meningkatkan kegiatan perdagangan dan penanaman modal dunia Memeliharara stabilitas nilai tukar mata uang

Memperkecil hambatan dan batasan-batasan yang ditetapkan pemerintah berbagai negara atas pembayaran internasional Menyediakan dana pinjaman untuk membantu pemeliharaan nilai tukar yang mantap pada masa ketidak seimbangan neraca pembayaran yang sifatnya sementara Mengurangi tingkat dan masa defisit serta surplus neraca pembayaran
Untuk menjadi anggota IMF setelah memenuhi beberapa persyaratan a.l membayar deposit atau Kuota Kuota ini menentukan besarnya hak pilih/suara dalam pengambilan berbagai keputusan di IMF. USA bersama negara Jepang, Jerman Perancis dan Inggris menguasai sebesar 50% dari seluruh hak pilih (USA sendiri mencapai 20%) Jumlah kuota per 2001 mencapai SDR 212.4 billion (USD 272 billion) Anggota IMF yang pada awal pendiriannnya hanya 29 negara, saat ini telah mencapai 183 negara. Pinjaman dana yang dapat diberikan kepada setiap negara anggota dalam keadaan biasa sampai 125% dari posisi kuota negara yang bersangkutan. Namun dalam keadaan tertentu negara anggota dapat meminjam melampaui ketentuan tsb. diatas, dengan persyaratan harus dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh IMF (IMF conditionality) a.l negara anggota tersebut harus :

Keanggotaan IMF:

Lain-Lain

Mengambil langkahlangkah menuju ekonomi pasar. Mengambil berbagai kebijakan fiskal dan moneter.

IMF diserang kritik Selama bertahun-tahun IMF dikecam karena meningkatkan kemiskinan dan ketidakstabilan. Laporan-laporan terbaru dari Kongres AS dan Parlemen Inggris juga memberikan kecaman pedas terhadap tindakan-tindakan IMF. Kepala ahli Ekonomi Bank Dunia, Joseph Stiglitz, sangat mengecam IMF atas perannya dalam krisis Asia. Di Indonesia, IMF dituding sebagai biang keladi kepanikan yang berbuntut pada krisis keuangan, setelah ia memaksa penutupan 16 bank dan membuat kesepakatan restrukturisasi besar-besaran yang mengakibatkan investor panik. Kendati sejak musim gugur 1999 IMF menempuh langkah pengurangan kemiskinan sebagai sasaran utama, masih perlu dicermati seberapa kuat daya penyembuhnya. Menurut laporan staf IMF sendiri: Sering didapati bahwa program-program (IMF) diikuti oleh meningkatnya inflasi dan anjloknya tingkat pertumbuhan (Khan 1990). Institut Pembangunan Luar Negeri (ODI) Inggris menyimpulkan bahwa program-program IMF mengandung pengaruh terbatas kepada pertumbuhan ekonomi, mengurangi pendapatan riil, gagal memicu arus

modal masuk, tidak begitu berdampak terhadap angka inflasi, memangkas tingkat investasi, berbiaya sosial besar, menciptakan destabilisasi politik. Bagaimana pinjaman berlaku Ada beberapa macam pinjaman;
1. SBA standby arrangements: pinjaman jangka pendek 1-2 tahun 2. EFF extended fund facility: pinjaman jangka menengah 3 tahun dengan peninjauan sasaran setiap tahun. 3. SAF structural adjustment facility: pinjaman jangka menengah dengan konsesi tertentu selama tiga tahun bagi negara-negara berpendapatan rendah. 4. ESAF enhanced structural adjustment fund: mirip SAF, tapi berbeda cakupan dan rentang persyaratannya.

Amerika Serikat mengontrol pembuatan keputusan di IMF melalui hak votingnya, sesuai dengan besarnya hak suara yang dimiliki yakni 17.81%. Angka tersebut cukup memberinya hak untuk memveto kebijakan IMF. Selain AS, tidak ada negara yang mempunyai lebih dari 6% hak suara dan mayoritas negara anggota mempunyai kurang dari 1%. Pinjaman IMF dianggap sebagai sesuatu yang keramat; yang tidak bisa dilalaikan oleh suatu negara. Persyaratan obat IMF Nota Kesepakatan atau Letter of Intent (LoI) adalah dokumen yang menetapkan apa yang harus dilakukan oleh sebuah negara agar bisa memperoleh pinjaman IMF. LoI didahului dengan negosiasi antara kementerian keuangan negara yang bersangkutan dan IMF. Dokumen tersebut biasanya ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan kepala bank sentral. LoI memuat kebijakankebijakan berskala besar yang harus diimplementasikan oleh pemerintah. Tidak jarang, LoI sangat jauh jangkauannya. Unsur-unsurnya sering mencakup, antara lain: sasaran anggaran berimbang, sasaran-sasaran pengadaan uang dan inflasi, kebijakan nilai tukar uang, keseimbangan perdagangan dan kebijakan perdagangan, reformasi hukum perburuhan, reformasi struktur PNS, privatisasi, dan perubahan perundang-undangan. Kadang-kadang Memorandum tambahan disertakan pada LoI. IMF menambahkan syarat-syarat pada pinjamannya. Dalam jangka pendek, umumnya IMF menekankan kebijakan-kebijakan berikut:
1. devaluasi nilai tukar uang, unifikasi dan peniadaan kontrol uang; 2. liberalisasi harga: peniadaan subsidi dan kontrol; 3. pengetatan anggaran.

Dalam jangka panjang, umumnya IMF menekankan kebijakan-kebijakan berikut:


1. liberalisasi perdagangan: mengurangi dan meniadakan kuota impor dan tarif; 2. deregulasi sektor perbankan sebagai program penyesuaian sektor keuangan; 3. privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara; 4. privatisasi lahan pertanian, mendorong agribisnis; 5. reformasi pajak: memperkenalkan/meningkatkan pajak tak langsung; 6. mengelola kemiskinan melalui penciptaan sasaran dana-dana sosial

7. pemerintahan yang baik.

Kesepakatan terbaru antara Pemerintah Indonesia dan IMF Pada 4 Februari 2000, IMF menyetujui pemberian pinjaman jenis EFF berjangka waktu tiga tahun sebesar SDR 3,638 milyar (sekitar US$5 milyar) untuk mendukung program reformasi ekonomi dan struktural Indonesia. Dari jumlah tersebut, SDR 260 juta (sekitar US$49 juta) diberikan pada hari itu juga dan sisanya akan diberikan setelah dilakukan peninjauan kinerja sasaran dan program pada periode berikutnya. Jumlah berikut ini dipinjamkan kepada Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya:
Tahun 1997 1998 1999 2000 2003 SDR 2,202 mil. 4,254 mil. 1,011 mil. 3,638 mil. US$ US$ 2,92 mil. US$ 5,64 mil. US$ 1,34 mil. US$ 4,82 mil.

Kesepakatan Pinjaman Pasca-krisis Tabel berikut ini menunjukkan tiga kesepakatan terakhir IMF dengan Pemerintah Indonesia. Jumlah pinjaman sesungguhnya lebih kecil daripada jumlah yang disetujui yakni Pemerintah Indonesia tidak sepenuhnya menerima total dana yang disediakan.
Jenis Pinjaman Stand-by EFF EFF Tanggal Disetujui 5 November 1997 25 Agustus 1998 4 Februari 2000 Tanggal Kadaluarsa 25 Agustus 1998 Jumlah yang Disetujui Jumlah yang Dipinjamkan

US$ 11,05 milyar US$ 4,86 milyar US$ 5,03 milyar US$ 0,35 milyar

4 Februari 2000 US$ 7,13 milyar 31 Desember 2002 US$ 4,82 milyar

Pelunasan sejak 1997 = 0; Tingkat suku bunga = 4,1% Konsultasi dengan masyarakat sipil, LSM dan Aktivis IMF mengatakan bahwa sulit menerima masukan dari masyarakat sipil mengenai pinjaman karena kendala waktu. Tapi, LSM bisa mendesak untuk bertemu dengan para utusan misi IMF. Jika mereka menolak, mereka bisa diadukan kepada para petinggi IMF dan pers. LSM juga bisa menyoroti sasaran/kebijakan yang belum diimplementasikan, kebijakan-kebijakan yang bermasalah dan menyarankan kebijakan yang dapat disisipkan. Pinjaman terbaru dari IMF akan berlaku hingga 31 Desember 2002, tetapi sewaktu-waktu dapat ditunda bila sasaran tidak tercapai. Sasaran terbaru mencakup Agenda Reformasi Fiskal, Desentralisasi, Strategi Pengembalian Pinjaman, Restrukturisasi Perbankan, Audit Bank Indonesia, Kerangka kerja Pemerintahan Korporasi dan Agenda Kebijakan Energi THE ASIAN DEVELOPMENT BANK ( ADB)

Didirikan pada tahun 1966 yang didasari oleh adanya kebutuhan bantuan ekonomi bagi negaranegara Asia bagi pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan. Fungsi & Tujuan Menyokong investasi Pemerintah /Swasta di Asia untuk pembangunan. Membantu negara-negara Asia khusus- nya dalam mengkoordinasikan kebijakan dan rencana pembangunannya dengan tujuan antara lain menyehatkan perekonomian dan meningkatkan ekspansi perdagangan luar negeri. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untuk pembangunan negaranegara Asia khususnya yang masih terbelakang. Memberikan bantuan tehnis (technical assistance) untuk menyiapkan, mem-biayai dan melaksanakan berbagai program/proyek pembangunan termasuk memformulasikan usulan proyek. Bekerjasama dengan PBB dan badan-badan PBB terutama ECAFE (The Economic Commission for Asia and Far East) yaitu badan khusus PBB yang didirikan tahun 1947 atas prakarsa negara-negara Asia anggota PBB, berpusat di Bangkok Melaksanakan berbagai kegiatan jasa sesuai tujuan Asian Development Bank. Keanggotaan ADB : Terbuka untuk : Anggota-anggota ECAFE Negara-negara di Kawasan Asia Negara-negara berkembang diluar Kawasan Asia yang telah menjadi anggota PBB

Pada awal pendiriannya ADB hanya beranggotakan 31 negara dan saat ini berkembang menjadi 59 negara yang terdiri dari 43 negara-negara kawasan Asia dan 16 negara diluar Asia. Kantor Pusat ADB berkedudukan di Manila, Philipina. Memiliki 22 kantor-kantor Cabang/perwakilan dibeberapa negara Asia dan USA WORLD BANK (BANK DUNIA) Latar Belakang & Pendirian : Dengan tujuan untuk membantu negara-negara di Eropah yang hancur akibat perang dunia ke-II maka pada tahun 1944 sebanyak 44 negara mengadaan pertemuan di sebuah hotel bernama Bretton Woods Resort di New Hampshire, USA Pertemuan tersebut pada tanggal 1 Juli 1944 menghasilkan Bretton Woods Agreement yang antara lain mendirikan : IBRD ( International Bank for Reconstruction & Development),kemudian dikenal dengan nama Wold Bank/Bank Dunia, beroperasi tgl. 25 Juni 1946 I M F (International Monetary Fund) atau Dana Keuangan Antar Bangsa Fungsi & tujuan Bank Dunia Fokus Bank Dunia adalah membantu penduduk dan negara miskin dengan tujuan utama : @ Meningkatkan kesejahteraan penduduk, melalui program kesehatan dan pendidikan. @ Mengembangkan sosial, pemerintahan dan membangun institusi sebagai kunci elemen pengurangan kemis- kinan.

@ Menguatkan kemampuan pemerintah untuk memberi pelayanan berkualitas, efesien, dan transparan. @ @ Melestarikan lingkungan hidup Mendukung dan mendorong pengem- bangan sektor bisnis swasta.

@ Mendorong terbentuknya stabilitas lingkungan ekonomi makro, sehingga kondusif untuk investasi dan perencanaan jangka panjang Keanggotaan Bank Dunia : Setiap negara dapat menjadi anggota Bank Dunia sepanjang memenuhi persyaratan antara lain bersedia memberikan kontribusi modal bagi Bank Dunia dan negara tersebut harus terlebih dahulu menjadi anggota IMF .Jumlah anggota Bank Dunia saat ini mencapai 183 negara World Bank Group Bank Dunia memiliki 5 lembaga, yaitu : IBRD (International Bank for Reconstruction & Development), memberi pinjaman dan bantuan pembangunan bagi negara berpenghasilan menengah I D A (International Development Association) memberi kredit lunak dan mitra pembangunan untuk negara miskin I F C (International Finance Corporatation) memberi bantuan pembiayaan investasi bagi negara berkembang M I G A (Multilateral Invesment Guarantee Agency) memberi pinjaman, pengembangan skill dan sumber daya perlindungan kepada investor atas risiko politik I C S I D (International Centre for the Settlement of Investrment Dispute) memberi bantuan arbitrasi dan penyelesaian atas permasalahan investor dengan negara, dimana lembaga ini berinvestasi Kantor Pusat Bank Dunia berkedudukan di Washington D.C, USA disamping memiliki lebih dari 100 kantor yang tersebar diseluruh dunia, dengan jumlah staf lebih dari 10.000 orang.

CONSULTATIVE GROUP on INDONESIA ( CGI )


Pada 10 dan 11 Desember 2003, di Jakarta diadakan pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan negara-negara pemberi hutang yang tergabung dalam Consultative Group on Indonesia (CGI) dibawah pimpinan Bank Dunia. Pertemuan kali ini merupakan pertemuan yang ke-36 tetapi tetap menarik untuk dikaji bertepatan dengan momen keluarnya Indonesia dari IMF. Keputusan untuk memilih strategi monitoring paska program tidak memungkinkan Pemerintah Indonesia untuk melakukan penjadwalan ulang dengan Paris Club. Pertemuan CGI kali ini bisa menjadi momen untuk melihat apakah Pemerintah Indonesia cukup serius untuk mengurangi hutangnya dan mengembalikan kembali kedaulatan Indonesia. Ataukah CGI ini sekali lagi menjadi ajang untuk kembali memperbanyak hutang? CGI dan IMF CGI (Consultative Group for Indonesia) merupakan konsorsium negara-negara dan lembaga-lembaga kreditor dan donor untuk Indonesia yang dibentuk pada tahun 1992 sebagai pengganti konsorsium yang sama yaitu IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia).

CGI terdiri dari sekitar 30 kreditor bilateral dan multilateral diantaranya World Bank (WB), Asian Development Bank (ADB), International Monetary Fund (IMF), dan pemerintahan-negara industri seperti Jepang, Amerika Serikat, United Kingdom dan lain-lain. Lembaga lembaga Internasional : Bank Dunia, ADB, UNDP, WFP, UNFPA, WHO, FAO, UNIDO, ILO, NIB, IFAD, IDB, dan UNICEF. Seperti halnya dengan IMF, selama ini Indonesia memerlukan CGI untuk memperoleh hutang yang akan dipergunakan untuk menutupi defisit anggaran (APBN). Oleh karena itu, pertemuan CGI adalah bagian dari ritual yang biasanya dilakukan dalam masa-masa ketika Pemerintah akan menyusun rencana anggaran (RAPBN). Seperti halnya juga perjanjian dengan IMF, maka untuk mendapatkan hutang tersebut, Pemerintah Indonesia harus melewati proses konsultasi dengan CGI. Proses konsultasi ini akan menghasilkan penilaian terhadap kinerja ekonomi Indonesia dan seberapa besar Pemerintah Indonesia mampu memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah disepakati pada pertemuan CGI sebelumnya. Penilaian ini akan menentukan besarnya pinjaman dan persyaratan-persyaratan (conditionality) berikutnya yang harus dipenuhi Indonesia. Praktek-praktek yang dilakukan oleh CGI juga mulai mengajukan prasyarat-prasyarat yang cukup mengganggu kedaulatan Indonesia dalam pemberian pinjamannya yang sejalan dengan agenda-agenda IMF seperti tercantum dalam LoI (letter of Intent) tahun 1999. Dilihat dari kreditor utamanya, Bank Dunia, IMF dan ADB, serta Jepang- maka CGI juga mewakili kepentingan dan agenda dari institusi keuangan internasional. Berbahayanya, CGI adalah kartel kreditor sehingga posisi tawar Indonesia -dibandingkan kalau harus bernegosiasi secara bilateralcenderung lemah. Meningkatnya Hutang Indonesia Setelah Indonesia tidak dibolehkan untuk melakukan penjadwalan hutang dari Paris Club maka Pemerintah Indonesia mulai kebingungan mencari dana untuk menutupi defisit pemerintah. Pertemuan CGI kali ini ditanggapi dengan antusias oleh Pemerintah Indonesia untuk mencari hutang baru. Padahal hutang Indonesia saat ini cukup besar, mencakup hutang luar negeri sebesar USD 77,1 miliar (sekitar Rp.693,9 triliun) dan domestik sebesar USD 68,9 miliar (Rp.619,7 triliun). Ketidakseriusan pemerintah Indonesia untuk lepas dari ketergantungan hutang ini dapat diamati dari pernyataan Menteri keuangan Boediono menjelang konsultasi dengan pihak CGI. Boediono menegaskan sekalipun sudah menjadi keputusan politik bahwa di tahun 2004 Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap hutang luar negeri, tidak berarti jumlah komitmen pinjaman dari negara donor yang tergabung dalam CGI untuk tahun ini lebih kecil dari tahun lalu. Sebab, menurutnya, pengertian pengurangan ketergantungan hutang itu tidak berarti pemerintah tidak boleh lagi membuat hutang baru, melainkan hutang baru bisa dilakukan tetapi harus diikuti pelunasan hutang lama. Nyatanya, pertemuan CGI kali ini menghasilkan pinjaman yang lebih besar dengan menyetujui pinjaman bagi Indonesia sebesar USD 3,4 Miliar. Komitmen tersebut lebih besar daripada komitmen CGI yang disetujui pada pertemuan ke-12 CGI Januari 2003 (USD 3,14 miliar). Sebagaimana pinjaman-pinjaman tahun sebelumnya, kreditor terbesar bagi Indonesia adalah Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Jepang. Dari sekitar USD 2,8 miliar tersebut, Bank Dunia menyediakan komitmen sebesar USD 800 juta, ADB sebesar USD 600 juta. Siaran pers dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia menyebutkan pinjaman Jepang pada forum

CGI kali ini sebesar USD 880 juta dimana USD 660 juta merupakan pinjaman yang sudah disepakati dan pinjaman baru serta USD 220 juta berbentuk kredit ekspor. Tabel 1 Bentuk Bantuan dan Besarnya Pinjaman dalam APBN 2004
Kegiatan Bentuk Bantuan Pinjaman Program Bantuan proyek dan Membiayai defisit hibah APBN 2004 - hibah - pinjaman proyek TOTAL Kredit ekspor Besarnya pinjaman (USD miliar) 1 1,8 0,16 1,64

2,8 0.525

Bantuan yang Bantuan teknis 0.075 tidak untuk digunakan untuk Pemda dan membiayai defisit LSM APBN TOTAL 0.6 TOTAL 3,4

Ketidakkonsistenan Pemerintah dan CGI dan Jebakan Hutang yang Semakin Dalam Forum kali ini memperlihatkan ketidakkonsistenan baik dari Pemerintah Indonesia maupun dari CGI. Baru saja ada desakan untuk keluar dari IMF karena persyaratan-persyaratan IMF yang dinilai tidak mencerminkan kedaulatan negara. Tetapi CGI juga meminta persyaratanpersyaratan yang sama dengan agenda IMF untuk tetap melanjutkan target privatisasi (termasuk menggoalkan RUU SDA yang kontroversial), penjualan aset negara, pemulihan aset BPPN, pengurangan subsidi untuk sektor publik, penghapusan bea impor untuk pertanian dan perkebunan, desentralisasi, reformasi sektor kehutanan, membentuk komisi anti korupsi yang ditujukan untuk menciptakan iklim yang sehat bagi investasi dan mempersiapkan Indonesia menghadapi WTO dan AFTA. Maka yang terjadi adalah pengalihan hutang dan persyaratan dari IMF kepada CGI dan Bank Dunia. Negara Negara donor : Jepang, Perancis, Jerman, AS, Australia, Inggris, Swiss, Belgia, Korea, Denmark, Austria, Selandia Baru, dan Finlandia. Ketidakkonsistenan donor juga terlihat dari begitu bersemangatnya donor memberikan hutang kepada Indonesia dan mengindahkan masih tingginya tingkat korupsi negara. Laporan yang memuji mengenai indikator ekonomi Indonesia secara makro memang sulit dibantahkan apabila

hanya melihat tingkat pertumbuhan dan inflasi tetapi hal yang tidak terbantahkan dalam politik ekonomi Indonesia adalah kenyataan buruknya ketatapemerintahan dan tingkat korupsi di Indonesia (yang juga secara besar-besaran diakui oleh Bank Dunia). Studi yang dilakukan oleh Kaufman, Kraay dan Mastruzzi juga menunjukkan hal yang sama dimana efektivitas pemerintahan, penegakan hukum dan penanggulangan korupsi dankinerja Indonesia berada di bawah Vietnam, Filipina dan Cina. Tingkat korupsi ini setidaknya menjelaskan mengenai kapasitas penyerapan pinjaman CGI yang terus menurun dari 69,3% di tahun 1999 menjadi sekitar hanya 58,6% di tahun 2002, dan kapasitas penyerapan di tahun 2003 sekitar 50%. Meningkatnya pinjaman CGI, dengan situasi korupsi yang tinggi, ini sebetulnya berdampak besar dengan makin terpuruknya Indonesia kedalam jurang jebakan hutang (debt trap). Kwik Kian Gie dalam artikelnya di Kompas mengenai CGI dan Hutang Pemerintah menuangkan tabel untuk memperlihatkan betapa dalamnya Indonesia masuk kedalam jurang hutang. Pembayaran bunga hutang saja sudah sebesar 92,67% dari seluruh anggaran pembangunan yang sebesar Rp.70,9 triliun (USD 7,9 billion). Kalau seluruh beban hutang dihitung, maka itu akan menghabiskan 185% dari seluruh anggaran pembangunan. Angka ini adalah angka ratio hutang dengan anggaran sementara. Dalam catatan INFID rasio hutang terhadap PDRB masih sekitar 60% dan bahkan hampir sepertiga dari anggaran belanja 2004 digunakan untuk membayar hutang domestik dan luar negara. Dengan demikian, pengorbanan terbesar dari pengurangan anggaran tersebut akan berimplikasi pada sektor pendidikan, kesehatan, dan bantuan program-program kemiskinan. Beban hutang harus dibayar oleh kelompok-kelompok miskin. Tanggapan LSM Berbagai reaksi keras muncul dari berbagai kalangan masyarakat sipil mengenai forum CGI ini. INFID, KAU dan WALHI mempertanyakan peran CGI dalam meneruskan tradisi Indonesia terjerat dalam jebakan hutang dan menjadi forum negara dan lembaga kreditor untuk memaksakan agenda liberalisasi ekonomi dan perdagangan di Indonesia. INFID menilai forum CGI masih menjadi ajang penyelamatan bisnis, investasi, dan ekspor negara kreditor, sementara penyelesaian utang dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia tidak disentuh. Binny Buchori, Sekretaris eksekutif INFID, menyatakan dengan tegas bahwa sidang ke-13 CGI berlangsung mengecewakan karena tidak menyelesaikan masalah utama yaitu beban utang yang menggerogoti proses pembangunan. Lebih jauh lagi, dukungan CGI dengan memberikan komitmen pinjaman-mengukuhkan ketergantungan Indonesia pada utang padahal terbukti kebijakan itu memicu ekses negatif pada pembangunan ekonomi dan penyediaan fasilitas publik. Dalam catatan INFID, beban hutang itu akan mengurangi pos-pos anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan sampai 30%. Pernyataan-pernyataan kritis yang lebih terkait dengan kerusakan hutan juga diajukan oleh Forest Watch Indonesia, Telapak, the Environmental Investigation Agency, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, WWF-Indonesia dan INFID. CGI dinilai memiliki andil yang besar bagi kerusakan hutan di Indonesia sehingga forum CGI harus mampu menyelesaikan persoalan-persoalan kerusakan hutan di Indonesia. Isu kehutanan sendiri mulai dibahas di Pertemuan CGI ke 8 pada Juli 1999 dan tercantum didalam MoU antara CGI dan Pemerintah Indonesia. Walaupun demikian, komitmen itu tidak pernah terealisasikan. Tekanan CGI untuk terus melakukan desentralisasi malah berefek besar bagi eksploitasi hutan dan sumber daya air (SDA) yang lebih besar. Praktek-praktek illegal logging masih terus berlanjut walaupun penghentian praktek penyelundupan kayu selalu menjadi agenda utama reformasi sektor kehutanan dalam CGI. Forum CGI sendiri masih tidak adil terhadap definisi illegal logging yang sering ditimpakan kepada masyarakat lokal dan adat tetapi

tidak menyentuh kelompok HPH dan bisnis. CGI sendiri harus terus berupaya mengadvokasi konsumen dari negara maju untuk tidak menerima kayu curian. Terkait dengan masalah privatisasi sektor air, sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air meminta agar pertemuan negara-negara donor yang tergabung dalam Consultative Group on Indonesia (CGI) lebih kritis terhadap pinjaman yang akan diberikan untuk sektor air. Lebih jauh lagi koalisi ini mengkhawatirkan bahwa hutang ini akan mengikat dan mengarahkan mereka pada privatisasi sektor air. Koalisi juga mempertanyakan ketidaktransparanan ADB (Bank Pembangunan Asia) sebagai salah satu anggota CGI, yang mengambil alih pemberian pinjaman sektor air, yang semula merupakan proyek Bank Dunia melalui Water Resources Sector Adjustment Loan (Watsal). Dalam pertemuan tanggal 11 Dsesember 2003 dengan delegasi CGI, Koalisi mempresentasikan beberapa penelitian mengenai sumbangan donor, terutama Bank Dunia dan ADB yang telah dialokasikan untuk proyek-proyek di sektor air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instansi pemerintah yang telah melakukan privatisasi menunjukkan gejala kerugian dan tidak sanggup mengembalikan hutang luar negeri itu. Rekomendasi Berbagai Pihak Pada akhirnya perdebatan mengenai CGI mempertanyakan perlunya CGI dipertahankan? Direktorat Pendanaan Luar Negeri Bilateral, BAPPENAS merekomendasikan untuk tetap mempertahankan CGI dengan beberapa rekomendasi untuk lebih memfokuskan fungsi CGI diantaranya dengan melakukan perubahan mekanisme kerja dan kepemimpinan CGI, memfokuskan isu dan agenda pertemuan, mengadakan forum dialog kebijakan diluar CGI, meningkatkan pengelolaan pinjaman, dan mengintensifkan komitmen kerjasama bilateral. Sementara itu Kwik Kian Gie bersuara keras dengan menyatakan sebaiknya forum CGI dibubarkan saja. Jika sewaktu-waktu Indonesia memerlukan fasilitas pinjaman sebaiknya menggunakan pinjaman secara bilateral karena posisi tawar Indonesia bisa lebih baik dengan persyaratan pinjaman yang lebih bisa dinegosiasikan. Indonesia sebaiknya melunasi dan mengurangi pinjaman asing. Pemerintah Indonesia juga bisa menggugat forum CGI atas keterlibatannya juga didalam membuat Indonesia semakin jatuh dalam jurang hutang yang semakin dalam. Terkait dengan jebakan hutang, kelompok masyarakat sipil sendiri (KAU dan Walhi) lebih menyuarakan untuk mengurangi ketergantungan pada hutang dengan mengurangi jumlah hutang termasuk hutang baru dan melunasi hutang lama. Korupsi negara harus dikurangi. Beban hutang tidak seharusnya ditimpakan ke kepada rakyat! ISLAMIC DEVELOPMENT BANK ( IDB ) Islamic Development Bank (IDB) didirikan tahun 1975 dalam Agreement yg ditanda tangani 22 negara, dan saat ini jumlah anggota sudah mencapai 57 negara yang tergabung dalam OKI. Kantor Pusat IDB di Jeddah, Saudi Arabia dan Regional Office di Maroko, Malaysia dan Kazakhstan serta memiliki Field Representative di setiap negara anggota termasuk di Indonesia. Visi Islamic Development Bank Terdepan dalam usaha percepatan pembangunan sosial-ekonomi di negara anggota dan Masyarakat Muslim di Negara bukan anggota, berdasarkan prinsip-prinsip Syariah. Yang dimaksud prinsip syariah antara lain : - Menerapkan etika dan moral Islam

- Menjauhi hal2 yang dilarang dan syubhat - Pembiayaan bukan Pemberian kredit (pembiayaan dalam bentuk barang/jasa sesuai keperluan) - Bertindak sebagai pembeli/penjual barang / jasa - Tidak ada Commitment Fee - Tidak ada bunga/interest - Mengambil Keuntungan / Laba / Mark Up STUDY KASUS Peran Lembaga Keuangan Internasional Di Timor Lorosae Timor Lorosae harus melihat kembali keanggotaannya dalam Bank Dunia dan IMF. Jangan sampai menjebak kita dalam ketergantungan ekonomi maupun politik. Lembaga Keuangan Internasional (LKI) yang terdiri dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasionl (IMF) dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memberikan pinjaman kepada negaranegara yang menjadi anggotanya untuk program pembangunan infrastruktur dan pemberantasan kemiskinan, perbaikan ekonomi serta moneter. Belakangan semakin banyak kritik terhadap LKI. Lembaga ini dinilai bukannya membantu memperbaiki perekonomian suatu negara, malah memperparah dan lebih menguntungkan pihaknya sendiri. Seperti di Indonesia, ketika IMF menganjurkan swastanisasi perusahanperusahaan negara serta pengurangan subsidi pemerintah atas pelayanan publik, ekonomi rakyat bukannya membaik, malah semakin parah. Pengalaman semacam ini terjadi di semua negara berkembang yang menjadi anggota IMF dan Bank Dunia. Untuk mencegah pengalaman tersebut terulang di Timor Leste, dan membuka wawasan masyarakat umumnya tentang LKI, Kelompok Kajian Lembaga Keuangan Internasional (yang dibentuk oleh Kdadalak Sulimutuk Institute, Lao Hamutuk, Instituto Sahe, dan Yayasan HAK) pada 7 Oktober lalu menyelenggarakan seminar untuk mengkaji keanggotaan Timor Leste dalam LKI. Kedutaan Amerika Serikat di Timor lorosa'e Dalam seminar itu, Perwakilan Bank Dunia (Foto: Rogrio Soares/Direito) untuk Timor Leste, Elizabeth Huybens, selalu menganjurkan kepada para peserta yang bertanya tentang program apa saja yang dilakukan oleh Bank Dunia di

Timor Leste, supaya bertanya kepada pemerintah. Bank Dunia, katanya, hanya bisa memberi bantuan dana. Hal itu mengisyaratkan bahwa yang bertanggungjawab atas program Bank Dunia di Timor Leste adalah pemerintah. Dengan panjang lebar Huybens menguraikan kebaikan program-program Bank Dunia. Ketika pembicara lain dalam seminar ini mengungkapkan akibat buruk Bank Dunia, ia seperti tidak mau mendengarkan. Wakil IMF di Timor Leste dalam seminar ini juga bersikap sama dengan wakil Bank Dunia. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB) adalah semacam Bank Dunia khusus untuk kawasan Asia. Lembaga ini memberikan dua jalur pinjaman. Pertama, jalur Ordinary Capital Resources (Sumberdaya Modal Biasa). Kedua, Asian Development Fund (ADF, Dana Pembangunan Asia) yang merupakan pinjaman lunak. Saat ini Timor Leste sudah mendapatkan ADF, karena dikategorikan sebagai negara dengan tingkat penghasilan terendah. Terdapat kekhawatiran dari sementara peserta seminar bahwa ADB dan institusi lainnya hanya mengunakan kesempatan itu untuk kepentingan negara-negara besar dan perusahaan-perusahaan transnasional. Bantuan yang ditawarkan selintas sepertinya baik, tetapi sebenarnya adalah perangkap. Misalnya seperti yang dikatakan oleh Dr. Tim Anderson dari Aid Watch (Australia). Di Filipina ADB memberikan bantuan untuk program air minum, yang dalam jangka waktu tertentu perusahaan air minum harus diswastakan. Alasannya, swasta akan bisa menyediakan air minum dengan efisien dan harga yang lebih murah. Tetapi setelah program berjalan, harga air minum tidak terjangkau oleh rakyat miskin di sana. Tim Anderson, yang selama ini melakukan penelitian terhadap program-program ADB, juga menyoroti dana yang dikelola oleh ADB di Timor Leste semasa transisi. Menurutnya, untuk setiap proyek, ADB mengusulkan pembayaran USD 600,000 dari Trust Fund untuk empat orang konsultan internasional dalam jangka waktu 48 bulan. Ini berarti pembayaran USD 150.000 per tahun. Ini jelas merupakan pemborosan yang tidak seharusnya terjadi. Padahal, selama ADB melakukan kegiatan di Timor Leste, tidak ada perbaikan berarti dalam kehidupan masyarakat. Dana bantuan yang diberikan selama masa transisi lebih banyak kembali ke luar negeri, melalui konsultan-konsultan yang didatangkan dari luar oleh ADB, kata Anderson. Karena itu sangat keliru kalau pemerintah menaruh harapan penuh kepada LKI. Pada dasarnya LKI adalah lembaga pencari keuntungan, yang tujuan utamanya adalah mengumpulkan keuntungan untuk diri mereka sendiri! BAB III PENUTUP Kesimpulan Lembaga Keuangan Internasional (LKI) yang terdiri dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasionl (IMF) dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memberikan pinjaman kepada negaranegara yang menjadi anggotanya untuk program pembangunan infrastruktur dan pemberantasan kemiskinan, perbaikan ekonomi serta moneter. Sikap pemerintah yang menolak anjuran Koalisi Anti-Utang agar menghapuskan utang lama dan menolak utang baru juga sangat bertolak belakang dengan kecenderungan internasional yang semakin kritis terhadap utang. Kritik tidak hanya muncul berkaitan dengan efektivitas utang itu sendiri, tetapi juga sisi kelembagaannya, sisi ideologi, serta implikasi sosial politiknya.

Dari efektivitas, secara internal utang luar negeri tidak hanya menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara-negara pengutang. Utang juga mengakibatkan kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, dan melebarnya kesenjangan ekonomi (Pearson, 1969; Kindleberger dan Herrick, 1997; Todaro, 1987). Secara eksternal, utang luar negeri juga meningkatkan ketergantungan negara-negara Dunia Ketiga pada pasar luar negeri, modal asing, dan juga pada tradisi pembuatan utang luar negeri secara berkesinambungan (Payer, 1974; Gelinas, 1998). Dari sisi kelembagaan, lembaga-lembaga keuangan multilateral penyalur utang luar negeri, seperti IMF, Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) sendiri dinilai tidak transparan dan tidak akuntabel. Mereka dianggap sebagai kepanjangan tangan negara-negara negara-negara maju pemegang saham utama lembaga-lembaga tersebut, untuk mengintervensi negara-negara pengutang (Rich, 1999; Stiglitz, 2002; Pincus dan Winters, 2004). Dari sisi ideologi, utang luar negeri dituding telah dipakai oleh negara-negara kreditor, terutama AS, sebagai sarana untuk menyebarluaskan kapitalisme neoliberal ke seluruh penjuru dunia dan menguras dunia (Erlerm, 1989). Dari sisi implikasi sosial politik, utang luar negeri dicurigai sengaja dikembangkan oleh negara-negara kreditor untuk mengintervensi negara-negara pengutang. Secara tidak langsung, utang dianggap juga bertanggung jawab atas lahirnya rezim-rezim diktator, kerusakan lingkungan, meningkatnya tekanan migrasi, perdagangan obat-obatan terlarang, serta terjadinya konflik dan peperangan (Gilpin, 1987; George, 1992; Hanton, 2000). Untuk bisa menatap 2030 sebagai bangsa bermartabat dan berdaulat, tidak diintervensi kekuatan atau kepentingan luar, kita harus berani membebaskan diri dari utang yang bersamanya ada persyaratan yang mengikat kebebasan kita untuk mengatur ekonomi dalam negeri kita sendiri sesuai dengan kebutuhan lokal dan demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kalaupun tidak langkah drastis seperti mengemplang utang, setidaknya ada semacam konsensus nasional untuk menghentikan tradisi membuat utang baru. Visi soal utang dan kemandirian ekonomi ini yang belum ada sekarang ini.

Kirim Komentar

32

Scribd Upload a Document


Top of Form

Search Documents

Bottom of Form

Explore

Documents

Books - Fiction Books - Non-fiction Health & Medicine Brochures/Catalogs Government Docs How-To Guides/Manuals Magazines/Newspapers Recipes/Menus School Work + all categories Featured Recent

People

Authors Students Researchers Publishers Government & Nonprofits Businesses Musicians Artists & Designers Teachers

+ all categories Most Followed Popular Sign Up | Log In

1
First Page Previous Page Next Page

/ 5
Sections not available Zoom Out Zoom In Fullscreen Exit Fullscreen Select View Mode

View Mode SlideshowScroll


Top of Form

Bottom of Form

Readcast Add a Comment Embed & Share

Reading should be social! Post a message on your social networks to let others know what you're reading. Select the sites below and start sharing.

Readcast this Document


a442053256737d

Top of Form

Login to Add a Comment

4gen
Bottom of Form

Share & Embed


Add to Collections Auto-hide: on

Download this Document for Free


7. Travellers Cheque Travellars Cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan yang biasanya digunakan oleh mereka yang bepergian atau sering dibawa oleh turis. Keuntungan serta manfaat penggunaan travellers cheque terutama bagi mereka yang suka berpergian/berwisata antara lain: a. Memberikan kemudahan berbelanja, karena travellers cheque dapat dibelanjakan atau diuangkan di berbagai tempat. b. Mengurangi resiko kehilangan uang karena setiap travellers cheque yang hilang dapat diganti. c. Memberi rasa percaya diri, karena si pemakai travellers cheque dilayani secara prima. d. Di jadikan cedera mata ataupun hadiah buat teman, kolega atau nasabah. e. Biasanya untuk pembelian travellers cheque,tidak dikenakan biaya, begitu pula pada saat pencariannya,namun hal ini sangat tergantung kepada bank yang menerbitkannya. 8. Letter of Credit (L/C) Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk mempelancar arus barang (ekspor-impor) termasuk barang dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya. Adapun jenis-jenis L/C antara lain:

a.Refokable L/C Merupakan L/C yang setiap saat dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh bank pembuka (opening bank) tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada benefeciary. b.Irrevocable L/C kembalikan darirecovable yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah tanpa persetujuan dari semua pihak yang terlibat. c.Sight L/C. merupakan L/C yang snyarat pembayarannya langsung pada saat dokumen diajukan oleh eksportir kepada advise Bank. d.Usance L/C. Sedangkan usance L/C merupakan L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan dokumen. e.Restricted L/C. Merupakan L/C yang pembayarannya atau penerusan L/C hanya dibatasi kepada Bank bank tertentu saja yang namanya tercantum dalam L/C. f.Unrestricted L/C. L/C yang membebaskan negosaisi dokumen di bank manapun. g.Red clause L/C. Merupakan L/C di mana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada bank pembayar untuk membayar uang muka kepada benefeciary sebagian tertentu atau seluruh nilai L/C sebelum benefeciary menyerahkan dokumen. h.Transferable L/C. Merupakan L/C yang memberikan kepada benefeciary untuk memindahkan sebagian atau seluruh nilai L/C kepada satu atau beberapa pihak lainnya. i.Revolving L/C. L/C yang penggunaannya dapat dilakukan secara berulang-ulang. 9. Bank Garansi dan Referensi Bank Bank Garansi yaitu jaminan pembayaran yang di berikan oleh bank kepada suatu pihak, perorangan, perusahaan atau badan / lembaga lainya dalam bentuk surat jaminan. Di dalam pemberian fasilitas bank garansi ada 3 pihak terlibat ya a. pihak penjamin (bank) b. pihak terjamin (nasabah) c. pihak penerima jaminan (pihak ketiga) Biaya biaya yang dikenakan kepada nasabah yang mengajukan permohonan bank garansi merupakan balas jasa atau pendapatan bagi bank. Biaya biaya ini merupakan kopensi dari resiko yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Biaya- biaya yang dimaksud adalah : a. biaya provisi. Merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terjamin kepada bang sebagi

balas jasa untuk pemberian bank garansi. b. Biaya administrasi. Merupakan bianya yang lazim dipungut berhubungan untuk pelaksanaan administrasi. c. Bea meterai. Merupakan biaya meteria yang diletakan pada surat perjanjian bank garansi yang ditandatangani oleh bankdan pihak terjamin. Adapun bentuk jaminan lawan yang diberikan antara lain dapat berupa: a. Uang tunai b. Giro yang dibekukan c. Sertifikat Deposito d. Surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi e. Sertifikat tanah f. Dan jaminan lawan lainnya Setelah semua persyaratan dipenuhi maka bank akan menerbitkan surat garansi bank yang kemudian akan diberikan kepada nasabah pemohon (terjamin). Ketentuan dan syarat-syarat yang tidak boleh dimuat dalam surat garansi bank antara lain: a. Sebagai syarat berlaku bank garansi terjamin terlebih dahulu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. b. Keterangan yang menyatakan bahwa bank garansi dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak. 10. Memberikan Jasa-jasa di Pasar Modal

Menurut Undang-unang Nomor 23 tahun 1999 tugas utama bank Indonesia adalah sebagai berikut : a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 1. Menetapkan sasaran monter dengan memperhatikan laju inflasi yang ditetapkannya. 2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara termasuk tetapi tidak terbatas pada : - Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing - Penetapan tingkat diskonto - Penetapan cadangan wajib minimum dan - Pengaturan kredit dan pembiayaan b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas jasa sisa pembayaran 2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya 3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran c. Mengatur dan mengawasi bank Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/investing/2077012-tugas-bankindonesia/#ixzz1RntGvsTR Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami

istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalahmasalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Peta dunia memperlihatkan persentase manusia yang hidup di bawah batas kemiskinan nasional. Perhatikan bahwa garis batas ini sangat berbeda-beda menurut masing-masing negara, sehingga kita sulit membuat perbandingan.

Peta dunia memperlihatkan Tingkat harapan hidup.

Peta dunia memperlihatkan Indeks Pembangunan Manusia.

Peta dunia memperlihatkan Ko-efisien Gini, sebuah ukuran tentang kesenjangan pendapatan.

Daftar isi
[sembunyikan] 1 Mengukur kemiskinan 2 Diskusi tentang kemiskinan 3 Kemiskinan dunia 4 Penyebab kemiskinan 5 Menghilangkan kemiskinan 6 Bacaan lanjutan 7 Lihat pula 8 Referensi 9 Pranala luar

[sunting] Mengukur kemiskinan

Gambaran kemiskinan di Mumbai, India oleh Antnio Milena/ABr.

Templat:ImageStackRight Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa). Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut. Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orangorang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.

[sunting] Diskusi tentang kemiskinan


Kemiskinan dipelajari oleh banyak ilmu, seperti ilmu sosial, ekonomi, dan budaya.
Dalam ekonomi, dua jenis kemiskinan dipertimbangkan: kemiskinan absolut dan relatif. Dalam politik, perlawanan terhadap kemiskinan biasanya dianggap sebagai tujuan sosial dan banyak pemerintahan telah berupaya mendirikan institusi atau departemen. Pekerjaan yang dilakukan oleh badan-badan ini kebanyakan terbatas hanya dalam sensus dan pengidentifikasian tingkat pendapatan di bawah di mana warga negara dianggap miskin. Penanggulangan aktif termasuk rencana perumahan, pensiun sosial, kesempatan kerja khusus, dll. Beberapa ideologi seperti Marxisme menyatakan bahwa para ekonomis dan politisi bekerja aktif untuk menciptakan kemiskinan. Teori lainnya menganggap kemiskinan sebagai tanda sistem ekonomi yang gagal dan salah satu penyebab utama kejahatan. Dalam hukum, telah ada gerakan yang mencari pendirian "hak manusia" universal yang bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan. Dalam pendidikan, kemiskinan memengaruhi kemampuan murid untuk belajar secara efektif dalam sebuah lingkungan belajar. Terutama murid yang lebih kecil yang berasal dari keluarga miskin, kebutuhan dasar mereka seperti yang dijelaskan oleh Abraham Maslow dalam hirarki kebutuhan Maslow; kebutuhan akan keamanan dan rumah yang stabil, pakaian, dan jadwal makan yang teratur membayangi kemampuan murid-murid ini untuk belajar. Lebih jauh lagi, dalam lingkungan pendidikan ada istilah untuk menggambarkan fenomen "yang kaya akan tambah kaya dan yang miskin bertambah miskin" (karena berhubungan dengan pendidikan, tetapi beralih ke kemiskinan pada umumnya) yaitu efek Matthew.

Perdebatan yang berhubungan dalam keadaan capital manusia dan capital individual seseorang cenderung untuk memfokuskan kepada akses capital instructional dan capital social yang tersedia hanya bagi mereka yang terdidik dalam sistem formal.

[sunting] Kemiskinan dunia


Deklarasi Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai "sebuah kondisi yang dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi." Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari AS$1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari AS$ 2 per hari. Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam keadaan "sangat miskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih disebut "miskin", pada 2001. [2] Proyek Borgen menunjuk pemimpin Amerika memberikan AS$230 milyar per tahun kepada kontraktor militer, dan hanya AS$19 milyar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Perkembangan Milenium PBB untuk mengakhiri kemiskinan parah sebelum 2025.

[sunting] Penyebab kemiskinan


Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin; penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga; penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar; penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi; penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

[sunting] Menghilangkan kemiskinan


Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Bottom of Form

You might also like