You are on page 1of 4

SIKLUS NITROGEN

Pendahuluan
1. Latar belakang Salah satu konsep yang sangat berkembang dewasa ini adalah bagaimana menciptakan suatu sistem pertanian berkelanjutan dengan mempertahankan bahan organil dan kadar nitrogen pada tanah yang merupakan hal penting bagi peningkatan produksi pangan. Intensifikasi dari sitem pertanian, diperlakukan tetapi bukan berarti secara otomatis memasukkan lebih banyak bahan kimia. Ada beberapa tumpang sari, pupuk hijau, mendaur ulang menur (kotoran), menanam sesuatu dengan waktu yang berbeda, menggunakan asupan berupa benih dari tanaman leguminosa. Fenomena alam, menyatakan bahwa atmosfir terdiri dari 79% Nitrogen (berdasarkan volume) sebagai gas padat N2. Namun meskipun demikian, penyediaan makanan untuk kehidupan manusia dan he wan-hewan lainnya lebih dibatasi oleh nitrogen daripada unsur-unsur lainnya. Sebagai gas padat, N2 tidak bereaksi dengan unsurunsur lainnya untuk menghasilkan suatu bentuk nitrogen yang dapat digunakan oleh sebagian besar tanaman ( Foth, 1991). Peningkatan penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman terdiri terutama dari meningkatnya jumlah pengikatan nitrogen secara biologis atau dengan penambahan pupuk baik sintetis juga non sintetis. Hal ini seolah-olah bertentangan, dimana unsur hara yang diabsorsi dari tanah dalam jumlah terbesar oleh tanaman adalah unsur hara yang sebagian besar sangat terbatas penyediaannya. Adanya penambahan kesuburan alami dengan pupuk -pupuk komersil merupakan praktik pertnian modern. Walaupun demikian sebagian besar masyarakat modern menolak konsep komersial tersebut dengan alasan bahwa pupuk komersial mengandung bahan bahan kimia beracun yang berbahaya bagi manusia, hewan dan lingkungan. Kenyataan bahwa nutriea itu memasuki tumbuhan dalam bentuk ion-ion, tidak perduli apakah asal pupuk itu organik atau anorganik (Gardner, dkk, 1991). Berdasarkan latar belakang tersebut, tulisan ini mencoba mengupas masalah tentang nitrogen dalam perspektif pertanian berkelanjutan (pertanian organis). Nitrogen 1. Ketersediaan dan Siklus Nitrogen Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk bentuk organik meliputi NH4+, NO3-, NO2-, NO2, NO dan unsur N. Juga terdapat bentuk lain yaitu hidroksi amin (NH2OH), tetapi bentuk ini merupakan bentuk antara, yaitu bentuk peralihan dari NH4+, menjadi NO2- dan bentuk ini tidak stabil (Hakim, dkk,1991). Penyediaan ion dalam tanah dapat dipandang dari sudut mineral dengan masukan dan kehilangan dari ekosistem dan laju transfer diantara komponen sistem. Pendekatan ini berharga bagi nitrogen, dimana masukan karena curah hujan dan fiksasi serta kehilangan akibat pencucian dan denitrifikasi merupakan sebagian besar dari jumlah seluruhnya yang ada dengan siklus sistem tersebut. Untuk ion yang di absorbsi, masukan ini tidak berarti

dibandingkan dengan dengan jumlah seluruhnya yang ada, termasuk kehilangan karena pencucian dalam tanah-tanah subur. Siklus nitrogen adalah kompleks dan kompertemen organik merupakan bagian yang dominan, beberapa macam bakteri terlihat dalam pengubahan NH4+ menjadi NO3+ (Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus adalah yang paling penting), tetapi kedua bentuk itu dapat diambil oleh banyak tanaman dengan fasilitas yang sama. Lebih penting lagi adalah produksi NH4+ yang dihasilkan dari bahan organik yang dibawa oleh bermaca m-macam fungsi dan bakteri. Perombak dekomposisi ini juga membutuhkan N, tetapi jika bahan mempunyai kandungan N rendah, bahan itu akan dipesatukan ke dalam biomassa dan tidak dibebaskan, sampai penyediaan karbon berkurang. Rasio Carbon-Nitrogen (C/N) merupakan cara untuk menunjukkan gambaran kandungan Nitrogen relatif . Rasio C/N dari bahan organik merupakan petunjuk kemungkinan kekurangan nitrogen dan persaingan di antara mikroba -mikroba dan tanaman tingkat tinggi dalam penggunaan nitrogen yang tersedia dalam tanah (Foth, 1991). Didalam siklusnya nitrogen di dalam tanah mengalami mineralisasi, sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa N yang hilang ke atmosfir merupakan bagian terbesar. Secara teoritis, di simpulkan bahwa N yang terdapat di dalam tanah akan habis terangkut dalam waktu yang sangat lama dan sebagian besar N yang tertinggal didalam tanah sesudah tahun pertama bukan dalam bentuk nitrat tetapi dalam bentuk bahan organik Ketersediaan N tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti iklim dan macam vegetasi yang kesemuanya dipengaruhi oleh keadaan setempat seperti topogrifi, batuan induk, kegiatan manusia dan waktu ( Hakim, dkk,1988 )
y

Kadar N Tanah Jenis Tanah Aluvial Glei humus Grumusol Hidromorfik Latosol Mediteran Planosol Podsolik Histosol % N Total 0.08-0.21 0.08-0.29 0.07-0.22 0.07-0.15 0.08-0.42 0.10-0.13 0.11-0.17 0.07-0.17 0.50-2.50

makin tinggi bahan organik jumlah %N tinggi, misalnya pada jenis Histosol

Jumlah N tersedia dalam bahan organik Dekomposisi Humus tanah Penambahan Tahunan Maks Min

Wilayah

Kadar C Maks Min

1. Hutan Tropik

- Dataran - Pegunungan

65.600 320.600

4.18 0.73

1.67 0.29

52 34

21 15

2. Savana Tropik

- Humid - Sub Humit

50.000 15.000

1.33 1.22

053 0.49

14 5

5 2

3. Iklim sedang

- Hutan Pinus

78.000

0.95

0.39

- Padang Rumput

122.000

0.44

0.17

11

Kehilangan Dari Tanah a. Pencucian y Tekstur kasar banyak kehilangan N y Makin kasar, makin lancar kehilangan nitrogen a. Denitrifikasi Denitrifikasi adalah suatu proses pembentukan atau penguraian nitrat oleh adanya aktifitas mikroba. Secara siklus dapat dilihat sebagai berikut:

Kece hilangnya nitrat karena denitifikasi dipengaruhi oleh sifat tanah dan suhu. Bila suhu rendah sekitar 5oC, proses denitifikasi menjadi lambat, sedangkan pada kondisi tropis (iklim Indonesia) sebagian akan hilang dalam beberapa hari setelah penggenangan.

b.

Volatilisasi NH3 dari permukaan tanah hilang karena suhu . Tekstur pasir, kehilangan N melalui volatilisasi cukup tinggi. Kebakaran Hutan kehilangan N melalui kebakarancukup tinggi

c. Cara pemupukan Pada permukaan kehilangan N sangat besar Keadaan jenuh air, diatas kapasitas lapang rongga makro terisi air, jumlah kehilangan nitrogen menurun d. Dari Tanaman NH3 hilang (x 10-1 mg NH3 m2

Sebelum bunga Setelah bunga

0.34-0.89 1.03-1.32

Dari contoh hasil pemelitian diatas dapat diketahu bahwa Kandungan N akan naik ketika menjelang tanaman bunga N turun setelah berbunga

You might also like