You are on page 1of 1

Langkah pertama menanambang adalah mencari lahan yang mengandung cadangan logam dan mngeruknya.

Seiring perkembngan jaman, industri pertambangan menemukan cara yang lebih muda untuk menambang dibanding membuat terowongan,yaitu dengan meleda kkan tanah dan batuan yang diperkirakan mengandung logam, teknik ini disebut men ghilangkan lapisan atas tanah (overburden). Hasil yang didapat adalah tambang terbuka, yang pad adasarnya menghilangkan perm ukaan sekitar lahan dan membuat lubang yang besar. Tambang terbuka terbesar di d unia adalah tambang Bingham Canyon di Utah, yang memiliki kedalaman 1,5 km dan l ebar 4 km. Tambang terbuka menghasilkan 8-10 kali lebih banyak limbah dibanding kegiatan tambang tertutup. Limbah tersebut biasanya ditimbun membentuk gundukan tanah raksasa, beberapa dia ntaranya mencapai ketinggian 100 m, sama dengan tinggi gedung lantai 30. Di Amer ika Serikat,97 persen dari seluruh mineral logam diperoleh melalui pertambangan terbuka. Setiap kali dikeruk ke permukaan,bijih mengalami proses ekstraksi mineral. Prose snya bervariasi,tergantung jenis logam yang ditambang, dan itu menghasilkan limb ah yang tak terhitung jumlahnya. Hal itu dikarenakan jumlah logam murni yang ter dapat pada kandungan bijih sangatlah kecil. Jumlah limbah dari setiap pencucian logam cenderung meningkat dan industri perta mbangan akan terus melakukan aktifitas pertambangan hingga cadangan logam minera l menipis. Di Amerika, bijih tembaga telah ditambang sejak awal abad 20, dan han ya 2,5 persen logam yang dapat beratnya;saat ini perbandingannya turun menjadi 0 ,51 persen. Pada pertambangan emas diperkirakan hanya 0,00001 persen yang mengha silkan emas, dan sisanya merupakan limbah. Jumlah total limbah padat yang dihasilkan melalui proses-proses ini menjadi sang at besar, hampir tak dapat dihitung.Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton tembaga,m enyisakan 110 ton limbah dan membuang 200 ton lapisan permukaan tanah. Setiap tahunnya, pertambangan di Amerika Serikat menghasilkan limbah padat yang beratnya hampir menyamai 9 kali jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat AS dan kawasan perkotaan. Jumlah total limbah bijih, belum termasuk permukaan tanah yan g dibuang hingga saat ini telah mencapai angka 90 miliar ton limbah. Untuk memahami mengapa limbah tersebut sangat berbahaya, kita harus memperhatika n kandungan bahan-bahan beracun yang terdapat dalam limbah tersebut. Mari berbicara tentang emisi beracun. Perusahaan pertambangan logam adalah salah satu industri yang turut menyumbang zat emisi beracun. Di AS, perusahaan pertam bangan diharuskan membuat laporan mengenai kandunagan emisi, namun laporan terse but terkesan meragukan. Laporan di tahun 2001 menyebutkan bahwa produksi tambang logam menghasilkan 1.30 0 ton limbah, sekitar 46 persen jumlah total limbah ( emisi arsenik dan emisi ti mah) di AS. Dimana limbah tersebut berasal dari kandungan bijih yang seringkali mengalir keluar dari gundukan limbah batuan. Bahan beracun lainnya timbul dari proses ekstraksi (penyulingan), seperti yang d ilakukan untuk memisahkan emas dari bijih. Untuk dapat melakukan itu, digunakan teknik Cyanida Heap Leaching atau penyucian gundukan. Bijih yang mengandung emas di hancurkan, ditimbun, dan disiram dengan larutan sianida, dan menghasilkan te tesan yang mengandung emas. Hasil yang didapat berupa larutan emas sianida yang terkumpul didasar tumpukan,d an dipompa menuju kilang.Disinilah emas dan sianida terpisah secara kimiawi, ber ikutnya sianida disimpan kembali di bak penampungan. Setiap kali mendapatkan gundukan bijih emas yang baru, dilakukan penyucian selam a berbulan-bulan. Dengan masa kontrak dan skala aktifitas pertambangan yang bias anya mencapai beberapa dekade, maka pencemaran sianida di sekitar lokasi pertamb angan sudah pasti terjadi. Sianida sebesar satu butir beras saja dapat berakibat buruk bagi manusia, sedang kan 1 mikro gram konsentrat sianida per liter air, dapat berakibat buruk bagi ik an.

You might also like