You are on page 1of 4

Resume

Manusia Dalam Pandangan Islam


Rury Siti Ruhaniah 1115081035

A. MANUSIA ALAM ANDANGAN ISLAM 1. Diba ik iwayat Ada a.s Dalam menghadapi problem kemanusiaan dan menjawab per anyaan klasik mengenai Apakah manusia itu? , maka akan lebih bijak jika mengkaitkannya dengan riwayat Nabi Adam as yang bersumber pada al-quran dan hadits. Hal ini menjadi penting karena perlunya telaah psikologi yang berdasarkan atas pertimbangan bahwa dalam agama Islam, nabi Adam as diciptakan langsung oleh Kuasa dan Kehendak Ilahi adalah manusia pertama dan merupakan prototype manusia pada umumnya. 2. Penciptaan Manusia Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan Adam dari tanah dan meniupkan Ruh-nya kedalam diri Adam serta memerintahkan para malaikat bersujud kepada Adam. Mereka patuh dan sujud kepada Adam, namun tidak dengan iblis. Iblis menganggap dirinya jauh lebih tinggi dari Adam karena diciptakan dari api. Kemudian Allah SWT mengajarkan seluruh nama dan rahasia alam semesta kepada Adam as. Sebagai pasangan dan istri Adam, Allah SWT menjadikan seorang wanita dari Adam sendiri serta memberi izin kepada mereka untuk tinggal di dalam surga sesuka hati, hanya saja tidak diperkenankan mendekati sebuah pohon tertentu dan memakan buahnya. Dikisahkan bahwa Allah SWT mempercayakan suatu amanah pada Adam as dan Adam menerimanya, dimana sebelumnya amanah itu telah ditawarkan pada langit, bumi dan gunung tetapi mereka menyatakan tidak sanggup. Namun, atas bujuk rayu iblis, Adam mengkhianati amanah dan diusir dari surga. Adam dan Hawa tinggal di dunia dengan pengetahuan yang dimilikinya. 3. Manusia : Kha ifah Allah di Muka Bumi Manusia adalah makhluk dan Tuhan adalah khalik. Kedudukan manusia sebagai makhluk dan relasi antara ciptaan dan pencipta ini memberi corak khusus pada eksistensi manusia. Dalam artian manusia tidak sendiri dalam menjalani hidupnya. Selain itu, dalam ajaran Islam, Allah SWT adalah pusat segala galanya, tumpuan, tujuan, puja dan puji. Dengan demikian konsep manusia menurut Islam adalah bercorak Theosentris buksn homosentris seperti pandangan sebagian besar ahli psikologi. Manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi serta perintah pada malaikat untuk bersujud pada nabi Adam SWT menandakan bahwa martabat manusia dalam Islam sangatlah tinggi melebihi humanistic ataupun konsep hak asasi manusia. 4. Komponen Penciptaan Manusia : Tanah dan uh Allah SWT menciptakan Adam dari tanah dan meniupkan Ruh-nya kedalam diri Adam, sehingga ia menjadi hidup, mampu mengingat, berpikir, berkehendak, merasa, mencintai dan membenci. Kedua unsur tersebut, tanah dan ruh merupakan kutub yang berlawanan, dimana posisi ruh berada luhur di atas dan tanah rendah di bawah. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri manusia terdapat dua kemungkinan yaitu manusia dapat meraih derajat setinggi-tingginya atau serendah-rendahnya. Manusia memiliki kebebasan untuk mendorong dirinya mendekatkan pada yang luhur atau ke arah tanah. Hal ini disebut dengan kehendak bebas (the freedom of will). Inilah keunggulan manusia dibandingkan makhluk lainnya. Ia memiliki kebebasan untuk menentukan jalan kehidupannya, jalan kebenaran atau kejahatan.

Namun, hal yang harus diingat yaitu, kebebasan berkehendak ini tak dapat dilepaskan dari tanggung jawab terhadap putusan yang diambil serta memikul akibat dari perbuatannya itu. 5. Adam dan Kisahnya Allah SWT mengajarkan Adam as nama nama seluruh benda dan rahasia alam semesta yang tidak diajarkan pada para malaikat. Nama menunjukkan sesuatu. Nama adalah ekuivalen dengan konsep atau lambang yang kesemuanya merupakan ungkapan dari kemampuan pikir, akal dan kecerdasan. Akal dan kemampuan menggunakan symbol adalah satu kualitas insane yang membedakan manusia sebagai animal symbolicum. Selain itu, hadirnya ibu Hawa di samping Adam as menunjukkan dimensi kehidupan manusia bersama dengan orang lain, dimensi sosial. Dunia sosial berkenaan dengan apa yang boleh dan apa yang dilarang untuk dilakukan adalah tak terpisahkan dari eksistensi manusia. Dan kesadaran normatifpun merupakan ciri khas manusia. B. INSAN PARIPURNA : INTEGRASI KESADARAN KETUHANAN DAN KESADARAN KEMANUSIAAN Insan paripurna adalah manusia yang mampu memadukan dan menyeimbangkan kesadaran ketuhanan (hablun minallah) dan kesadaran kemanusiaan (hablun minannas). Dalam AlQuran dijelaskan terdapat dua macam hubungan yang dilakukan oleh manusia agar selamat dunia akhirat yaitu hablun minallah yakni hubungan manusia dengan Allah SWT dan hablun minannas yakni hubungan manusia dengan sesama manusia. Seharusnya kedua hubungan tersebut harus seimbang adanya, namun manusia adalah pusat dan penentu terjadinya kedua hubungan tersebut. Manusia beribadah pada Allah dan bersilaturrahmi dengan manusia, ia mengenal kekuatan dan kelemahan diri serta berusaha mengembangkan diri. Manusia mampu menentukkan kualitas baik buruk kedua hubungan tersebut. Namun yang harus diperhatikan, hablun minannas harus sesuai dengan tuntutan Ilahi dan pengalamannya harus diniatkan untuk beribadah pada -Nya, sesuai dengan konsep Theosentrisme. C. MENGAKTUALISASI POTENSI INSANI Salah satu potensi manusia yaitu kecerdasan spiritual. Kecerdasan itu sendiri merupakan segala hal yang berkaitan dengan kemampuan untuk meraih suatu tujuan dan menghadapi masalah dengan jalan memfungsikan akal budi dan menerapkan secara efektif untuk menghadapinya. Di lain sisi, dimensi spiritual merupakan hal penting karena merupakan sumber daya rohaniah yang tinggi. Spiritual atau daya kerohanian ini sebagian besar tidak disadari, tetapi dapat, bahkan perlu untuk lebih disadari dan direalisasikan dalam meraih kehidupan bermakna. Dengan demikian kecerdasan spiritual dapat bermakna sebagai suatu ragam kecerdasan yang menyadarkan manusia akan arti hidup, serta memungkinkan manusia berpikir secara lebih luas, mendalam dan dinamis, sehingga manusia merasa dirinya utuh sebagai pribadi secara intelektual, emosional dan spiritual. Terdapat beberapa komponen kecerdasan spiritual, antara lain:  Kemampuan untuk mengungguli hal hal yang bersifat fisik dan materi

 Kemampuan untuk mengalami kondisi kesadaran yang tinggi  Kemampuan mengaitkan berbagai kegiatan, peristiwa, dan hubungan dengan suatu yang suci dan bersifat ketuhanan  Kemampuan untuk memanfaatkan sumber sumber rohaniah untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan  Kemampuan untuk mengungkapkan kebajikan dan menjadi orang baik Psikologi Islam sebagai suatu corak psikologi yang dilandasi konsep manusai menurut ajaran Islam mendukung adanya kecerdasan spiritual. Salah satu perkembangannya yaitu adanya konsep ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Dimana dalam konsep ini adanya pengembangan karakter manusia menjadi lebih baik dengan melalui langkah langkah yaitu kesadaran pada fitrah manusia (God Spot) yang perlu dibebaskan melalui penjernihan emosi (Zero Mind Process) diperkokoh dengan dasar pembangunan mental (Mental Building) kemudian barulah meningkatkan ketangguhan pribadi dan ketangguhan sosial. Konsep kecerdasan spiritual dalam psikologi dan tasawuf jelas berbeda karena dalam psikologi kecerdasan dapat menjadikan seseorang meyakini atau tidak meyakini adanya keterlibatan Tuhan. Sehingga manusia seharusnya menjadikan ajaran ajaran tasawuf landasan dalam perkembangan setiap sisi kecerdasannya, intelektual, emosional dan spiritual. D. MANUSIA DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI DAN ISLAM : SEBUAH PERJUMPAAN Psikologi dianggap sebagai upaya manusia untuk membuka rahasia hukum Tuhan yang bekerja pada diri manusia dengan menggunakan segenap daya akal budi manusia dan keimanannya. Meskipun demikian tidak mampu menjelaskan secara keseluruhan sunatullah, sekalipun sunatullah itu sendiri tersirat dan tersurat dalam ayat -ayat Alquran.

You might also like