You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI ASAM AMINO

Disusun Oleh: Kelompok VIII Anggota: Ai Susilawati Erik Herdiansyah Noyalita Khodijah Saedi Heryanto

Sri Rahayu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2011

INDENTIFIKASI ASAM AMINO A. DASAR TEORI Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Asam amino juga sebagai molekul organik yang memiliki gugus karboksil dan gugus amino. asam amino merupakan struktur terkecil dari protein. Semua asam amino bersifat amfoter karena mempuyai paling sedikit satu gugus karboksil yang bersifat asam dan satu gugus amino yang bersifat basa dalam molekul yang sama, suatu asam amino mengalami reaksi sam basa internal yang menghasilkan suatu ion dipolar yang disebut Zwitterion. Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, Dengan cara ini diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-asam amino terstuktur yang lain. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu

gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam -amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

B. Tujuan Percobaan a) Mengetahui perubahan warna yang terjadi pada semua reaksi b) Mengetahui sifat-sifat Asam amino c) Menentukan kandungan asam amino dari suatu ekstrak asam amino. C. Alat dan Bahan a. Tabung Reaksi b. Pipet c. Rak tabung reaksi d Pembakaran spirtus e. HGL (0,1 mol/L) f. NaOH (0.1 mol/L) g. Etanol h. Kloroform i. Larutan Natrium Bisulfat j. Larutan NaCl jenuh k. Air l. Bahan uji Larutan asan amino (glisin, asam encer, alkali) m. asam nitrat pekat n. fenol o. bahan uji larutan asam amino (glisin, L-alanin, lisin, Tyrosin) p. Preaksi Millon q. Natrium Nitrit

D. Cara Kerja 1. Uji Kelarutan Asam Amino Menguji kelarutan asam-asam amino dengan menggunakan air, asam encer, alkali encer, etanol, dan kloroform 2. Uji Reaksi Xanthoprotein Memasukan Larutan yang diuji ke dalam tabung reaksi yang berbeda fenol sebagai masing-masing sebanyak 0,5 mlo. dengan Menggunaka pembanding. menambahkan kedalam setiap tabung reaksi asam nitrat pekat dengan jumlah yang sama,. Lalu di panaskan dengan hati-hati, dan di dinginkan kembali dengan air. Warna yag terjadi diamati Ke dalam tabung reaksi diteteskan NaOH sampai larutan dalam tabung

menjadi basa. Dan perubahan warnanya di amati. 3. Uji Reaksi Millon Menambahkan masing-masing 5 tetes pereaksi millon kedalam 1ml larutan yang akan diuji dan dimasukan kedalam penangas air (1000ml) selama 10 menit. Lalu didinginkan dengan temperature kamar kemudian diteteskan 5 Jika berwarna merah, itu menandakan reaksi positif. tetes larutan natrium nitrit,

E. Data Pengamatan 1. Uji Kelarutan Asam Amino Glisin Air Larut Natrium Bisulfat Larut Larut KOH Larut Larut Alkohol Tidak Larut Tidak Larut NaOH Larut Larut Kloroform Larut Larut HCl Larut Larut

L-Alanin Larut

Lisin Asam

Larut Tidak

Larut Larut Larut

Larut Larut Tidak Larut

Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut

Larut Tidak Larut Larut

Larut Larut

Larut Tidak Larut

Glutamat Larut Tyrosin Tidak Larut

Larut Tidak Larut Larut

2. Reaksi Xanthoprotein Asam Amino Glisin L-alanin Lisin Asam Glutamat Tirosin Fenol 3. Reaksi Millon Asam Amino Awal Pereaksi Millon Glisin Bening Bening L-alanin Bening Keruh Lisin Bening Keruh Asam Glutamat Bening Bening Tirosin Merah mengendap Merah (+) Ket : Hanya Asam amiono tirosin yang bereaksi positif . Natrium Nitrit Karuh Keruh Keruh Keruh Merah (+) HNO3 Pekat Bening Bening Bening Bening Bening Kuning NaOH Bening Bening Bening Bening Kuning Kuning

F. Pembahasan Indentifikasi asam amino ada Tiga Percobaan yang pertama Uji kelarutan Asam Amino, yang ke dua Reaksi Xanthoprotein, dan yang ke tiga Reaksi Millon 1. Uji Kelarutan Uji Kelarutan merupakan uji untuk mengetahui ada atau tidaknya noda dan larut atau tidaknya suatu sampel untuk mngetahui termasuk larutan non polar atupun polar. Dari hasil pengamatan diperoleh glisin, alanin, dan lisin dapat larut dalam pelarut polar yaitu air, HCl,

Glisin dapat larut karena Glisina merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karena strukturnya sederhana. Sebagai misal, glisina adalah satu-satunya asam amino internal pada heliks kolagen, suatu protein struktural. Asam amino yang dicampur Natrium bisulfat pada Glisin, L-alanin, dan Lisin Larut Tapi pada Asam Glutamat dan Tyrosin tidak Larut. Asam Amino+KOH Hasilnya sam aseperti pada yang ditambahkan air juga Natrium bisulfat. Pada asam amino yang di campur dengan alkohol hasilnya pada pada semuanya tidak ada yang larut 2. Uji Reaksi Xantrhoprotein Tujuan uji Rewaksi Xantroprotein ini untuk menunjukkan adanya gugus benzene (cincin fenil). Reaksi positif pada uji xantroprotein adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning. Pada uji ini digunakan larutan HNO3 yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus benzena. Reaksi yg terjadi yaitu nitrasi pada inti benzene yang terdapat pada molekul protein. Dari data pengamatan dapat dilihat setelah ditambahkan HNO3 hanya tirosin yang menunjukan reaksi positif berwarna kuning, sedangkan fenol digunakan sebagai pembanding. Hal ini menunjukan bahwa tirosin memiliki gugus benzena. 3. Uji Reaksi Millon Uji millon bertujuan untuk mengetahui reaksi positif pada larutan asam amino yang dicampur dengan natrium nitrit juga pereaksi millon. Dan pada praktek uji Reaksi millon Asam amino dengan preaksi milon pada glisin berwarna bening. Sedangkan pada reaksi millon yang disampur dengan natrium nitrit lisin berwarna keruh. Pada larutan L-alanin. Lisin, Asam Glutamat semuanya bereaksi negatip baik pada yang di campur dengan larutan pereaksi millon juga dengan natrium nitrit. Dan pada uji ini hanya asam amino tirosin saja yang bereaksi positif. Hal ini berkaitan dengan prinsip dari uji millon, yaitu adanya pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. G. Kesimpulan a. Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2)

b. Asam amino fungsisinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. c. Pada uji kelarutan yang menggunakan alcohol smuanya tidak larut dalam pelarut asam amino d. Glisin dapat larut karena Glisina merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karena strukturnya sederhana. Sebagai misal, glisina adalah satu-satunya asam amino internal pada heliks kolagen, e. pada uji Millon hanya asam amino tiroksin saja yang bereaksi positif.

Lampran Pertanyaan : 1. Mengapa tidak semua asam amino larut dalam pelarut tersebut ?

Secara teori asam amino hanya akan larut dalam pelarut polar, hal ini dibuktikan pada percobaan yang telah dilakukan. 2. Tuliskan rumus bangun untuk masing-masing asam amino ? Jawab:

Struktur asam amino

Rumus Glisin C2H5NO2

Rumus Asam L-glutamat C5H9NO4 Rumus L-Alanin C3H7NO2

Rumus Lisin C6H14N2O2

Rumus Tirosina C9H11NO3

3. Prinsip dasar apa yang digunakan dalam Indentifikasi asam amino? Larut atau tidaknya asam amino pada berbagai macam pelarut

4. Mengapa fenol digunakan dalam pembanding pada uji Xanthoprotein ? Hal ini dikarenakan fenol bereaksi positif terhadap asam nitrat.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI ASAM AMINO

Disusun Oleh: Kelompok VIII Ai Susilawati (H1A0901026) Erik Herdiansyah (H1A0901 Noyalita Khodijah (H1A090 Sri Rahayu (H1A090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI (UMMI) 2011

You might also like