You are on page 1of 48

I.

MUKADIMAH 1. LANDASAN FILOSOFIS A. Indonesia, Negara yang besar dan terbentang luas terdiri dari beribu-ribu pulau dan beraneka ragam suku, budaya serta agama dalam wilayah Nusantara yang setiap pelosok Desa dan Daerah penuh dengan isi harta kekayaan di dalam kandungan bumi serta hasil lautnya adalah merupakan Asset milik Bangsa Indonesia untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat sesuai cita cita Proklamasi Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang maknanya tertera dan tertuang didalam Pancasila dan Undang undang Dasar 1945 Bab XIV Pasal 33 (tiga puluh tiga). B. Didorong dengan semangat serta tekad yang kuat sesuai cita cita para leluhur maka sebagai generasi penerus Bangsa memiliki kewajiban untuk menjemput Proklamasi yang telah diantar oleh para Pini Sepuh Pejuang Bangsa dan baru sampai di depan pintu gerbang Kemerdekaan sehingga perlu di-Aklamasikan untuk menjadi cermin sejarah perjalanan kehidupan Putra Putri Indonesia dan sebagai tuntunan dalam meneruskan cita cita para leluhur dengan melangkah maju menuju kehidupan Rakyat Merdeka : Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Tenterem Kertoraharjo . C. Pengambilan keputusan Lembaga yang berkaitan dengan kegiatan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan ini dimulai dari Pusat sampai di Daerah berada di bawah satu komando oleh Dewan Pendiri yang berpedoman pada AD & ART dan dalam perjalanannya yang tidak bertentangan dengan Undang Undang / Peraturan Hukum Per-Bankan dan Peraturan Perundangan lainya yang berlaku di Negara Indonesia khususnya dan di Internasional pada umumnya demi untuk menjaga citra Lembaga yang akuntable, dinamis dan terpercaya. 2. LANDASAN HUKUM A. Akte Notaris, Nomor : 01 tanggal, 02 Mei 2005 B. Terdaftar dan tercatat dalam Register di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang, No. HT. 01. 04 : 585 : 2005 / PN.TNG, tanggal, 12 Mei 2005. C. Pelaksanaan Undang Undang No: 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan dan Peraturan Pemerintah No : 18 Tahun 1986 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri No : 5 Tahun 1986. D. Undang Undang Dasar 1945 Bab XIV Pasal 33 tentang Bumi dan Laut milik bangsa Indonesia untuk kesejahteraan Rakyat serta Undang Undang No : 32 tahun 2004 mengenai Otonomi Pemerintah Daerah (OTDA) sebagai dasar Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan untuk turut berperan aktif dalam meningkatkan Penghasilan Asli Daerah (PAD) yang digali dari Sumber Daya Alam (Natural Resources) Kebumian dan Kelautan yang pelaksanaannya bermitra dengan Pemerintah Pusat dan Daerah (PEMDA) ditingkat Provinsi maupun ditingkat Kabupaten / Kota.

E.

Keputusan Dewan Pendiri Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan No : 03 / DP. LIPK / III 2006 tanggal 02 Maret 2006.

F. Surat Dukungan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik No : 220/159.DIII, tanggal, 02 Agustus 2006. G. Surat Keterangan Terdaftar dari Departemen Dalam Negeri, D irektorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Cq. Direktur Fasilitasi Organisasi politik dan Kemasyarakatan, No. : 301 / D.III.3 / 2009, tanggal, 28 Desember 2009. 3. LANDASAN OPERASIONAL A. Negara Indonesia yang besar dan terbentang luas terdiri dari pulau pulau, beraneka ragam suku, budaya serta agama dalam wilayah Nusantara yang berada disetiap pelosok daerah. B. Harta kekayaan / Sumber Daya Alam (Natural Resources) didalam kandungan bumi dan hasil lautnya adalah merupakan Asset Talaud sampai Pulau Rote & Ndao. C. Terpeliharanya iklim usaha dan iklim investasi yang kondusif disetiap daerah di wilayah Negara Kesatuan dan Persatuan Republik Indonesia (NEKESPRI). II. PROFIL LEMBAGA INVESTASI 1. WADAH A. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan adalah wadah Investasi untuk Proyek proyek Kemanusiaan (Humanitarian Project) yang bersifat Independent dan berwawasan Daerah maupun Nasional dengan tujuan menggali potensi Sumber Daya Alam (Natural Resources) dan Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang tidak bertentangan dengan Undang undang Peraturan Pemerintah atau Hukum Perbankan dan ketentuan per-Undang-undangan atau peraturan lainnya yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan dan Persatuan Republik Indonesia (NESKEPRI). B. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan berkewajiban mengurus atau menyelesaikan dan mengelola serta mengkordinir maupun mengusahakan sumber pendanaan yang berasal dari dana dinasti, amanah, pinjaman lunak, dana kerjasama dari Investor Dalam Negeri dan Luar Negeri yang diperuntukkan pembiayaan proyek-proyek Kemanusiaan di wilayah Nusantara dalam rangka : 1) 2) 3) Menggali potensi Sumber Daya Alam (Natural Resources) kebumian dan kelautan Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota, dan Propinsi khususnya serta Pemerintah Pusat pada umumnya. Meningkatkan atau membuka lapangan kerja untuk masyarakat desa dalam lingkungan lokasi proyek yang ada di daerah setempat. 4) Meningkatkan pendapatan masyarakat 5) Mengembangkan perekonomian rakyat milik Bangsa Indonesia untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dari Sabang sampai Merauke dan dari Pulau

C.

Lembaga

Investasi

Proyek

Kemanusiaan

berkewajiban

memajukan

dan

meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang proporsional / professional serta dapat bertanggungjawab maupun mandiri dalam menghadapi persaingan sehat untuk menjawab tuntutan Era Globalisasi. D. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan turut berperan menunjang pembangunan infrastruktur yang adil dan rata mulai dari Tingkat Desa / Kelurahan sampai Tingkat PEMDA Kabupaten / Kota dan Propinsi maupun tingkat Nasional. 2. TEMPAT DAN KEDUDUKAN A. Berdiri untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya dan dapat membuat atau mendirikan kantor di wilayah Negara Kesatuan dan Persatuan Republik Indonesia. B. Tempat dan Kedudukan Kantor 1) Kantor Pusat bertempat atau berkedudukan di Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan dan Persatuan Republik Indonesia di sebut Dewan Kepengurusan Pusat (DKP). 2) Kantor Wilayah bertempat atau berkedudukan di ibukota Propinsi disebut Dewan Kepengurusan Wilayah (DKW). 3) Kantor Cabang bertempat atau berkedudukan di Kabupaten/Kota disebut Dewan Kepengurusan Cabang (DKC). 3. AZAS A. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan berazaskan Pancasila dan Undang - undang Dasar 1945. B. Didirikan pada tanggal 2 Mei 2005 sebagai wadah penggabungan dari beberapa kegiatan sejenis yang sebelumnya telah berdiri sendiri. C. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernuansa Kemanusiaan (Humanitarian) dan bersifat independent yang mengedepankan pendekatan partisipatori. 4. MAKSUD A. Maksud pendirian Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan ini adalah

mengembangkan sumber daya (ekonomi dan sosial) yang bertujuan meningkatkan derajat hidup dan perbaikan ekonomi masyarakat atau pendapatan masyarakat sekaligus mitra kerja dari komponen pembangunan lainnya. B. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan ini tetap memperhitungkan keuntungan atau (semi profit oriented). Pengelolaan keuntungan tersebut diperuntukkan bagi :

1) Biaya Operasional Lembaga, biaya riset dan pengkajian, biaya pemasaran. 2) Biaya pengembangan Investasi berikutnya (untuk perputaran Modal Investasi Lembaga) sehingga dana Investasi Kemanusiaan tersebut tidak habis dalam putaran Investasi tetapi merupakan Investasi yang berkesinambungan sampai ke tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang makmur sejahtera. 3) Biaya keperluan sosial (non profit oriented) berupa pembangunan sarana dan prasarana untuk peningkatan taraf hidup masyarakat baik sektor ekonomi, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, peribadatan, transportasi, perdagangan dan industri kecil yang menengah. C. Berperan aktif meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara menggali potensi badan, mengelola Sumber Daya Alam (Natural Resources) secara proposional dan professional dalam rangka mewujudkan pembangunan yang adil dan merata dari berbagai sektor. D. Perekonomian merupakan landasan dasar atau pondasi perkembangan kehidupan manusia dimana perekonomian yang baik akan tercermin dari prilaku masyarakat. 5. TUJUAN A. Menggali potensi Sumber Daya Alam (Natural Resources) yang potensial setiap wilayah dan cabang di daerah yang dapat dijadikan satu proyek secara legal dan tidak bertentangan dengan kondisi sosial : adat istiadat, agama, tatanan budaya, tidak merusak lingkungan disekitar masyarakat serta tidak bertentangan dengan hukum wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia : 1) Proyek yang dilaksanakan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan mengacu pada peraturan pemerintah dan program pembangunan nasional dan daerah dengan prioritas untuk mengusahakan pemerataan pembangunan perekonomian maupun pemerataan infrastruktur yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dipedesaan sampai dengan masyarakat perkotaan. 2) Infrastruktur yang baik akan memperlancar kegiatan ekonomi suatu wilayah dan akan berpengaruh pada bidang lainnya seperti : pendidikan, perhubungan, kesehatan, kebudayaan, penyuluhan hukum, politik, keamanan, gotong royong, keagamaan dan sosial. 3) Peningkatan kualitas dalam berbagai bidang kehidupan akan berpengaruh pada pola pikir masyarakat agar selalu berpikir positif dan memliki optimisme dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. B. Meningkatkan dan menunjang pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang baik dan berkualitas akan berdampak pada pola pikir manusia dalam menghadapi berbagai tantangan didalam era keterbukaan :

1) Dengan Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang baik akan mewujudkan masyarakat yang mandiri serta masyarakat yang produktif dan tidak bergantung serta penuh inovasi sehingga mampu bersaing secara professional dengan masyarakat lainnya. 2) Masyarakat yang produktif ialah masyarakat yang mampu menghasilkan suatu hasil dan dapat dimanfaatkan bagi khalayak ramai serta bersaing dalam menjawab tuntutan era keterbukaan dan persaingan global. 6. SUMBER DANA Sumber Dana Proyek Kemanusiaan diperoleh dari : A. Para Pemilik Dana / Asset atau Cash Collateral serta Instrument Bank yang berada di Bank Pemerintah / Bank Swasta maupun pada Bank Asing di Dalam Negeri dan Luar Negeri. B. Dana yang berasal dari : 1) Dana Kerjasama 2) Dana Pinjaman Lunak 3) Dana Hibah 4) Sumbangan Pihak Ketiga 5) Dana Dinasti 6) Dana Amanah 7) Dana Wakaf 8) Dana Wasiat / Pelimpahan. C. Sumber pendanaan lainnya yang sejalan dengan Visi dan Misi Lembaga serta mitra usaha dari Dalam maupun Luar Negeri untuk membiayai, sektor pembangunan ekonomi dan Sosial Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan. D. Pembagian keuntungan usaha yang disisihkan untuk membiayai kegiatan Lembaga. E. Laba perputaran Investasi. 7. SUSUNAN DEWAN PENGURUS A. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan mempunyai struktur organisasi yang berfungsi sebagai garis komando antar pimpinan / bidang dan bagian sesuai tugas dan tanggungjawab. B. Dalam pembagian wilayah kerja operasional bahwa pimpinan Lembaga tingkat pusat berada di ibukota Negara ; pimpinan Lembaga wilayah di tingkat Propinsi dan pimpinan Lembaga cabang berada di tingkat Kabupaten / Kota mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sama dalam usaha mencapai target dan sasaran usaha satu tujuan ; kepengurusan Lembaga hanya dibedakan dalam pembagian tingkat wilayah tersebut

diatas dan apabila memungkinkan dapat dibentuk pula di Kecamatan/Desa/ Kelurahan, namun dalam membangun kinerja usaha dari daerah sampai pusat merupakan satu kesatuan. C. Dari masing-masing tingkatan kepengurusan mempunyai : bidang dan bagian yang saling berkoordinasi dan mendukung kegiatan operasional dan administrative Lembaga Investasi D. Susunan Dewan Pengurus Lembaga Investasi adalah : 1). Pada Tingkat Pusat : a). Dewan Pendiri : Merupakan orang yang memiliki inisiatif dan memprakarsai pembentukan Lembaga Investasi yang telah dituangkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga. Terdiri dari seorang ketua dan 4 orang anggota pendiri. Dewan Pendiri berkewajiban : Mengusahakan, mengkoordinir serta mengelola sumber dana yang berasal dari para Pemilik Asset / Cash Collateral di Dalam dan Luar Negeri untuk pembiayaan Proyek-proyek Kemanusiaan dalam rangka menggali potensi Sumber Daya Alam (Natural Resources) dan Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang ada disetiap daerah atau wilayah. Dewan Pendiri mengangkat badan lainnya sebagai pelaksana yang bertanggungjawab langsung pada pekerjaannya yakni : Badan Pembina, Badan pengkajian, Badan pengurus serta bidang dan bagian yang bertanggungjawab kepada Dewan Pendiri Lembaga dalam hal ini sebagai penanggungjawab kepada pemilik dana atau asset. Mengangkat Dewan Kepengurusan Wilayah (DKW) tingkat Propinsi. Mengangkat Dewan Kepengurusan Cabang (DKC) tingkat Kabupaten / Kota. b). Badan Pembina : Diangkat secara perorangan yang berasal dari tokoh masyarakat, agama, intelektual yang berwawasan nasional, serta perorangan tersebut bisa dari Dalam maupun Luar Negeri.

Diangkat dari perorangan sebagai Pemilik Dana atau Asset / Cash Collateral yang dialokasikan kedalam Account atas nama Lembaga.

Tugas Badan Pembina adalah : Sebagai Pengawas pada kegiatan Lembaga Memberikan pengarahan dan pembinaan dalam proses kegiatan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan agar dapat terus berjalan sesuai harapan masyarakat, Pemilik Dana / Asset dan sesuia cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Diangkat dengan Surat Keputusan Badan Pendiri. c). Badan Pengkajian : Diangkat secara perorangan oleh Badan Pendiri ; yang pengangkatannya diatur dengan Surat Keputusan. Menguasai bidang keahlian masing-masing untuk merencanakan dan melakukan study kelayakan rencana proyek yang akan didanai Lembaga. Memutuskan daerah. Mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menganalisa Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia secara professional yang dapat melibatkan kalangan akademisi, tokoh masyarakat, agama, tokoh adat setempat yang memilik wawasan nasional dan internasional. Melaksanakan kegiatan penyiapan tenaga kerja professional yang menguasai teknologi yang di terapkan oleh Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan. atau menetapkan layak tidaknya suatu proyek

Kemanusiaan yang akan dilakukan oleh Lembaga Kemanusiaan disetiap

d).

Badan Pengurus : Dipilih secara perorangan secara profesional sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Sebagai pengurus harian untuk mengatur administrasi / management Lembaga Investasi. Diangkat oleh Badan Pendiri dengan Surat Keputusan.

e).

Bidang dan Bagian : Dipilih secara perorangan dan profesional sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Mengatur administrasi atau management secara profesional dan administrasi pada bidang tugasnya. Menyusun perencanaan / program / pendataan / pelaporan sesuai dengan bidang dan tugasnya. Diangkat dengan Surat Keputusan Badan Pendiri. Susunan Bidang sebagai berikut : Bidang pengembangan Sumber Daya Alam : dipimpin oleh seorang kepala bidang dan sub bidang dipimpin oleh seorang kepala sub bidang. Bidang pengembangan Sumber Daya Alam terdiri dari : Sub bidang pertanian / perkebunan / kelautan / perikanan dan peternakan. Sub bidang perdagangan / industri / pariwisata dan kebudayaan. Sub bidang pertambangan dan energi / lingkungan hidup dan kehutanan. Sub bidang pengairan / perhubungan dan pengembangan infrastruktur. Bidang pengembangan Sumber Daya Manusia : Dipimpin oleh seorang kepala bidang sub bidang dipimpin oleh kepala sub bidang. Bidang pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri dari : o Sub bidang sosial / keagamaan / koperasi / kesehatan / penanggulangan orang miskin dan terlantar. o o Sub bidang hukum dan perijinan serta keamanan. Sub bidang kerjasama antar Lembaga / pemberdayaan masyarakat / komunikasi dan informasi. o Sub bidang pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia / riset dan penelitian. Bagian Tata Usaha

Dipimpin oleh seorang kepala bagian Tata Usaha dan bagian dipimpin oleh kepala sub bagian. Bagian Tata Usaha terdiri dari : o Sub bagian administrasi umum / perlengkapan /

kepegawaian. o o Sub bagian keuangan dan kebendaharaan. Sub bagian perencanaan / program / pengolahan data / pelaporan. 2). Susunan Dewan Kepengurusan Wilayah (DKW) pada Tingkat Propinsi : Susunan Dewan Kepengurusan Wilayah (DKW) pada tingkat Propinsi terdiri dari: a). b). c). Badan Pengkajian : terdiri dari ketua dan anggota. Badan Pengurus : ketua, wakil ketua, sekretaris dan wakil sekretaris. Bidang dan bagian terdiri dari : Bidang pengembangan Sumber Daya Alam : Dipimpin oleh seorang kepala bidang sedangkan sub bidang dipimpin oleh kepala sub bidang. Sub bidang pada bidang pengembangan terdiri dari : Sub bidang pertanian / perkebunan / peternakan / kelautan dan perikanan. Sub bidang perdagangan / industri / pariwisata / kebudayaan Sub bidang pengairan / perhubungan / pengembangan infrastruktur. Sub bidang pertambangan umum dan energi / lingkungan hidup dan kehutanan. Bidang pengembangan Sumber Daya Manusia : Dipimpin oleh seorang kepala bidang sedangkan sub bidang dipimpin oleh kepala sub bidang yang diangkat dengan keputusan Dewan Pendiri. Bidang pengembangan SDM memiliki sub bidang antara lain :

Sub bidang sosial / keagamaan / koperasi / kesehatan / penanggulang kemiskinan dan bencana alam.

Sub bidang hukum dan perizinan atau keamanan. Sub bidang hubungan kerja mitra Lembaga / pemberdayaan masyarakat / komunikasi dan informasi Sub bidang pendidikan dan kebudayaan pengembangan Sumber Daya Manusia / riset dan penelitian. Bagian Tata Usaha
Dipimpin oleh kepala bagian tata usaha, sedangkan sub bagian

dipimpin oleh kepala sub bagian yang diangkat dengan Surat Keputusan. Sub bagian pada bagian Tata Usaha terdiri dari : Sub bagian administrasi umum / perlengkapan / kepegawaian. Sub bagian keuangan dan perbendaharaan Sub bagian perencanaan / program / pengolahan data / pelaporan. 3). Susunan Dewan Kepengurusan Cabang (DKC) pada Tingkat Kab/Kota : Susunan Dewan Kepengurusan Cabang (DKC) tingkat Kab / Kota terdiri dari : a). b). Badan pengkajian / pembinaan / pengawasan dan evaluasi Dewan Pengurus terdiri dari : ketua, wakil ketua, dan sekretaris ditetapkan dengan Surat Keputusan Badan Pengurus wilayah berdasarkan persetujuan dan rekomendasi Dewan Pengurus Pusat. c). Bidang dan Bagian terdiri dari : Bidang pengembangan Sumber Daya Alam : Dipimpin oleh seorang kepala bidang sedangkan sub bidang dipimpin oleh kepala sub bidang. Sub bidang pada bidang pengembangan SDA terdiri dari : Sub bidang pertanian / perkebunan / peternakan / kelautan dan perikanan. Sub bidang perdagangan / industri / pariwisata / kebudayaan

Sub bidang pertambangan umum dan energi / lingkungan hidup dan kehutanan. Bidang pengembangan Sumber Daya Manusia : Dipimpin oleh seorang kepala bidang sedangkan sub bidang dipimpin oleh kepala sub bidang. Diangkat dengan Surat Keputusan. Sub bidang pada bidang pengembangan SDA terdiri dari : Sub bidang sosial / keagamaan / koperasi / kesehatan / penanggulangan kemiskinan dan bencana alam. Sub bidang hukum dan perizinan atau keamanan. Sub bidang hubungan kerja mitra Lembaga/pemberdayaan masyarakat/komunikasi dan informasi Sub bidang pendidikan dan kebudayaan pengembangan Sumber Daya Manusia / riset dan penelitian. Bagian Tata Usaha Dipimpin oleh kepala bagian tata usaha, sedangkan sub bagian dipimpin oleh kepala sub bagian. Diangkat dengan Surat Keputusan

Sub bagian pada bagian Tata Usaha terdiri dari : Sub bagian administrasi umum / perlengkapan / kepegawaian. Sub bagian keuangan dan perbendaharaan Sub bagian perencanaan / program / pengolahan data / pelaporan. 4). Susunan Dewan Kepengurusan tingkat Kecamatan / Desa / Kelurahan: a). Hanya dapat dibentuk apabila sangat dibutuhkan dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas internal Lembaga. b). Susunan kepengurusan mengikuti susunan pengurus tingkat Kabupaten/Kota.

III. 1.

MEKANISME DAN PROSEDUR KERJA DEWAN PENDIRI : A. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Kepengurusan Pusat, Dewan Kepengurusan Wilayah dan Dewan Kepengurusan Cabang. B. Menyusun garis-garis besar program pusat untuk ditindaklanjuti oleh DKW dan DKC. C. Mengadakan pembinaan umum kepada Dewan Kepengurusan Wilayah dan Dewan Kepengurusan Kabupaten / Kota. D. Menyediakan alokasi biaya kegiatan Lembaga Investasi untuk Dewan Kepengurusan Pusat, Dewan Kepengurusan Wilayah dan Dewan Kepengurusan Cabang. E. Melakukan pengendalian dan verifikasi kegiatan Lembaga Investasi tingkat Wilayah dan tingkat Cabang. F. Menyelesaikan masalah kegiatan Lembaga di tingkat Pusat / Wilayah dan Cabang. G. Menanggapi berbagai laporan dari DKW dan DKC serta membuat laporan untuk Presiden dan Menteri terkait. H. Bertanggungjawab seluruh kegiatan yang berdasar pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dari tingkat Pusat sampai di Kepengurusan Wilayah dan Kepengurusan Cabang di Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan dan Persatuan Republik Indonesia (NEKESPRI). 2. DEWAN KEPENGURUSAN WILAYAH (DKW) A. Mengadakan pembinaan umum kepada Dewan Kepengurusan Wilayah setempat dan Dewan Kepengurusan Cabang di Kabupaten / Kota. B. Menyusun program-program Wilayah berlandaskan garis-garis besar program dari Dewan Kepengurusan Pusat (DKP). C. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan Dewan Kepengurusan Wilayah (DKW). D. Membuat laporan rutin kegiatan setiap bulan yang disampaikan kepada Dewan Kepengurusan Pusat (DKP) dan Gubernur serta instansi terkait.

3.

DEWAN KEPENGURUSAN CABANG (DKC) A. Melakukan pembinaan umum internal pada Dewan Kepengurusan Cabang maupun pada tingkat Kecamatan / Kelurahan dan mitra kerja setempat. B. Menyusun dan menetapkan rencana kerja DKC berdasarkan rencana kerja pusat dan rencana kerja wilayah.

C. Mengoperasikan program DKP dan DKW yang dibuat berdasarkan garis-garis besar program DKP dan program DKW. D. Membuat laporan rutin kegiatan setiap bulan yang disampaikan kepada DKW/ DKP / Bupati / Walikota dan instansi terkait tingkat Kabupaten / Kota.

4.

MEKANISME / PROSEDUR KERJA. Mekanisme / Prosedur Kerja yang lebih bersifat operasional dapat ditindaklanjuti dengan JUKNIS dengan mengacu pada profil dan pedoman kerja serta hal-hal yang sangat prinsipil dan yang berkaitan dengan rahasia Perusahaan perlu dikonsultasikan dengan Badan Pendiri / DKP.

5.

PERSYARATAN MENJADI ANGGOTA A. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. B. Setia, jujur dan loyal kepada Visi dan Misi Lembaga. C. Patuh dan taat kepada keputusan Lembaga dan tata tertib Lembaga. D. Perseorangan yang memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang dibutuhkan dalam struktur organisasi Lembaga. E. Sebagai badan pengurus tetap adalah badan pendiri dan badan pembina tingkat pusat. F. Mampu memelihara rahasia management Lembaga Investasi ini baik pada saat masih aktif dan tidak aktif lagi dalam kepengurusan Lembaga Investasi.

6.

SANKSI Anggota / pengurus lembaga wajib mematuhi semua peraturan yang telah diberlakukan pada lembaga tingkat pusat, propinsi, Kota/kabupaten yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan lembaga karena korupsi, melalaikan tugas dan tanggung jawab , desersi, atau melakukan kegiatan yang merugikan lembaga untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu merupakan tanggung jawab pribadi dan akan diselesaikan oleh lembaga melalui jalur hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NESKEPRI) pada setiap masing-masing pada Departement HAM di wilayah lembaga.

IV. 1.

VISI DAN MISI VISI : Visi yang terpatri dalam cita-cita luhur Proklamasi 1945 antara lain terciptanya kesejahteraan umum dan kehidupan bangsa yang cerdas dan berkeadilan sosial, dalam

perjalanan memerlukan percermatan terhadap kenyataan adanya perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut menyangkut berbagai segi kehidupan bernegara dan bermasyarakat antara lain : kehidupan yang adil dan sejahtera, kepatuhan terhadap hukum, kehidupan ekonomi, kehidupan berbudaya dan menikmati pendidikan secara merata. Perubahanperubahan yang terjadi tidak hanya bersumber dari Dalam Negeri sendiri melainkan juga dari Luar Negeri antara lain : A. Perubahan Dalam Negeri yang mendasar adalah pelaksanaan Otonomi Daerah yang memberikan otonomi pada Pemerintahan Kabupaten/Kota. Perubahan ini berpengaruh besar terhadap orientasi Lembaga Investasi. B. Perubahan Luar Negeri adalah pengaruh globalisasi dan peningkatan daya saing semakin terasa pada beberapa tahun mendatang dengan adanya keterkaitan dengan Perjanjian Internasional serta hal-hal lain yang terkait seperti diberlakukannya kebijakan-kebijakan dan zona-zona perdagangan bebas. Demi mempertahankan eksistensi Lembaga Investasi ini, maka dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan harus mampu menciptakan upaya dan nilai yang memberikan lebih banyak manfaat bagi pihak-pihak pemangku kepentingan pengembangan Sumber Daya Alam dan pengembangan Sumber Daya Manusia melalui hasil kerja Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan. Untuk itu perumusan Visi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan adalah sebagai berikut : Terwujudnya perbaikan kualitas pengembangan Sumber Daya Alam (Natural Resources) dan perbaikan kualitas pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources) melalui Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan sebagai pengabdi yang handal, dinamis dan inovatif untuk mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. 2. M I S I Terwujudnya Visi yang dikemukakan merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap Dewan Pengurus dan staf Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan sebagai bentuk nyata dari Visi tersebut ditetapkanlah Misi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana. Misi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan ditetapkan sebagai berikut : A. Mewujudkan kebijakan pengembangan Sumber Daya Alam (Natural Resources) dan pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources) guna mendukung tercapainya pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

B.

Membangun koordinasi dan kemitraan para pemangku kepentingan dalam pengembangan Sumber Daya Alam (Natural Resources) dan pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources) secara efisien, adil, bertanggungjawab dan berkelanjutan.

C.

Mengentaskan kemiskinan dan kebodohan menuju Indonesia sehat untuk menciptakan manusia dan pengelolaan Sumber Daya Alam (Natural Resources) yang secara proporsional dan professional mampu menciptakan daya saing dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

V.

NILAI - NILAI ORGANISASI LEMBAGA Nilai nilai merupakan pedoman yang diyakini sebagai ketinggian jiwa yang harus selalu dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dalam melaksanakan tugas. Nilai-nilai yang berkembang dan hidup dalam organisasi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan menjadi semangat bagi anggota Lembaga dalam berkarya dan berkarsa. Nilai-nilai organisasi yang dirumuskan oleh Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan yang menjadi ; 1. JUJUR Untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan diperlukan adanya Sumber Daya Alam (Natural Resources) yang jujur dan hal ini bermakna bahwa dalam menjalankan tugasnya Dewan pengurus dan karyawan harus memiliki komitmen dan integritas dalam mengemban Visi dan Misi organisasi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan. Sikap jujur dibawah ini diwujudkan dengan adanya kesatuan dan keselarasan antara : pikiran, ucapan dan sikap / perbuatan serta senantiasa menunjukkan perlakuan yang adil dan rata serta menyediakan informasi yang lengkap dan akurat. 2. PEDULI Kejujuran akan mengarah kepada kondisi yang diharapkan oleh organisasi Lembaga apabila diikuti dengan suatu kepedulian terhadap segenap Dewan Pengurus dan karyawan. Konsep kepedulian yang dianut oleh anggota Lembaga dapat diwujudkan dalam bentuk upaya peningkatan kesejahteraan yang merupakan suatu hal paling penting dalam rangka menunjang keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Lembaga. Kesejahteraan yang dimaksud disini tidak hanya dalam bentuk financial namum juga lingkungan kerja yang baik, sarana dan prasarana kerja yang memadai serta sistem pemberdayaan propesionalisme dan keahlian yang jelas. Dengan demikian kepedulian dalam hal ini

diartikan sebagai adanya pengakuan dan penghargaan yang seimbang dan selaras kepada setia kinerja anggota Lembaga sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

3. PROFESIONALISME Untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan diperlukan adanya Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang professional, untuk hal ini sangat bermakna dalam menjalankan tugasnya mereka harus memiliki kapabilitas, keahlian, disiplin pada pelaksanaan tugas, berorientasi pada pencapaian hasil dan memiliki integrasi yang tinggi dalam rangka mengemban Visi dan Misi organisasi. Dengan dilandasi sikap professional Dewan Pengurus dan karyawan akan terpicu untuk bekerja dengan orientasi pada hasil untuk selanjutnya meningkatkan kearifan dan integritas moral dan etika dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, Dewan Pengurus, karyawan secara pertikal dan horizontal maupun dengan mitra kerja lembaga dan pihakpihak luar organisasi Lembaga. 4. PRODUKTIF Pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan diarahkan untuk menghasilkan produk seoptimal mungkin dengan menggunakan waktu, biaya, sarana dan prasarana serta sumber daya lainnya yang dimiliki secara efisien dan efektif. Hal ini didukung dengan pengelolaan yang tepat yang dimulai dari penyusunan rencana kerja secara jelas dan professional untuk menentukan prioritas pekerjaan, serta dilakukan evaluasi dan pelaporan secara berkala dengan kriteria terukur. 5. INOVATIF Untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan diperlukan adanya Sumber Daya Manusia (Human Resources) yang inovatif, dinamis dan kreatif mengingat perkembangan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat. Perubahan yang sangat cepat tersebut harus ditunjang dengan adanya kapabilitas dari dewan pengurus dan karyawan selalu berupaya menemukan metode atau cara yang lebih efektif dan efisien. 6. RASA MEMILIKI Mengenali harapan masyarakat dan memenuhi janji masyarakat sesuai kemampuan Lembaga untuk mewujudkan hal ini maka secara tepat waktu dan setiap dewan pengurus dan karyawan badan pengurus tingkat pusat - propinsi dan cabang menjadikan Lembaga Investasi ini merasa memiliki. Dengan demikian diartikan keunggulan untuk selalu

menjadi yang terbaik dan bertanggungjawab dalam kegagalan pelayanan serta memberi makna pengabdian mengsukseskan rencana / program Lembaga Investasi ini, merupakan bentuk pendekatan yang realitas dan mendapat pengakuan serta kreadibilitas lembaga dalam pelayanannya.

VI.

LOGO LEMBAGA

1. BINTANG Menggambarkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Pencipta alam semesta ; bumi, laut beserta isinya untuk kesejahteraan manusia dan kita wajib mensyukuri atas rahmat dan hidayah-Nya 2. BOLA DUNIA Menggambarkan kekayaan alam yang ada di darat, laut dan udara yang berlimpah dan merupakan Sumber Daya Alam yang siap digali dan dilestarikan untuk kesejahteraan masyarakat. 3. BENDERA MERAH PUTIH ( Diantara Bola Dunia ) Merupakan lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menggambarkan sebagai mercusuar dunia dan mempunyai peranan penting sebagai penerang dan penyampai segala informasi ke penjuru dunia untuk Misi Kemanusiaan. 4. JANGKAR Menggambarkan sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut yang mempunyai potensi Sumber Daya Alam (Natural Resources) yang berlimpah dan perlu digali untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia, dalam hal ini Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran umat manusia di Negara Kesatuan dan Persatuan Republik Indonesia (NEKESPRI). 5. TALI Sebagai tali persaudaraan rakyat Indonesia, walaupun berbeda-beda suku, agama, ras dan golongan namun bukan merupakan batasan bagi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan untuk bersatu dari sabang sampai merauke dan dari Pulau Talaud sampai Pulau Rote &

Ndao mengikat erat tali persaudaraan yang akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Negara Kesatuan dan Persatuan Republik Indonesia (NEKESPRI).

VII.

KEGIATAN USAHA

Kegiatan Usaha menurut Bidangnya dapat dikelompokkan antara lain ; 1. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Bertujuan membantu usaha para petani dalam rangka meningkatkan kebutuhan pangan sebagai bahan pokok agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan kekurangan pangan dan terwujudnya swasembada/stock pangan diantaranya : 1) Merangkul petani dengan pola anak asuh sehingga dapat melakukan pekerjaan sebagai petani yang baik. 2) Memberikan penyuluhan, pendidikan / pelatihan tentang pola bercocok tanam yang baik dengan prioritas penggunaan bibit unggul untuk hasil panen yang memuaskan. 3) Mengatur kegiatan distribusi / subsidi pupuk dan mengupayakan pupuk berkualitas tingi dan baik. 4) Membantu kegiatan managemen petani meliputi pengelolaan, proses pengolahan dan penjualan hasil pertanian. 5) Bekerjasama dengan pemerintah, akademisi, masyarakat untuk menemukan varietas tanaman pertanian bagus. 6) Pembuatan irigasi sebagai infrastruktur penunjang pengairan. 7) Memberikan subsidi peralatan pertanian modern. B. Perkebunan 1) Menciptakan lahan baru di daerah yang akan dijadikan perkebunan. 2) Memilih, menanam dan mengembangkan bibit unggul menjadi tanaman komoditas.

3)

Memanfaatkan / mengaktifkan kembali lahan - lahan yang kurang produktif sesuai peruntukannya.

4)

Penyediaan infrastruktur sarana jalan untuk transportasi pengangkutan dan pengiriman hasil perkebunan.

5)

Memberikan penyuluhan / pendidikan / pelatihan pola perkebunan dan peningkatan produktifitas hasil perkebunan.

6) Menyediakan pupuk berkualitas. C. Pengairan 1) Menyelenggarakan sistem pengairan dengan baik dan pembuatan saluran air / irigasi. 2) Pengadaan fasilitas pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah yang rawan air bersih / krisis air bersih. D. Pertambangan Umum dan Energi. Menggali dan mengelola potensi pertambangan umum dan energi untuk mengembangkan ekonomi masyarakat antara lain : 1) Minyak Bumi : a). Terkandung banyak produk berupa : methanol, bensin / solar, minyak tanah, gas, aspal dengan melakukan berbagai upaya. b). Membuat alokasi dan menyediakan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan pertambangan. c). Menyediakan tenaga ahli yang professional. d). Menyediakan peralatan untuk menunjang peralatan operasional. e). Menyediakan dana transportasi. 2) Emas Dapat dipergunakan sebagai bahan perhiasan. Merupakan standar nilai mata uang tingkat Nasional dan Internasional 3) Perunggu Membuat alat transportasi, bahan karya seni dan alat rumah tangga. 4) Tembaga

Bahan pembuatan perlengkapan elektronik, kabel, spare part, alat elektronik dan kendaraan. 5) biji besi a). Digunakan untuk kebutuhan rumah tangga b). Bahan baku berbagi jenis peralatan seperti : peralatan pendidikan, rumah tannga, alat-alat pembangunan, alat-alat elektronik, alat transportasi, alat kesehatan dan lain-lain. 6) Pasir Terdiri dari pasir kwarsa untuk bahan baku kaca, kramik. sand blasting, pasir besi untuk bahan baku pembuatan biji besi, pasir darat dan laut untuk bahan baku bangunan. 7) Batu Bara a). b). Merupakan sumber daya alternatif pengganti kebutuhan sehari-hari yang banyak diminati masyarakat. Sebagai substitusi bagi minyak bumi.

8) Biji Timah Dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, elektronik, industri kecil/besar dan peralatan kesehatan. 9) Batu Mulia Memenuhi kebutuhan konsumen di Dalam dan Luar Negeri 10) Uranium Merupakan bahan nuklir pembangkit tenaga listrik bukan untuk bahan pembuat senjata pemusnah massal. E. Kelautan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat melakukan kegiatan antara lain : 1) Pembenahan management para nelayan agar dapat mengelola hasil laut secara professional. 2) Membuka lapangan kerja baru seperti : pengembangan budi daya rumput laut, pengelolaan kerang mutiara.

3)

Penyediaan peralatan kapal penangkap ikan maupun perlengkapan lainnya dengan kredit lunak.

4) Membuat infrastruktur berupa galangan kapal, dermaga dan lain lain. 5) Membuat tempat penampungan hasil tangkapan nelayan. 6) Menciptakan industri yang menghasilkan perlengkapan pemanfaatan peralatan sumber daya kelautan. F. Industri 1) Berperan dalam pelayanan kebutuhan permodalan. 2) Mengoptimalkan pengelolaan bahan baku yang tersedia. 3) Membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat. 4) Mengembangkan industri kecil dan menengah. G. Perikanan 1) Membuka kesempatan lapangan usaha budi daya perikanan air tawar dan air laut. 2) Menyediakan benih ikan, peralatan perawatan budi daya. 3) Membangun industri perikanan antara lain : pengalengan ikan, ikan beku, tepung ikan dan membantu pemasaran. 4) Menyediakan kapal, perlengkapan pengelolaan ikan dan lain-lain. H. Peternakan 1) Pengembangan dan peningkatan produktifitas hasil hasil peternakan. 2) Mengusahakan permodalan bagi para peternak 3) Memberikan penyuluhan pengembangbiakkan ternak, pemberian pengetahuan pemilihan bibit unggul dan mengupayakan pencegahan penyakit ternak. 4) Menciptakan lapangan usaha bagi masyarakat peternak. I. Infrastruktur Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan berperan dalam semua aspek kegiatan perekonomian, baik melalui darat, laut, dan udara antara lain :

1)

Fasilitas infrastruktur didarat berupa ; jalan raya dan tol, kendaraan, stasiun, kereta api, terminal, gedung / perumahan, pergudangan, Bandar udara, pelabuhan, rumah sakit, pengembangan listrik, survey air bersih / air minum.

2)

Fasilitas infrastruktur dilaut berupa : kapal laut, galangan kapal laut untuk perbaikan / pemeliharaan, pembuatan kapal baru, pembangunan dermaga laut.

3)

Fasilitas infrastruktur di udara berupa : pembuatan pesawat terbang dan helicopter

J. Perdagangan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan berperan dalam : 1) Membuka jalur perdagangan baik Nasional maupun Internasional untuk menghadapi era globalisasi pasar bebas. 2) Membantu terwujudnya kegiatan perdagangan secara mandiri dan professional untuk meningkatkan ekonomi pedesaan dan PAD / penerimaan pusat. 2. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA A. Bidang Pendidikan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Peningkatan dan pengembangan fasilitas dan sarana pendidikan untuk mempersiapkan ilmu sesuai tuntutan kerja pada masa yang akan datang. 2) Lulusan universitas diarahkan untuk tidak mencari lowongan pekerjaan pada instansi pemerintah atau perusahaan tetapi harus menciptakan lapangan kerja yang berdampak pada kesempatan kerja bagi masyarakat. 3) Meningkatkan profesi pengajaran yang baik bagi pengajaran. 4) Memberikan fasilitas yang cukup bagi pengajar 5) Memperhatikan tingkat kesejahteraan pengajar 6) Memperhatikan fasilitas kegiatan belajar mengajar berupa gedung sekolah, jenis kurikulum berbasis kompetensi. 7) Pengembangan akhlak masyarakat yang baik dan mulia dimulai dari pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti. B. Bidang Kesehatan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam :

1)

Mengurangi masalah gizi buruk dan meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

2) Pemberian subsidi terhadap sarana kesehatan 3) Membangun sarana dan prasarana kesehatan yang belum ada. 4) Membantu tersedianya tenaga medis yang berkualitas dan handal menjangkau seluruh lapisan masyarakat. C. Bidang Kebudayaan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah tingkat regional / nasional / internasional sebagai warisan leluhur Bangsa Indonesia. 2) Pembinaan secara professional kebudayaan daerah berupa : lagu dan tarian daerah, pakaian adat daerah, alat musik daerah, rumah adat tradisi daerah, kesenian teater rakyat, senjata tradisional, cerita rakyat dan kearifan local lainnya. D. Bidang Hukum Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Mewujudkan masyarakat yang sadar dan tertib hukum dan bekerjasama dengan praktisi hukum, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, tokoh agama dan cendikiawan dalam tatanan masyarakat yang bermartabat dan memiliki pola pikir nasionalisme. 2) Rujukan Sumber Hukum adalah hukum Negara, hukum adat, hukum agama dan lain-lain. E. Bidang Pertahanan & Keamanan / Ketertiban Masyarakat Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : kerjasama dengan Masyarakat setempat dan aparatur Pemerintah baik dari TNI / POLRI maupun instansi terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keamanan dan ketertiban serta pertahanan nasional. F. Bidang Gotong Royong Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Menerapkan sifat budaya gotong royong, dan jiwa bermasyarakat dari tingkat desa sampai dengan tingkat nasional.

2)

Mewujudkan paguyuban rakyat yang bersifat kekeluargaan dan saling tolong menolong.

G. Bidang Komunikasi dan Informasi : Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Menyampaikan informasi mengenai kegiatan kegiatan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan baik berupa hasil dampak manfaat serta hasil kajian analisis dalam rangka menunjang proses kegiatan Lembaga untuk mewujudkan maksud dan tujuan Lembaga. 2) Membangun koordinasi dengan Pemerintah mulai dari tingkat Desa / Kelurahan / Kecamatan / Kabupaten / Kota - Propinsi - Nasional, Lembaga Perbankan, Lembaga Konsultan Makro / Masyarakat. 3) Membina hubungan kerja yang harmonis dengan mitra usaha / mitra kerja yang berdasarkan pada Legal Aspek Proyek. H. Bidang Keagamaan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Membantu membentuk moral akhlak manusia melalui karakter watak dan prilaku yang baik mengikuti norma - norma agama. 2) Menghargai dan menjunjung tinggi perbedaan agama dan pluralisme bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang - undang Dasar 1945. 3) Pemahaman agama yang baik dan benar akan memahami makna hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. I. Bidang Sosial Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Memberikan bantuan yang bersifat kemanusiaan berupa bantuan terhadap korban bencana alam. 2) Penyediaan sarana / prasarana umum dan sarana peribadatan. 3) Penanggulangan masalah - masalah sosial lainnya. J. Bidang Riset dan Penelitian Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dapat berperan dalam : 1) Mengembangkan dan menemukan metode yang tepat dan bermakna bagi Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan.

2)

Mengembangkan ilmu pengetahuan yang baru meliputi : bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, kedokteran, ekonomi, konservasi alam, flora / fauna dan pengairan.

3. SUMBER DAYA Sumber daya dalam melaksanakan kegiatan usaha Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dibedakan menjadi 2 (dua) sektor, yakni : A. Sektor Ekonomi berupa Sumber Daya Alam meliputi : pertambangan umum dan energi, pertanian, perkebunan, pengairan, kelautan, perikanan, peternakan, industri, perdagangan, infrastruktur dan lain-lain. B. Sektor Sosial berupa potensi Sumber Daya Manusia meliputi : pendidikan, kesehatan, kebudayaan, hukum, pertahanan keamanan, gotong royong, komunikasi dan informasi, keagamaan dan budi pekerti, riset / penelitian dan pengabdian gender / generasi muda. VIII. INVESTASI LEMBAGA PROYEK KEMANUSIAAN

Investasi yang dilakukan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan mengacu pada beberapa hal antara lain : 1. Usulan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia diajukan kepada Lembaga dalam bentuk usulan disertai proposal / kerangka acuan dan master plan / bisnis plan.
2. Usulan yang diajuklan tersebut dilengkapi AMDAL / UKL / UPL sebagai bahan kajian

Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan yang dipandang dari sudut ekonomi, sosial, budaya dan tekhnik fisik. 3. Lokasi kegiatan Investasi tidak dalam sengketa serta lokasi kegiatan Investasi mengacu pada peraturan tata ruang. 4. Kerjasama dengan pemerintah dalam pemberian dan pengesahan izin. 5. Dana yang dikeluarkan merupakan dana Kemanusiaan, dan dalam penggunaannya dana tersebut dikeluarkan dengan pengerjaan proyek, diawasi, disetujui Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan serta akan di audit oleh akuntan publik. 6. Perusahaan Swasta Daerah yang berkualitas dan terpercaya dapat ditunjuk sebagai Mitra Kerja / Usaha Lembaga. 7. Badan Pengkajian mempunyai kewajiban layak atau tidaknya suatu Proyek Kemanusiaan yang diusulkan.

Garis besar hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan gambaran sebuah rencana pengelolaan Investasi dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan adalah sebagai berikut : 1. Berorientasi dampak dan manfaat : memiliki perubahan yang diinginkan dalam faktorfaktor ancaman kritis yang mempengaruhi tujuan proyek. 2. Dapat diukur : dihubungkan dengan skala standar (angka, persentase, pecahan atau keadaan keadaan semua / tidak sama sekali). 3. Dibatasi waktu : dapat dicapai dalam periode tertentu. 4. Spesifik : didefinisikan secara jelas, sehingga semua pihak yang terlibat dalam proyek mempunyai pemahaman yang sama tentang istilah-istilah dalam sasaran. 5. Praktis : dapat dicapai dan sesuai dalam konteks lokasi proyek. 6. Kegiatan usaha yang dikerjakan dan dibiayai Lembaga Investasi harus

dipertanggungjawabkan secara tekhnis, sosial budaya dan ekonomi. Mitra Kerja Investasi antara lain : 1. Pemerintah : melalui APBD Propinsi, APBD Kabupaten / Kota dan APBN / bantuan Luar Negeri. 2. Dunia Usaha : Swasta, BUMN / BUMD / LSM Dalam Negeri. 3. Lembaga Keuangan : Perbankan 4. Kalangan akademisi / cendikiawan 5. Masyarakat : baik secara perorangan maupun berkelompok. 6. Dunia luar : Negara-negara Asing, LSM Luar Negeri, Lembaga Perbankan / Lembaga Keuangan Swasta / Keagamaan / Perorangan. Konsultan Lembaga : pakar dari Perguruan Tinggi, Dunia Usaha / LSM / Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. VIII. INVESTASI LEMBAGA PROYEK KEMANUSIAAN

Investasi yang dilakukan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan mengacu pada beberapa hal antara lain : 1. Usulan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia diajukan kepada Lembaga dalam bentuk usulan disertai proposal / kerangka acuan dan master plan / bisnis plan.
2. Usulan yang diajuklan tersebut dilengkapi AMDAL / UKL / UPL sebagai bahan kajian

Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan yang dipandang dari sudut ekonomi, sosial, budaya dan tekhnik fisik.

3. Lokasi kegiatan Investasi tidak dalam sengketa serta lokasi kegiatan Investasi mengacu pada peraturan tata ruang. 4. Kerjasama dengan pemerintah dalam pemberian dan pengesahan izin. 5. Dana yang dikeluarkan merupakan dana Kemanusiaan, dan dalam penggunaannya dana tersebut dikeluarkan dengan pengerjaan proyek, diawasi, disetujui Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan serta akan di audit oleh akuntan publik. 6. Perusahaan Swasta Daerah yang berkualitas dan terpercaya dapat ditunjuk sebagai Mitra Kerja / Usaha Lembaga. 7. Badan Pengkajian mempunyai kewajiban layak atau tidaknya suatu Proyek Kemanusiaan yang diusulkan. Garis besar hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan gambaran sebuah rencana pengelolaan Investasi dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan adalah sebagai berikut : 1. Berorientasi dampak dan manfaat : memiliki perubahan yang diinginkan dalam faktorfaktor ancaman kritis yang mempengaruhi tujuan proyek. 2. Dapat diukur : dihubungkan dengan skala standar (angka, persentase, pecahan atau keadaan keadaan semua / tidak sama sekali). 3. Dibatasi waktu : dapat dicapai dalam periode tertentu. 4. Spesifik : didefinisikan secara jelas, sehingga semua pihak yang terlibat dalam proyek mempunyai pemahaman yang sama tentang istilah-istilah dalam sasaran. 5. Praktis : dapat dicapai dan sesuai dalam konteks lokasi proyek. 6. Kegiatan usaha yang dikerjakan dan dibiayai Lembaga Investasi harus

dipertanggungjawabkan secara tekhnis, sosial budaya dan ekonomi. Mitra Kerja Investasi antara lain : 1. Pemerintah : melalui APBD Propinsi, APBD Kabupaten / Kota dan APBN / bantuan Luar Negeri. 2. Dunia Usaha : Swasta, BUMN / BUMD / LSM Dalam Negeri. 3. Lembaga Keuangan : Perbankan 4. Kalangan akademisi / cendikiawan 5. Masyarakat : baik secara perorangan maupun berkelompok. 6. Dunia luar : Negara-negara Asing, LSM Luar Negeri, Lembaga Perbankan / Lembaga Keuangan Swasta / Keagamaan / Perorangan. Konsultan Lembaga : pakar dari Perguruan Tinggi, Dunia Usaha / LSM / Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.

IX.

PEMBAGIAN KEUNTUNGAN USAHA LEMBAGA 1. Mengikuti tata tertib dan keputusan rapat tentang pembagian keuntungan usaha yang ditetapkan Dewan Pengurus Pusat. 2. Mengutamakan pembiayaan program secara berencana dan berkelanjutan. 3. Memperhatikan kesejahteraan Dewan Pengurus dan karyawannya berdasarkan kinerja / pencapaian hasil kinerja.

X.

SISTEM PENGAJUAN DANA UNTUK PROYEK Di dalam masyarakat yang sudah mempunyai program untuk pengajuan program bisnis dalam bentuk proyek yang akan bekerjasama dengan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan ada beberapa tahap yang harus dilakukan, antara lain : 1. TAHAP PERTAMA Pengajuan surat permohonan dana untuk pembiayaan proyek kepada Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan meliputi : A. Menentukan Jenis Proyek Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan akan menentukan dan melakukan analisa / pengkajian tentang potensi proyek yang diusulkan untuk kerjasama dari masingmasing wilayah serta kebutuhan akan fasilitas yang dapat diwujudkan dalam wilayah tersebut untuk membantu meningkatkan pelayanan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat di wilayah sekitar proyek dan jenis proyek yang diajukan oleh pemohon dana / pengelola proyek harus dapat dijelaskan secara rinci. B. Surat Permohonan Pengajuan surat permohonan ditujukan kepada Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan pada tingkat Dewan Kepengurusan Cabang (Kabupaten/Kota) yang akan diteruskan kepada Dewan Kepengurusan Wilayah (Tingkat Propinsi) yang ada di wilayah proyek dan Surat Permohonan berisikan tentang kesungguhan serta kesiapan proyek dalam penggunaan / mengelola dana yang dipinjam dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan sebagai pertanggungjawaban dari dana tersebut. C. Profil Perusahaan / Pemohon Dana

Profil dari perusahaan / pemohon dana sangat membantu dalam menganalisis dan melihat professional suatu perusahaan apakah sudah mengikuti Standart Operation Prosedure (SOP) dan sudah mengikuti International standart Operational (ISO). Dari Profil perusahaan dapat dilihat Track Record / Prestasi dari pemohon dana. Data Pendukung dalam untuk masing-masing Profile disesuaikan dengan jenis Badan Hukum usaha yang diantaranya adalah : 1) Perseroan Terbatas (PT) a). b). c). d). e). f). g). Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT) Pengesahan Dari Departemen Kehakiman dan Ham Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Keterangan Domisili Perusahaan dari Lurah dan Kecamatan Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemegang Saham Perusahaan.

2) Comanditer Vesnoochaaf (CV) a). b). c). d). e). f). g). Akta Pendirian Comanditer Vesnoochaaf (CV) Surat Legalisir dari Pengadilan Negeri Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Keterangan Domisili Perusahaan dari Lurah dan Kecamatan Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemegang Saham.

3) Yayasan a). b). c). d). e). f). g). Akta Pendirian yayasan Surat Legalisir dari Deapartemen Hukum dan Perundang-Undangan. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Keterangan Domisili Perusahaan dari Lurah dan Kecamatan Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dewan Pendiri / Pengurus dan Dewan Penasehat. 4) Koperasi

a). b). c). d). e). f). g).

Pendirian Koperasi Surat Legalisir dari Departemen Koperasi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Keterangan Domisili Perusahaan dari Lurah dan Kecamatan Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dewan Pendiri / Pengurus dan Dewan Pertimbangan / Pemeriksa Keuangan.

D. Executive Summary Berisikan tentang ringkasan semua syarat - syarat dan data lengkap untuk proyek dalam satu bendel. E. Surat Dukungan dari Pemerintah setempat Yang menyatakan bahwa Pemerintah setempat dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten / Kota memberi dukungan dengan adanya proyek tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebagai Legal Aspek yang dapat dijadikan dasar secara hukum untuk pelaksanaan dan perkembangan proyek dimaksud. F. Surat Dukungan dari Tokoh Masyarakat setempat G. Surat Ijin / Dukungan dari Pihak Terkait Isi persetujuan dari pihak terkait yang menyatakan setuju dengan usulan proyek tersebut kepada calon pengelola proyek, dan pihak terkait dapat menjadi pendukung dalam pelaksanaan dan perkembangan proyek, untuk selanjutnya Pihak terkait yang juga bermitra dengan Pemerintah Daerah / Pusat dan Instansi terkait baik POLRI / TNI maupun DPRD dan DPR-RI. H. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Dari setiap proyek yang sudah mulai berjalan pasti menghasilkan dampak yang berpengaruh terhadap lingkungan di sekitar lokasi proyek seperti Polusi Suara, Air, Udara, Tanah, serta dampak sosial pada masyarakat, maka pemohon dana / calon pengelola proyek harus terlebih dahulu bekerjasama dengan kalangan Akademis / Konsultan Makro yang mempunyai Team Managemen profesional tentang Analisis

Terhadap Dampak Lingkungan (AMDAL), dari hasil AMDAL yang ada dapat dicari solusi untuk mengantisipasi jika proyek dijalankan sehingga diharapkan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. I. Peta Lokasi Proyek Yang menggambarkan secara jelas tempat / wilayah untuk rencana pelaksanaan proyek tersebut mulai dari batas daratan dan perairan, Luas wilayah Proyek, serta ploating dengan tahap-tahap pembagian wilayah dalam pelaksanaan proyek. J. Personil dan Tenaga Ahli Memberikan gambaran Sumber Daya Manusia yang akan melakukan proyek mulai dari tingkat yang paling bertanggung jawab pada Lini Atas sampai dengan Lini Bawah, serta menjelaskan keahlian dari masing-masing personil dalam pelaksanaan tugas dari proyek tersebut. K. Time Table (Perencanaan Waktu Pelaksanaan) Dari perencanaan waktu dapat dilihat waktu pelaksanaan sampai dengan tahap - tahap pelaksanan kegiatan mulai dari jenis kegiatan serta waktu yang dibutuhkan sampai dengan tahap - tahapan dalam pelaksanaan proyek. L. Rencana Anggaran Biaya (RAB) RAB menjelaskan tentang deskripsi Anggaran dari ploting kebutuhan bagian dalam proyek serta jumlah perincian dana yang dianggarkan / dibutuhkan sampai dengan tahap-tahap kebutuhan dana sesuai dengan tahap dalam Time Table. M. Study Kelayakan Proyek (Fesiability Study) Dalam Study Kelayakan Proyek ini arus dilakukan dengan jelas mengenai Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Oportunity, Treath) yang mencakup : 1) Aspek Manajemen 2) Aspek Sumber Daya Manusia 3) Aspek Sosial 4) Aspek Hukum 5) Aspek Financial 6) Aspek Sumber Daya Alam 7) Aspek Keamanan. N. Proyeksi laporan Keuangan

Dalam proyeksi ini dijelaskan Ratio Keuangan untuk mendukung analisa laporan keuangan untuk beberapa tahapan waktu setelah kegiatan proyek mulai beroperasi, analisa ini untuk membantu menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan dan pengembalian pinjaman atas dana yang digunakan untuk kegiatan proyek. Dalam Tahap I ini pihak yang bertanggung jawab : A. Dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan 1) Dewan Pengkajian dari tingkat Dewan Kepengurusan Cabang (Kabupaten/Kota). 2) Pimpinan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan pada tingkat Dewan Kepengurusan Cabang (Kabupaten/Kota) 3) Pihak-pihak / bidang bidang yang terkait. B. Dari Pemohon Dana 1) Pimpinan Proyek 2) Pemohon dana 3) Pihak yang terkait Waktu pelaksanaan Tahap I disesuaikan dengan Time Table atau sesuai kesepakatan dan seluruh biaya Tahap I ditanggung sepenuhnya oleh pihak pemohon dana. 2. TAHAP KEDUA A. Survai Lokasi (Site Visit) 1) Survai lokasi bertujuan untuk evaluasi kebenaran proposal yang diajukan untuk pelaksanaan proyek oleh pemohon yang dilakukan bersama-sama antara pihak pemohon dengan pemilik dana sesuai dengan proposal. 2) Dari pihak Internal Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan yang bertanggung jawab dalam penanganan Tahap II ini adalah Dewan Pengkajian dan bidang bidang yang terkait akan bekerjasama dengan Pihak Akademisi dan Pihak Konsultan Makro yang di tunjuk oleh Lembaga untuk kegiatan penilaian proyek dengan maksud agar lebih independent. Sedangkan dari pihak eksternal atau pengajuan proyek pihak yang terkait adalah Pimpinan Proyek, serta pihak yang terkait dalam pelaksanaan survai lokasi. 3) Seluruh Biaya dalam pelaksanaan Survai proyek ini semua ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Pemohon Proyek.

4)

Waktu pelaksanaan dalam survai proyek (Site Visit) diatur sesuai dengan time table dalam pelaksaan proyek tersebut dan disesuaikan dengan waktu

B. Hasil Analisa Survai 1) Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan akan bekerjasama dengan kalangan Akademis dan Konsultan Makro untuk melakukan Analisa Proyek. 2) Tugas Utama dari Konsultan Makro dan kalangan Akademisi menganalisa proyek dari hasil survai pada rencana lokasi proyek dengan tujuan hasil yang dicapai akan lebih independent 3) Hasil analisa dari Konsultan Makro dan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan untuk memutuskan terhadap usulan proyek tersebut dan kelanjutan kerjasama antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan pemohon dana untuk pelaksanan proyek untuk mengalola SDA dan SDM. 4) Pihak Internal Lembaga yang terlibat dalam kegiatan tahap II ini adalah Dewan Pengkajian pada tingkat Kabupaten / Kota, dan hasil dari analisa ini dilaporkan ke Dewan Pengkajian pada Tingkat Wilayah (Propinsi) dan dilanjutkan ke Dewan Penkajian pada wilayah Pusat. 5) Bagian-bagian dalam Lembaga Investasi Investasi Proyek Kemanusiaan yang ikut terlibat seperti Tenaga Ahli proyek, Accounting team Audit Keuangan dan Audit Proyek sebagai bagian dalam pengawasan aliran dana yang akan dikucurkan dalam pembiayaan proyek tersebut dan tahapan-tahapan proyek. 6) Pihak Eksternal yang terlibat adalah Konsultan Makro, Lembaga Akademis Pengajuan proyek, Pimpinan proyek, serta pihak-pihak yang terlibat dalam rencana pelaksanaan proyek. 7) Waktu yang digunakan dalam Analisa pengkajian ini disesuaikan dengan time table Dewan Pengkajian. 8) Biaya dalam pelaksanaan Analisa hasil survai ditanggung sepenuhnya oleh Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan. Perjanjian kerja sama antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan Konsultan Makro dan kalangan Akademis akan diatur tersendiri. 3. TAHAP KETIGA A. Pelaksanaan Setelah mendapat persetujuan proyek dari Dewan Pengkajian pada Dewan Kepengurusan Pusat di tingkat Pusat dan diteruskan ke Dewan Pengkajian pada

tingkat Dewan Kepengurusan Wilayah di tingkat Propinsi dan sampai pada Dewan Pengkajian di Dewan Kepengurusan Cabang di tingkat kabupaten. B. Memorandum Of Understanding Perjanjian kerja sama antara Pemohon dengan Lembaga dilakukan pada tingkat DKC dengan pemberitahuan kerja sma ini sampai ke DKP. Perjanjian kerja sama akan dibuat sesuai dengan masing-masing proyek yang diajukan dan pada Dewan Kepengurusan Cabang di tingkat Kabupaten. Di dalam aturan perjanjian kerjasama antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan Pemohon Dana untuk pembiayaan Proyek akan diatur secara tersendiri.

C. Pertemuan Pemohon Dana dan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan Pertemuan antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan Pemohon Dana untuk membicarakan secara langsung dan penjelasan secara detail semua proyek yang akan diajukan untuk didanai oleh Lembaga. D. Pembukaan Escrow Account Pembukaan Escrow Account dan pencairan Dana Kerjasama Investasi di Bank Pelaksana yang telah disepakati. E. Proyek Kerjasama Investasi mulai dapat dijalankan F. Sharing / Pembagian Hasil Keuntungan Pengembalian bagi hasil dari laba bersih Proyek yang diperoleh dari Laporan Keuangan Laba / Rugi setelah melalui Audit yang dilakukan oleh pihak Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan atau Konsultan Makro yang yang ditunjuk dan bekerja sama dengan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan pada tiap-tiap Dewan Kepengurusan. Pengembalian Pinjaman dan pembagian keuntungan diatur dalam perjanjian kerja sama. G. Memorandum of Understanding (Perjanjian Kerja sama) Di dalam Memorandum of Understanding (MOU) antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan Pemohon Dana Proyek berisi tentang kesepakatan dalam kerja sama yang berisi tentang : 1) Pihak Pihak I adalah Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan alamat lengkap.

Pihak II adalah Pemohon Dana dengan alamat lengkap. 2) Kesepakatan Kesepakatan dalam Memorandum of Understanding adalah mencapai kata sepakat untuk bekerja sama sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing pihak sehingga mencapai tujuan sesuai yang diinginkan dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dan Pemohon dana 3) Maksud dan Tujuan Kerja Sama Dari masing-masing pihak mempunyai tujuan dari kerja sama dan perlu dituangkan dijelaskan sesuai dengan visi dan misi dari masing-masing pihak sehingga ada pemahaman yang jelas terhadap tujuan kerjasama.

4) Kewajiban Masing-Masing Pihak Dalam MOU kewajiban dari masing-masing pihak harus jelas secara rinci sehingga ada batasan-batasan yang mengikat dan tidak dilanggar dengan harapan tetap di jalan/sesuai dengan perjanjian untuk mencapai tujuan dari kerjasama. 5) Hak Masing-Masing Pihak Dalam MOU juga dijelaskan hak dari masing-masing pihak secara jelas semua pihak lebih memahami perjanjian kerjasama. 6) Jaminan Dalam hal ini pihak ke II berkewajianan untuk memberikan jaminan asset proyek kepada Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan. Jaminan ini bersifat mengikat sehingga jika pengguna dana gagal dalam mengelola Proyek, maka jaminan proyek tersebut dapat dijadikan jaminan yang akan menjadi pemindahan hak atas kepemilikan asset kepada pemilik dana. 7) Audit Proyek Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan pihak Pemohon dana menunjuk Audit Independent guna mengaudit pencapaian / perkembangan proyek mulai dari persiapan, pelaksanaan, penggunaan dana, sampai beroperasinya proyek dengan tujuan mendapatkan informasi laporan keuangan yang benar-benar akurat seingga tidak ada kesalah pahaman masing-masing pihak. Penujukan Audit Independent dapat dilakukan kerjasama dengan kalangan Akademisi atau Konsultan makro yang menguasai permasalahan secara profesional.

8) Hasil Usaha Pembagian Hasil Usaha dari Laba Bersih yang sebesar : 10 % akan dialokasikan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia pada lingkungan / Daerah setempat dalam meningkatkan potensi yang menjadi sasaran lembaga dan yang : 90 % diperhitungkan menjadi : 100 % akan dibagi sesuai dengan perjanjian dalam sistem pembagian Hasil Usaha yang diatur dalam perjanjian Pembagian Usaha dan pengembalian Modal Pinjaman. 9) Fasilitas Masing-Masing Pihak Jika dalam pelaksanaan proyek terdapat fasilitas-fasilitas atau asset antara pihak I dengan pihak II yang digunakan dalam pelaksanaan proyek tersebut maka asset tersebut dicantumkan secara rinci atas kepemilikan asset. 10) Penunggakan Pembayaran Penunggakan pembayaran kewajiban antara masing-masing pihak di atur secara rinci dalam Surat Perjanjian Kerja Sama (Memorandum of Understanding) 11) Penjaga Pelestarian Kerjasama Pelestarian Kerja Sama selalu berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Surat Perjanjian Kerja Sama dan Tujuan dari Kerja Sama. 12) Penyelesaian Perselisihan Dalam penyelesaian masalah akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat (kesepakatan Bersama) Jika tidak dicapai kata mufakat akan diselesaikan secara hukum sesuai hukum wilayah Negara Republik Indonesia . 13) Addendum Kesepakatan-kesepakatan yang belum tercantum atau Kekeliruan-kekeliruan yang dapat terjadi pada kemudian hari akan diatur dan dimusyawarahkan tidak terlepas dari Perjanjian Kerja Sama. 14) Force Majeure Kesalahan yang diakibatkan karena faktor alam dan diluar kemampuan manusia maka tidak menjadikan terganggunya Perjanjian Kerja Sama. 15) Jangka Waktu Perjanjian Jangka waktu akan diatur dalam pembicaraan dalam pertemuan antara kedua belah pihak dan akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.

16) Penutup Surat perjanjian harus ditandatangani oleh kedua belah pihak beserta saksi-saksi dimana masing-masing akan memiliki asli dari perjanjian tersebut. XI. TATA CARA PENYALURAN DANA INVESTASI PROYEK Setelah semua persyaratan dari Tahap I, II, III sudah disetujui oleh lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan Pemohon Dana maka ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk melakukan pencairan dana pinjaman. Sebelum Lembaga Investasi Proyek kemanusiaan menyalurkan dana untuk pembiayaan modal kerja proyek dari pemohon perlu melakukan klasifikasi terlebih dahulu dalam penggunaan modal kerja tersebut klasifikasi menjadi komponen Modal Kerja, dalam komponen ini dibedakan atas :

1. MODAL KERJA PERMANEN (PERMANNENT WORKING CAPITAL) Adalah Jumlah Aktiva Lancar yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan minimum Jangka Panjang. 2. MODAL KERJA SEMENTARA (TEMPORARY WOIRKING CAPITAL) Adalah jumlah investasi Aktiva Lancar yang berubah-ubah sejalan dengan kebutuhan musiman. Dalam mewujudkan program proyek, hal yang paling penting adalah adanya dana untuk pembiayaan proyek/investasi. Dana dalam penggunaannya dapat diklasifikasikan atas : 1. PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP BERWUJUD Meliputi : Tanah, Bangunan Mesin 2. PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD Meliputi : Biaya-biaya pendahuluan, Biaya-biaya sebelum operasi. 3. MODAL KERJA Yang diartikan sebagai modal kerja brutto (menunjukan semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancar). Dalam menghitung modal kerja digunakan metode yang didasarkan pada waktu yang diperlukan dana sejak keluar kas sampai kembali menjadi kas. Dalam pendanaan terhadap Aktiva harus diperhatikan untuk keseimbangan antara instrumen pendanaan dengan waktu jatuh tempo serta yang sama dan mendekati. Perubahan jangka

pendek atau musiman dalam aktiva lancar serta semua aktiva tetap lainnya akan didanai dengan utang jangka panjang atau dengan ekuitas. Dalam mengawasi penggunaan Dana dapat digunakan laporan perubahan kas (Cash Flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu, serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dan menunjukkan sumber-sumber kas dan penggunaan kas. Jika sudah ada kesepakatan kerja sama antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dengan Pemohon Dana dalam realisasi penyaluran dana dapat digunakan dengan cara bertahap sesuai perjanjian, sedangkan untuk menganalisa perkiraan kas yang akan terjadi dapat digunakan metode-metode penilaian investasi seperti :

A. Metode Pay Back Period (PP) Adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain metode ini merupakan Ratio antara Initial Cash Investment dengan Cash In Flow yang hasilnya merupakan satuan waktu. B. Metode Internal Rate Of Return Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan pada masa yang akan datang atau penerimaan kas dengan pengeluaran investasi awal. C. Metode Net Present Value Metode ini untuk menghitung selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operational maupun aliran kas terminal) pada masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. D. Metode Profitabilty Index Adalah metode yang menggunakan cara dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present Value) dari rencana-rencana penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (Present Value) dari investasi yang telah dilaksanaakan. E. Break Even Point (BEP)

Adalah cara analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel dalam perusahaan/proyek seperti kegiatan, tingkat produksi, biaya dan pendapatan perusahaan. Biaya yang dikeluarkan biasanya untuk membiayai kegiatankegiatan operasi (biaya operasi) yang dibedakan menjadi : 1) 2) 3) Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Semi Variabel

Untuk menentukan jenis metode dalam Investasi harus dilihat dari jenis-jenis proyek maka dapat dipilih salah satu metode atau kombinasi dengan Penilaian-Penilaian Investasi yang sesuai dengan Jenis Proyek. Dalam mengatisipasi kejadian yang tidak diinginkan dalam proses pelaksanaan proyek terhadap dana yang akan diinvestasikan maka ada beberapa yang harus diperhatikan :

A. Pulang Pokok Pulang Pokok merupakan keadaan dimana penerimaan pendapatan perusahaan sama dengan biaya yang ditanggungnya. B. Metode Pulang Pokok Untuk memahami Gambaran Pulang Pokok dapat dibantu dengan grafik. Gambaran Pulang Pokok tiap-tiap Proyek / Perusahaan baru berbeda, hal ini dipengaruhi oleh besarnya Marginal Income dan Biaya Tetap yang mempengaruhi tinggi rendahnya Pulang Pokok Perusahaan. C. Margin Of Safety Dalam pelaksanaan proyek pada di kemudian hari terjadi kegagalan yang berakibat kerugian maka pihak pengelola dana harus mengantisipasi keadaan ini cara-cara alternatif yang dapat diambil dengan cara menggunakan alat hitung yaitu Margin of Safety yang merupakan suatu nilai yang memberikan informasi sampai seberapa jauh tingkat produksi yang direncanakan turun dan perusahaan tidak merugi. D. Titik Tutup Usaha Jika Break Even Point sudah di bawah pada Titik Pulang Pokok yang mengakibatkan kerugian apa yang harus diambil pengelola dana apakah akan melanjutkan usaha, atau jalan yang harus diambil dengan melakukan analisa-analisa yang dapat memberikan jawaban agar supaya kerugian perusahaan tidak semakin besar.

Jika satu wilayah ada 2 usulan proyek atau ada proyek yang bersamaan dan dikelola karena faktor-faktor lain maka perlu ada pemilikan proyek yang lebih didahulukan. Proses pengurutan prioritas ini memiliki beberapa cara : A. Skenario Mutually Exclusive (Saling Meniadakan) Skenario ini menutuskan jika ada proyek yang diputuskan maka usulan proyek lain harus dibatalkan, dan tolak ukur pemutusan proyek yang dipilih dengan cara Net Present Value dan Internal Rate of Return, serta persoalan-persoalan yang siap dihadapi. B. Skenario Contigency (Saling Terkait) Skenario menentukan jika ada proyek yang harus diputuskan untuk dijalankan maka usulan proyek lain juga harus dilaksanakan karena proyek berkaitan erat dengan proyek lainnya.

C. Skenario Independent (Saling Tidak Terkait) Skenario ini tidak ada hubungan yang mempengaruhi antara proyek satu dengan proyek lain, masing-masing proyek itu layak atau siap di realisasikan, atau ditunda karena masing-masing tidak berkaitan. D. Skenario Capital Budget Constrain (Keterbatasan Financial) Jika ada beberapa proyek yang layak dan siap dibangun tetapi dana tidak mencukupi untuk membiayai seluruh proyek maka realisasinya hanya satu atau beberapa proyek saja, tetapi syaratnya adalah : 1) Ketersediaan Dana 2) Rencana dengan sisi dana dengan proyek terkecil 3) Nilai Net Present Value priyek yang paling baik Akibat dari skenario capital Budget Constrain : 1) Mendahulukan proyek yang paling layak tetapi harus menghapus proyek lain karena peluang untuk penundaan tidak ada. 2) Mendahulukan proyek yang paling layak dan menunda proyek - proyek berikutnya untuk waktu yang akan datang. E. Skenario Cost Effectiviness (Biaya Effektif)

Dengan cara pengurutan proyek didasarkan pada sumber daya yang mendesak untuk segera dimanfaatkan sumber daya dapat berupa SDA dan SDM. XII. TATA CARA PENGEMBALIAN PINJAMAN Tahapan dalam pengembalian pinjaman dana dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan memutuskan penerapan jangka waktu proyek, dan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan menggolongkan dalam 2 jenis jangka waktu yaitu : 1. JANGKA MENENGAH Jangka Menengah waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek adalah 1 sampai dengan 5 tahun. Dalam pengembalian pinjaman dana Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan diatur : A. Waktu 1 sampai 5 tahun peminjam dana hanya memberikan keuntungan sesuai yang ada dalam prosentase pembagian keuntungan. B. Waktu 5 sampai 10 tahun peminjam dana membayar angsuran pinjaman dana sebesar 30 %, dan pembagian keuntungan yang sudah diatur pada prosentase pembagian keuntungan. C. Waktu 10 tahun sampai dengan Lunas, dan Peminjam dana membayar angsuran sebesar 70 % sampai dengan lunas serta meberikan pembagian keuntungan sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. 2. JANGKA PANJANG Jangka waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek adalah lebih lama dari 5 tahun. Dalam pengembalian pinjaman dana dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan diatur : A. Waktu 1 sampai 5 tahun peminjam dana hanya membagi laba bersih setelah pajak sesuai yang ada dalam prosentase pembagian keuntungan antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan, Pemilik Dana dan Pengelola Dana. B. Waktu 6 sampai 10 tahun peminjam dana membayar angsuran pinjaman dana sebesar 10 % sampai dengan batas waktu tahap selanjutnya, serta pembagian keuntungan yang sudah diatur pada prosentase pembagian keuntungan Antara Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan, Pemilik Dana dan Pengelola Dana. C. Waktu 11 sampai 15 tahun Peminjam dana akan membayar angsuran dana sebesar 20 % sampai dengan batas waktu tahap selanjutnya dan memberikan pembagian keuntungan sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.

D. Waktu 16 sampai 20 tahun Peminjam dana akan membayar angsuran dana sebesar : 30 % sampai dengan batas waktu tahap selanjutnya dan memberikan pembagian keuntungan sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan E. Waktu 21 sampai dengan 25 tahun. Peminjam dana akan membayar angsuran dana sebesar 40 % sampai dengan batas waktu tahap selanjutnya dan memberikan pembagian keuntungan sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. Tata cara pengembalian dana pembiayaan proyek lebih jelas dibicarakan dalam pertemuan antara pemilik dana dan pemohon dana, selanjutnya akan dicantumkan di dalam Surat Perjanjian Kerjasama.

XIII.

TATA CARA PEMBAGIAN HASIL KEUNTUNGAN

1. TAHAP. PERTAMA : A. Untuk Investor Pemilik Dana sebesar: 55 % Dengan komposisi keuntungan investasi yang diberikan kepada Pemilik Dana dan cicilan pokok investasi dana yang telah dikelola oleh Pengelola Dana. B. Untuk Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan sebesar: 15 % Dengan perincian : 1) 1 % untuk Dewan Pendiri Lembaga 2) 4 % untuk Dewan Kepengurusan Pusat. 3) 5 % untuk Dewan Kepengurusan Wilayah (Propinsi). 4) 5 % untuk Dewan Kepengurusan Cabang (Kabupaten/Kota) C. Untuk Pengelola Dana 30 % sampai dengan seluruh modal yang diinvestasikan telah selesai dikembalikan Sebesar 100 %. 2. TAHAP KEDUA : Bila dalam satu periode di atas seluruh modal telah selesai dikembalikan Sebesar 100 % maka untuk periode ke dua, pembagian bagi hasil dari hasil laba bersih berubah menjadi : A. Untuk Investor Pemilik Dana

40 % Dengan komposisi keuntungan Investasi yang diberikan kepada Pemilik Dana dan cicilan pokok investasi dana yang telah di kelola oleh Pengelola Dana. B. Untuk Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan 15 % Dengan Perincian terdari : 1) 1 % untuk Dewan Pendiri Lembaga 2) 4 % untuk Dewan Kepengurusan Pusat. 3) 5 % untuk Dewan Kepengurusan Wilayah (Propinsi) 4) 5 % untuk Dewan Kepengurusan Cabang (Kabupaten/Kota ). C. Untuk Pengelola Dana 45 % Sampai dengan seluruh modal yang diinvestasikan telah selesai dikembalikan Sebesar 100 %. 3. TAHAP KETIGA : Untuk periode ke tiga dan seterusnya, investor sebagai Pemilik Dana akan menyerahkan sepenuhnya dana investasi kepada Pengelola Dana namun sebagai kompensasinya :

A. Untuk Investor Pemilik Dana 10 % Dengan komposisi keuntungan investasi yang diberikan kepada Pemilik Dana dan cicilan pokok investasi dana yang telah di kelola oleh Pengelola Dana B. Untuk Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan 15 % Yang terdiri dari : 1) 1 % untuk Dewan Pendiri Lembaga 2) 4 % untuk Dewan Kepengurusan Pusat. 3) 5 % untuk Dewan Kepengurusan Wilayah (Propinsi) 4) 5 % untuk Dewan Kepengurusan Cabang (Kabupaten/Kota). C. Untuk Pengelola Dana 75 % Dari laba bersih harus diserahkan kepada seluruh karyawan Pengelola Dana ( di luar Direksi dan Komisaris ) untuk selamanya sebagai penyertaan saham kepemilikan seluruh karyawan Pengelola Dana ( di luar management dan Chief Executive Officer / CEO atau diluar seluruh Direksi dan Komisaris ) Pengelola Dana. Pembagian atas keuntungan tersebut di atas bersifat baku tetapi waktu dalam masing-masing tahap akan di atur lebih lanjut pada saat pertemuan antara Pemilik Dana dengan Pemohon Dana dan akan dicantumkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama.

XIV.

MANFAAT PENGGUNAAN DANA DALAM PELAKSANAAN PROYEK

1. Melaksanakan proyek sesuai dengan surat perjanjian kerjasama antara Pengelola Proyek dengan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan. 2. Penggunakan Dana secara kepantasan dalam proyek tersebut. 3. Melakukan perekrutan karyawan dan penunjukan posisi untuk setiap bagian di dalam tubuh pengelola dana 4. Mengangkat dan memberhentikan karyawan sesuai dengan kebijakan di dalam pengelolaan Dana. 5. Mengevaluasi kinerja dari masing-masing karyawan . 6. Membuat laporan kerja atas pelaksanaan proyek yang harus dilaporkan kepada dewan kepengurusan cabang. Dengan waktu periode setiap 3 (tiga) bulan / setiap kuartal. 7. Membuat laporan keuangan terhadap dana yang sudah dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proyek. 7. Membuat laporan proyek yang dilaporkan kepada pihak pemerintah, Departemen dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan. XV. FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA INVESTASI PROYEK KEMANUSIAAN 1. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan menyetujui dan mengawasi dana yang digunakan untuk pembiayaan proyek yang diajukan pemohon. 2. Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan akan mengawasi dalam pengelolaan dana yang disalurkan. 3. Menyetujui terhadap proyek yang diajukan. 4. Mengevaluasi laporan Kerja dari hasil proyek yang dibuat oleh pengelola dana. 5. Melakukan evaluasi ulang dengan hasil laporan yang dibuat oleh pengelola dana dengan kondisi nyata di lapangan secara riil dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan dan laporan fiktif, jika ditemukan kesalahan dapat diketahui secara dini dan dengan cepat serta dapat diselesaikan secara langsung untuk mengurangi kesalahan selanjutnya. 6. Membuat laporan kerja yang dibuat oleh DKC dilaporkan ke DKW dan dilaporkan ke DKP setiap waktu yang ditentukan. 7. Membuat laporan kerja untuk program selanjutnya. 8. Membuat Laporan Keuangan. Sesuai dengan periode laporan Keuangan dalam Proyek

XVI.

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLA DANA / PROYEK

1. Melaporkan setiap kegiatan / kinerja proyek kepada Lembaga. 2. Pengelola Dana Bertanggungjawab atas dana yang dipinjam

3. Mengawasi dan mengontrol kinerja team. 4. Pengawasan terhadap biaya - biaya yang dapat mengakibatkan tidak terkontrol 5. Mengawasi ketepatan waktu pekerjaan karena akan berdampak pada pembengkakan dana / dana tidak terduga. 6. Progres dari tiap - tiap team terhadap pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan. 6. Effektif dan effisien terhadap material dan pekerjaan.

XVII. FUNGSI PROYEK BAGI MASYARAKAT Hasil dari kegiatan proyek yang sudah atau sedang dilaksanakan pada masyarakat di tingkat Kecamatan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan proyek, dan potensi yang dapat dikembangkan / digali dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia pada masyarakat, dalam pengembangan Sumber daya Manusia pada lingkungan / daerah di sekitar proyek, Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan mengalokasikan dana untuk pengembangan Sumber Daya Manusia yang berasal dari Laba bersih sebesar 10 %. Hal ini merupakan wujud nyata bahwa lembaga tidak hanya berorientasi pada profit tetapi juga pada kegiatan sosial dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Potensi yang menjadi sasaran lembaga seperti : 1. POTENSI SUMBER DAYA ALAM Potensi ini meliputi : A. Pertanian B. Perkebunan C. Pengairan / Irigasi D. Pertambangan E. Kelautan F. Industri G. Perikanan H. Peternakan I. Perdagangan

2. POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA Potensi ini meliputi : A. Pendidikan Masyarakat B. Kesehatan Masyarakat C. Kebersihan Lingkungan Masyarakat D. Keagamaan E. Kebudayaan Penyuluhan Hukum F. Keamanan

G. Gotong Royong H. Infrastruktur I. Penelitian dan Pengembangan

Dari Pengembangan potensi Sumber Daya Alam (Natural Resources) dan Sumber Daya Manusia (Human Resourcse) tersebut, maka usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat daerah khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya dapat terlaksana sesuai dengan Maksud dan Tujuan Lembaga Investasi Proyek Kemanusia

XVIII. PROGRAM UNTUK PROYEK SDA & SDM DI KABUPATEN / KOTA & PROPINSI DALAM WILAYAH INDONESIA
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. NAMA PROPINSI Nanggro Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Riau Kepulauan Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Utara Maluku Irian Barat Papua Tengah Papua Timur TOTAL: IBUKOTA PROPINSI Banda Aceh Medan Padang Pekan Baru Tanjung Pinang Jambi Palembang Pangkal Pinang Bengkulu Tanjung Karang Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Pontianak Palangkaraya Banjarmasin Samarinda Manado Gorontalo Palu Kendari Makasar Mamuju Denpasar Mataram Kupang Sofifi Ambon Manokwari Timika Jayapura JUMLAH KABUPATEN KOTA 17 4 18 9 12 6 9 2 4 2 9 1 10 5 6 1 9 1 8 2 6 4 2 16 9 29 9 4 1 29 9 10 2 13 1 11 2 10 4 5 3 4 1 9 1 9 2 20 3 5 8 1 7 2 15 1 6 2 7 1 14 1 6 1 12 1 353 98

XIX.

PENUTUP

Pengelolaan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pengelolaan bidang lain, usaha Investasi dari Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dibidang ini tidak mungkin dilaksanakan dengan pola pelayanan umum yang standar, melainkan sebagai contoh tingginya potensi konflik Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia antara kepentingan masyarakat dan kepentingan kelompok kecil membuat usaha Investasi ini lebih berupa perjuangan. Oleh karena itu positioning Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan dimata masyarakat menjadi sangat menentukan keberhasilan dan disamping penerapan rencana kegiatan / program - program Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan seperti yang telah diuraikan diatas, perlu pula usaha khusus memperkuat jati diri untuk menanamkan positionis yang menguntungkan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan sebagai Lembaga terpercaya, responsive / dinamis dan tanggap terhadap masalah-masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat. Dipihak lain positionis ini juga merupakan pernyataan Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan untuk menjadi Lembaga yang dipercayai masyarakat dan mampu merespon masalah - masalah Kemanusiaan dan pemberdayaan potensi Sumber Daya Alam (Natural Resources) yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian secara internal Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan perlu mengusahakan budaya kerja/semangat kerja yang responsive yaitu antara lain nilai-nilai budaya kerja yang mengutamakan : jujur, peduli, professional, produktif, inopatif, kreatif dan dinamis. Demikian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga Investasi Proyek Kemanusiaan, dan semoga dalam pengabdian kita semua menjalankan maksud dan tujuannya agar mendapat petunjuk dan izin serta ke-ikhlasan dari Tuhan Yang Maha Esa,......Amin.

Banten, 06 Maret 2006 LEMBAGA INVESTASI PROYEK KEMANUSIAAN KETUA DEWAN PENDIRI

W. GUNAWAN N i l : A . 02

You might also like